OPTIMALISASI SIMDA DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR YANG LEBIH BERKUALITAS Simda Optimization in The Making of Financial Management Kutai District East Kalimantan Province To Be More Qualit
OPTIMALISASI SIMDA DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR YANG LEBIH BERKUALITAS
Simda Optimization in The Making of Financial Management Kutai District East Kalimantan Province To Be More Quality
M. Soleh Pulungan
Peneliti Balitbangda Kukar Provinsi Kaltim Jl. WR. Mongonsidi Komplek Kantor Bupati Gedung Bappeda-Balitbangda Lt.4, Tenggarong E-mail: solehpulungan66@gmail.com Dikirim: direvisi: disetujui:
Abstrak
Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui: 1) Implementasi Simda terhadap pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara; 2) Kesiapan sumber daya manusia yang bertugas mengelola keuangan daerah serta mengetahui permasalahan yang dihadapi; 3) Dukungan dan fungsi Infrastruktur terhadap implementasi Simda di Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini bersifat survey dengan pendekatan penelitian bersifat deskriptif evaluative. Populasi penelitian terdiri dari 18 kecamatan dengan sample penelitian berjumlah 15 kecamatan, yang ditetapkan secara purposive sampling. Hasil kajian Implementasi Simda di Kutai Kartanegara relatif telah cukup tinggi. Semua produk Simda dapat dilakukan diatas rata-rata standard yang ditetapkan regulasi. Kesiapan sumber daya manusia terhadap implementasi Simda di relatif cukup baik. Dukungan jaringan terhadap implementasi Simda sudah cukup tinggi. Software Simda diakui cukup bagus, namun cukup rentan dengan serangan virus. Kata kunci: Simda, keuangan, implementasi, jaringan, regulasi
Abstract
The purpose of this study was to determine: 1) Simda implementation of the financial management area in Kutai regency; 2) Readiness of human resources in charge of managing local finances and knowing the problems faced;
3) Infrastructure and support functions to the implementation Simda in Kutai regency. This study is a survey with a descriptive evaluative research approach. The study population consisted of 18 districts with a total study
sample of 15 districts, which are set by purposive sampling. Implementation results of the study in Kutai Kartanegara Simda have relatively high. All products Simda can do above average standards set regulations. Readiness of human resources for the implementation Simda in relatively good. Network support for implementation Simda already high enough. Software Simda admittedly quite good, but is quite vulnerable to virus attacks. Keywords: Simda, financial, implementation, networking, regulation.
PENDAHULUAN
yang berkaitan pengelolaan keuangan daerah masih tergolong
minim, disamping teknologi sistem Tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah
manajemen keuangan daerah yang dipergunakan dalam reformasi anggaran dan keuangan berdasarkan
(Simda) oleh Kab. Kutai Kartanegara belum didukung peraturan Perundang-undangan yang berlaku sangat
perangkat yang memadai dan keterpaduan perancanaan beragam dan kompleks. Hal ini dapat dimaklumi karena
dan penganggaran dan ketepatan waktu tidak sesuai selain peraturan yang belum difahami oleh semua
dengan yang diharapkan. Selain itu terjadinya perbedaan pegawai yang terlibat dalam system pelaporan keuangan
persepsi terhadap arah pembangunan yang diwujudkan daerah, tetapi lebih dari pada itu adalah kesulitan yang
dalam RAPBD menimbulkan konflik kepentingan antara diakibatkan oleh keseluruhan siklus keuangan
DPRD dan Eksekutif sehingga pengesahan RAPBD Pemerintah Daerah. Mulai dari pengesahan anggaran
sering tertunda. Oleh sebab itu upaya untuk lebih sampai pada penyusunan laporan keuangan yang
mempercepat proses pengesahan anggaran baik pihak disebabkan oleh kompleksitas peraturan, kurangnya
legeslatif harus melakukan dukungan sumber daya manusia yang berkompeten,
eksekutif
maupun
pendekatan yang tegas dalam menerapkan langkah- lemahnya koordinasi, dan tidak memadainya teknologi
langkah yang diperlukan bagi penyelesaian proses yang digunakan.
APBD secara efektif, efisien, dan tepat waktu. Beberapa contoh yang lebih spesifik adalah
Kemampuan pemerintah daerah dalam menangani pengetahuan pegawai dalam memahami isi peraturan
persoalan-persoalan di atas sudah barang tentu berbeda-
Optimalisasi Simda dalam Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang Lebih Berkualitas – M. Soleh Pulungan | 269 Optimalisasi Simda dalam Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang Lebih Berkualitas – M. Soleh Pulungan | 269
Pencairan Dana (SP2D), Surat Tanda Setoran (STS), pengelolaan keuangan yang baik. Seperti halnya
dan formulir-formulir kabupaten Kebumen di Provinsi Jawa Tengah, kota
beserta
register-register,
pengendalian lainnya; 3) Akuntansi dan Pelaporan: Pare-pare, dan kota Takalar di Sulawesi Selatan, serta
Jurnal, Buku Besar, Buku Pembantu, Laporan Realisasi kota Banda Aceh Besar di Provinsi Nangroe Aceh
Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Neraca. Darussalam merupakan contoh pemerintah daerah yang
Program aplikasi Simda ini, juga didukung dengan relative
beberapa buku manual, yaitu: Buku manual system dan pengelolaan keuangan. Daerah-daerah tersebut telah
maju dalam
peningkatan transparansi
Prosedur Anggaran, Buku manual system dan Prosedur menerapkan pendekatan yang komprehensif dan di saat
Penatausahaan, Buku manual system dan Prosedur yang bersamaan mereformasi susunan organisasi
Akuntansi dan Pelaporan, dan Buku Pedoman pengelolaan keuangan serta daya dukung SDM-nya.
Pengoperasian Aplikasi Simda versi 2.1. System Sementara Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
pengelolaan keuangan daerah yang berbasis akural Kalimantan Timur menurut audit BPK juga telah
memerlukan dukungan program yang mampu mengelola berhasil mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian
ribuan transaksi secara cepat, tepat, dan akurat serta (2012).
didukung oleh tersedianya sumber daya manusia yang Dalam rangka mendukung good governance dan
system tersebut sehingga clean governance dalam penyelenggaraan otonomi
mampu
mengelola
menghasilkan capaian target yang maksimal. daerah, perlu diselenggarakan pengelolaan keuangan
Sementara itu dukungan infrastruktur aplikasi daerah secara professional, terbuka dan bertanggung
Simda masih belum optimal karena tidak semua wilayah jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan
SKPD dapat diakses, terutama SKPD yang berada di dalam Undang-Undang. Undang-Undang No.17 tahun
wilayah kecamatan dan kelurahan. Padahal untuk proses 2003 tentang keuangan Negara dan Undang-Undang No.
pengelolaan keuangan daerah dengan menggunakan
1 tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara aplikasi Simda harus didukung oleh adanya akses mewajibkan pemerintah daerah dan satuan kerja
internet.
perangkat daerah selaku pengguna anggaran untuk Berdasarkan uraian di atas, proses pengelolaan menyusun
keuangan daerah di Kabupaten Kutai Kartanegara masih pertanggungjawaban keuangan. Laporan keuangan
dihadapkan pada permasalahan pokok, yang terdiri dari berupa neraca, laporan arus kas, dan catatan atas
masalah sumber daya manusia, masalah peraturan keuangan harus disajikan sesuai peraturan pemerintah
perundang-undangan, dan masalah infrastruktur. 1). No. 24 tahun 2005 tenttang Standar Akuntansi
Masalah sumber daya manusia (SDM); masih lemahnya Pemerintah.
sumber daya manusia yang terlibat dalam proses Pemerintah daerah memerlukan system yang dapat
pengelolaan keuangan daerah dalam memahami menghasilkan laporan keuangan dan informasi keuangan
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan keuangan lainnya secara lebih komprehensif yang meliputi
daerah, sehingga sering kali apa dan bagaimana yang informasi mengenai posisi keuangan daerah, kondisi
telah dilakukan ternyata dinilai salah oleh pihak kinerja keuangan, dan akuntabilitas Pemerintah Daerah.
Inspektorat atau Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 2). System tersebut juga harus mengacu pada Peraturan
Masalah Peraturan Perundang-undangan; Berbagai Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
peraturan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
daerah masih mempunyai potensi multi penafsiran N0. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
sehingga menimbulkan banyak persepsi mengenai tata Keuangan Daerah.
laksana keuangan daerah. 3). Masalah Infrastruktur; Simda merupakan program aplikasi komputer yaitu
penerapan Simda memerlukan akses internet yang baik suatu program aplikasi yang ditujukan untuk membantu
di seluruh wilayah SKPD berada, karena system Simda pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan
yang online mengharuskan seluruh proses keuangan daerahnya secara terintegrasi yang dimulai dari
daerah dilaksanakan secara online, untuk itu fasilitas penganggaran, akuntansi, dan pengelolaan keuangan
untuk mendukung proses keuangan secara online daerahnya. Dengan aplikasi ini, pemda dapat
tersebut harus tersedia dengan baik. Perlu diketahui melaksanakan pengelolaan keuangan daerahnya secara
bahwa sampai saat ini baru beberapa wilayab SKPD terintegrasi, dimulai dari pengenggaran, penata usahaan,
yang mampu mengakses internet. hingga akuntansi dan pelaporannya. Dengan demikian
Tujuan Penelitian kajian ini adalah untuk output dari aplikasi ini adalah sebagai berikut: 1).
mengetahui: 1). Implementasi Simda terhadap Penganggaran: Rencana Kerja Anggaran (RKA),
pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Kutai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), APBD beserta
Kartanegara; 2). Kesiapan sumber daya manusia yang perubahannya, dan Surat Penyediaan Dana (SPD); 2).
bertugas mengelola keuangan daerah serta mengetahui Penatausahaan: Surat Permintaan Pembayaran (SPP),
permasalahan yang dihadapi; 3). Dukungan dan fungsi
270 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 269 - 282
Infrastruktur terhadap implementasi Simda di Kabupaten memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk Kutai Kartanegara. Sedangkan Ruang lingkup kajian ini
men-transfer informasi yang diproses kepada pihak- meliputi seluruh SKPD di kabupaten Kutai Kartanegara
pihak atau aktivitasaktivitas yang akan menggunakan. sebagai rangkaian system pengelolaan keuangan daerah.
Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik SKPD yang dimaksudkan bukan hanya yang dianggap
(feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di dengan standar ruang lingkup pekerjaan yang luas dan
tahap input berikutnya.
kompleks, tetapi termasuk SKPD dengan ruang lingkup Dewasa ini, sistem informasi yang digunakan lebih pekerjaan yang relative kecil dan sederhana seperti
berfokus pada sistem informasi berbasis komputer halnya di Kelurahan dan Desa.
(computer-based information system). Harapan yang Secara teoritis pengertian Simda dalam suatu
ingin diperoleh di sini adalah bahwa dengan penggunaan pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai
teknologi informasi atau sistem informasi berbasis satu sistem berbasis komputer yang menyediakan
komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan
berkualitas, dan tepat waktu, sehingga pengambilan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam
keputusan dapat lebih efektif dan efisien. suatu entitas organisasi formal, seperti Departemen atau
Perkembangan konsep ini masih belum mulus dan Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang dapat
banyak organisasi mengalami kegagalan dalam dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai
aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, pada unit terkecil dibawahnya. Informasi menjelaskan
misalnya: a). kekurangpahaman para pemakai tentang mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya
computer; b). kekurangpahaman para spesialis bidang mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang
informasi tentang bisnis dan peran manajemen; c). relatif sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan
mahalnya harga perangkat computer; serta d). terlalu terjadi dimasa yang akan datang tentang organisasi
berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat tersebut.
membangun sistem informasi secara lengkap sehingga Sistem informasi memuat berbagai informasi
dapat mendukung semua lapisan manajer. penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu
Konsep SIM terus berkembang, Morton, Gorry, yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi.
dan Keen dari Massachussets Institute of Technology Informasi sendiri mengandung suatu arti yaitu data yang
(MIT) mengenalkan konsep baru yang diberi nama telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
Systems - DSS). DSS adalah sistem yang menghasilkan Data sendiri merupakan faktafakta yang mewakili suatu
informasi yang ditujukan pada masalah tertentu yang keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di
harus dipecahkan atau keputusan yang harus dibuat oleh dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak
manajer. Perkembangan yang lain adalah munculnya dapat langsung digunakan untuk pengambilan
aplikasi lain, yaitu Otomatisasi Kantor (office keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar
automation - OA), yang memberikan fasilitas untuk dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan
meningkatkan komunikasi dan produktivitas para keputusan.
manajer dan staf kantor melalui penggunaan peralatan Informasi harus dikelola dengan baik dan memadai
elektronik.
agar memberikan manfaat yang maksimal. Penerapan Belakangan timbul konsep baru yang dikenal sistem informasi di dalam suatu organisasi dimaksudkan
dengan nama Artificial Intelligence (AI), sebuah konsep untuk memberikan
dengan ide bahwa komputer bisa diprogram untuk dibutuhkan, khususnya oleh para pengguna informasi
melakukan proses lojik menyerupai otak manusia. Suatu dari berbagai tingkatan manajemen. Sistem informasi
jenis dari AI yang banyak mendapat perhatian adalah yang digunakan oleh para pengguna dari berbagai
Expert Systems (ES), yaitu suatu aplikasi yang tingkatan manajemen ini biasa disebut sebagai: Sistem
mempunyai fungsi sebagai spesialis dalam area tertentu. Informasi Manajemen.
Semua konsep di atas, baik PDE, SM, OA, DSS, Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar
EIS, maupun AI merupakan aplikasi pemrosesan di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input),
informasi dengan menggunakan komputer dan bertujuan pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga
menyediakan informasi untuk pemecahan masalah dan aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang
pengambilan keputusan.
dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, Semakin meningkat saling ketergantungan antara pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan
rencana strategis instansi, peraturan dan prosedur disatu menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan
sisi dengan sistem informasi (software, hardware, di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik
database , dan telekomunikasi) disisi yang lainnya. yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan
Perubahan di satu komponen akan mempengaruhi sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk
komponen lainnya. Hubungan ini menjadi sangat kritikal mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk yang lebih
manakala manajemen ingin membuat rencana ke depan.
Optimalisasi Simda dalam Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang Lebih Berkualitas – M. Soleh Pulungan | 271
Aktivitas apa yang akan dilakukan lima tahun ke depan Catatan atas laporan keuangan pemerintah, sebagai biasanya juga sangat tergantung kepada sistem apa yang
komponen dalam laporan keuangan pokok dimaksudkan tersedia untuk dapat melaksanakannya. Sebagai contoh,
agar laporan keuangan dapat difahami oleh pembaca peningkatan produktivitas kerja para pegawai sangat
secara luas, tidak terbatas hanya pembaca tertentu tergantung pada jenis dan kualitas dari sistem informasi
ataupun manajemen entitas pelaporan. Oleh karena itu organisasi.
laporan keuangan mungkin mengandung informasi yang Jaringan yang terluas dan terbesar yang digunakan
dapat mempunyai potensi kesalahfahaman di antara adalah internet. Hampir setiap orang di seluruh dunia ini,
pembaca (multi tafsir).
baik yang bekerja di dunia sains, pendidikan,
1. Menurut Penelitian-penelitian sebelumnya. pemerintah, maupun kalangan pebisnis menggunakan
Moonitz menyatakan disclosure sebagai postulat jaringan internet untuk bertukar informasi atau
imperative. Selain itu dia mengungkapkan “That which melakukan transaksi bisnis dengan orang atau organisasi
is necessary to make them (accounting reports) not lain di seluruh dunia. Internet menciptakan platform
merupakan informasi teknologi baru yang universal. Teknologi internet ini
misleading) ”. Disclosure
keuangan yang relevan baik itu yang masuk dalam mampu mempertajam cara bagaimana sistem informasi
bagian utama laporan keuangan atau di luarnya, digunakan dalam bisnis dalam kehidupan sehari-hari.
termasuk metode-metode yang digunakan dalam laporan Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan
keuangan di mana terlebih dahulu dari satu pilihan, penggunaan internet, di antaranya adalah untuk;
termasuk itu metode yang inovatif diluar konvensional. Komunikasi dan kolaborasi, Akses data dan informasi,
(Wolk, Tearney, and Dodd, 2000). Partisipasi dalam diskusi, Supply informasi, Hobi atau
Adapun Peraturan yang menyangkut Pengelolaan bersenang-senang (entertainment), dan Pertukaran
keuangan:
transaksi bisnis.
a. PP No. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan Pertumbuhan yang pesat di teknologi komputer
dan kinerja Institusi Pemerintahan dan jaringan, termasuk teknologi internet telah
b. PP No. 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi mengubah struktur organisasi yang memungkinkan
Keuangan Pemerintahan
secara instan informasi didistribusi di dalam dan di luar
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 organisasi. Kemampuan ini dapat digunakan untuk
tentang pedoman pengelolaan keuangan Pemerintah mendesain ulang dan mempertajam organisasi,
Daerah
mentransfer struktur organisasi, ruang lingkup
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 tahun 2007 organisasi, melaporkan dan mengendalikan mekanisme,
tentang pedoman pengelolaan keuangan Pemerintah praktik-praktik kerja, arus kerja, serta produk dan jasa.
Daerah;
Pada akhirnya, proses bisnis yang dilakukan secara
e. Peraturan Daerah No. 2 tahun 2005 tentang pokok- elektronis membawa organisasi lebih dikelola secara
pokok keuangan daerah;
digital, yang membawa dampak pada hal-hal sebagai
f. Peraturan Daerah No. 18 tahun 2004; berikut: (a). Organisasi semakin ramping; Organisasi
g. Peraturan Daerah No. 16 tahun 2006; yang gemuk dan birokratis lebih sulit untuk mengikuti
h. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No. perubahan yang pesat dewasa ini, kurang efisien, dan
11 tahun 2008;
tidak dapat kompetitif. Oleh karenanya, banyak model
i. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No. organisasi ini sekarang dirampingkan, termasuk jumlah
12 tahun 2008;
pegawainya dan tingkatan hirarkis manajemennya. (b). j. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No. Pemisahan pekerjaan dari lokasi; Teknologi komunikasi
15 tahun 2008;
telah mengeliminasi jarak sebagai satu faktor yang harus k. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No. dipertimbangkan dalam pekerjaan.
16 tahun 2008;
Sistem Informasi dalam Pelaporan Keuangan l. Peraturan Bupati No. 1 tahun 2012 tentang Pemerintah di Indonesia, banyak diatur dalam Peraturan
pengelolaan keuangan daerah. Perundangan seperti dalam PP No. 8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja institusi
METODE PENELITIAN
pemerintahan, yang secara detail diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 tentang Standar
Penelitian ini bersifat survey dengan pendekatan Akuntansi Keuangan Pemerintahan. Di samping itu,
penelitian bersifat deskriptif, evaluative. Penelitian Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006
deskriptif dimaksudkan untuk mengukur secara cermat tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang
terhadap fenomena permasalahan pengelolaan keuangan telah diperbaharui dengan Permendagri No 59 tahun
yang didasarkan pada sejauh mana implementasi Simda. 2007 ikut memberikan pedoman bagi praktek akuntansi
Sedangkan menurut Nazir (1999), penelitian deskriptif pengelolaan keuangan ditingkat daerah.
adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat, sedangkan studi analitis, ditujukan untuk
272 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 269 - 282 272 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 269 - 282
seperti penganggaran, pendukung (data skunder) adalah terkait dengan data
keuangan
pemerintah
penatausahaan dan akuntansi serta pelaporan. Evaluasi series terkait pelaksanaan Simda di kabupaten Kutai
terhadap implementasi Simda dilakukan dengan Kartanegara pada tahun 2008 atau 2009 sejak
membandingkan waktu standard dan waktu faktual diberlakukannya System Informasi Manajemen Daerah.
setiap proses penyelesaian satu produk Simda. Waktu Lokasi Penelitian berada di wilayah Kutai
standard adalah waktu penyelesaian output standard Kartanegara dengan populasi sebanyak 18 kecamatan.
berdasarkan peraturan yang telah digariskan pemerintah, Sementara itu, sampel penelitian 15 kecamatan yang
yaitu Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Sedangkan ditetapkan secara purposive sampling, yang terdiri dari:
waktu faktual adalah waktu penyelesaian output rata-rata Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Loa
yang riil dihasilkan responden dalam satu SKPD. Kulu, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Sebulu,
Perbandingan waktu faktual dan waktu standar Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Sanga-sanga,
akan menentukan tingkat implementasi Simda, dengan Kecamatan Aggana, Kecamatan Samboja, Kecamatan
asumsi bahwa; a) jika waktu standar lebih lama Marang Kayu, Kecamatan Muara Badak, Kecamatan
dibanding waktu faktual, maka Simda telah dapat Muara Jawa, Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan
diimplementasikan dengan baik. b) Jika waktu faktual Muara Muntai, Kecamatan Muara Wis, dan Kecamatan
lebih lama dibanding waktu standard, maka Simda Kenohan.
belum dapat diimplementasikan dengan baik. Masing-masing kecamatan diwakili oleh person
Implementasi Simda yang pertama adalah yang bersinggungan langsung dengan implementasi
impelementasi dari aspek Penganggaran, yang meliputi Simda, yang terdiri dari pengguna, operator dan
proses pembuatan Rencana Kerja Anggaran (RKA), administrasi Simda. Metode pengumpulan data dengan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), dan Surat cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang
Penyediaan Dana (SPD). Tabel 1. berikut ini telah ditentukan jumlahnya. Responden dipilih
menggambarkan implementasi Simda dari Aspek berdasarkan stratified sampling random. Dimana
Penganggaran.
responden penelitian adalah seluruh Kasubbag Keuangan dan Bendahara pengeluaran di SKPD Pemkab
Tabel 1. Implementasi Simda pada Aspek Kutai Kartanegara dengan rincian. Dengan demikian
Penganggaran total sampel penelitian adalah sebanyak 152 responden. Selain itu, penelitian ini juga melakukan interview
Waktu Waktu dengan beberapa informan kunci (key informan) para
Standard Faktual implementator Simda. Penentuan informan kunci
Output
(Hari) (Hari)
6 2,97 memperhatikan aspek keterwakilan implementator
dilakukan secara purposive (sengaja), dengan
Rencana Kerja
Anggaran (RKA)
Simda, yang terdiri dari administraror, operator, dan
6 2,39 pejabat pengelola keuangan di Kabupaten Kutai
Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA)
Kartanegara.
7 3,45 Analisa data yang digunakan adalah analisis
Surat Penyediaan Dana
(SPD)
kualitatif dan kuantitatif. Analisa kualitatif adalah Sumber: Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Hasil dengan menganalisa kecenderungan tingkat presentasi
Pengolahan Data Primer, 2012
terkait fenomena yang terjadi. Hasil yang diperkirakan adalah dapat mengetahui sejauh mana tingkat
Tabel 1. memperlihatkan bahwa Implementasi keberhasilan program Simda dalam proses manajemen
Simda dari aspek penganggaran berada pada tingkat pengelolaan keuangan daerah Kutai Kartanegara.
yang relatif tinggi. Proses pembuatan RKA dan DPA rata-rata tertimbang memerlukan waktu 2,97 dan 2,39
HASIL DAN PEMBAHASAN
hari dari waktu standard 6 hari dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Proses pembuatan SPD rata-rata
Hasil penelitian mengacu kepada hasil jawaban tertimbang hanya memerlukan 3,45 hari dari waktu kuesioner yang disebar kepada responden untuk
standard 7 hari dalam Permendagri Nomor 13 Tahun mengungkapkan
2006. Dari ketiga proses dan jenis produk Simda dari pengelolaan keuangan di Kabupaten Kutai Kartanegera.
aspek penganggaran, maka pembuatan DPA adalah yang Implementasi Simda yang terungkap dari jawaban
paling tinggi tingkat implementasinya. Dengan responden tersebut, akan dikelompokkan ke dalam tiga
demikian dapat diputuskan bahwa semua proses hasil pokok yaitu: 1) Implementasi Simda, 2) Kesiapan
pembuatan produk Simda dari aspek penganggaran telah Sumberdaya Manusia, dan 3) Dukungan dan Fungsi
berada di bawah waktu standard yang ditetapkan oleh Infrastruktur.
Optimalisasi Simda dalam Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang Lebih Berkualitas – M. Soleh Pulungan | 273
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, yaitu di bawah 6 Tabel .3 Implementasi Simda pada Aspek Akuntansi dan 7 hari.
dan Pelaporan Implementasi
Simda yang
kedua adalah
implementasi pada aspek penatausahaan, yang meliputi Waktu Waktu proses pembuatan Surat Perintah Pembayaran (SPP),
Standard Faktual Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah
Output
(Hari) (Hari) Penyediaan Dana (SP2D), dan Surat Tanda Setoran.
SKPD
2,20 setiap
Tabel 2. berikut ini perbandingan waktu tertimbang
1. Jurnal
2,11 penatausahaan.
proses pembuatan
Simda dari
aspek
2. Buku Besar
3. Buku Pembantu
Tabel 2. Implementasi Simda pada Aspek Non 8,13
4. Laporan
Realisasi
Penatausahaan Standard
Anggaran
5. Laporan Arus
6 Bulan - Surat Perintah
setelah TA Pembayaran (SPP)
berakhir Surat Perintah
Sumber: Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Hasil Membayar (SPM)
Pengolahan Data Primer, 2012
Surat Perintah
Penyediaan Dana Tabel di atas memberikan gambaran bahwa semua (SP2D)
proses pembuatan produk Simda dari aspek akuntansi Surat Tanda Setoran
dan pelaporan, yang meliputi jurnal sampai dengan (STS)
neraca memerlukan waktu di bawah 9 hari. Waktu Sumber: Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Hasil
tersingkat adalah 2,11 hari untuk pembuatan buku besar, Pengolahan Data Primer, 2012
sedangkan waktu terlama adalah 8,13 hari untuk pembuatan Laporan Realisasi Anggaran. Namun, semua
Tabel 2. memberikan gambaran bahwa proses produk akuntansi dan pelaporan ini, memerlukan waktu pembuatan Surat Perintah Pembayaran (SPP) adalah
jauh di bawah standard pembuatan LKPD yang yang paling tinggi tingkat implementasinya, dengan
mencapai 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir. waktu 1,31 hari. Setelah itu adalah proses pembuatan
Jika mengacu pada hasil penelitian ini dapat Surat Perintah Membayar (SPM) dengan waktu 1,46
dikatakan bahwa implementasi Simda di Kabupaten hari. Proses pembuatan SP2D di sisi lain memerlukan
Kutai Kartanegara relatif telah cukup tinggi. Semua waktu yang paling lama, yaitu 1,64 hari, dan kemudian
produk Simda dapat dilakukan di bawah rata-rata diikuti proses pembuatan Surat Tanda Setoran (STS)
standard yang ditetapkan dalam Permendagri Nomor 13 dengan waktu 1,57 hari. Meski demikian semua proses
Tahun 2006. Namun, produk Simda ini adalah produk pembuatan produk Simda dari aspek penatausahaan,
parsial yang dihasilkan oleh Simda SKPD. Artinya, telah berada di bawah waktu standard yang ditetapkan
bukan produk lanjutan berupa LKPD yang dihasilkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, yaitu di bawah 2
oleh bagian keuangan sekretariat daerah. LKPD masih hari (< 2 hari).
memerlukan proses lebih lanjut, berupa pengumpulan Implementasi Simda pada aspek akuntansi dan
data dari seluruh SKPD termasuk sistem pertanggungan pelaporan mencakup beberapa produk seperti jurnal,
jawaban keuangan lainnya seperti pengelolaan aset dan buku besar, buku pembantu, laporan realisasi kas,
pengelolaan keuangan non kas.
laporan arus kas, dan neraca. Tidak ada standard waktu Selanjutnya sumber daya manusia merupakan yang ditetapkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
bagian terpenting dalam implementasi Simda. Kesiapan Namun, produk Simda dari aspek akuntansi dan
sumber daya manusia untuk mengimplementasikan pelaporan ini digunakan oleh bagian keuangan
Simda di Kabupaten Kutai Kartanegara mencakup Sekretariat Daerah untuk pembuatan Laporan Keuangan
beberapa hal, yaitu; 1) Karaktersitik responden Pemerintah Daerah (LKPD).
pengelola Simda, 2) Pengetahuan dan Skill sumber daya manusia dalam pengoperasian Simda.
Karakterisitik Responden Pengelola Simda
Pengelola Simda yang terdiri atas administrator, operator dan pengguna yang menjadi responden
274 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 269 - 282 274 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 269 - 282
F 5 6 19 30 komposisi 90,8% berbanding 9,2% Non PNS, seperti
Sangat
20.7% 23.8% 25.2% terlihat pada Tabel 4.4. Untuk kelompok PNS terdapat
Tahu
10 orang administrator, 25 orang operator dan 73 orang
F 10 29 80 119
Jumlah
pengguna Simda. Sedangkan untuk kelompok non PNS
100.0% 100.0% 100.0% terdapat 4 orang operator dan 7 orang pengguna Simda.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012 Kesiapan
pengoperasian Simda, salah satunya adalah pengalaman Pengetahuan responden dari aspek peganggaran pengelola. Kesiapan SDM memberikan gambaran
meliputi pengetahuan responden tentang Rencana Kerja bahwa mayoritas pengelola Simda di Kabupaten Kutai
Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran Kartanegara memiliki pengalaman 2 tahun, yaitu 47,9%.
(DPA), APBD beserta Perubahannya, dan Surat Data ini mengindikasikan bahwa pengelola Simda relatif
Penyediaan Dana (SPD). Semakin lengkap responden memiliki pengalaman yang cukup, bahkan terdapat
mengetahui komponen pada aspek penganggaran ini, beberapa pengelola yang memiliki pengalaman di atas 2
maka semakin berpengetahuan responden tersebut. tahun, sebanyak 10,9%. Pengalaman belum lengkap jika
Tabel 4. menggambarkan bahwa pengetahuan tidak disertai dengan pendidikan untuk melihat
pengelola dalam mengimplementasikan Simda dari gambaran kesiapan pengelola dalam mengopersikan
aspek pengganggaran relatif cukup. Keputusan ini Simda. Tabel 4.6 berikut ini akan memberikan
diambil mengingat mayoritas responden mengetahui gambaran hal tersebut.
dengan cukup lengkap komponen-komponen dalam Hasil analisis memberikan gambaran bahwa
aspek penganggaran yang dapat dilakukan dengan pendidikan pengelola Simda relatif cukup tinggi,
Simda, yaitu: Rencana Kerja Anggaran (RKA), mengingat mayoritas pengelola adalah sarjana S1
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), APBD beserta sebanyak 45,4% dan S2 sebanyak 8,4%, yang jika
Perubahannya, dan Surat Penyediaan Dana (SPD). dijumlah adalah sebesar 53,8%. Pengelola yang
Sebaran responden yang tahu dan sangat tahu berpendidikan SMA di sisi lain berjumlah lebih rendah,
implementasi Simda dari aspek penganggaran adalah yaitu hanya 46,2%. Artinya dari aspek pendidikan, para
60,5%. Sedangkan responden yang kurang tahu dan pengelola Simda dapat dikatakan siap dalam
tidak tahu hanya sebanyak 39,5% mengimplementasikan Simda.
Selain pengetahuan dari aspek penganggaran, Pengetahuan tentang Simda dibagi menjadi
pengetahuan tentang implementasi Simda juga dapat beberapa
dilihat dari aspek penatausahaan. Implementasi Simda penatausahaan, dan aspek akuntansi serta pelaporan.
aspek, yaitu:
aspek
penganggaran,
dari aspek penatausahaan terdiri dari Surat Permintaan Jawaban kuesioner yang disediakan untuk ketiga aspek
Pembayaran (SPP), Surat Perintah Pencairan Dana tersebut adalah; tidak tahu, kurang tahu, tahu, dan sangat
(SP2D), Surat Tanda Setoran (STS), dan Register serta tahu. Masing-masing aspek memiliki beberapa
Formulir Pengendalian Lainnya. Semakin lengkap komponen yang harus diketahui oleh responden untuk
responden mengetahui komponen pada aspek dapat mengimplementasikan Simda dengan optimal.
penganggaran ini, maka semakin berpengetahuan Semakin lengkap responden mengetahui komponen
responden tersebut. Sebaliknya, semakin banyak pada tiga aspek Simda ini, maka semakin
komponen yang tak diketahui responden dalam berpengetahuan responden tersebut. Sebaliknya semakin
penatausahaan, maka semakin kurang pengetahuan tidak lengkap, maka pengetahuan responden cenderung
responden tersebut.
semakin rendah. Hasil analisis akan menggambarkan pengetahuan pengelola tentang implementasi Simda dari aspek
Tabel 4. Pengetahuan Responden Pengelola operasianal penatausahaan berdasarkan peran responden dalam Simda dari Aspek Penganggaran
Simda, yaitu administrator, operator dan pengguna Simda. Juga mengambarkan bahwa pengetahuan
Pengetahuan Peran dalam Simda pengelola dalam implementasi Simda dari aspek Responden
Administrator Operator Pengguna penatausahaan relatif kurang, mengingat mayoritas responden tidak dan kurang mengetahui dengan cukup
Total
Tidak Tahu
komponen-komponen dalam aspek %
lengkap
penatausahaan yang dapat dilakukan dengan Simda. Kurang
F 4 11 29 44 Sebaran responden yang tidak tahu dan kurang tahu Tahu
implementasi Simda dari aspek penatausahaan adalah 51,7%, berbanding 48,3% responden yang tahu dan
F 1 12 29 42
Tahu
sangat tahu.
pengetahuan tentang implementasi Simda adalah akuntansi dan pelaporan.
Optimalisasi Simda dalam Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang Lebih Berkualitas – M. Soleh Pulungan | 275
Komponen dalam aspek akuntansi dan pelaporan adalah pasca pengoperasian. Pelatihan dilakukan oleh penyedia Junal, Buku Besar, dan Buku Pembantu, Buku Kas
Layanan Simda dalam hal ini adalah BPKP. Hal ini Pembantu, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus
diakui oleh para responden sebagaimana pada Tabel 5. Kas, dan Neraca. Selanjutnya Hasil analisis tentang
Tabel 5. memberikan gambaran bahwa mayoritas pengetahuan pengelola tentang implementasi Simda dari
responden telah memperoleh pelatihan dari penyedia aspek akuntansi dan pelaporan mengambarkan bahwa
layanan Simda. Tercatat 88,2% telah memperoleh pengetahuan pengelola dalam implementasi Simda dari
pelatihan. Selebihnya, terdapat 11,8% yang belum aspek akuntansi dan pelaporan adalah sangat baik,
mendapatkan pelatihan. Angka 11,8% responden yang mengingat mayoritas responden tahu dan sangat tahu
pelatihan, mendapatkan dengan cukup lengkap komponen-komponen dalam
belum
mendapatkan
pengetahuan dan skill pengimplementasian Simda dari aspek akuntansi dan pelaporan yang dapat dilakukan
rekan kerja yang telah mendapatkan pelatihan. Pelatihan, dengan Simda. Sebaran responden yang sangat tahu dan
idealnya dapat meningkatkan pengetahuan dan tahu implementasi Simda dari aspek akuntansi dan
keterampilan pengoperasian Simda. pelaporan adalah 70,6%, berbanding 29,4% responden
Skill pengelola Simda diperlukan saat muncul yang kurang tahu dan tidak tahu.
berbagai masalah teknis dalam pengoperasian software Berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden
ini. Berdasarkan rekapitulasi, meski tidak terlalu sering, tentang pengetahuan dari ketiga aspek implementasi
namun masalah teknis bisa saja muncul. Hasil analisis Simda, dapat diketahui bahwa pengetahuan pada dua
memberikan gambaran bahwa mayoritas pengelola aspek relatif baik dan sangat baik, yaitu aspek
Simda pernah mengalami masalah teknis, yaitu 97,4%. penganggaran dan akuntansi serta pelaporan. Sementara
Angka 97,4% mencerminkan bahwa software ini relatif aspek penatausahaan relatif tidak sebaik pengetahuan
cukup baik, apalagi hanya 7,6% yang menyebutkan responden pada dua aspek lainnya.
bahwa sering terjadi masalah teknis. Laiknya sebuah Skill pengoperasian Simda meliputi pelatihan dan
software , pasti mengandung kelemahan dan tidak
Tabel 5. Partisipasi Responden dalam Pelatihan Selama Pengoperasian Simda
Partisipasi dalam
Peran dalam Simda
Total Pelatihan
F 1 3 8 12 Tidak
F 10 29 80 119 Jumlah
100.00% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
manfaat yang diperoleh dari pelatihan untuk mungkin bisa sempurna. Angka masalah teknis yang peningkatan skill pengelola sehingga diperoleh sumber
hanya 7,6% adalah angka yang relatif kecil untuk sebuah daya manusia yang siap mengoperasikan Simda.
software.
Sementara pengoperasian Simda sendiri bukan hanya Masalah teknis yang muncul, meski kecil namun mencakup aspek pengimplementasiannya yang berupa
tetap memerlukan antisipasi. Antisipasi pertama adalah penganggaran, penatausahaan, dan akuntansi serta
mengetahui jenis masalah teknis yang paling sering pelaporan saja, tetapi juga mencakup penanganan dini
muncul. Data berikut ini adalah jenis masalah teknis jika implementasi Simda bermasalah.
yang muncul saat pengoperasian Simda. Pelatihan dilakukan bukan hanya saat awal dimulainya penggunaan Simda, tetapi juga dilakukan
276 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 269 - 282
Tabel 6. Jangka Waktu Pembuatan Laporan dalam Implementasi Simda
Peran dalam Simda
Jangka Waktu Total
F 7 26 71 104 Harian
F 3 2 6 11 Mingguan
F 0 1 3 4 Bulanan
F 10 29 80 119 Jumlah
100.0% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
Sumber: Kepmendagri Nomor 13 Tahun 2006.
Gambar 1. Proses Akuntansi dan Pelaporan SKPD
Jenis masalah teknis yang paling sering muncul atau bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan jika ternyata adalah virus (70,6%), selanjutnya tidak tahu
terdapat masalah teknis saat Simda dioperasikan. Data (17,6%), dan Operating System (OS) dengan 6,7%.
berikut ini akan menggambarkan skill pengelola, jika Software Simda sendiri malah hanya memunculkan
mengalami masalah teknis dalam mengoperasikan masalah teknis yang paling kecil, yaitu 5%. Artinya
Simda.
software ini sebenarnya cukup baik dan ideal untuk Mayoritas pengelola memanggil teknisi, yaitu implementasi Simda.
38,7% saat terjadi masalah teknis dalam pengeoperasian Terkait dengan skill atau keterampilan pengelola
Simda. Bahkan, terdapat 32,8% pengelola yang Simda, maka cara mengatasi jika terjadi masalah teknis
membiarkan saja jika terjadi masalah. Hanya sedikit di adalah salah satu faktor yang dapat menunjukkan skill
antara responden yang mencoba memperbaiki sendiri pengelola. Jika skill pengelola cukup baik, maka
atau bertanya kepada teman, masing-masing 5% dan pengelola bisa saja memperbaiki sendiri atau bertanya
3,4%. Data ini menunjukkan bahwa skill dan inisitaip dengan teman atau rekan yang pernah mengalami
pengelola relatif masih lemah.
masalah teknis sejenis. Sebaliknya, jika skill kurang atau Hasil analisis memberikan gambaran bahwa tidak, pengelola Simda cenderung akan membiarkan
mayoritas pengelola Simda memiliki masalah nonteknis
Optimalisasi Simda dalam Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang Lebih Berkualitas – M. Soleh Pulungan | 277 Optimalisasi Simda dalam Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang Lebih Berkualitas – M. Soleh Pulungan | 277
tersebut.
pengelola Simda (25,2%). Data ini mengisyaratkan Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa bahwa masalah nonteknis bisa muncul yang disebabkan
terdapat empat bagian dalam setiap proses akuntansi dan oleh faktor internal pengelola. Artinya, meski masalah
pelaporan, yaitu akuntansi penerimaan dan pengeluaran nonteknis relatif kecil, namun perlu diantisipasi dengan
kas, akuntansi aset, dan akuntansi selain kas. Dari ke memperbaiki kinerja internal dari dalam pengelola
empat bagian akuntansi tersebut, akuntansi aset adalah sendiri.
bagian yang paling rumit mengingat proses Mengacu pada kesiapan Sumberdaya manusia
pekerjaannya bersifat kontinyu. Akuntansi aset inilah pengelola Simda, dapat dikatakan cukup baik. Hal ini
letak kelemahan Kabupaten Kutai Kartanegara. terlihat dari rata-rata pengalaman pengelola yang cukup
Perolehan predikat disclaimer lebih banyak disebabkan tinggi ( > 2 tahun) dan pendidikan yang cukup tinggi
karena akuntansi aset, dipandang oleh BPK masih (rata-rata S1). Rata-rata responden juga memiliki
bermasalah.
pengatahuan yang cukup tentang Simda, terutama untuk Pengamatan peneliti, akuntansi aset memerlukan aspek akuntansi dan pelaporan. Pengetahuan responden
sumber daya manusia yang memiliki spesifikasi khusus dari aspek penganggaran dan penatausahaan, meski
dari bidang akuntansi. Selain itu juga dilatih secara sudah cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan. Skill
khusus pada
bidang
akuntansi pemerintahan.
Tabel 7. Jenis Jaringan yang Digunakan dalam Simda
Peran dalam Simda
Jangka Waktu Total
F 2 14 27 43 Lainnya
F 10 29 80 119 Jumlah
100.0% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
Tabel 8. Frekuensi Penggunaan Fasiltas Teleconference Simda
Peran dalam Simda
Jangka Waktu Total
F 10 25 75 110 Sering
F 0 4 5 9 Pernah
F 10 29 80 119 Jumlah
100.0% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
para pengelola juga perlu ditingkatkan mengingat Penempatan petugas yang khusus menangani akuntansi sebagian besar responden kurang memiliki inisiatif
aset juga harus kontinyu, mengingat spesifikasi untuk mencoba mengatasi masalah saat pengoperasian
pekerjaan ini saling berhubungan setiap tahunnya. Simda sedang bermasalah.
Minimal, mutasi hanya dapat dilakukan pada instansi Simda pada dasarnya akan mengefisiensikan dan
yang berbeda, namun tetap pada tupoksi akuntansi aset. mengefektifkan berbagai proses akuntansi dan pelaporan
Hindari sedapat mungkin penempatan pegawai yang
278 | Jurnal Bina Praja | Volume 6 Nomor 4 Edisi Desember 2014: 269 - 282
Tabel 9. Masalah Software Simda
Peran dalam Simda
Jangka Waktu Total
Pengguna Kesulitan Memproteksi Virus
47.5% 44.5% Fitur Software Kurang Familiar
27.5% 25.2% Tindak Menguasai Semua Aplikasi
F 10 29 80 119 Jumlah
100.0% 100.0% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
tidak sesuai keahlian atau berasal pada tupoksi yang sepenuhnya muncul dari kelemahan software Simda, tidak segaris dengan tupoksi asets.
namun dari eksternal berupa virus. Kesiapan daya dukung dan fungsi infrastuktur
Simda tidak terlepas dari dalam implementasi Simda mencakup jenis jaringan,
Implementasi
kelengkapan hardware yang digunakan. Terdapat dua fasilitas teleconference, software, hardhare, rasa
kelompok kelengkapan hardware yang digunakan, yaitu memiliki, upaya pengoptimalisasian Simda, dukungan
dan spesifikasi jaringan. finansial, pemeriksaan rutin, koordinasi dan evaluasi
spesifikasi
hardware
Kelengkapan Hardware mencakup processor, Random Simda, strategi perlindungan terhadap Simda.
Access Memory (RAM), Harddisk, VGA Card, dan Jenis jaringan yang digunakan oleh Kabupaten
spesifikasi hardware lainnya. Sedangkan spesifikasi Kutai Kartanegara dalam Simda terdiri dari WAN, FO
jaringan meliputi LAN, WAN, Tower dan Server. Data dan jenis jaringan lainnya. Berdasarkan data yang
berikut ini akan memberikan gambaran tentang dihimpun penelitian ini, jenis jaringan yang paling
spesifikasi hardware dan jaringan yang digunakan banyak dipakai adalah WAN dengan 42,9%, sementara
Simda Kutai Kartanegara.
jenis jaringan FO hanya digunakan oleh 21%. Tabel Hasil Penelitian menyebutkan bahwa mayoritas berikut ini memberikan gambaran lengkap tentang jenis
(51,3%) pengguna Simda di Kabupaten Kutai jaringan yang digunakan Simda di Kabupaten Kutai
Kartanegara menyebutkan bahwa kelengkapan hardware Kartanegara.
yang digunakan adalah cukup dan sangat lengkap. Simda yang digunakan di Kab. Kukar juga
Sebagian pengguna Simda lainnya (48,7%) menyatakan memberikan fasilitas teleconference. Pemanfaatan
sebaliknya, yaitu kurang lengkap. Penggunaan Simda fasilitas ini sudah dilakukan oleh para pengguna Simda,
juga didorong oleh sikap dan perilaku pengguna yang bahkan dapat dikatakan sudah dapat dimanfaatkan
tercermin dari rasa memiliki Simda dari para secara maksimal. Tabel berikut ini akan memberikan
penggunanya.
gambaran penggunaan fasilitas teleconference oleh Kurangnya optimalisasi Simda sejalan dengan pengguna Simda.
persepsi para pengguna, yang beranggapan bahwa Terkait dengan software Simda, terdapat beberapa
dukungan finansial dalam pemanfaatan Simda relatif hal yang menjadi masalah, yaitu kesulitan memproteksi
masih kurang. Hal ini digambarkan oleh data berikut ini virus, kurang familiar dengan software Simda, dan tidak
yang menyebutkan bahwa 46,2% pengguna merasa menguasai semua aplikasi Simda. Tabel 9. memberikan
kurangnya dukungan finansial untuk pemanfaatan gambaran bahwa masalah yang sering muncul saat
Simda. Meskipun demikian terdapat 35,3% yang menggunakan software adalah kesulitan memproteksi
menyebutkan dukungan finansial untuk pemanfaatan virus (44,5%). Masalah lainnya adalah para responden
Simda telah cukup besar, besar, dan sangat besar. Selain tidak menguasai semua aplikasi yang ada dalam Simda
itu, juga tidak bisa diabaikan, bahwa terdapat 18,5% sebanyak 30.3%, dan responden tidak atau kurang
yang secara ekstrim menyebutkan bahwa dukungan familiar dengan semua fitur Simda sebanyak 25,5%.
finansial untuk pemanfaatan Simda tidak ada sama Data pada Tabel 9 dibawah ini mengindikasikan bahwa
sekali.
masalah yang muncul saat pengoperasian Simda tidak
Optimalisasi Simda dalam Mewujudkan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang Lebih Berkualitas – M. Soleh Pulungan | 279
Tabel 10. Strategi Perlindungan terhadap Simda
Peran dalam Simda
Jangka Waktu Total
F 3 5 31 39 Pemakaian UPS
F 3 12 16 31 Update Anti Virus Berkala
F 4 12 33 49 Strategi Lainnya
F 10 29 80 119 Jumlah
100.0% Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
Dukungan terhadap optimalisasi penggunaan Software Simda diakui cukup bagus, namun cukup
Simda juga dapat dilakukan dengan melakukan rentan dengan serangan virus. Masalah teknis dan non koordinasi dan evaluasi Simda, baik antar operator
teknis paling banyak berasal dari software Simda yang maupun administrator. Data berikut ini akan
Kabupaten Kutai Kartanegara menggambarkan bahwa terdapat 37,8% responden yang
terserang virus.
mengoperasikan Simda melalui Windows (under menyatakan tidak ada rapat atau pertemuan koordinasi
windows ). Hal inilah yang ditengarai sebagai penyebab dan evaluasi terhadap peningkatan pemanfaatan Simda,
seringnya software Simda menerima serangan virus. baik antar operator maupun administrator. Meskipun
Usaha untuk perbaikan telah dilakukan baik oleh demikian mayoritas pengguna telah melakukan
pemerintah daerah maupun oleh penyedia software koordinasi dan evaluasi, seperti temu operator dan