HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH ( 3–5 TAHUN) DI TAMAN KANAK-KANAK AL-FATH PAR

  

HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH ORANG TUA DENGAN

PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

( 3 – 5 TAHUN) DI TAMAN KANAK- KANAK AL-FATH PARE

2 2

1 Erwin Yektiningsih , Martiningsih , Anjarin Mukayaroh

  1 2 Dosen Akper Pamenang Pare

  Perawat RSUD Kab. Kediri

  

Abstract

Preschool age-children is generation router asset then their growing must detection specially

language because the language is communication elementary which that can support at other growing then

needed is stimulation to language children get more optimal. Which more optimally language stimulation get

from their experience of interaction with their environment, example in the school and home. This research

is using design uses analytic correlation with Cross Sectional. Population in this research is all parents and

their children in Al- fath kindergarten, with totally 200chil, with couple sample get 18 with The sampling

technique is simple random sampling. As that variable independent is language stimulation getting from

parents. And that variable dependent is Age children of preschool of language growing. This research

instrument for get language stimulation from parent is using close questioner and growing language is using

form DDST II at sector language, which then result for language stimulation is 0ften of 77,8%, sometime of

22,22%, and It has never of 0%, and result is language of growing is the good of 61,11%, the enough of

38,89%, less of 0%. It is got from Gamma correlation with it counting computer program SPSS 12 for

window G = 0.950 with significance level (P) 0.030 and = 5 % or 0,05. This mean there are association

  α

that more strength stimulation from parent, the better the language of pre-school age- children. Language

stimulation is good, directional and true is important for get guidance early screening language growing so

if there are delay can immediately is doing early treatment so that is not influence stage continue

development. So nurse of role is get education from parents are important language stimulation continues in

kindergarten and home are need include parents Key words : Stimulation, parents, growing language, Preschool age- Children

PENDAHULUAN Gangguan bicara merupakan salah satu masalah

  Perkembangan bahasa merupakan tugas yang sering terdapat pada anak-anak. Menurut perkembangan utama pada masa anak pra sekolah, NCHS, berdasarkan atas laporan orang tua (diluar yang mana struktur linguistik dan kognitif gangguan pendengaran serta celah pada palatum), berkembang secara paralel. Anak menggunakan dan maka angka kejadiannya adalah 0,9% pada anak menginterpretasikan kalimat baru melalui proses dibawah umur 5 tahun 1, dari hasil yang evakuasi kognitif intrnal yang disebut dengan menyusun kata langsung terhadap anak usia sekola, angka menjadi kalimat (Chomsky dalam Yani 1999) kejadiannya 3, 8 kali lebih tinggi dari yang

  Bicara merupakan bagian unsur bahasa itu berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan hal ini sendiri, karena bicara merupakan bentuk diperkirakan gangguan bicara adalah sekitar 4,5%. keterampilan kemampuan mental–motorik. Dalam Adapun jumlah anak yang megalami hambatan bicara pada penyesuaian sosial dan pribadi anak berbahasa di indonesia sebanyak 30% pada anak bahkan lebih besar ketimbang dampak usia pra sekolah. (Milis Media, 2008) dan data perkembangan motorik itu sendiri. Dampak inipun sesuai dengan hasil survey kesehatan 2004 gangguan bicara menimbulkan pengaruh yang lebih bahwa prevalensi hangguan berbahasa pada anak besar terhadap penyesuaian sosial anak pra sekolah adalah 35%. (Suara Karya, 2006). Dari mempengaruhi penyesuaian pribadi mereka. Bahaya hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di yang dimaksud, tangis berlebihan, bicara cacat, serta TK “Al-Fath” Pare pada tanggal 9 oktober 2008 kekacuan berbicara, dan hambatan pengguna Dwi didapatkan data jumlah keseluruhan siswa sebanyak bahasa (Hurlock. Elizabeth B, 1999) 200 anak dan didapatkan 7 anak yang mengalami

  Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010 J URNAL

  • – 5 tahun) di Taman Kanak- kanak Al-Fath Pare.

  J URNAL Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

  keterlambatan (delay) dalam perkembangan berbahasanya.

  Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi, dari lingkungan sekitar anak. Seorang anak tidak akan mampu berbicara tanpa bantuan dari lingkungannya. Mereka harus mendengar pembicaraan berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari maupun pengetahuan tentang dunia. Mereka harus belajar mengekspresikan dirinya, membagi pengalamannya dengan orang lain dan mengemukakan keinginannya.

  Dengan memberikan stimulasi mendapat peranan yang sangat penting dalam perkembangan bicara anak dapat dicapai dengan optimal (moersintowarti dkk, 2002). Tindakan pemberian stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi hendaknya dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan. atau marah bila anak tidak dapat melakukannya, memberi pujian bila anak berhasil. Stimulasi dilengkapi dengari alat bantu sederhana. dan mudah didapat (Suherman, 2000). Dan apabila tidak mendapatkan stimulasi secara tepat dapat menyebabkan keterlambatan, terutama pada kemampuan berbicara dan sosial (Moersintowarti, 2005)

  Kurangnya stimulasi akan mempengaruhi perkembangan bahasa dan dampak yang timbul bila anak mengalami gangguan dalam perkembangan bahasa, akan menganggu dalam perkembangan kognitif dan emosi. Yang perlu ditekankan disini bahasa merupakan barometer yang penting. Selain itu anak akan mengalami abnormalitas dalam interaksi sosial dan perilaku komunikasinya (Safaria, 2005).

  Pengaruh orang dewasa sangat penting dalam mengernbangkan kemampuan bahasa anak secara ekstemal. Orang dewasa memperkaya kosakata anak, ia memberikan contoh tentang cara – cara berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar (Jamaris, Martin, 2006)

  Deteksi dini perlu ditegakkan agar penyebabnya dapat segera dicari sehingga pengamatan serta pemulihasnnya dapat dilakukan seawal mungkin contohnya pada seorang anak yang tuli kondusi tetapi cerdas yang terlambat mendapat alat bantu dengar dan terapi wicara serta tidak diberi kesempatan mengembangkan sistem komunikasi non verbal oleh dirinya sendiri sebelum usia 3 tahun maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara yang dapat dimengerti jelas dan terang telah hilang.

  Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemungkinan perkembangan bahasa berkaitan erat dengan pemberian stimulasi yang diberikan orang tuanya dalam hal ini peran perawat sebagai promotor kesehatan untuk membantu melakukan penjaringan (screening) dengan jalan deteksi dini perkembangan bahasa anak usia pra sekolah diperlukan, sehingga dapat segera diberikan tata laksana dengan cepat dan tepat agar tugas perkembangan berbahasa anak usia prasekolah dapat tercapai dengan optimal.

  Dari gambaran uraian di atas peneliti tertarik untuk mengkaji atau meneliti lebih mendalam tentang “Hubungan pemberian stimulasi dengan perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah (3

METODE PENELITIAN

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Cross Sectional. Dengan variabel penelitian terdiri dari independen yaitu pemberian stimulasi bahasa oleh orang tua dengan intrument penelitian menggunakan kuisioner tertutup dengan skala data ordinal. Adapun variabel dependennya perkembangan bahasa pada anak pra sekolah menggunakan bantuan instrumen penelitian dengan teknik

  Observasi dengan DDST II (Modifikasi pada sektor bahasa) dengan skala data ordinal

  . Populasi orang tuanya dan anak prasekolah di TK- Fath Pare yang berjumlah 200 anak, dengan sampel berpasangan berjumlah 18. Dengan pengambilannya menggunakan simple random sampling merupakan pemilihan sampel, dimana setiap elemen diseleksi secara random dengan menggunakan undian berdasarkan nomor peserta kemudian hasilnya ditulis sesuai dengan nomor yang keluar. Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan uji statistic korelasi Gamma menggunakan Program computer SPSS 12 for

  Window.

HASIL PENELITIAN

  44,5% 11,0% 44,5%

  TK “Al-Fath” Pare Tahun 2009

  10 Karakteristik responden berdasarkan pernah / tidaknya m endapat inform asi Pernah Tidak Pernah Diagram 7 Karakteristik responden berdasarkan pernah / tidaknya mendapatan informasi stimulasi di

  2009 16,7% 83,3%

  10 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu SMA Diplom a Sarjana Diagram 6 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu di TK “Al-Fath” Pare Tahun

  2009 27,5% 16,7% 55,5%

  10 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ayah SMA Diplom a Sarjana Diagram 5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ayah di TK “Al-Fath” Pare Tahun

10 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu Wirasw asta PNS Peraw at Guru Kary. Sw asta Lainnya

  J URNAL Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

  1. Data Umum 22,2% 44,4% 27,8% 5,5%

  Diagram

  27,8% 11,0% 11,0% 22,2% 5,6% 22,2%

  3 Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan ayah di TK “Al-Fath” Pare Tahun 2009

  10 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ayah Wiraswasta PNS Perawat Guru Kary. Swasta Lainnya Diagram

  Diagram 2 Karakteristik responden berdasarkan umur ayah di TK “Al-Fath” Pare Tahun 2009 50,0% 5,6% 0% 11,0% 16,7% 16,7%

  61,1% 33,3% 5,6% 0% 5 10 15 Karakteristik responden berdasarkan umur ibu 26-32 tahun 33-38 tahun 39-45 tahun >46 tahun

  10 Karakteristik responden berdasarkan umur ayah 26-32 tahun 33-38 tahun 39-45 tahun >46 tahun Diagram 1 Karakteristik responden berdasarkan umur ayah di TK “Al-Fath” Pare Tahun 2009

  4 Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan ibu di TK “Al-Fath” Pare Tahun 2009

  Karakteristik urutan kelahiran anak dalam

  2. Data Khusus keluarga Pemberian stimulasi bahasa pada anak pra sekolah oleh orang tua 55,6%

  I

  10 77,8% 33,3%

  II 11,1% Sering

  III

  10 Kadang-kadang 22,2% Tidak Pernah 0%

  Diagram 8 Karakteristik urutan kelahiran anak

  Tingkat

  Diagram 12 pemberian stimulasi bahasa dalam keluarga di TK “Al-Fath” Pare pada anak pra sekolah oleh orang tua di

  Tahun 2009

  TK “Al-Fath” Pare Tahun 2009

  Karakteristik usia anak pra sekolah Tingkat Perkembangan Bahasa Pada Anak Pra Sekolah 2-3 tahun 100 38,9%

  10 38,9% 3-4 tahun 22,2% 80 61,11% Baik 4-5 tahun

  60 38,89% Cukup

  40 Kurang

  20 0% Diagram 9 Karakteristik usia anak pra sekolah di TK

  “Al-Fath” Pare Tahun 2009

  Diagram 13 Tingkat perkembangan bahasa pada anak Pra Sekolah di TK “Al-Fath” Pare Tahun 2009

  Jenis kelam in anak ANALISA DATA 61,1%

  Untuk mengetahui hubungan stimulasi

  Laki-laki 38,9% bahasa oleh orang tua dengan perkembangan bahasa

10 Perem puan

  pada anak pra sekolah menggunakan uji statistic

  korelasi Gamma dengan bantuan Program computer SPSS 12 for Window yang didapatkan hasil (G) =

  0,950 dari uji signifikasi (p) = 0,030 dan = 5% =

  α

Diagram 10 Karakteristik responden berdasarkan jenis 0,05. maka p< , berarti Ho tidak ada hubungan

  α kelamin anak di TK “Al-Fath” Pare Tahun

  dan H ada hubungan antara pemberian stimulasi 1

  2009

  bahasa dengan perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah.

  Karakteristik riw ayat kesehatan dahulu anak PEMBAHASAN

  1. Stimulasi Bahasa Oleh Orang Tua 77,8%

  Pemberian stimulasi bahasa pada anak

  Pernah

  10 22,2%

  Berdasarkan diagram 12 menunjukkan bahwa

  Tidak Pernah

  hasil penelitian pemberian stimulasi bahasa oleh orang tua pada anak usia pra sekolah (3 – 5 tahun) didapatkan kategori stimulasi bahasa dengan responden paling banyak adalah modus

  Diagram 11 Karakteristik responden berdasarkan riwayat sering, yaitu sebesar 77,8%. kesehatan dahulu anak di TK “Al-Fath” Pare Tahun 2009

  Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010 J URNAL

  J URNAL Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

  Pemberian stimulasi bahasa dengan nodus sering pada responden orang tua pada anak usia pra sekolah (3-5 tahun) di TK Al-Fath Pare sebesar 77,8%, pemberian stimulasi bahasa dengan modus kadang-kadang sebesar 22,2% responden, dan pemberian stimulasi bahasa dengan modus tidak pernah adalah 0%.

  Tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan optimal atau sesuai dengan apa yang diharapkan. Stimulasi dilakukan oleh orang tua atau keluarga setiap ada kesempatan atau sehari-hari. Stimulasi disesuaikan dengan usia anak tersebut dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip stimulasi. Artinya stimulasi

  , berarti Ho tidak ada hubungan dan H1 ada hubungan antara pemberian stimulasi bahasa dengan perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah.

  α

  = 5% = 0,05. maka p<

  α

  Dari uji signifikasi (p) = 0,030 dan

  Dari hasil uji ststistik Gamma Correlation hubungan stimulasi bahasa oleh orang tua dengan perkembangan bahasa didapatkan (G) = 0,950 hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara pemberian stimulasi bahasa oleh orang tua dengan perkembangan bahasa pada anak usia pra sekolah sangat kuat, dalam artian semakin sering pemberian stimulasi maka sema kin baik perkembangan bahasa anak tersebut.

  3. Hubungan Stimulasi Oleh Orang Tua dengan Perkembangan Bahasa

  Hal tersebut di sebabkan oleh beberapa hal yaitu stimulasi adalah perangsang yang datang dari lingkungan luar anak. Anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang tidak mendapatkan stimulasi. Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Bermain mengajak anak berbicara atau komunikasi verbal dengan penuh kasih sayang adalah hal yang penting bagi perkembangan anak (Moersintowati, 2002)

  Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan bahasa sangat dipengaruhi oleh faktor stimulasi bahasa oleh orang tua.

  Bahasa adalah segaa bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti pada orang lain. Bahasa merupakan sarana komunikasi, maka segala hal yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari bahasa itu sendiri. Dengan kata lain tanpa mempunyai kemampuan berbahasa, seseorang tidak dapat melakukan kegiatan berfikir secara sistematis dan teratur (Milis Pak De Sofa, 2008). Menurut Piaget, anak usia 3 – 5 tahun memasuki tahap pro konseptual yang melibatkan 4 proses kognitif, egosentrik, konsep sebab akibat, pembentukan identitas diri dan peningkatan perolehan bahasa. Hak ini dapat diasumsikan bahwa anak usia pra sekolah mengalami kemajuan pesat dalam perkembangan berbahasanya. Diduga pada tahap prokonseptual dengan stimulasi bahasa yang baik maka status perkembangan bahasa anak bisa terlampaui dengan baik.

  Berdasarkan diagram 13 menunjukkan bahwa status perkembangan bahasa tertinggi dengan skor 61,11% adalah kategori baik.

  Berdasarkan tingkat pendidikan responden didapatkan data responden tertinggi adalah lulusan Strata 1 (S1), yaitu sebanyak 44,5% pada ayah dan 55% pada ibu. Hal ini berbanding lurus dengan pernyataan Daniel H, Pink (2006) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi akan memungkinkan seseorang untuk mencapai konseptual memori (memory conseptuall) yang tinggi sehingga daya perspektif akan makin meluas terhadap suatu objek yang diterimanya.

  Dengan pekerjaan yang tidak terikat waktu dapat diasumsikan bahwa pemberian stimulasi bahasa akan bisa maksimal, diberikan pada anak-anak mereka.

  Ahmadi. A (2002) berpendapat bahwa interaksi sosiak dan komunikasi merupakan kedua hal sebagai sarana atau faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian hasil yang dikehendaki karena sangat menentukan bagaimana proses peralihan ilmu akan terjadi dalam diri seseorang. Wiraswasta merupakan pekerjaan yang memungkinkan seseorang untuk selalu berinteraksi dengan orang lain dan keterampilan komunikasi yang terarah.

  Sebagian besar pekerjaan responden, 50% (ayah) dan 27,8% (Ibu) adalah wiraswasta yang ditunjukkan oleh diagram 4.3 dan diagram 4.4.

  Tujuan pemberian stimulasi adalah untuk mengarahkan perkembangan anak kearah yang lebih baik, dan mencegah terjadinya keterlambatan perkembangan anak (Miliy Pak De Sofa, 2008).

2. Status Perkembangan Bahasa

  diberikan dengan tingkat atau fase perkembangan bahasa mendukung dalam perkembangan psikologis anak untuk perkembangan bahasa anak usia pra sekolah menghindari terjadinya kerusakan berbahasanya dengan optimal sehingga perkemabangan- pada fase berikutnya. Mengingat bahwa perkembangan di sektor lain akan tercapai secara perkembangan bahasa pada usia pra sekolah maksimal pula. adalah hal yang sangat penting yang akan menentukan perkembangan bahasanya kelak

  SARAN

  (tahap pro konseptual). Respon perkembangan

  1. Bagi Institusi Pendidikan bahasa ini adalah periode seorang anak mengerti Hasil penelitian ini dapat diginakan sebagai akan banyak hal, dengan kata lain ini gambaran institusi Akper terutama mahasiswa merupakan tahap awal (golden period) yag yang akan lulus nantinya dalam sangat menentukan dan berpengaruh dalam mempromosikan (promotionig) dan perkembangan bahasa anak pada tahap menempatkan (positioning) arti pentingnya berikutnya. Yang perlu ditekankan bahwa stimulasi bahasa pada anak usia pra sekolah perkembangan bahasa adalah domain terhadap pada masyarakat perkembangan anak yang lain, maka dari itu

  2. Bagi Tempat Penelitian stimulasi yang baik, terarah dan benar adalah a. Pendidik hendaknya tetap menjaga hal yang penting diketahui oleh semua orang tua kualitas dan keprofesionalannya dalam dengan anak usia pra sekolah. Disini jelas upaya memberikan pendidikan yang dibutuhkan suatu pemahaman dan kreatifitas terbaik dalam memberikan stimulasi. Menurut Goldner

  b. Pendidik hendaknya selalu berkreasi bahwa kreativitas merupakan kegiatan otak dengan varian inovatif dalam yang teratur, komprehensif dan imajinatif memberikan pengajaran utamanya pada menuju suatu hasil yang optimal. Jadi inovatif sektor bahasa sehingga anak akan lebih ditekankan dalam memberikan stimulasi mampu bereksplorasi secara maksimal. bahasa daripada unsur reproduktifnya.

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya Maka dari itu diperlukan stimulasi bahasa Diharapkan untuk menambah wawasan dan yang kreatif oleh orang tua dalam mendukung pengetahuan tentang stimulasi bahasa dan perkembangan bahasa anak usia pra sekolah. perkembangan bahasa sehingga mampu Dengan stimulasi yang tepat, benar dan terarah memberikan promosi di kedua bidang dan anak akan ceat berkembang sehingga tingkat mendorong orang tua untuk memberikan berbahasa anak optiomal. Dan perkembanagn- stimulasi bahasa yang baik, terarah dan benar perkembangan di sektor lain mau tidak amau

  4. Bagi Masyarakat dan Responden akan ikut berkembang secara maksimal. Diharapkan masyarakat dan responden (Suherman, 2000) mengerti akan arti pentingnya stimulasi bahasa pada anak.

  SIMPULAN

  1. Pemberian stimulasi bahasa pada anak pada

DAFTAR PUSTAKA

  kategori modus sering sebanyak 77,8%, kategori Alimul H. SKep. Ners, A Aziz, (2003). Riset modus kadang-kadang sebanyak 22,2% dan Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah . kategori tidak pernah sebanyak 0%. Jakarta : Salemba Medika

  2. Status perkembangan bahasa anak pada Arikunto, Prof. Dr. Suharsini, (1998). Prosedur responden dengan kategori baik adalah 61,11%, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi kategori cukup sebanyak 38,89% dan kategori Revisi 5 . Jakarta : Rineka Cipta kurang sebanyak 0% Didik Karya & Nana Syaodia : www.wordpress.com

  3. Hasil analisa data analisa uji korelasi Gamma (download 2 – 01 – 2009 ) Hartono, (2003). Kamus Kedokteran Dorland Ed. signifikasi (p) = 0,030 dan = 5% (0,05)

  α 29 . Jakarta : Buku Kedokteran EGC

  dengan demikian p < berarti ada hubungan

  α

  Hurlock, Elizabeth

  B, (1997). Psikologi yang sangat erat antara pemberian stimulasi oleh

  Perkembangan II Ed. 5 . Jakarta : Erlangga

  orang tua dengan perkembangan bahasa pada Jamaris, Martini, (2006). Pekembangan Anak . anak usia pra sekolah di TK Al-Fath Pare. Maka

  Jakarta : Salemba stimulasi oleh orang tua pada anak usia pra sekalah sangat penting dan berpengaruh terhadap

  Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010 J URNAL

  • – 02 – 2009 ) Safaria, (2005). Autisme. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Perss Safrudin, (2008). Perkembangan Bahasa Anak.

  Metodologi Penelitian Kesehatan Ed. Revisi.

  Wong, Donna L, (2004). Pedoman Klinis

  www.Pakdesofa.ac.id (Download 18 – 12 – 2008)

  Perkembangan Kemampuan Berbicara dan Bahasa . www.jacintakatan.co.id (Download 21

  Medika Rini, Fransiska Jesinka, (2001). Tahap

  Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pedoman Skripsi, Thesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan . Jakarta : Salemba

  Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan

  (Download 07 – 12 – 2008) Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo, (2003).

  J URNAL Vol.1 No. 2, 1 Juli – 31 Desember 2010

  Orang Tua . www.xipemapin.wordpress.com

  Sagungseto Muhyunus, (2008). Psikologi tentang Bimbingan

  Kembang Anak dan Remaja Ed 1 . Jakarta :

  Sagungseto ________________, (2005). Buku Ajar II Tumbuh

  Kembang Anak dan Remaja Ed 1 . Jakarta :

  Moersintowati, dkk, (2002). Buku Ajar I Tumbuh

  Keperawatan Pediatrik . Jakarta : EGC