ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BUMN SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BUMN SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI

Umi Rachmah Damayanti

Fakultas Ekonomi dan Sosial UIN Sultan Syarif Kasim Riau E-mail: umirachmah@uin-suska.ac.id

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan dalam keuangan Badan Usaha Milik Negara setelah privatisasi. Penelitian ini dilakukan dengan membedakan dua sumber pengelolaan Badan Usaha Milik Negara sebelum atau sesudah privatisasi. Data dikumpulkan dari laporan keuangan per Desember yang telah dilakukan privatisasi dengan IPO. Penelitian ini ditujukan kepada 9 Badan Usaha Milik Negara yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Karakteristik penelitian ini adalah profitabilitas, produktivitas aset, leverage dan payout. Karakteristik pertama diukur dengan menggunakan indikator return on assets, return on equity, dan return on sales, karakteristik kedua diukur dengan menggunakan indikator turn over aset, karakteristik ketiga diukur dengan menggunakan hutang terhadap aset, dan Karakteristik terakhir diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu dividen terhadap penjualan dan dividen terhadap pembayaran. Instrumen statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Signed Rank Wilcoxon. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi pengobatan dua pengamatan antara sebelum dan sesudah periode perlakuan privatisasi. Hipotesis menyimpulkan bahwa privatisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan negara. Penelitian ini memberikan rekomendasi dan saran kepada manajer perusahaan milik negara bahwa sebelum melakukan privatisasi, dia harus bekerja keras untuk memperbarui pengelolaan perusahaan milik negara untuk meningkatkan dan mengembangkannya setelah melakukan privatisasi. Keywords : Privatisasi, Return on Asset, Return on Equity, Return on Sales,

Perputaran Aset, Utang terhadap Aktiva, Dividen terhadap Penjualan dan Pembayaran Divide

PENDAHULUAN

sebagai stabilisator Sebagai

berperan

meningkatkan BUMN memiliki sifat yang unik

dan pemerataan (Dibyo, 2004), yaitu sebagai agen

pertumbuhan

ekonomi nasional serta BUMN pembangunan

sebagai suatu unit usaha yang harus Development) mereka ditun-tut

(Agent

of

tetap mampu mendapatkan laba, untuk mengemban kebijaksanaan dan

memperluas kesem-patan kerja serta program pemerintah, sementara di

berusaha meman-faatkan seoptimal satu sisi harus tetap berfungsi

mungkin sumber da-na dan sumber sebagai unit usaha komersial yang

daya yang ada.

beroperasi berdasarkan kaidah dan Namum, pada kenyataannya prinsip-prinsip usaha yang sehat.

peran tersebut tidak berjalan secara BUMN memiliki 3 misi utama yaitu

berimbang. Bahkan tidak menutup berimbang. Bahkan tidak menutup

berbagai kebijakan kerancuan visi dan persepsi yang

memuat

pemerintah dalam melaksanakan mengakibatkan manajemen BUMN

reformasi BUMN. kesulitan

Dalam master plan BUMN langkah-langkah strategis

dalam

menentukan

2002-2006, disebutkan bahwa salah efektif dan efisien. Sebagai contoh,

yang

satu tujuan yang ingin dicapai hal ini dapat dilihat dari hasil kinerja

privatisasi adalah BUMN pada tahun 2000, dengan

melalui

memberikan kontri-busi finansial total asset sebesar Rp. 861,52 trilyun,

kepada negara dan badan usaha, BUMN hanya mampu meng-hasilkan

mempercepat penerapan prinsip- keuntungan sebesar Rp. 13,34 trilyun

prinsip Good Corporate Governance, atau dengan tingkat Return on Assets

akses ke pasar (ROA) sebesar 1,55% saja (Purwoko,

membuka

internasional, alih teknologi serta 2002).

transfer best practice kepada badan Kondisi ini sangat tidak

usaha. Oleh karena itu, arah relevan dengan tantangan yang akan

kebijakan privatisasi diklasifikasikan muncul dari pasar global, dimana

berdasarkan 3 jenis struktur industri pada masa tersebut, tuntutan sebuah

yaitu untuk badan usaha yang organisasi untuk dapat beroperasi

industrinya kompetitif dila-kukan secara efisiens merupakan suatu

Initial Public Offering (IPO) atau keharusan.

strategic sales, untuk badan usaha peningkatan produktivias BUMN

yang industrinya sudah sunset menjadi sebuah tuntutan yang sangat

dilaku-kan divestasi dan untuk Badan mendesak, karena produktivitas

Usaha yang usahanya bersifat natural BUMN merupakan pendorong dalam

Resour-ces base tetap dipertahankan pembangunan nasional.

sebagai Badan Usaha. Salah satu upaya pemerintah

Namun demikian, pelaksanaan (mela-lui menteri BUMN), untuk

program privatisasi BUMN ini mening-katkan produktivitas BUMN

banyak mengundang pro dan kontra ini adalah merancang program

di kala-ngan masyarakat. Program ini penataan ulang BUMN dengan

juga tidak berjalan mulus seperti melakukan transfor-masi BUMN dari

diren-canakan. Realisasi sebuah entitas yang “birokrasi”

yang

privatisasi BUMN tahun 2001 hanya menjadi entitas yang “kor-porasi”

mampu mencapai 50 persen dari (Djokosantoso, 2004). Hasil dari

target (Purwoko, 2002). Sembilan rancangan ini adalah berupa Master

BUMN yang seharusnya diprivatisasi Plan Reformasi BUMN. Di dalam

pada tahun 2001 terpaksa dialihkan Master Plan Reformasi BUMN

(carry over) ke tahun 2002.

Tabel 1

Daftar BUMN Yang di carry over ke tahun 2002

No Nama BUMN

Bidang Usaha

Kepemilikan Metode Pemerintah (%)

Privatisasi

1. Indofarma

SS 2. Kimia Farma

Farmasi

SS 3. Wisma Nusantara

Farmasi

SS Internasional

65 SS/AGT* 5 Bank Mandiri

Telekomunikasi

IPO 6 Indocement TP

Perbankan

Secondary 7 Tambang Bukit Asam

Semen

SS / IPO 8 Bandara Sukarno

Batubara

SS Hatta (PT AP II)

9 Semen Gresik

Semen

SS

Sumber: Ika dan Agunan (2002) diolah

Pelaksanaan privatisasi yang Motivasi penjualan perusahaan tidak sesuai dengan apa yang di

negara atau perusahaan negara yang rencanakan juga disebabkan karena

dikontrakkan dengan pihak swasta adanya

adalah untuk meningkatan dari privatisasi

peno-lakan

terhadap

efisiensi sektor publik menjadi terhadap privatisasi BUMN datang

BUMN.

Penolakan

efisiensi sektor swasta. Selain itu, dari berbagai pihak dan dengan

harapan kemungkinan laba insentif berbagai macam alasan. Beberapa

yang lebih tinggi, efisien dan ala-san tersebut antara lain, (1)

kepada konsumen privatisasi dianggap merugikan

berorientasi

merupakan motivasi tambahan bagi negara, (2) priva-tisasi kepada pihak

perusahaan yang diprivatisasi (Indra asing dianggap tidak nasionalis, (3)

2002). Kemudian, belum adanya bukti tentang manfaat

Bastian,

privatisasi juga diharapkan dapat yang diperoleh dari privatisasi

meningkatkan efisiensi memberi-kan (Purwoko, 2002).

kontribusi pada anggaran belanja Berdasarkan latar belakang di

meningkatkan laba atas, maka tujuan dari penelitian ini

negara,

dan menyediakan adalah untuk mengetahui kinerja pe-

perusahaan

lapangan pekerjaan (M. Suhud, rusahaan BUMN sebelum dan

setelah melaksanakan privatisasi; dan

sebagian besar untuk mengetahui apakah terdapat BUMN Indonesia bertujuan untuk perbedaan kinerja pada perusahaan

Pendirian

keunggulan BUMN sebelum dan setelah

memanfaat-kan

(Compa-rative diprivatisasi.

komparatif

Advantage) usahanya. Keunggul-an

komparatif yang dimaksud adalah

TINJAUAN PUSTAKA

berupa sumber daya yang dimiliki Pemerintah

oleh Indonesia untuk memenuhi privatisasi

melakukan

kebutuhan rakyat, baik sandang, perusahaan sektor publik telah dapat

pada

perusahaan-

pangan maupun papan serta bagi dipastikan memiliki motif tertentu.

penyediaan infra-struktur (air, jalan, penyediaan infra-struktur (air, jalan,

intervensi dari pemerintah dan Negara.

mendorong kepemilikan sektor Namun pola bisnis yang

swasta.

diterapkan oleh BUMN selama ini Privatisasi di Indonesia pada terbukti tidak mampu menghadapi

dasarnya bertujuan untuk meningkat- persaingan yang semakin kompleks

kan kinerja dan nilai tambah perusa- dalam dunia bisnis (Indra Bastian,

haan dan meningkatkan peran serta 2002). Pola bisnis BUMN yang

masyarakat dalam pemilikan saham bersifat konvensional dalam bentuk

persero. Artinya privatisasi perlu di- monopoli, subsidi baik pajak maupun

untuk menggerakkan tarif dan perlindungan industri

lakukan

kembali perekonomian nasional seperti yang selama ini diterapkan

2004). Kunci oleh BUMN ternyata tidak dapat

(Jusmaliani

keberhasilan program reformasi dipertahankan lagi. BUMN yang

BUMN ini akan terletak pada selama ini banyak mendapatkan

paradigma dalam perlindungan dan campur tangan dari

perubahan

pengelola-an BUMN. Pengelolaan pemerintah, tidak mampu untuk ber-

BUMN yang semula masih berskala kompetisi secara bebas sehingga

domestik dengan profit awareness men-jadi tidak kompetitif dan mulai

yang rendah dimana masih menekan- diting-galkan oleh pelanggan dan

kan atau berorientasi kepada public konsumen-nya. Akibatnya, terjadi

social service harus diubah menjadi kerugian secara terus-menerus.

suatu BUMN yang dikelola secara Untuk mengatasi masalah

profesional dengan profit awareness tersebut maka pemerintah melakukan

yang tinggi dan value creation yang berbagai pembenahan dalam tubuh

tinggi (Setyanto P. Santosa,1999) BUMN. Dalam rangka melaksanakan

didefinisikan program reformasi terhadap BUMN

Privatisasi

sebagai penyerahan kontrol efektif selaku pengelola aset produktif

dari sebuah perseroan kepada negara agar menjadi perusahaan yang

manajer dan pemilik swasta dan sehat serta mampu menciptakan

biasanya terjadi apabila mayoritas efisiensi dan produktivitas yang

perusahaan dialihkan tinggi,

saham

kepada swasta melaksanakan privatisasi sejumlah

(Masterplan BUMN Tahun 2002- BUMN.

2006). Menurut M. Suhud (2002), Dalam penelitiaannnya, M.

Privatisasi diartikan sebagai sebuah Suhud (2002) menyatakan bahwa

proses transformasi kepemilikan terdapat beberapa alasan lain yang

saham pemerintah pada sebuah menyebab-kan reformasi di tubuh

perusahaan ke dalam kepemilikan BUMN harus dilaksanakan, yaitu:

swasta.

(1) Percepatan privatisasi untuk Oleh karenanya Privatisasi menutupi defisit ang-garan dan

BUMN mengandung mengurangi

terha-dap

makna seba-gai berikut: pemerintah,

hambatan

dari

1. Perubahan peranan pemerintah privatisasi akan dapat menciptakan

Percepatan

dari peran sebagai pemilik dan penerapan good governance, (3)

pelaksana menjadi regulator dan Dapat

mening-katkan

kinerja

promotor dari kebijakan serta promotor dari kebijakan serta

manajemen atau korporatisasi.

2. Para manajer selanjutnya akan Pemilihan metode privatisasi bertanggung

hendaknya mempertimbangkan bebe- pemilik baru. Diharapkan pemilik

jawab

kepada

rapa aspek berikut yaitu porsi saham baru akan mengejar pencapaian

pemerintah pada masing-masing sasaran

BUMN, nilai saham pemerintah, kerangka regulasi perdagangan,

perusahaan

dalam

nilai ekuitas, laba sebelum pajak, persaingan, keselamatan kerja dan

laba ditahan, tingkat kesehatan peraturan lainnya yang ditetapkan

BUMN, rencana ekspansi, status go oleh

public dan porsi saham yang bersedia kewajiban pelayanan masyarakat.

pemerintah

termasuk

bisa dilepas pemerintah (Pandu

2003). Kemudian, privatisasi yang terbaik bagi

3. Pemilihan metode dan waktu

Patriadi,

(2004) juga badan usaha dan negara mengacu

Jusmaliani

mengemukakan bahwa ada beberapa kepada kondisi pasar

hal yang memerlukan pertimbangan kebijakan regulasi sektoral.

dan

serius dalam privatisasi yaitu: (1) Pada

stakeholder, (2) transparansi dari privatisasi mencakup dua hal pokok

dasarnya

kegiatan

seluruh proses privatisasi, (3) yaitu proses divestasi dan non-

konsentrasi pasar dan (4) kekuasaan divestasi. Privatisasi yang dilakukan

ekonomi.

dalam bentuk divestasi ditandai Munculnya pro kontra dengan

pemindahtanganan privatisasi merupakan hal yang kepemilikan

wajar, namun transparansi perlu sebagian

pemerintah

baik

dilakukan dari perencanaan sampai kepada

maupun

keseluruhan

dengan evaluasi. Upaya transparansi pemindahtanganan

biasanya didasar-kan oleh prosedur dilakukan dengan go public melalui

ini

dapat

dan penilaian kinerja yang jelas. pasar modal atau private placement

Jelas disini dapat diartikan kriteria dengan

penilaian privatisasi haruslah dapat langsung saham-saham peru-sahaan

menempatkan

secara

diimplementasikan pada kasus-kasus BUMN kepada strategic investor

privatisasi lainnya. Kebutuhan akan atau perusahaan swasta lainnya yang

kriteria umum evaluasi privatisasi dipilih.

menjadi muncul, untuk mengatasi Proses

berbagai pertanyaan tentang program nondivestasi adalah suatu proses

privatisasi

secara

privatisasi itu sendiri. Ini berarti yang tidak disertai dengan pemindah-

bahwa dibutuhkan indikator kinerja tanganan aset maupun saham

yang bisa menunjukkan tingkat perusahaan BUMN dari pemerintah

keberhasilan program privatisasi. kepada pihak swasta, tetapi lebih

Selain daripada itu untuk menilai merupakan

keberhasilan privatisasi diperlukan internal organisasi, yaitu dengan

suatu

pembenahan

suatu perbandingan kinerja antara pembenahan langsung manajemen

sebelum dan setelah privatisasi. BUMN yang bersangkutan maupun

penelitiannya, dilakukan de-ngan pembenahan

Dalam

dkk (1999) lingkungan kerja BUMN, atau lebih

Megginson,

menggunakan

beberapa rasio keuangan untuk mengukur kinerja beberapa rasio keuangan untuk mengukur kinerja

signifikan dalam rasio leverage untuk rasio profitabilitas, rasio operating

semua sampel perusahaan yang efficiency , rasio capital investment,

diprivatisasi begitu pula pada keba- rasio output, rasio employment, rasio

nyakan subsampel yang diuji. leverage , rasio payout. Sementara

pengeluaran capital itu, Indra Bastian (2002), dalam

Walaupun

investment dan tingkat tenaga kerja penelitiannya menggunakan rasio

penurunan namun profitabilitas

mengalami

perubahan ini tidak signifikan secara efektivitas operasi, rasio daya saing

operasi,

rasio

Ketika dibandingkan manajemen, rasio likuiditas, rasio

statistik.

dengan dua penelitian sebelumnya, leverage, rasio efisiensi operasi dan

hasil ini sangat menyarankan bahwa rasio payout untuk mengukur kinerja

hasil privatisasi secara signifikan dari BUMN yang diprivatisasi.

kinerja dari Berbagai

memperbaiki

perusahaan-perusahaan yang dilakukan untuk menguji tingkat

keberhasilan program privatisasi ini

Bastian (2002), di berbagai negara. Penelitian-

Indra

melakukan penelitian mengenai penelitian tentang ini antara lain

analisis rasio ketahanan ekonomi dilakukan oleh Megginson, Nash dan

perusahaan dalam krisis ekonomi. Randenborg (1994) yang melakukan

Dalam penelitiannya, pembahasan penelitian

tentang kondisi operasional dan keuangan pada

perusahaan pada saat mengalami BUMN

kondisi financial distress, dengan diprivatisasi pada 61 perusahaan dari

rasio keuangan

18 negara dan 32 industri. sebagai alat analisis. Penelitian Kemudian penelitian yang

tersebut dilakukan untuk membantu dilakukan oleh D’Souza dan

keputusan dalam Megginson

pembuat

menentukan sikap perusahaan yang penguku-ran kinerja keuangan dan

mengenai

mengalami kesulitan keuangan. Hasil kinerja

dari penelitian terbagi dalam tiga (BUMN dan non BUMN) yang

operasional

perusahaan

keputusan yaitu diprivatisasi pada tahun 1990-an.

kriteria

Reorganization (RO), Liquidation Studi mereka dila-kukan dengan

(LQ) dan Do Nothing (DO). membandingkan kinerja keuangan

Meskipun demikian, penelitian dan kinerja operasional pada 85

yang dilaksanakan ini menggunakan perusahaan BUMN di 13 negara

rasio-rasio keuangan berkembang dan 15 negara industri

beberapa

sebagai alat untuk menilai kinerja yang

perusahaan BUMN yang melakukan melakukan privatisasi secara penuh

berpengalaman

dalam

privatisasi. Rasio-rasio yang diguna- maupun parsial melalui penawaran

kan dalam penelitian ini dibagi ke saham pada periode 1990 sampai

4 karakteristik yaitu tahun

dalam

profitabilitas, produktivitas asset, memberikan hasil bahwa terdapat

1996. Penelitian

ini

leverage dan pay out. Adapun peningkatan yang signifikan dalam

indikator-indikator yang digunakan profitabilitas, penjualan riel, efisiensi

dalam penelitian ini adalah Return on operasional

dan

pembayaran

Assets (ROA), Return on Equity

(ROE), Return on Sales (ROS),

bagaimana kinerja Assets Turn Over (ATO), Debt to

pertanyaan,

perusahaan BUMN sebelum dan Total Assets (TDTA) , Dividend to

setelah melaksanakan privatisasi Sales(DIVSAL) dan Dividend Payout

serta apakah terdapat perbedaan (PAYOUT). kinerja pada perusahaan BUMN

Penelitian ini diharapkan dapat sebelum dan setelah privatisasi. memberikan

jawaban

dari

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Rasio Return on Assets (ROA) perusahaan BUMN setelah privatisasi

1 lebih baik dibandingkan dengan rasio Return on Assets (ROA) sebelum privatisasi

Rasio Return on Equity (ROE) perusahaan BUMN setelah privatisasi

2 lebih baik dibandingkan dengan rasio Return on Equity (ROE) sebelum privatisasi

Rasio Return on Sales (ROS) perusahaan BUMN setelah privatisasi lebih

3 baik dibandingkan dengan rasio Return on Sales (ROS) sebelum privatisasi

Rasio Assets Turn Over (ATO) perusahaan BUMN setelah privatisasi

4 lebih baik dibandingkan dengan rasio Assets Turn Over (ATO) sebelum privatisasi

Rasio Debt to Assets (TDTA) perusahaan BUMN setelah privatisasi lebih

5 baik dibandingkan dengan rasio Debt to Assets (TDTA) sebelum Privatisasi

Rasio Dividend to Sales (DIVSAL) perusahaan BUMN setelah

6 privatisasi lebih baik dibandingkan dengan rasio Dividend to Sales (DIVSAL) sebelum Privatisasi

Rasio Dividend Payout (PAYOUT) perusahaan BUMN setelah

7 privatisasi lebih baik dibandingkan dengan rasio Dividend Payout (PAYOUT) sebelum Privatisasi

METODE PENELITIAN

2016 terdapat 20 BUMN yang Populasi penelitian ini adalah

terdaftar di Bursa Efek Indonesia perusahaan BUMN yang telah

(BEI). Tabel 2 memperlihatkan diprivatisasi dengan Initial Public

daftar perusahaan BUMN yang Offering (IPO) . Sampai akhir tahun

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 2 Daftar Perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia No Kode

Nama Perusahaan BUMN Tanggal IPO

1 INAF PT. Indofarma (Persero) Tbk 17 April 2001 2 KAEF

PT. Kimia Farma (Persero) Tbk 4 Juli 2001 3 PGAS

PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 15 Des 2003 4 KRAS

PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk 10 Nov 2010 5 ADHI

PT. Adhi Karya (Persero) Tbk 18 Mar 2004 6 PTPP

PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 9 Feb 2010 7 WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

29 Okt 2007

8 WSKT PT. Waskita Karya (Persero) Tbk 19 Des 2012 9 BBNI

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25 Nov 1996 10 BBRI

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk 10 Nov 2003 11 BBTN

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17 Des 2009 12 BMRI

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk 14 Juli 2003 13 ANTM PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk

27 Nov 1997 14 PTBA

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk 23 Des 2002 15 TINS

PT. Timah (Pe4sero) Tbk 19 Okt 1995 16 SMBR PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk

28 Juni 2013 PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk D/H Pt.

17 SMGR 8 Juli 1991 Semen Gresik (Persero) Tbk

18 JSMR PT. Jasa Marga (Persero) Tbk 12 Nov 2007 19 GIAA

PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk 11 Feb 2011 20 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero)

14 Nov 1995 Sumber : SahamOK.com Sampel penelitian diambil

laporan keuangan per Desember dari secara purposive sampling, dimana

perusahaan BUMN yang melakukan sampel harus memenuhi kriteria

yang telah IPO. sebagai berikut: (1) perusahaan

privatisasi

memasukkan nilai BUMN yang listing di Bursa Efek

Selanjutnya

variabel ke dalam rumus rasio Indonesia (BEI), (2) telah menjadi

keuangan untuk masing-masing perusahaan publik minimal untuk

tahun. Tahap berikutnya adalah masa tiga tahun, (3) tersedia laporan

menentukan mean dengan cara keuangan untuk tiga tahun buku

menjumlahkan hasil perhitungan sebelum dan tiga tahun buku setelah

rasio dan membagi dengan jumlah go public . Berdasarkan kriteria

tahun yang diteliti. tersebut diperoleh jumlah sampel

Setelah pengukuran masing- sebanyak 9 BUMN.

masing rasio kinerja dilakukan, Penelitian ini menggunakan

selanjutnya dilakukan pengujian sumber data historis. Data diambil

untuk membuktikan dari laporan keuangan BUMN yang

statistik

hipotesis yang telah dirumuskan. telah go public selama tiga tahun

Pengujian statistik yang digunakan sebelum dan tiga tahun sesudah IPO.

adalah alat uji wilcoxon’s Signed Laporan keuangan ini diperoleh dari

Ranks Test. Uji ini dilakukan untuk berbagai prospektus penawaran dan

mengevaluasi perlakuan (treatment) laporan keuangan tahunan untuk tiga

tertentu pada dua pengamatan, antara tahun secara berturut-turut setelah

setelah adanya IPO.

sebelum

dan

perlakuan tertentu (Sugiyono, 1999). Analisis yang dilakukan dalam

Pengujian ini juga dilakukan oleh penelitian

D’Souza dan Meggisson (1999). perhitungan nilai masing-masing

Penelitian ini menggunakan variabel rasio keuangan berdasarkan

beberapa rasio-rasio keuangan yang beberapa rasio-rasio keuangan yang

privatisasi. Hubungan melakukan privatisasi. Penelitian ini

setelah

prediksi dari setiap rasio yang dilakukan dengan membandingkan 2

digunakan dalam penelitian ini dapat kelompok data mengenai kinerja

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3 Ringkasan dari Prediksi Pengujian

Karakteristik

Metode Perhitungan

Hubungan Prediksi

Return On Assets (ROA) = Net Income / Total Assets ROA A > ROA B Profitabilitas

Return On Equity (ROE) = Net Income / Total Equity ROE A > ROE B Return On Sales (ROS) = Net Income / Sales

ROS A > ROS B Produktivitas

Assets Turn Over (ATO) = Sales / Total Assets ATO A > ATO B Asset Leverage

Debt to Assets (TDTA) = Total Debt / Total Assets TDTA A < TDTA B DIVSAL = Dividend / Sales

DIVSAL A > DIVSAL B Payout Dividend Payout = Cash Dividend / Net Income

PAYOUT A > PAYOUT B

HASIL DAN PEMBAHASAN

privatisasi dengan metode Initial Data yang diambil dalam

Public Offering (IPO) . Sehingga penelitian ini berasal dari data

periode sebelum privatisasi adalah laporan

periode dimana perusahaan BUMN perusahaan BUMN yang tercatat di

keuangan

perusahaan-

belum melakukan IPO di Bursa Efek Bursa Efek Indonesia (BEI). Data

Indonesia, sementara periode setelah yang diambil berupa laporan

privatisasi adalah periode dimana keuangan perusahaan yang berisi

perusahaan BUMN telah terdaftar di semua informasi-informasi penting

Bursa Efek Indonesia. keuangan

menilai kondisi kondisi

keuangan dan prestasi perusahaan, Berdasarkan data tersebut, maka

keuangan

perusahaan.

maka diperlukan beberapa indikator dilakukan analisis terhadap laporan

yang menggambarkan kinerja dari keuangan yang kemudian akan diuji

perusahaan tersebut. Indikator yang apakah terjadi perubahan kinerja

digunakan disini adalah rasio-rasio keuangan perusahaan BUMN setelah

keuangan perusahaan. Yang mana melakukan privatisasi.

dengan menggunakan rasio-rasio Penelitian yang dilakukan terdiri

peneliti dapat dari 2 periode waktu yaitu periode

keuangan

ini,

gambaran tentang sebelum melakukan privatisasi dan

memperoleh

kondisi keuangan dan prestasi periode

perusahaan. Data dari setiap privatisasi. Metode privatisasi yang

setelah

melakukan

indikator yang berhasil dikumpulkan dianalisis pada penelitian ini adalah

dari setiap perusahaan BUMN dapat perusahaan BUMN yang melakukan

dilihat

pada tabel

Tabel 4.

Indikator dan Penilaian Kinerja BUMN

PROFITABILITAS NAMA

Stlh Sblm Stlh

20.1% 9.2% 26.7% BNI

ANEKA TAMBANG

13.9% -466.3% 6.4% -182.3% BUKIT ASAM

-14.6% 18.8% -5.0% INDOSAT

22.5% 34.5% 29.3% KIMIA FARMA

6.9% 9.8% 2.9% SEMEN GRESIK

DAYA SAING

LEVERAGE PERUSAHAAN

Sblm Stlh ANEKA TAMBANG

95.3% 74.1% BUKIT ASAM

19.6% 12.0% KIMIA FARMA

60.7% 36.8% SEMEN GRESIK

PAYOUT PERUSAHAAN

DIVSAL

Sblm Stlh ANEKA TAMBANG

25.3% 9.1% BUKIT ASAM

22.5% -23.6% INDOSAT

57.2% 15.1% KIMIA FARMA

18.0% 16.5% SEMEN GRESIK

Sumber : Data olahan Sumber : Data olahan

a. Kinerja Perusahaan

Statistik dengan Kinerja perusahaan BUMN

c. Analisis

Wilcoxon’s Signed Rank Test sebelum melaksanakan privatisasi,

Program statistik yang didasarkan atas data keuangan

digunakan dalam penelitian ini perusahaan

adalah program SPSS, sementara prospektus yang dikeluarkan oleh

BUMN

melalui

metode analisa yang dipergunakan perusahaan BUMN ketika akan

adalah wilcoxon’s signed rank melakukan

test. Uji yang dilakukan harus perusahaan BUMN selama tiga

IPO.

Kinerja

dibedakan untuk setiap indikator tahun

yang digunakan. Sehingga dalam memiliki kinerja yang cenderung

sebelum

privatisasi

penelitian ini akan melalui 7 meningkat.

Namun memang tahapan analisis, karena setiap terdapat beberapa perusahaan

indikator akan dilakukan analisis BUMN

terpisah. Pengujian penurunan kinerja yang terlihat

dilakukan terlebih dahulu dari pada beberapa indikator yang

nilai ROA, antara ROA sebelum dinilai.

privatisasi dan ROA setelah

b. Kinerja Perusahaan BUMN privatisasi, kemudian uji yang Setelah Melaksanakan Privatisasi

sama dilakukan pula pada ke Penilaian kinerja perusahaan

enam indikator lainnya. Tabel 4 BUMN setelah melaksanakan

menjelaskan ringkasan dari hasil privatisasi, menggunakan data

analisa dengan menggunakan alat laporan keuangan perusahaan

uji wilcoxon’s signed rank test. BUMN selama tiga tahun setelah

Berikut ini hasil analisis untuk perusahaan

BUMN

tersebut

setiap indikator: terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 Analisis indikator Return on Dari hasil analisis setelah

Assets (ROA)

melaksanakan privatisasi, kinerja

4 di atas, perusahaan

Tabel

menunjukkan kinerja perusahaan cenderung mengalami penurunan.

BUMN

ternyata

BUMN yang dilihat dari indikator Meskipun

Return on Assets (ROA) . Sebagian perusahaan yang mengalami

ada

beberapa

ROA mengalami peningkatan

BUMN,

peningkatan, sementara beberapa melaksanakan privatisasi. Kondisi

kinerja

setelah

BUMN lain ini berbanding terbalik dengan

perusahaan

mengalami penurunan. ROA analisis sebelum melaksanakan

yang mengalami privatisasi, yang mana pada

BUMN

peningkatan terdapat pada PT. kondisi

TELKOM, PT. TIMAH dan PT. kecenderungan yang meningkat

tersebut

terjadi

ANEKA TAMBANG. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi ANEKA TAMBANG. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi

, yaitu 9 (lihat output pada kolom Untuk lebih memperkuat

‘sum of ranks’). Dari angka ini di hasil penelitian ini, digunakan alat

dapat statistik uji wilcoxon (T) uji wilcoxon signed rank test.

adalah 9.

Yang mana dengan menggunakan Dengan tabel wilcoxon , uji ini dapat diketahui apakah

untuk n (jumlah data) = 9, uji satu memang terjadi perubahan kinerja

sisi dan tingkat signifikasinsi ( α) pada perusahaan BUMN secara

= 5%, maka didapat statistik tabel keseluruhan atau tidak. Tabel 5.

Wilcoxon = 8. Statistik Hitung > menunjukkan sembilan BUMN, 6

Statistik Tabel (9>8), maka H 1 diantaranya mempunyai beda

Artinya, program negatif dan 3 bertanda positif dan

ditolak.

tidak mempunyai tidak ada yang sama (ties). Dalam

privatisasi

pengaruh dalam meningkatkan uji wilcoxon, yang dipakai adalah

rasio Return on Assets (ROA) jumlah beda yang paling kecil,

perusahaan BUMN. oleh karena itu dalam uji indikator

pada

Tabel 5 Hasil Analisis dengan alat uji

Wilcoxon’s signed rank test

Test Statistiks Karakteristik

Asymp.Sig.(2- tailed)

PROFITABILITAS

ROASblm-ROA Stlh -1.599 0.11 Negatif Rank

6 6.00 36.00 Positif Rank

3 3.00 9.00 Ties Total

9 ROESblm-ROEStlh

-1.3624 0.173071 Negatif Rank

5 6.80 34.00 Positif Rank

4 2.75 11.00 Ties Total

9 ROS Sblm-ROS Stlh

-0.88852 0.374259 Negatif Rank

5 6.00 30.00 Positif Rank

4 3.75 15.00 Ties Total

PRODUKTIVITAS ASSET

ATOblm-ATO Stlh -0.88852 0.374259 Negatif Rank

5 6.00 30.00 Positif Rank

4 3.75 15.00 Ties

Total 9

LEVERAGE

TDTAblm-TDTA Stlh -2.19169 0.028402 Negatif Rank

7 5.86 41.00 Positif Rank

2 2.00 4.00 Ties Total

PAYOUT

DIVSAL Sblm-DIVSAL Stlh -1.3624 0.173071 Negatif Rank

3 3.00 3.67 Positif Rank

6 6.00 5.67 Ties Total

9 PAYOUT Sblm-PAYOUT Stlh

-0.29617 0.767097 Negatif Rank

4 5.00 20.00 Positif Rank

5 5.00 25.00 Ties Total

Sumber : data olahan

2 Analisis indikator Return on jumlah beda yang paling kecil. Equity (ROE) Oleh karena itu indikator ROE

yang diambil adalah beda yang bahwa hanya terdapat tiga

Tabel

4 menunjukkan

positif, yaitu 11 (lihat output pada perusahaan

kolom ‘sum of ranks’). Dengan mengalami peningkatan rasio

BUMN

yang

demikian uji statistik wilcoxon (T) ROE

adalah 11. Tabel 4, dengan n melakukan privatisasi, yaitu PT

setelah

perusahaan

(jumlah data) = 9, uji satu sisi dan TELKOM, PT TIMAH, PT

tingkat signifikasinsi (α) = 5%, ANEKA TAMBANG. Artinya,

maka didapat statistik tabel telah

Wilcoxon = 8. Oleh karena kontribusi modal sendiri terhadap

terjadi

peningkatan

Statistik Hitung > Statistik Tabel laba bersih perusahaan. Sementara

(11>8), maka H 2 ditolak.

enam perusahaan

lainnya

Artinya, program privatisasi

mengalami penurunan rasio ROE.

tidak mempunyai pengaruh

Berarti keenam

perusahaan

dalam meningkatkan rasio

tersebut mengalami penurunan

Return on Equity (ROE) pada

kontribusi modal sendiri terhadap

perusahaan BUMN.

laba perusahaan.

3 Analisis indikator Return on Sales Tabel

5 menunjukkan

(ROS)

bahwa dari 9 BUMN, 5 BUMN Sama halnya dengan dua diantaranya mempunyai beda

indikator sebelumnya, indikator negatif dan 3 bertanda positif dan

ROS juga menggunakan alat uji tidak ada yang sama (ties).

wilcoxon signed rank test . Tabel 5 Dengan

menunjukkan bahwa dari 9 wilcoxon , yang dipakai adalah

menggunakan

uji

BUMN,

5 diantaranya 5 diantaranya

(15>8), maka H 4 ditolak. Artinya, yang sama (ties), maka yang

privatisasi tidak dipakai adalah jumlah beda yang

program

mempunyai pengaruh dalam paling kecil, oleh karena itu dalam

meningkatkan rasio Assets Turn uji indikator ROS ini diambil beda

Over (ATO) pada perusahaan yang positif, yaitu 15 (lihat output

BUMN.

pada kolom ‘sum of ranks’). Dari

5 Analisis indikator Debt to Assets angka ini di dapat statistik uji

(TDTA)

wilcoxon (T) adalah 15. Analisis berikutnya Demikian untuk n (jumlah

dilakukan pada indikator Debt to data) = 9, uji satu sisi dan tingkat

Assets (TDTA). Indikator ini signifikasinsi ( α) = 5%, maka

untuk mengukur didapat statistik tabel Wilcoxon =

digunakan

berapa bagian dari keseluruhan

8. Oleh karena Statistik Hitung > kebutuhan dana yang dibelanjai Statistik Tabel (15>8), maka H 3 dengan menggunakan hutang.

ditolak. Artinya, program Berdasarkan Tabel 3, dengan privatisasi tidak

mengggunakan alat uji wilcoxon pengaruh dalam meningkatkan

mempunyai

signed rank test , hasil uji stastistik rasio Return on Sales (ROS) pada

terdapat dalam Tabel 5. Dari 9 perusahaan BUMN.

BUMN, 7 diantaranya terdapat

4 Analisis indikator Assets Turn beda negatif dan 2 bertanda positif Over (ATO) dan tidak ada yang sama (ties).

Tabel 5 memperlihatkan Beda yang paling kecil, digunakan dari 9 BUMN, 5 diantaranya

dan diambil beda yang positif, mempunyai beda negatif dan 4

yaitu angka 4 (lihat output pada bertanda positif dan tidak ada

kolom ‘sum of ranks’), atau T yang sama (ties). Dalam uji

adalah 4.

wilcoxon, yang dipakai adalah

5 menunjukkan jumlah beda yang paling kecil,

Tabel

bahwa n (jumlah data) = 9, uji oleh karena itu pada indikator

satu sisi dan tingkat signifikasinsi ATO yang diambil adalah beda

(α) = 5%, maka didapat statistik yang positif, yaitu 15 (lihat output

tabel Wilcoxon = 8. Oleh karena pada kolom ‘sum of ranks’). Dari

Statistik Hitung < Statistik Tabel angka ini di dapat statistik uji

(4<8), maka H 5 diterima. Artinya, wilcoxon (T) adalah 15. program privatisasi mempunyai Dengan demikian, untuk n

pengaruh dalam menurunkan rasio (jumlah data) = 9, uji satu sisi dan

Total Debt to Total Assets tingkat signifikasinsi ( α) = 5%,

(TDTA) pada perusahaan BUMN. maka didapat statistik tabel

6 Analisis indikator Dividend to Wilcoxon = 8. Oleh karena

Sales (DIVSAL)

Sales (DIVSAL) pada perusahaan bahwa

perusahaan BUMN

indikator Dividend mengalami peningkatan pada

yang

7 Analisis

Payout (PAYOUT) rasio DIVSAL. Berarti terdapat

Dari Tabel 4 alat yang beberapa BUMN yang mengalami

digunakan adalah uji statistik peningkatan terhadap pembayaran

wilcoxon signed rank test . Hasil dividend untuk pemegang saham

dari uji ini ditujukkan pada Tabel setelah

5, yang mana dari 9 BUMN, 4 melakukan

perusahaan

tersebut

diantaranyamempunyai beda Perusahaan-perusahaan BUMN

privatisasi.

negatif dan 5 bertanda positif, dan yang mengalami peningkatan

tidak ada yang sama (ties). Data rasio ini antara lain adalah PT.

yang dipakai adalah jumlah beda Telkom, PT. Indofarma, PT.

yang paling kecil, oleh karena itu Timah, PT. Semen Gresik, PT.

dalam uji indikator PAYOUT ini Aneka Tambang dan PT. Bukit

diambil beda yang negatif , yaitu Asam.

angka 20 (lihat output pada kolom Untuk lebih memperkuat

‘sum of ranks’), atau T = 20. analisis, digunakan alat uji

Dengan n (jumlah data) = 9, wilcoxon signed rank test . Tabel

uji satu sisi dan tingkat

5, menunjukkan bahwa dari 9 signifikasinsi ( α) = 5%, maka

BUMN, 3 BUMN mempunyai statistik tabel Wilcoxon = 8. Oleh beda negative, 6 diantaranya

karena Statistik Hitung > Statistik bertanda positif dan tidak ada

Tabel (20>8), maka H 7 ditolak. yang sama (ties). Data yang

Artinya, program privatisasi tidak dipakai adalah jumlah beda yang

mempunyai pengaruh dalam paling kecil, oleh karena itu

meningkatkan rasio Dividend indikator DIVSAL ini diambil

(PAYOUT) pada adalah yang mempunyai beda

Payout

perusahaan BUMN. negatif , yaitu 11 (lihat output

Setelah dilakukan analisis pada kolom ‘sum of ranks’), atau

dengan menggunakan alat uji T adalah 11.

wilcoxon’s signed rank test, maka Dengan n (jumlah data) = 9,

dapat disimpulkan bahwa program uji satu sisi dan tingkat

privatisasi yang dilakukan oleh signifikasinsi ( α) = 5%, statistik

BUMN, tidak terdapat pengaruh tabel Wilcoxon = 8. Oleh karena

peningkatan kinerja Statistik Hitung > Statistik Tabel

pada

keuangan perusahaan BUMN. Hal (11>8), maka H 6 ditolak. Artinya,

ini dibuktikan bahwa secara program

statistik dari 7 hipotesis yang diuji mempunyai pengaruh dalam

privatisasi

tidak

hanya satu hipotesis yang meningkatkan rasio Dividend to

diterima, dan 6 lainnya ditolak.

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal bisa disebabkan oleh kondisi ekonomi

nasional yang mengalami krisis moneter sekitar tahun 1997 (Gambar 1) dan terdapatnya

penolakan dari masyarakat mengenai program privatisasi. Sementara faktor internal

perusahaan bisa disebabkan oleh pengelolaan perusahaan BUMN yang kurang efisien.

Sistem pengelolaan manajemen perusahaan BUMN yang kurang baik dapat juga mengakibatkan

perusahaan BUMN

tidak mampu meningkatkan

efisiensi perusahaan

sehingga dapat mengurangi

saing perusahaan.

daya

Gambar 1. Mapping tahun listing perusahaan BUMN Hubungannya dengan krisis moneter tahun 1997

PTBA KAEF

INAF ANTAM

BBNI TLKM

TINS ISAT

SMGR

Sumber : Data Olahan

dari nilai tukar rupiah terhadap dollar bahwa, sebagian besar perusahaan

Gambar 1 memperlihatkan

yang sangat tinggi pada saat itu BUMN terkena dampak krisis

memberikan keuntungan tersendiri moneter yang terjadi pada tahun

bagi perusahaan-perusahaan yang 1997.

bergerak di bidang pertambangan. Perusahaan-perusahaan

Selain daripada krisis moneter tersebut adalah PT. Aneka Tambang,

yang memberikan dampak yang PT. Bank BNI, PT. Telkom, PT.

buruk bagi kinerja perusahaan Timah dan PT. Indosat. Kondisi

setelah melaksanakan krisis ini berdampak sangat buruk

BUMN

privatisasi, hal lain yang juga cukup bagi

terhadap kinerja BUMN pada saat itu. Sehingga yang

perkembangan perusahaan

berpengaruh

perusahaan BUMN adalah berkaitan seharusnya perusahaan BUMN dapat

dengan misi privatisasi itu sendiri. meningkatkan kinerjanya setelah go

Misi privatisasi yang dija-lankan public , ternyata hal tersebut tidak

pada saat itu adalah selain untuk dapat dicapai.

meningkatkan efisiensi peru-sahaan Sebagai contoh pada PT. Bank

BUMN, juga untuk men-dapatkan BNI (listing tahun 1996), perusahaan

tambahan dana yang ditujukan untuk ini terkena dampak dari krisis pada

menutupi hutang pemerintah (defisit saat itu. Fenomena umum yang

APBN). Hal ini berakibat pada dana terjadi di dunia perbankan pada saat

yang diperoleh dari program itu adalah kerugian yang diakibatkan

yang seha-rusnya negative spread, sehingga dunia

privatisasi

digunakan untuk mengembang-kan perbankan sangat kesulitan untuk

usaha dari perusahaan BUMN, menyalurkan dana yang tersedia

ternyata sebagian besar digunakan dalam

untuk menutupi hutang pemerintah. masyarakat. Namun krisis moneter ini memberikan pengaruh yang cukup baik bagi perusahaan BUMN yang

bentuk kredit

pertambangan. Hal ini diakibatkan

PENUTUP

terhadap peningkatan kinerja Berdasarkan penelitian yang

perusahaan BUMN. Hal ini dilakukan pada perusahaan BUMN

dibuktikan dari 7 hipotesis yang yang melakukan privatisasi dengan

diuji, ternyata hanya satu menggunakan metode IPO, maka

yang diterima dapat diambil kesimpulan sebagai

hipotesis

sementara 6 hipotesisi yang lain berikut:

ditolak. Tidak adanya pengaruh

1. Dari hasil analisis terhadap yang signifikan dari program kinerja

privatisasi ini disebabkan oleh sebelum

perusahaan

BUMN

beberapa faktor, baik faktor privatisasi dapat diketahui bahwa

melaksanakan

eksternal maupun faktor internal. kinerja perusa-haan BUMN pada

Faktor eksternal yang mempe- saat itu memiliki kinerja yang

ketidakberhasilan cenderung meningkat. Namun

ngaruhi

ini antara lain memang

program

disebabkan oleh kondisi ekonomi perusahaan BUMN yang menga-

terdapat

beberapa

secara nasional yang pada saat itu lami penurunan kinerja pada

mengalami krisis moneter dan bebe-rapa indikator yang dinilai.

misi ganda yang dibebankan oleh

2. Dari hasil analisis terhadap pemerintah pada perusahaan kinerja

BUMN pada saat itu. Sementara setelah

perusahaan

BUMN

internal yang privatisasi,

melak-sanakan

faktor

mempengaruhi antara lain adalah bahwa

dapat

diketahui

pengelolaan perusahaan BUMN BUMN setelah melaksanakan

kinerja

perusahaan

yang kurang efisien serta system privatisasi ternyata cenderung

manajemen perusahaan BUMN mengalami

yang kurang baik. beberapa

Meskipun

ada

Dalam penelitian ini memiliki mengalami peningkatan ki-nerja

perusahaan

yang

beberapa keterbatasan yaitu : setelah melaksanakan priva-

1. Penelitian ini dilakukan hanya tisasi. Kondisi ini berbanding ter-

pada ruang lingkup perusahaan balik dengan analisis sebelum

BUMN saja, yang tentunya belum melaksanakan privatisasi, yang

mewakili seluruh mana pada kondisi tersebut

dapat

swasta lainnya. terjadi kecenderungan yang

perusahaan

Sehingga hasil penelitian ini meningkat

dapat memberikan perusahaan BUMN.

terhadap kinerja

hanya

implikasi yang sangat terbatas

3. Analisis terakhir yang dilakukan pada lingkup perusahaan BUMN yaitu membandingkan kinerja

saja.

2. Karakteristik-karakteristik yang setelah privatisasi. Analisis ini

perusahaan BUMN sebelum dan

ada dalam penelitian ini hanya menggunakan alat uji statistik

terbatas pada empat karakteristik wilcoxon’s signed rank test. Dari

yaitu karakteristik Profitabilitas, hasil analisis tersebut dapat

Produktivitas Asset, Leverage dan disimpulkan bahwa program

Pay Out . Sementara karakteristik- privatisasi tidak mempunyai

karakteristik lain belum diteliti pengaruh

yang

signifikan signifikan

internal dapat dilakukan langkah-

Sis-tematis yang dilakukan analisis mengenai

3. Pada penelitian ini hanya

langkah

menyangkut pem-benahan system kinerja

informasi, admi-nistrasi, sumber dengan periode waktu 3 tahun

peru-sahaan

BUMN

daya manusia serta budaya dari sebelum IPO dan 3 tahun setelah

perusahaan BUMN tersebut. IPO. Sementara kinerja untuk

Sementara pembenahan eksternal, tahun-tahun selan-jutnya tidak

dapat dilakukan dengan cara dilakukan analisis.

pembenahan lingkungan BUMN, Berdasarkan hasil kesimpulan

meminimalkan campur tangan dan keterbatasan penelitian, maka

serta birokrasi- penulis dapat memberikan saran

pemerintah

birokrasi yang tidak efektif. serta rekomendasi sebagai berikut :

4. Bagi peneliti selanjutnya disaran-

1. Berdasarkan hasil kesimpulan kan untuk meneliti lebih lanjut yang diperoleh dari penelitian ini,

kinerja lainnya yang mana ternyata program

karakteristik

sehingga akan diperoleh hasil privatisasi tidak memberikan

yang komprehensif mengenai pengaruh

kinerja perusahaan secara umum terhadap peningkatan kinerja

yang

signifikan

dan tidak terbatas pada kinerja perusahaan

saja. Karakteritik sebaiknya sebelum perusahaan

Kinerja lainnya itu berupa akan melakukan privatisasi perlu

efisiensi, hendaknya

karakteristik

karakteristik employment, karak- pembenahan-pembenahan

dilakukan

teristik capital investment, dan manajemen perusa-haan sehingga

manfaat bagi diharapkan kinerja perusahaan

penilaian

masyarakat.

5. Objek penelitian yang dilakukan melaksanakan privatisasi.

akan meningkat

setelah

oleh peneliti hanya terbatas pada

2. Oleh karena program privatisasi perusahaan BUMN saja, sehingga perusahaan BUMN memiliki misi

disarankan untuk peneliti selanjut- ganda yaitu selain untuk mening-

nya dapat melakukan penelitian katkan efisiensi perusahaan juga

yang sama dengan menggunakan untuk mendapatkan tambahan

objek penelitian yang lain. dana guna menutupi defisit APBN, maka ada baiknya

DAFTAR PUSTAKA

perusahaan BUMN selanjutnya dapat melak-sanakan Right Issue,

Ariff, M., & T.K.K. Iyer, 1995, untuk mendapatkan tambahan

Privatization, Public Sector dana yang betul-betul digunakan

Reforms and Development untuk me-ngembangkan usaha

of Developing perusahaan tersebut.

Strategies

Countries , Asian Journal of

Public Administratrion, Vol kinerja perusahaan BUMN perlu

3. Untuk dapat

Syakhroza, 2005, pembenahan baik se-cara internal

pembenahan-

Akhmad

Corporate

Governance :

Sejarah dan Perkembangan, Indra Bastian, , 2003, Privatisasi di Teori, Model dan Sistem

: Teori dan Governance serta Aplikasinya

Indonesia

Implementasi, Jakarta : pada perusahaan BUMN,

Salemba Empat Jakarta : FE UI

Imam Ghozali, & N. John Castellan, Agus Sartono,., 2001, Manajemen

Jr, 2002, Statisitik Non- Keuangan : Teori dan Aplikasi, Parametrik : Teori dan

Yogyakarta : BPFE Aplikasi dengan Program Bennet, John., Saul Estrin, James

SPSS, Semarang : Badan Maw & Giovani Urga., 2004,

Universitas Privatization Methods and

Penerbit

Diponegoro.

J. Supranto, 2001, Statistik : Teori University : United Kingdom.

Economic Growth, Brunel

dan Aplikasi Edisi Keenam, Brigham, Eugene F. & Joel F.

Jakarta : Erlangga. Houston, 2001, Manajemen

Jusmaliani, 2004, Inovasi Dalam Keuangan, Edisi ke delapan, Privatisasi , Jurnal Ekonomi Jakarta : Erlangga.

Pembangunan, Pusat Brealey, Richard A., Stewart C.

dan

Penelitian Ekonomi Lembaga Myers & Alan J. Marcus, 2004,

Ilmu Pengetahuan Indonesia Fundamentals of Corporate

P2E-LIPI.

Finance, McGraw-Hill. Lukas Setia Atmaja, , 1999, D’Souza, Juliet & William L,

Manajemen Keuangan (Edisi Meggison, 1999,

Revisi), Yogyakarta : ANDI Financial and

The

Yogyakarta Perfomance of Privatized

Operating

Lukman Syamsuddin, , 2004, Firms During the 1990s,

Manajemen Keuangan Journal of Finance.

Perusahaan : Konsep Aplikasi Djokosantoso Moeljono, , 2004,

Perencanaan, Reinvensi BUMN : Empat

dalam

Pengawasan dan Pengambilan Strategi Membangun BUMN

Keputusan, Jakarta : PT. Raja kelas Dunia, Jakarta : PT. Elex

Grafindo Persada. Media Komputindo.

Munari, Federico., Raffaele Oriani & Dibyo Soemantri Priambodo, , 2004,

Luiss Guido Carli, 2002, Refleksi BUMN 1993 – 2003,

Privatization and Economic Yogyakarta : Media Pressindo

Returns to R&D Envestements H.S

: An Empirical Analysisi Based Mengembangkan

Hadibroto,.,

on Tobin’s q, U. Of Bologna Ekonomi, Jakarta : Pustaka

Strategi

Suhud, , 2002, Sinar Harapan.

Mohamad

Privatization : A Review on the Ika Syahrir, dan Agunan P. Samosir,

Power Sector Restucturing in 2002, Analisis Privatisasi

Indonesia, INFID’s BUMN

Background Paper on Pembiayaan APBN, Kajian

dalam

Rangla

Privatization. ekonomi dan Keuangan, Vol 6,

Sofyan Syafri Harahap, 2004, No. 4, Jakarta

Analisis

atas Laporan

Keuangan , Jakarta: PT. Raja dengan SPSS Versi 11.5, Grafindo Persada.

Jakarta : PT. Elex Media North, Douglass C., ______,

Komputindo Privatization, Incentive and

Wai-Hong Po, 1999, Economic Economic

Perfomance, Analysis of Privatization, PhD Washintong University, St.

Economics, Virginia Louis.

in

Polytechnic and State Pandu

University, USA Efektivitas

______________, 2001, Master Plan Privatisasi BUMN dalam

Kebijakan

BUMN Tahun 2002 – 2006, Rangka Pembiayaan APBN, Kantor Kementrian Negara

Jakarta BUMN, Jakarta Pandu Patriadi, , 2003, Studi Banding Kebijakan Privatisasi BUMN di Beberapa Negara, Kajian

Ekonomi

dan

Keuangan, Vol 7, No. 4, Jakarta.

Pandu Patriadi, , 2003, Studi Kebijakan Dividen BUMN dalam Memberikan Kontribusi Optimal Terhadap APBN, Jakarta

Purwoko, 2002, Model Privatisasi BUMN yang mendatangkan Manfaat Bagi Pemerintah dan Masyarakat Indonesia, Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol 6, No. 1, Jakarta

Riant Nugroho Dwijowijoto dan Ricky Siahaan, 2005, BUMN Indonesia : Isu, Kebijakan dan Strategi , Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Steward, Richard A., 2001, An Economic

Analysis

of

Privatization and Competition in The Telecommunications Sectors : Case Study of the U.S., U.K., Mexico and China , Temple University, Fox School of Business and Management.

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : CV. Alfabeta Singgih Santoso. 2003, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik

Dokumen yang terkait

PENGARUH KEPUASAN KERJA, KEPERCAYAAN TERHADAP ORGANISASI (TRUST) DAN KETIDAKAMANAN KERJA (JOB INSECURITY) TERHADAP INTENSI KELUAR (TURNOVER INTENTION) PADA PT. ASIA PETROCOM SERVICES (APS) DURI

0 0 19

Kata kunci : Budaya Organisasi, Iklim Organisasi, Kinerja PENDAHULUAN - PENGARUH BUDAYA DAN IKLIM ORGANISASITERHADAP KINERJA TENAGA PARAMEDIS RUMAH SAKIT XYZ

0 1 12

KAJIAN PERBEDAAN MINAT MEMBUAT PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA MENURUTTINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA DI KOTA PEKANBARU

0 0 11

Kata kunci : karakteristik, pedagang kaki lima PENDAHULUAN - PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SEKTOR INFORMAL DI KOTA PEKANBARU

0 0 12

PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI), ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN CURRENT RASIO (CR) TERHADAPRETURNSAHAM

0 0 17

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN (DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN DIVIDEND YIELD) TERHADAP VOLATILITAS HARGA SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Kelompok LQ45 yang terdaftar di BEI)

0 0 11

DAMPAK SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL, PRILAKU TIDAK ETIS, DAN MORALITAS MANAJEMEN TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN DEVELOPER DI PEKANBARU

0 1 19

PENGARUH PERSEPSI DAMPAK MEROKOK DAN FEAR APPEAL TERHADAP MOTIVASI BERHENTI MEROKOK SERTA IMPLIKASINYA PADA PERILAKU MEROKOK MAHASISWA DI KOTA PEKANBARU

0 4 13

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK RIAU KEPRI CABANG UTAMA PEKANBARU Zulhaida

0 1 16

ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT PESANTREN TERHADAP BANK SYARIAH (Studi pada Masyarakat Pesantren di Kota Pekanbaru)

0 0 18