PENAMBAHAN DOSIS TRYPTOPHAN DALAM PAKAN UNTUK MENGURANGI SIFAT KANIBALISME PADA LARVA KERAPU MACAN ( Epinephelus fuscoguttatus)

  Penambahan dosis tryptophan dalam pakan untuk ..... (Muslimin) PENAMBAHAN DOSIS TRYPTOPHAN DALAM PAKAN UNTUK MENGURANGI SIFAT KANIBALISME PADA LARVA KERAPU MACAN ( Epinephelus fuscoguttatus) * ) * * ) * * ) M uslim in , H ar yat i , dan D ody D h T r ij uno

  • )

  Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makm ur Dg. Sit t aka No. 129, Maros 90512, Sulawesi Selat an

  Em ai l : mimin_69@yahoo.com

  • )

  Univer sit as Hasanuddin Jl. Perint is Kem erdekaan Km . 10, Kam pus Universit as Hasanuddin Tam alanrea,

  Makassar, Kode Pos 90245 (Naskah diterima: 26 April 2010; Disetujui publikasi: 28 Juni 2011)

ABST RAK

  Penelitian ini bertujuan untuk m engetahui dosis tryptophan dalam pakan, yang dapat m eningkatkan kandungan tryptophan dalam ot ak, sehingga dapat m engham bat sifat kanibalism e pada larva kerapu m acan. Penelitian ini dilaksanakan selam a tiga m inggu dari tanggal 23 Juli sam pai 25 Agustus 2007 di Balai Budidaya Air Payau (BBAP), Takalar. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan kerapu m acan yang berasal dari induk yang sam a pada um ur 36 hari sebanyak 1.600 ekor dengan bobot awal 0,13± 0,05 g dan panjang awal 1,92± 0,05 cm . Wadah percobaan yang digunakan dalam penelitian ini, berupa gentong plastik volum e 130 L dengan padat penebaran 1 ekor/ L, di m ana jum lah gentong yang digunakan 12 unit dan tiap- tiap unit perlakuan ditam bahkan m asing- m asing satu gentong cadangan untuk pengam bilan sam pel. Dosis tryptophan yang digunakan dalam penelitian berbentuk tepung halus berwarna putih ditam bahkan ke dalam pakan pada m asing- m asing perlakuan adalah A (0%); B (0,5%); C (1%); dan D (1,5%). Dalam penelit ian ini digunak an pak an basah (moist pellet). Rancangan percobaan yang digunak an adalah Rancangan Acak Lengk ap (RAL), di mana masing- masing perlakuan diulang tiga kali. Data kualitas air seperti suhu, salinitas, pH, DO, am onia, dan nit rit dianalisis secara deskript if. Hasil penelit ian m enunjukkan bahwa, penam bahan dosis t rypt ophan k e dalam pak an sebesar 0,5% sudah dapat m engurangi tingkat kanibalism e pada larva kerapu m acan.

  KATA KUNCI: t r y p t o p h a n , k a n i b a l , b e n i h k e r a p u m a ca n , si n t a sa n , d a n p er t um b uhan ABST RACT : The addition of tryptophan in the diet of juvenile of groupers (Epinephelus fuscoguttatus) to reduce its cannibalistic behavior. By: M uslim in, Har yat i, and D ody D h T r ijuno This study was aimed to investigate the appropriate dose of tryptophan added in the diet to increase the tryptophan levels in the fish brain which was suspected to be able to supress the cannibalistic behavior of the grouper juvenile. This study was conducted rd th from July 23 to August 25 , 2007 at Brackish Water Aquaculture Centre, Takalar Regency. Tested fish used in the study were 1,600 grouper juveniles from the same parent at the age of 36 days, with the initial average weight of 0.13±0.05 g and length of 1.92±0.05 cm. The experiment media were 12 units of plastic drums volumed 130 L with stocking density of 1 fish/L. For every unit of treatment, an extra drum was prepared for samples back up. The doses of tryptophan added into the diet were

  

arranged as treatment A (0%), B (0.5%), C (1%), and D (1.5%). The diet used in the

study was moist pellet. The experimental design employed complete random design

in which each treatment was done in 3 recurrences. The data of water quality,

temperature, salinity, pH, DO, and amonia were analysed descriptively. The study

indicated that the addition of 0.5% tryptyophan into the diet has been proven efficient

to suppress cannibalism in the juvenile groupers.

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 271-279

  I k an k er ap u m ac an (Epinephelus

  fuscoguttatus) merupakan salah satu jenis ikan

  k ar n i v o r a y an g d i k en al d en g an i st i l ah

  groupers. Ikan ini m em iliki sifat - sifat yang

  menguntungkan untuk dibudidayakan karena pertum buhannya yang cepat. Dalam kegiatan perbenihan k erapu m acan, k endala ut am a yang dihadapi pant i benih adalah t ingginya kematian, terutama dalam fase perkembangan larva. Salah satu penyebab tingginya kematian adalah m unculnya sifat kanibalisme. Sif at ini t erjadi pada f ase m et am orf osis, dari st adia yuwana p elag ik k e st ad ia yuwana b ent ik , (Trijuno, 2001).

  Beberapa penelit ian yang t elah dilakukan dan berhubungan dengan sif at kanibalism e m en j el ask an b ah w a, si f at k an i b al i sm e disebabkan oleh adanya perbedaan ukuran di ant ara larva dan f akt or ket ersediaan pakan (kualitas dan kuantitas) dalam suatu permukaan air (Folkvord & Ottera, 1993; Hecth & Pienaar, 1 9 9 3 ; Fo l k v o r d , 1 9 9 7 ). Pen am b ah an (suplement) t rypt ophan ke dalam pakan akan m engopt im alkan akt ivit as neuron serot onik, sehingga dapat m engont rol sifat kanibalism e pada larva kerapu m acan.

  Trypt ophan m erupakan salah sat u asam am i n o esen si al yan g d i t em u k an d al am m akanan. Jum lahnya m asih sangat sedikit , sehingga dibutuhkan penambahan tryptophan dari luar. Penam bahan t rypt ophan ke dalam p ak an unt uk m engat asi d ep r esi d an sif at agresif biasanya digunakan dosis t rypt ophan 1 - 3 g / h ar i . M en u r u t Fo l k v o r d (1 9 9 7 ), hubungan ant ara t rypt ophan dengan kondisi st res erat kait annya dengan horm on kort isol. Horm on ini m engalam i peningkat an dalam tubuh jika terjadi stres/ depresi dan insomnia. Horm on ini diproduksi oleh kelenjar andrenal dan dik eluark an unt uk m erespons k ondisi st res/ depresi.

  KEYWORD S: dose of t r ypt ophan, cannibalism , juvenile gr ouper s PENDAHULUAN

  serotonergic dalam ot ak akan m enyebabkan

  pengham bat an t erhadap sif at agresif / st res (Winb er g & Nilsson, 1 9 9 3 ; Young, 1 9 9 6 ). Men u r u t Mu n r o (1 9 8 6 ), p ad a i k an - i k an Teleostei, ditem ukan bahwa injeksi serotonin (5- HT) dapat m engham bat sifat agresif pada ik an Cichlid (Aequidens pulcher) d an ik an k n i f ef i sh (Apteronotus leptorhynchus). Selanjut nya Hseu et al. (2003) m enyebut kan bahwa penam bahan 0,5% t rypt ophan dalam pakan dapat mengurangi tingkat kanibal pada yu wan a i k an k er ap u l u m p u r (Epinephelus

  coioides). Tujuan penelit ian ini adalah unt uk

  m enget ahui dosis t rypt ophan dalam pakan, yang dapat m eningkat kan kandungan t ryp- t ophan dalam ot ak, sehingga dapat m eng- ham bat sif at kanibalism e pada larva kerapu macan.

BAHAN DAN METODE

  Pem ilihan lok asi t er sebut didasar k an at as p er t i m b an g an sar an a d an f asi l i t as yan g t ersedia, sehingga dapat m em udahkan dan m em perlancar kegiat an penelit ian. Hewan uji

  Per co b aan i n i d i l ak san ak an d i Un i t Pem benihan Balai Budidaya Air Payau (BBAP), Takalar, Desa Boddia Kecam at an Galesong Selat an Kabupat en Takalar, Sulawesi Selat an.

  Pada kondisi norm al, enzim Trypt ophan Hydroksilase (TH) dalam ot ak hanya dapat dipenuhi sekit ar 50% (Sout h, 2006). Hal ini m enandakan bahwa produksi serot onin t idak melebihi nilai tersebut, dengan demikian perlu d ilak uk an p enam b ahan t r yp t op han d alam pakan, untuk m eningkatkan produksi seroto- nin dalam otak. Proses perubahan tryptophan m en j ad i ser ot on i n d i p er l u k an t r yp t op h an hidroksilase dengan menggunakan vitamin B6 dan enzim karboksilase. Menurut Winberg & Nilsson (2001), peningkatan tryptophan dalam p ak an , ak an m en g h asi l k an p en i n g k at an ak t i vi t as ser o t o n i n d an p en u r u n an si f at agresif / st res pada jenis ikan sepert i rainbow t r out . Selain it u, pada k ebanyak an hewan vert ebrat a, k et ersediaan t rypt ophan dalam ot ak ik an, sangat dipengaruhi oleh k et er- sed i aan ser o t o n i n . p en i n g k at an ak t i vi t as yang digunakan adalah larva kerapu m acan, umur 36 hari dengan bobot 0,13 ± 0,05 g dan panjang 1,92 ± 0,05 cm yang berasal dari hasil penet asan induk yang sam a dan t elah dipelihara di Loka BBAP, Takalar. Jum lah larva yang digunak an 1.600 ek or. Penelit ian ini m enggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Jenis tryp- t op h an yan g d i g u n ak an d al am p en el i t i an b er b en t u k t ep u n g h al u s b er war n a p u t i h . Perlakuan dosis t rypt ophan yang dit erapkan dalam percobaan ini yait u (A) 0%; (B) 0,5%; (C) 1,0%; dan (D) 1,5%.

  Wadah yang digunakan dalam percobaan adalah gent ong t erbuat dari bahan plast ik, berbent uk t abung berkapasit as volum e 130 L. Jumlah gentong plastik digunakan sebanyak 16 unit (12 unit unt uk perlakuan dosis t ryp- tophan dan di setiap perlakuan masing- masing ditambah 1 ulangan untuk pengambilan sampel dan pengam atan sifat kanibal). Ketinggian air dalam wadah 80 cm , kepadat an benih dalam wadah 1 ekor / L at au 100 ekor/ gent ong. Air yang digunak an unt uk pem eliharaan larva diperoleh langsung dari laut , yang t elah di endapkan di bak penam pungan, kadar garam air laut 25- 30 ppt , derajat keasam an pH 7- 8 ppt dan suhu 28

  C selam a 24 jam ), serat kasar (f ibret ex ), dan t ot al energi p ak an (b o m b - cal o r i m et er ). Sed an g k an p enent uan Bahan Ek st r ak Tanp a Nit r ogen (BETN) diperoleh dari perhitungan (100- kadar air- protein kasar- lemak kasar- kadar abu- kadar serat kasar). Pakan kont rol t idak diberikan penam bahan t rypt ophan, walaupun t epung i k an secar a u m u m m en g an d u n g 0 , 7 3 % tryptophan (Halver, 1989).

  D11–D25 10–15 indiv idu/ mL Artemia D15–D55 1–3 indiv idu/ mL Pakan buatan (Artificial feed ) D8–D55 4% dari bobot badan

  D2–D10 5–10 indiv idu/ mL Rotifer tipe L (Brachiounus plicatilis )

  

Plankton (Chlorella sp.) D1–D25 100.000–1 juta sel/ mL

Rotifer tipe S (Brachiounus plicatilis )

  Table 1. Types of natural feed fed the to juvenile groupers Jenis p akan Umur larva JumLah p akan T ype f eed s Old juven ile T ot a l f eed s

  Pen g am b i l an sam p el t r yp t op h an p ad a bagian otak ikan kerapu macan dilakukan pada Tabel 1. Jenis pakan alami yang diberikan pada larva kerapu macan

  Pembuatan pakan didasarkan pada analisis proksimat bahan baku pakan. Dalam penelitian i n i d i g u n ak an p ak an moist pellet (p ak an yang dibuat dalam bent uk basah). Pakan ini mengandung 25%- 30% kadar air. Larva kerapu m acan pada um um nya m enyukai pelet basah, karena teksturnya lebih lembut dan aromanya lebih m erangsang dibanding pelet k ering. Selanjutnya pakan yang telah diramu disimpan dalam boks plastik ukuran 10 cm x 10 cm x 0,5 cm . Hasil cetakan ditim bang dan dicatat serta dit ut up unt uk m em pert ahankan kesegaran p ak an. Sed angk an k om p osisi b ahan b ak u p ak an l ar va d ap at d i l i h at p ad a Tab el 2 . Param et er kualit as air yang diam at i ant ara lain: salinitas, suhu, pH, oksigen, amonia, dan nit rit . Analisis kualit as air dilakukan set iap 5 hari sekali dan dilakukan sebelum penggantian air.

  Trash Fish 5 0 g

  muffle-furnance pada suhu 550 o

  o

  C dalam oven selama 24 jam), protein kasar (semi mikro Kjeldahl), lemak kasar (ek st rak si et her), abu (pem anasan dengan

  o

  Analisis p r ok sim at d ilak uk an t er had ap bahan baku pakan, yang m eliput i kadar air (pemanasan 110

  fer, artemia, dan pakan buatan.

  C, dan nitrit tidak lebih dari 0,1 mg/ L. Wad ah i n i d i l et ak k an d i l an t ai , d al am r uang an t er b uk a yang t er d ap at naung an. Unt uk m em pert ahankan kualit as air, m aka d i l ak uk an p enyi p onan d an p er g ant i an ai r media. Pergantian air dilakukan pada D8- D13, sedangkan penyiponan dilakukan pada hari ke- 11, selanjut nya dilakukan pergant ian air pada hari ke- 14 sebanyak 30%- 50% setiap hari. Mem asuk i um ur D3 0 - D5 5 , p er gant ian air dilakukan 2 kali sehari (pagi- sore) sebanyak 50%. Jenis pakan yang diberikan pada larva selain pakan percobaan adalah chlorella, roti-

  o

  C- 32

  Penambahan dosis tryptophan dalam pakan untuk ..... (Muslimin)

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 271-279

  Tabel 2. Komposisi bahan baku pakan untuk larva kerapu macan

  

Table 2. Raw material composition of feed fed to the grouper juveniles

Pakan p erlakuan Ko mp o sisi p akan Feed t r ea t m en t ( %) Feed com posit ion ( A) Ko nt ro l ( B) 0.5 ( C) 1 ( D) 1.5

  • Ikan ruc ah

  20

  20

  20

  20 Trash fish

  58

  58

  58

  58 Fish meal Tepung terigu

  13

  13

  13

  13 Flour meal Miny ak ikan

  2

  2

  2

  2 Fish oil Miny ak kedelai

  1

  1

  1

  1 Soybean oil Vitamin mix

  3

  3

  3

  3 Vitamin mixture Mineral mix

  1.5

  1.5

  1.5

  1.5 Mineral mixture Try ptophan

  0.0

  0.5

  1

  1.5 Sellulosa

  1.5

  1

  0.5 Sellulose Jumlah 100 100 100 100 Kalkulasi p ro ksimat Pr oxim a t e a n a lysis Protein

  48.1

  48.1

  48.1

  48.1 Crude Protein (%) Lemak

  12.6

  12.6

  12.6

  12.6 Crude fat (%) BETN

  6.1

  6.1

  6.1

  6.1 Nitrogen free extract (%) Energi (KKal/ kg)

  66.8

  66.8

  66.8

  66.8 * ) Energy (Kcal/kg) Ikan rucah (Trash fish) 50 g

  ak h i r p en el i t i an . An al i si s p er t u m b u h an sebanyak 1 6 unit . Penam bahan wadah ini dilakukan dengan m engukur bobot awal dan u n t u k m em u d ah k an d al am p en g am b i l an bobot akhir ikan uji pada sem ua perlakuan. sam p el d an t id ak m engganggu p er lak uan Sedangkan perhit ungan sint asan dilakukan penelit ian. Jum lah sam pel yang diam bil dan pada akhir penelit ian. Pengam at an t ingkat ditimbang setiap hari sebanyak 5 ekor, di mana kanibalisme dilakukan 3 kali sehari, yaitu pada sampel yang telah diambil tidak dikembalikan saat gant i air pagi, siang, dan sore. Set iap lagi ke wadah pengam bilan sam pel. Set elah perlakuan masing- masing ditambahkan wadah d i h i t u n g si sa j u m l ah t o t al l ar va k er ap u , berupa gent ong. Wadah ini diadakan unt uk kem udian diam bil sam pel sebanyak 15 ekor/ tempat pengambilan sampel, sehingga jumlah gentong untuk pengukuran bobot dan panjang gent ong yang digunakan secara keseluruhan total.

  Peubah yang diam at i dalam penelit ian ini adalah: A. Kandungan tryptophan dalam otak

  B. Tingkat kanibalisme

  Pengamatan Tryptophan dalam Otak

  Pada akhir penelit ian larva kerapu m acan diam bil sebanyak 15 ekor/ gent ong dengan ukuran (panjang t ot al 3,07 cm ; bobot basah m asukkan dalam vaccum pump (freesdrayer) dan didiamkan selama 24 jam, agar sampel otak yang akan diam bil t idak t erurai (t et ap ut uh) pada saat pem bukaan jaringan ot ak. Sam pel o t ak yan g t el ah d i am b i l d i k u m p u l k an d i alumunium foil, selanjutnya dimasukkan dalam

  vaccum pump selam a 24 jam unt uk m eng- hilangkan kadar air.

  Analisis tryptophan otak dilakukan dengan mengirimkan sampel otak sebanyak 2 g (bobot kering) ke Laboratorium Balai Besar Penelitian Pasca Panen, Badan Litbang Pertanian, Bogor- Jawa Barat . Pengam bilan jaringan ot ak pada larva dilakukan sebagai berikut:  Larva dipegang dengan tangan kiri,  Larva dibungkus dengan tissu agar mudah dipegang,  Letakkan pisau pemotong di depan sirip punggung pertama,

   Sayat daging ke arah depan (mulut) sedalam 0,5 mm dengan panjang 1- 1,5 cm,

   Lipat kulit penutup otak ke depan,  Angkat isi otak dengan pisau pemotong.

  An al i si s t r yp t op h an d i l ak u k an d en g an m en g g u n ak an High Performance Liquid

  Chromatografi (HPLC) yan g d i l en g k ap i Electrochemical-detection (EC). Isi dar i 5 -

  Hi d r ox yt r yp t op han d i uk ur d eng an sat uan n an n o g r am 5 - HT p er m i l i g r am p r o t ei n . Konsentrasi protein dalam otak diukur dengan Bio- Rad prot ein m enggunak an k it st andar Bolbia Serum Albumin (BSA).

  Tingkat Kanibalism e

  Hal yang harus diamati dalam pengukuran t i n g k at k an i b al i s m e ad al ah p en y eb ab k em at ian. Penyebab k em at ian lar va dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain, stres yang diindikasikan dengan perubahan warna tubuh. Dampak stres larva menyebabkan larva t idak m au m akan walaupun m akanan cukup t ersedia. Selain it u, pergerakan larva t idak sampai ke dasar jaring, akan tetapi cenderung berenang di permukaan air. Pengamatan tingkat kanibalism e pada larva kerapu, harus lebih d i cer m at i d en g an m el i h at p er u b ah an - perubahan yang nam pak pada bagian t ubuh. Perubahan itu antara lain adanya bekas gigitan

  Gambar 1. Pengambilan sampel jaringan otak larva kerapu macan

  Figure 1. Collecting brain sample of grouper larva Penambahan dosis tryptophan dalam pakan untuk ..... (Muslimin) pada bagian t ubuh, warna agak pucat pada bagian kepala, hal ini disebabkan larva yang dim angsa dim unt ahkan kem bali, perut larva nam pak lebih besar dari biasanya dan t erjadi k em at i an l ar va, d i m an a sal ah sat u at au keduanya larva m engalam i kem at ian. Jum lah kematian larva kerapu macan yang disebabkan karena sifat kanibalisme dapat dihitung dengan m enggunakan f orm ula (Hseu et al., 2003). Dalam f orm ula ini dikat akan bahwa: padat yang hidup (ekor) dikurangi jumlah larva yang m at i bukan karena sif at kanibalism e (ekor) dibagi padat penebaran (ekor) dikalikan 100%.

  HASIL DAN BAHASAN Kandungan Tryptophan dalam Ot ak

  1.2

  0.85

  0.51

  0.38

  0.2 B C D

  0.4

  0.6

  0.8

  1.0

  A

  Analisis kandungan tryptophan dalam otak (Gambar 2) merupakan langkah yang dilakukan unt uk m enget ahui hasil penam bahan t ryp- tophan yang diserap pada larva kerapu macan. Kandungan tryptophan dalam otak (ng/ mg pro- t ein) m enunjukkan bahwa perlakuan A (0 ng/ m g prot ein) adalah yang t erendah sebesar 0,38 ng/ m g prot ein disusul perlakuan B, C, dan D secara berurut (0,51 ng/ m g prot ein), (0,85 ng/ m g prot ein), dan (1,10 ng/ m g pro- tein).

  Tryptophan in brain (n g / m g p ro te in )

  Tryptophan addition (%) T ry p to p h a n o ta k

  Penam bahan t rypt ophan

  

Figure 2. The level of tryptophan in the brain of the grouper juveniles

  Gambar 2. Kandungan tryptophan dalam otak larva kerapu macan

  biasanya banyak ditemukan pada jamur, buah- buahan dan sayur- mayur. Dalam sistem syaraf p usat , ser ot oni n b er p er an p ent i ng d al am mengatur perasaan marah, mengantuk, muntah, dan sifat agresif. Sebagian besar (sekit ar 90% serot onin disim pan dalam bent uk k eping/ butiran darah (platelets blood) (Anonim, 2007). Di dalam tubuh serotonin disintesis dari asam

  substance d al am ser um d ar ah. Ser ot oni n

  Pr o ses k er j a t r yp t o p h an d al am o t ak b er h u b u n g an d en g an s er o t o n i n y ai t u m onoam ine neurot ransm it t er yang disint esis di dalam serot onergic neurons dalam sist em syaraf pusat (central nervous system) dan sel ent erochrom af f in dalam sist em pencernaan (gastrointestinal tract) p ad a b i n at an g t erm asuk m anusia. Pada awalnya serot onin diident ifikasi sebagai sebuah vasoconstrictor

  Pada perlakuan A (kontrol) tidak diberikan t rypt ophan dalam pakan, t et api hasil analisis kandungan t rypt ophan dalam ot ak t erdapat 0,38% t rypt ophan. Hal ini disebabkan karena, bahan baku penyusun pakan sepert i t epung ikan secara alami juga mengandung tryptophan walaupun dalam jum lah yang sangat sedikit , s eh i n g g a b er p en g ar u h d al am an al i s i s proksim at pakan. Pengam bilan sam pel t ryp- t ophan dalam ot ak t idak dilakukan pada t iap ulangan, t et api dilakukan pada set iap per- lakuan. Hal ini disebabkan karena terbatasnya jum lah sam pel larva yang hidup pada akhir penelit ian dan ukuran larva yang m asih kecil, sehingga sam p el p ad a t iap ulangan t id ak m encukupi, walaupun wak t u pem eliharaan larva sudah diperpanjang selam a dua m inggu dari wakt u penelit ian. Ukuran larva ini sangat b er p en g ar u h t er h ad ap vol u m e ot ak yan g akan dijadikan sam pel, di m ana ukuran ikan berbanding lurus dengan volum e ot ak.

  1.10 J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 271-279 am ino t rypt ophan m elalui m et abolic pat hway yang berisi 2 enzim yaitu tryptophan hydrox y- lase (TPH) dan am ino acid decarbox ylase. Keberadaan TPH dapat dit unjukkan dalam 2 bentuk yaitu TPH1: ditem ukan pada beberapa jaringan, sedangkan TPH2: dit em ukan pada otak (isoform).

  Dalam syaraf- syaraf terdapat Raphe nuclei yang merupakan sumber pelepasan serotonin dalam otak (Anonim, 2007) Raphe nuclei adalah gabungan dari beberapa syaraf (9 pasang) yang dibagi ke sepanjang brainst em , sekit ar p u sat r et i cu l ar f o r m at i o n . Ser o t o n i n d i - l ep ask an d ar i ser o t o n er g i c var i co si t i es dalam ruang neuronal sepanjang ax on, dari r u an g i n i ser ot on er g i c var i cosi t i es b eb as berdifusi. Serotonin(5- HT) receptor diaktifkan pada dendrites, ke dalam tubuh dan pusat pre- synapt ic yang bersebelahan dengan neurons. Pergerakan serot onergic di t erm inal ut am a m el al u i p en g am b i l an 5 - HT d ar i syn ap se. Monoamine diangkut ke- 5- HT, selanjutnya 5- HT diangkut kem bali m enuju ke presynapt ic neuron. 5- HT receptor (sel yang peka terhadap r an g san g an ) m er u p ak an r ecep t o r u n t u k neurotrasm itter dan peripheral signal m edia- t or serot onin. 5- HT recept or t erlet ak dalam m em bran sel pada sel- sel syaraf dan sel lain pada binatang dan berpengaruh dalam mediasi serot onin (endogenous ligand). Pem asuk an serotonin melalui mulut tidak dapat dilakukan dari serot onergic pat hway ke pusat sist em syaraf sebab serotonin tidak dapat menembus rintangan darah ke otak (blood brain barrier). Bagaimanapun tryptophan dan metabolisme 5- Hydrox yt rypt ophan berasal dari sint esis se- rotonin yang dapat menembus blood brain bar-

  rier). Unt uk m enghubungk an serot onergic

  ad alah p enam b ahan t r yp t op han k e d alam pakan (dietary supplement).

  Tingkat Kanibalism e

  Untuk mengukur tingkat kanibalisme larva kerapu m acan, m aka dapat dilakukan dengan m enget ahui t ingk at pem angsaan. Menurut Hech t et al. (1 9 9 3 ), m en g at ak an b ah w a t ingk at an ini sangat berhubungan dengan pem berian dosis t rypt ophan dalam pak an. Tingkat kanibalism e pada larva dapat dilihat pada Tabel 3 . Hasil uj i st at ist ik (P< 0 ,0 5 ), m en u n j u k k an b ah w a, k an i b al i sm e p ad a perlakuan A lebih t inggi dan berbeda nyat a dibandingkan dengan perlakuan B, C, dan D. Hal ini disebabkan tidak ada penambahan tryp- t ophan ke dalam pakan, sehingga t idak ada yang m engendalik an organ ot ak , ak hirnya berdam pak pada peningkat an kem at ian larva akibat sifat kanibalisme.

  Kit a ket ahui bahwa di dalam bahan baku pakan secara umum mengandung tryptophan, ak an t et ap i j u m l ah t r y p t o p h an y an g d i b u t u h k an u n t u k m en g u r an g i s i f at kanibalisme belum cukup, sehingga diperlukan penam bahan t rypt ophan. Nam un dem ikian penambahan tryptopan ke dalam pakan, masih t erjadi peningkat an sif at kanibal pada larva. Hal ini berhubungan dengan dosis tryptophan yang diberikan, di mana dosis tryptophan yang t inggi akan m eningkat kan kandungan t ryp- tophan dalam otak sehingga dapat mengurangi sifat agresif pada larva.

  Pengam at an di lapangan m enunj uk k an b ah wa, t i n g k ah l ak u i k an k er ap u m acan , um um nya m em angsa dim ulai dar i k epala, badan, dan ekor kemudian ditelan, tetapi tidak dit em ui adanya larva kerapu yang m em akan m angsanya di m ulai dar i belak ang (ek or ). Sering pula dit em ui adanya larva yang digigit dari arah ekor, dapat m elepaskan diri, nam un umumnya telah mengalami luka sehingga tidak

  Tabel 3. Kanibalisme pada larva kerapu macan

  Table 3. Cannibalism at juvenile groupers

Nilai dalam kolom yang diikut i dengan dengan huruf yang sam a t idak berbeda nyat a

(P< 0,05), rat a- rat a ± SD, n = 45 ekor/ perlakuan

Values in the same column followed by the same superscript are not significantly different

(P<0.05), mean ±SD, n = 45 tail/treatment

  

( A) Ko nt ro l

( Con t r ol )

Kanib alisme ( Ca n n ib a lism ) Paramet er Pa r a m et er s Penamb ahan t ryp t o p han Ad d it ion a l t r ypt oph a n ( %)

  

43.3±1.5

a

  30.6±1.5 b

  27.6±1.5 b

  34.0±1.0 b

  ( B) 0.5 ( C) 1 ( D ) 1.5 Penambahan dosis tryptophan dalam pakan untuk ..... (Muslimin)

  J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.2 Tahun 2011: 271-279

  5 0 4 3 4 5

  )

  4 0

  e (% m

  3 4

  s 3 5 li

  3 0

  a

  3 0

  ib 2 7 n a

  2 5

  k t a

  2 0

  k g

  1 5

  in T Level of canibalism

  1 0

  5 A B C D Penam bahan t rypt ophan

  Tryptophan addition (%)

  Gambar 3. Tingkat kanibalisme larva kerapu macan

  

Figure 3. Level cannibalism of juvenile groupers

  m am pu bert ahan hidup. Dalam penelit ian ini, (DO) 3,3- 4,3 m g/ L; dan pH 7,0- 8,0 ppt. Boyd sering pula dit em ukan ant ara m angsa dan (1982) menyatakan bahwa pH yang baik untuk pem angsa m at i bersam a, dan ini um um nya kehidupan larva kerapu adalah berkisar 6,5– terjadi jika ukuran ikan hampir sama atau salah 8,0 serta am onia 0,01- 0,31(m g/ L). Nilai- nilai sat unya ada yang berukuran lebih besar. kisaran sepert i suhu, salinit as, DO, pH, dan amonia, masih dalam kisaran yang stabil untuk

  Hasil pengukuran kualitas air selama pene-

  o

  m enunjang pertum buhan dan perkem bangan lit ian sepert i pada Tabel 4. Suhu air 29 C-

  o 30,3 C; salinitas 30- 32 ppt; Dissolved oksygen larva kerapu m acan.

  Tabel 4. Rat a- rat a param et er kualit as air pada larva kerapu m acan selam a penelitian

  Table 4. Variation of water quality parameters during the experiment Penamb ahan t ryp t o p han Ad d it ion a l t r ypt oph a n ( %) Paramet er Pa r a m et er s ( A) Ko nt ro l ( B) 0.5 ( C) 1 ( D) 1.5 ( Con t r ol )

  Suhu 29.2-30.1 29.2-30.3 29-30.2 29.1-30 o

  Temperature (

  C) Salinitas 30-32 31-32 30-31 30-32

  Salinity (ppt) DO 4.1-4.3 3.8-4.1 3.3-4.0 3.9-4.3 Dissolve oxygen (mg/ L) pH 7.2-8.0 7.1-8.0 7.1-8.0 7.0-8.0 Amonia 0.01-0.021 0.01-0.027 0.02-0.025 0.02-0.031 Ammonia (mg/ L) Nitrit (mg/ L) 0.05-0.04 0.05-0.03 0.05-0.03 0.05-0.03 Nitrite (mg/ L)

KESIMPULAN DAN SARAN

  Dari hasill penelit ian dapat disim pulkan bahwa:

  Halver, J.E. 1989. Fish Nut rit ion. 2

  Penambahan dosis tryptophan dalam pakan untuk ..... (Muslimin)

  Neurotransmitter Precursor, Basic and Clini- cal Aspect s. Neurosci. Biobehav. Rev., 20: 313- 323.

  Physiol., C 106: 597- 614. Young, S.N. 1996. Behavioral Effects of Dietary

  Monoamine Neurotransmitters in Agonistic Behaviour and St ress React ions, wit h Par- ticular Reference to Fish. Com p. Biochem .

  Winberg, S., Overli, O., & Lepage. 2001. Sup- pression and aggression in rainbow t rout (Onchrhyncus mykiss) by diet ary L- t ryp- tophan. J. exp. Biol., 204: 3867- 3876. Winberg, S. & Nilsson, G.E. 1993. Roles of Brain

  (Plectropomus leopardus) under Rearing Ex p er i m ent . Dep ar t em en of Fi sher i es, Facult y of Agricult ure, Kyot o Universit y, Kitashirakawa, Japan, p. 10- 14.

  Chiclid Fish (Aequidens pulcher). J. Pineal Res., 3: 257- 262. Sout h, J. 2006. Trypt ophan art icle. Offshore pharmacy (http:/ / www. Smart- drugs.net/ ias- t rypt ophan- art icles.ht m . diakses 11 Maret 2007). Trijuno, D. Dh. 2001. Studies On the Develop- m ent and Met am orfosisi of Coral Trout

  . Ed. Aca- dem ic press. San Diego, 789 pp. Munro, A.D. 1986. Effects of Melatonin, Seroto- nin and Nalox one on Aggresion in Isolated

  nd

  Epinephelus. coioides. J. Aquaculture, p. 251- 264.

  1. Peningkatan kandungan tryptophan dalam jaringan otak, sebanding dengan pening- katan tryptophan dalam pakan.

  C. L. , & Hw an g , P. P. 2 0 0 3 . Ef f ect o f Ex ogeneous Trypt ophan on Canibalism , Survival and Growt h in Juvenile Grouper,

  Hseu, J.R. & Lu, F.I., Su, H.M., Wang, L.S., Tsai,

  Epinephelus coioides. J. World Aquaculture Soc., 24: 246- 261.

  Hecht, T. & Pienaar, A.G. 1993. A review of Can- n i b al i sm an d i t s Im p l i cat i o n s i n Fi sh Larvicult ure of Orange Spot t ed Grouper,

  Folkvord, A. 1997. Ontogeny of Cannibalism in Larva and Juvenile Fishes with Special Em- phasis on Atlantic Cod. In: Chambers, R.C., Trippel, E.A. (Eds), Early Life Hist ory and Recruitm en in Fish Populations. Chapm an & Hall, London, p. 251- 278.

  morhua). Aquaculture, 114: 243- 260.

  Folkvord, A. & Ottera, H. 1993. Effects of Initial Size Distribution, Day Length and Feeding Frequency on Growth, Survival and Canni- b al i sm i n Ju ven i l At l an t i c Cod (Gadus

  Anonim. 2007. Serotonin. Wikipedia. The Free Encyclop ed ia (ht t p :/ www.Geoogle.com diakses 6 November 2007).

  3. Untuk m engurangi sifat kanibalism e pada larva kerapu macan, sebaiknya digunakan dosis penam bahan t rypt ophan ke dalam pakan sebesar 0,5%.

  2. Penambahan dosis tryptophan dalam pakan sebesar 0,5% sudah dapat m engurangi t ingk at k anibalism e pada larva k erapu macan.