kemas Ulang Informasi 2013 4 1
MENGENAL KEMAS ULANG INFORMASI
(Sri Pudjiastuti)
Informasi bermakna serangkaian simbol yang dimaknai sebagai pesan, direkam sebagai
tanda, atau dikirm layaknya sinyal. Secara konseptual, informasi merupakan pesan (ucapan
atau ekspresi) yang disampaikan. Menurut
kamus Meriam-Webster memberikan batasan
bahwa informasi itu pengetahuan yang didapatkan tentang seseorang atau sesuatu; fakta atau
rinci sebuah subjek.
Apakah yang disebut kemas ulang informasi ( Information Repackaging)? Kemas ulang
informasi adalah mengemas informasi kembali, atau mengubah dari satu bentuk informasi ke
bentuk lainnya. Kemas ulang informasi bisa berupa perubahan bahasa satu ke bahasa lain,
misalnya terjemahan, intepretasi, dan bisa pula berupa perubahan fungsi seperti revisi,
ringkasan, analisis, risalah, bahkan anotasi. Jadi tugas pustakawan dalam hal ini adalah
bagaimana mengemas kembali informasi atau mentranster dari satu bentuk ke bentuk lain
dengan kemasan yang lebih menarik.
Era saat ini menuntut perpustakaan tampil memainkan peran pelayanan penyebaran
informasi, pelestarian budaya, dan melakukan kegiatan yang bermanfaat pada kehidupan sosial
dan intelektual para pemustaka. Kemas ulang informasi merupakan jawaban dari tanggapan
terhadap kemajuan teknologi dan ledakan informasi. Berikut ini adalah poin-poin penting yang
berkenaan dengan kegiatan kemas ulang informasi.
Sebelum melakukan kegiatan kemas ulang ini kita perlu mengetahui ciri-ciri dari
informasi itu sendiri yaitu:
1. Faktual vs analitik
2. Obyektif dan subyektif
3. Informasi terkini dan informasi historis
4. Ilmiah vs populer
5. Informasi primer vs sekunder
Tujuan dilakukan kemas ulang informasi antara lain: menyajikan informasi dalam bentuk
kemasan yang lebih dapat diterima pemakai secara langsung dan mudah dimengerti isinya;
menyediakan informasi dengan cara meringkas dan mensintesa data atau penelitian;
menyediakan sarana dan panduannya; mengumpulkan informasi mutakhir; serta mereview atau
meninjau berbagai literalur dan dokumen.
Sedangkan fungsi kemas ulang informasi adalah:
1. Sarana pendokumentasian informasi
2. Sarana memilih informasi yang bermanfaat bagi pemustaka secara sistematis
3. Sarana penyajian dan alih informasi yang lebih ekstensif
4. Alat terjemahan
5.
Peluang untuk menerapkan hasil penelitian
6. Sarana penyajian informasi relevan secara langsung
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kegiatan kemas ulang informasi yaitu:
1. Produk yang inovatif dan layak jual
2. Pemasaran
3. Administrasi dan pengiriman yang baik dan cepat
4. Kelancaran Ketersediaan sumber informasi dan sarana yang berupa akses dalam dan luar
negeri serta perangkat komputer
5. Kerjasama dan koordinasi dengan unit terkait
Kemas ulang dilakukan untuk menyesuaikan informasi yang tersedia dengan kebutuhan
pemustaka/pemakai. Informasi yang ada di perpustakaan biasanya dalam berbagai format dan
subyek yang bermacam-macam. Kemasan informasi dibuat sesuai dengan kebutuhan informasi
pemakai. Jenis-jenis kemas ulang informasi antara lain:
1. Publikasi cetak seperti: prosiding, brosur, kumpulan artikel terpilih, Newsletter, abstrak dan
indeks, majalah, bibliografi, direktori, buku panduan, catalog, dan lain-lain
2. Media Audio Visual; CD interaktif, VCD, DVD, Video Cassete, dan lain-lain
3. Kemas ulang dalam bentuk Pangkalan data; bibliografi, CD-ROM, WEBSITE, CD database
ERIC, CD database Agricola, ProQuest, dan sebagainya.
Teknologi
informasi,
misalnya
internet
memberikan
kemudahan
kepada
pengguna/pemustaka untuk mengakses informasi lintas batas. Keberadaan internet akan
menggeser perpustakaan karena internet lebih memberi kemudahan pada pengguna daripada
harus ke perpustakaan dan dihadapkan pada peraturan dan birokrasinya. Untuk itu perlu upaya
dari perpustakaan bagaimana mengatasi pergeseran tersebut. Perpustakaan juga harus
mampu memanfaatkan teknologi informasi sehingga sebagai sarana pendukung pencarian dan
sumber informasi. Disisi lainnya teknologi informasi tersebut memberikan kemudahan bagi
pustakawan/pengelola teknologi untuk mengolah, menyimpan, menyebarkan serta mengemas
kembali informasi yang dimilikinya Dengan jalan tersebut perpustakaan tidak akan ditinggalkan
penggunanya. .
Kegiatan kemas ulang informasi menghasilkan produk yang up to date karena produk
yang dihasilkan memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. Produk ini akan
memberi dampak kepada pemakainya tergantung dari kreatifitas perencana, penyusun serta
penyebaran/promosinya. Kemas ulang informasi merujuk pada penyajian informasi dalam
bentuk yang lebih dapat dimengerti, mudah dibaca, dan dikemas dalam bentuk yang lebih dapat
diterima dan digunakan.
Jadi intinya, Informasi dikemas ulang agar dapat secara langsung dimanfaatkan
pemakai atau pengguna informasi tanpa harus mengumpulkan, memilih atau mengolah terlebih
dahulu bagi pemakainya (manfaat langsung pakai). Selanjutnya, hal yang tidak kalah penting
adalah penyebarannya atau diseminasi informasi. Tanpa diseminasi ataupun promosi informasi
yang telah dikemas atau disajikan tidak akan sampai ke penggunanya.
Hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut adalah perangkat yang memadai
serta pustakawan yang handal dalam membaca, menerjemahkan dan mengemas informasi
agar lebih efektif dan menarik. Pustakawan dituntut agar lebih profesional, cepat tanggap
terhadap perkembangan kebutuhan serta dapat menyajikan informasi terkini yang dibutuhkan
pemakai. Satu hal yang sangat penting adalah pustakawan harus melek informasi dan teknologi
agar perpustakaan tidak ditinggalkan pemakainya.
Sumber:
1. http://rosawidyawan.wordpress.com/2012/03/17/kemas-ulang-informasi-membuatinformasi-mejadi-lebih-seksi/ diakses jumat, 8 Februari 2013
2. http://info-perpustakaan.blogspot.com/2011/04/kemas-ulang-informasi-information.html
diakses tanggal 19 Maret 2013
3. http://riah.staff.uns.ac.id/2010/03/10/pustakawan-di-era-teknologi-informasi-dan-
komunikasi-new-paradigm/ diakses tanggal 30 April 2013
(Sri Pudjiastuti)
Informasi bermakna serangkaian simbol yang dimaknai sebagai pesan, direkam sebagai
tanda, atau dikirm layaknya sinyal. Secara konseptual, informasi merupakan pesan (ucapan
atau ekspresi) yang disampaikan. Menurut
kamus Meriam-Webster memberikan batasan
bahwa informasi itu pengetahuan yang didapatkan tentang seseorang atau sesuatu; fakta atau
rinci sebuah subjek.
Apakah yang disebut kemas ulang informasi ( Information Repackaging)? Kemas ulang
informasi adalah mengemas informasi kembali, atau mengubah dari satu bentuk informasi ke
bentuk lainnya. Kemas ulang informasi bisa berupa perubahan bahasa satu ke bahasa lain,
misalnya terjemahan, intepretasi, dan bisa pula berupa perubahan fungsi seperti revisi,
ringkasan, analisis, risalah, bahkan anotasi. Jadi tugas pustakawan dalam hal ini adalah
bagaimana mengemas kembali informasi atau mentranster dari satu bentuk ke bentuk lain
dengan kemasan yang lebih menarik.
Era saat ini menuntut perpustakaan tampil memainkan peran pelayanan penyebaran
informasi, pelestarian budaya, dan melakukan kegiatan yang bermanfaat pada kehidupan sosial
dan intelektual para pemustaka. Kemas ulang informasi merupakan jawaban dari tanggapan
terhadap kemajuan teknologi dan ledakan informasi. Berikut ini adalah poin-poin penting yang
berkenaan dengan kegiatan kemas ulang informasi.
Sebelum melakukan kegiatan kemas ulang ini kita perlu mengetahui ciri-ciri dari
informasi itu sendiri yaitu:
1. Faktual vs analitik
2. Obyektif dan subyektif
3. Informasi terkini dan informasi historis
4. Ilmiah vs populer
5. Informasi primer vs sekunder
Tujuan dilakukan kemas ulang informasi antara lain: menyajikan informasi dalam bentuk
kemasan yang lebih dapat diterima pemakai secara langsung dan mudah dimengerti isinya;
menyediakan informasi dengan cara meringkas dan mensintesa data atau penelitian;
menyediakan sarana dan panduannya; mengumpulkan informasi mutakhir; serta mereview atau
meninjau berbagai literalur dan dokumen.
Sedangkan fungsi kemas ulang informasi adalah:
1. Sarana pendokumentasian informasi
2. Sarana memilih informasi yang bermanfaat bagi pemustaka secara sistematis
3. Sarana penyajian dan alih informasi yang lebih ekstensif
4. Alat terjemahan
5.
Peluang untuk menerapkan hasil penelitian
6. Sarana penyajian informasi relevan secara langsung
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kegiatan kemas ulang informasi yaitu:
1. Produk yang inovatif dan layak jual
2. Pemasaran
3. Administrasi dan pengiriman yang baik dan cepat
4. Kelancaran Ketersediaan sumber informasi dan sarana yang berupa akses dalam dan luar
negeri serta perangkat komputer
5. Kerjasama dan koordinasi dengan unit terkait
Kemas ulang dilakukan untuk menyesuaikan informasi yang tersedia dengan kebutuhan
pemustaka/pemakai. Informasi yang ada di perpustakaan biasanya dalam berbagai format dan
subyek yang bermacam-macam. Kemasan informasi dibuat sesuai dengan kebutuhan informasi
pemakai. Jenis-jenis kemas ulang informasi antara lain:
1. Publikasi cetak seperti: prosiding, brosur, kumpulan artikel terpilih, Newsletter, abstrak dan
indeks, majalah, bibliografi, direktori, buku panduan, catalog, dan lain-lain
2. Media Audio Visual; CD interaktif, VCD, DVD, Video Cassete, dan lain-lain
3. Kemas ulang dalam bentuk Pangkalan data; bibliografi, CD-ROM, WEBSITE, CD database
ERIC, CD database Agricola, ProQuest, dan sebagainya.
Teknologi
informasi,
misalnya
internet
memberikan
kemudahan
kepada
pengguna/pemustaka untuk mengakses informasi lintas batas. Keberadaan internet akan
menggeser perpustakaan karena internet lebih memberi kemudahan pada pengguna daripada
harus ke perpustakaan dan dihadapkan pada peraturan dan birokrasinya. Untuk itu perlu upaya
dari perpustakaan bagaimana mengatasi pergeseran tersebut. Perpustakaan juga harus
mampu memanfaatkan teknologi informasi sehingga sebagai sarana pendukung pencarian dan
sumber informasi. Disisi lainnya teknologi informasi tersebut memberikan kemudahan bagi
pustakawan/pengelola teknologi untuk mengolah, menyimpan, menyebarkan serta mengemas
kembali informasi yang dimilikinya Dengan jalan tersebut perpustakaan tidak akan ditinggalkan
penggunanya. .
Kegiatan kemas ulang informasi menghasilkan produk yang up to date karena produk
yang dihasilkan memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. Produk ini akan
memberi dampak kepada pemakainya tergantung dari kreatifitas perencana, penyusun serta
penyebaran/promosinya. Kemas ulang informasi merujuk pada penyajian informasi dalam
bentuk yang lebih dapat dimengerti, mudah dibaca, dan dikemas dalam bentuk yang lebih dapat
diterima dan digunakan.
Jadi intinya, Informasi dikemas ulang agar dapat secara langsung dimanfaatkan
pemakai atau pengguna informasi tanpa harus mengumpulkan, memilih atau mengolah terlebih
dahulu bagi pemakainya (manfaat langsung pakai). Selanjutnya, hal yang tidak kalah penting
adalah penyebarannya atau diseminasi informasi. Tanpa diseminasi ataupun promosi informasi
yang telah dikemas atau disajikan tidak akan sampai ke penggunanya.
Hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut adalah perangkat yang memadai
serta pustakawan yang handal dalam membaca, menerjemahkan dan mengemas informasi
agar lebih efektif dan menarik. Pustakawan dituntut agar lebih profesional, cepat tanggap
terhadap perkembangan kebutuhan serta dapat menyajikan informasi terkini yang dibutuhkan
pemakai. Satu hal yang sangat penting adalah pustakawan harus melek informasi dan teknologi
agar perpustakaan tidak ditinggalkan pemakainya.
Sumber:
1. http://rosawidyawan.wordpress.com/2012/03/17/kemas-ulang-informasi-membuatinformasi-mejadi-lebih-seksi/ diakses jumat, 8 Februari 2013
2. http://info-perpustakaan.blogspot.com/2011/04/kemas-ulang-informasi-information.html
diakses tanggal 19 Maret 2013
3. http://riah.staff.uns.ac.id/2010/03/10/pustakawan-di-era-teknologi-informasi-dan-
komunikasi-new-paradigm/ diakses tanggal 30 April 2013