B1J008105 10.

II. TELAAH PUSTAKA
Timbal (Pb) merupakan logam berat yang bersifat racun berwarna kelabu
kebiruan dengan nomor atom 82 dengan massa jenis 11,34 g/ml, titik leleh 327 ºC
dan titik didih 1.749 ºC. Pada suhu 550–600 ºC timbal menguap dan bereaksi dengan
oksigen dalam udara membentuk timbal oksida. Walaupun bersifat lentur, timbal
sangat rapuh, dan mengkerut pada pendinginan, sulit larut dalam air dingin, air panas
dan air asam (Palar 2004).
Menurut Gusnita (2012) di Jakarta setiap harinya 1 juta unit kendaraan
bermotor yang bergerak sejauh 15 km akan mengemisikan 1,35 ton Pb/hari. Bahan
aditif yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan bermotor pada
umumnya terdiri dari 62% timbal tetra etil, dan bahan scavenger yaitu 18%
etilendikhlorida (C2H4C12), 18% etilendibromida (C2H4Br2) dan sekitar 2%
campuran tambahan dari bahan-bahan yang lain (Suciani, 2007)
Pb tidak pernah ditemukan dalam bentuk murni, Pb selalu bergabung dengan
logam lain (Anies, 2005). Senyawa PbBrCL dan PbBrCL2PbO merupakan
kandungan senyawa timbal yang utama pada asap kendaraan bermotor. Ke dua
senyawa tersebut telah dihasilkan pada saat pembakaran pada mesin kendaraan
dimulai, yaitu saat waktu 0 jam. Selanjutnya jumlah dari ke dua senyawa tersebut
akan berkurang setelah waktu pembakaran berjalan 18 jam dimana jumlah buangan
atas ke dua senyawa tersebut menjadi berkurang jauh (50% untuk PbBrCl) dan
menjadi sangat sedikit untuk PbBrCl2PbO.Menurut Fardiaz (1995) dalam Lubis &

Suseno (2012) Komponen Pb dalam asap kendaraan bermotor dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.1. Komponen Pb dalam gas buang kendaraan
Bentuk senyawaan Pb
PbBrCl
PbBrCl.2PbO
PbCl2
Pb(OH)Cl
PbBr2
PbCl2.2PbO
Pb(OH)Br
PbOx
PbCO3
PbBr2.2PbO
PbCO3.2PbO

Persen dari total partikel Pb di dalam asap
Segera setelah starter
18 jam setelah starter
32,0

12,0
31,4
1,6
10,7
8,3
7,7
7,2
5,5
0,5
5,2
5,6
2,3
0,1
2,2
21,2
1,2
13,8
1,1
0,1
1,0

29,6

bio.unsoed.ac.id

3

Menurut Haryanti et al.,(2009) beberapa tanaman yang mengalami cekaman
logam akan menghasilkan metabolit sekunder. Tanaman peneduh secara kimiawi
berfungsi sebagai penyerap unsur pencemar, sedangkan secara fisik berfungsi
sebagai peredam suara baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Menurut Sulasmini
(2003) tanaman peneduh jalan dapat menyerap unsur kimia pencemar yang berasal
dari asap kendaraan bermotor dan industri.
Menurut Ernst (1997) dalam Connel & Miller (2006), mekanisme yang
dilakukan oleh tumbuhan untuk mengatasi toksisitas logam berat adalah sebagai
berikut: (1) pengeluaran logam dari tempat logam yang peka;(2) membentuk enzim
anti logam yang khusus; dan (3) mengganggu jalur metabolisme. Tumbuhan yang
peka terhadap Pb mengandung enzim dengan gugus fungsi sulfhidril dan karboksilat
yang bereaksi dengan logam dalam cara yang berbeda. Pengaruh pb dengan
konsentrasi tinggi terhadap tumbuhan menyebabkan : 1) perubahan permeabilitas
dalam membran sel; 2) penghambat pembentukan enzim; 3) berpengaruh pada

proses respirasi, fotosintesis, bukaan stomata, dan transpirasi; dan 4) warna hijau
gelap dan layu pada daun (Fergusson, 1990 dalam Hendrasarie, 2007)

bio.unsoed.ac.id

4