Gambaran Pengetahuan Dokter Muda tentang Transportasi Pasien Kecelakaan Lalu Lintas di RSUP H. Adam Malik Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Menurut Hakkert & Braimaister (2002) dalam Nugroho & Guritnaningsih

(2008), kecelakaan lalu lintas merupakan suatu kejadian di mana setidaknya satu
kendaraan bermotor terlibat, yang terjadi di jalan umum, dan mengakibatkan
cedera atau luka-luka. Kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sering
dijumpai sekaligus menakutkan, khususnya bagi para pengguna alat transportasi.
Sekitar 1,24 juta orang dari berbagai belahan dunia meninggal per tahunnya akibat
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jumlah tersebut mendekati 3.400 kemarian per
harinya (WHO, 2013).
Selain menyebabkan kematian, kecelakaan lalu lintas dapat menimbulkan
efek negatif lain ,seperti kecacatan dan kerugian finansial. Menurut data Polri
(2010) yang dilansir oleh Departemen Perhubungan Indonesia, terdapat 66.488
kasus dengan jumlah korban luka berat sebanyak 26.196 orang, luka ringan

sebanyak 63.809 orang, serta kerugian finansial sebesar Rp 158.260.000.000,00.
Bahkan, jika dibandingkan dengan beberapa penyakit mematikan lainnya, status
kecelakaan lalu lintas berada di urutan kedua sebagai penyebab kematian dengan
angka 1,3 juta setelah penyakit AIDS dan dilanjutkan dengan penyakit TB, serta
malaria di urutan berikutnya (WHO, 2013).
Kematian karena trauma terjadi pada salah satu dari tiga periode waktu.
Puncak pertama dari kematian karena trauma terjadi beberapa detik atau menit
setelah kejadian. Pada waktu yang dini ini, kematian umumnya terjadi karena
laserasi otak, batang otak, spinal cord, jantung, aorta, dan pembuluh darah besar
lainnya. Kematian puncak kedua terjadi dalam beberapa menit sampai beberapa
jam pascacedera. Kematian pada periode ini biasanya karena perdarahan subdural
dan epidural, hemopneumotoraks, ruptur limpa, laserasi hari, fraktur hati, fraktur

Universitas Sumatera Utara

2

pelvis dan/atau cedera multipel lainnya dengan perdarahan yang berat (American
College of Surgeons, 2008).


Keadaan yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas bisa menjadi suatu
keadaan yang kritis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keadaan kritis
diartikan sebagai keadaan yang krisis, gawat, dan genting. Kondisi kritis pada
pasien adalah salah satu resiko yang mengancam pada kematian sehingga
pengenalan, penanganan, dan manajemen pada pasien kritis sangat fundamental
diperlukan dalam penanganan klinis (Colledge, Walker, dan Ralston, 2010).
World Health Organization (WHO) menegaskan pentingnya keselamatan dalam

pelayanan pasien sehubungan dengan data kejadian yang tidak diharapkan (KTD)
berkisar 3-16% (WHO, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Papson
(2007) dalam Fanara (2010), insidensi global untuk kejadian yang tidak
diinginkan dalam penanganan pasien kritis mencapai 68%.
Pasien kritis sangat beresiko untuk terjadinya KTD terutama dalam proses
transportasi. Proses transportasi sangat berpengaruh terhadap pasien kritis melalui
2 mekanisme, yaitu melalui perpindahan pasien selama proses transportasi,
akselerasi dan deselerasi, perubahan postur, dan perubahan lingkungan perawatan
beserta media perawatan yang digunakan pasien yang dapat memperberat stres
fisiologis pada pasien kritis (Fanara et al., 2010).
Pengelolaan pasien yang terluka parah memerlukan penilaian yang cepat
dan pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian. Pada pasien trauma,

waktu sangat penting (American College of Surgeons, 2008). Oleh karena itu,
setiap dokter diharapkan mampu melakukan penilaian dan penanganan cepat
dalam kasus kegawatdaruratan (Garmel, 2005).
Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter 2012, lulusan dokter diharapkan
mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan
dan/atau kecacatan pada pasien. Aspek transportasi pasien merupakan salah satu
keterampilan

yang

wajib

dimiliki

oleh

lulusan

dokter


dalam

kasus

kegawatdaruratan. Idealnya, setiap lulusan dokter diharapkan berkompetensi
dalam melakukan transportasi pasien.

Universitas Sumatera Utara

3

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit
dengan pelayanan gawat darurat yang lengkap di Provinsi Sumatera Utara. Selain
itu, Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan juga merupakan rumah
sakit yang menjadi pusat rujukan di Provinsi Sumatera Utara.
Dari uraian di atas, peneliti ingin mencari tahu bagaimana gambaran
pengetahuan dokter muda tentang transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di
RSUP H.Adam Malik Medan.


1.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran pengetahuan dokter muda terhadap persiapan
transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP H.Adam Malik Medan?
2. Bagaimana gambaran pengetahuan dokter muda terhadap teknik
transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP H.Adam Malik Medan?
3. Bagaimana gambaran pengetahuan dokter muda terhadap tindakan survei
primer dalam transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP H.Adam
Malik Medan?
4. Bagaimana gambaran pengetahuan dokter muda terhadap tindakan survei
sekunder dalam transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP H.
Adam Malik Medan?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1


Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda terhadap transportasi
pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP H.Adam Malik Medan.

Universitas Sumatera Utara

4

1.3.2

Tujuan Khusus :
1. Mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda terhadap persiapan
transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP H. Adam Malik
Medan.
2. Mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda terhadap teknik
transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP H. Adam Malik
Medan.
3. Mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda terhadap tindakan
survei primer dalam transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP
H. Adam Malik Medan.

4. Mengetahui gambaran pengetahuan dokter muda terhadap tindakan
survei sekunder dalam transportasi pasien kecelakaan lalu lintas di RSUP
H. Adam Malik Medan.

1.4

Manfaat Penelitian
1.

Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk meningkatkan
mutu pelayanan pasien kegawatdaruratan.

2.

Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber pembelajaran dan bahan referensi untuk proses
pembelajaran terkait ilmu pendidikan kedokteran.

3.


Bagi Masyarakat
Sebagai sarana untuk memperbaiki pelayanan kesehatan yang
merupakan hak dari setiap masyarakat.

Universitas Sumatera Utara