Implementasi Kriptografi Hybrid Algoritma Elgamal dan Double Playfair Cipher Dalam Pengamanan File JPEG Berbasis Desktop Chapter III V
39
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis Sistem
Sistem yang baik tentu dibangun dengan perancangan yang baik pula. Analisis sistem
adalah suatu bentuk penguraian suatu sistem informasi yang yang lengkap ke dalam
bagian-bagian komponennya dengan tujuan mengindentifikasi dan mengevaluasi
permasalahan, kesempatan, hambatan, serta kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat dilakukan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas sistem yang sudah ada
(Whitten et al. 2004). Hal ini
bertujuan untuk mempelajari apakah komponen-
komponen tersebut bekerja dan berinteraksi sesuai dengan tujuan mereka. Ada tiga
fase analisis sistem yaitu analisis masalah, analisis kebutuhan dan analisis proses.
3.1.1 Analisis Masalah
Perkembangan dalam bidang teknologi seperti saat ini telah memungkinkan setiap
orang untuk saling melakukan pertukaran informasi tanpa ada batasan jarak dan
waktu. Tidak tertutup kemungkinan adanya kebocoran data pada saat proses
pertukaran informasi yang dilakukan sehingga pengirim informasi merasa takut dan
memerlukan adanya keamanan dalam pertukaran informasi tersebut. Untuk dapat
mengurangi ancaman yang dapat terjadi dalam pertukaran informasi yang bersifat
rahasia dalam sebuah proses komunikasi data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengkodean terhadap informasi yang akan disimpan atau dikirim secara cepat dan
akurat. Masalah dalam sistem ini adalah bagaimana agar pertukaran informasi
khususnya dalam bentuk citra dapat diamankan. Untuk mengidentifikasi masalah
tersebut digunakan diagram Ishikawa (fishbone diagram). Diagram Ishikawa
merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara
diagram menggambarkan semua penyebab yang berhubungan dengan suatu
permasalahan. Diagram ini menunjukkan sebuah akibat dari permasalahan dengan
berbagai penyebabnya (Whitten et al, 2004). Diagram Ishikawa sistem ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa Masalah Penelitian.
3.1.2 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dibagi menjadi dua bagian, yaitu kebutuhan fungsional dan
kebutuhan nonfungsional. Kebutuhan fungsional mendeskripsikan aktivitas yang
disediakan suatu sistem. Sedangkan kebutuhan nonfungsional mendeskripsikan fitur,
karakteristik dan batasan lainnya.
3.1.2.1 Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional adalah fungsi-fungsi yang harus dipenuhi pada aplikasi yang
dirancang. Kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah
sebagai berikut:
a. Sistem harus mampu membaca informasi yang berada dalam file citra JPEG.
b. Kunci Double Playfair yang dibangkitkan adalah bilangan bulat positif dari 0
sampai 255.
c. Sistem harus mampu melakukan enkripsi dengan menggunakan ElGamal
sehingga menghasilkan cipherimage, serta sistem harus mampu melakukan
dekripsi cipherimage menjadi String yang sama dengan String sebelum
dikodekan.
Universitas Sumatera Utara
41
3.1.2.2 Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan fungsional mencakup beberapa karakteristik berikut:
1. Performa
Sistem yang akan dibangun dapat menunjukkan hasil dari pengambilan citra ke
dalam bentuk semula.
2. Efisiensi
Perangkat lunak yang dibangun harus sesederhana mungkin agar tidak menyulitkan
pengguna dan bersifat ramah pengguna (user friendly).
3. Ekonomis
Perangkat lunak yang dibangun harus dapat bekerja dengan baik tanpa harus
mengeluarkan biaya apapun.
4. Manajemen kualitas
Perangkat lunak yang dibangun harus memiliki kualitas yang baik yaitu proses
pembangkitan kunci yang cepat dan proses enkripsi, dekripsi yang akurat.
5. Kontrol
Perangkat lunak yang dibangun dapat menampilkan pesan error untuk setiap input
yang tidak sesuai.
Universitas Sumatera Utara
42
3.1.3. Arsitektur Umum Sistem
Arsitektur umum sistem dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 3.2 Arsitektur umum sistem
Pada gambar 3.2 menjelaskan bahwa pertama kali menginputkan plain image
kedalam sistem. Setelah itu plain image dienkripsi menggunakan algoritma Double
Playfair Cipher dan menghasilkan cipher image. Selanjutnya kunci Double Playfair
yang digunakan pada saat mengenkripsi plain image kemudian dienkripsi
menggunakan algoritma Elgamal dan menghasilkan cipherkey. Untuk bisa mengetahui
pesan yang dikirim, maka pertama kali mendekripsikan cipherkey dengan
menggunakan algoritma Elgamal dan menghasilkan kunci Double Playfair. Kemudian
kunci Double Playfair digunakan untuk membuka cipher image dengan menggunakan
algoritma Double Playfair Cipher sehingga dihasilkan plain image.
Universitas Sumatera Utara
43
3.2. Pemodelan Sistem
Pemodelan aplikasi yang dirancang bertujuan untuk menggambarkan semua kondisi
dan bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang dirancang. Pemodelan aplikasi
dilakukan dengan membuat use-case diagram dan activity diagram.
3.2.1. Use-Case Diagram
Untuk menganalisa komponen-komponen yang berperan dalam sistem yang
dirancang, penulis menggunakan use-case diagram agar proses penganalisaan
komponen dapat dilakukan dengan mudah. Use-case diagram sistem pada aplikasi
yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Use-Case Diagram Pada Sistem
3.2.2. Activity Diagram
Activity diagram adalah diagram aktivitas yang mendeskripsikan proses kerja dalam
sebuah sistem yang sedang berjalan. Dalam diagram aktivitas ini dijelaskan proses
kerja dari sistem pembangkitan kunci, kompresi, enkripsi, dekripsi dan dekompresi
yang dilakukan oleh pengguna.
Universitas Sumatera Utara
44
3.2.2.1 Activity Diagram Proses Pembangkit Kunci
Gambar 3.4 Activity Diagram Proses Pembangkitan Kunci
3.2.2.2 Activity Diagram Proses Enkripsi
Gambar 3.5 Activity Diagram Proses Enkripsi
Universitas Sumatera Utara
45
3.2.2.3 Activity Diagram Proses Dekripsi
Gambar 3.6 Activity Diagram Proses Dekripsi
3.2.2.4 Sequence Diagram
Sequence Diagram adalah bentuk pemodelan sistem yang menggambarkan hubungan
antar objek atau objek yang saling berinteraksi melalui pesan dalam eksekusi.
Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan dikirim dan diterima diantara
objek.Sequence Diagram untuk sistem yang dirancang pada penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 3.7.
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 3.7 Sequence diagram proses enkripsi
Gambar 3.8 Sequence diagram proses dekripsi
Universitas Sumatera Utara
47
3.2.3 Flowchart
Flowchart merupakan suatu bagan yang menggambarkan urutan suatu proses secara
rinci menggunakan simbol-simbol tertentu dan menggambarkan hubungan antara satu
proses dengan proses lainnya dengan menggunakan tanda panah.
3.2.3.1 Flowchart Pembangkitan Kunci
Pembangkitan kunci dilakukan dengan mengacak bilangan dan kemudian dicek
apakah bilangan tersebut merupakan bilangan prima dengan Algoritma The Sieve of
Eratosthenes. Flowchart pembangkitan kunci dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Mulai
Bangkitkan p,α, β dan d
Tidak
Bilangan Prima?
Uji dengan The Sieve of
Eratosthenes
β =αd mod p
Kunci publik
(p,α,β)
Kunci privat d
Selesai
Gambar 3.9 Flowchart Alur proses pembangkit kunci
Universitas Sumatera Utara
48
3.2.3.2 Flowchart Enkripsi Algoritma ElGamal
Pada enkripsi ElGamal terdapat dua parameter masukan yaitu kunci publik dan
plainteks (citra yang akan dienkripsi) dan menghasilkan keluaran berupa cipherteks.
Adapun flowchart dari proses enkripsi dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Mulai
Masukkan
kunci publik
(p,α,Β)
Masukan
Plainteks
Enkripsi
c1 = αr mod p
c2 = P x βr mod p
Ciphertext
Selesai
Gambar 3.10 Flowchart proses Enkripsi pada ElGamal
3.2.3.3 Flowchart Dekripsi ElGamal
Pada proses dekripsi ElGamalterdapat dua parameter masukan yaitu kunci privat dan
cipherteks. Pada proses dekripsi akan menghasilkan keluaran berupa plainteks yang
sama seperti sebelum citra dienkripsi. Adapun flowchart dari proses dekripsidapat
dilihat pada Gambar 3.11.
Universitas Sumatera Utara
49
Mulai
Masukkan
kunci privat
(d)
Masukan
Cipherteks
Enkripsi File
Z = c1 p-1-d mod p
P = c2 x Z mod p
Plainteks
Selesai
Gambar 3.11 Flowchart proses Dekripsi pada ElGamal
3.2.3.4 Flowchart Sistem
Pada flowchart sistem terdapat empat pilihan halaman yang dapat dipilih oleh
pengguna yaitu halaman Menu, Implementasi, About, Help. Adapun dalam Menu
“Implementasi” terdapat submenu Key Generator, Enkripsi, Dekripsi. SubMenu dari
Key Generator, Enkripsi, dan Dekripsi ditunjukkan pada Gambar 3.12.
Universitas Sumatera Utara
50
(a)
(b)
(c)
Mulai
Mulai
Mulai
Membangkitkan Kunci
Citra JPEG,
Kunci Double
Playfair
Cipherkey
Menampilkan
Kunci Publik dan
Privat
Simpan Kunci Publik dan
Kunci Privat
Selesai
Enkripsi citra dengan
algoritma Double
Playfair Cipher
Dekripsikan Cipherkey
dengan kunci privat
Elgamal
Citra hasil
enkripsi
Kunci Double
playfair
Enkripsi Kunci Double
Playfair Cipher dengan
kunci publik Elgamal
Dekripsikan Cipherimage
dengan Kunci Double
Playfair
Cipherkey
Citra JPEG
Selesai
Selesai
(a) Flowchart Pembangkitan Kunci
(b) Flowchart Enkripsi
(c) Flowchart Dekripsi
Gambar 3.12 Flowchart SubProcess
3.3. Perancangan Antarmuka (Interface)
Perancangan Antarmuka (Interface) merupakan sarana interaksi antara pengguna dan
sistem. Hal ini berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam melakukan proses
sistem.
Universitas Sumatera Utara
51
3.3.1. Rancangan Halaman Utama
Halaman Menu merupakan halaman yang pertama kali ditampilkan saat sistem
dijalankan. Pada halaman Menu terdapat beberapa menu untuk mengakses halaman
lain. Rancangan halaman Menu dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Rancangan Interface Halaman Menu
Pada Gambar 3.14 ditunjukkan tampilan rancangan dari halaman Menu. Pada
halaman ini terdapat menu yang terdiri dari Implementasi, About, dan Help. Pada
halaman Menu juga terdapat informasi judul, logo fakultas, nama, NIM dan program
studi pembuat sistem. Keterangan dari Gambar 3.13 dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
52
Tabel 3.1 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Menu
No
Keterangan
1
Menustrip “Menu” untuk menampilkan halaman utama dari sistem
2
Menustrip “Implementasi” untuk memiliki 3 submenu yaitu:
-
Submenu“Key Generator” untuk pembangkitan kunci yang dibutuhkan
dalam proses enkripsi dan dekripsi
-
Submenu“Enkripsi” untuk proses enkripsi terhadap berkas citra
-
Submenu“Dekripsi” untuk proses dekripsi terhadap berkas citra
3
Menustrip “About” untuk menampilkan halaman penggunaan sistem
3
Menustrip “Help” untuk menampilkan halaman petunjuk penggunaan sistem
4
Label untuk menampilkan judul sistem
5
Label untuk menampilkan nama dan nim pembuat sistem
6
Picturebox untuk menampilkan logo USU
7
Label untuk menampilkan program studi dan fakultas pembuat sistem
3.3.2 Halaman Key Generator
Halaman Key Generator merupakan halaman yang tampil saat pengguna memilih
submenu Key Generator. Pada halaman ini pengguna dapat membangkitkan kunci
yang akan digunakan pada proses enkripsi dan dekripsi. Rancangan halaman Key
Generator dapat dilihat pada Gambar 3.14.
Universitas Sumatera Utara
53
Gambar 3.14 Rancangan Interface Halaman Key Generator
Tabel 3.2 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Key Generator
No
Keterangan
1
Groupbox yang berisi field-field untuk proses pembangkit kunci
2
Textbox untuk menampilkan nilai P
3
Textbox untuk menampilkan nilai Alpha
4
Textbox untuk menampilkan nilai Beta
5
Textbox untuk menampilkan nilai X
6
Button untuk proses pembangkit kunci
7
Button untuk menyimpan kunci publik
8
Button untuk menyimpan kunci privat
3.3.3 Halaman Enkripsi
Halaman Enkripsi merupakan halaman yang tampil saat pengguna memilih submenu
Enkripsi. Pada halaman ini pengguna dapat melakukan proses enkripsi berkas.
Rancangan halaman enkripsi dapat dilihat pada Gambar 3.15.
Universitas Sumatera Utara
54
Gambar 3.15 Rancangan Interface Halaman Enkripsi
Tabel 3.3 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Enkripsi
No
Keterangan
1
Groupbox yang berisi field-field informasi citra asli
2
Groupbox yang berisi field-field untuk kunci Double Playfair
3
Groupbox yang berisi field-field untuk proses enkripsi
4
Groupbox yang berisi field-field untuk proses imput kunci Double Playfair
5
Groupbox yang berisi field-field untuk pengambilan kunci publik
6
Button untuk mengambil citra dari direktori file
7
Picturebox untuk menampilkan citra
8
Button untuk mengubah warna RGB ke Greyscale
9
Button untuk melakukan proses enkripsi citra
10
Button untuk menyimpan hasil enkripsi citra
11
Button untuk mengambil kunci publik yang telah disimpan
12
Richtext untuk menampilkan hasil nilai dari enkripsi citra
13
Button untuk melakukan proses enkripsi kunci
14
Button untuk menyimpan cipherkey
Universitas Sumatera Utara
55
3.3.4 Halaman Dekripsi
Halaman Dekripsi merupakan halaman yang tampil saat pengguna memilih submenu
Dekripsi. Pada halaman ini pengguna dapat melakukan proses dekripsisehingga akan
menampilkan citra asli. Rancangan halaman dekripsi dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Rancangan Interface Halaman Dekripsi
Tabel 3.4 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Dekripsi
No
Keterangan
1
Groupbox yang berisi field-field informasi citra asli
2
Groupbox yang berisi field-field untuk pengambilan kunci privat
3
Groupbox yang berisi field-field untuk kunci Double Playfair
4
Groupbox yang berisi field-field untuk proses dekripsi
5
Groupbox yang berisi field-field untuk proses import kunci Double Playfair
6
Button untuk mengambil citra dari direktori file
7
Picturebox untuk menampilkan citra
8
Button untuk melakukan import kunci double playfair
9
Button untuk melakukan proses dekripsi citra
Universitas Sumatera Utara
56
10
Button untuk menyimpan hasil dekripsi citra
11
Button untuk mengambil kunci privat yang telah disimpan
12
Richtext untuk menampilkan hasil nilai dari dekripsi citra
3.3.5 Halaman About
Halaman About merupakan halaman yang ditampilkan oleh sistem jika pengguna
sistem memilih menu About. Adapun rancangan antarmuka dari halaman About dapat
dilihat pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Rancangan Interface Halaman About
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 3.5 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman About
No
Keterangan
1
Label yang berisi Penjelasan singkat aplikasi
2
Label yang berisi nama
3
Label yang berisi NIM
3.3.6 Halaman Help
Halaman Help merupakan halaman yang ditampilkan oleh sistem jika pengguna
sistem memilih menu Help. Adapun rancangan antarmuka dari halaman Help dapat
dilihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Rancangan Interface Halaman Help
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 3.6 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Help
No
Keterangan
1
Label yang berisi petunjuk penggunaan
2
Tapcontrol menampilkan prosedur penggunaan sistem
3
Label yang menampilkan prosedur penggunaan sistem
Universitas Sumatera Utara
59
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini penulis memaparkan bagaimana implementasi dari sistem dan juga hasil
pengujian aplikasi yang dilakukan pada Algoritma Kriptografi ElGamal dan
Algoritma Double Playfair Cipher yang sudah dibangun menggunakan Sharp
Development.
4.1 Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan proses penerapan dari hasil analisis dan perancangan
sistem ke dalam sebuah bahasa pemrograman. Implementasi sistem pada penelitian ini
dibangun menggunakan bahasa pemrogaman C#. Proses implementasi yang dirancang
pada sistem ini dibagi menjadi 4 menu, yaitu : Menu, Implementasi, About dan Help.
4.1.1. Menu
Menu merupakan halaman utama, artinya merupakan halaman yang pertama kali
muncul ketika sistem dijalankan. Menu menampilkan judul sistem, nama pembuat
sistem, logo dan informasi universitas. Tampilan halaman Menu dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Gambar 4.1 Halaman Menu
Universitas Sumatera Utara
60
4.1.2. Implementasi
Implementasi memilki 3 submenu didalamnya, yaitu Key Generator, Enkripsi, dan
Dekripsi.
4.1.2.1 Submenu Key Generator
Pada submenu Key Generator, user dapat membangkitkan bilangan prima, alpha,
beta dan d. Kunci tersebut akan disimpan sebagai kunci publik dan kunci privat yang
akan digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi. Tampilandari submenu Key
Generator dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Submenu Key Generator
4.1.2.2 Submenu Enkripsi
Submenu Enkripsi merupakan proses yang harus dilakukan oleh pengirim pesan untuk
melakukan enkripsi terhadap berkas citra yang dipilih oleh user. Tampilan dari
submenu Enkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Universitas Sumatera Utara
61
Gambar 4.3 Submenu Enkripsi
4.1.2.3 Submenu Dekripsi
Submenu Dekripsi merupakan proses yang harus dilakukan oleh penerima pesan
untuk melakukan dekripsi agar dapat melihat citra asli yang telah dimampatkan dan
diacak sebelumnya. Tampilan dari submenu Dekripsi dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Submenu Dekripsi
Universitas Sumatera Utara
62
4.1.3. Menu About
Pada menu About menampilkan penjelasan singkat mengenai sistem aplikasi yang
telah dibuat. Tampilan dari submenu About dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Menu About
4.1.4. Menu Help
Pada menu Help menampilkan informasi mengenai langkah-langkah penggunaan
sistem ini sehingga memudahkan pengguna sistem. Tampilan dari submenu Help
dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 4.6 Menu Help
4.2 Pengujian Sistem
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian keberhasilan sistem dalam menjalankan
fungsi-fungsi yang sebelumnya ditentukan pada tahap analisis dan perancangan
sistem. Citra yang akan dienkripsi adalah citra yang berukuran 200 x 200 piksel.
Tampilan dari citra yang akan diuji dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Citra yang akan diuji
4.2.1 Pengujian proses key generator
Sebelum memilih menu Enkripsi, terlebih dahulu dibangkitkan kunci untuk
mendapatkan kunci public dan kunci privat yang akan digunakan dalam proses
enkripsi dan dekripsi. Berikut langkah-langkah untuk melakukan proses pembangkit
kunci.
Universitas Sumatera Utara
64
1. Tekan tombol Bangkitkan Kunci untuk mendapatkan nilai p, alpha, d, dan
beta. Hasil pembangkit kunci dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Hasil nilai kunci publik dan kunci privat
2. Tekan tombol simpan kunci public untuk membuka Save File Dialog dan
tentukan direktori untuk menyimpan file kunci publik (*.public) yang akan
digunakan dalam proses enkripsi. Form Save File Dialog dapat dilihat pada
Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Save File Dialog untuk menyimpan kunci public
Kemudian menampilkan Message Box sebagai informasi kunci berhasil
disimpan seperti terlihat dari Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Message box informasi berhasil simpan kunci
Universitas Sumatera Utara
65
3. Tekan tombol simpan untuk membuka Save File Dialog dan tentukan direktori
untuk menyimpan file kunci privat (*.private) yang akan digunakan dalam
proses dekripsi. Form Save File Dialog dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Save File Dialog untuk menyimpan kunci privat
Kemudian menampilkan Message Box sebagai informasi kunci berhasil
disimpan seperti terlihat dari Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Message box informasi berhasil simpan kunci
4.2.2. Pengujian proses enkripsi
Setelah memilih submenu enkripsi maka akan dilakukan proses enkripsi citra. Berikut
langkah – langkah untuk melakukan proses enkripsi.
Proses Enkripsi
Langkah-langkah dalam mengenkripsi pesan:
7. Terima kunci publik (p,α, β) = (271, 107, 39)
8. Plainteks m disusun menjadi blok-blok m1, m2, …, mp-1 sedemikian sehingga
setiap blok merepresentasikan nilai di dalam rentang 0 sampai p – 1.
Universitas Sumatera Utara
66
9. Ubah nilai blok pesan ke dalam nilai ASCII. Ekspresikan pesan P1 = C = 67
(ASCII) sebagai bilangan.
10. Ambil sebuah bilangan asli r< p-1. Misal r = 50
11. Hitung c1 = αr mod p
= 10750 mod 271
= 238
Hitung c2 = P1 x βrmod p
= 67 x 3950mod 271
= 212
Maka dari perhitungan di atas, kita mendapatkan nilai c1 dan c2 sebagai
cipherteks nya yaitu (238, 212). Proses diatas akan berulang untuk membaca
semua blok pesan untuk menghasilkan cipherteks.
12. Kirim c1 = 238 dan c2 = 212.
1. Tekan tombol Browse, untuk membuka Open File Dialog dan pilih berkas
citra (*bmp) yang akan dikompresi. Form Open File Dialog dapat dilihat pada
Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Open File Dialog input file citra.
Kemudian sistem akan menampilkan citra tersebut. Tampilan citra yang telah
terpilih akan tampil pada sistem seperti pada Gambar 4.14.
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 4.14 Tampilan sistem menampilkan citra terpilih
2. Jika gambar tersebut adalah citra RGB maka tekan tombol Grayscale untuk
membuat gambar yang telah dipilih menjadi grayscale. Hasil perubahan citra
menjadi Grayscale terlihat pada Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Hasil konversi gambar RGB menjadi Grayscale
3. Masukkan kata kunci untuk melakukan proses enkripsi citra dengan double
playfair seperti terlihat dari Gambar 4.16.
Universitas Sumatera Utara
68
Gambar4.16 Tampilan input kata kunci
1. Tekan tombol Pembangkit dan akan muncul Open File Dialog dan pilih berkas
teks (.*publik). Form Open File Dialog dapat dilihat pada Gambar 4.17
Gambar 4.17 Open File Dialog input file kunci publik
Kemudian pada textbox akan tempil nilai kunci publik tersebut, seperti terlihat
pada Gambar 4.18.
Gambar 4.18 Tampilkan nilai kunci publik
2. Tekan tombol simpan Cipherkey untuk melakukan pengacakan pesan hingga
muncul Message Box yang memberi informasi berkas berhasil dienkripsi
seperti terlihat pada Gambar 4.19.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.19 Message Box informasi proses enkripsi kunci berhasil
3. Tekan tombol enkripsi citra untuk melakukan enkripsi pada citra hingga
muncul Richtext terisi dengan nilai enkripsi seperti terlihat pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20 Richtext informasi proses enkripsi berhasil
4. Tekan tombol Save untuk menyimpan hasil dekripsi citra. Form Save File
Dialog akan muncul seperti terlihatpadaGambar 4.21.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 4.21 Save File Dialog hasil enkripsi citra
Kemudian menampilkan Message Box sebagai informasi gambar berhasil
disimpan seperti terlihat dari Gambar 4.22.
Gambar 4.22 Message Box gambar berhasil disimpan
4.2.3. Pengujian proses dekripsi
Setelah memilih submenu enkripsi maka akan dilakukan proses dekripsi citra. Berikut
langkah – langkah untuk melakukan proses dekripsi citra.
Proses Dekripsi
Dalam mendeskripsi pesan digunakan perhitungan P = c2 x (c1d)-1 mod p.
Perhitungan tersebut dapat disederhanakan dengan teorema Fermat:
�−1−�
� = �2 � �1
��� �
Untuk memepermudah perhitungan pada tiap-tiap blok pesan, maka dapat
dirumuskan dengan :
�−1−�
� = �1
��� �
Universitas Sumatera Utara
71
� = �2 � � ��� �
Langkah-langkah dalam mendekripsi pesan:
4.
Terima (c1, c2) dari sender = ( 238, 212)
5.
Hitung Z = �1
�−1−�
��� �
= 238271-1-96 mod 271
= 238174 mod 271
= 178
Hitung P=�2 � � ��� �
= 212�178 mod 271
= 67.
Maka diperoleh P = 67, dalam karakter dalam ASCII adalah C, sesuai dengan
plainteks yang dikirim sender.
6.
Kemudian menggabungkan blok m1, m2, ... menjadi plainteks yang utuh
1. Tekan tombol Browse, untuk membuka Open File Dialog dan pilih berkas
(*jpeg). Kemudian sistem akan menampilkan direktori dari berkas yang
terpilih seperti terlihat pada Gambar 4.23.
Gambar 4.23 Open File Dialog input file citra.
Universitas Sumatera Utara
72
2. Tekan tombol pembangkit, dan akan muncul Open File Dialog dan pilih
berkas teks (.*private). Form Open File Dialog dapat dilihat pada Gambar
4.24.
Gambar 4.24 Open File Dialog input kunci privat.
Kemudian pada textbox akan tempil nilai kunci privat tersebut seperti terlihat
pada Gambar 4.25.
Gambar 4.25 Tampilan nilai kunci privat
3. Tekan tombol dekripsi citra untuk mengembalikan berkas seperti sebelum
dienkripsi. Kemudian akan muncul hasil yang memberi informasi berkas
berhasil didekripsi seperti terlihat dari Gambar 4.26.
Universitas Sumatera Utara
73
Gambar 4.26 Tampilan citra setelah di dekripsi
1. Tekan tombol simpan untuk menyimpan citra sebelum dienkripsi. Form Save
File Dialog akan muncul seperti terlihat pada Gambar 4.27.
Gambar 4.27 Save File Dialog untuk menyimpan citra
Kemudian akan muncul MessageBox seperti ditunjukkan pada Gambar 4.28.
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 4.28 Message Dialog informasi gambar berhasil disimpan
4.2.5 HasilPengujian.
Hasil pengujian yang didapatkan melalui penelitian ini berupa hasil dari proses
enkripsi pada menu Enkripsi dan proses dekripsi pada menu Dekripsi. Pengujian
dilakukan terhadap citra dengan resolusi yang berbeda-beda. Adapun hasil uji coba,
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
4.2.5.1 HasilPengujian ke-1
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 400 x 400 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “saya & temu” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya. Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.29 berikut:
(a. Enkripsi)
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.29
berikut:
Universitas Sumatera Utara
75
(b. Dekripsi)
Gambar 4.29 Hasil Uji Coba ke-1
4.2.5.2HasilPengujian ke-2
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 450 x 450 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “foto & kaca” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya.Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar4.30 berikut:
(a. Enkripsi)
Universitas Sumatera Utara
76
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.30
berikut:
(b. Dekripsi)
Gambar 4.30 Hasil Uji Coba ke-2
4.2.5.3Hasil Pengujian ke-3
Universitas Sumatera Utara
77
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 500 x 500 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “sana & kiru” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya.Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut:
(a. Enkripsi)
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.31
berikut:
(b. Dekripsi)
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 4.31 Hasil Uji Coba ke-3
4.2.5.4 Hasil Pengujian ke-4
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 550 x 550 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “kalu & gich” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya.Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar4.32 berikut:
(a. Enkripsi)
Universitas Sumatera Utara
79
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.32
berikut:
(b. Dekripsi)
Gambar 4.32 Hasil Uji Coba ke-4
4.2.5.5 Hasil Pengujian ke-5
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 600 x 600 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “ikan & soya” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
Universitas Sumatera Utara
80
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya. Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.33 berikut:
(a. Enkripsi)
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.33
berikut:
(b. Dekripsi)
Gambar 4.33 Hasil Uji Coba ke-5
Universitas Sumatera Utara
81
Dari uji coba yang telah di lakukan di atas diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba untuk 5 kali pengujian
No
Resolusi
(Piksel)
Ukuran dalam kilobyte
Citra
Enkripsi
Dekripsi
1
400 x 400
105
625
625
2
450 x 450
146
791
791
3
500 x 500
167
976
976
4
550 x 550
189
1210
1210
5
600 x 600
199
1440
1440
Dari Tabel 4.1 dapat dibuat grafik perbandingan hasil pengujian antara ukuran file
plainteks dan cipherteks seperti Gambar 4.34.
1600
Ukuran (kilobyte)
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
400
450
500
550
Citra Asli
600
Dekripsi
Resolusi ( piksel x piksel)
Enkripsi
Gambar 4.34 Grafik perbandingan hasil pengujian antara ukuran file citra asli, hasil dekripsi,
hasil enkripsi.
Universitas Sumatera Utara
82
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan disimpulkan, aplikasi telah dapat melakukan proses pemampatan data.
Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang bermanfaat sebagai masukan bagi
pengembangan Aplikasi pengamanan file citra Jpeg menggunakan Algoritma Elgamal
dan Algoritma Double Playfair Cipher yang lebih baik.
5.1. Kesimpulan
1. Aplikasi yang dirancang dalam penelitian telah mampu melakukan proses
pengamanan file citra dengan melakukan enkripsi dan dekripsi pada file citra.
2. Enkripsi citra dengan menggunakan algoritma Double Playfair Cipher dapat
mengamankan citra.
3. Enkripsi kunci dengan menggunakan algoritma Elgamal dapat mengamankan
kunci Double Playfair.
4. File yang sudah di enkripsi menjadi cipherimage memiliki karakter yang lebih
banyak atau panjang dibandingkan dengan file sebelum dilakukan proses
enkripsi.
5. Ukuran file hasil enkripsi dan dekripsi lebih besar dibanding ukuran file citra
asli.
Universitas Sumatera Utara
83
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan dan perbaikan
sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini hanya mampu melakukan pengamanan pada citra Jpeg (*.Jpeg),
sehingga untuk pengembangan selanjutnya dapat dilakukan pada citra
berformat *.BMP, *.TIF, *.PNG, dan format citra lainnya.
2. Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan jenis data yang dapat
diamankan seperti audio dan video.
3. Sistem hanya berjalan pada perangkat desktop, diharapkan kedepannya bisa
dikembangkan menjadi sistem yang dapat berjalan pada perangkat mobile.
4. Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan rentang waktu pada setiap
proses enkripsi dan dekripsi agar membantu dalam membandingkan citra asli
dan citra setelah diubah.
5. Untuk penelitian berikutnya diharapkan citra yang dihasilkan adalah citra
RGB.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis Sistem
Sistem yang baik tentu dibangun dengan perancangan yang baik pula. Analisis sistem
adalah suatu bentuk penguraian suatu sistem informasi yang yang lengkap ke dalam
bagian-bagian komponennya dengan tujuan mengindentifikasi dan mengevaluasi
permasalahan, kesempatan, hambatan, serta kebutuhan yang diharapkan sehingga
dapat dilakukan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas sistem yang sudah ada
(Whitten et al. 2004). Hal ini
bertujuan untuk mempelajari apakah komponen-
komponen tersebut bekerja dan berinteraksi sesuai dengan tujuan mereka. Ada tiga
fase analisis sistem yaitu analisis masalah, analisis kebutuhan dan analisis proses.
3.1.1 Analisis Masalah
Perkembangan dalam bidang teknologi seperti saat ini telah memungkinkan setiap
orang untuk saling melakukan pertukaran informasi tanpa ada batasan jarak dan
waktu. Tidak tertutup kemungkinan adanya kebocoran data pada saat proses
pertukaran informasi yang dilakukan sehingga pengirim informasi merasa takut dan
memerlukan adanya keamanan dalam pertukaran informasi tersebut. Untuk dapat
mengurangi ancaman yang dapat terjadi dalam pertukaran informasi yang bersifat
rahasia dalam sebuah proses komunikasi data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengkodean terhadap informasi yang akan disimpan atau dikirim secara cepat dan
akurat. Masalah dalam sistem ini adalah bagaimana agar pertukaran informasi
khususnya dalam bentuk citra dapat diamankan. Untuk mengidentifikasi masalah
tersebut digunakan diagram Ishikawa (fishbone diagram). Diagram Ishikawa
merupakan suatu alat visual untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan secara
diagram menggambarkan semua penyebab yang berhubungan dengan suatu
permasalahan. Diagram ini menunjukkan sebuah akibat dari permasalahan dengan
berbagai penyebabnya (Whitten et al, 2004). Diagram Ishikawa sistem ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Universitas Sumatera Utara
40
Gambar 3.1 Diagram Ishikawa Masalah Penelitian.
3.1.2 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dibagi menjadi dua bagian, yaitu kebutuhan fungsional dan
kebutuhan nonfungsional. Kebutuhan fungsional mendeskripsikan aktivitas yang
disediakan suatu sistem. Sedangkan kebutuhan nonfungsional mendeskripsikan fitur,
karakteristik dan batasan lainnya.
3.1.2.1 Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional adalah fungsi-fungsi yang harus dipenuhi pada aplikasi yang
dirancang. Kebutuhan fungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang dirancang adalah
sebagai berikut:
a. Sistem harus mampu membaca informasi yang berada dalam file citra JPEG.
b. Kunci Double Playfair yang dibangkitkan adalah bilangan bulat positif dari 0
sampai 255.
c. Sistem harus mampu melakukan enkripsi dengan menggunakan ElGamal
sehingga menghasilkan cipherimage, serta sistem harus mampu melakukan
dekripsi cipherimage menjadi String yang sama dengan String sebelum
dikodekan.
Universitas Sumatera Utara
41
3.1.2.2 Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan fungsional mencakup beberapa karakteristik berikut:
1. Performa
Sistem yang akan dibangun dapat menunjukkan hasil dari pengambilan citra ke
dalam bentuk semula.
2. Efisiensi
Perangkat lunak yang dibangun harus sesederhana mungkin agar tidak menyulitkan
pengguna dan bersifat ramah pengguna (user friendly).
3. Ekonomis
Perangkat lunak yang dibangun harus dapat bekerja dengan baik tanpa harus
mengeluarkan biaya apapun.
4. Manajemen kualitas
Perangkat lunak yang dibangun harus memiliki kualitas yang baik yaitu proses
pembangkitan kunci yang cepat dan proses enkripsi, dekripsi yang akurat.
5. Kontrol
Perangkat lunak yang dibangun dapat menampilkan pesan error untuk setiap input
yang tidak sesuai.
Universitas Sumatera Utara
42
3.1.3. Arsitektur Umum Sistem
Arsitektur umum sistem dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.
Gambar 3.2 Arsitektur umum sistem
Pada gambar 3.2 menjelaskan bahwa pertama kali menginputkan plain image
kedalam sistem. Setelah itu plain image dienkripsi menggunakan algoritma Double
Playfair Cipher dan menghasilkan cipher image. Selanjutnya kunci Double Playfair
yang digunakan pada saat mengenkripsi plain image kemudian dienkripsi
menggunakan algoritma Elgamal dan menghasilkan cipherkey. Untuk bisa mengetahui
pesan yang dikirim, maka pertama kali mendekripsikan cipherkey dengan
menggunakan algoritma Elgamal dan menghasilkan kunci Double Playfair. Kemudian
kunci Double Playfair digunakan untuk membuka cipher image dengan menggunakan
algoritma Double Playfair Cipher sehingga dihasilkan plain image.
Universitas Sumatera Utara
43
3.2. Pemodelan Sistem
Pemodelan aplikasi yang dirancang bertujuan untuk menggambarkan semua kondisi
dan bagian-bagian yang berperan dalam sistem yang dirancang. Pemodelan aplikasi
dilakukan dengan membuat use-case diagram dan activity diagram.
3.2.1. Use-Case Diagram
Untuk menganalisa komponen-komponen yang berperan dalam sistem yang
dirancang, penulis menggunakan use-case diagram agar proses penganalisaan
komponen dapat dilakukan dengan mudah. Use-case diagram sistem pada aplikasi
yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Use-Case Diagram Pada Sistem
3.2.2. Activity Diagram
Activity diagram adalah diagram aktivitas yang mendeskripsikan proses kerja dalam
sebuah sistem yang sedang berjalan. Dalam diagram aktivitas ini dijelaskan proses
kerja dari sistem pembangkitan kunci, kompresi, enkripsi, dekripsi dan dekompresi
yang dilakukan oleh pengguna.
Universitas Sumatera Utara
44
3.2.2.1 Activity Diagram Proses Pembangkit Kunci
Gambar 3.4 Activity Diagram Proses Pembangkitan Kunci
3.2.2.2 Activity Diagram Proses Enkripsi
Gambar 3.5 Activity Diagram Proses Enkripsi
Universitas Sumatera Utara
45
3.2.2.3 Activity Diagram Proses Dekripsi
Gambar 3.6 Activity Diagram Proses Dekripsi
3.2.2.4 Sequence Diagram
Sequence Diagram adalah bentuk pemodelan sistem yang menggambarkan hubungan
antar objek atau objek yang saling berinteraksi melalui pesan dalam eksekusi.
Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan dikirim dan diterima diantara
objek.Sequence Diagram untuk sistem yang dirancang pada penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 3.7.
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 3.7 Sequence diagram proses enkripsi
Gambar 3.8 Sequence diagram proses dekripsi
Universitas Sumatera Utara
47
3.2.3 Flowchart
Flowchart merupakan suatu bagan yang menggambarkan urutan suatu proses secara
rinci menggunakan simbol-simbol tertentu dan menggambarkan hubungan antara satu
proses dengan proses lainnya dengan menggunakan tanda panah.
3.2.3.1 Flowchart Pembangkitan Kunci
Pembangkitan kunci dilakukan dengan mengacak bilangan dan kemudian dicek
apakah bilangan tersebut merupakan bilangan prima dengan Algoritma The Sieve of
Eratosthenes. Flowchart pembangkitan kunci dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Mulai
Bangkitkan p,α, β dan d
Tidak
Bilangan Prima?
Uji dengan The Sieve of
Eratosthenes
β =αd mod p
Kunci publik
(p,α,β)
Kunci privat d
Selesai
Gambar 3.9 Flowchart Alur proses pembangkit kunci
Universitas Sumatera Utara
48
3.2.3.2 Flowchart Enkripsi Algoritma ElGamal
Pada enkripsi ElGamal terdapat dua parameter masukan yaitu kunci publik dan
plainteks (citra yang akan dienkripsi) dan menghasilkan keluaran berupa cipherteks.
Adapun flowchart dari proses enkripsi dapat dilihat pada Gambar 3.10.
Mulai
Masukkan
kunci publik
(p,α,Β)
Masukan
Plainteks
Enkripsi
c1 = αr mod p
c2 = P x βr mod p
Ciphertext
Selesai
Gambar 3.10 Flowchart proses Enkripsi pada ElGamal
3.2.3.3 Flowchart Dekripsi ElGamal
Pada proses dekripsi ElGamalterdapat dua parameter masukan yaitu kunci privat dan
cipherteks. Pada proses dekripsi akan menghasilkan keluaran berupa plainteks yang
sama seperti sebelum citra dienkripsi. Adapun flowchart dari proses dekripsidapat
dilihat pada Gambar 3.11.
Universitas Sumatera Utara
49
Mulai
Masukkan
kunci privat
(d)
Masukan
Cipherteks
Enkripsi File
Z = c1 p-1-d mod p
P = c2 x Z mod p
Plainteks
Selesai
Gambar 3.11 Flowchart proses Dekripsi pada ElGamal
3.2.3.4 Flowchart Sistem
Pada flowchart sistem terdapat empat pilihan halaman yang dapat dipilih oleh
pengguna yaitu halaman Menu, Implementasi, About, Help. Adapun dalam Menu
“Implementasi” terdapat submenu Key Generator, Enkripsi, Dekripsi. SubMenu dari
Key Generator, Enkripsi, dan Dekripsi ditunjukkan pada Gambar 3.12.
Universitas Sumatera Utara
50
(a)
(b)
(c)
Mulai
Mulai
Mulai
Membangkitkan Kunci
Citra JPEG,
Kunci Double
Playfair
Cipherkey
Menampilkan
Kunci Publik dan
Privat
Simpan Kunci Publik dan
Kunci Privat
Selesai
Enkripsi citra dengan
algoritma Double
Playfair Cipher
Dekripsikan Cipherkey
dengan kunci privat
Elgamal
Citra hasil
enkripsi
Kunci Double
playfair
Enkripsi Kunci Double
Playfair Cipher dengan
kunci publik Elgamal
Dekripsikan Cipherimage
dengan Kunci Double
Playfair
Cipherkey
Citra JPEG
Selesai
Selesai
(a) Flowchart Pembangkitan Kunci
(b) Flowchart Enkripsi
(c) Flowchart Dekripsi
Gambar 3.12 Flowchart SubProcess
3.3. Perancangan Antarmuka (Interface)
Perancangan Antarmuka (Interface) merupakan sarana interaksi antara pengguna dan
sistem. Hal ini berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam melakukan proses
sistem.
Universitas Sumatera Utara
51
3.3.1. Rancangan Halaman Utama
Halaman Menu merupakan halaman yang pertama kali ditampilkan saat sistem
dijalankan. Pada halaman Menu terdapat beberapa menu untuk mengakses halaman
lain. Rancangan halaman Menu dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Rancangan Interface Halaman Menu
Pada Gambar 3.14 ditunjukkan tampilan rancangan dari halaman Menu. Pada
halaman ini terdapat menu yang terdiri dari Implementasi, About, dan Help. Pada
halaman Menu juga terdapat informasi judul, logo fakultas, nama, NIM dan program
studi pembuat sistem. Keterangan dari Gambar 3.13 dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
52
Tabel 3.1 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Menu
No
Keterangan
1
Menustrip “Menu” untuk menampilkan halaman utama dari sistem
2
Menustrip “Implementasi” untuk memiliki 3 submenu yaitu:
-
Submenu“Key Generator” untuk pembangkitan kunci yang dibutuhkan
dalam proses enkripsi dan dekripsi
-
Submenu“Enkripsi” untuk proses enkripsi terhadap berkas citra
-
Submenu“Dekripsi” untuk proses dekripsi terhadap berkas citra
3
Menustrip “About” untuk menampilkan halaman penggunaan sistem
3
Menustrip “Help” untuk menampilkan halaman petunjuk penggunaan sistem
4
Label untuk menampilkan judul sistem
5
Label untuk menampilkan nama dan nim pembuat sistem
6
Picturebox untuk menampilkan logo USU
7
Label untuk menampilkan program studi dan fakultas pembuat sistem
3.3.2 Halaman Key Generator
Halaman Key Generator merupakan halaman yang tampil saat pengguna memilih
submenu Key Generator. Pada halaman ini pengguna dapat membangkitkan kunci
yang akan digunakan pada proses enkripsi dan dekripsi. Rancangan halaman Key
Generator dapat dilihat pada Gambar 3.14.
Universitas Sumatera Utara
53
Gambar 3.14 Rancangan Interface Halaman Key Generator
Tabel 3.2 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Key Generator
No
Keterangan
1
Groupbox yang berisi field-field untuk proses pembangkit kunci
2
Textbox untuk menampilkan nilai P
3
Textbox untuk menampilkan nilai Alpha
4
Textbox untuk menampilkan nilai Beta
5
Textbox untuk menampilkan nilai X
6
Button untuk proses pembangkit kunci
7
Button untuk menyimpan kunci publik
8
Button untuk menyimpan kunci privat
3.3.3 Halaman Enkripsi
Halaman Enkripsi merupakan halaman yang tampil saat pengguna memilih submenu
Enkripsi. Pada halaman ini pengguna dapat melakukan proses enkripsi berkas.
Rancangan halaman enkripsi dapat dilihat pada Gambar 3.15.
Universitas Sumatera Utara
54
Gambar 3.15 Rancangan Interface Halaman Enkripsi
Tabel 3.3 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Enkripsi
No
Keterangan
1
Groupbox yang berisi field-field informasi citra asli
2
Groupbox yang berisi field-field untuk kunci Double Playfair
3
Groupbox yang berisi field-field untuk proses enkripsi
4
Groupbox yang berisi field-field untuk proses imput kunci Double Playfair
5
Groupbox yang berisi field-field untuk pengambilan kunci publik
6
Button untuk mengambil citra dari direktori file
7
Picturebox untuk menampilkan citra
8
Button untuk mengubah warna RGB ke Greyscale
9
Button untuk melakukan proses enkripsi citra
10
Button untuk menyimpan hasil enkripsi citra
11
Button untuk mengambil kunci publik yang telah disimpan
12
Richtext untuk menampilkan hasil nilai dari enkripsi citra
13
Button untuk melakukan proses enkripsi kunci
14
Button untuk menyimpan cipherkey
Universitas Sumatera Utara
55
3.3.4 Halaman Dekripsi
Halaman Dekripsi merupakan halaman yang tampil saat pengguna memilih submenu
Dekripsi. Pada halaman ini pengguna dapat melakukan proses dekripsisehingga akan
menampilkan citra asli. Rancangan halaman dekripsi dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Rancangan Interface Halaman Dekripsi
Tabel 3.4 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Dekripsi
No
Keterangan
1
Groupbox yang berisi field-field informasi citra asli
2
Groupbox yang berisi field-field untuk pengambilan kunci privat
3
Groupbox yang berisi field-field untuk kunci Double Playfair
4
Groupbox yang berisi field-field untuk proses dekripsi
5
Groupbox yang berisi field-field untuk proses import kunci Double Playfair
6
Button untuk mengambil citra dari direktori file
7
Picturebox untuk menampilkan citra
8
Button untuk melakukan import kunci double playfair
9
Button untuk melakukan proses dekripsi citra
Universitas Sumatera Utara
56
10
Button untuk menyimpan hasil dekripsi citra
11
Button untuk mengambil kunci privat yang telah disimpan
12
Richtext untuk menampilkan hasil nilai dari dekripsi citra
3.3.5 Halaman About
Halaman About merupakan halaman yang ditampilkan oleh sistem jika pengguna
sistem memilih menu About. Adapun rancangan antarmuka dari halaman About dapat
dilihat pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Rancangan Interface Halaman About
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 3.5 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman About
No
Keterangan
1
Label yang berisi Penjelasan singkat aplikasi
2
Label yang berisi nama
3
Label yang berisi NIM
3.3.6 Halaman Help
Halaman Help merupakan halaman yang ditampilkan oleh sistem jika pengguna
sistem memilih menu Help. Adapun rancangan antarmuka dari halaman Help dapat
dilihat pada Gambar 3.18.
Gambar 3.18 Rancangan Interface Halaman Help
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 3.6 Keterangan Gambar Rancangan Interface Halaman Help
No
Keterangan
1
Label yang berisi petunjuk penggunaan
2
Tapcontrol menampilkan prosedur penggunaan sistem
3
Label yang menampilkan prosedur penggunaan sistem
Universitas Sumatera Utara
59
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini penulis memaparkan bagaimana implementasi dari sistem dan juga hasil
pengujian aplikasi yang dilakukan pada Algoritma Kriptografi ElGamal dan
Algoritma Double Playfair Cipher yang sudah dibangun menggunakan Sharp
Development.
4.1 Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan proses penerapan dari hasil analisis dan perancangan
sistem ke dalam sebuah bahasa pemrograman. Implementasi sistem pada penelitian ini
dibangun menggunakan bahasa pemrogaman C#. Proses implementasi yang dirancang
pada sistem ini dibagi menjadi 4 menu, yaitu : Menu, Implementasi, About dan Help.
4.1.1. Menu
Menu merupakan halaman utama, artinya merupakan halaman yang pertama kali
muncul ketika sistem dijalankan. Menu menampilkan judul sistem, nama pembuat
sistem, logo dan informasi universitas. Tampilan halaman Menu dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Gambar 4.1 Halaman Menu
Universitas Sumatera Utara
60
4.1.2. Implementasi
Implementasi memilki 3 submenu didalamnya, yaitu Key Generator, Enkripsi, dan
Dekripsi.
4.1.2.1 Submenu Key Generator
Pada submenu Key Generator, user dapat membangkitkan bilangan prima, alpha,
beta dan d. Kunci tersebut akan disimpan sebagai kunci publik dan kunci privat yang
akan digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi. Tampilandari submenu Key
Generator dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Submenu Key Generator
4.1.2.2 Submenu Enkripsi
Submenu Enkripsi merupakan proses yang harus dilakukan oleh pengirim pesan untuk
melakukan enkripsi terhadap berkas citra yang dipilih oleh user. Tampilan dari
submenu Enkripsi dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Universitas Sumatera Utara
61
Gambar 4.3 Submenu Enkripsi
4.1.2.3 Submenu Dekripsi
Submenu Dekripsi merupakan proses yang harus dilakukan oleh penerima pesan
untuk melakukan dekripsi agar dapat melihat citra asli yang telah dimampatkan dan
diacak sebelumnya. Tampilan dari submenu Dekripsi dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Submenu Dekripsi
Universitas Sumatera Utara
62
4.1.3. Menu About
Pada menu About menampilkan penjelasan singkat mengenai sistem aplikasi yang
telah dibuat. Tampilan dari submenu About dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Menu About
4.1.4. Menu Help
Pada menu Help menampilkan informasi mengenai langkah-langkah penggunaan
sistem ini sehingga memudahkan pengguna sistem. Tampilan dari submenu Help
dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 4.6 Menu Help
4.2 Pengujian Sistem
Pada tahap ini akan dilakukan pengujian keberhasilan sistem dalam menjalankan
fungsi-fungsi yang sebelumnya ditentukan pada tahap analisis dan perancangan
sistem. Citra yang akan dienkripsi adalah citra yang berukuran 200 x 200 piksel.
Tampilan dari citra yang akan diuji dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Citra yang akan diuji
4.2.1 Pengujian proses key generator
Sebelum memilih menu Enkripsi, terlebih dahulu dibangkitkan kunci untuk
mendapatkan kunci public dan kunci privat yang akan digunakan dalam proses
enkripsi dan dekripsi. Berikut langkah-langkah untuk melakukan proses pembangkit
kunci.
Universitas Sumatera Utara
64
1. Tekan tombol Bangkitkan Kunci untuk mendapatkan nilai p, alpha, d, dan
beta. Hasil pembangkit kunci dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Hasil nilai kunci publik dan kunci privat
2. Tekan tombol simpan kunci public untuk membuka Save File Dialog dan
tentukan direktori untuk menyimpan file kunci publik (*.public) yang akan
digunakan dalam proses enkripsi. Form Save File Dialog dapat dilihat pada
Gambar 4.9.
Gambar 4.9 Save File Dialog untuk menyimpan kunci public
Kemudian menampilkan Message Box sebagai informasi kunci berhasil
disimpan seperti terlihat dari Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Message box informasi berhasil simpan kunci
Universitas Sumatera Utara
65
3. Tekan tombol simpan untuk membuka Save File Dialog dan tentukan direktori
untuk menyimpan file kunci privat (*.private) yang akan digunakan dalam
proses dekripsi. Form Save File Dialog dapat dilihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Save File Dialog untuk menyimpan kunci privat
Kemudian menampilkan Message Box sebagai informasi kunci berhasil
disimpan seperti terlihat dari Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Message box informasi berhasil simpan kunci
4.2.2. Pengujian proses enkripsi
Setelah memilih submenu enkripsi maka akan dilakukan proses enkripsi citra. Berikut
langkah – langkah untuk melakukan proses enkripsi.
Proses Enkripsi
Langkah-langkah dalam mengenkripsi pesan:
7. Terima kunci publik (p,α, β) = (271, 107, 39)
8. Plainteks m disusun menjadi blok-blok m1, m2, …, mp-1 sedemikian sehingga
setiap blok merepresentasikan nilai di dalam rentang 0 sampai p – 1.
Universitas Sumatera Utara
66
9. Ubah nilai blok pesan ke dalam nilai ASCII. Ekspresikan pesan P1 = C = 67
(ASCII) sebagai bilangan.
10. Ambil sebuah bilangan asli r< p-1. Misal r = 50
11. Hitung c1 = αr mod p
= 10750 mod 271
= 238
Hitung c2 = P1 x βrmod p
= 67 x 3950mod 271
= 212
Maka dari perhitungan di atas, kita mendapatkan nilai c1 dan c2 sebagai
cipherteks nya yaitu (238, 212). Proses diatas akan berulang untuk membaca
semua blok pesan untuk menghasilkan cipherteks.
12. Kirim c1 = 238 dan c2 = 212.
1. Tekan tombol Browse, untuk membuka Open File Dialog dan pilih berkas
citra (*bmp) yang akan dikompresi. Form Open File Dialog dapat dilihat pada
Gambar 4.13.
Gambar 4.13 Open File Dialog input file citra.
Kemudian sistem akan menampilkan citra tersebut. Tampilan citra yang telah
terpilih akan tampil pada sistem seperti pada Gambar 4.14.
Universitas Sumatera Utara
67
Gambar 4.14 Tampilan sistem menampilkan citra terpilih
2. Jika gambar tersebut adalah citra RGB maka tekan tombol Grayscale untuk
membuat gambar yang telah dipilih menjadi grayscale. Hasil perubahan citra
menjadi Grayscale terlihat pada Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Hasil konversi gambar RGB menjadi Grayscale
3. Masukkan kata kunci untuk melakukan proses enkripsi citra dengan double
playfair seperti terlihat dari Gambar 4.16.
Universitas Sumatera Utara
68
Gambar4.16 Tampilan input kata kunci
1. Tekan tombol Pembangkit dan akan muncul Open File Dialog dan pilih berkas
teks (.*publik). Form Open File Dialog dapat dilihat pada Gambar 4.17
Gambar 4.17 Open File Dialog input file kunci publik
Kemudian pada textbox akan tempil nilai kunci publik tersebut, seperti terlihat
pada Gambar 4.18.
Gambar 4.18 Tampilkan nilai kunci publik
2. Tekan tombol simpan Cipherkey untuk melakukan pengacakan pesan hingga
muncul Message Box yang memberi informasi berkas berhasil dienkripsi
seperti terlihat pada Gambar 4.19.
Universitas Sumatera Utara
69
Gambar 4.19 Message Box informasi proses enkripsi kunci berhasil
3. Tekan tombol enkripsi citra untuk melakukan enkripsi pada citra hingga
muncul Richtext terisi dengan nilai enkripsi seperti terlihat pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20 Richtext informasi proses enkripsi berhasil
4. Tekan tombol Save untuk menyimpan hasil dekripsi citra. Form Save File
Dialog akan muncul seperti terlihatpadaGambar 4.21.
Universitas Sumatera Utara
70
Gambar 4.21 Save File Dialog hasil enkripsi citra
Kemudian menampilkan Message Box sebagai informasi gambar berhasil
disimpan seperti terlihat dari Gambar 4.22.
Gambar 4.22 Message Box gambar berhasil disimpan
4.2.3. Pengujian proses dekripsi
Setelah memilih submenu enkripsi maka akan dilakukan proses dekripsi citra. Berikut
langkah – langkah untuk melakukan proses dekripsi citra.
Proses Dekripsi
Dalam mendeskripsi pesan digunakan perhitungan P = c2 x (c1d)-1 mod p.
Perhitungan tersebut dapat disederhanakan dengan teorema Fermat:
�−1−�
� = �2 � �1
��� �
Untuk memepermudah perhitungan pada tiap-tiap blok pesan, maka dapat
dirumuskan dengan :
�−1−�
� = �1
��� �
Universitas Sumatera Utara
71
� = �2 � � ��� �
Langkah-langkah dalam mendekripsi pesan:
4.
Terima (c1, c2) dari sender = ( 238, 212)
5.
Hitung Z = �1
�−1−�
��� �
= 238271-1-96 mod 271
= 238174 mod 271
= 178
Hitung P=�2 � � ��� �
= 212�178 mod 271
= 67.
Maka diperoleh P = 67, dalam karakter dalam ASCII adalah C, sesuai dengan
plainteks yang dikirim sender.
6.
Kemudian menggabungkan blok m1, m2, ... menjadi plainteks yang utuh
1. Tekan tombol Browse, untuk membuka Open File Dialog dan pilih berkas
(*jpeg). Kemudian sistem akan menampilkan direktori dari berkas yang
terpilih seperti terlihat pada Gambar 4.23.
Gambar 4.23 Open File Dialog input file citra.
Universitas Sumatera Utara
72
2. Tekan tombol pembangkit, dan akan muncul Open File Dialog dan pilih
berkas teks (.*private). Form Open File Dialog dapat dilihat pada Gambar
4.24.
Gambar 4.24 Open File Dialog input kunci privat.
Kemudian pada textbox akan tempil nilai kunci privat tersebut seperti terlihat
pada Gambar 4.25.
Gambar 4.25 Tampilan nilai kunci privat
3. Tekan tombol dekripsi citra untuk mengembalikan berkas seperti sebelum
dienkripsi. Kemudian akan muncul hasil yang memberi informasi berkas
berhasil didekripsi seperti terlihat dari Gambar 4.26.
Universitas Sumatera Utara
73
Gambar 4.26 Tampilan citra setelah di dekripsi
1. Tekan tombol simpan untuk menyimpan citra sebelum dienkripsi. Form Save
File Dialog akan muncul seperti terlihat pada Gambar 4.27.
Gambar 4.27 Save File Dialog untuk menyimpan citra
Kemudian akan muncul MessageBox seperti ditunjukkan pada Gambar 4.28.
Universitas Sumatera Utara
74
Gambar 4.28 Message Dialog informasi gambar berhasil disimpan
4.2.5 HasilPengujian.
Hasil pengujian yang didapatkan melalui penelitian ini berupa hasil dari proses
enkripsi pada menu Enkripsi dan proses dekripsi pada menu Dekripsi. Pengujian
dilakukan terhadap citra dengan resolusi yang berbeda-beda. Adapun hasil uji coba,
dapat dilihat pada gambar berikut ini:
4.2.5.1 HasilPengujian ke-1
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 400 x 400 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “saya & temu” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya. Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.29 berikut:
(a. Enkripsi)
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.29
berikut:
Universitas Sumatera Utara
75
(b. Dekripsi)
Gambar 4.29 Hasil Uji Coba ke-1
4.2.5.2HasilPengujian ke-2
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 450 x 450 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “foto & kaca” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya.Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar4.30 berikut:
(a. Enkripsi)
Universitas Sumatera Utara
76
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.30
berikut:
(b. Dekripsi)
Gambar 4.30 Hasil Uji Coba ke-2
4.2.5.3Hasil Pengujian ke-3
Universitas Sumatera Utara
77
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 500 x 500 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “sana & kiru” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya.Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut:
(a. Enkripsi)
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.31
berikut:
(b. Dekripsi)
Universitas Sumatera Utara
78
Gambar 4.31 Hasil Uji Coba ke-3
4.2.5.4 Hasil Pengujian ke-4
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 550 x 550 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “kalu & gich” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya.Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar4.32 berikut:
(a. Enkripsi)
Universitas Sumatera Utara
79
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.32
berikut:
(b. Dekripsi)
Gambar 4.32 Hasil Uji Coba ke-4
4.2.5.5 Hasil Pengujian ke-5
Uji coba ini dilakukan pada gambar dengan resolusi 600 x 600 piksel, dengan
menginputkan kata kunci “ikan & soya” pada kedua kunci double Playfair cipher
untuk mengenkripsi citra yang telah di input, dan menginput publik key untuk
Universitas Sumatera Utara
80
mengenkripsi kunci dari double playfair, lalu di dapat hasil perubahan citranya. Hasil
uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.33 berikut:
(a. Enkripsi)
Pada proses selanjutnya hasil citra yang telah dienkripsi kemudian di input kembali,
lalu import private key dan kunci double playfair yang telah dienkripsi kunci pada
proses enkripsi sebelumnya, dan di dapat hasil dari perubahan citra kembali seperti
sebelum dilakukan enkripsi citra. Hasil uji coba dapat dilihat pada Gambar 4.33
berikut:
(b. Dekripsi)
Gambar 4.33 Hasil Uji Coba ke-5
Universitas Sumatera Utara
81
Dari uji coba yang telah di lakukan di atas diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.1
berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba untuk 5 kali pengujian
No
Resolusi
(Piksel)
Ukuran dalam kilobyte
Citra
Enkripsi
Dekripsi
1
400 x 400
105
625
625
2
450 x 450
146
791
791
3
500 x 500
167
976
976
4
550 x 550
189
1210
1210
5
600 x 600
199
1440
1440
Dari Tabel 4.1 dapat dibuat grafik perbandingan hasil pengujian antara ukuran file
plainteks dan cipherteks seperti Gambar 4.34.
1600
Ukuran (kilobyte)
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
400
450
500
550
Citra Asli
600
Dekripsi
Resolusi ( piksel x piksel)
Enkripsi
Gambar 4.34 Grafik perbandingan hasil pengujian antara ukuran file citra asli, hasil dekripsi,
hasil enkripsi.
Universitas Sumatera Utara
82
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan disimpulkan, aplikasi telah dapat melakukan proses pemampatan data.
Pada bab ini juga disajikan saran-saran yang bermanfaat sebagai masukan bagi
pengembangan Aplikasi pengamanan file citra Jpeg menggunakan Algoritma Elgamal
dan Algoritma Double Playfair Cipher yang lebih baik.
5.1. Kesimpulan
1. Aplikasi yang dirancang dalam penelitian telah mampu melakukan proses
pengamanan file citra dengan melakukan enkripsi dan dekripsi pada file citra.
2. Enkripsi citra dengan menggunakan algoritma Double Playfair Cipher dapat
mengamankan citra.
3. Enkripsi kunci dengan menggunakan algoritma Elgamal dapat mengamankan
kunci Double Playfair.
4. File yang sudah di enkripsi menjadi cipherimage memiliki karakter yang lebih
banyak atau panjang dibandingkan dengan file sebelum dilakukan proses
enkripsi.
5. Ukuran file hasil enkripsi dan dekripsi lebih besar dibanding ukuran file citra
asli.
Universitas Sumatera Utara
83
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan untuk pengembangan dan perbaikan
sistem ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini hanya mampu melakukan pengamanan pada citra Jpeg (*.Jpeg),
sehingga untuk pengembangan selanjutnya dapat dilakukan pada citra
berformat *.BMP, *.TIF, *.PNG, dan format citra lainnya.
2. Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan jenis data yang dapat
diamankan seperti audio dan video.
3. Sistem hanya berjalan pada perangkat desktop, diharapkan kedepannya bisa
dikembangkan menjadi sistem yang dapat berjalan pada perangkat mobile.
4. Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan rentang waktu pada setiap
proses enkripsi dan dekripsi agar membantu dalam membandingkan citra asli
dan citra setelah diubah.
5. Untuk penelitian berikutnya diharapkan citra yang dihasilkan adalah citra
RGB.
Universitas Sumatera Utara