BOOK Fajar Junaedi, Budi Dwi A Berawal Dari Kecintaan

BERAWAL DARI KECINTAAN, BERPROSES
DALAM MEDIA KOMUNITAS SEPAKBOLA :
MENENGOK MANAJEMEN MEDIA KOMUNITAS
BERBASIS FANS SEPAKBOLA
Fajar Junaedi, Budi Dwi Ariianto
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
� fajarjun@gmail.com

Pendahuluan
Sepakbola dan suporter adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan.
Sepakbola telah mengubah pikiran normal manusia menjadi tergilagila, kecintaan mereka terhadap klub yang dibelanya telah menjadikan
bukti kesetiaan mereka terhadap klub. Di sudut - sudut jalan dipasang
berbagai hiasan bendera maupun spanduk dengan berbagai warna
kebesarannya telah menjadi simbol dan identitas mereka (Santosa,
2014 : 5).
Fenomena ini dengan mudah dijumpai di Yogyakarta (terutama
Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman), Magelang dan Surakarta
– yang lazim juga disebut Kota Solo – dan Surabaya. Di Yogyakarta,
klub PSIM Yogyakarta berkandang, di Sleman klub PSS Sleman
berkandang, di Kota Magelang klub PPSM Magelang berkandang,
di Surakarta klub Persis Solo menjadi simbol kebesaran kota dan di

Surabaya, klub Persebaya menjadi simbol kebanggaan kota. Klub –
klub ini, pada tahun 2017, berada di Liga 2, sebuah jenjang kompetisi
sepakbola kelas dua yang berada di bawah Liga 1. Meskipun berada di
kasta kedua kompetisi sepakbola profesional Indonesia, klub – klub ini
tetap mendapat dukungan semangat dari para fans yang secara sukarela
menjadi suporternya.
Suporter adalah pemain keduabelas yang dibilang paling fanatik
dan antusias dalam membela klub yang dicintainya. Susah maupun
senang, hati mereka melebur menjadi satu saat tim mereka berjuang
meraih kemenangan. Inilah sepakbola yang telah membuka mata
mereka bak separti pahlawan yang sedang berjuang dengan mengusung
217

Kolase Komunikasi di Indonesia

gengsi dan harga diri mereka dipertaruhkan di stadion hanya untuk
menyandang gelar sang pemenang (Santosa, 2014 : 5).
Fans sepakbola adalah konsumen yang sudah tersedia bagi media
massa untuk mendapatkan audiens, maka olahraga menjadi salah satu
isu seksi di media. Media baik cetak maupun elektronik terlihat gencar

memberitakan ketika klub ternama (nasional/internasional) tengah
menunjukkan kekuatannya dalam adu pertandingan. Tidak bisa
dipungkiri, hingga saat ini, sepakbola masih menjadi berita favorit di
media. Hal ini tidak lain dikarenakan oleh penggemar sepakbola yang
lebih banyak dibandingkan dengan olahraga lainnya. Tak hanya ketika
pertandingan saja, isu dunia olahraga rutin dimunculkan di media
meski tidak ada pertandingan. Isu-isu seperti proile pemain, aktivitas
pemain, perpindahan pemain pada suatu klub, dan sebagainya, tak
henti-hentinya selalu laris di kolom media (Pramesthi, 2014 : 67).
Pada musim kompetisi sepakbola Indonesia tahun 2017, Jawa Pos
– sebuah koran nasional yang berpusat di Surabaya – mengalokasikan
empat halaman berwarna khusus berita tentang Persebaya setiap hari
Selasa. Langkah Jawa Pos ini diikuti oleh koran – koran di daerah yang
menjadi anak perusahaannya. Di Solo, Radar Solo – anak perusahaan
Jawa Pos di Kota Solo -- menyediakan empat halaman berwarna
khusus pemberitaan tentang Persis. Radar Jogja – sebuah koran lokal
yang tergabung dalam konglomerasi kelompok bisnis Jawa Pos –
menerbitkan suplemen bertajuk Main Bola yang berisi berita tentang
PSIM, PSS, PPSM dan Persiba Bantul. Berbeda dengan Jawa Pos edisi
Surabaya dan Radar Solo yang hanya melayani audiens yang seragam,

Radar Jogja harus melayani suporter dari empat klub yang berbeda.
Rubrik olahraga memang menjadi salah satu isu menarik dalam
media. Berdasarkan sejarah jurnalisme profesional di Amerika Serikat,
mengatakan bahwa jurnalisme olahraga merupakan terkenal dengan
sebutan ‘toy department’, a bastion of easy living, sloppy journalism and
‘sot’ news. Artinya bahwa berita olahraga bukan suatu berita yang berat
melainkan berita yang halus, ringan, dan seperti permainan. Dalam
perkembangannya. Kendati merupakan berita santai, namun rubrik
ini membawa implikasi penting bagi perkembangan sebuah negara.
Pengaruh olahraga ini ternyata tidak hanya pada bidang olahraga
semata, melainkan budaya, politik, maupun ekonomi. Olahraga
memunculkan fanatisme dari komunitas tertentu yang berpengaruh
pada sebuah identitas (Boyle dalam Pramesthi, 2014 : 76).
218

Fajar Junaedi dan Budi Dwi Ariianto, Berawal Dari Kecintaan...

Internet sebagai Platform
Meskipun media massa telah mengalokasikan rubrikasinya untuk
sepakbola lokal, agaknya fans sepakbola di beberapa kota masih belum

cukup mendapatkan informasi tentang klub mereka dari media arus utama.
Hal in terlihat dari komunitas fans sepakbola di Yogyakarta, Sleman, Solo,
Magelang dan Surabaya yang membangun media komunitas yang ditujukan
sebagai media informasi mengenai klub sepakbola di kota masing – masing.
Secara umum, media komunitas yang dibangun dan dikelola oleh fans
sepakbola menggunakan platform internet, dengan perkecualian beberapa
media komunitas. Tabel di bawah ini memerlihatkan pemetaan media
komunitas berbasis sepakbola yang menjadi obyek penelitian ini.
Tabel 1. Platform Jenis Media yang Dimanfaatkan Media Komunitas Sepakbola
No

Nama Media
Komunitas

Klub
Sepakbola

Format
Saat Ini
Website


Format Sebelumnya

1.

Pasoepati.net

Persis Solo

Sejak awal media komunitas ini
menggunakan situs internet,
namun sempat juga merilis versi
majalah digital.

2.

Bawah Skor

PSIM
Website

Yogyakarta

3.

Kabar Mataram

PSIM
Website
Yogyakarta

Awalnya dirilis dalam bentuk
buletin cetak 4 halaman warna.
Namun pada perkembangannya
beralih ke media internet.

4.

Fortuna Zine

PSIM

Website
Yogyakarta

Awalnya dirilis dalam bentuk
majalah. Namun kemudian
memilih berganti platform
dengan memanfaatkan internet.

5.

Sleman Football

PSS
Sleman

Website

Bermula dari Curva Sud
Magazine, kemudian berubah
nama menjadi Sleman Football

dan sekaligus berganti platform
internet.

6.

EljaTV

PSS
Sleman

Streaming Awalnya berasal dari Elja Radio
televisi via yang kemudian dikembangkan
internet
menjadi
streaming
televisi
internet.

7.


Emosi Jiwaku

Persebaya
Surabaya

Website

8.

Pakuning Jawa

PPSM
Magelang

Website

219

Kolase Komunikasi di Indonesia


Dari tabel di atas terlihat bahwa keseluruhan media komunitas
berbasis fans sepakbola yang diteliti memilih untuk menggunakan
internet sebagai platform. Azka Ramadhan dari Kabar Mataram
mengungkapkan bahwa awalnya Kabar Mataram berangkat dari
idealisme dan latar belakang pengelolanya yang bekerja sebagai
jurnalis di sebuah koran lokal Yogyakarta. Pertautan dua hal ini
diwujudkan dengan menerbitkan Kabar Mataram dalam bentuk
bulletin / newsletter empat halaman yang dicetak warna sejumlah 600
eksemplar. Tujuan penerbitan untuk edukasi kepada suporter PSIM
dan dibagi saat pertandingan PSIM atau di luar pertandiangan jika
tidak ada pertandingan. Periode terbit buletin Kabar Mataram adalah
seminggu sekali.

Gambar 1. Wujud buletin cetak Kabar Mataram

220

Fajar Junaedi dan Budi Dwi Ariianto, Berawal Dari Kecintaan...

Sayangnya niat baik tidak selamanya mendapat respon positif dari

semua pihak. Beberapa eksemplar buletin Kabar Mataram yang dibagi saat
pertandingan dijadikan pesawat terbang mainan oleh beberapa suporter
yang berada di tribun. “Kami sudah menyiapkan hati untuk sabar jika hal
tersebut terjadi,” ujar Azka Ramadhan, redaktur Kabar Mataram kepada
kami. Idealisme untuk menerbitkan Kabar Mataram secara berkelanjutan
harus berhenti karena kesulitan keuangan untuk mendanai biaya cetak.
Pilihannya adalah berubah menjadi media digital berbasis platform internet
dengan alasan biaya yang jauh lebih murah.
Hampir sama dengan Kabar Mataram, Fortuna Zine awalnya
dipilih dalam format cetak, namun kesulitan dalam biaya pencetakan
menyebabkan majalah ini akhirnya juga bertransformasi menjadi
media digital internet.
Di antara media komunitas yang diteliti, Pasoepati.net bisa disebut
sebagai media komunitas generasi awal. Media komunitas ini diidirikan
pertama kali pada tanggal 3 Maret 2008 di kota Solo. Menurut informasi
resmi di situs pasoepati.net, sejak online pada tahun 2008, website
PasoepatiNet telah menembus lebih dari satu juta pageview. Jumlah tersebut
terus mengalami peningkatan traic yang signiikan dari waktu ke waktu.
Dengan rata-rata kurang lebih 3.000 pengunjung setiap harinya, media
berita PasoepatiNet mengklaim bahwa mereka merupakan media online
suporter sepak bola di Indonesia dengan traic dan jumlah pageview yang
cukup tinggi. Tentang pengakuan Pasoepati.net ini bisa dilihat di tautan
http://pasoepati.net/redaksi-2/tentang-kami/.
Bawah Skor menyusul rilis sejak tahun 2010. Dalam proil resmi
yang dipasang di situs Bawah Skor tertulis “Bawahskor sejak awal
tahun 2010, mulai menyebarkan virus cinta PSIM melalui merchandise.
Sedikit berbeda dengan merchandise yang sudah pada tahun itu. Konsep
produk Bawahskor lebih mengutamakan kajian historis, simpel dan
nyaman saat digunakan setiap hari baik ketika mendukung PSIM atau
pun untuk dikenakan sehari-hari. Tahun 2013 kami mulai fokus pada
pengarsipan PSIM pada khususnya dan sepakbola Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) dan Indonesia pada umumnya. Selain pengarsipan
berupa kliping digital kami juga mengarsipan rekaman wawancara
dengan mantan pemain PSIM.” Tentang pernyataan ini bisa dijumpai di
proil Bawah Skor pada tautan berikut ini https://bawahskor.wordpress.

221

Kolase Komunikasi di Indonesia

com/about/.
Dimaz Maulana, founder dan pengelola Bawah Skor, menyampaikan
bahwa untuk mendapatkan data arsip tentang PSIM, yang dilakukannya
adalah dengan mendatangi Jogja Library yang berada di Jalan Malioboro,
Yogyakarta. Pada tampilan home situs Fortuna Zine dijumpai tautan yang
mengarah pada Bawah Skor. Sebuah fenomena yang memperlihatkan
jejaring dalam media komunitas fans PSIM.
Sleman Football bisa dirujuk sebagai sebuah model media
komunitas yang menjadi rujukan utama fans klub yang mereka
beritakan yaitu PSS Sleman. Media komunitas ini secara konsisten
mengabarkan informasi tentang PSS Sleman. Masih dari kalangan fans
PSS Sleman, muncul media komunitas yang secara khusus menyiarkan
secara langsung pertandingan PSS Sleman melalui streaming internet
yaitu Elja TV.
Di Magelang, fans PPSM Magelang membangun media komunitas
bernama Pakuning Jawa. Media komunitas ini dibangun oleh seorang
fans PPSM yang sedang menempuh pendidikan di Universitas
Diponogoro Semarang. Media komunitas ini baru berumur tidak lebih
dari satu tahun terhitung sejak berdiri di tahun 2016.
Berbeda dengan media komunitas sepakbola yang lain, Emosi Jiwaku
pertama kali rilis pada tahun 2016 pada saat Persebaya Surabaya sedang
mati suri sebagai akibat konlik yang dialami klub ini dengan Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Konlik yang menyebabkan Persebaya
tidak diakui dalam peta sepakbola Indonesia oleh PSSI selama tahun 2013 2016. Maka kesulitan yang muncul saat kali pertama rilis adalah ketersediaan
berita. Pada awalnya, berita – berita di Emosi Jiwaku didominasi tentang
perlawanan fans Persebaya terhadap PSSI. Setelah Persebaya diakui lagi oleh
PSSI pada awal tahun 2017, Emosi Jiwaku tidak lagi mengalami kesulitan
dalam mendapatkan berita.
Perkembangan media komunitas yang difasilitasi oleh
perkembangan teknologi internet ini menunjukan tentang kekuatan
internet dalam jurnalisme warga. Nadine Jurrat menyebutkan bahwa
sejak penemuan mesin cetak, penulis non-profesional telah berbagi
informasi dan menyoroti ketidakadilan yang dirasakan melalui pamlet
dan brosur. Namun, bentuk awal jurnalisme warga ini memiliki batasan
mereka: informasi hanya bisa dibagi dengan sejumlah orang, dan hanya
222

Fajar Junaedi dan Budi Dwi Ariianto, Berawal Dari Kecintaan...

setelah proses produksi yang panjang dan seringkali mahal. Dengan
datangnya era Web 2.0, berbagi informasi dengan jutaan “netizen” di
seluruh dunia dalam hitungan detik telah menjadi kenyataan bagi siapa
saja yang bisa mengakses internet (Jurrat, 2011 : 6).
Jenis Berita dan Rubrikasi Media Komunitas Sepakbola
Adapun jenis berita dan rubrikasi dari media komunitas sepakbola
berbasis fans bisa dipetakan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.
Jenis Berita dan Rubrikasi Media Komunitas Berbasis Fans Sepakbola
No

Nama Media
Komunitas

Klub
Sepakbola

Jenis Berita

Rubrikasi

1.

Pasoepati.net

Persis Solo

Straight news,
sot news,
feature

Home, Persis Solo, Pasoepati,
sejarah, galeri, digital magazine,
jadwal pertandingan terdekat
yang dijalani Persis, hasil
pertandingan terakhir Persis,
Klasemen

2.

Bawah Skor

PSIM
Yogyakarta

Sot news,
feature

Opini, arsip, merchandise

3.

Kabar Mataram PSIM
Yogyakarta

Straight news,
sot news

4.

Fortuna Zine

Sot news,
feature

Bawah Skor Corner, Football
for Life, Komunitas, Music
and Football, Outside he
Pitch, Piala Soeratin 2016,
Piala Soeratin 2017, Rising
Star, Tanpa Kategori, What’s on
Mandala

5.

Sleman Football PSS Sleman

Straight news,
sot news,
opini

Home, Analisis, Berita, Cerita,
Editorial

6.

EljaTV

PSS Sleman

Live
pertandingan

Pemirsa, Datar, Konirmasi,
Login

7.

Emosi Jiwaku

Persebaya
Surabaya

Straight news,
sot news,
opini

Home, Bonek, EJ Sharing, Foto,
Kartun, Matchday Programme,
Jadwal dan Hasil, id Bonita,
Sejarah,
Streaming
Radio
AB1927, Video, Analisis Taktik,
Intip Lawan, Editorial

8.

Pakuning Jawa

PPSM
Magelang

Sot news,
opini

PPSM, PPSM Junior, Magelangan,
Stadion, Fiksi

PSIM
Yogyakarta

223

Kolase Komunikasi di Indonesia

Secara umum dari tabel di atas terlihat ada keragaman rubrikasi
dari media komunitas berbasis fans sepakbola. Keragaman rubrikasi
ini juga berbanding lurus dengan keragaman jenis berita, meskioun
sot news adalah format berita yang paling banyak dijumpai dari
keseluruhan media komunitas fans sepakbola.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah pemaparan dari masing –
masing media.

Gambar 2. Tampilan home pada situs Pasoepati.Net

Sebagai sebuah media komunitas sepakbola yang telah berdiri
sejak tahun 2008, Pasoepati.net terbilang lengkap rubrikasinya, mulai
dari berita yang straight news yang update sampai berita feature yang
tidak isinya tidak lekang dimakan waktu. Berita di Pasoepati.Net
berwujud teks dan foto yang dikelompokkan dalam beberapa rubrik
yaitu Home, Persis Solo, Pasoepati, sejarah, galeri, digital magazine,
jadwal pertandingan terdekat yang dijalani Persis, hasil pertandingan
terakhir Persis dan Klasemen. Sebagaimana warna kebesaran Persis
Solo yang berwarna merah, Pasoepati.Net juga didominasi warna
merah. Pasoepati Net beralamat di http://pasoepati.net/.

224

Fajar Junaedi dan Budi Dwi Ariianto, Berawal Dari Kecintaan...

Pasoepati.Net sempat merilis majalah digital mulai Maret 2011.
Penerbitan majalah digital ini tertahan sampai dengan April 2013.
Total ada 13 edisi yang sempat terbit. Sayangnya majalah digital ini
tidak lagi terbit.
Sumber berita Pasoepati.Net berasal dari liputan yang dilakukan
oleh jurnalis mereka dan rilis berita resmi dari Persis Solo yang dirilis
oleh media oicer klub. Ada lima jurnalis yang menggawangi redaksi
Pasoepati.Net, dua diantaranya adalah alumni dan mahasiswa Ilmu
Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Latar belakang
pendidikan jurnalistik yang dimiliki oleh jurnalis Pasoepati.Net
menjadi salah satu kekuatan yang penting dalam kualitas pemberitan
Pasoepati.Net .

Gambar 3. Tampilan home pada situs Bawah Skor

225

Kolase Komunikasi di Indonesia

Berdiri sejak tahun 2010, Bawah Skor secara khusus melakukan
positioning sebagai pengepul arsip tentang PSIM. Hal ini tidak lepas
dari latar belakang Dimaz Maulana yang menjadi founder Bawah Skor
yaitu sebagai sarjana ilmu sejarah dari Universitas Gadjah Mada. Bawah
Skor beralamat di https://bawahskor.wordpress.com/ .
Secara umum rubrikasi yang ada di Bawah Skor hanya terbagi
dalam tiga rubrik yaitu opini, arsip dan merchandise. Sumber berita
yang didapatkan Bawah Skor adalah berasal dari kliping koran dan
wawancara aktor – aktor sejarah PSIM. Kekuatan Bawah Skor adalah
pada arsip yang bukan saja ditampilkan, namun juga dinarasikan.
Untuk memudahkan pembaca, rubrik arsip sepakbola ang terdapat di
tampilan utama Bawah Skor dikelompokan lagi ke dalam tahun asal
arsip.

Gambar 4. Tampilan utama Fortuna Zine

226

Fajar Junaedi dan Budi Dwi Ariianto, Berawal Dari Kecintaan...

Gambar 5. Fortuna Zine saat masih berbentu cetak.

Sebagaimana Bawah Skor yang melakukan diirensiasi dengan
media komunitas sepakbola lain, Fortuna Zine juga melakukan
diferensiasi dalam positioning – nya dengan secara spesiik hanya
mengangkat pemberitaan PSIM kelompok di bawah umur (amatir) yang
terjun di Piala Soeratin. Pemberitaan tentang PSIM di Piala Soeratin
ini diangkat dalam rubrik Piala Soeratin 2016 dan Piala Soeratin 2017.
Selain rubrikasi yang berbeda dengan media komunitas yang lain ini,
Fortuna Zine juga membuat rubrikasi lain yang sifatnya sot news dan
feature yaitu Bawah Skor Corner, Football for Life, Komunitas, Music
and Football, Outside he Pitch, Rising Star, Tanpa Kategori, What’s
on Mandala. Fortuna Zine beralamat di https://fortunazine.wordpress.
com/.

227

Kolase Komunikasi di Indonesia

Gambar 6. Tampilan utama Sleman Football

Sleman Football awalnya berangkat dari sebuah media komunitas
sepakbola fans PSS Sleman yang tergabung dalam Brigata Curva Sud
(BCS). Kelompok fans ini berada di tribun selatan Stadion Maguwoharjo
Sleman. Mereka menerbitkan media komunitas dalam bentuk majalah
cetak bernama Curva Sud Magazine. Biaya cetak yang tinggi akhirnya
menyebabkan, majalah ini digantikan dengan Sleman Football, sebuah
media komunitas fans PSS yang menggunakan platform internet dalam
bentuk situs internet dengan beralamat di http://sleman-football.com/.
Situs Sleman Football dikemas dengan menonjolkan foto pada
setiap rubrikasinya. Ada beberapa rubrik di media komunitas ini yaitu
Home, Analisis, Berita, Cerita, Editorial. Rubrik Analisis berisi tentang
228

Fajar Junaedi dan Budi Dwi Ariianto, Berawal Dari Kecintaan...

analisis taktik dan hal – hal lain terkait dengan manajemen klub
sepakbola modern dan bentuk opini dan feature. Rubrik berita berisi
kabar terbaru tentang pertandingan PSS Sleman baik yang bermain di
Liga 2 maupun tim yang bermain di kelompok umur serta pemberitaan
yang berkisar tentang PSS Sleman. Rubrik cerita berisi tentang opini
mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan PSS Sleman. Sedangkan
rubrik Editorial berisi artikel yang mencerminkan sikap redaksi Sleman
Football. Dibandingkan rubrik yang lain, rubrik Editorial tidak terlalu
banyak diisi. Sampai 10 Juni 2017 hanya ada tiga artikel yang ada di
rubrik ini.

Gambar 7. Tampilan utama Elja TV

Berbeda dengan media komunitas sepakbola yang lain, Elja TV
secara khusus menyiarkan pertandingan PSS Sleman melalui layanan
streaming. Pertandingan yang disiarkan adalah pertandingan resmi
PSS Sleman di kompetisi Liga 2 maupun pertandingan ujicoba. Untuk
mengakses streaming, audiens wajib mendatarkan diri dan membayar
229

Kolase Komunikasi di Indonesia

biaya. Pengenaan biaya ini digunakan untuk menutupi biaya produksi
siaran langsung. Menariknya adalah layanan streaming Elja TV hanya
bisa dinikmati di luar Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk tetap
mendorong fans PSS Sleman di Yogyakarta untuk tetap datang langsung
mendukung PSS Sleman di stadion.

Gambar 8. Tampilan utama Emosi Jiwaku

Emosi Jiwaku yang beralamat di http://emosijiwaku.com/ merupakan
media komunitas yang baru. Berdiri dari tahun 2016, media komunitas fans
Persebaya Surabaya ini terbilang sangat lengkap dalam rubrikasinya. Ada
beberapa rubrik yaitu Home, Bonek, EJ Sharing, Foto, Kartun, Matchday
Programme, Jadwal dan Hasil, id Bonita, Sejarah, Streaming Radio AB1927,
Video, Analisis Taktik, Intip Lawan, Editorial.
Redaksi Emosi Jiwaku memberikan kesempatan kepada
pembacanya untuk berpartisipasi menjadi jurnalis warga di Emosi
Jiwaku dengan mengirim artikel atau opini yang dimuat di EJ Sharing.
Emosi Jiwaku melakukan konvergensi media dengan menyediakan
layanan streaming Radio AB1927 dan video. Radio AB1927 sendiri
adalah sebuah radio komunitas yang dikelola oleh fans Persebaya yang
230

Fajar Junaedi dan Budi Dwi Ariianto, Berawal Dari Kecintaan...

juga diantaranya mereka terlibat dalam pengelolaan Radio AB1927.
Layaknya media arus utama, redaksi Emosi Jiwaku menyuarakan sikap
media mereka melalui rubrik Editorial.
Pengelola Emosi Jiwaku berlatar belakang eks jurnalis dan pegawai
kelompok media Jawa Pos. Latar belakang inilah yang membuat media
komunitas ini secara kualitas jurnalistik cukup diperhitungkan serta
membuat perkembangan Emosi Jiwaku melaju pesat.

Gambar 9. Tampilan utama Pakuning Jawa

Pakuning Jawa yang beralamat di http://pakuningjawa.id/ memiliki
rubrikasi yang sederhana, yaitu PPSM, PPSM Junior, Magelangan,
Stadion dan Fiksi. Rubrik Fiksi yang ada di media komunitas ini
membedakannya dengan media komunitas yang lain. Latar belakang
pendiri media komunitas ini yang berasal dari fans PPSM yang
sedang menempuh studi di Fakultas Sastra Universitas Diponegoro
Semarang melatarbelakangi adanya rubrik ini. Secara umum rubrikasi
di Pakuning Jawa berformat feature, artikel dan cerpen.
Secara keseluruhan, media komunitas berbasis fans sepakbola
memiliki tujuan yang sama yaitu edukasi dan literasi pada fans masing
– masing klub. Pawito menyebutkan peran media komunitas dapat
dikembangkan dengan memberikan titik berat terutama pada, pertama
231

Kolase Komunikasi di Indonesia

informasi dimana peran ini berkenaan dengan peran media komunitas
dalam upaya penyebarluasan informasi dan pengetahuan. Kedua, forum
diskusi publik dimana dalam hal ini media komunitas diharapkan
memiliki peran yang nyata dalam memfasilitasi berkembangnya diskusi
publik (di antara warga komunitas) berkenaan dengan persoalanpersoalan penting yang berkenaan dengan warga komunitas serta
persoalan-persoalan lain yang lebih luas yakni menyangkut hubungan
atau interaksi warga komunitas dengan warga lain bahkan juga urusan
atau persoalan nasional. Ketiga, membantu mencapai kesepakatan
untuk mengatasi persoalan.Terakhir, menggelorakan semangat
partisipasi (Pawito, 2007 : 172 – 173).
Dari sistem media dan demokrasi di Indonesia, kelahiran dan
perkembangan media komunitas adalah buah reformasi. Di masa sebelum
reformasi, media massa secara ketat dikontrol oleh pemerintah. Namun,
kebebasan pers di masa reformasi tidak selalu memuaskan semua pihak.
Industri media mengemas jurnalisme yang dikendalikan oleh pasar (market
driven journalism) dan serempak audiens terabaikan. Ketika kebebasan
pers terbuka pasca-1998, semangat reformasi di bidang media semakin
tumbuh dalam masyarakat. Akan tetapi kondisi tersebut tidak menjamin
keberpihakan media kepada masyarakat. Semangat untuk mengurangi
dominasi pemerintah masih pula berhadapan dengan dominasi pasar
yang begitu kuat terhadap media (Maryani, 2014 : 1). Kebutuhan khalayak
dipandang sama dengan kebutuhan mayoritas khalayak dan kebutuhan
khalayak sendiri juga tereduksi menjadi segala sesuatu yang diinginkan
khalayak. Padahal keinginan khalayak (public wants) belum tentu
merupakan kebutuhan khalayak (public needs) (Maryani, 2014 : 3-4). Apa
yang dilakukan oleh fans sepakbola dengan media komunitas yang mereka
kembangkan bisa dipahami dalam konteks keinginan mereka sebagai
khalayak dalam mengabarkan klub mereka masing – masing.
Dalam konteks fans dan manajemen klub, kemunculan media
komunitas berbasis fans sepakbola ini melahirkan anomali bagi
manajemen klub sepakbola. Melalui media komunitas, fans sepakbola
berpartisipasi dalam mengabarkan tentang klub mereka. Pada saat
yang bersamaan justru klub yang seharusnya memiliki media resmi
belum banyak mengelola media resmi klub yang mengabarkan tentang
klub sepakbola tersebut. Berdasar pada kecintaan, para fans sepakbola
Indonesia berproses jurnalisme dan manajemen media sepakbola.
232

Fajar Junaedi dan Budi Dwi Ariianto, Berawal Dari Kecintaan...

Datar Pustaka
Bowman, Shayne and Willis, Chris (2003). We - Media: How Audiences
are Shaping the Future of News and Information. United States,
he Media Centre American Press Institute, July 2003
Couldry, Nick (2003). ‘Beyond the Hall of Mirrors? Some heoretical
Relections on the Global Contestation of Media Power’, dalam
N. Couldry and J. Curran [eds] (2003). Contesting Media Power:
Alternative Media in a Networked World. Rowman & Littleield,
Lanham MD, pp. 39–54.
Hans-J̈rgen Beerfeltz (2010). Free access to the media is essential
for good governance. Paper presented at International media
conference in Berlin, March 18, 2010
Hasbi, Sirajudin (2015). Merawat Media Komunitas, dalam Hasbi,
Sirajudin dan Sasono, Feri Triadi [ed] (2015). Sepakbola 2.0.
Yogyakarta, Football Fandom
Jurat, Nadine (2011). Mapping Digital Media : Citizen Journalism and
he Internet. Open Society Media Program and the Open Society
Information Program
Laily, Devi Fitroh dan Ramdhon, Akhmad (2015). Media, Dinamika
dan Suporter : Catatan untuk Pasoepati, dalam Hasbi, Sirajudin
dan Sasono, Feri Triadi [2015]. Sepak bola 2.0. Yogyakarta,
Football Fandom
Maryani, Eni (2011). Media dan Perubahan Sosial : Suara Perlawanan
Melalui Radio Komunitas. Bandung, Rosda Karya
Moleong, Lexy (2001).  Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung,
Rosda Karya
Pawito (2007). Media Komunitas dan Media Literacy, dalam Jurnal
Ilmu Komunikasi UAJY Volume 4 Nomor 2 tahun 2007
Pramesthi, Olivia Lewi (2014). Olah Raga, Media dan Audiens :
Perspektif Media Lokal dalam Meliput Isu Olahraga, dalam
Junaedi, Fajar ; Satyabharata, Bonaventura ; Budi, Setio [ed}
(2014). Sport, Komunikasi dan Audiens : Arena Olah raga
dalam Diskursus Ekonomi-Politik, Bisnis, dan Cultural Studies.
Yogyakarta, Aspikom; Fikom Untar ; Prodi Ilmu Komunikasi
UAJY dan Buku Litera

233

Kolase Komunikasi di Indonesia

Santosa, Hedi Pudjo (2014). Olah Raga, Komunikasi dan Multikulturalisme :
Dimensi Sosial Sepakbola di Indonesia, dalam Junaedi, Fajar;
Satyabharata, Bonaventura ; Budi, Setio [ed} (2014). Sport,
Komunikasi dan Audiens : Arena Olah raga dalam Diskursus
Ekonomi-Politik, Bisnis, dan Cultural Studies. Yogyakarta, Aspikom;
Fikom Untar ; Prodi Ilmu Komunikasi UAJY dan Buku Litera

234