Bab VII - DOCRPIJM c2e3713976 BAB VII9. B 7 Keterpaduan Berdasarkan Entitas

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019

RPI2-JM

Bab VII
KETERPADUAN PROGRAM
BERDASARKAN ENTITAS
Keterpaduan berarti ada unsur-unsur yang dipadukan. Setiap unsur tentu memiliki
keunikan, akan tetapi terdapat bagian yang disamakan atau disetarakan dengan unsur
lainnya. Disebut keterpaduan entitas karena terdapat komponen kegiatan yang mempunyai
kesamaan teritori/lokasi yang diperlukan dalamrangka mendukung upaya pengembangan
wilayah pada entitas yang sama. Selain dari itu, setiap program/kegiatan pembangunan
akan berlokasi dalam wadah ruang. Dalam konteks ruang inilah, lokasi pembangunan
dideliniasi berdasarkan karakternya dengan pendekatan homogenitas regional. Deliniasi
wilayah dengan pendekatan homogenitas regional dalam persfektif administrasi wilayah
inilah yang secara generik dimaknai dengan Entitas, yaitu: Entitas Regional; Kab./Kota;
Kawasan dan Entitas Lingkungan. Konsep enitas ini dikembangkan dalam rangka
menyusun keterpaduan seluruh program pembangunan bidang Cipta Karya yang
terintegrasi dengan berbagai kebijakan. Dalam konteks inilah Direktorat Jenderal Cipta

Karya merumuskan Design Program Keterpaduan yang manipestasinya diwujudkan dalam
bentuk usulan program/kegiatan yang dikelompokan menurut 4 (empat) skala entitas yaitu
entitas

regional,

entitas

kabupaten/kota,

entitas

kawasan,

dan

entitas

lingkungan/komunitas. Pelaksanaan pembangunan dengan pendekatan enitas ini menjadi
penting karena, terkait dengan kewenangan pemerintah menurut tingkatannya.

7.1

Konsep Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Mengingat pembangunan infrastruktur tidaklah berdirisendiri, akan tetapi diperlukan
dalamrangka mendukung upaya pengembangan wilayah maka, perlu diselaraskan antara
upaya pengembangan wilayah dengan pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Dalam
kaitannya dengan upaya pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Wilayah
Kabupaten Bengkulu Selatan, perlu diidentifikasi tingkat kebutuhan infrastruktur
dalamrangka mendukung upaya pengembangan kegiatan sosial-ekonomi, khusunya aspekaspek strategis yang berpengaruh terhadap arah perkembangan, serta kemungkinankemungkinan pengembangannya. Atas dasar itu maka, pada bagian Keterpaduan Program
Berdasarkan Entitas ini akan diidentifikasi kebutuhan pengembangan program infrastruktur
di Wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan periode 2015 – 2019.
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

VII - 1

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019


RPI2-JM

7.1.1 Keterpaduan Persfektif Pengembangan Wilayah
Terdapat banyak faktor mempengaruhi perkembangan suatu daerah, yang salah satunya
adalah keberadaaan infrastruktur yang tersedia. Karena itu dalam penyediaannya
disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Dalam konteks ini pendekatan dalam melihat
keterkaitan antara kebutuhan infrastruktur adalah pendekatan sistem perwilayahan.
Secara konsepsional, pendekatan sistem perwilayahan yang diterapkan di negara kita
adalah melalui “pengembngan wilayah berdasarkan klaster-klaster pengembangan” yang
dideliniasi berdasarkan sektor andalan yang bersifat strategis pada masing-masing klaster.
Pendekatan perwilayahan ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain adalah:
1.

Pengenalan wilayah dapat dilakukan secara lebih baik karena didasarkan atas tipologi
masing-masing kawasan, sehingga memudahkan melaksanakan pembangunan daerah
yang sesuai dengan potensi, kapasitas serta problem khusus masing-masing daerah.

2.

Dimungkinkan dapat memperbaiki keseimbangan sosial ekonomi antar wilayah yang

lebih baik, sehingga disparitas perkembangan dapat diupayakan tidak terlalu tajam.

3.

Alokasi program dan kegiatan pembangunan dapat lebih terarah. Dengan sendirinya
akan memudahkan dalam pengendalian serta evaluasi terhadap isu-isu strategis yang
dihadapi.

4.

Keseluruhan kegiatan pembangunan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun
masyarakat dan dunia usaha, akan lebih terkoordinasi dan terkendali.

7.1.2 Entitas Sebagai Suatu Pendekatan
Rumusan keterpaduan antar sektor dapat diwujudkan melalui integrasi antar kebijakan,
baik antar kegiatan sktoral maupun antar berbagai tingkatan/hirarki pemerintahan.
Instrumen yang digunakan dalam mengintegrasikan yang dimaksud adalah RTRW. Dalam
kaitan ini, terdapat beberapa upaya yang perlu dilakukan antara lain:
a.


Menciptakan kesetaraan untuk memperoleh peluang dan akses bagi pembangunan
wilayah dalam satu kesatuan entitas secara adil dan demokratis bagi semua pihak.

b.

Orientasi pelaksanaan pembangunan yang diselenggarakan oleh seluruh stakeholders
harus ditujukan dalam konteks pengembangan wilayah secara terpadu dan
berkelanjutan.

c.

Pola penyelengaraan pemerintahan yang menitikberatkan bentuk dekonsentrasi,
pembantuan atau desentralisasi, perlu dirancang melalui proses perencanaan yang
partisipatif dalam kerangka otonomi daerah.
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

VII - 2

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH

BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019
d.

RPI2-JM

Pelaksanaan pembangunan tidak hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi
semata, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan alam dan
lingkungan sosial. Karena itu harus diupayakan agar mengintegrasikan kebutuhan
pembangunan secara serasi dengan pertimbangan kondisi ekonomi, sosial, politik,
pertahanan

keamanan

dan

daya

dukung

lingkungan


bagi

terselenggaranya

pembangunan berwawasan lingkungan yang didasarkan atas arahan RTRW.
e.

Penyediaan prasarana dan sarana wilayah, baik diperkotaan maupun diperdesaan,
harus menunjang kebutuhan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan peningkatan
kualitas hunian masyarakat.

Dalam rangka mengintegrasikan berbagai kebijakan sektoral, terdapat beberapa aspek yang
dirumuskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Selatan
yang harus menjadi rujukan. Rumusan RTRW tersebut dapat diperlihatkan seperti pada
Tabel 7.1. Berdasarkan substansi pengaturan dalam RTRW tersebut, dapat diidentifikasi
beberapa lokasi prioritas dengan berbagai fungsinya yaitu (lihat Tabel 7.2).
7.2

Program dan Kegiatan Kabupaten Bengkulu Selatan Berdasarkan Entitas


Sebagai wujud konsistensi antar kebijakan dengan pelaksanaan pembangunan, penyediaan
infrastruktur harus selaras dengan kebijakan menurut potensi sumberdaya yang akan
dimanfaatkan. Selain dari itu juga, pendekatan penyelenggaraan pembangunan yang
diterapkan adalah sistem perwilayahan melalui pengembngan wilayah berdasarkan
klaster-klaster pengembangan yang dideliniasi berdasarkan sektor andalan yang bersifat
strategis pada masing-masing klaster. Dalam konteks ini, pendekatan penyediaan
infrastruktur berdasarkan entitas yang dimaksud didasarkan pada Kawasan Strategis
Kabupaten Bengkulu Selatan sebagaimana yang diperlihatkan seperti pada Tabel 7.3.
7.2.1

Entitas Regional

Entitas regional didefinisikan sebagai suatu wilayah lintas batas administratif yang
memiliki kesamaan fungsi, antara lain fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang
mendorong terjadinya kerjasama antar daerah. Pengembangan infrastruktur Bidang Cipta
Karya entitas regional yang didesign dalam rangka pemanfatan sumberdaya secara
bersama-sama, yang melibatkan Kabupaten Bengkulu Selatan belum teridentifikasi. Dalam
artian tidak terdapat komponen kegiatan yang pemanfaatan sumberdayanya dapat
dilakukan secara bersama-sama.


Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

VII - 3

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019

RPI2-JM

Tabel 7.1
Arahan RTRW Kabupaten Bengkulu Selatan untuk Bidang Cipta Karya
Arahan Pola Ruang
Kawasan Lindung
A. Kawasan hutan lindung
1. HL Bukit Sanggul
2. HL Bukit Rajamandara
3. HL Bukit Riki
B. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya

1. Kawasan Resapan Air
2. Kawasan Perlindungan setempat
a. Sempadan Pantai
b. Sempadan Sungai
C. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam, Cagar Budaya
1. Taman Wisata Alam
Taman Wisata Alam Lubuk Tapi – Kayu Ajaran
D. Kawasan Rawan Bencana Alam
1. Rawan Gempa Bumi
Bagian Timur Laut Bengkulu Selatan
2. Kawasan Rawan Banjir
Sekitar Air Manna, yang daerah bantarannya telah berkembang
permukiman
E. Rawan Erosi dan Tanah Longsor
Kecamatan Pino Raya, Ulu Manna dan Kecamatan Kedurang Ilir
Kawasan Budidaya
A. Hutan Produksi
1. Hutan Produksi Terbatas (HPT)
HPT Bukit Rabang, HPT Peraduan Tinggi dan HPT Air Kedurang
2. Hutan Produksi Tetap

HP Air Bengkenang Reg 80 Luas kurang lebih : 1.579 H
Kawasan Peruntukan Pertanian
A. Pertanian Lahan Basah
Tersebar di 11 Kecamatan tang ada di Kab. Bengkulu Selatan
B. Kawasan Pertanian Lahan Kering
Kecamatan Pino, Ulu Manna, Pino Raya dan Kedurang
Kawasan Peruntukan Perkebunan
Tersebar di 11 Kecamatan tang ada di Kab. Bengkulu Selatan
Kawasan Peruntukan Perikanan
A. Budidaya Perikanan Psisir
bentangan pantai sepanjang 70 km
B. Budidaya Perikanan Tangkap
Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kawan Peruntukan Industri
Industri Pengolahan Ikan: di Pino dan Pino Raya serta Manna
Kawasan Pariwisata
A. Pariwisata Budaya
Meriam Anak Jina di Desa Palak Bengkerung di Kec. Air Nipis, Meriam
Honey Sweet Horizon di Kel. Belakang gedung Pasar Manna, Bunker Kel.
Belakang gedung Pasar Bawah Kec. Pasar Manna, Batu Golmen di Kec.
Pino, Batu Tapak Kaki Kambing Hutan di Desa Batu Aji Kec. Ulu Manna,
Patilasan Pertapaan Gajah Mada di Dusun Tingi, Kec. Air Nipis
B. Pariwisata Alam
Wisata Alam Bahari: Pantai Wisata Pasar Bawah di Kec. Kota Manna
Wisata Air Terjun:Air Terjun Geluguran di Desa Batu Aji, Kecamatan Ulu
Manna dan Air Terjun Tiga Tingkat di Batu Aji, Kecamatan Ulu Manna
Kawasan Peruntukan Permukiman
A. Permukiman Perkotaan
Kecamatan Manna, Kota Manna dan Kecamatan Pasar Manna dan di
ibukota kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bengkulu Selatan
B. Permukiman Perdesaan

Arahan Struktur ruang
Rencana Sistem Perkotaan
A. Kawasan Permukiman Perkotaan (Ibukota Kecamatan)
1. Kayu Kunyit
2. Kota Manna
3. Pasar Manna
B. Kawasan Permukiman Perdesaan (Ibukota Kecamatan)
1. Simpang Pino
2. Tanjung Negara
3. Suka Negeri
4. Pasar Baru - Seginim
5. Masat
6. Pasar Pino
7. Gindo Suli
8. Lubuk Ladung
Rencana Sistem Jaringan Prasarana
A. Rencana Sistem Jaringan Transportasi
1. Jalan Lokal Primer
a. Kota Manna (PKW) – Manna (PKW) –
Bunga Mas (PPL) (Kurawan – Pusat
Pemerintahan – Gn. Ayu – Jeranglah – Tumbuk
Tebing)
b. Masat (PKL) – Pasar Baru (PPL)
c. Pasar Baru (PPL) – Tanjung Negara (PPL)
d. Masat (PKL) – Pasar Pino (PPL)
e. Pasar Pino (PPL) – Simpang Pino (PPK)
f. Kurawan (PKL) – Pusat Pemerintahan –
Gn. Ayu (PKW) – Tb. Tebing (PKL)
2. Jalan Lingkungan Primer
Pasar Baru (PPL) – Sukanegeri (PPL)
B. Rencana Pengembangan Terminal
Terminal Tipe B (Gunung Ayu) di Kota Manna
1.
(PKW) ; bersifat pengembangan
Terminal Tipe C di Masat (PKL) ; bersifat
2.
pembangunan
Terminal Tipe C di Tanjung Negara (PPK) dan
3.
Pasar Baru (PPL) ; bersifat pembangunan
C. Rencana Pengembangan Pelabuhan Nelayan
Pelabuhan Nelanan Di Pasar Bawah Kec. Manna
Rencana Pengembangan Sumberdaya Air
A. Jaringan Air Minum
1. SPAM Manna; debit air 70 liter/detik, melayani
2.712 sambungan
2. SPAM Seginim; debit air 10 liter/detik, melayani
425 sambungan
3. SPAM Kedurang, debit air 5 liter/detik, melayani
420 sambungan
Rencana Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
A. Sampah
Intensifikasi Pengelolaan
Revitalisasi TPA Pasar Bawah

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

VII - 4

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019

RPI2-JM

TABEL 7.2
IDENTIFIKASI LOKASI PRIORITAS BIDANG CIPTA KARYA BERDASARKAN RTRW
KABUPATEN BENGKULU SELATAN

No

Lokasi Prioritas

Kecamatan

Kelurahan

Luas

1

2

3

4

5

I.

Arahan Kawasan Permukiman

1

Permukiman Perkotaan

2

Permukiman Perdesaan

II.

Arahan Kawasan Strategis Kab/Kota (KSK)

III

Kec. Manna, Kota
Manna dan Kec. Pasar
Manna serta ibukota
kecamatan
Kec. Bunga Mas,
Kedurang, Kedurang
Ilir, Seginim, Air
Nipis, Pino, Ulu Manna
dan Kec. Pino Raya

1. Kawasan strategis perkotaan meliputi

Kecamatan Kota
Manna, Kecamatan
Pasar Manna dan
Kecamatan Manna

2. Kegiatan pengembangan agroindustri

Kecamatan Pino dan
Kecamatan Pino Raya

3. Kegiatan pengembangan agropolitan dan
minapolitan

Kecamatan Seginim,
Air Nipis, Kedurang
dan Kedurang Ilir

Kawasan Pertahanan dan Keamanan
Kawasan Militer

Arahan Lokasi Prioritas Bidang Cipta Karya (Kumuh, Rawan Air, dsb..)
Kawasan Kumuh Berdasarkan SK
A
Kumuh
1
Pasar Ampera
Pasar Manna
Pasar Ampera
2
Pasar Kutau
Kota Manna
Pasar Kutau
3
Pasar Bawah
Pasar Manna
Pasar Bawah
4
Pagar dewa
Kota Manna
Pagar dewa
B. Kawasan Kumuh Berdasarkan Buku Putih
Manna
Kec. Kota Manna
Bunga Mas
Kec. Bungamas
Kota Manna
Kec. Kota Manna
Pasar Manna
Kedurang
Kedurang Ilir
Seginim
Air Nipis
Pino
Ulu Manna
Pino Raya

3.317

IV

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

7,4
5,4
5,04
2,63

VII - 5

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019

RPI2-JM

Tabel 7.3.
IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS KOTA (KSK) BERDASARKAN RTRW
No

1

2

Kawasan Strategis Kabupaten

Sudut
Kepentingan

Lokasi/Batas Kawasan

Kawasan Strategis Perkotaan

kecamatan Kota Manna, Kecamatan
Pasar Manna dan Kecamatan Manna

Kawasan Strategis Perdesaan

Kecamatan Pino Raya dan
Kecamatan Pino
Kecamatan Seginim, Air Nipis,
Kedurang dan Kedurang Ilir

7.2
Entitas Kabupaten/Kota
Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas kabupaten/kota merupakan
infrastruktur yang memiliki tingkat pelayanan skala kabupaten/kota. Usulan kegiatan
Tahun 2015 – 2019 dengan skala pelayanan Kabupaten Bengkulu Selatan meliputi:


Penyusunan Masterplan Persampahan Skala Kabupaten



Penyusunan Masterplan Air Limbah Skala Kabupaten



Penyusunan Masterplan (Rencana Induk) Sistem Penyediaan Air Minum



Pengelolaan TPA Skala Kabupaten Bengkulu Selatan



Pembangunan IPLT Kota Manna



Masterplan Kota Hijau



Masterplan Kota Pusaka

Keterpaduan program berdasarkan entitas kabupaten/kota di Kabupaten Bengkulu Selatan
periode tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada Tabel 7.4.
7.3 Entitas Kawasan
Seperti telah disampaikan pada bab sebelumnya bahwa pada RTRW Kabupaten/Kota telah
ditetapkan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota(KSK) yang pembangunannya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Terkait dengan hal tersebut, pembangunan
infrastruktur entitas kawasan yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
akan diprioritaskan pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota.

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

VII - 6

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019

RPI2-JM

Sesuai dengan kebijakan Dirjen Cipta Karya tentang keterpaduan program, diarahkan pada
penuntasan kawasan kumuh maka prioritas kegiatan diarahkan pada kawasan kumuh yang
terletak di dalam kawasan strategis kota. Sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota
Bengkulu tentang penetapan kawasan kumuh di Kota Bengkulu terdapat 15 kelurahan.
Keterpaduan program berdasarkan lokasi prioritas di Kota bengkulu Tahun 2015 – 2019
dapat dilihat pada Tabel 7.4.
7.4

Entitas Lingkungan/Komunitas

Pengembangan infrastruktur menurut entitas lingkungan atau komunitas adalah penyediaan
infrastruktur yang cakupan wilayah pelayanannya hanya meliputi desa/kelurahan atau
bagian dari unit desa/kelurahan. Penegasan terhadap entitas ini perlu dilakukan terkait
dengan isu-isu strategis yang bersifat spesifik. Usulan kegiatan berdasarkan entitas
lingkungan dapat dilihat pada Tabel 7.4.

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

VII - 7

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019

RPI2-JM

TABEL 7.4
KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN LOKASI PRIORITAS RENCANA TATA RUANG WILAYAH
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2015-2019

No
1

Lokasi
Prioritas
RTRW
2

APBN (000,-)
Entitas
3

Kab/Kota

6

7

8

9

10

1.500.000

PLP

2015

Kawasan

Pembangunan IPAL Kws.Pasar Kutau

PLP

2016

800.000

Kawasan

Pembangunan drainase primer
Kws.Kota Manna

PLP

2016

3.000.000

Pembagunan Sanimas Pasar kutau

PLP

2016

400.000

PKP

2017

1.500.000

PAM

2017

3.000.000

PLP

2016

PLP

2017

800.000

PLP

2017

3.000.000

PLP

2017

400.000

Kawasan

Kawasan
Kawasan
Kawasan
Lingkungan

Pembangunan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Kumuh
Optimalisasi
Pembangunan/Peningkatan SPAM
Penyusunan Outline plane dan DED
Kws.Pasar
Pembangunan IPAL Kws.Pasar
Ampera
Pembangunan drainase primer
Kws.Pasar Manna
Pembagunan Sanimas Pasar Ampera

3.000.000
200.000

200.000

Pembangunan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Kumuh
Optimalisasi
Pembangunan/Peningkatan SPAM
Penyusunan Outline plane dan DED
Kws.Pasar Bawah

PKP

2018

1.500.000

PAM

2018

3.000.000

PLP

2017

Kawasan

Pembangunan IPAL Kws.Pasar Bawah

PLP

2018

800.000

Kawasan

Pembangunan drainase primer
Kws.Pasar Manna

PLP

2018

3.000.000

Pembagunan Sanimas Pasar Bawah

PLP

2018

400.000

Kawasan
Kawasan
Pasar Bawah
Kec.Pasar
Manna

Provinsi

2016

Kawasan

3

5

PHLN

PAM

Kawasan

Pasar Ampera
Kec.Pasar
Manna

4

Kawasan

Lingkungan

APBD (000,-)

Rpm

2016

Lingkungan

2

Tahun

PKP

Kawasan
Pasar Kutau
Kec. Kota
Manna

Sektor

Pembangunan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Kumuh
Optimalisasi
Pembangunan/Peningkatan SPAM
Penyusunan Outline plane dan DED
Kws.Pasar Kutau

Kawasan

1

Rincian Kegiatan

200.000

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

VII - 8

Termuat pada Dokumen RIS
Swasta

Masy

CSR

11

12

13

SPPIP

RPKPP

RTBL

SSK

RISPAM

14

15

16

17

18

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA TAHUN 2015 - 2019
Pembangunan Infrastruktur
Permukiman Kawasan Kumuh
Optimalisasi
Pembangunan/Peningkatan SPAM
Penyusunan Outline plane dan DED
Kws.Pagar Dewa

PKP

2019

1.500.000

PAM

2019

3.000.000

PLP

2018

Lingkungan

Pembangunan IPAL Kws.Pagar Dewa

PLP

2019

800.000

Kawasan

Pembangunan drainase primer
Kws.Kota Manna

PLP

2019

3.000.000

Lingkungan

Pembagunan Sanimas Pagar Dewa

PLP

2019

400.000

Lingkungan
Kawasan
Kawasan
4

Pagar Dewa
Kec,Kota
Manna

RPI2-JM

200.000

Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun Anggaran 2014 |

VII - 9