DEGUMMING DAN PENYISIHAN FFA DARI CPO PARIT DENGAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI SISTEM ALIRAN CROSS-FLOW

LEm BRGn zyxwvutsrqponml
PERELITinn
D E G U M M I N G DAN PENYISIHAN F F A DARI C P O PARIT D E N G A N M E M B R A N
ULTRAFILTRASI SISTEM ALIRAN C R O S S - F L O W
Syarfi, Zulfansyah dan Ida Zahrina
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbam

28293 E-mail:

Syarfi@unri.ac.id

ABSTRAK
Kadar Gum Dan FFA dalam bahan baku CPO parit dapat diturunkan antara lain dengan menggunakan
teknologi membran. Penelitian dllakukan terhadap membran ultrafiltrasi Capillary bermaterial polypropilen dengan
sistim aliran cross Flow yang beretujuan untuk mempelajari : Fluk terhadap waktu pada berbagai tekanan,
efektivitas pencucian kimia terhadap fluk recovery dan Resintance Removal serta rejeksi. Penelitian dilakukan
pada tekanan trans-membran masing-masing: 0,5; 1; 1,5; dan 2 bar, dan pencucian kimia (NaOH) dengan
konsentrasi masing-masing 0; 0,5; dan 1 N. Prosudur penelitian meliputi Pengukuran fluk mula-mula (J J dengan
aquades selama 20 menit. Pengukuran fluk treatment CPO parit selama 90 menit (J J . Pengukuran fluk permeat
pada pembilasan pertama dengan aquadet selama 20 menit ( J ^ . Pengukuran fluk pada pencucian kimia selama
20 menit(Jc). Pengukuran fluk pada pembilasan tahap kedua dengan aquades (J^). Hasil penelitian menunjukkan:

rejeksi FFA dan Phosphorous mencapai 82% dan 44%; Fluk permeat tertinggi mencapai 3.5 LVJam.m^ pada
tekanan trans-membran 2 bar dengan pencucian kimia 1 N ; Fluk Recovery (FR) dan Resistance Removal (RR)
mencapai 48 % dan 82 %.

PENDAHULUAN
Kualitas bahan baku C P O parit sangat berpengaruh terhadap proses Pembuatan biodiesel.
Untuk C P O mutu rendah yang mengandung asam lemak bebas tinggi tran-esterifikasi dilakukan dua
tahap, akibatnya konsumsi metanol menjadi dua kali lipat dan rendemen biodiesel menurun sebesar
20-30%. Oleh karena itu untuk bahan baku C P O mutu rendah perlu treatment bahan baku untuk
menurunkan kadar FFA hingga < 5%, demikian juga kandungan gum tidak lebih dari 60 ppm agar
biodiesel yang dihasilkan berkualitas baik. (Prihandana R, Hendroko R dan Nuramin M, 2006). Secara
konvensional proses degumming sering dilakukan dengan penambahan asam untuk menghilangkan
zat-zat terlarut yang bersifat koloidal antara lain protein dan phospolipid (Djoehana.S, 1992). Hasil
pemisahan belum maksimal dan cenderung kurang ekonomis karena penggunaan bahan kimia dan
proses yang agak panjang.
Penelitian-penelitian terus dilakukan untuk mendapatkan teknologi baru menurunkan gum dan
FFA, termasuk penggunaan teknologi membran. Perkembangan terakhir penelitian penggunaan
teknologi membran dalam proses pengolahan minyak nabati untuk tujuan degumming dan penyisihan
F F A serta pengotor lainnya adalah: Alicieo et all (2002) mempelajari pengaruh temperatur dan tekanan
transmembran terhadap fluks Crude soyben oil. Koris dan Vital (2002) mempelajari rejeksi phospolipid

dari crude vegetable oi, hasil yang diperoleh fluks dan rejeksi phosfolipid cukup baik, tetapi terjadi
emulsifikasi dan rejeksi F F A masih rendah. Disamping itu

permasalahan pada membran adalah

optimasi fluks, selektivitas, sensitifitas material, fouling dan depandablility. Fouling mampu mengurangi
permeabilitas hidraulik (fluks) pada membran.. Permeabilitas hidrauliktersebut bisa reversible maupun
irreversible. (Faibish dan Cohen, 2006). Material-material penyebab beri