SINTESIS LAKTOGENIN SUATU SENYAWA ANALOG ASETOGENIN DARI TETRAHIDRO-3-FURANKARBOKSALDEHID DAN 2-ASETIL-γ-BUTIROLAKTON DALAM SUASANA BASA ETILENDIAMIN SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

SINTESIS LAKTOGENIN SUATU SENYAWA ANALOG ASETOGENIN

DARI TETRAHIDRO 3 FURANKARBOKSALDEHID

DAN 2 ASETIL γ BUTIROLAKTON

DALAM SUASANA BASA ETILENDIAMIN

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Elya Findawati

  NIM : 088114053

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ii

  

SINTESIS LAKTOGENIN SUATU SENYAWA ANALOG ASETOGENIN

DARI TETRAHIDRO 3 FURANKARBOKSALDEHID

DAN 2 ASETIL γ BUTIROLAKTON

DALAM SUASANA BASA ETILENDIAMIN

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Elya Findawati

  NIM : 088114053

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  v

  “ ! " !

  " ! # ! $ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYAT NYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KAR

  I KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS UN

  Yang bertanda tangan d ngan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas San tas Sanata Dharma: Nama : Elya Findawati Nomor Mahas Mahasiswa : 08 8114 053

  Demi perkembangan i ngan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dha ta Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: SINTESIS LAKTOG TOGENIN SUATU SENYAWA ANALOG A OG ASETOGENIN DARI TETRAHIDR HIDRO939FURANKARBOKSALDEHID DAN DAN 29ASETIL9γ9 BUTIROLAKTON DA DALAM SUASANA BASA ETILENDIAMIN AMIN beserta perangkat yang t yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian say ian saya memberikan kepada Perpustakaan akaan Universitas Sanata Dharma hak untuk untuk menyimpan, mengalihkan dalam be lam bentuk media lain, mengelolanya dalam ben m bentuk pangkalan data, mendistribusikan ikan secara terbatas, dan mempublikasikannya d nnya di internet atau media lain untuk kep k kepentingan akademis tanpa perlu meminta inta ijin dari saya ataupun memberi roya ri royalti kepada saya selama tetap mencantumk ntumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan i taan ini yang saya buat dengan sebenamya. Dibuat di Yogyakarta karta Pada tanggal: 20 Desem Desember 2011 Yang menyatakan (Elya Findawati) vi

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan berkat yang melimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul ”SINTESIS LAKTOGENIN SUATU SENYAWA ANALOG ASETOGENIN DARI TETRAHIDRO939 FURANKARBOKSALDEHID DAN 29ASETIL9γ9BUTIROLAKTON DALAM SUASANA BASA ETILENDIAMIN”

  Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini seorang diri. Oleh karena adanya dukungan, bimbingan, kritik, dan saran dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ungkapan terimakasih yang sebesar9besarnya kepada:

  1. Ipang Djunarko, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Jeffry Julianus, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sekaligus sebagai dosen penguji atas segala masukan, kritik, dan sarannya.

  3. Dra. M. M. Yetty Tjandrawati, M. Si. selaku dosen penguji atas segala masukan, kritik dan sarannya.

  4. Prof. Dr. Sri Noegrohati, Apt., selaku dosen penguji atas segala masukan, kritik dan sarannya. vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Rini Dwi Astuti, M.Si, Apt., selaku kepala laboratorium Farmasi, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Laboratorium Farmasi.

  6. Seluruh staf laboran Laboratorium Farmasi khususnya Pak Parlan, Pak Kunto, dan Mas Bimo yang telah banyak menemani dan membantu penulis selama melakukan penelitian.

  7. Widi dan Rika sebagai sahabat dan rekan satu tim penelitian yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian dan selalu memberikan dukungan terbaik dalam suka maupun duka.

  8. Helen, Lala, Tere, Sari, Heppi, Adi sebagai sahabat, teman berpetualang dan tempat berbagi cerita baik dalam suka maupun duka.

  9. Natalia, Dea, Cynthia, Fajar sebagai teman kelompok praktikum A3 yang banyak membantu penulis selama kegiatan praktikum berlangsung.

  10. Susi, Nona, Susan, Dina, Prasilya, Sasa, Felicia, Novi, Bravo, Winarti, Sisca, Yesi atas kebersamaan di kelompok praktikum A yang selalu menginspirasi.

  11. Teman9teman angkatan 2008, khususnya minat FST yang sangat kompak selama menjalani proses perkuliahan.

  12. Bernadus Meymoriardi E., S.Si. yang selalu memberikan nasihat dan dukungan baik dalam suka maupun duka.

  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas segala dukungan dan doa yang diberikan. viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Penulis menyadari bahwa dalam penulisan naskah skripsi ini penulis tidak luput dari kekurangan mengingat segala keterbatasan wawasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini berguna bagi semua pihak, terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang Farmasi.

  Penulis ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PE PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyata enyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yan si yang saya tulis ini tidak memuat karya at rya atau bagian karya orang lain, kecuali yang te ang telah disebutkan dalam kutipan dan daft n daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmi a ilmiah.

  Apabila di ke di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme arisme dalam naskah ini, maka saya bersedi ersedia menanggung segala sanksi sesuai peratur eraturan perundang9 undangan yang berlaku erlaku

  Yogyakarta, 20

  20 Desember 2011 Penulis Pe

  Elya F Elya Findawati x

DAFTAR ISI

  1. Permasalahan

  11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Pemeriksaan Organoleptis

  11

  7 D. Uji Pendahuluan

  5 C. Sintesis Senyawa Laktogenin

  5 B. Asetogenin

  5 A. Kanker

  4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

  4 B. Tujuan Penelitian

  3. Manfaat Penelitian

  4

  2. Keaslian Penelitian

  4

  xi

  Halaman HALAMAN SAMPUL i

  1 A. Latar Belakang

  BAB I PENDAHULUAN

  xix

  ABSTRACT

  INTISARI xviii

  DAFTAR LAMPIRAN xvii

  DAFTAR GAMBAR xv

  DAFTAR TABEL xiv

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA x DAFTAR ISI xi

  PRAKATA vii

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

  HALAMAN PERSEMBAHAN v

  HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii HALAMAN PENGESAHAN iv

  HALAMAN JUDUL ii

  1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Uji Kemurnian Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) 11

  3. Spektrofotometri UV

  12

  4. Kromatografi Gas

  13 E. Elusidasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis

  13

  1. Spektrofotometri Inframerah

  13

  2. Spektrometri Massa

  15 F. Landasan Teori

  16 G. Hipotesis

  17 BAB III METODE PENELITIAN

  18 A. Jenis dan Rancangan Penelitian

  18 B. Variabel dan Definisi Operasional

  18 C. Bahan Penelitian

  19 D. Alat Penelitian

  19 E. Tata Cara Penelitian

  19

  1. Pengenceran Etilendiamin

  19

  2. Sintesis Laktogenin

  19

  3. Uji Pendahuluan

  20

  a) Organoleptis

  20

  b) Uji Kemurnian Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)20

  c) Uji Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

  20

  d) Kromatografi Gas

  21

  4. Elusidasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis

  21

  a) Spektrofotometri Inframerah

  21

  b) Spektrometri Massa

  22 F. Analisis Hasil

  22

  1. Analisis Pendahuluan

  22

  2. Pemeriksaan Kemurnian Senyawa Hasil Sintesis

  22

  3. Elusidasi Struktur

  22 BAB IV PEMBAHASAN

  23 A. Sintesis Senyawa Laktogenin

  23 B. Analisis Pendahuluan 27 xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Uji Organoleptis

  27

  2. Uji Kromatografi Lapis Tipis

  27

  3. Uji Panjang Gelombang Maksimum

  30 C. Elusidasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis

  33

  1. Spektrofotometri Inframerah

  33

  2. Spektrometri Massa

  39 D. Pembentukan Produk Reaksi Samping

  44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  48 DAFTAR PUSTAKA

  49 LAMPIRAN 1

  52 LAMPIRAN 2

  54 LAMPIRAN 3

  55 LAMPIRAN 4

  56 LAMPIRAN 5

  57 LAMPIRAN 6

  58 LAMPIRAN 7

  59 LAMPIRAN 8

  60 LAMPIRAN 9

  61 LAMPIRAN 10

  62 LAMPIRAN 11

  63 LAMPIRAN 12

  64 LAMPIRAN 13

  65 BIOGRAFI PENULIS 66 xiii xiv

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Tabel perbandingan data organoleptis starting material dengan senyawa hasil sintesis

  27 Tabel 2. Perbandingan nilai R f antara 29asetil9γ9butirolakton dan senyawa hasil sintesis

  29 Tabel 3. Perbandingan panjang gelombang maksimum starting material dan senyawa hasil sintesis

  32 Tabel 4. Interpretasi spektra inframerah senyawa hasil sintesis

  35 Tabel 5. Perbandingan interpretasi spektra inframerah senyawa hasil sintesis dan

  starting material

  38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xv

  DAFTAR GAMBAR

  31 Gambar 12. Spektra UV Tetrahidro939furankarboksaldehid

  42 Gambar 20. Usulan mekanisme fragmentasi dari senyawa hasil sintesis

  40 Gambar 19. Hasil spektra massa senyawa hasil sintesis

  38 Gambar 18. Hasil kromatogram GC senyawa hasil sintesis

  37 Gambar 17. Spektra inframerah tetrahidro939furankarboksaldehid

  35 Gambar 16. Spektra inframerah 29asetil9γ9butirolakton

  34 Gambar 15. Spektra inframerah (IR) senyawa hasil sintesis

  33 Gambar 14. Gugus kromofor pada laktogenin

  32 Gambar 13. Spektra UV senyawa hasil sintesis

  31 Gambar 11. Spektra UV 29asetil9γ9butirolakton

  Gambar 1. Struktur asetogenin secara umum

  29 Gambar 9. Ikatan hidrogen antara fase diam dengan 29asetil9γ9butirolakton 30 Gambar 10. Ikatan hidrogen antara fase diam dengan senyawa sintesis

  26 Gambar 8. Kromatogram KLT senyawa hasil sintesis

  25 Gambar 7. Posisi hidrogen alfa pada tetrahidro939furankarboksaldehid

  23 Gambar 6. Mekanisme reaksi sintesis senyawa laktogenin

  10 Gambar 4. Mekanisme reaksi sintesis senyawa laktogenin secara umum 16 Gambar 5. Posisi hidrogen alfa pada 29asetil9γ9butirolakton

  6 Gambar 3. Analisis diskoneksi senyawa laktogenin

  ubiquinone oksidoreduktase)

  6 Gambar 2. Interaksi antara asetogenin dengan enzim kompleks I (NADH9

  43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xvi Gambar 21. Hasil spektra massa senyawa produk samping

  44 Gambar 22. Usulan mekanisme fragmentasi senyawa produk samping

  45 Gambar 23. Perkiraan struktur senyawa produk samping

  46 Gambar 24. Mekanisme reaksi pembentukan senyawa produk samping

  47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  xvii

  Lampiran 1. Perhitungan bahan dan persamaan reaksi

  52 Lampiran 2. Kromatogram KLT senyawa hasil sintesis

  54 Lampiran 3. Perhitungan nilai Rf senyawa hasil sintesis

  55 Lampiran 4. Perhitungan kepolaran fase gerak KLT dan log P senyawa hasil sintesis

  56 Lampiran 5. Kromatogram GC senyawa hasil sintesis

  57 Lampiran 6. Kondisi setting alat GC9MS

  58 Lampiran 7. Spektra massa senyawa hasil sintesis

  59 Lampiran 8. Spektra massa senyawa produk reaksi samping

  60 Lampiran 9. Spektra inframerah senyawa hasil sintesis

  61 Lampiran 10. Spektra inframerah (IR) 29asetil9γ9butirolakton

  62 Lampiran 11. Spektra inframerah (IR) tetrahidro939furankarboksaldehid 63 Lampiran 12. Keelektronegatifan 29asetil9γ9butirolakton dengan program Marvin

  Sketch

  64 Lampiran 13. Keelektronegatifan tetrahidro939furankarboksaldehid dengan program Marvin Sketch

  65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Asetogenin merupakan senyawa alam yang berasal dari golongan

  

Annonaceous, memiliki aktivitas antikanker melalui mekanisme inhibitor enzim

  kompleks I (NADH9ubiquinone oksidoreduktase). Lipofilisitas asetogenin yang tinggi dengan nilai log P 8,84 membuatnya memiliki kelarutan yang rendah dalam air sehingga sulit untuk digunakan secara per oral. Modifikasi yang dapat dilakukan yaitu dengan memperpendek rantai alkilnya namun tetap mempertahankan gugus aktif γ9lakton dan tetrahidrofuran. Senyawa hasil modifikasi adalah laktogenin (39(39(tetrahidrofuran939il)akriloil)dihidrofuran9 2(3H)9on) yang mempunyai lipofilisitas lebih kecil dengan nilai log P 0,90, sehingga dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan per oral.

  Penelitian ini termasuk dalam penelitian non9eksperimental deskriptif non9analitik. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan tetrahidro939 furankarboksaldehid 5,53 mmol (1 mL) dan 29asetil9γ9butirolakton 5,53 mmol (0,5943 mL), dalam suasana basa etilendiamin melalui reaksi kondensasi aldol silang. Analisis hasil dilakukan melalui uji organoleptis, uji kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam silika gel GF 254 dan fase gerak toluen : metanol (1 : 3), serta elusidasi struktur dengan spektrofotometri inframerah dan spektrometri massa.

  Uji organoleptis menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis berupa larutan, berwarna kuning pekat, dan berbau menyengat. Hasil uji KLT menunjukkan senyawa hasil sintesis memiliki nilai R f sebesar 0,71. Berdasarkan hasil kromatogram GC, senyawa laktogenin memiliki kemurnian sebesar 1,72%. Hasil elusidasi struktur dengan spektrofotometri inframerah dan spektrometri massa (MS) menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah laktogenin.

  

Kata kunci : laktogenin, asetogenin, antikanker, reaksi kondensasi aldol silang.

  xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

  Acetogenin is a natural compound derived from the class of Annonaceous, has an anticancer activity through the mechanism by inhibitors of complex I (NADH9ubiquinone oksidoreduktase) enzyme. Acetogenin has a high lipophilicity with log P value 8,84 makes it has a low solubility in water, so difficult to be used orally. One modification that can be done by shortening the alkyl chain is a modified structure called lactogenin (39(39(tetrahydrofurane939 yl)akriloyl)dihydrofurane92(3H)9on) that have a smaller lipophilicity with log P value 0,90, so it can be used orally.

  This study is a non9experimental descriptive studies of non9analytic. Synthesis carried out by reacting 5,53 mmol (1 mL) tetrahydro939 furanecarboxaldehyde and 5,53 mmol (0,5943 mL) 29acetyl9γ9butyrolactone, using ethylenediamine through cross9aldol condensation reaction. Analysis of the results has done through organoleptis test, thin9layer chromatography (TLC) test with silica gel GF 254 as stationary phase and toluene: methanol (1: 3) as mobile phase, the determination of the maximum wavelength, and structure elucidation by infrared spectrophotometry and mass spectrometry.

  Organoleptis test showed that the compounds synthesized in the form of the solution, thick yellow and smelly. TLC test results indicate compounds synthesized have a value of R f 0,71. Based on the results of the GC chromatogram, lactogenin compounds have a purity of 1,72%. The results of structure elucidation by infrared spectrophotometry (IR) and mass spectrometry (MS) showed that the compound is lactogenin.

  

Key words: lactogenin, acetogenin, anticancer, cross aldol condensation reaction

  xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kanker (karsinoma) merupakan suatu penyakit yang dicirikan dengan

  adanya pertumbuhan dan penyebaran sel yang tidak teratur ke bagian anggota tubuh lain (Corner, 2001; Balmain, Gray, and Ponder, 2003). Perkembangan sel yang tidak teratur dan terjadi dalam waktu singkat ini menyebabkan tumor tumbuh baik menjadi tumor yang bersifat jinak (benign) serta ganas (malignant atau kanker) (Gabriel, 2007). Tumor yang bersifat ganas atau disebut dengan kanker dapat menginvasi dan menyebar ke jaringan lain (metastasis) bahkan jika melampaui level tertentu dapat menimbulkan kematian.

  Asetogenin merupakan salah satu komponen yang berasal dari tumbuhan golongan Annonaceous, sering disebut dengan Annonaceous acetogenin (Piret, 2008). Annonaceous acetogenins merupakan kelompok metabolit sekunder dengan beberapa aktifitas biologi dan telah digunakan sebagai salah satu alternatif pilihan untuk pengembangan obat antikanker baru (Wikstrom and Saraste, 1984; Ragan, 1985; Walker, 1992; Ohnishi, 1993) karena memiliki kemampuan yakni dapat menghambat enzim NADH9ubiquinone oksidoreduktase pada rantai respirasi sel (kompleks I mitokondria), yang merupakan gerbang utama produksi energi di dalam sel (Zeng et al., 1996; Tormo et al., 2001; Bermejo et al., 2005).

  Menurut Morré et al (1995), senyawa ini juga merupakan inhibitor kuat dari NADH oksidase yang terdapat di dalam membran plasma sel tumor. Dengan

  1

  2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dihambatnya enzim NADH9ubiquinone oksireduktase maka rantai respirasi sel akan terputus (Gonzalez et al., 2002), sehingga ATP yang merupakan sumber energi bagi sel tidak akan terbentuk lagi, jika hal ini berlangsung terus menerus maka sel kanker akan kekurangan pasokan energi dan kemudian lisis.

  Asetogenin memiliki rantai alkil yang panjang dan strukturnya meruah sehingga mengakibatkan asetogenin bersifat sangat lipofil (Hongda, 2006).

  Lipofilisitas asetogenin yang tinggi dengan nilai log P 8,84 ini membuatnya memiliki kelarutan yang rendah sehingga sulit untuk digunakan secara per oral, oleh karena itu perlu dilakukan modifikasi pada struktur agar dapat diformulasikan ke dalam sediaan per oral. Salah satu modifikasi yang dapat dilakukan yaitu dengan memperpendek rantai alkilnya namun tetap mempertahankan gugus aktif γ9lakton dan tetrahidrofuran. Senyawa hasil modifikasi adalah laktogenin (39(39(tetrahidrofuran939il)akriloil)dihidrofuran9 2(3H)9on) yang mempunyai lipofilisitas lebih kecil dengan nilai log P 0,90, sehingga dapat diformulasikan ke dalam bentuk sediaan per oral. Bentuk sediaan

  

per oral merupakan bentuk sediaan obat yang mudah untuk diaplikasikan ke

pasien sehingga akan meningkatkan nilai acceptabilitas.

  Sintesis senyawa laktogenin dilakukan berdasarkan prinsip reaksi kondensasi aldol silang dengan starting material tetrahidro939furankarboksaldehid dan 29asetil9γ9butirolakton. Kondensasi aldol silang merupakan suatu reaksi antara sebuah aldehida dengan suatu senyawa yang memiliki sebuah hidrogen alfa sehingga dihasilkan suatu molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (Fessenden dan Fessenden, 1994). Pada penelitian ini

  3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tetrahidro939furankarboksaldehid merupakan senyawa golongan aldehid yang berperan sebagai elektrofil, sedangkan 29asetil9γ9butirolakton merupakan senyawa golongan keton yang berperan sebagai nukleofil.

  Etilendiamin merupakan basa jenis amin primer diperlukan dalam sintesis senyawa laktogenin untuk menyediakan suasana basa sehingga dapat meningkatkan nukleofilisitas C alfa pada 29asetil9γ9butirolakton. Adanya

  9

  pasangan elektron bebas pada gugus amina ( NH

  2 ) membuatnya bersifat

  elektronegatif sehingga akan mengambil hidrogen alfa pada 29asetil9γ9 butirolakton yang bersifat asam dan akan terbentuk ion enolat. Produk intermediet ion enolat bersifat reaktif sehingga diharapkan dapat mempercepat reaksi dan produk yang dihasilkan lebih banyak. Alasan pemilihan penggunaan suasana basa etilendiamin karena menurut Jose´ A et al. (2005) lakton merupakan golongan ester yang mudah terhidrolisis oleh basa kuat terutama basa golongan hidroksida, namun γ9butirolakton merupakan jenis yang paling stabil diantara jenis lakton yang lain seperti α9asetolakton, β9propiolakton, dan δ9valerolakton. Oleh karena itu digunakan etilendiamin dengan pKb 4,02 yang merupakan suatu basa organik agar 29asetil9γ9butirolakton tidak terhidrolisis dan nukleofilisitas dari C alfa pada 29asetil9γ9butirolakton semakin meningkat sehingga dapat dihasilkan senyawa laktogenin.

  4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Permasalahan

  Apakah senyawa laktogenin dapat disintesis dari tetrahidro939 furankarboksaldehid dan 29asetil9γ9butirolakton dalam suasana basa etilendiamin?

  2. Keaslian Penulisan

  Sejauh pengetahuan penulis, penelitian tentang sintesis laktogenin sebagai senyawa analog asetogenin dalam suasana basa etilendiamin belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Oasa et al. (2010) dengan judul “Synthesis of Annonacin Isolated from Annona densicoma”.

  3. Manfaat Penelitian

  a) Manfaat teoritis Untuk menambah faedah bagi perkembangan dunia farmasi terkait sintesis senyawa laktogenin dalam suasana basa etilendiamin.

  b) Manfaat metodologis Untuk memberikan pengetahuan tentang cara sintesis senyawa laktogenin dengan reaksi kondensasi aldol silang.

  c) Manfaat praktis Untuk memberikan informasi adanya senyawa yang berpotensi sebagai antikanker.

B. Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui sintesis senyawa laktogenin dari tetrahidro939 furankarboksaldehid dan 29asetil9γ9butirolakton dalam suasana basa etilendiamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Kanker Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel9sel

  yang tumbuh secara terus9menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis. Kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya (infiltratif) sambil merusaknya (destruktif), dapat menyebar kebagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan (Dalimartha, 2004).

  Pertumbuhan sel9sel kanker akan menyebabkan jaringan menjadi besar dan disebut sebagai tumor. Tumor merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk pembengkakan atau benjolan dalam tubuh. Sel9sel kanker yang tumbuh cepat dan menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening.

  Penjalarannya ke jaringan lain disebut sebagai metastasis (Bustan, 1997).

B. Asetogenin

  Annonaceous acetogenin (ACGs) merupakan senyawa alam yang berasal

  dari tanaman golongan annoaceae dimana memiliki kekayaan fungsi biologis seperti sitotoksik, antitumor, pestisida, anti9infeksi dan aktivitas antifedant. Dari hasil studi biokimia menunjukkan bahwa asetogenin merupakan inhibitor yang paling kuat terhadap enzim kompleks I (NADH9ubiquinone oksireduktase) pada rantai respirasi sel mitokondria. Sampai saat ini lebih dari 430 komponen yang

  6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  termasuk dalam golongan annonaceae telah berhasil diisolasi, dan sebagian besar memiliki sebuah cincin tetrahidropiran (THP) atau tetrahidrofuran (THF), gugus hidroksil, gugus keto dan gugus epoksi dua sampai tiga ikatan yang dihubungkan dengan α,β unsaturated γ lactone yang menyatu dalam rantai panjang C935 atau C937 (Makabe, 2008; Li, 2008; McLaughlin, 2008).

  

Gambar 1. Struktur asetogenin secara umum (Anonim, 2010)

Gambar 2. Interaksi antara asetogenin dengan enzim kompleks I (NADH

) (Hongda, 2006)

  Selain itu, kematian sel dapat disebabkan oleh dua modus yang berbeda yaitu nekrosis dan apoptosis (Takahashi, Suzuki, and Tamura, 1965). Berbagai penelitian mengenai asetogenin telah menghasilkan dua mekanisme aksi

  7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Annonaceous acetogenin sebagai antikanker. Dalam penelitian pertama yang

  dilakukan oleh Shimada (1998) tentang isolasi Annonaceous acetogenin alami, tetrahidrofuran yang diapit oleh gugus hidroksil dipercaya berperan sebagai jangkar hidrofilik yang akan menempel pada permukaan membran sel, sedangkan γ9lakton akan berinteraksi langsung dengan sisi target enzim kompleks I dan menuju ke reseptor melalui difusi lateral. Oleh karena itu, diyakini bahwa struktur yang berbeda akan mempengaruhi lokasi, konformasi dan orientasi dari cincin lakton fungsional sehingga dapat mempengaruhi aktivitas biologis Annonaceous

  acetogenin (Hongda, 2006).

C. Sintesis Senyawa Laktogenin

  Senyawa laktogenin (39(39(tetrahidrofuran939il)akriloil)dihidrofuran9 2(3H)9on) adalah salah satu senyawa analog asetogenin yang berpotensi sebagai inhibitor enzim kompleks I yang poten. Seperti yang dijelaskan oleh Mauro (1994), bahwa senyawa9senyawa lakton yang merupakan analog asetogenin berperan sebagai inhibitor NADH9ubiquinone oksidoreduktase pada rantai respirasi sel (kompleks I mitokondria). Senyawa laktogenin diperkirakan memiliki aktifitas inhibitor enzim NADH9ubiquinone oksidoreduktase yang tingkat kekuatannya tidak berbeda jauh dari asetogenin. Hal ini dikarenakan oleh adanya gugus lakton dan tetrahidrofuran pada senyawa laktogenin berarti memiliki dua sisi aktif yang dapat bekerja sebagai inhibitor enzim NADH9ubiquinone

  

oksidoreduktase. Keunggulan lain yang diinginkan dari senyawa ini adalah rantai

  alkil yang lebih pendek dari asetogenin pada umumnya, dengan upaya

  8

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI memperpendek rantai alkil diharapkan dapat meningkatnya sifat hidrofilisitasnya.

  Sehingga diharapkan aktivitasnya sebagai antikanker akan meningkat melalui mekanisme penghambatan respirasi sel pada mitokondria yang akan menyebabkan penurunan produksi ATP, dan pada akhirnya sel9sel kanker akan mengalami apoptosis dan mati.

  Senyawa laktogenin disintesis dari starting material 29asetil9γ9 butirolakton yang merupakan senyawa golongan keton dengan hidrogen alfa dan tetrahidro939furankarboksaldehid yang merupakan senyawa golongan aldehida dengan etilendiamin sebagai penyedia suasana basa. Reaksi yang mendasari sintesis senyawa laktogenin adalah reaksi kondensasi aldol silang. Prinsip reaksi kondensasi aldol silang adalah suatu aldehid yang tidak memiliki hidrogen alfa bila direaksikan dengan suatu aldehid atau keton yang memiliki hidrogen alfa, maka akan terjadi dimerisasi (Fessenden dan Fessenden, 1994). Dalam suasana basa, hidrogen alfa pada 29asetil9γ9butirolakton akan terdeprotonasi membentuk karbanion lalu beresonansi menjadi ion enolat yang berperan sebagai nukleofil.

  Pembentukan ion enolat akan meningkatkan nukleofilisitas dari C alfa 29asetil9γ9 butirolakton yang kemudian menyerang atom C karbonil dari tetrahidro939 furankarboksaldehid yang bersifat elektrofil. Dari reaksi tersebut akan terbentuk produk senyawa yang mudah terdehidrasi sehingga menghasilkan senyawa dengan struktur afa beta unsaturated yaitu laktogenin.

  Etilendiamin berfungsi menyediakan suasana basa dan juga sebagai katalis untuk mempercepat reaksi tanpa mengubah tahap reaksi secara keseluruhan. Suatu kondensasi aldol silang dengan karbonil yang mempunyai

  9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  hidrogen alfa dapat berlangsung dalam suasana asam maupun basa. Dalam suasana asam, suatu karbonil akan membentuk enol. Sedangkan dalam suasana basa akan terbentuk enolat yang memiliki reaktifitas yang lebih tinggi dibandingkan enol. Reaksi pembentukan laktogenin berjalan dalam suasana basa dengan adanya etilendiamin. Etilendiamin merupakan basa jenis amin primer, berfungsi untuk mengambil hidrogen alfa yang bersifat asam sehingga akan terbentuk ion enolat. Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril.

  Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air yang bersifat sebagai pendonor elektron. Adanya pasangan elektron bebas pada NH

  2 membuat etilendiamin mudah dalam mengambil hidrogen alfa pada 29asetil9γ9butirolakton.

  10 Berikut ini mekanisme analisis diskoneksi senyawa laktogenin :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

Gambar 3. Analisis diskoneksi senyawa laktogenin

  11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Uji Pendahuluan

  1. Pemeriksaan organoleptis Uji organoleptis merupakan uji pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dari senyawa hasil sintesis yang meliputi bentuk, warna dan bau. Uji ini merupakan uji yang sangat sederhana, bisa dilakukan tanpa bantuan alat, dan dilakukan dengan membandingkan antara senyawa hasil sintesis dengan

  starting material yang digunakan (Dirjen POM RI, 1995).

  2. Uji kemurnian menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi Lapis Tipis (KLT) digunakan untuk menguji kemurnian secara kualitatif dari campuran suatu senyawa untuk pembuktian ada tidaknya komponen yang dicari atau kemurnian komponen tersebut. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan senyawa hasil sintesis dengan senyawa standar.

  Senyawa yang murni akan memberikan bercak tunggal pada berbagai fase gerak dengan berbagai tingkat kepolaran (Gasparic dan Churacek, 1978).

  Metode ini menggunakan dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak yang memiliki kepolaran yang berbeda. Fase gerak akan bergerak naik melalui fase diam oleh karena gaya kapilaritas. Berdasarkan hal tersebut dapat dinyatakan jarak rambat senyawa pada fase diam (Rf) dapat digunakan sebagai cerminan polaritas suatu senyawa (Bresnick, 2004).

  Jika fase diam yang digunakan bersifat polar maka senyawa yang bersifat polar akan melekat lebih kuat pada lempeng daripada senyawa non9polar akibat interaksi tarik menarik dipo9dipol. Senyawa non9polar kurang melekat pada fase diam polar sehingga terelusi lebih cepat. Berdasarkan hal tersebut dapat

  12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  disimpulkan bahwa jarak rambat senyawa pada lempengan dapat digunakan sebagai cerminan polaritas suatu senyawa (Bresnick, 2004).

  3. Spektrofotometri UV Spektrofotometri UV adalah teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber radiasi elektromagnetik UV dekat (1909380nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif (Mulja dan Suharman, 1995).

  Instrumentasi yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi elektromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang yaitu spektrometer atau spektrofotometer. Komponen9komponen pokok dari spektrofotometer meliputi : (1) sumber tenaga radiasi yang stabil, (2) sistem yang terdiri atas lensa, lensa, cermin, celah9celah dan lain9lain, (3) monokromator untuk mengubah radiasi menjadi komponen9komponen panjang gelombang tunggal, (4) tempat cuplikan yang transparan, dan (5) detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau pencatat. Diagram sederhana dari spektrofotometer adalah sebagai berikut :

  Sumber Sel penyerap

  Detektor Pencatat monokromator cahaya

  (kuvet) (Sastrohamidjojo, 2007)

  13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. Kromatografi Gas Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan dimana solut9solut yang mudah menguap (dan stabil terhadap panas) bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Pada umumnya solut akan terelusi berdasarkan pada peningkatan titik didihnya, kecuali jika ada interaksi khusus antara solut dengan fase diam. Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solut dengan fase diam (Sudjadi, 2009).

  Kromatografi gas merupakan instrumen analitis yang memberikan informasi baik kualitatif maupun kuantitatif mengenai komponen suatu sampel.

  Sampel akan mengalami proses pemisahan dalam kolom kemudian dideteksi dan direkam sebagi pita elusi (Day and Underwood, 1996).

  Data kromatografi gas biasanya terdiri atas waktu retensi berbagai komponen campuran. Waktu retensi diukur mulai dari titik penyuntikan sampai titik maksimum puncak dan sangat khas untuk senyawa tertentu pada kondisi tertentu (kolom, suhu, gas pembawa, laju aliran) (Gritter, 1991).

E. Elusidasi Struktur

  1. Spektrofotometri Inframerah Semua ikatan kimia memiliki frekuensi khas yang dapat membuat ikatan mengulir (stretch) atau menekuk (blend). Apabila frekuensi energi elektromagnetik inframerah yang dilewatkan pada suatu molekul sama dengan

  14

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI frekuensi mengulur atau menekuknya ikatan, maka energi tersebut akan diserap.

  Serapan inilah yang dapat direkam oleh detektor pada spektrofotometri inframerah (Bresnick, 1996).

  Penggunaan spektrofotometri inframerah pada bidang kimia organik

  91

  hampir menggunakan daerah 65094000 cm . Daerah dengan frekuensi lebih

  91

  rendah dari 650 cm disebut inframerah jauh dan daerah dengan frekuensi lebih

  91 tinggi dari 4000 cm disebut inframerah dekat (Sastrohamidjojo, 2007).

  Ahli kimia telah mempelajari banyak sekali senyawa organik dan telah dapat menghubungkan macamnya ikatan dengan panjang gelombang atau frekuensi dari absorbs sinar infra merahnya. Karena itu, untuk dapat menentukan apakan suatu senyawa mengandung suatu macam ikatan, misalnya O9H, perlu dilakukan pengukuran energi absorpsi dari senyawa tersebut pada panjang gelombang atau frekuensi yang sesuai untuk ikatan tersebut. Apabila senyawa yang diukur tersebut mengabsorpsi energi yang ditentukan, hal itu berarti ikatan O9H ada dalam struktur senyawa, akan tetapi jika energi tidak diabsorpsi maka ikatan O9H tidak ada dalam struktur senyawa (Fessenden dan Fessenden, 1994)

  Absorpsi dalam daerah inframerah mengakibatkan eksitasi vibrasi dari ikatan9ikatan. Inti9inti atom yang terikat oleh ikatan kovalen dapat mengalami getaran (vibrasi) atau osilasi (oscillation). Beragam ikatan membutuhkan energi yang berbeda9beda untuk mengalami eksitasi vibrasi. Dalam suatu spektrum

  91

  inframerah, daerah 140094000 cm merupakan daerah yang berguna untuk menemukan gugus fungsional. Ikatan nonpolar relatif (ikatan C9C dan C9H dalam molekul organik) menyebabkan absorpsi yang lemah. Pada ikatan polar seperti

  15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C=O menunjukkan absorpsi yang kuat. Setiap jenis gugus fungsi dalam sebuah molekul mempunyai rentang daerah serapan yang berbeda9beda, sebagai contohnya adalah pada gugus OH (alkohol), absorpsi inframerahnya menunjukan

  91

  pola yang jelas pada 320093500 cm ; gugus –O9CH3 (eter) menunjukkan peak

  91

  pada 283092815 dan 146091450 cm dengan intensitas lemah9sedang; senyawa yang mengandung gugus C=O (karbonil) menunjukkan absorpsi yang kuat dan

  91

  nyata pada frekuensi 165091800 cm , dan masih banyak lagi (Fessenden dan Fessenden, 1994).

  2. Spektrometri Massa Spektrometri massa memberikan informasi tentang hasil fragmen9 fragmen yang dinyatakan sebagai perbandingan massa dengan muatan (m/z).

  Dalam spektrometri massa, molekul9molekul dari senyawa organik dalam bentuk gas akan diubah menjadi ion9ion yang bermuatan positif yang bertenaga tinggi.

  Ion molekul yang dihasilkan ini tidak stabil dan akan terpecah menjadi fragmen9 fragmen kecil, baik dalam bentuk radikal bebas maupun ion9ion lain. Fragmen yang bermuatan positif ini akan terdeteksi, sedangkan fragmen yang bersifat netral tidak dapat dideteksi dalam spektrometer massa (Sastrohamidjojo, 2001).

  Suatu molekul atau ion pecah menjadi fragmen9fragmen bergantung pada kerangka karbon dan gugus fungsional yang ada. Oleh karena itu, struktur dan massa fragmen memberi petunjuk mengenai struktur molekul induknya dan seringkali digunakan untuk menentukan bobot molekul suatu senyawa (Fessenden dan Fessenden, 1994).

  16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dalam spektrum massa, setiap peak menyatakan suatu fragmen molekul secara spesifik. Fragmen9fragmen tersebut disusun sedemikian rupa sehingga

  

peak peak tertata menurut kenaikan m/z dari kiri ke kanan dalam spektra.

  Intensitas peak sebanding dengan kelimpahan relatif dari fragmen9fragmen, dan tergantung pada stabilitas relatif fragmenya. Peak yang tertinggi pada spektra disebut peak dasar (base peak) dan intensitasnya sebesar 100%. Peak dasar dihasilkan dari ion molekul, akan tetapi lebih sering dihasilkan dari suatu fragmen yang lebih kecil (Silverstein, R.M., Bassler G.C, dan Morril T.C, 1991).

F. Landasan Teori

  Reaksi kondensasi aldol silang adalah reaksi antara senyawa karbonil dengan sedikitnya satu hidrogen alfa dengan senyawa karbonil lain yang tidak memiliki hidrogen alfa dalam suasana basa. Oleh karena itu dengan mereaksikan 29asetil9γ9butirolakton yang memiliki hidrogen alfa dengan tetrahidro939 furankarboksaldehid yang merupakan senyawa golongan keton, menggunakan suasana basa seperti etilendiamin akan menghasilkan senyawa laktogenin.

  

Gambar 4. Mekanisme reaksi sintesis senyawa laktogenin secara umum

  Etilendiamin berfungsi untuk meningkatkan nukelofilisitas C alfa dari 29 asetil9γ9butirolakton, hal ini karena adanya pasangan elektron bebas pada gugus

  17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  amina (9NH

  2 ) akan mengambil hidrogen alfa yang bersifat asam sehingga akan

  terbentuk ion enolat. Pembentukan ion enolat akan meningkatkan nukleofilisitas dari C alfa 29asetil9γ9butirolakton yang kemudian menyerang atom C karbonil dari tetrahidro939furankarboksaldehid sehingga dihasilkan senyawa laktogenin.

G. Hipotesis

  Senyawa laktogenin dapat disintesis dari tetrahidro939furankarboksaldehid dan 29asetil9γ9butirolakton dalam suasana basa etilendiamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian non9eksperimental deskriptif non9

  analitik. Pada penelitian ini tidak ada perlakuan pada subjek uji dan hanya dipaparkan fenomena yang terjadi yang tidak terdapat hubungan sebab akibat.

B. Variabel dan Definisi Operasional

  1. Variabel

  a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan mol pada starting material yang digunakan.

  b) Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah jumlah rendemen senyawa laktogenin karena merupakan obyek yang kehadirannya akibat reaksi antara 29asetil9γ9butirolakton dan tetrahidro939furankarboksaldehid.

  c) Variabel pengganggu terkendali pada penelitian ini adalah suhu pencampuran dan kondisi peralatan.

  2. Definisi Operasional

  a) Starting material adalah senyawa awal yang digunakan dalam proses sintesis dengan tujuan untuk mendapatkan senyawa hasil sintesis. Starting

  material yang digunakan dalam penelitian ini adalah 29asetil9γ9 butirolakton dan tetrahidro939furankarboksaldehid.

  19

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b) Senyawa target adalah senyawa yang diharapkan terbentuk dari reaksi.

  Senyawa target yang diharapkan terbentuk adalah senyawa laktogenin.

C. Bahan Penelitian

  synthesis,

  29asetil9γ9butirolakton (for Merck), tetrahidro939 furankarboksaldehid (for synthesis, Sigma9aldrich), etilendiamin (p.a., Merck), metanol (p.a., Merck), aquadest, silika gel GF 254 .