JURNAL DAMPAK BENDUNGAN PANDANDURI TERHADAP LAND RENT DAN PRODUKTIVITAS PADA USAHATANI TEMBAKAU DI KECAMATAN SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR
JURNAL
DAMPAK BENDUNGAN PANDANDURI TERHADAP
LAND RENT DAN PRODUKTIVITAS PADA USAHATANI
TEMBAKAU DI KECAMATAN SAKRA BARAT
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Oleh:
Ramdiani
C1G014188
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
DAMPAK BENDUNGAN PANDANDURI TERHADAP
LAND RENT DAN PRODUKTIVITAS PADA USAHATANI
TEMBAKAU DI KECAMATAN SAKRA BARAT
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
The Impact of Pandanduri Dam on Land Rent and Tobacco Farming Productivity
in Sakra Barat District, East Lombok Regency
By:
Ramdiani NIM. C1G 014 188
Main supervisor: Ir. Anwar, M.P.
Supervisor: Ir. Nurtaji Wathoni, M.P.
ABSTRAK
Bendungan Pandanduri memberikan perubahan pola tanam, jenis tanaman, luas tanam, frekuensi tanam serta intensitas tanam. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan produktivitas usahatani yang selanjutnya akan meningkatkan pula pendapatan usahatani. Situasi tersebut pada akhirnya akan berdampak pada perubahan nilai sewa lahan atau land rent. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk menganalisis dampak Bendungan Pandanduri terhadap land rent di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur (2) Untuk menganalisis dampak Bendungan Pandanduri terhadap produktivitas usahatani tembakau di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur (3) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam petani tembakau di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur.
Pengolahan data dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Metode kuantitatif dilakukan untuk menghitung nilai land rent dan produktivitas usahatani tembakau. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk menganalisis kendala-kendala yang dihadapi pada usahatani tembakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Rata-rata nilai Land Rent sebelum adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp11.817.321,43 sedangkan sesudah adanya Bendungan Pandanduri sebesar Rp16.856.922,00 dan signifikan dengan taraf nyata sebesar 5%. (2) Rata-rata nilai produktivitas sebelum adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur sebesar 154,36 kw/ha sedangkan sesudah adanya Bendungan Pandanduri sebesar 157,00 kw/ha dan non-signifikan dengan taraf nyata sebesar 5%. (3) Kendala-kendala yang dihadapi petani responden dalam menjalankan usahatani tembakau meliputi kendala cuaca, kendala penyakit serta kendala keterbatasan modal.
ABSTRACT
The Pandanduri Dam provides changes in cropping patterns, crop types,planting area, planting frequency and cropping intensity. It impacts on farm
productivity improvements that will increase farm income. This situation will have
an impact on the change in the value of land rent. This study aims to: (1) analyze
the impact of Pandanduri Dam on land rent in the West Sakra Subdistrict, East
Lombok District (2) analyze the impact of Pandanduri Dam on the productivity of
tobacco farming in the west sakra sub-district of East Lombok district. (3)
knowing the constraints of tobacco farmers in the west sakra sub-district, east
Lombok district.Data management implemented by the qualitative method and quantitative
method. quantitative method to calculate the value of land rent and tobacco
farming productivity. descriptive qualitative method to analyze the constraints
faced by tobacco farming. The result showed that: (1) The average of and rent
value before the existance of the Pandanduri dam in West Sakra Subdistrict
Rp.11.817.321,43 and after existance of Pandanduri Dam is Rp.16.856.922.00
and it’s significant with a significant level 5%. (2) the average value of
productivity before the existence of the Pandanduri Dam in the West Sakra
Subdistrict was 154.36 kw / ha and after the existence of the Pandanduri Dam
was 157.00 kw / ha and non-significant with a significant level was 5%. (3) the
constraints faced by the respondent farmers in carrying out tobacco farming
include weather, illness and limited capital.Keywords: land rent, tobacco farming, farming productivity, Pandanduri Dam
I. PENDAHULUAN
Pembangunan saat ini masih menempatkan sektor pertanian sebagai sektor andalan dalam meningkatkan perekonomian nasional. Sektor pertanian merupakan salah satu sumber penghasilan utama bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian mampu menjadi tumpuan hidup masyarakat yang sedang menghadapi krisis ekonomi, tetapi untuk menjadikan sektor pertanian sebagai leading sector dalam sektor pembangunan bukanlah suatu hal yang mudah (Soetrisno, 2002)
Untuk memberi kontribusi yang nyata terhadap perekonomian Indonesia, pemerintah telah banyak melakukan pembangunan dalam bidang pertanian salah satunya dengan membuat sistem irigasi yang baik. Dalam berbagai sistem irigasi yang menggunakan saluran, persediaan air irigasi bagi para petani sangat tidak kekurangan air, dan dengan demikian berpengaruh buruk atas produksi usahatani (Pasandaran, 1988)
Bendungan Pandanduri merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam memperbaiki pertanian yang ada di wilayah Pulau Lombok bagian selatan. Menurut Dinas Pekerjaan Umum Kab. Lombok Timur (2016) Bendungan Pandanduri dibangun di areal seluas 315,7 hektar dengan luas daerah tampungan
2 3 air mencapai 64,51 km , sedangkan kapasitas tampung mencapai 27,200 juta m .
Diharapkan dengan adanya jaringan irigasi akan memungkinkan pengaturan air yang tersedia dengan jumlah dan waktu yang diperlukan sehingga memungkinkan untuk melaksanakan penanaman lebih dari satu kali setahun (Saleh, 1980).
Sumbangan produk pertanian NTB terbesar untuk nasional berupa tembakau yang merupakan pemasok utama untuk industri rokok secara nasional. Berdasarkan data BPS NTB 2016, pada tahun 2015 terjadi kenaikan proudktivitas tembakau rakyat sebesar 1,14 ton/ha serta 1,56 ton/ha untuk tembakau virginia dibandingkan dengan tahun 2014. Kabupaten Lombok Timur merupakan kabupaten dengan luas area dan produksi tembakau tertinggi untuk wilayah Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 2015 produktivitas tembakau rakyat Lombok Timur sebesar 7,90 ton/ha sedangkan produktivitas tembakau virginia sebesar 6,34 ton/ha. Salah satu wilayah di Lombok Timur yang aktif memproduksi tembakau rakyat dan tembakau virginia setiap musimnya adalah Kecamatan Sakra Barat. Menurut data BPS Lombok Timur 2016, di Kecamatan Sakra Barat luas produksi tembakau virgina 1.758 hektar dengan hasil produksi sebanyak 3.075 ton, sedangkan tembakau rakyat seluas 3 hektar dengan hasil produksi sebanyak 3 ton masing tahun 2015.
Menurut data Perairan Kokok Palung Kabupaten Lombok Timur, Kecamatan Sakra Barat mendapat air irigasi seluas 2.784 hektar dari total luas 6.109 hektar atau 45,6%. Adanya Bendungan Pandanduri memberikan perubahan pola tanam, jenis tanaman, luas tanam, frekuensi tanam serta intensitas tanam. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan produktivitas usahatani yang selanjutnya akan meningkatkan pula pendapatan usahatani. Situasi tersebut pada penelitian ini adalah: (1) Untuk menganalisis dampak Bendungan Pandanduri terhadap land rent di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur (2) Untuk menganalisis dampak Bendungan Pandanduri terhadap produktivitas usahatani tembakau di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur (3) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam petani tembakau di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur
II. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada waktu sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisa dan menarik kesimpulan serta menginterpretasikannya (Surakhmad,1989).
2.2. Unit Analisis
Unit analsis dalam penelitian ini adalah usahatani tembakau yang mendapat air irigasi Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat.
3.3. Teknik Penentuan Sampel
3.3.1. Penentuan Daerah Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur dengan menggunakan data tahun 2017. Ditentukan 3 desa sampel secara
purposive sampling yaitu desa Desa Sukarara, Desa Bungtiang dan Desa Gerisak
Semanggeleng dengan pertimbangan bahwa ketiga desa tersebut merupakan wilayah yang paling luas mendapat air irigasi Bendungan Pandanduri. Selanjutanya di setiap desa sampel ditentukan masing-masing satu kelompok tani secara purposive sampling dengan pertimbangan memiliki luas garapan terluas.
3.3.2. Penentuan Responden
Penentuan jumlah responden dilakukan secara quota sampling sebanyak orang untuk Desa Sukarara, Desa Bungtiang dan Desa Gerisak Semanggeleng. Selanjutnya untuk mendapatkan petani yang menjadi responden dilakukan secara penelusuran melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan Kepala Dusun.
2.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Rumus yang digunakan untuk analisis sewa lahan menurut Darusman (2002 cit. Alam 2007) adalah: Keterangan:
LR = Nilai land rent TR = Total Revenue (Penerimaan total) TC = Total Cost (Total Biaya) a% = Keuntungan normal (20%)
Untuk mengetahui total biaya produksi usahatani tembakau dianalisis dengan menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel.
Keterangan:
TC = Total Cost (Total Biaya) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)
Untuk mengetahui total penerimaan dengan cara mengalikan produksi yang diperoleh dengan harga jual.
Keterangan:
TR = Total Revenue (Penerimaan Total) P = Price (Harga) Q = Quantity (Jumlah Produksi)
3.7.2. Analisis Produktivitas
Menurut Sucipto (2013) untuk mengetahui produktivitas usahatani tembakau dihitung dengan rumus sebagai berikut: Untuk mengetahui dampak Bendungan Pandanduri terhadap land rent dan produktivitas tembakau dilakukan pengujian sebelum dan sesudah adanya
Bendungan Pandanduri menggunakan dan Uji-T dua arah sampel berpasangan, taraf nyata 5%.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1. Rincian Karakteristik Responden Petani Sebelum dan SesudahAdanya Bendungan Pandanduri, Tahun 2018
Petani No Uraian Jumlah Presentase (%)
1 Jumlah Responden 30 100
2 Umur Responden 25-34 2 6,67 35-44 9 30,00 45-54
11 36,67 55-64 5 16,67 65-74 2 6,67 69-76 1 3,33 Jumlah
30 100
3 Pendidikan Tidak Tamat SD 6 20,00 Tamat SD
10 33,33 Tamat SMP 1 3,33 Tamat SMA 8 26,67 Tamat Perguruan Tinggi 5 16,67 Jumlah
30 100
4 Jumlah Anggota Keluarga 1 - 2 7 23,33 3 - 4
17 56,67 5 - 6 6 20,00 Jumlah
30 100
5 Luas Lahan < 0,5 15 50,00 0,5 - 1 14 46,67 > 1
1 3,33 Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa umur petani responden pada usahatani tembakau yang paling dominan berada pada kisaran 45-52 sebesar 36,67% dan paling rendah berada pada kisaran 69-76 orang sebesar 3,33%. Tingkat pendidikan yang paling dominan adalah tamat sekolah dasar sebesar
33,33% sedangkan yang paling sedikit yaitu tamat sekolah menengah pertama sebesar 3,33%. Jumlah anggota keluarga yang berada pada kisaran 1-2 orang sebanyak 7 orang atau 23,33% dan 3-4 orang sebanyak 17 orang atau 56,67% kemudian anggota keluarga di atas 5-6 orang sebanyak 6 orang atau 20%.
4.2. Pola Tanam
Tabel 4.2. Rincian Pola Tanam Responden Petani Sebelum Pandanduri danSesudah Adanya Bendungan Pandanduri, Tahun 2018
Jumlah Petani Presentase Petani Pola Tanam (orang) (%) Padi-Tembakau-Bero 24 80,00 Sebelum Padi-Tembakau-Palawija 6 20,00 Padi-Tembakau-Padi
24 80,00 Sesudah Padi-Tembakau-Palawija 3 10,00 Tembakau-Tembakau
3 10,00 Sumber: Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui ada perbedaan pola tanam yang diterapkan oleh petani antara sebelum adanya Bendungan Pandanduri dan sesudah adanya Bendungan Pandanduri dipengaruhi oleh sistem pengairan yang ada, modal, kondisi tanah dan keputusan petani sendiri.
4.3. Intensitas Tanam
Tabel 4.3. Rincian Intensitas Tanam Responden Petani Sebelum dan Sesudah Adanya Bendungan Pandanduri, Tahun 2018.Luas Lahan yang Presentase Petani Intensitas Tanam Diusahakan (%)
(ha) Musim Tanam I 0,59 100,00 Musim Tanam II 0,59 100,00 Sebelum Musim Tanam III 0,18 30,93 Jumlah 1,37 230,93 Musim Tanam I 0,59 100,00 Musim Tanam II 0,59 100,00
Sesudah Musim Tanam III 0,59 100,00 Jumlah 1,78 300,00
Sumber : Data Primer Diolah 2018
Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa ada peningkatan intensitas tanam antara sebelum dan sesudah adanya Bendungan Pandanduri yaitu dari 1,37 ha atau 230,93% menjadi 1,78 ha atau 300%. Perubahan intensitas tanam ini dipengaruhi oleh ketersiadaan air, modal dan pola tanam.
4.5. Analisis Land Rent Pada Usahatani Tembakau Sebelum dan Sesudah
Adanya Bendungan Pandanduri Tabel 4.4. Rata-Rata Nilai Land Rent Pada Usahatani Tembakau Sebelum danSesudah Adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2018.
Usahatani Tembakau No. Uraian Sebelum (Rp) Sesudah (Rp) per LLG per Hektar per LLG per Hektar
1 Penerimaan 18.296.666,67 30.871.766,03 23.262.500,00 39.250.562,43
2 Biaya Produksi 9.410.778,47 15.878.703,83 11.059.970,19 18.661.367,02
3 Pendapatan 8.885.888,20 14.993.062,20 12.202.529,81 20.589.195,41 Land Rent 7.003.732,50 11.817.321,43 9.990.535,77 16.856.922,00 Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui bahwa nilai land rent sebelum adanya Bendungan Pandanduri adalah Rp7.003.732,50/LLG dan Rp11.817.321,43/Ha, sedangkan sesudah adanya Bendungan Pandanduri Rp9.990.535,77/LLG dan Rp16.856.922,00/Ha. Nilai land rent mengalami kenaikan sebesar 43% setelah adanya Bendungan Pandanduri, dimana sebelum adanya Bendungan Pandanduri
4.6. Analisis Produktivitas dan Pendapatan Pada Usahatani Tembakau
Sebelum dan Sesudah Adanya Bendungan Pandanduri Tabel 4.5. Rata-Rata Produktivitas Pada Usahatani Tembakau Sebelum danSesudah Adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2018.
Usahatani Tembakau No. Uraian Sebelum Sesudah
1 Luas Lahan Garapan (ha) 0,59 0,59
2 Produksi (ku/LLG) 91,48 93,05
3 Produktivitas (2:1) (ku/ha) 154,36 157,00
4 Penerimaan (Rp/ha) 30.871.766,03 39.250.562,43
5 Biaya Produksi (Rp/ha) 15.878.703,83 18.661.367,02
6 Pendapatan (Rp/ha) 14.993.062,20 20.589.195,41
Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa produktivitas pada usahatani tembakau sesudah adanya Bendungan Pandanduri naik sebesar 2%. Sebelum adanya Bendungan Pandanduri yaitu 154,36 kw/ha sedangkan produktivitas usahatani tembakau sesudah adanya Bendungan Pandanduri yaitu 157,00 kw/ha.
4.7. Analisis Biaya Pada Usahatani Tembakau Sebelum dan Sesudah
Adanya Bendungan Pandanduri4.7.1. Biaya Sarana Produksi
Tabel 4.6. Rata-Rata Biaya Sarana Produksi Pada Usahatani Tembakau Sebelum dan Sesudah Adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan SakraBarat Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2018
No. Sarana Produksi Satuan Fisik Usahatani Tembakau
Sebelum Sesudah Jumlah Fisik Nilai (Rp.)
Jumlah Fisik Nilai (Rp.)
1 Bibit (phn) (phn) 10947,69 0,00 10947,69 0,00
2 Pupuk: Urea (kg) 234,25 585.629,92 231,44 694.319,46 KNO3 (kg) 31,10 590.944,88 38,98 778.121,48 ZA (kg) 57,26 91.608,55 65,41 130.821,15 SP-36/TSP (kg) 191,23 478.065,24 191,23 478.065,24 Fertila (kg) 69,46 625.140,61 77,05 693.475,82 ZK (kg) 5,79 34.758,16 6,02 36.107,99 Organik (kg) 28,12 14.060,74 39,93 19.966,25 NPK (kg) 0,67 2.024,75 0,67 2.024,75 Sub Total Pupuk (Rp) 2.422.232,85 2.832.902,14
3 Obat-obatan Pert.
Samporna-D (bks) 0,39 787,40 0,45 1.349,83 Mertindo (kg) 1,97 39.370,08 1,98 49.564,12 Virtako (bks) 1,41 28.121,48 1,35 26.996,63 Antracol (kg) 1,46 21.934,76 1,41 28.121,48 Coracron (botol) 0,51 12.654,67 0,39 9.842,52 Gramoxon (ml) 0,39 19.685,04 0,56 22.497,19 Matador (botol) 1,41 21.091,11 1,12 20.247,47 Pigro (botol) 0,62 3.093,36 0,73 3.655,79 Prevaton (botol) 0,56 42.182,23 0,67 50.618,67 Rondup (liter) 0,17 12.654,67 0,17 12.654,67 Aktara (ml) 0,51 1.518,56 0,22 787,40 Sevin (bks) 0,17 1.687,29 0,11 1.349,83 Ridomil (ml) 0,06 1.124,86 0,06 1.124,86 Dupon (botol) 0,11 5.624,30 0,11 5.624,30 Dosdet (bungkus) 0,06 843,64 0,22 4.499,44 Lanate (bks) 0,06 2.812,15 0,06 2.812,15 AMT (botol) 0,11 224,97 0,11 224,97 Larvin (botol) 0,34 15.185,60 0,34 15.185,60 Darmabas (botol) 0,11 1.687,29 0,11 1.687,29 Gibro (lt) 0,00 0,00 0,22 1.574,80 Green Tonik (botol) 0,06 562,43 0,06 562,43 Sub Total Pestisida (Rp) 232.845,89 260.981,44
4 Total Sarana Prod. 2.655.078,74 3.093.883,58
Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui bahwa biaya sarana produksi sebelum adanya Bendungan Pandanduri sebesar Rp.2.655.078,74 sedangkan biaya sarana produksi sesudah adanya Bendungan Pandanduri sebesar Rp.3.093.883,58. Hal ini menunjukkan bahwa biaya sarana produksi sesudah adanya Bendungan Pandanduri lebih besar daripada sebelum adanya Bendungan Pandanduri.
4.7.2. Biaya Tenaga Kerja
Tabel 4.7. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja Pada Usahatani TembakauSebelum dan Sesudah Adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2018.
No. Kegiatan Usahatani Satuan Fisik Usahatani Tembakau
Sebelum Sesudah Jumlah Fisik (HKO)
Nilai (Rp.) Jumlah Fisik (HKO)
Nilai (Rp.)
1 TKDK: Pembibitan (HKO) 1,34 53.430,82 1,42 70.866,14 Sortasi Bibit (HKO) 1,34 53.430,82 1,42 70.866,14 Pemulsaan (HKO) 1,91 76.490,44 2,19 109.673,79 Pembuatan Parit (HKO) 3,77 150.731,16 3,66 182.789,65 Penanaman (HKO) 1,01 40.494,94 1,10 54.836,90 Pengairan (HKO) 5,76 230.314,96 6,56 327.826,21 Penyulaman (HKO) 4,74 189.538,81 4,53 226.377,95 Pembubunan (HKO) 3,66 146.231,72 3,08 153.824,52 Penyiangan (HKO) 5,03 201.349,83 5,86 293.025,87 Pemupukan (HKO) 15,80 632.170,98 16,26 812.992,13 Penyemprotan (HKO) 16,51 660.292,46 15,33 766.310,46 Topping (HKO) 6,90 276.152,98 7,33 366.704,16 Panen (HKO) 7,96 318.335,21 8,94 447.131,61 Sub Total TKDK (Rp) 75,72 3.028.965,13 77,66 3.883.225,53
2 TKLK: Pengolahan Tanah (HKO) 26,83 1.500.000,00 26,83 1.500.000,00 Pembuatan Parit (HKO) 16,05 642.013,50 16,28 799.353,21 Penanaman (HKO) 9,04 361.501,69 10,68 534.027,00 Pengairan (HKO) 0,05 1.968,50 0,56 27.769,97 Penyulaman (HKO) 1,94 77.615,30 2,25 97.300,34 Pembubunan (HKO) 32,20 1.287.964,00 28,57 1.428.571,43 Penyiangan (HKO) 14,76 590.551,18 20,01 600.337,46 Pemupukan (HKO) 55,47 2.218.785,15 64,21 1.715.129,36 Penyemprotan (HKO) 7,79 311.586,05 7,79 389.482,56 Topping (HKO) 12,35 493.813,27 14,70 735.095,61 Panen (HKO) 47,85 1.913.807,65 56,48 2.930.329,02 Sub Total TKLK (Rp) 224,32 9.399.606,30 248,36 10.757.395,95
4 Total Tenaga Kerja 300,04 12.428.571,43 326,02 14.640.621,48 Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018.
Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa biaya tenaga kerja pada usahatani tembakau sebelum dan sesudah adanya Bendungan Pandanduri masing-masing sebesar Rp12.428.571,43 dan Rp14.640.621,48.
4.7.3. Analisis Biaya Lain-lain
Tabel 4.9. Rata-Rata Biaya Tetap Pada Usahatani Tembakau Sebelum danTotal Biaya Tetap 117.663,34 184.735,98
2 Penyusutan Alat: H.Sprayer 18.918,09 32.552,75 Cangkul 4.405,70 5.399,33 Sabit 17.154,11 23.903,26 Parang 5.222,56 6.267,09 Drum/bak 19.685,04 26.996,63 Linggis 3.749,53 7.499,06 Tembilang 1.874,77 1.874,77 Ember 9.936,26 22.497,19 Mesin air 6.874,14 27.496,56 Karung 4.561,93 4.968,13 Total Penyusutan Alat 92.382,12 159.454,76
Usahatani Tembakau No. Komponen Biaya Tetap Sebelum (Rp) Sesudah (Rp)
Sesudah Adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui bahwa total biaya variabel lain sebelum adanya Bendungan Pandanduri sebesar Rp677.390,33 sedangkan sesudah adanya Bendungan Pandanduri sebesar Rp742.125,98.
Tabel 4.8. Rata-Rata Biaya Variabel Lain Pada Usahatani Tembakau Sebelum dan Sesudah Adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra4 Transportasi 335.208,10 441.507,31 Total Biaya Var.Lain 677.390,33 742.125,98 Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018.
3 Iuran Irigasi 150.000,00 100.000,00
2 Pembelian Tali 42.182,23 50.618,67
1 Pembelian Mulsa 150.000,00 150.000,00
Komponen Biaya Variabel Lain Usahatani Tembakau Sebelum (Rp) Sesudah (Rp)
Barat Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2018 No.
4.7.4. Analisis Biaya Tetap
1 Pajak Tanah 25.281,21 25.281,21
Berdasarkan Tabel 4.11, diketahui bahwa biaya tetap mengalami perubahan hanya 1%. Biaya tetap sebelum adanya Bendungan Pandanduri sebesar Rp117.663,34 sedangkan biaya tetap sesudah adanya Bendungan Pandanduri sebesar Rp.184.735,98.
4.8. Analisis Dampak Bendungan Pandanduri
Tabel 4.12. Analisis Komparasi Land Rent, Produktivitas, Total Biaya danPendapatan pada Usahatani Tembakau Sebelum dan Sesudah Adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2018.
Rata-rata Nilai
No Uraian f-hitung f-tabel Hipotesis
Sebelum Sesudah Land Rent1 (Rp) 11.817.321,43 16.856.922,00 -5,886 -2,045 H ditolak Produktivitas
2 (Kw/ha) 154,36 157,00 -1,941 -2,045 H diterima Total Cost
3 (Rp) 15.878.703,83 18.661.367,02 -5,081 -2,045 H ditolak Pendapatan
4 (Rp) 14.993.062,20 20.589.195,41 -5,886 -2,045 H ditolak Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018 .
Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui bahwa dari segi land rent t-hitung sebesar -5,886 lebih kecil daripada t-tabel sebesar -2,045 maka H ditolak artinya Bendungan Pandanduri berpengaruh signifikan terhadap land rent di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Hal ini disebabkan oleh lahan yang terkena Bendungan Pandanduri memiliki tingkat kepuasan yang tinggi karena ketersediaan air yang menjadi lebih mudah.
Dari segi produktivitas t-hitung sebesar -1,941 lebih besar dibanding t- tabel sebesar -2,045 maka H diterima artinya bahwa Bendungan Pandanduri tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas usahatani tembakau di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Hal ini disebabkan karena pada usahatani tembakau ketersediaan air tidak terlalu banyak dibutuhkan sebab tembakau merupakan tanaman yang tidak terlalu membutuhkan air dalam perawatannya.
Dari segi total biaya didapatkan nilai t-hitung sebesar -5,886 lebih kecil daripada t-tabel sebesar -2,045 maka H ditolak, artinya Bendungan Pandanduri berpengaruh signifikan terhadap rata-rata total biaya produksi usahatani tembakau di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan jumlah kebutuhan saprodi dan tenaga kerja.
Jika dilihat dari segi pendapatan nilai t-hitung sebesar -5,886 lebih kecil daripada t-tabel sebesar -2,045 maka H ditolak, artinya Bendungan Pandanduri berpengaruh signifikan terhadap rata-rata pendapatan usahatani tembakau di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Hal ini disebabkan oleh penerimaan yang meningkat akibat dari permintaan tembakau. Hal ini sesuai dengan teori demand yakni semakin tingginya suatu permintaan maka harga akan semakin meningkat (ceteris paribus).
4.9. Kendala-Kendala Pada Usahatani Tembakau
Tabel 4.13. Kendala-kendala Responden Pada Usahatani Tembakau diKecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur, Tahun 2018
No Uraian Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 Cuaca 1 36,67
2 Cuaca, Modal 6 33,33
3 Penyakit 7 6,67
4 Penyakit, Modal 9 6,67
5 Modal 2 13,33
6 Cuaca, Penyakit 2 3,33 Jumlah 30 100,00
Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 4.13, diketahui bahwa terdapat kendala-kendala yang dihadapi oleh petani dalam mengusahakan usahatani tembakau yakni kendala cuaca, penyakit serta keterbatasan modal.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebegai berikut:
1. Rata-rata nilai land rent sebelum adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur sebesar Rp11.817.321,43 sedangkan sesudah adanya Bendungan Pandanduri sebesar Rp16.856.922,00 dan signifikan pada taraf nyata 5%.
2. Rata-rata produktivitas sebelum adanya Bendungan Pandanduri di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur sebesar 154,36 kw/ha sedangkan sesudah adanya Bendungan Pandanduri sebesar 157,00 kw/ha dan non-signifikan pada taraf nyata 5%.
3. Kendala-kendala yang dihadapi petani responden dalam menjalankan usahatani tembakau meliputi kendala cuaca, kendala penyakit serta kendala keterbatasan modal.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada petani yang menjalankan usahatani tembakau di Kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur untuk lebih memanfaatkan ketersediaan air Bendungan agar hasil usahatani menjadi lebih maksimal.
2. Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan kebetuhan petani baik kebutuhan saprodi hingga pemasarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Syamsu. 20007. Perhitungan Selisih Pendapatan dan Sewa Lahan Hutan Kemiri Rakyat (HKR) Dengan Konversinya di Kabupaten Maros.
Universitas Hasanudin. Makasar. Badan Pusat Statistik. 2016. Nusa Tenggara Barat dalam Angka Tahun 2016.
Mataram. Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2016. Lombok Timur dalam Angka Tahun 2016. Selong.
Indonesia. Pasandaran, E. dan Donald C. Taylor. 1988. Irigasi Kelembagaan dan Ekonomi
Jilid 2. Gramedia. Jakarta
Saleh, Ch, 1980. Pengaruh Penggunaan Pompa Air Terhadap Tingkat Pendapatan Petani. Fakultas Pasca Sarjana. Institute Pertanian Bogor. Soetrisno, Loekman. 2002. Paradigma Baru Pembangunan Pertanin Sebuah
Tinjauan Sosiologis. Kansius. Yogyakarta Surakhmad, W. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.
Trasinto Bandung.