Presented as a meaning for gaining engineering holder in Mechanical Engineering study programme
POMPA AIR ENERGI SURYA DENGAN
FLUIDA KERJA SPIRITUS
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin
Program Studi Sains dan Teknologi
Diajukan oleh :
Ant. Hendry Kusbiyanto
NIM : 045214007
Kepada :
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SOLAR ENERGY WATER PUMP WITH RUBBING ALCOHOL AS WORKING FLUID
Presented as a meaning
for gaining engineering holder
in Mechanical Engineering study programme
By :
Ant. Hendry Kusbiyanto
Student Number : 045214007
To :
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
ABSTRAK
Sumber air umumnya terletak lebih rendah dari tempat air tersebut digunakan,sehingga diperlukan pompa air untuk mengalirkan air dari sumber ke tempat dimana air
tersebut digunakan.Dalam kehidupan sehari–hari banyak kita jumpai, pompa air yang dioperasikan
menggunakan energi minyak bumi (dengan motor bakar) atau energi listrik (motor
listrik). Tetapi belum semua daerah di Indonesia, terdapat jaringan listrik atau belum
memiliki sarana transportasi yang baik.Selain bahan bakar minyak, sebenarnya ada energi alternatif lain yang dapat
digunakan untuk penggerak pompa air, salah satunya adalah energi termal. Sebagai
contoh energi termal dapat berasal dari alam (radiasi sinar matahari). Tetapi informasi
tentang unjuk kerja pompa air energi surya di indonesia belum banyak sehingga perlu
dilakukan banyak penelitian untuk menjajagi kemungkinan pemanfaatannya.Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, yaitu untuk menjajagi
kemungkinan pembuatan pompa air energi surya menggunakan sumber panas dari radiasi
sinar matahari. Hal ini didasari kebutuhan masyarakat akan air. Dari penelitian ini dapat
diketahui debit, head, efisiensi kolektor dan efisiensi pompa yang dapat dihasilkan..Pada penelitian ini akan dibuat model pompa air menggunakan pompa membran,
dengan menggunakan fluida kerja spirtus. Pompa air energi surya umumnya terdiri dari 3
(tiga) komponen utama yaitu: (1) evaporator, (2) pompa air dan (3) kondenser.Sebagai data diperlukan variabel-variabel yang harus diukur antara lain
temperatur fluida kerja mula-mula (T f2 minimum ), temperatur fluida kerja setelah selang
waktu tertentu (T f2 maksimum ), temperatur air pendingin masuk kondenser (T k1 ), temperatur
air pendingin keluar kondenser (T ), dan radiasi surya yang datang (G). Untuk
k2selanjutnya dari variabel-variabel tersebut dilakukan perhitungan untuk mendapatkan
massa uap fluida kerja (m g ), daya pemompaan (Wp), fraksi uap (X uap ), efisiensi kolektor
( η C ) dan efisiensi sistem ( η Sistem ). Efisiensi kolektor terdiri dari efisiensi sensibel kolektor
( ) dan efisiensi laten kolektor ( ).η S η L Dari hasil penelitian di peroleh efisiensi sensibel kolektor maksimal sebesar
370,15 %, terjadi pada ketinggian head 1meter dengan menggunakan fluida kerja mula-
mula sebanyak 280 gram gr. Efisiensi laten maksimal sebesar 36 % terjadi pada
ketinggian head 1 meter dengan menggunakan fluida kerja mula-mula sebanyak 280 gr.
Efisiensi sistem maksimal sebesar 0,3794 % terjadi pada ketinggian head 2 meter
dengan menggunakan fluida kerja mula-mula sebanyak 650 gr. Debit maksimal sebesar
3
0,00001 m /s terjadi pada ketinggian head pemompaan 1 meter dengan menggunakan
fluida mula-mula sebanyak 450 gr. Dari data penelitian yang diperoleh daya pompa
maksimal sebesar 0,788 Watt, terjadi pada ketinggian head 1,5 meter dengan
menggunakan fluida kerja mula-mula sebanyak 450 grKATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
anugrah-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat tersusun dan dapat terselesaikan
dengan lancar. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan yang
berupa dorongan, motivasi, doa, sarana, materi sehingga dapat terselesaikannya
Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuannya, antara lain1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.
2. Ir. Greg. Heliarko, S.J.,S.S.,B.S.T.,M.A.,M.S.C., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.3. Budi Sugiharto, S.T.,M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin.
4. Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T., selaku Dosen Pembimbing Utama Tugas Akhir.
5. Segenap staf pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga sangat berguna dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Segenap staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata
Dharma.
7. Teman Temanku diantaranya: Greeess,Wawan, Eko ,Ableng, Tika, Dian,Tina,
Angga, dan semua teman-teman Kost wisma Prasetiar yang telah memberi semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.8. Unit kerja laboratorium Universitas Sanata Dharma .
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu
diperbaiki dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan
masukan dan kritik, serta saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya.
Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun
pembaca.Terima kasih.
Yogyakarta ,24 september 2008 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul..................................................................................................... i
Title page.............................................................................................................. ii
Pengesahan .......................................................................................................... iii
Pernyataan ........................................................................................................... v
Abstrak................................................................................................................. vi
Kata Pengantar...................................................................................................viii
Daftar isi............................................................................................................... ix
Daftar gambar................................................................................................... xii
Daftar tabel.........................................................................................................xiv
3.3 Metode pengumpulan data ......................................................... 12
4.1.5 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 450 gr ketinggian 1,5 meter.. 25
4.1.4 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 450 gr ketinggian 1 meter...... 23
4.1.3 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 280 gr ketinggian 2 meter ......21
4.1.2 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 280 gr ketinggian 1,5 meter... 19
4.1.1 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 280 gr ketinggian 1 meter...... 17
4.1 Data penelitian ............................................................................ 17
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN.................................. 17
3.8 Jalanya Penelitian....................................................................... 15
3.7 Analisa data................................................................................ 14
3.6 Variabel ang divariasikan........................................................... 14
3.5 Peralatan pendukung .................................................................. 13
3.4 Sarana penelitian ........................................................................ 13
3.2 Cara keja alat.............................................................................. 11
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
3.1 Skema Alat ................................................................................. 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 10
2.2 Tinjaun Pustaka .......................................................................... 8
2.1.2 Efisiensi laten Kolektor................................................... 6
2.1.1 Efisiensi Sensibel Kolektor ............................................. 5
2.1 Efisiensi...................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 4
1.5 Manfaat .................................................................................... 3
1.4 Batasan masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................ 3
1.2 Perumusan masalah .................................................................... 2
1.1 Latar belakang ............................................................................ 1
4.1.6 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 450 gr ketinggian 2 meter ... 28
4.1.7 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 670 gr ketinggian 1 meter...... 30
4.1.8 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 670 gr ketinggian 1,5 meter....32
4.1.9 Pompa Energi Surya dengan Kolektor Parabola Silinder fluida spirtus dengan tabung 670 gr ketinggian 2 meter.......35
4.2 Pengolahan dan perhitungan ....................................................... 37
4.2.1 Rumus Efisiensi Sensibel Kolektor.................................... 37
4.2.2 Rumus Efisiensi Laten Koektor ......................................... 37
4.2.3 Rumus Daya Pemompaan ................................................. 37
4.2.4 Rumus Sistem Kolektor..................................................... 37
4.3.1 Perhitungan Pompa energi Surya dengan Parabola Siinder fluida spirtus..................................................................................
38 4.3.3.a Fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 1 meter...................................................... 38 4.2.3.b Fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 1,5 meter.................................................... 42 4.2.3.c Fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 2 meter..................................................... 43
4.3.2 Perhitungan Pompa energi Surya dengan Parabola Silinder fluida spirtus............................................................................................44 4.3.4.a Fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 1 meter...................................................... 44 4.3.4.b Fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 1,5 meter................................................... .48 4.3.4.c Fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 2 meter..................................................... . 49
4.3.3 Perhitungan Pompa energi Surya dengan Parabola Siinder fluida spirtus........................................................................................... 50 4.3.3.a Fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 1 meter...................................................... 50 4.3.3.b Fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 1,5 meter...................................................54 4.3.3.c Fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 2 meter...................................................... 55
4.3.4 Analisa Data ................................................................................. 49
4.3.4.1 Grafik hubungan antara efisiensi sensibel kolektor dengan waktu.......................................................................49
4.3.4.2 Grafik hubungan antara efisiensi laten kolektor dengan waktu........................................................................53
4.3.4.3 Grafik hubungan antara efisiensi sistem kolektor dengan waktu....................................................................... 56
4.3.4.4 Grafik hubungan antara daya pemompaan dengan waktu....................................................................... 63
4.3.4.5 Grafik hubungan antara debit pemompaan
4.4.4.6 Grafik hubungan fluida kerja spirtus dengan fluida kerja air.....................................................................69 4.4.4.6.a Grafik hubungan antara daya pemompaan dengan waktu ............................................................69 4.4.4.6.b Grafik hubungan antara efisiensi sistem kolektor dengan waktu..............................................................72
BAB V PENUTUP .................................................................................... 75
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 75
5.2 Saran .......................................................................................... 75
5.3 Penutup....................................................................................... 76
Daftar Pustaka................................................................................................... 77 Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Skema alat penelitian......................................................................... 10Gambar 4.1 Grafik hubungan efisiensi sensibel kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 1 meter ................................................. . 49Gambar 4.2 Grafik hubungan efisiensi sensibel kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 1,5 meter................................................. 57Gambar 4.3 Grafik hubungan efisiensi sensibel kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 2 meter................................................ . 58Gambar 4.4 Grafik hubungan efisiensi laten kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 1 meter ....................................................58Gambar 4.5 Grafik hubungan efisiensi laten kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 1,5 meter....................... ..................... ...59Gambar 4.6 Grafik hubungan efisiensi laten kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 2 meter ................................................. 60Gambar 4.7 Grafik hubungan efisiensi sistem kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 1 meter .................................................. 61Gambar 4.8 Grafik hubungan efisiensi sistem kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 1,5 meter..................................................61Gambar 4.9 Grafik hubungan efisiensi sistem kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 2 meter .................................................. 62Gambar 4.11 Grafik hubungan daya pemompaan dengan waktu dengan head pemompaan 1,5 meter................................................. 64Gambar 4.12 Grafik hubungan daya pemompaan dengan waktu dengan head pemompaan 2 meter ...................................................65Gambar 4.13 Grafik hubungan debit pemompaan dengan efisiensi sistem kolektor dengan head pemompaan 1 meter..................................... 66Gambar 4.14 Grafik hubungan debit pemompaan dengan efisiensi sistem kolektor dengan head pemompaan 1,5 meter.................................. 67Gambar 4.15 Grafik hubungan debit pemompaan dengan efisiensi sistem kolektor dengan head pemompaan 2 meter .................................. 68Gambar 4.16 Grafik hubungan daya pemompaan dengan waktu dengan head pemompaan 1 meter untuk fluida kerja spirtus dan air.......... 69Gambar 4.17 Grafik hubungan daya pemompaan dengan waktu dengan head pemompaan 1,5 meter untuk fluida kerja spirtus dan air.........70Gambar 4.18 Grafik hubungan daya pemompaan dengan waktu dengan head pemompaan 2 meter untuk fluida kerja spirtus dan air.......... 71Gambar 4.19 Grafik hubungan efisiensi sistem kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 1 meter untuk fluida kerja spirtus dan air........... 72Gambar 4.20 Grafik hubungan efisiensi sistem kolektor dengan waktu dengan head pemompaan 1,5 meter untuk fluida kerja spirtus dan air........ 73Gambar 4.21 Grafik hubungan efisiensi sistem kolektor dengan waktu dengan
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 1 meter............................ 17Tabel 4.2 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 1,5 meter .........................19Tabel 4.3 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 2 meter ............................22Tabel 4.4 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 1 meter ............................24Tabel 4.5 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 1,5 meter ........................ 26Tabel 4.6 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 2 meter............................28Tabel 4.7 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 1 meter ........................... 30Tabel 4.8 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 1,5 meter ........................ 33Tabel 4.9 Data Pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 2 meter ........................... 35Tabel 4.10 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 1 meter............................ 40Tabel 4.11 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 1,5 meter........................ 42Tabel 4.12 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 280 gr pada ketinggian 2 meter............................ 43Tabel 4.13 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 1 meter............................ 47Tabel 4.14 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 1,5 meter......................... 48Tabel 4.15 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 450 gr pada ketinggian 2 meter............................ 49Tabel 4.16 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 1 meter............................ 53Tabel 4.17 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 1,5 meter......................... 54Tabel 4.18 Hasil Perhitungan pompa energi surya dengan fluida spirtus dengan tabung 670 gr pada ketinggian 2 meter............................ 55BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan keperluan sehari-hari masyarakat untuk minum, memasak,
mencuci dan lain-lain. Sumber air umumnya terletak lebih rendah dari tempat air
tersebut diperlukan sehingga diperlukan pompa air untuk mengalirkan air dari sumber
ke tempat yang memerlukan.Pompa air dapat digerakkan dengan energi minyak bumi (dengan motor bakar)
atau energi listrik (motor listrik). Tetapi belum semua daerah di Indonesia terdapat
jaringan listrik atau belum memiliki sarana transportasi yang baik sehingga bahan
bakar minyak tidak mudah didapat. Selain itu penggunaan bahan bakar minyak atau
energi listrik menyebabkan biaya penyediaan air menjadi mahal sehingga mengurangi
kemampuan sebagian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup yang lain. Untuk
kondisi daerah seperti itu umumnya penyediaan air dilakukan dengan tenaga manusia
yaitu membawanya dengan ember, menimba atau dengan pompa tangan. Jika
penyediaan air dilakukan dengan tenaga manusia maka bukan hanya tenaga tetapi
waktu untuk melakukan kegiatan lain yang lebih produktif akan berkurang.Alternatif lain adalah memanfaatkan sumber energi alam untuk memompa air,
tergantung potensi yang ada di daerah tersebut maka sumber-sumber energi alam
yang dapat dimanfaatkan untuk memompa air adalah energi air, angin atau energi
surya. Pemanfaatan energi surya untuk memompa air dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu menggunakan sel surya atau menggunakan kolektor termal. Sel surya
masih merupakan teknologi yang tinggi dan mahal bagi masyarakat terutama2 masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia sehingga penerapannya
sangat terbatas. Disisi lain kolektor termal merupakan teknologi yang sederhana dan
murah sehingga mempunyai peluang dimanfaatkan masyarakat untuk memompa air.
Informasi tentang unjuk kerja kolektor termal untuk memompa air atau yang lebih
sering disebut pompa air energi surya termal di indonesia belum banyak sehingga
perlu dilakukan banyak penelitian untuk menjajagi kemungkinannya.1. 2 Perumusan Masalah
Unjuk kerja pompa air energi termal tergantung pada lama waktu penguapan fluida
kerja dan lama waktu pengembunan uap. Waktu yang diperlukan untuk penguapan
tergantung pada efisiensi kolektor dalam mengumpulkan energi surya dan
mengkonversikannya ke fluida kerja, juga tergantung pada sifat-sifat dan jumlah awal
fluida kerja dalam sistem. Waktu yang diperlukan untuk pengembunan tergantung
pada keefektifan kondenser dalam mendinginkan uap, hal ini meliputi metode
pendinginan dan bentuk konstruksi kondenser.Pada penelitian ini akan dibuat model pompa air energi termal dengan
menggunakan fluida kerja spirtus pada beberapa variasi jumlah massa fluida dan
diteliti pengaruhnya pada unjuk kerja alat. Konstruksi kolektor, kondenser dan pompa
dibuat sesederhana mungkin dengan bahan-bahan yang mudah didapat sehingga
diharapkan dapat dibuat sendiri oleh masyarakat.3
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui debit, head, efisiensi kolektor dan efisiensi pompa yang dapat
dihasilkan.2. Membandingkan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian lain.
1.4 Batasan Masalah
1. Fluida kerja yang digunakan adalah spirtus ( titik didih 65 C ) 2. Kolektor yang digunakan adalah kolektor parabola silinder.
3. Jumlah massa spirtus yang dipanaskan 280 gr, 450 gr dan 670 gr 4. Variasi head yang digunakan adalah 1 meter, 1,5 meter dan 2 meter.
5. Energi termal didapat dari panas matahari yang diterima kolektor parabola silinder.
I.5 Manfaat Penelitian 1. Menambah kepustakaan teknologi pompa air energi surya termal.
2. Hasil-hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan untuk membuat
prototipe dan produk teknologi pompa air dengan energi surya termal yang dapat diterima masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.3. Mengurangi ketergantungan penggunaan dan minyak bumi dan listrik.
BAB II LANDASAN TEORI Pompa air energi termal umumnya terdiri dari 3 komponen utama Gambar 3.1
yaitu: (1) kolektor, (2) pompa air dan (3) kondenser. Kolektor yang digunakan adalah
kolektor parabola silinder. Kolektor parabola silinder umumnya dilengkapi dengan
selubung pipa absorber (dari kaca) untuk meningkatkan efisiensinya. Pompa air yang
digunakan umumnya pompa jenis membran. Kondenser yang digunakan berbentuk
tabung.Kolektor berfungsi sebagai evaporator, yakni menguapkan fluida kerja dan
menyalurkannya ke pompa. Karena menerima uap bertekanan pompa melakukan kerja
mekanik mendorong air yang ada di pompa ke tempat tujuan (tangki atas). Uap masuk
ke kondenser dan mengembun dan kembali ke kolektor. Pengembunan uap ini
menyebabkan tekanan dalam pompa turun (dibawah tekanan atmosfir atau vakum)
sehingga air dari sumber masuk dalam pompa dan proses kembali langkah tekan
pompa karena uap yang baru dari kolektor masuk ke dalam pompa. Setiap satu
langkah tekan pompa ( karena uap bertekanan masuk pompa ) dan satu langkah hisap
(karena uap mengembun di kondenser) disebut satu siklus. Pompa dilengkapi dengan
dua katup satu arah masing-masing pada sisi hisap dan sisi tekan. Fungsi katup adalah
agar pada langkah tekan air mengalir ke tujuan dan tidak kembali ke sumber dan pada
langkah hisap air yang dihisap adalah air dari sumber bukan air dari tangki atas. Fluida
kerja yang digunakan umumnya adalah fluida cair yang mempunyai titik didih yang
5
2.1 Efisiensi
Efisiensi adalah suatu nilai yang digunakan untuk melihat unjuk kerja dari alat itu sendiri. Efisiensi dapat dicari dengan melakukan perbandingan antara input yang diberikan dengan output yang dihasilkan dari alat itu sendiri. Unjuk kerja pompa air tenaga termal dinyatakan dengan efisiensi kolektor ( η C ) dan efisiensi sistem ( η Sistem ).
Efisiensi kolektor terdiri dari efisiensi sensibel kolektor ( η S ) dan efisiensi laten kolektor ( η L ).
2.1.1 Efisiensi sensibel kolektor.
Efisiensi sensibel kolektor didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi yang dipakai untuk menaikkan temperatur sejumlah massa fluida kerja dalam kolektor dari temperatur awal sampai temperatur penguapan (untuk spirtus sekitar
O
65 C) dengan jumlah energi termal yang datang selama interval waktu tertentu.
(1)
m . C . Δ T f Pη = t S
Ac G . dt ∫ dengan :
2 Ac : luasan kolektor ( m )
C P : panas jenis fluida kerja (J/(kg.K)) dt : lama waktu pemanasan ( detik )
2 G : radiasi surya yang datang ( W/m ) m f : massa fluida kerja ( kg )
6
2.1.2 Efisiensi Laten kolektor.
Efisiensi laten kolektor didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi yang digunakan dalam proses penguapan fluida kerja dengan jumlah energi yang datang selama waktu tertentu. Efisiensi laten kolektor dapat dihitung dengan persamaan :
m . h g fg
η = L t
Ac G . dt ∫
(3)
dengan :
2 Ac : luasan kolektor ( m )
dt :
lama waktu pemanasan ( detik )
2 G : radiasi surya yang datang ( W/m ) h fg : panas laten fluida yang dipanasi (J/(kg)) m g : massa uap fluida kerja (kg) Massa uap fluida kerja (m) dapat dihitung dengan:
= ρ ⋅ (4)
m g
V dengan:
3 ρ : massa jenis uap ( kg/m )
3 V : volume langkah kerja pompa membran (m )
Efisiensi kolektor didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi yang berguna
7
datang selama waktu tertentu atau efisiensi kolektor merupakan jumlah efisiensi sensibel dan efisiensi laten kolektor. Efisiensi kolektor dapat dihitung dengan persamaan :
η = η η + (5)
C S L dengan: : efisiensi sensibel kolektor η S η L : efisiensi laten kolektor
Daya pemompaan yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan: W ρ g Q H (6) = . . .
P dengan:
3 ρ : massa jenis air (kg/m )
2 g : percepatan gravitasi (m/detik )
3 Q : debit pemompaan (m /detik)
H : head pemompaan (m)
Efisiensi sistem didefinisikan sebagai perbandingan antara daya pemompaan yang dihasilkan selama waktu tertentu dengan jumlah radiasi surya yang datang selama waktu tertentu. Efisiensi kolektor dapat dihitung dengan persamaan :
W . Δ t P
η = t
Sistem Ac G dt
∫
8
dengan :
2 Ac : luasan kolektor ( m )
dt :
lama waktu pemanasan ( detik )
2 G : radiasi surya yang datang ( W/m ) Wp : daya pemompaan ( Watt ) : selang waktu ( detik Δt
2.3 Tinjauan Pustaka
Penelitian pada pompa air energi surya memperlihatkan bahwa waktu pengembunan uap dipengaruhi oleh temperatur dan debit air pendingin masuk
kondensor (Sumathy et. al., 1995). Sebuah prototipe pompa air energi surya yang
bekerja dengan siklus Rankin diuji untuk mengetahui unjuk kerjanya menggunakan
fluida kerja refrijeran R 113 (Spindler et. al, 1996). Penelitian unjuk kerja pompa air
energi surya termal dengan kolektor pelat datar seluas 1 m2, variasi tinggi head 6, 8
dan 10 m memperlihatkan bahwa ukuran vesel uap fluida kerja berpengaruh pada
unjuk kerja pompa (Sumathy, 1999). Penelitian secara teoritis pompa air energi surya
termal dengan dua macam fluida kerja, yaitu n-pentane dan ethyl ethermemperlihatkan bahwa efisiensi pompa dengan ethyl ether 17% lebih tinggi dibanding
n-pentane untuk tinggi head 6 m (Wong, 2000). Analisa termodinamika untuk
memprediksi unjuk kerja pompa air energi surya termal pada beberapa ketingian head
memperlihatkan bahwa jumlah siklus/ hari tergantung pada waktu pemanasan fluida
9
kerja dan waktu yang diperlukan untuk pengembunan uap. Waktu pemanasan
tergantung pada jumlah fluida awal dalam sistem. Waktu pengembunan tergantung
pada luasan optimum koil pendingin (Wong, 2001). Penelitian pompa air energi surya
2
termal menggunakan kolektor pelat datar sederhana seluas 1 m , fluida kerja ethyl
ether menghasilkan kapasitas pemompaan 700-1400 l/hari tergantung pada ketinggian
head (6-10 m). Efisiensi sistem mencapai 0,42-0,34% (Wong, 2001). Penelitian pompa
air energi surya termal dengan menggunakan model matematis memperlihatkan unjuk
kerja pompa ditentukan oleh fraksi uap dari siklus. Daya pompa meningkat dengan
naiknya temperatur maksimum siklus, sementara penurunan efisiensi disebabkan
kerugian panas karena proses penguapan dan pengembunan air (Mahkamov, 2005).BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Skema Alat
Pompa air energi surya pada penelitian ini terdiri dari 3 komponen utama:
1. Satu kolektor parabola silinder yang pada titik fokusnya diletakan pipa tembaga diselubungi pipa absorber (dari kaca).
2. Pompa membrane ( balon ) dengan fluida kerja spirtus.
3. Kondenser sebagai tempat pengembunan sehingga uap spirtus dapat menjadi cair dan kembali ke kolektor.
Skema pompa air energi surya dapat dilihat sebagai berikut :
11 Keterangan:
1.Pipa Tembaga yang dipanasi
2.Saluran fluida cair
3.Kondenser
4.Pompa membran
5.Pendingin kondenser
6.Tangki pendingin kondenser
7.Bak penampung air bagian bawah
8.Saluran air masuk sumber air
9.Katup satu arah sisi masuk pompa
10.Katup satu arah sisi tekan pompa
11.Saluran air menuju bak penampung atas
12.Bak penampung air bagian atas
13.Kolektor parabola silinder
3.2 Cara Kerja Alat
Pompa air yang digunakan adalah pompa jenis membran. Kondenser yang digunakan dapat berbentuk tabung. Pada penelitian ini sebagai pendingin kondenser digunakan air dalam tangki dan dihubungkan ke kondenser dengan pipa. Tangki diletakkan lebih tinggi dari kondenser agar air pendingin dapat bersirkulasi secara alami tanpa perlu menggunakan pompa. Kolektor menangkap radiasi surya yang datang dan memantulkannya di titik fokus
dimana pipa evaporator ditempatkan. Evaporator berfungsi untuk menguapkan fluida
12
kerja dan menyalurkannya ke pompa. Karena menerima uap bertekanan pompa
melakukan kerja mekanik mendorong spirtus yang ada di pompa ke tempat tujuan (tangki
atas). Uap masuk ke kondenser mengalami pengembunan dan fluida kerja kembali ke
evaporator. Pengembunan uap ini menyebabkan tekanan dalam pompa turun (dibawah
tekanan atmosfir atau vakum) sehingga spirtus dari sumber masuk dalam pompa melalui
katup satu arah, dan proses langkah tekan pompa akan terjadi kembali, karena uap yang
baru dari evaporator masuk ke dalam pompa. Setiap satu langkah tekan pompa (karena
uap bertekanan masuk pompa) dan satu langkah hisap (karena uap mengembun di
kondenser) disebut satu siklus. Pompa dilengkapi dengan dua katup satu arah masing-
masing pada sisi hisap dan sisi tekan. Fungsi katup adalah agar pada langkah tekan air
mengalir ke tujuan dan tidak kembali ke sumber, dan pada langkah hisap air yang dihisap
adalah air dari sumber bukan air dari tangki atas. Fluida kerja yang digunakan umumnya
adalah fluida cair misalnya air atau fluida cair yang mempunyai titik didih yang rendah
(agar mudah menguap).3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yaitu cara-cara memperoleh data. Metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data yaitu menggunakan metode langsung. Penulis
mengumpulkan data dengan menguji alat dan mencatat data-data yang diperlukan.
Sebanyak 30 siklus ( 30 langkah penguapan, dan 30 kali langkah pengembunan)13
3.4 Sarana Penelitian Sarana yang digunakan untuk penelitian adalah pompa air dan 3 buah tabung
kondensor tempat fluida kerja mula-mula diletakkan, yang mempunyai volume yang
berbeda.3.5 Peralatan Pendukung Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah : Sel Surya a.
Alat ini berfungsi untuk menerima radiasi surya yang data, dan mengkalibrasikan kedalam satuan volt pada multitester.
Manometer b.
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan fluida kerja pada saat pemompaan, pada sisi sebelum pompa.
c. Stopwatch Alat ini digunakan untuk mengukur waktu pengoperasian pompa air, waktu yang diperlukan untuk penguapan, maupun untuk menghitung waktu air mengalir .
Gelas Ukur d.
Gelas ukur dipakai untuk mengukur banyaknya air yang keluar dari pompa air setelah jangka waktu tertentu. Gelas ukur yang dipakai maksimal dapat mengukur 1 liter.
14 Ember e.
Ember digunakan untuk menampung air yang akan dipompa. Air didalam ember ini juga dijaga ketinggiannya agar sama dari waktu ke waktu dengan cara diisi secara terus menerus.
f. Display termokopel Alat ini digunakan untuk mengukur suhu pada evaporator, dan suhu spirtus kondensor, setelah jangka waktu tertentu.
g. Pipa U berisi Air Raksa Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan hisap fluida kerja pada saat
penghisapan, serta tekanan pemompaan pada sisi setelah pompa.
3.6 Variabel Yang Divariasikan
Adapun variabel yang digunakan dalam pengujian yaitu: 1. Jumlah massa fluida kerja mula-mula divariasikan sebanyak 3 variasi.
2. Tinggi head pompa yang digunakan divariasikan sebanyak 3 variasi.
3.7 Analisa Data
Data yang diambil dan dihitung dalam penelitian yaitu :
1. Volume out put air (V) dan waktu uap terbentuk (s) yang digunakan untuk menghitung debit aliran air (Q).
Tinggi head (H) dan hasil perhitungan debit aliran (Q) untuk menghitung 2. daya pompa (W ). p
15 Massa fluida pada evaporator (mf), perbedaan suhu ( 3.
∆T) dan waktu pemanasan dan penguapan (s) untuk menghitung efisiensi kolektor ( ).
η c Perhitungan daya pompa (W 4. p ), luas kolektor (Ac) dan perhitungan radiasi surya yang datang (G) untuk menghitung efisiensi sistem ( ). sistem
η Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik hubungan :
1. Hubungan daya pemompaan, efisiensi sensibel kolektor, efisiensi laten kolektor dan efisiensi sistem dengan waktu, menurut jumlah fluida kerja mula- mula, dan ketinggian head pemompaan
2. Hubungan efisiensi sensibel kolektor, efisiensi laten kolektor dan efisiensi sistem dengan daya pemompaan
3.8 Jalannya Penelitian
Waktu : 30 April 2008 – 16 Juni 2008 Tempat Pelaksanaan :Halaman LAB. MEKANIKA FLUIDA UNIVERSITAS SANATA DHARMA Tahapan Pelaksanaan :
Mempersiapkan pompa yang telah berisi fluida kerja dengan head a. pemompaan yang diinginkan. Mempersiapkan sel surya yang telah dirangkai dengan multitester dengan b. menggunakan hambatan 10 Ohm.
c. Mengarahkan kolektor pompa dan cell surya kearah datangnya radiasi surya.
16 Mencatat suhu fluida kerja mula-mula (Tf2 d. minimum ), suhu air pendingin sebelum (Tk2) dan setelah (Tk1)melalui kondensor, diikuti pencatatan waktu menggunakan stopwacth (t).
Mencatat suhu fluida kerja pada saat terjadi pemompaan (Tf2 e. maksimum ), suhu air pendingin sebelum (Tk2) dan setelah (Tk1) melalui kondensor, serta tekanan yang terbaca pada manometer (Pf) dan pipa U.
3
f. Mencatat out put air yang dihasilkan (m ), bersamaan dengan pencatatan waktu air mengalir (t.uap).
Mencatat suhu fluida kerja pada saat terjadi penghisapan (Tf2 g. minimum ), suhu air pendingin sebelum (Tk2) dan setelah (Tk1) melalui kondensor, serta ketinggian tekanan yang terbaca pada pipa U h. Mengarahkan kolektor searah datangnya radiasi surya sehingga pantulan sinar tepat diterima evaporator
Percobaan tersebut diulangi dengan menggunakan tabung kondensor dan ketinggian head
pemompaan sesuai dengan variasi yang dilakukan.BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian Kita akan mengetahui data yang telah diambil dengan variasi yang berbeda.
Pengambilan data tiap variasi hanya dilakukan sekali saja.
4.1.1 Pompa energi surya dengan kolektor parabola silinder fluida spirtus dengan tabung 280 gram pada ketinggian 1 meter.
2 ) raksa
( mm ) output ( ml ) t out put (detik)
0,00 25,6 32,5 30,6 2,40 0,00 0,57 76,0 32,6 31,8 2,42 0,06
70
50
6 2,56 56,4 32,1 31,2 2,41 0,00 -35 50 4,35 75,0 33,2 31,2 2,43 0,07
Hari dan Tanggal : Senin, 06 Juni 2008 Jam : 09.20 Wib Jenis Fluida : Spirtus Ketinggian Pemompaan (m) : 1 meter Tabung : 280 gram Tabel 4.1 Data fluida spirtus pada tabung 280 gram dengan ketinggian 1 meter. waktu ( s )
80
7 5,45 56,4 33,1 31,2 2,41 0,00 -40 80 7,30 75,3 33,3 31,3 2,47 0,07 80 130
8 7,56 56,4 32,9 31,2 2,43 0,00 -40 130 8,08 77,6 33,9 31,8 2,45 0,02 90 180
6 8,45 51,4 33,6 31,5 2,43 0,00 -45 180 9,32 78,3 33,3 32,0 2,48 0,02 80 240
8 12,52 52,6 33,2 31,8 2,45 0,00 -40 240 17,33 79,1 33,6 33,1 2,54 0,06 70 260
9
Tk2 (kon.bawah) Volt Pf (kg/cm
Tf2 ( C ) Tk1 (kon.atas)
80
Tabel 4.1 Data fluida spirtus pada tabung 280 gram dengan ketinggian 1 meter. ( Lanjutan )7 33,15 54,9 32,6 31,2 2,45 0,00 -35 500 33,24 80,0 33,2 32,0 2,54 0,04 80 530
4 39,45 59,8 31,6 31,7 2,56 0,00 -25 890 40,13 78,7 32,1 31,4 2,45 0,04 90 960
5 38,25 56,8 31,5 31,6 2,43 0,00 -45 850 38,50 80,2 31,8 31,6 2,59 0,05 60 890
6 37,42 54,9 31,8 31,6 2,46 0,00 -25 800 38,11 80,1 31,9 31,8 2,45 0,04 90 850
5 37,35 58,9 31,9 31,5 2,54 0,00 -35 780 37,41 78,9 32,7 31,6 2,47 0,05 60 800
7 37,14 54,9 31,5 31,8 2,56 0,00 -40 750 37,20 78,5 32,6 32,3 2,58 0,04 70 780
6 36,45 53,6 35,6 31,5 2,37 0,00 -45 710 37,07 79,4 32,8 32,1 2,57 0,04 80 750
6 34,54 52,6 31,6 31,6 2,51 0,00 -30 670 35,06 79,6 32,6 31,7 2,43 0,04 90 710
8 34,31 54,6 31,6 32,5 2,38 0,00 -40 630 34,39 79,2 32,4 31,6 2,53 0,04 70 670
7 34,16 54,6 32,5 31,5 2,41 0,00 -45 600 34,24 77,8 32,6 32,3 2,42 0,05 80 630
8 31,04 53,6 32,4 31,6 2,51 0,00 -40 570 34,12 76,6 33,4 31,5 2,43 0,04 90 600
9 33,42 56,8 33,1 31,5 2,52 0,00 -40 530 33,50 75,6 33,2 31,3 2,53 0,05 80 570
5 32,45 56,4 32,5 32,4 2,43 0,00 -40 480 33,10 78,8 33,2 32,1 2,47 0,04 70 500
waktu ( s )
6 31,50 56,9 33,1 33,5 2,31 0,00 -35 450 32,01 78,3 33,3 32,3 2,45 0,04 80 480
7 30,15 57,8 33,4 32,6 2,22 0,00 -40 400 30,20 79,4 33,2 33,6 2,33 0,04 70 450
7 29,15 59,8 34,6 32,6 2,31 0,00 -35 350 29,51 79,5 33,5 33,2 2,22 0,05 80 400
6 26,45 56,3 33,6 32,6 2,52 0,00 -40 300 28,55 80,4 34,5 33,5 2,34 0,05 70 350
(detik) 24,22 79,0 33,7 33,2 2,55 0,04 80 300
( ml ) t out put
) raksa (mm) output
2
Volt Pf (kg/cm
Tk2 (kon.bawah)
Tk1 (kon.atas)
Tf2 ( C )
5
Tabel 4.1 Data fluida spirtus pada tabung 280 gram dengan ketinggian 1 meter. ( Lanjutan )waktu ( s )
Tf2 ( C )
Tk1 kon.atas Tk2 kon.bawah
Volt Pf (kg/cm
2
) raksa (mm) output
( ml ) t out put
(detik) 41,25 56,9 31,8 31,5 2,43 0,00 -45 960 42,16 78,2 32,1 31,8 2,58 0,05 80 1010