Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Akhlak Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majen - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

KONSEP HUKUM ANTARA KEADILAN DAN

KEMANUSIAAN DALAM

AL- QUR’AN

  Oleh :

  

Tesis

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Magister dalam bidang Hukum Islam pada

  

Pascasarjana UIN Alauddin

Makassar

OLEH:

UMAR JAYA M

  

NIM. 80100208189

PASCASARJANA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2014

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umar Jaya M NIM : 80100208189 Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 12 Oktober 1970 Jur/Prodi/Konsentrasi : Ahwalu As-Syahsiah/Dirasah Islamiyah/Hukum Islam Fakultas/Program :

  Syari’ah dan Hukum/Pascasarjana Alamat : Jl. Cendrawasih I kel. Moodu kota Timur

  Kota Gorontalo Judul : Konsep Hukum Antara keadilan dan kemanusiaan dalam al-

  Qur’an Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa tesis ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain , sebagian atau seluruhnya, maka tesis dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, Mei 2014 Penulis,

   UMAR JAYA M NIM. 80100208189

  

PENGESAHAN TESIS

  Tesis dengan judul “ Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam

  

Membentuk Akhlak Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3

Kabupaten Majene”, yang disusun oleh saudari Hapsah, Nim 80100212015 telah

  dipertahankan dalam Sidang Ujian Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari

  

Sabtu 5 April 2014, yang bertepatan dengan tanggal 5 Jumadil Akhir 1435 H,

  dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untu memperoleh gelar Magister dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.

  PROMOTOR ( ) Dr. Susdianto, M. Si . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . KOPROMOTOR

  Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M. Ag ( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )

  PENGUJI:

  1. Dr. H. Syahruddin, M. Pd ( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . )

  2. Dr. Misykat Malik Ibrahim, M. Si ( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

  3. Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M. Ag ( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .)

  4. Dr. Susdianto, M. Si ( . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ) Makassar, April 2014 Diketahui oleh: Direktur Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. M. Natsir Mahmud, MA.

KATA PENGANTAR

  ﻢﻴﺣﺮﻟا ﻦﲪﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ ﻖﻘﺤﺘﺗ ﻪﻘﻴﻓﻮﺘﺑو تﺎﻛﱪﻟاو ﲑﳋا لﺰﻨﺘﺗ ﻪﻠﻀﻔﺑو تﺎﳊﺎﺼﻟا ﻢﺘﺗ ﻪﺘﻤﻌﻨﺑ يﺬﻟا ﷲ ﺪﻤﳊا

ﻪﺒﺤﺻو ﻪﻟآ ﻰﻠﻋو ﺪﻤﳏ ﺎﻧﺪﻴﺳ تﺎﻗﻮﻠﺨﳌا فﺮﺷأ ﻰﻠﻋ مﻼﺴﻟاو ةﻼﺼﻟاو .تﺎﻳﺎﻐﻟاو ﺪﺻﺎﻘﳌا

... ُﺪْﻌَـﺑ ﺎﻣأ .تاﲑﳋا ﱄإ ﲔﻘﺑﺎﺴﻟا

  Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat terwujud dalam rangka memenuhi salah satu syarat penyelesaian studi untuk memperoleh gelar magister pada Program Studi Dirasah Islamiyah konsentrasi Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

  Dalam proses penulisan tesis ini, penulis menyadari banyak menerima sumbangsih dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih disertai penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Prof. Dr. H. A.Qadir Gassing, HT, M.S. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar.

  2. Prof. Dr. H. Moh. Natsir Mahmud, MA, selaku Direktur Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar 3. Dr. Susdianto, M. Si selaku Promotor I dan Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.

  Ag yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penyelesaian tesis ini.

  4. Para Guru Besar dan Dosen Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang telah mendedikasikan dirinya untuk memberikan kontribusi pemikiran sehingga dapat membuka cakrawala berfikir penulis.

  5. Kepala perpustakaan UIN Alauddin Makassar serta seluruh stafnya yang dengan tulus ikhlas melayani penulis dalam rangka pengumpulan data yang sesuai dengan obyek penelitian tesis ini.

  6. Teman-teman kuliah di Pogram Pascasarjana UIN Aalauddin yang banyak memberikan bantuan dalam kegiatan studi dan penulisan tesis.

  7. Ayahanda Muhammad Tahanni dan ibunda St. Aminah yang telah berjasa memelihara dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang.

  8. Suami penulis tercinta Muh. Ridwan yang senantiasa mendorong dan setia mendampingi penulis dalam menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan dalam kegiatan studi.

  9. Semua pihak yang tidak sempat disebutkan penulis yang telah memberikan bantuan secara langsung dan tidak langsung.

  Walaupun penulis berusaha maksimal memberikan karya yang terbaik dari apa yang penulis miliki demi terwujudnya tesis ini, namun pada akhirnya tetap terdapat kekurangan-kekurangan di dalamnya sebagai akibat keterbatasan penulis, terutama di dalam menghimpun dan menganalisis data yang mendukung kesempurnaan tesis ini.

  Hanya Allah swt. yang Maha Sempurna, kepada-Nyalah patut diserahkan segalanya, seraya berharap akan petunjuk dan ampunan-Nya dari segala kealfaan yang setiap saat bisa hadir pada diri manusia.

  Makassar, Januari 2014 Penulis,

  

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL................................

  23 4. Metode-Metode Pengajaran Pendidikan Agama Islam ....

  59 G. Pengujian Keabsahan Data.......................................................

  58 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data………………………..

  56 E. Instrumen Penelitian………………………………………….

  53 D. Metode Pengumpulan Data……….. …………………………

  52 C. Sumber Data....................... …………………………………..

  49 B. Pendekatan Penelitian ……………………………………….

  49 A. Jenis dan Lokasi Penelitian …………………………………

  45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………

  39 C. Kerangka Pikir………………………………............. ……….

  26 B. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak………………………………………….......................

  19 3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam………….

  ……………………………………………… i PERNYATAAN KEASLIAN TESIS …………………………………… ii PENGESAHAN TESIS..............………………………………………… iii KATA PENGANTAR....... ……………………………………………. iv DAFTAR ISI..........………………………………………………………. vi PEDOMAN TRANSLITERASI DAN SINGKATAN………………… x ABSTRAK......... ………………………………………………………… xiv BAB I PENDAHULUAN ........ . ………………………………………….

  2. Kedudukan Guru Pendidikan Agama Islam …………..…

  14

  14 1. Definisi Pendidikan Agama Islam………………..............

  14 A. Pengertian Pendidikan Agama Islam ………………… ……..

  12 BAB II TINJAUAN TEORITIS... ... ……………………………………

  9 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............……………………..

  8 D. Kajian Pustaka ……………………………………………..

  6 C. Rumusan Masalah………………………….…………………

  1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus……………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………

  61

  BAB IV PERANAN GURU PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBENTUK AKHLAK PESERTA DIDIK SMA

NEGERI 3 MAJENE ……………………………………

  63 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………

  63 1. Profil Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene ..

  63

  2. Kondisi Guru, dan Pegawai Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene........ …………………………....

  65

  3. Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene …………………………… …………..

  71 B. Kondisi Akhlak Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.................................. ………………

  73 C. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene ………….

  78 D. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Akhlak Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

  3 Majene ……………………………......................................

  86 BAB V PENUTUP .......... ………………………………………………..

  96 A. Kesimpulan ......... …………………………………………….

  96 B. Implikasi Penelitian ……………. ……………………………

  97 DAFTAR PUSTAKA................................................................................

  99 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PEDOMAN TRANSLITERASI DAN SINGKATAN

A. Transliterasi

  a. Vokal atau bunyi (a), (i), dan (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:

  ح

  d :

  

ض

  m :

  م

  kh : خ t : ط n : ن d : د z : ظ h : ه z : ذ ‘a : ع w : و r : ر g : غ y : ي

  Hamzah ( ء ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ’ )

  2. Vokal dan Diftong

  Vokal Pendek Panjang

  ل

  Fathah Kasrah

  Dammah A i u

  ± ³

  ­

  b. Diftong yang sering dijumpai dalam transliterasi ialah (ay) dan (au), misalnya bayn )

  ﻦﯿﺑ ( dan qawl )

  ل ﻮ ﻗ ( .

  3. Tâ’ Marbû ţ ah ) ة (

  h :

  1. Konsonan

  Huruf-huruf bahasa Arab ditransliterasi ke dalam huruf sebagai berikut: a : أ b :

  q :

  ب

  z :

  ز

  f :

  ف

  t :

  ت

  s :

  س

  ق

  

ص

  s| :

  ث

  sy :

  ش

  k :

  ك

  j :

  ج

  s} :

  l :

  

şifah (modifier) atau idâfah (genetive). Untuk kata berakhiran tâ’ marbûţ ah ) ( ة

  yang berfungsi sebagai şifah (modifier) atau berfungsi sebagai mudâf ilaih, maka “ ة “ ditransliterasikan dengan “h”. Sementara yang berfungsi sebagai mudâf, maka “ ة “ ditransliterasikan dengan “t”. Contoh: ة َ◌ْﻖﯾِﺮَط = ţ arîqah ﺔﯿﻣﻼﺳﻹا ﺔﻌﻣﺎﺠﻟا = al-jâmi’ah al-islâmiyah ﻦﯿﻤﻠﺴﻤﻟا ةﺪﺣو = wihdat al-muslimîn

D. Kata Sandang (alif lâm)

  ل أ (alif lâm)

  Kata sandang Arab yang berfungsi (li al-ta’rîf) ditulis

  ل أ

  terpisah dari kata dasarnya dan diikuti tanda (-). pada awal kata dialihbahasakan menjadi al, baik yang diikuti oleh huruf syamsiyah maupun qamariyah. Contoh : = al-Syams

   ُﺲ ْﻤ ﱠﺸ ﻟ ا

  = al-Qamar

   ُﺮ َﻤ َﻘ ﻟ ا ( ) Khusus lafal al-Jalâlah tidak tidak ditulis al-, tetapi ditulis “Allah”. أ

  Sedangkan untuk nama kitab suci digunakan “Alquran” bukan “al-Qur’an” atau “Al-Qur’an”. Adapun kata “al-Qur’an” digunakan apabila menunjukkan bahasa Asing (Arab) tetapi dicetak miring “al-Qur’ân”. Sedang bila ditulis di awal kalimat dan merupakan Arab dilatinkan menjadi “A l-Qur’ân” (cetak miring).

  Mislanya: al-Qur’ân al-Karîm (bila ditulis di tengah kalimat), A l-Qur’ân al- Karîm (bila ditulis di awal kalimat).

B. Singkatan

  Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: 1. swt. : Subh}a> nahu wata‘ala 2. saw. : S} allalla> hu alayhi wa salla> m 3. a.s. : ‘Alayh al-sala> m

  6. w. : Wafat

  7. Q.S.... (...): 4 : Qur’an Surah...(nomor surat): ayat 4 8. t. th. : Tanpa tahun 9. t. p. : Tanpa penerbit

  

ABSTRAK

  Nama : Hapsah NIM : 80100212015 Konsentrasi : Pendidikan Islam

  Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Akhlak

  Judul :

  Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene

  Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui kondisi akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene. (2) Untuk mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene. (3) Untuk mengelaborasi sejauh mana peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.

  Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field Research) bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan teologis-normatif, pedagogis dan psikologis. Informan terdiri atas Kepala Sekolah, para Guru dan beberapa Peserta Didik. Untuk memperoleh data digunakan metode observasi, wawancara mendalam

  

(in dept interview) , studi dokumentasi. Analisis data dengan cara reduksi data,

penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi data.

  Hasil Penelitan ini menunjukkan bahwa: (1) Kondisi akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene masih dalam taraf peniruan dan pencarian identitas, yakni masih cenderung mengikuti dan menuruti apa yang diperintahkan kepadanya baik perintah itu datangnya dari kedua orang tua maupun dari guru-gurunya di sekolah bahkan boleh jadi perintah itu berasal dari temannya sendiri. (2) Faktor pendukung pembinaan akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene adalah orang tua siswa, pemerintah setempat, lingkungan yakni lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Sedangkan yang sering menjadi kendala dalam membina siswa dari sisi akhlaknya adalah derasnya arus informasi yang melanda peserta didik dan adanya sebagian orang tua yang kurang mencurahkan perhatiannya terhadap pembinaan akhlak anak-anaknya sehingga terpengaruh dari dampak negatif pengaruh lingkungan seperti suka membolos ketika waktu jam pelajaran, tidak bersikap ramah terhadap guru dan orang tuanya, pergaulan bebas dan sebagainya. (3) Guru Pendidikan Agama Islam di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene sangat berperan dalam mengarahkan dan mengendalikan pembentukan dan pembinaan mental siswa yang sehingga mereka mampu untuk mengakui kekurangannya sebagai makhluk Allah swt., dan sebagai makhluk sosial. Peranan tersebut terlihat dari sisi profesionalitas dan kapabilitas seorang guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya dan kemampuannya dalam memberikan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari. xiv Implikasi dari penelitian ini adalah seyogyanya kepada guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam memiliki kompetensi dasar yang dapat menunjang pembinaan mental dan menjauhkan siswa dari prilaku yang sewenang-wenang, abnormal. Di samping itu, disarankan kepada setiap guru agar tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang guru sekaligus juga berperan sebagai guru pembimbing, motivator dan inspirator kepada peserta didiknya sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat dan memuaskan semua pihak baik pihak orang tua, guru maupun siswa itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tumbuh dan berkembang dengan pembauran yang sangat rumit dari

  sekian banyak unsur yang secara komulatif membentuk kepribadiannya. Beberapa

  1 unsur tersebut di antaranya adalah unsur fisik, jiwa, akal (intelektual), dan prilaku.

  Merosotnya akhlak dari setiap individu telah menjadi salah satu keprihatinan oleh setiap orang baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Hal itu juga menjadi keprihatinan para pemerhati pendidikan, terutama para pemerhati pendidikan agama Islam. Dalam hal ini, globalisasi yang dianggap sebagai salah satu penyebab kemerosotan akhlak tersebut. Memang, kemajuan filsafat, sains dan teknologi telah menghasilkan kebudayaan yang maju pula, proses itu disebut sebagai globalisasi kebudayaan. Namun, kebudayaan yang semakin mengglobal itu ternyata sangat berdampak terhadap aspek moral.

  Kemerosotan akhlak itu agaknya terjadi pada semua lapisan masyarakat. Meskipun demikian, pada lapisan remaja atau siswa itulah kemerosotan akhlak lebih banyak terlihat. Kemerosotan akhlak dikalangan para remaja itu disebut kenakalan remaja. Sebagai akibatnya, seperti yang telah banyak disaksikan baik di media cetak 1 M. Anis Matta, Membentuk Karakter Cara Islam (Cet. I; Jakarta: PT. Al-I’tizom Cahaya Umat, 2006), h. 43-44.

  maupu di media elektronik, banyak rumah tangga yang kehilangan ketentraman, bahkan ada pejabat yang harus meninggalkan jabatannya di sebabkan oleh kenakalan anak remajanya.

  Kenakalan remaja itu kadang-kadang menimbulkan keresahan pula dalam masyarakat, ketentraman dan kebahagiaan masyarakat terusik. Tidak jarang kenakalan remaja itu meningkat menjadi kejahatan remaja, seperti adanya perampokan atau pemerkosaan yang dilakukan oleh remaja, minuman keras dan obat terlarang diperkirakan telah memacu semakin cepatnya peningkatan kenakalan

  2 remaja itu.

  Kenakalan remaja, selain merugikan diri remaja itu sendiri juga merugikan masyarakat bahkan secara keseluruhan akan merugikan bangsa. Karena kenakalan remaja itu, kerap kali kesehatan fisik itu terganggu, mereka sering sakit -sakitan, kehidupan mereka terlihat kurang bergairah, kurang nafsu bekerja dan belajar, bahkan kurang nafsu makan. Ada juga data yang menjelaskan bahwa prestasi remaja yang nakal ada penurunan. Menurunnya prestasi belajar itu dikarenakan mereka banyak membolos, tidak rajin belajar di rumah, di perpustakaan dan kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya.

2 Beberapa bulan terakhir siaran televisi swasta nasional banyak memberitakan aksi-aksi

  

anarkis seperti tauran antara siswa sampai pemekosaan yang dilakukan oleh sekelompok siswa pada

sesamanya. Ini menunjukkan bahwa kenakalan remaja atau siswa sudah tidak bisa lagi ditolelir

sebagai kenakalan biasa tapi sudah menjadi tindak kriminal siswa yag harus diproses hukum.

  Secara rasional, kenakalan remaja itu sangat membahayakan perjalanan bangsa, padahal remaja itu kelak akan menyandang tugas berat dalam melanjutkan perjalanan bangsa. Tugas mereka itu akan lebih berat dari pada tugas yang kita emban sekarang. Logikanya, mutu dan kualitas para remaja kita seharusnya jauh lebih baik dari mutu kita sekarang.

  Lebih dari itu, kita pun wajar mengkhawatirkan nasib remaja itu, sebab masa global nanti, tingkat godaan akan semakin banyak dan instan, persaingan pun akan semakin ketat. Tak heran pula ketika pada hari ini, remaja kadang tidak memperdulikan apa dan bagaimana status dirinya dalam beragama, mereka acuh dan berbagai macam pertanyaan yang dilontarkan yang bersentuhan dengan Pendidikan Agama Islam.

  Bila ditelaah peta kebangkitan pemikiran umat Islam pada beberapa dekade terakhir ini, banyak hal yang perlu ditanggapi secara positif dan digarap secara serius oleh kalangan intelektual muslim. Ini bertujuan untuk menemukan paradigma baru bagi pengembangan pemikiran dalam Islam agar mampu berdialog dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dinamika perubahan sosial budaya.

  Memasuki abad 21 yang ditandai dengan munculnya era millenium dan abad glogalisasi diikuti pula beberapa hal yang merupakan kelanjutan abad modern yang antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin besarnya pengaruh materialisme, kompetesi global dan persaingan bebas yang semakin ketat. Dan salah satu dampak negatif modernisasi adalah menurunnya nilai-nilai ajaran agama terutama dari aspek moralitas. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, diperlukan keadaan masyarakat yang siap untuk mengarungi gelombang globalisasi. Selanjutnya mempersiapkan kehebatan sistem pendidikan terutama pendidikan agama Islam bagi kaum muslimin untuk kesiapan menghadapi gelombang negatif era globalisasi.

  Berbicara mengenai pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam, saat ini dengan menatap ke era globalisasi informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berada pada abad ke 21 atau millenium ketiga atau pasar bebas terjadi dua hal yang paradoks atau kontradiksi (bertentangan). Satu sisi keadaan masyarakat sedang amburadul, yang tidak lepas dari kegagalan pendidikan bangsa. Di sisi lain, tantangan dan hambatan hari esok sangat berat, yang mengharuskan kondisi kebangsaan harus senantiasa fit, sekaligus mempunyai kemampuan lebih atau tambahan untuk mampu bersaing dalam era tersebut. Sementara situasi seperti ini menyedihkan karena adanya degradasi moral seperti tawuran siswa, kebiasaan membolos, menyontek, kemalasan, ketidak disiplinan dan sederet perilaku lainnya yang tidak terpuji. Ibarat dan contoh tersebut mengacu pada kesamaan inti bangsa kita saat ini yang berada dalam kehancuran baik material maupun inmaterial terutama dari aspek moral yang berada pada titik terendah.

  Qadry Azizy dalam bukunya Pendidikan (A gama) untuk Membangun Etika

  

Sosial menyatakan bahwa kebangkrutan moral tersebut ada kaitannya dengan

  3 kegagalan sistem pendidikan, termasuk kegagalan pendidikan agama di sekolah.

  Jika dianalisa secara mendalam pernyataan tersebut, akan ditemukan unsur kebenarannya karena untuk mampu survive (tegar, siap siaga) menghadapi persaingan bebas dalam era globalisasi, remaja lebih khusus lagi siswa seharusnya memiliki fondasi moral yang kokoh. Kekokohan fondasi moral para siswa, hendaknya dimulai dari tingkat pendidikan paling dasar, yaitu tingkat kanak-kanak dan tingkat sekolah dasar.

  Untuk mencapai ketegaran pondasi bagi siswa, maka guru Pendidikan Agama Islam harus tampil ke depan berperan sebagai motivator, dinamisator, dan mobilisator siswa agar kebobrokan moral sebagai dampak negatif yang dit imbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi dan pasar bebas dewasa ini dapat terehabilitasi karena guru merupakan cultural transition yang bersifat dinamis ke arah suatu perubahan yang berkelanjutan, sebagai sarana vital

  4 dalam membangun kebudayaan dan peradaban umat Islam.

  Hanya dengan melalui sistem Pendidikan Agama Islam yang mapan dan kemampuan guru pendidikan agama Islam itu sendiri, sistem Pendidikan Agama 3 A. Qodri A. Azizy, Pendidikan [A gama] untuk Membangun Etika Sosial, Edisi I (Cet. II; Semarang: Aneka Ilmu, 2003), h. 61. 4 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 40. Islam dapat tampil menjadi pemicu bagi bangkit moral yang terpuji, karena dasar pengambilan pendidikan agama Islam adalah Alqur’an dan hadis Rasulullah saw. karena guru/pendidik dalam perspektif pendidikan Islam ialah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan, sehingga ia mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya (baik sebagai khalifah fi al-ardh maupun ‘abd) sesuai dengan nilai

  5 ajaran Islam.

  Menelaah permasalahan yang terkutip di atas, semua tidak terlepas dari perilaku yang ada khususnya yang terjadi di lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan formal maupun informal. Untuk mencermati lebih jauh tentang bagaimana tampilan guru Pendidikan Agama Islam yang berperan sebagai pengokoh pondasi moral bagi siswa, maka penulis akan menelusuri salah satu lembaga pendidikan di kabupaten Majene. Penulis merasa tersentuh dan tergugah hatinya untuk meneliti bagaimana peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.

  B . Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

  Fokus penelitian ini adalah “ Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam

  

Membentuk Akhlak Peserta Didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3

5 Syahruddin Usman, A nalisa Kinerja Guru Pendidikan A gama Islam Pada SMA N dan SMKN di Kota Makassar (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 2.

  

Majene ”. Untuk lebih memahami fokus penelitian tersebut perlu dijelaskan beberapa

  istilah penting yang merupakan variabel dari penelitian ini yaitu:

  1. Peranan Guru Pendidikan A gama Islam

  Peranan Guru Pendidikan Agama Islam adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh pendidik bidang studi Pendidikan Agama Islam di dalam sebuah lembaga atau institusi pendidikan.

  2. Membentuk A khlak Peserta Didik

  Membentuk Akhlak Peserta Didik adalah mendidik dan membina akhlak dan mentalitas peserta didik sehingga mereka menjadi insan yang memiliki pondasi yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.

  3. Sekolah Menengah A tas (SMA ) Negeri 3 Majene

  Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene adalah salah satu lembaga pendidikan menengah formal di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional yang menyelenggarakan proses pembelajaran berdasarkan manual prosedural yang sudah dipatenkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional di daerah kabupaten Majene Provensi Sulawesi Barat

  Jadi berdasarkan rangkaian judul penelitian di atas, maka tergambar bahwa secara operasional judul karya tulis ini memiliki arti dan makna sebagai “Keikutsertaan guru Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran (bidang studi) yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene dalam rangka mendidik dan membina mentalitas dan moralitas siswa agar memiliki pondasi moral yang kokoh kuat berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam.

  Dari definisi tersebut mengindikasikan bahwa ada tiga hal yang menjadi lokus utama dari penelitian ini yaitu:

  1. Kondisi akhlak peserta didik di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.

  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak peserta didik di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.

  3. Peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak dan mentalitas peserta didik di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.

  C.

  Rumusan Masalah

  Bertitik tolak dari fokus penelitian dan latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) 3 Majene? Pokok masalah tersebut dijabarkan dalam tiga sub masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana akhlak peserta didik SMA Negeri 3 Kabupaten Majene?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi akhlak peserta didik di SMA Negeri 3

  Kabupaten Majene?

  3. Bagaimana peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk akhlak peserta didik di SMA Negeri 3 Kabupaten Majene?

D. Tinjauan Pustaka

  Dari berbagai karya ilmiah berupa literatur yang membahas tentang pendidikan Islam pada umumnya dan strategi pembelajaran pada khususnya, belum ditemukan satupun literatur sama judulnya dengan tesis yang penulis tulis ini. Atau dengan kata lain bahwa pembahasan yang memiliki obyek kajian serupa dengan judul dan permasalahan dalam pembahasan tesis ini, belum pernah dilakukan oleh para penulis, peneliti, dan pengkaji lainnya. Namun demikian, dari berbagai buku dan atau literatur kepustakaan yang ditelusuri tersebut, sebagian di antaranya ada yang hampir memiliki persamaan dengan pembahasan yang penulis akan lakukan. Literatur-literatur tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Sudirman, alumnus PPs UIN alauddin Makassar tahun 2010 dengan judul tesis:

  Kompetensi Guru PA I dalam Pembentukan Kepribadian Peserta Didik pada SMP Negeri 1 Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Sulawesi Tenggara, tesis

  tersebut membahas hubungan kompetensi guru PAI dalam pembentukan kepribadian peserta didik. Hasil penelitiannya menyebutkan, Pertama: guru memiliki kepribadian, sifat dewasa, arif, bijaksana, berwibawa, memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani, bertindak sesuai dengan nilai religius, jujur dan suka menolong serta memiliki kepribadian sosial dalam membentuk kepribadian peserta didik dan memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun budaya. Kedua: upaya-upaya yang dilakukan guru dalam pemberian bimbingan belajar terhadap peserta didik adalah berupa nasehat, pengawasan, motivasi, penghargaan, metode pengajaran yang berpasiatif dan pendekatan pribadi kepada peserta didik.

2. Rahmawati, alumnus PPs UIN alauddin Tahun 2011 dengan judul tesis

  Kompetensi Guru dalam Menerapkan Metode Drill pada Pembelajaran Qur’an Hadis di Madrasah Tsanawiyah Negeri Banggae Kabupaten Majene.

  dengan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kompetensi guru Qur’an Hadis pada Madrasah tersebut sudah cukup baik secara administratif karena memiliki kualifikasi akademik namun terkendala dengan metode drill baik pada peserta didik itu sendiri, dengan ditemukannya frekuensi pemahaman peserta didik terhadap pelajaran qur’an hadis belum merata, ini terlihat pada data masih adanya peserta didik yang tidak tahu menulis, tidak tahu tajwid, tidak bisa membaca al-qur’an, begitu pula penerapan metode drillnya yang terkendala pada media dalam mengajar masih kurang tersedianya buku paket bagi peserta didik di MTsN Banggae Kab. Majene.

  3. Karya Moh. Rifai dengan judul A khlak dalam PA I (Cet. IV; Semarang: Wicaksana, 2003). Buku ini berfokus pada pembahasan masalah moralitas sebagaimana dalam kitab-kitab akhlak, dan penulisnya mengaitkan pembahasannya pada masalah dakwah dan pendidikan. Dikatakan demikian, karena bab-bab pembahasannya relevan dengan materi-materi dakwah, misalnya rukum Islam dalam pembinaan akhlak; akhlak yang jahat tanda iman yang lemah; menuju ke masyarakat utama; baik dan buruk; sanksi bagi

  6

  pelanggar akhlak. Buku ini kelihatan terkait dengan kepribadian muslim, namun tidak ditemukan pembahasan spesifik mengenai pengertian dan urgensi kepribadian muslim serta proses pembentukannya melalui pendidikan Islam di lingkungan keluarga sebagaimana yang penulis bahas.

  4. Karya Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Cet. VII; Bandung: PT. Al-Ma’rif, 1989). Buku ini dalam salah satu babnya,

  7

  membahas tentang “Pembentukan Kepribadian Muslim”. Namun, pembahasannya masih parsial, karena penulisnya tidak sampai menyentuh pada pembahasan pembentukan kepribadian muslim dan st rategi pencapaiannya berdasarkan konsep pendidikan Islam di lingkungan keluarga sebagaimana dalam kajian tesis ini.

  6 7 H. Moh. Rifai, A khlak dalam PA I (Cet. IV Semarang: Wicaksana, 2003), h. vi.

  Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam (Cet. VII; Bandung: PT. Al- Ma’arif, 1989), h. 66.

5. Nasir A. Baki , Metode Pembelajaran A gama Islam (Makassar: Alauddin

  University Press, 2012). Di dalam karya ini diuraikan tentang metode pembelajaran agama Islam dan pendekatan yang digunakan dalam metode pembelajaran sebagai bagian yang terpenting dalam proses belajar mengajar. Di dalam metode pembelajaran tersebut dibagi dalam beberapa bentuk metode di antaranya yaitu metode samawi, metode quantum, metode inquiri, metode resitasi, metode diskusi.

  Selain dari hasil penelitian dan beberapa buku yang disebutkan di atas, ditemukan pula buku-buku lain yang di dalam pembahasannya memiliki relevansi dengan kajian penulis. Misalnya ; Moral Education, karya Emile Durkheim; Pola

  

Hidup Perspektif Pendidikan A gama Islam karya Abu Bakar Jabir al-Jaziri;

A khlak Muslim,

  karya Oemar Bakri; dan selainnya terutama buku-buku pendidikan.

  Kesemua literatur yang telah penulis sebutkan di atas, maupun yang belum sempat disebutkan berbeda dengan judul dan masalah pokok yang penulis akan bahas dalam tesis ini. Namun demikian, teori-teori tentang kepribadian muslim dan hal-hal lain yang berkenaan dengan masalah pendidikan Islam yang sudah ada dalam literatur-literatur tersebut, banyak memberikan ilustrasi untuk merekonstruksi pemikiran penulis untuk melakukan pengkajian dan penelitian dalam tesis ini secara komprehensif.

  E.

  Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian.

  Adapun tujuan penelitian yang dimaksud adalah:

  a. Untuk mengetahui kondisi akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.

  b. Untuk mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.

  c. Untuk mengelaborasi sejauh mana peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk akhlak peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Majene.

2. Kegunaan Penelitian.

  Sedangkan kegunaan penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek yaitu sebagai berikut: a. Kegunaan ilmiah atau Kegunaan Akademik (A cademic Significance) yakni dapat menambah wawasan dan khazanah berfikir kepada insan akademik dalam memformulasi bentuk-bentuk kebijakan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam berbagai tingkatan atau level lembaga pendidikan serta sebagai sumbangan kepada dunia ilmu pengetahuan khususnya pada bidang pendidikan.

b. Kegunaan praktis (Practice Significance) yakni dengan mengetahui peranan guru

  Pendidikan Agama Islam, maka dapat dijadikan masukan oleh Kementerian

  Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama serta seluruh komponen yang terlibat di dalamnya agar pelaksanaan proses belajar mengajar di setiap sekolah khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Kabupaten Majene berjalan dengan lebih baik lagi sehingga menghasilkan lulusan (out put) yang memiliki akhlak khususnya dari sisi integritas dan mampu berdaya saing dalam percaturan global.

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Pengertian Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan Agama Islam memiliki pengertian yang tidak dapat dipisahkan dari sumber aslinya yakni Alquran dan hadis Rasulullah saw, karena kedua sumber inilah yang menjadi pedoman dan petunjuk pelaksanaan nilai-nilai ajaran Islam dan dapat dipahami serta diimplementasikan dalam segala aspek kehidupan manusia.

  Untuk itulah, segala aspek kehidupan manusia harus mengacu dari keduanya, termasuk aspek pendidikannya, baik dari segi pengertian, arah dan tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan. Kesemuanya itu harus berujung pada nilai-nilai qurani sebagaimana yang pernah diperagakan oleh Nabi semasa hidupnya baik melalui ucapan maupun tingkah laku yang lebih dikenal dengan sunnah. Dengan jalan inilah, manusia terutama generasi muda akan menjadi generasi qurani.

  Sesungguhnya pendidikan adalah masalah pent ing yang aktual sepanjang zaman karena dengan pendidikanlah orang menjadi maju. Dengan bekal pendidikan yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi, orang mampu mengolah alam beserta segala isinya yang dikaruniakan Allah swt. kepada manusia. Karena itulah Islam sebagai agama yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya pertama kali

  1 memerintahkan umatnya untuk belajar membaca.

  Perintah Allah Swt. yang diterima Rasul melalui Jibril As., menunjukkan bahwa umat manusia khususnya umat Islam laki-laki maupun perempuan diwajibkan

  2 menuntut ilmu dan dianjurkan belajar sejak buaian hingga liang lahad.

  Berbicara tentang pendidikan agama Islam dalam konteks dunia pendidikan di Indonesia, pengertiannya mencakup dua hal, pertama; lembaga pendidikan agama Islam atau perguruan Islam dan kedua; isi atau program pendidikan. Pendidikan Agama Islam dalam arti program diartikan sebagai kurikulum yang diselenggarakan di sekolah-sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai Institut atau Universitas.

  Pendidikan Agama Islam memiliki pengertian yang tidak dapat dipisahkan dari sumber aslinya Alquran dan hadis Rasulullah saw. Kedua sumber tersebut menjadi pedoman dan petunjuk pelaksanaan pendidikan agama Islam yang dapat dipahami dan diimplementasikan dalam segala aspek kehidupan. Segala aspek kehidupan manusia harus mengacu pada al-Qur’an dan Hadis Rasulullah saw., termasuk aspek pendidikannya, baik dari segi pengertian, arah dan tujuan yang hendak dicapai. Kesemuanya itu harus berujung pada nilai sebagaimana yang pernah dipraktekkan oleh Nabi, baik melalui ucapan maupun tingkah laku yang lebih

  1 2 Q.S. Al-Alaq 1 – 5.

  Lihat Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah (Cet. 1; Jakarta: Ruhama, 1994), h. x. dikenal dengan sunnah rasul. Dengan cara inilah, manusia terutama generasi muda akan menjadi generasi yang bermoral, berakhlak dan berbudi pekerti.

  Uraian di atas menggambarkan bahwa pendidikan agama Islam harus berorientasi pada penanaman dan pembentukan moralitas pribadi siswa seutuhnya yang sesuai dengan nilai-nilai Alquran dan sunah. Mahmud Ahmad Assayyid mengemukakan bahwa “Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang mengarah

  3 pada terbentuknya pribadi berakhlak, merupakan hal yang harus dilakukan”.

  Dengan demikian, perspektif pendidikan agama Islam adalah penanaman nilai-nilai moral atau akhlak yang islami yang menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam berlandaskan pada Alquran dan sunah Rasul.

  Pendidikan agama Islam semakin terasa sangat diperlukan terutama pada siswa sebagai generasi penerus dalam mempersiapkan masa depan mereka. Ini disebabkan perkembangan masa depan yang semakin kompleks. Kehidupan masa depan cenderung menumbuhkan nilai-nilai untuk memecahkan masalah rasional yang terkadang mengabaikan nilai-nilai yang bersifat irasional.

  Namun demikian, untuk menerapkan pendidikan agama Islam akan terasa sulit bilamana tidak diketahui apakah pendidikan agama Islam itu. Untuk mengetahui definisi pendidikan agama Islam, berikut ini penulis akan memaparkan definisi sebagai berikut:

3 Mahmud Ah} mad Assayyid., Mu’jizat al-Islam al-T arbawiyah., diterjemahkan oleh S.A.

  Zemool dengan judul Mendidik Generasi Qur’ani (Cet. III; Solo: Pustaka Mantiq, 1992), h. 64.

  Pendidikan secara etimologi yaitu Paedogogie berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “Pais” artinya anak, dan “Again” artinya membimbing, jadi

  4 Paedogogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak .

  Menurut Dictionary of Education; Pendidikan adalah serangkaian proses dengannya seorang anak mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk

  5

  tingkah laku lainnya yang diaggap bernilai atau berguna di masyarakat . Menurut John Dewey, Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

  6 fondamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia .

  SA Branata dkk mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sengaja diadakan baik secara langsung maupun secara tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. Senada Langeveld, bahwa pendidikan

  7 ialah mempengaruhi anak dalam usaha membimbing supaya menjadi dewasa .

  Sedangkan pendidikan menurut Muh. Rasyid Ridha yaitu : Bahwa pendidikan adalah bimbingan daya manusia baik jasmaniah, akliah maupun rohaniah dengan apa yang dapat menjadikannya tumbuh dan

  8

  berkembang serta bergerak sehingga sampai pada kesempurnaan diri sendiri Menurut pandangan penulis dalam hal pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan sengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan 4 5 Abu Ahmadi. Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) h. 69. 6 M. Fuad Hasan. Dasar-Dasar Kependidikan (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 4. 7 M. Alisuf Sabri. Ilmu Pendidikan (Cet. I; Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 4. 8 M. Alisuf Sabri. Ilmu Pendidikan. h. 5 Mappanganro, Pengembanhan Kurikulum Pendidikan Islam., h.10 oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaannya yang dicita-citakan dan berlangsung secara terus menerus.

Dokumen yang terkait

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Kebiasaan Salat Berjamaah Siswa SMK Negeri 1 Kabupaten Bantaeng - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 127

Aktualisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Pembentukan Akhlak Peserta Didik di SMA Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 2 147

Peranan Pembina Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik di SMAN 7 Manado - Repositori UIN Alauddin Makassar

1 7 174

Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik di SMK Negeri 2 Raha - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 139

Pendidikan Kecakapan Hidup Sehat Pencegahan HIV/AIDS dalam Pembentukan Akhlak Mulia Peserta Didik Muslim SMP Negeri 3 Manokwari - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 163

Efektivitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Mulia Peserta Didik di SMA GUPPI Salawati Kabupaten Sorong - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 184

Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar di Kecamatan Wenang Kota Manado - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 193

Konsep Pendidikan Islam dalam Pembinaan Moral Peserta Didik pada SMA Negeri I Tompobulu - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 200

Strategi Guru dalam Pendidikan Kecerdasan Spiritual Peserta Didik di SD Negeri 1 Salumpaga Kabupaten Tolitoli - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 5 168

Kinerja Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 1 Namlea Kabupaten Buru - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 189