Pelaksanaan Inovasi Guru dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Darul Falah Enrekang Kebupaten Enrekang - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

PELAKSANAAN INOVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP DARUL FALAH

ENREKANG KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana

Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam

Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

  

Oleh:

MUH.AWALUDDIN.T

  Nim. 20100109036

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

KATA PENGANTAR

     

  Segala puji dan syukur kehadirat Allah swt.Tuhan semesta alam, berkat rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terwujud. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah pada nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam yang sholeh dan sholehah. Dalam penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M. Si. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar dan para Wakil Rektor.

  2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc, M.A. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar serta para Wakil Dekan.

  3. H. Erwin Hafid, Lc., M. Th. I., M. Ed dan Usman., S. Ag., M. Pd selaku ketua dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak memberikan bantuan.

  4. Para Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan tuntunan kepada penulis selama perkuliahan.

  5. Prof. Dr. H. Bahaking Rama, MS dan Dr. H Salehuddin, M.Ag., masing-masing selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

  6. Guru-guru serta SMP Darul Falah Enreang yang telah banyak memberi informasi yang dibutuhkan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  7. M. Tamrin,B. S.Ag dan St. Hamrah,T. S.Pd.I selaku Ayahanda dan Ibunda peneliti, dan seluruh keluarga besar yan g telah mendo’akan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan kuliah ini.

  8. Segenap keluarga besar HPMM KOM UIN Alauddin Makassar dan juga keluarga besar Ikatan Alumni Pesantren Darul Falah Enrekang (IKAPDA) yang telah menjadi penyemangat bagi peneliti selama penyusunan skipsi ini 9. Karyawan karyawati Livelihood.com atas saran dan masukannya selama ini.

  10. Teman-teman dan sahabatku yang tercinta, terkhusus saudara MA’SUM,S.Pd.I terima kasih atas motivasi yang diberikan kepada penulis. Sehingga skripsi ini berjalan lancar dan dapat diselesaikan dengan baik.

  Semoga Allah Swt membalas kebaikan yang mereka berikan. Dan apabila penulis ada kesalahan, kekurangan dan kekhilafan mohon dimaafkan. Demi kesempurnaan skripsi ini, penulis harapkan dari semua pihak kritik dan sarannya.

  Makassar, 17 Juni 2015 Penulis

  Muh. Awaluddin. T

  

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

  PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv KATA PENGANTAR ..................................................................................... v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix ABSTRAK ....................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

  1 A. Latar Belakang ...................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................

  9 C. Fokus Penelitian .................................................................................

  9 D. Tujuan Penelitian ...............................................................................

  10 E. Manfaat Penelitian .............................................................................

  10 F. Pengertian Judul .................................................................................

  11 BAB II TINJAUANPUSTAKA ....................................................................

  14 A. Pengertian Pelaksanaan ......................................................................

  14 B. Pengertian Inovasi ..............................................................................

  17 C. Pengertian pendidikan Agama Islam .................................................

  35 D. Karasteristik Pendidkan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ...

  37

  E. Tujuan Pendidkan Agama Islam ........................................................

  38 BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................

  41 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................

  41 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................

  42 C. Sumber Data.......................................................................................

  42 D. Informan Penelitian ............................................................................

  43 E. Tehnik Pengumpulan Data .................................................................

  43 F. Uji Keabsahan Data ..........................................................................

  44 G. Teknik Analisis Data..........................................................................

  45 BAB IV HASIL PENELITIAN .....................................................................

  48 A. Deskripsi Wilayah Penelitian ............................................................

  48 B. Analisis Inovasi Guru Dalam Pembelajaran PAI ...............................

  56 C. Analisis Penggunaan Bahan Ajar Pembelajaran ................................

  63 D. Analisis Faktor Pendukung dan penghambat Inovasi Guru dalam Pembelajaran PAI di SMP Daru lFalah Enrekang .............................

  65 E. Analisis Hasil Pelaksanaan Inovasi Guru dalam Pembelajaran PAI di SMP Darul Falah Enrekang ...........................................................

  70 BAB V PENUTUP ..........................................................................................

  74 A. Kesimpulan ........................................................................................

  74 B. Implikasi Penelitian ...........................................................................

  76 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  79

  DAFTAR TABEL

  No. Nama Tabel Tabel 1. Jumlah Guru

  I 2. Jumlah Siswa

  II 3. Sarana dan Prasarana

  III

  

ABSTRAK

Nama : Muh. Awaluddin. T Nim : 20100109036 Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul Skripsi : Pelaksanaan Inovasi Guru Dalam Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam Siswa di SMP Darul Falah

  Enrekang Kabupaten Enrekang

  Skripsi ini membahas tentang Pelaksanaan Inovasi Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa di SMP Darul Falah Enrekang Kabupaten Enrekang, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui inovasi yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang, Kabupaten Enrekang, Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan inovasi guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang Kabupaten Enrekang, Untuk mengetahui hasil pelaksanaan inovasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang, Kabupaten Enrekang.

  Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dimana peneliti terjun langsung kelapangan untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian datanya dengan metode reduksi data, penyajian data dan verification.

  Peneliti menggunakan sampel penelitian dengan memilih beberapa orang yang terdiri dari ketua yayasan, kepala sekolah, tenaga pendidik dan peserta didik. Data yang diterima kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa besar bentuk pelaksanaan inovasi guru dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Darul Falah Enrekang Kabupaten Enrekang.

  Hasil penelitian pelaksanaan inovasi guru dalam pembelajaran pendidikan agama islam di SMP Darul Falah Enrekang Kabupaten Enrekang dinilai cukup berhasil. Hal ini dapat dilihat dari hasil lapangan yang menujukkan peserta didik . memiliki nilai yang rata-rata di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Keberhasilan ini ditunjang dari beberapa faktor pendukung baik dari faktor internal maupun faktor eksternal yang meningkatkan inovasi pembelajara pada peserta didik. Hal ini pula ditegaskan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dimana peserta didik sangat bersemangat dalam menerima pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi guru merupakan pekerjaan yang mulia, sebab dari gurulah segala

  peradaban dimulai dan mengalami perkembangan yang sangat mengagumkan hingga detik ini. Namun, seiring dengan perkembangan zaman menuntut adanya peningkatan profesionalisme guru, maka profesi guru tentu harus direkonstruksi agar tidak seperti yang sekarang ini terjadi. Misalnya ada cermin dari sebagian oknum guru yang menjadikan profesi guru sebagai ajang untuk mendapatkan legitimasi agar bisa mengkomersialisasi profesi guru demi kepentingannya sendiri. Bahkan ada juga orang yang berprofesi guru namun harus mengesampingkan profesinya dengan masuk hanya sesekali dan selebihnya mencari rizki di tempat lain.

  Berbagai hal tersebut di atas, diperparah lagi dengan budaya yang beredar di masyarakat bahwa profesi pendidik merupakan profesi yang tidak menjanjikan dan bahkan berposisi sebagai profesi nomor sekian di bawah profesi-profesi lain. Akibatnya, banyak orang yang menjadikan profesi guru sebagai profesi loncatan atau pilihan terakhir setelah mencapai kegagalan dalam mencari profesi lain. Jika kondisinya demikian, apakah mungkin dunia pendidikan akan melahirkan manusia- manusia berkualitas dan bermoral serta berperadaban yang bisa membangun Indonesia menuju puncak kejayaannya, sedangkan para pendidiknya berangkat dari

  1 unsur keterpaksaan.

  Pendidikan sebagai upaya pembangunan sumber daya manusia merupakan solusi atas penguasaan pengetahuan untuk dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dalam memudahkan aktivitas kehidupan. Hal ini diungkapkan oleh Cohn dalam Sutaryat Trisnamansyah bahwa pendidikan berhubungan erat dengan modal kemanusiaan yang sangat potensial dalam usaha meningkatkan pendapatan hasil kerja

  2 seseorang.

  Inovasi pendidikan dan pembelajaran merupakan langkah yang tepat dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam proses pendidikan pada umumnya dan proses pembelajaran khususnya. Dengan demikian, inovasi pembelajaran dapat dilaksanakan oleh pendidik untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.

  Pelaksanakan inovasi pembelajaran dalam konteks Pendidikan Agama Islam, sudah saatnya merubah paradigma pengajaran yang selama ini lazim digunakan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam ke arah paradigma pembelajaran. Hal ini diungkapkan oleh Qowaid dan kawan-kawan bahwa bukan rahasia lagi, bahwa paradigma pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini

  1 Marno dan Idrus, Strategi dan Metode Pengajaran; Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif, (Yogyakarta: Arruz Media, 2008), h. 5. 2 Sutaryat Trisnamansyah, Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia(Jakarta: Aksara, 1979), h. 13. masih sarat orientasi belajar mengajar ketimbang pembelajaran. Akibatnya dikalangan peserta didik, Pendidikan AgamaIslam sering dipandang sebagai mata pelajaran yang menjemukan, sarat dengan dogma dan indoktrinasi norma-norma agama yang kurang membuka ruang bagi peserta didik untuk lebih kritis dan kreatif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi malas dan kurang

  

3

bersemangat mengikuti mata pelajaran ini.

  Hasil study Xaviery dalam Qowaid dan kawan-kawan menyimpulkan bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga masalah pokok yang melatar belakangi keengganan peserta didik mengikuti suatu mata pelajaran:

  1. Masalah teknik pembelajaran yang tidak menumbuhkan motivasi peserta didik.

  2. Eksistensi pendidik bukan sebagai fasilitator yang membelajarkan peserta didik, melainkan pribadi yang mengajar dan menggurui peserta didik.

  4 3. Penyampaian pesan pembelajaran dengan media yang kurang interaktif.

  Pendidik perlu memahami dinamika perubahan dan mengembangkan kreativitas pendidik yang kapasitasnya untuk menyerap, menyesuaikan diri,

  5

  menghasilkan atau menolak pembaharuan itu sendiri. Dengan demikian, inovasi pembelajaran merupakan upaya menyelaraskan perkembangan ilmu pengetahuan dan 3 Qowaid, dkk, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (SMP) (Cet. I; Jakarta: PT.

  Pena Citasatria, 2007), h. 6. 4 5 Qowaid, dkk, Inovasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet I. Hal. 7 Cece Wijaya, dkk, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran (Bandung: PT.

  Remaja Rosdakarya,1992), h. 4-5. teknologi ke dalam proses pembelajaran dan sekaligus untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran, sebagaimana pendapat Nurul Zuriah dan Hari Sunaryo bahwa inovasi dalam bidang pendidikan dan pembelajaran merupakan

  6 upaya untuk memecahkan masalah-masalah bidang pendidikan dan pembelajaran.

  Menurut sejarah perkembangan pendidikan yang dialami manusia, pendidikan informal lebih dahulu dilaksanakan manusia daripada pendidikan formal sebagaimana yang kita jumpai pendidikan di sekolah. Tetapi ditinjau dari perkembangan ilmu pengetahuan pendidikan maka pendidikan formal disekolahkan yang pertama-tama mendapat perhatian dari ahli pendidikan . baru abad kedua puluh timbul lagi perhatian para pendidik terhadap pentingnya pengaruh pendidikan yang bersifat informal ,didalam masyarakat diluar sekolah.

  Hubungan antara kedua macam pendidikan ini dapat disamakan hubungan antara istilah “education dan schooling“. Badan lembaga social yang diakui sebagai badan lembaga pendidikan ialah segala badan lembaga pendidikan kemasyarakatan yang langsung maupun tidak secara sengaja dan diluar lembaga sekolah yang bersifat formal memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak kearah kedewasaan dan prestasi anak didik.

  Ki Hajar Dewantara dan Robin Dranathtagore dalam hal ini telah memberikan pembagian menjadi tripusat yaitu : a. Pusat keluarga. 6 Nurul Zuriah dan Hari Sunaryo, Inovasi Model Pembelajaran Berperspektif Gender, Teori dan Aplikasinya di Sekolah (Cet.I; Malang: UMM Press, 2009), h. 12. b. Pusat sekolah c. Pusat masyarakat Pembagian yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dengan sistem tripusa atau tricentranya menunjukkan sifat yang umum lebih fleksibel, sehingga memudahkan kita dalam mengadakan pengelompokan suatu lembaga pendidikan yang sangat beraneka ragam. Seperti pendidikan madrasah yang menghususkan diri menjadi lembaga formal pendidikan agama Islam dan sekolah-sekolah umum formal yang dirancang untuk sebuah pendidikan umum.

  Proses pembelajaran yang berkualitas mengacu pada undang-undang SISDIKNAS bab IX tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 35 ayat 1 yaitu : standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian

  7 pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa standar nasional pendidikan terdiri dari 8 bagian yang kemudian dijabarkan dalam peraturan pemerintah nomer 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab IV Standar Proses pasal 19 ayat 1, yaitu: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

7 Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (Cet.I; Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 18.

  prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan

  8 fisik serta psikologis peserta didik.

  Proses pembelajaran semacam ini, hanya dapat dilaksanakan melalui inovasi pembelajaran, yaitu mendesain pembelajaran yang efektif dan inovativ dengan mempertimbangkan dan menggunakan berbagai hal secara optimal, seperti memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran, menciptakan media yang menarik dan memanfaatkan potensi peserta didik sehingga dapat dilibatkan dalam proses pembelajaran. Di samping itu Win Wenger mengemukakan bahwa proses pembelajaran berkualitas hendaknya juga memperhatikan kondisi individu peserta didik sebagai individu yang unik, dan keunikan itu harus mendapat

  9 perhatian dalam proses pembelajaran.

  Karakteristik dari peserta didik, menjadi salah satu penentu dalam mempertimbangkan dan menerapkan metode serta media pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik peserta didik. Dengan demikian komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat untuk mewujudkan kualitas pembelajaran.

  Berbicara tentang inovasi, sebenarnya kata ini sering kali dikaitkan dengan perubahan, tetapi tidak setiap perubahan dikatakan sebagai inovasi. Inovasi adalah suatu ide, penemuan atau metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang 8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Cet. II; Jakarta: Sinar Grafika, 2006), h. 14. 9 Win Wenger, Beyond Teaching and Learning, diterjemahkan oleh Ria Sirait dan Purwanto dengan judul: Memadukan Quantum Teaching dan Learning (Jakarta: Nuansa, 2003), h. 89 . benar-benar baru bagi seseorang yang bersifat relatif. Sedangkan inovasi pembelajaran yang dimaksud disini adalah metode atau kiat seorang guru dalam membelajarkan siswa dengan berbagai tujuan tertentu.

  Inovasi pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru.

  Tanpa didukung kemauan dari guru untuk selalu berinovasi dalam pembelajarannya, maka pembelajaran akan menjenuhkan bagi siswa. Di samping itu, guru tidak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Mengingat sangat pentingnya inovasi, maka inovasi menjadi sesuatu yang harus

  10 dicoba untuk dilakukan oleh setiap guru.

  Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka sangatlah penting bagi para pendidik untuk memahami materi pelajaran, karasteristik peserta didik dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan dengan pemilihan model-model pembelajaran modern. Dengan demikian proses pembelajaran akan variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan

10 Nining Sudaryani, “Pentingnya Inovasi Dalam Pembelajaran”, dalam

  

96045.html di akses pada 06 Januari 2013. implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan kreatifitas peserta

  11 didik.

  Terkait dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mencermati bagaimana inovasi teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru PAI pada salah satu sekolah di Kabupaten Enrekang, yaitu SMP Darul Falah Enrekang. Sekolah ini memiliki peserta didik dengan karakeristik dan latar belakang yang sangat beragam. Hal ini tentu sangat rentan terhadap konflik dan perpecahan.

  Pada penelitian ini, peneliti memilih SMP Darul Falah Enrekang sebagai lokasi penelitian karena selama ini pondok pesantren masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mereka enggan mempercayakan putra-putrinya untuk belajar di madrasah karena gengsi dan merasa malu dengan kualitas pendidikan pondok pesantren yang rendah. Namun pandangan miring itu kini nampaknya kian bergeser.

  Sebagai jalur pendidikan yang berciri khas keagamaan (agama Islam), madrasah memiliki peranan yang cukup strategis dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama dalam waktu yang bersamaan di tengah degradasi moral yang terjadi saat ini. Harapan orang tua agar putra-putrinya memperoleh ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum secara seimbang turut mempengaruhi pandangan mereka terhadap pesantren. Hubungan yang baik antara pihak sekolah dan orang tua peserta didik harus terus dibina karena dukungan orang tua dapat memberikan dampak positif dalam memajukan kualitas 11 Hamzah B. Uno, Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Terbukti saat ini telah banyak pondok pesantren yang mampu melahirkan lulusan (output) pendidikan yang berkualitas dan berprestasi serta menjadikan sekolah unggulan, seperti yang telah diupayakan oleh SMP Darul Falah Enrekang.

  Dari seluruh kasus yang telah penulis uraikan, berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian memutuskan untuk mengambil judul : “Pelaksanaan Inovasi

  Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa di SMP Darul Falah Enrekang Kabupaten Enrekang”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Inovasi apakah yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang, Kabupaten Enrekang?

  2. Faktor-faktor apakah yang mendukung dan menghambat pelaksanaan inovasi guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang Kabupaten Enrekang? 3. Bagamana hasil pelaksanaan inovasi guru dalam pembelajaran Pendidikan

  Agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang, Kabupaten Enrekang? C.

   Deskripsi Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada pelaksanaan inovasi guru dalam menggunakan metode dan bahan ajar pembelajaran Pendidikan Agama Islam. inovasi yang dilakukan guru agama dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran yang inovatif dapat dilakukan oleh guru melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, dan dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik, memotivasi peserta didik untuk berfikir kritis dan menemukan hal-hal baru.

  Selain itu dalam pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara dinamis. Artinya peserta didik tidak hanya sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek dalam proses pembelajaran dan juga guru dalam proses pembelajaran menggunakan media, metode, dan pengelolaan kelas yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik.

  D. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Inovasi yang dilakukan oleh guru pada pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang, Kabupaten Enrekang.

  2. Untuk mengetahui faktor-faktor Apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan inovasi guru dalam pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang Kabupaten Enrekang. 3. mengetahui hasil pelaksanaan inovasi guru dalam pembelajaran Untuk Pendidikan Agama Islam di SMP Darul Falah Enrekang, Kabupaten Enrekang.

  E. Manfaat Penelitian

  Dengan adanya penelitian ini penulis berharap hal ini dapat berguna bagi: 1. Peneliti Sebagai tambahan pengetahuan, pengalaman mengenai pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam dalam tataran praktek serta untuk memperdalam ilmu tentang penelitian.

  2. Pihak SMP Darul Falah Enrekang Kabupaten Enrekang.

  Sebagai bahan informasi dan masukan dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan agama Islam agar tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah dapat terwujud.

  3. Pihak Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar .

  Menambah khazanah perpustakaan tentang pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam.

F. Pengertian Judul

  Untuk menghindari kesalahan dalam pembahasan ini, maka penyusun akan mengemukakan arti dari kata-kata penting sesuai dengan judul: Inovasi Pendidikan Agama Islam 1. Inovasi Pembelajaran

  Inovasi pembelajaran pendidikan agama Islam yang dimaksudkan adalah bentuk atau model pembelajaran pendidikan agama Islam yang berbeda dari cara pembelajaran pendidikan agama Islam yang biasa dilakukan.

  2. Pendidikan Agama Islam Usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan merupakan suatu proses, dalam perkembangannya juga dimaksudkan sebagai

  12 rumpun mata pelajaran yang diajarkan sekolah maupun diperguruan tinggi.

  Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa kegiatan (pembelajaran) PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama Islam peserta didik, disamping untuk membentuk keshalehan sosial. Dalam arti, kualitas atau keshalehan pribadi itu diharapkan mampu memancar keluar dalam hubungan keseharian dengan manusia lainnya (bermasyarakat) baik yang seagama maupun yang tidak serta dalam berbangsa dan bernegara sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan nasional (ukhuwah

  13 wathoniyah ) dan bahkan ukhuwahinsaniyah.

  Pendidikan agama Islam (PAI) pada sekolah umum bertujuan meningkatkan

keimanan, ketaqwaan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran

Islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah Swt serta

  14 berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  Dari tujuan tersebut, terdapat beberapa dimensi yang hendak dituju dalam

pembelajaran PAI yaitu: (1) keimanan siswa terhadap ajaran agama Islam; (2)

pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan siswa; (3) penghayatan atau

pengalaman batin yang dirasakan siswa dalam menjalankan ajaran agama; (4)

12 13 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran(Yogyakarta: Teras, 2007), h. 12.

  Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: Rosdakarya, 2002), h. 75-76. 14 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran(Yogyakarta: Teras, 2007), h. 13.

  15 pengamalan, dalam arti bagaimana ajaran yang telah diimani, dipahami dan dihayatiatau diinternalisasikan oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakan, mengamalkan dan mentaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta mengaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

15 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran(Yogyakarta: Teras, 2007), h. 16.x

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pelaksanaan Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang

  sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah perluasan

  16

  aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian-pengertian di atas memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

  Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirimuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai 16 Nurdin Usman. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Jakarta:PT. Raja Grafindo sasaran dari program yang ditetapkan semula.

  17 Dari pengertian yang dikemukakan di

  atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan. Yang mana dalam kegiatannya melibatkan beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penujang. Faktor-faktor yang dapat menunjang program pelaksanaan adalah sebagai berikut: a. Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi informasi yang disampaikan.

  b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

  c. Disposisi, sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap program khususnya dari mereka yang menjadi implementasi program khususnya dari mereka yang menjadi implementer program.

  d. Struktur Birokrasi, yaitu SOP (Standar Operating Procedures), yang mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit dalam mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian khusus tanpa pola yang baku. 17 Abdullah Syukur. KumpulanMakalah

  “Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya dalam Pembangunan ” (Ujung Pandang: Persadi,1987), h. 40. Keempat faktor di atas, dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi antara suatu faktor yang satu dan faktor yang lain. Selain itu dalam proses implementasi sekurang-

  18

  kurangnya terdapat tiga unsur penting dan mutlak yaitu: a. Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan; b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program perubahan dan peningkatan; c. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pelaksana dan pengawasan dari proses implementasi tersebut.

  Dari pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa pelaksana suatu program senantiasa melibatkan ketiga unsur tersebut.

  Belajar merupakan proses dasar perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar. Kitapun hidup dan bekerja menurut apa yang telah dipelajari.

  Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Segenap upaya tersebut secara sederhana dinamakan pembelajaran. Siswa sebagai pembelajar 18 Abdullah Syukur.

  Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya dalam Pembangunan ”, h. 40. di sekolah memiliki kepribadian, pengalaman, dan tujuan. Ia mengalami

  19 perkembangan jiwa, sesuai asas emansipasi diri menuju keutuhan dan kemandirian.

  Banyak tokoh mengemukakan pendekatan atau strategi pembelajaran yang dianggapnya baik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, sehingga melahirkan banyak pendekatan dan metode pula. Pembelajaran aktif adalah salah satunya. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif baik secara mental maupun fisik. Pembelajaran aktif inilah yang kemudian terus berkembang hingga menjadi Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif

20 Efektif dan Menyenangkan.

B. Pengertian Inovasi 1. Pengertian Inovasi

  Kata “innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan, tetapi ada yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu “inovasi”. Terkadang istilah inovasi juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering dikaitkan dengan istilah “discovery” dan “invention”.

  Inovasi pendidikan secara sederhana dapat dimaknai sebagai inovasi dalam bidang pendidikan. Menurut Ibrahim, inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau 19 20 Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan (Malang: PT. Rineka Cipta. 1990), h. 99.

  Zaini, Hisyam, Bermawy Munthe, & Sekar Ayu. Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta: sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau discovery, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah

  21 pendidikan.

  Dengan demikian inovasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran, ini berarti bahwa inovasi apapun yang tidak dapat meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran tidak patut untuk diadopsi, dan dalam konteks ini peran guru akan sangat menentukan dalam adopsi inovasi pada proses pendidikan/pembelajaran Oleh karena itu dalam menyikapi suatu inovasi, diperlukan suatu pemahaman yang baik tentang substansi inovasinya itu sendiri, hal ini dimaksudkan agar inovasi dapat benar-benar memberi nilai tambah bagi kehidupan.

  Dengan mengingat hal tersebut, maka dunia pendidikan sebagai suatu sub sistem kehidupan masyarakat perlu menyikapi dengan terbuka berbagai inovasi yang ada dalam dunia pendidikan, maupun yang terjadi dalam bidang kehidupan lainnya untuk berupaya mengintegrasikannya agar dapat dicapai suatu kondisi pendidikan yang tidak tertinggal dengan perubahan yang terjadi di masyarakat sebagai akibat akumulasi inovasi.

  Diskoveri (discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui oleh khalayak luas.

  Misalnya penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah ada sejak lama, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya Columbus adalah orang yang pertama

  22 kali menjumpai benua Amerika.

  Sedangkan Invensi (invention) adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemukannya itu sebelumnya

  23 benar-benar belum ada.

  Invensi menurut Undang-Undang no. 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan definisi yaitu suatu ciptaan atau perancangan baru yang belum ada sebelumnya yang memperkaya khazanah serta dapat dipergunakan untuk menyempurnakan atau memperbarui ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah

  24 ada.

  Sedangkan Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu

  25 masalah tertentu.

  22 23 Udin Saefudin Sa‟ud, Inovasi Pendidikan(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 2. 24 Udin Saefudin Sa‟ud, Inovasi Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 3. 25 Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 dalamth2002.pdf.

  Inovasi juga diartikan sebagai membuat baru, memperbaharui, pembaharuan,

  26

  penemuan, perubahan. Menurut UU No.18 tahun 2002 menyebutkan bahwa : Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

  27 telah ada ke dalam produk atau proses produksi.

  Sedangkan inovasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal

  28 sebelumnya (gagasan, metode, atau alat).

  Beragam definisi tentang inovasi telah dikemukakan oleh para ahli, diantaranya yatu : Menurut Everett M. Rogers menyebutkan

  “Innovation as an idea,

practice, or object that is perceived as new by individual or another unit of

adoption”. Mengartikan inovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau objek/benda

  yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.

  Stephen Robbins, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa. Menurut Ibrohim,

  26 27 Surawan Martinus, Kamus Kata Serapan(Jakarta: Gramedia, 2008), h. 255. 28 Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 dalamth2002.pdf.

  Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 538. inovasi pendidikan adalah inovasi di bidang pendidikan atau inovasi untuk mengatasi

  29 masalah-masalah yang terdapat pada bidang pendidikan. menurut Ansyar dan Nurtain, juga mengemukakan inovasi sebagai

  Sedangkan

  

suatu gagasan, perbuatan, atau sesuatu yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk

  30 menjawab masalah yang dihadapi.

  Dari pegertian di atas, dalam konteks penelitian ini lebih cenderung

  beberapa

  

kepada pengertian yang dikemukakan oleh Ibrohim yang mengatakan bahwa inovasi

pendidikan adalah segala inovasi di bidang pendidikan berupa ide, penemuan, gagasan,

alat atau metode yang baru bertujuan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan atau

memecahkan masalah yang terdapat pada bidang pendidikan.

  Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam disain instruksional yang menciptakan proses interaksi antara sesama peserta didik, guru dengan peserta didik dan dengan sumber belajar. Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan perubahan secara terus-menerus dalam perilaku dan pemikiran siswa pada suatu lingkungan belajar. Sebuah proses pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar.

  Belajar menurut Nana Sudjana adalah suatu proses yang ditandai dengan

  

31

  adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar menurut Morgan dalam Agus 29 Robbins, Stephen P. Teori Organisasi: Struktur Desain dan Aplikasi(Jakarta: Arcan, 1994), th. 30 Dasar Kependidikan; Komponen MKDK (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

  Fuad Ihsan, Dasar- 192. 31 Sudjana, Nana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru. 2001), h. 28.

32 Suprijono, adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari

  pengalaman. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

  Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, kompetensi, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita. Mengajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengorganisasi atau menata sejumlah sumber potensi secara baik dan

  33

  benar, sehingga terjadi proses belajar anak. Mengajar menurut Nana Sudjana merupakan suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan

  34 proses belajar.

  Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah lebih baik.

  Selama proses pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi

  32 Suprijono, Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem (Cet ke-1; Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), th. 33 Danim, Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik (Jakarta. PT Bumi Aksara, 2008), h. 38. 34 Sudjana, Nana. Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru, 2001), h. 29.

  35

  siswa. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Berdasarkan teori belajar ada lima pengertian pembelajaran diantaranya sebagai berikut: a. Pembelajaran adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada siswa di sekolah.

  b. Pembelajaran adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga sekolah.

  c. adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk Pembelajaran menciptakan kondisi belajar bagi siswa.

  d. Pembelajaran adalah upaya untuk mempersiapkan siswa untuk menjadi warga masyarakat yang baik.

  e. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan

  36 masyarakat sehari-hari.

Dokumen yang terkait

Manajemen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai Upaya Guru dalam Menciptakan Siswa Aktif di MI No. 2 Bajoe Kabupaten Bone - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 18 158

Metode Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Pembelajaran di MAN 2 Watampone Kabupaten Bone - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 134

Kinerja Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri 1 Namlea Kabupaten Buru - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 189

Kompetensi Supervisi Akademik Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kota Bontang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 180

Kreativitas Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SDN 39 Sering Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 191

Tinjauan Hukum Islam (MaṢlaḥah Mursalah) terhadap Istri PNS Pencari Nafkah Utama di Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 5 142

Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas dalam Pembinaan Guru Pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 168

Tradisi Pangewaran di Desa Kaluppini Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 108

Kesulitan Guru dalam Mengembangkan Penilaian Sikap Peserta Didik di SDN 75 Locok Kab. Enrekang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 102

Problematika Ummat Islam dalam Pelaksanaan Shalat Berjamaah di Masyarakat Kaban Desa Masalle Kab Enrekang - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 2 86