PENGARUH KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KALOSI KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

  

PENGARUH KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PERAWAT TERHADAP KEPUASAN

PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KALOSI KECAMATAN ALLA KABUPATEN

ENREKANG

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

  

Sarjana sosial (S.Sos) pada Jurusan Ilmu komunikasi

Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar

Oleh

  

MIRNAWATI SYARIF

NIM. 50700109033

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan

bahwa skripsi ini benar bahwa hasil karya penyusun sendiri. Jika di kemudian hari terbukti

bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau

seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 21 November 2013 Penyusun, Mirnawati Syarif NIM : 50700109033

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Pembimbing penulisan skripsi saudari Mirnawati Syarif, NIM : 50700109033,

Mahasiswa Jurusan ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar, setelah dengan saksama meneliti

“Pengaruh Komunikasi dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul,

Antarpribadi Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Kalosi

Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”, memandang bahwa Skripsi tersebut telah memenuhi

syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang munaqasyah.

  Demikian persetujuan ini diberikan untuk diproses lebih lanjut.

  Makassar, 21 Oktober 2013 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Hj. Murniaty Sirajuddin, M. Pd Dr. H. Kamaluddin TajibuM. Si

NIP. 19530302 198403 2001 NIP. 19530302 198403 2001

  

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Perawat Terhadap

  

Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang”

yang disusun oleh Saudari Mirnawati Syarif, NIM : 50700109033, Mahasiswa Jurusan ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankaan

dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari .............. November 2013

dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam

fakultas dakwah dan komunikasi, jurusan ilmu komunikasi dengan beberapa perbaikan.

  November 2013 M Muharram 1435 H

DEWAN PENGUJI

  Ketua : Dr. Nurhidayat M. Said. M. Ag (................................. ) Sekretaris : Ramsiah Tasruddin, S.Ag.,M.Si (..................................) Munaqisy I : Dra. Hj. Sitti Trinurmi, M. Pd (..................................) Munaqisy II : Dra. Audah Mannan, M. Ag (..................................) Pembimbing I : Dra. Hj. Murniaty Sirajuddin, M.Pd (..................................) Pembimbing II : Dr. H. Kamaluddin Tajibu, M.Si (..................................)

  

Diketahui Oleh :

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

UIN Alauddin Makassar

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Di

Puskesmas Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang” dapat terselesaikan. Salam dan

Shalawat tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw, yang telah

membawa kita semua dari alam kegelapan menuju alam terang benderang, dari dunia kebodohan

menuju dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

  Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat utama, dalam meraih gelar Sarjana

Sosial (S.Sos) pada Jurusan ilmu komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas

Islam Negeri (UIN ) Alauddin Makassar.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini,

mengingat terbatasnya waktu, pengetahuan, dan kemampuan penulis. Dengan penuh kerendahan

hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya akan

berguna dimasa yang akan datang.

  Menyusun skripsi ini tak sedikit kesulitan dan hambatan yang harus dihadapi dan dialami

penulis, baik menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data, maupun biaya yang tidak

sedikit. Namun kerja keras dan keungguhan hati serta dorongan dan motifasi dari berbagai pihak

  Ucapan terimah kasih yang terdalam, penulis hanturkan buat kedua orang tua yang selalu

memberikan kasih sayang bapak Syarif.R dan ibu Senaba untaian doa dukungan dan bantuan

baik moril maupun materil serta selalu memberikian semangat kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

  Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas juga dari bantuan dan bimbingan

dari bernagai pihak, untuk segalanya itu, penulis menghanturkan terimah kasih yang setulusnya

dan penghargaan yang tak terhingga kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing, H. T, MS. selaku Rektor UIN Alauddin Makassar.

  

2. Ibu Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, Ibu Dr.Hj Muliaty

Amin, M.Ag yang telah memberikan segala bantuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

  

3. Ibu Ramsiah Tasruddin, S.Ag.M.Si dan Dra. Audah Mannan, M.Ag selaku ketua dan

sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat.

4. Ibu Dra. Hj. Murniaty Sirajuddin, M. Pd selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. H.

  Kamaluddin Tajibu, M. Si selaku dosen pembimbing II dengan penuh perhatian telah memberikan dukungan dan waktu yang telah diluangkan untuk membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  

5. Semua dosen dan staf pegawai fakultas Dakwah dan komunikasi terkhusus Bapak/Ibu dosen

Jurusan ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar, terima kasih atas segala ilmu dan

  

6. Kepada Kepala Puskesmas Kalosi Enrekang yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian di Puskesmas Kalosi Enrekang, serta para perawat dan pegawai puskesmas yang membantu penulis selama penelitian berlangsung.

7. Buat kakak-kakakku, juslifa, juneda, wahida, hasriani, aswar, misdayani segala dukungan dan kasih sayangnya selamanya menjadi motivasi dan hadiah berharga bagi penulis.

  

8. Teman-teman Jurusan ilmu Komunikasi Angkatan 2009 : Nurhikmah, Andi Rini Pratiwi,

Fitriani Dewi Rahayu, Sarni, Alqoriah Etik, Iswar Ramadhan, Ilham Saputra, Haeril, dan yang tidak saya sebuktan namanya kebersamaan kini menorehkan berjuta warna dan kelak menyisakan kenangan indah dan penuh makna.

  Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan

terutama untuk mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan semoga

semua kerja keras serta kesabaran yang dilakukan selama menyelesaikan skripsi ini bernilai

ibadah dimata Sang Khalik, Amin….

  Makassar, 21 Oktober 2013 Penulis Mirnawati syarif

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................................. iv

KATA PENGANTAR......................................................................................... v

DAFTAR ISI........................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

ABSTRAK ........................................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah … ................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................

  4 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................................

  4 D. Hipotesis Penelitian ............................................................................

  5 E. Definisi Operasional Variabel.............................................................

  5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  A. Komunnikasi 1. Definisi Komunikasi ......................................................................

  9 2. Karakteristik Komunikasi ..............................................................

  12

  B. Komunikasi Antarpribadi 1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi.............................................

  22 D. Populasi dan Sampel ...........................................................................

  37 D. Analisis Regrei Linier ........................................................................

  34 C. Analisis Penerapan Komunikasi Antarpribadi Perawat Terhadap Pasien Rawat Inap di Puskesmas Kalosi Kecamatan Alla Kabupaten Enrekang .............................................................................................

  30 B. Karakteristik Responden .................................................................... .

  27 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Kalosi Enrekang .................................

  25 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................

  23 E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

  22 C. Sumber Data........................................................................................

  13 2. Tujuan Komunikasi Antarpribadi ..................................................

  22 B. Waktu dan Lokasi Penelitian ..............................................................

  20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian....................................................................................

  19 C. Pengertian Perawat ............................................................................

  18 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan .................

  16 C. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Pasien ..........................................................

  15 3. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi.........................................

  56

  BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................

  62 B. Implikasi Penelitian..............................................................................

  63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kalosi Enrekang ............................

  33 Gambar 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..........................

  35 Gambar 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur........................................

  37 Gambar 4.4. Frekuensi Komunkasi Antarpribadi .................................................

  39 Gambar 4.5. Distribusi Komunikasi Antarpribadi Melalui Keterbukaan .............

  42 Gambar 4.6. Distribusi Komunikasi Antarpribadi Melalui Kesamaan.................

  44 Gambar 4.7. Distibusi Frekuensi Kepuasan Pasien ..............................................

  46 Gambar 4.8 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Melalui Bukti Fisik ............

  48 Gambar 4.9 Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Melalui Daya Tanggap .......

  50 Gambar 4.10. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien Melalui Jaminan .................

  52 Gambar 4.11. Distribusi Frekensi Kepuasan Pasien Melalalui Perhatian ..............

  54 Gambar 4.12. Distribusi Frekuensi Kepuasan Melalui Keandalan.........................

  56

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Komunikasi Antarpribadi ...................

  26 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........................

  34 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .........................................

  36 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Frekuensi Komunikasi Antarpribadi ...................

  38 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Komunikasi Antarpribadi Melalui Keterbukaan.

  41 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Komunikasi Antarpribadi Melalui Kesamaan.....

  43 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien .................................................

  45 Tabel 4.7. Kepuasan Pasien Melalui Bukti Fisik...................................................

  47 Tabel 4.8. Kepuasan Pasien Melalui Daya Tanggap .............................................

  49 Tabel 4.9 Kepuasan Pasien Melalui Jaminan .......................................................

  51 Tabel 4.10 Kepuasan Pasien Melalui Perhatian .....................................................

  54 Tabel 4.11 Kepuasan Pasien Melaui Keandalan.....................................................

  55 Tabel 4.12 Analisis Multivariabel Antara Variabel X 1 , X 2 , ,Terhadap Y ..............

  61

  

ABSTRAK

Nama Penyusun : Mirnawati Syarif NIM : 50700109033 Jurusan : Ilmu Komunikasi Judul Skripsi : Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Perawat Terhadap Kepuasan

  Pasien Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang.

  Penelitian ini berjudul Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Perawat Terhadap Kepuasan

Pasien Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang, Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

Penerapan Komunikasi Antarpribadi Perawat Terhadap Pasien Rawat Inap Puskesmas Kalosi

Enrekang, Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang.

Untuk mengetahui Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Perawat Terhadap Kepuasan Pasien

Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang,

  Metode yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif korelasional. bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pengaruh komunikai antarpribadi (X) terhadap tingkat kepuasan pasien

(Y). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pasien yang menerima perawatan di Rawat

Inap Puskesmas Kalosi Kabupaten Enrekang berjumlah 172 orang pada tahun 2013. Untuk

menentukan sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 5 % dengan tingkat

kepercayaan 95 %. Sehingga diperoleh sampel sebanyak 120 orang, untuk menentukan

responden yang berhak dijadikan sampel digunakan teknik Proportional Stratified Random

Sampling

  Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui teknik angket dan

observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kesahihan

(internal consistency metods of item analysis), analisis regresi, uji F Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Sig. = 0,00 dengan koefisien korelasi =

0,616. Maka diketahui nilaiSig.< α. Hal ini menunjukkan bahwa variabel komunikais

antarpribadi perawat memiliki pengaruh yang poitif terhadap kepuasan pasien. Variabel

komunikai antarpribadi melalui keterbukaan sebesar 34,9%, komunikasi antarpribadi melalui

kesamaan sebesar 14,4%.

  Tentunya terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi

hubungan antara variabel Komunikasi Antarpribadi Perawat dan variabel Kepuasan Pasien.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin baik (tinggi) Komunikasi

Antarpribadi Perawat, maka akan semakin tinggi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya membutuhkan manusia lain untuk bertahan hidup. Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar-

  

menukar gagasan, mengirim atau menerima informasi. Banyak alasan mengapa

manusia harus berkomunikasi. Thomas M. Schcidel dalam Edi Santoso mengatakan,

orang berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri dan

1 untuk membangun kontak sosial dengan orang lain.

  Komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat karena merupakan aspek terpenting dan

2 kompleks bagi kehidupan manusia serta merupakan bagian integral dari kehidupan.

  Komunikasi merupakan komponen dasar dalam hubungan antara manusia,

termasuk keperawatan. Baik hubungan antara pasien, sesama perawat, dengan atasan

dan dokter. Maka komunikasi sangat penting sebagai sarana yang efektif dalam

memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.

  Berkomunikasi dengan orang lain tampaknya merupakan hal sederhana,

dimana dua orang yang saling bertatap muka, berdialog secara bergantian, dua arah

timbal balik. Akan tetapi terkadang tidak mudah untuk dapat berkomunikasi dua

  

arah secara lancar. Perbedaan persepsi antara komunikator dengan komunikan

sering kali membuat hubungan diantara keduanya menjadi kurang harmonis. Hal

seperti ini juga sering terjadi dalam komunikasi antara perawat dengan pasien.

  Perawat adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus

mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia. Perawat harus

bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan

karena perawat membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan.

Dengan komunikasi yang baik seorang perawat selalu menjalin hubungan yang lebih

baik dengan pasien. Hubungan yang baik, akan terjalin sikap saling menghormati

dan menghargai di antara keduanya.

  Komunikasi dalam profesi keperawatan merupakan faktor pendukung

pelayanan keperawatan profesional yang dilaksanakan oleh perawat, dalam

mengekspresikan peran dan fungsinya. Salah satu kompetensi perawat yang harus

dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi dengan efektif dan mudah dipahami

dalam pelayanan keperawatan. Kemampuan berkomunikasi akan mendasari upaya

pemecahan masalah pasien, mempermudah pemberian bantuan, baik dalam

pelayanan medik, maupun psikologi. Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi,

perawat akan mudah menjalin hubungan saling percaya dengan pasien, yang

selanjutnya akan memberikan dampak kepuasan profesional dalam pelayanan.

  Keterkaitan antara komunikasi dengan kepuasan dalam menerima pelayanan

menarik perhatian peneliti karena tidak jarang dari komunikasi yang buruk antara

komuniktor dengan komunikan yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan dan

ketidakpuasan serta hilangnya kepercayaan pasien terhadap instansi puskesmas.

  Kepuasan pasien terhadap komunikasi seorang perawat merupakan tingkat

perasaan pasien setelah membandingkan komunikasi perawat yang dirasakan dengan

harapan yang diinginkan oleh pasien setelah menjalani rawat inap. Suryani

mengatakan jika pasien tidak puas, maka kinerja dari perawat dapat terhambat, karena

pasien dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapat menghambat kerja petugas

kesehatan, pasien tidak mau kembali ke instalasi karena ketidak puasan tersebut dan

3 juga pasien merasa sia-sia telah mengeluarkan biaya demi kesembuhannya.

  Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena jika pasien

puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika

pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan kepada orang lain tentang

pengalaman buruknya.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana penerapan komunikasi antarpribadi perawat, terhadap pasien Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang?

2. Bagaimana tingkat kepuasan pasien terhadap penerapan komunikasi antarpribadi perawat di Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang.

  3. Apakah ada pengaruh komunikasi antarpribadi perawat, terhadap kepuasan pasien Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

  a. Untuk mengetahui penerapan komunikasi antarpribadi perawat, terhadap pasien Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap penerapan komunikasi antarpribadi perawat di Rawat Inap Puskesmas Kalosi

  Enrekang.

c. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi antarpribadi perawat, terhadap kepuasan pasien Rawat Inap Puskesmas Kalosi Enrekang.

2. Kegunaan penelitian

  a) Kegunaan teoris 1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah ragam penelitian dalam bidang ilmu komunikasi 2) Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi pembaca dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang lain.

  b) Kegunaan praktis 1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu acuan bagi pihak terkait mengenai pentingnya komunikasi antarpribadi.

2) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi informasi baru bagi para pembaca.

  D. Hipotesis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah, maka peneliti akan mengemukakan

hipotesis yaitu: “Komunikasi Antarpribadi Perawat berpengaruh terhadap kepuasan

Kabupaten Enrekang”.

  Pasien Rawat Inap di Puskesmas Kalosi Kecamatan Alla

  E. Definisi Operasional Variabel Judul yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Komunikasi

  

Antarpribadi Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Kalosi

Kecamatan Alla Kabupaten Enre kang”. Untuk menghindari kesalah pahaman dalam

mengintegrasikan judul yang diajukan dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua

variabel yaitu:

  1. Variahbel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel devenden (terikat) .

  4 Variabel bebas dalam

  penelitian ini adalah Komunikasi Antarpribadi yang disimbolkan dengan huruf

  X. Komunikasi Antarpribadi adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung.

5 Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan dimensi dari variabel (X)

  adalah:

  6

  a) Keterbukaan Komunikator dan komunikan saling mengungkapkan ide atau gagasan bahkan

permasalahan secara bebeas (tidak ditutup-tutupi) dan terbuka tanpa rasa takut atau

malu. Keduanya aling mengerti dan saling memahami. Dalam hal ini perawat sebagai

komunikator dan pasien sebagai komunikan, dan diharapkan antara perawat dan

pasien harus saling terbuka agar tercapainya komunikasi antarpribadi yang baik.

  Komunikasi antarpribadi bersifat keterbukaan yaitu kemauan menanggapi

dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan

antarpribadi.

4 Nursalam, Statistik Untuk Penelitian (Makassar: Alauddin University Press, 2011), h. 12

b) Kesamaan

  5

  Komunikasi antarpribadi bersifat kesetaraan atau kesamaan yaitu pengakuan

secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai

sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Komunikasi akan menjadi lebih akrab

dan jalinan pribadi akan menjadi kuat apabila memiliki kesamaan tertentu, seperti

kesamaan pandangan, sikap, usia dan kesamaan idiologi, dan sebagainya,

2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

  7 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan yang disimbolkan dengan

  huruf Y. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang mendapat kesan dari membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan harapan- harapannya.

  Berdasarkan pembahasan diatas dapat dikemukakan dimensi (indikator) dari variabel (Y) : a. Bukti Fisik (Tangible), meliputi penampilan fisik, kelengkapan atribut, kerapian dan kebersihan ruang perawatan dan penampilan perawat, b. Keandalan (Reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, tidak bingung dan selalu

memberikan penjelasan atas tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

  c. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu keinginan membantu para pasien dan memberikan pelayanan dengan tanggap dan seksama,dengan siap, cepat, tepat dan selalu sedia setiap saat,

  

d. Jaminan (Assurance) mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat

dapat dipercaya, bebas dari bahaya resiko atau keragu-raguan tindakan keperawatan yang akan dilakukan,

  

e. Empati (Emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan

komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami pasien. Hal ini terutama berkaitan dengan karakteristik masing-masing.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi

1. Definisi komunikasi

  Kata atau istilah “komunikasi” (dari bahasa inggris “comunicatoin”) berasal

dari “communicatus” dalam bahasa latin yang artinya “berbagi” atau “menjadi milik

bersama”. Dengan demikian, komunikasi menurut lexcographer (ahli kamus

bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.

  

Sementara itu, dalam webster’s new colleglate dictionary edisi tahun 1977 antara

lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi

diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda- tanda, atau tingkah laku”.

  Menurut hoyland, jenis & kelley komunikasi adalah suatu proses dimana

seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-

kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain.

  Menurut barnland komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan

untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan

atau memperkuat ego. Bagi barnland komunikasi adalah upaya atau tindakan yang

mempunyai tiga tujuan untuk mengurangi ketidak pastian, sebagai dasar bertindak

secara efektif dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego.

  Menurut gode komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari

yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh

dua orang atau lebih. Definisi dari gode memberi penekanan pada proses

“penularan” pemilikan, yakni dari yang semula (sebelum komunikasi) hanya

dimiliki satu orang kemudian (setelah komunikasi) menjadi dimiliki oleh dua orang

atau lebih. Kata penularan lebih tepat dipergunakan dalam konteks definisi ini

dibandingkan dengan distribusi atau pembagian, karena apa yang dimiliki seseorang

(sebelum komunikasi) tidak akan menjadi berkurang baik kualitas ataupun

  8 kuantitasnya setelah dikomunikasikan kepada orang-orang lainnya.

  Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak lahir ke

dunia. Tindakan komunikasi ini terus-menerus terjadi selama proses kehidupannya.

  

Dengan demikin komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan

manusia. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana bentuk dan corak kehidupan

manusia di dunia ini seandainya saja jarang atau hampir tidak ada tindakan

komunikasi antara satu kelompok dengan kelompok lain.

  Dari perspektif agama bahkan tuhanlah yang mengajarkan manusia

berkomunikasi, dengan menggunakan akal dan kemampuan bahasa yang

dianugerakan kepadanya. Allah berfirman dalam surah Ar-Rahmaan (55) : 1-4

  

    

    

  Terjemahnya : (Tuhan) yang maha pemurah, yang telah mengajarkan al- Qur’an. Dia

  9 menciptakan manusia mengajarkan pandai bicara.

  Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah Swt mengajarkan Al- Qur’an kepada

nabi Muhammad Saw sebagaimana mengajarkannya juga pandai berbicara dan

beliaulah yang diamanahkan untuk mengajarkannya kembali kepada ummatnya

sebagaimana manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali

dengan berjamaa, maka haruslah terjalin komunikasi yang baik antara komunikator

dengan komunikan.

  Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi dari kehidupan manusia.

Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui

komunikasi seseorang dapat menyampaikan apa yang ada dalam bentuk pikirannya

atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Seseorang dapat membuat dirinya untuk tidak terasingi atau terisolasi dari

lingkungannya, seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang

diketahuinya kepada orang laindan berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya

  

baik yang dekat maupun yang jauh dan menghilangkan rasa tegang karena berbagai

  10 permasalahan yang dihadapinya.

2. Karakteristik komunikasi

  a. Komunikasi adalah suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau konsekuensi) serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.

  b. Komunikasi adalah upaya yang disengajaserta mempunyai tujuan,Komunika si adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja serta sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.

  c. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari pelaku yang terlibat, kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.

  d. Komunikasi bersifat simbolis, komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam berkomunikasi antar manusia atau bahasa verbal yang digunakan untuk keperluan membujuk atau meminta tolong, tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal yang digunakan untuk tujuan untuk memerintah atau memaksa. Selain bahasa verbal juga terdapat lambang-lambang yang bersifat non-verbal yang dapat digunakan dalam

  11 komunikasi seperti ( gerak tangan, kaki atau bagian lainnya dari tubuh).

B. Komunikasi Antarpribadi

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

  Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator

dengan komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap paling efektif untuk

mengubah sikap, pendapat atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis.

  Menurut Barnlund komunikasi antarpribadi selalu dihubungkan dengan

pertemuan antara dua, tiga atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan

  12 tidak berstruktur.

  Menurut Devito komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan dari

  13 seseorang dan diterima oleh orang lain dengan efek dan feedback yang langsung.

  Komunikasi antarpribadi mempunyai berbagai macam manfaat antara lain

dapat mengenal diri sendiri dan orang lain, dapat mengetahui dunia luar, dapat

menjalin hubungan yang lebih bermakna. Melalui komunikasi antarpribadi seseorang

bisa melepaskan ketegangan, juga bisa mengubah nilai-nilai dan sikap hidup,

memperoleh hiburan dan mengibur orang lain, sebagaimana dalam firman Allah

dalam surah Al-Hujaraat (49):13. 11 12 Ibid., h. 15 Dasrun Hidayat, Komunikasi Antarpribadi Dan Medianya (Cet, 1; Yogyakarta: Graha Ilmu,

  

    

    

  

    

      

  

        

 

  Terjemahnya : Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha

14 Mengenal.

  Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah swt menciptakan laki-laki dan

perempuan untuk saling mengenal, berkomunikasi, tukar menukar informasi satu

sama lain demi mempererat hubungan silaturahmi dan persaudaraan antara umma

beragama.

  Manusia sebagai makhluk sosial selalu berkeinginan untuk berbicara, tukar

menukar gagasan, mengirim dan menerima informasi, berbagi pengalaman, bekerja

sama dengan orang lain untuk mmenuhi kebutuhan. Berbagai keinginan tersebut

hanya dapat terpenuhi melalui kegiatan interaksi dengan orang lain dalam suatu

sistem sosial tertentu. Adanya aktifitas-aktifitas dalam kehidupan sosial menunjukkan

  

bahwa manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya. Naluri ini

merupakan salah satu yang paling mendasar dalam kebutuhan hidup manusia,

disamping kebutuhan akal afeksi (kebutuhan akal kasih sayang), inklusi (kebutuhan

akan kepuasan) dan kontrol (kebutuhan akan pengawasan).

  Interaksi manusia dengan manusia menunjukan bahwa setiap orang

memerlukan bantuan dari orang lain disekitarnya. Untuk itu dia melakukan

komunikasi. Dapat dikatakan bahwa secara kodrat manusia merasa perlu

berkomunikasi sejak masih bayi sampai akhir hayatnya atau ungkapan lain untuk

menggambarkan hal in adalah secara empiris tiada kehidupan tanpa komunikasi.

  15

2. Tujuan Komunikasi Antarpribadi

  a. Agar pesan yang disampaikan oleh komunikator dimengerti oleh komunikan,

Dalam menjalankan perannya sebagai komunikator, perawat perlu

menyampaikan pesan tentang diagnosa penyakit dengan jelas, lengkap dengan tutur kata yang lembut dan sopan, agar pesan yang disampaikan da pat diterima oleh pasien, b. Memahami orang lain, Prose komunikasi tidak dapat berlangsung dengan baik, bila perawat tidak memahami kondisi atau apa yang diinginkan pasien.

c. Agar gagasan dapat diterima orang lain,

  Selain sebagai komunikator perawat juga sebagai edukator yaitu memberikan pendidikan tentang kesehatan kepada pasien, peran ini akan efektif dan berhasil bila apa yang disampaikan oleh perawat dapat diterima dan dimengerti oleh pasien.

  d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, Mempengaruhi orang lain untuk ingin melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya, yang tentunya bermanfaat bagi pasien. Dalam hal ini perlu adanya pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan dengan komunikasi antarpribadi.

3. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

  Berikut ini penjelasan tentang karakteristik komunikasi antarpribadi:

  16

  e. Komunikasi antarpribadi bersifat dialogis artinya arus balik antara komunikator dengan komunikan terjadi langsung atau tatap muka sehingga pada saat itu juga komunikator dapat mengetahui secara langsung tanggapan dari komunikan dan secara pasti akan mengetahui apakah komunikasinya positif, negatif, dan berhasil atau tidak.

  f. Komunikasi antarpribadi melibatkan jumlah orang terbatas artinya bahwa komunikasi antarpribadi hanya melibatkan dua orang atau tiga orang lebih dalam komunikasinya.

g. Komunikasi antarpribadi terjadi secara spontan. Terjadinya komunikasi antarpribadi sering tanpa ada perencanaan atau direncanakan.

  

h. Komunikasi antarpribadi menggunakan media. Komunikasi sangat dinamis sehingga komunikasi antarpribadi juga berkembang, semula tidak menggunakan media dan pada perkembangannya juga bisa menggunakan media.

i. Komunikasi antarpribadi bersifat keterbukaan yaitu kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.

j. Komunikasi antarpribadi bersifat empati yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain. Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung

kondusif apabila komunikator menunjukan rasa empati pada komunikan.

k. Komunikasi antarpribadi bersifat dukungan yaitu situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Komunikasi antarpribadi diperlukan sikap memberi dukungan dari pihak komunikator agar komunikan ingin berpartisipasi dalam komunikasi.

l. Komunikasi antarpribadi bersifat positif, seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lebih aktif berpartisipasi dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.

m. Komunikasi antarpribadi bersifat kesetaraan atau kesamaan yaitu pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna. Menurut Rahmat mengemukakan bahwa kesamaan atau kesetaraan adalah sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis, tidak menunjukan diri sediri lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain karena status.

C. Kepuasan Pasien

1. Pengertian kepuasan pasien

  Kata kepuasan berasal dari bahasa latin “satis” artinya cukup baik, memadai

dan “fakto” melakukan atau membuat. Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya

  17 pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai.

  Kepuasan menurut kamus besar bahasa indonesia berasal dari kata puas yang

memiliki arti merasa senang (lega, gembira karena sudah terpenuhi hasrat harinya)

lebih dari cukup, jemu, sehingga kepuasan diartikan sebagai perihal yang bersifat

  18 puas, kesenangan dan kelegahan.

  Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa dari seseorang yang mendapat

kesan dari membandingkan hasil pelayanan kinerja dengan harapan-harapannya.

  

Menurut Oliver kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya. Tingkat kepuasan

merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Apabila

kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Menurut Kotler kepuasan

17 Irwan Misbach, Kualitas Layanan Bank Syariah (Makassar:Alauddin University Press,

  

adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan adalah

kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa atau

  19 pelayanan yang diberikan.

  Kepuasan pasien terhadap komunikasi antarpribadi perawat merupakan

tingkat perasaan seseorang pasien setelah membandingkan komunikasi seorang

perawat yang dirasakan dengan harapan yang diinginkan oleh pasien setelah