BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat - FAOZAN FIKRI BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

  keinginan yang besar terhadap sesuatau hal atau aktifitas. Menurut Syah (2003), minat kurang popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

  Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu (Slameto, 2002).Minat yang tinggi cenderung mendorong seseorang untuk meraih prestasi yang optimal (Djamarah, 2002).

  Rumusan tentang minat dalam faktor psikologis yang mempengaruhi minat seseorang yaitu interest is presiting tendency to pay attention to and

  enjoy some activity or content (kecenderungan yang tetap untuk

  memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan), maksudnya kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai rasa senang (Slameto, 2003).

  11 Minat diartikan sebagai kondisi yang terjadi apabila seseorang dengan keinginan atau kebutuhan sendiri. Oleh karena itu sesuatu yang dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh hal yang dilihat mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Menurut Bernard dalam Sardiman (2003), minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.

2. Faktor Timbulnya Minat

  Faktor timbulnya minat, menurut Crow dan Crow (1982) dalam Rosyadi (2013) terdiri dari tiga faktor : a.

  Faktor Dorongan dari Dalam (Motivasi Intrinsik) Yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas lain yang menantang.

  b.

  Faktor Motivasi Sosial Yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami dari hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman. c.

  Faktor Emosional Yakni minat yang berkaitan dengan parasaan dan emosi. Misalnya keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.

  3. Kriteria Minat

  Purwanto (2010), mendeskripsikan minat seseorang dalam 3 golongan yaitu : a.

  Minat Rendah Minat seseorang dikatakan rendah jika orang tersebut tidak menginginkan obyek minat.

  b.

  Minat Sedang Minat seseorang dikatakan sedang jika seseorang menginginkan objek minat tersebut akan tetapi tidak dilakukan dalam waktu segera c.

  Minat Tinggi Minat seseorang dikatakan tinggi jika seseorang sangat menginginkan objek minat tersebut dan dilakukan dalam waktu segera.

  4. Aspek-Aspek Minat

  Minat seseorang tidak didapatkan dari lahir, melainkan hasil dari pengalaman belajar.Untuk mengerti bahwa minat berkembang perlu diketahui bukan saja minat dipelajari, melainkan juga berbagai aspek minat berkembang. Minat termasuk dalam taksonomi efektif (Bloom, 1974 dalam Rosyadi, 2013). Taksonomi afektif Bloom ini meliputi lima kategori : a.

  Penerimaan (receiving) yang terdiri dari sub-kesadaran kemauan penerima perhatian yang terpilih. Penerimaan adalah sensitivitas terhadap rangsang dari fenomena-fenomena tertentu, dimana individu tersebut mau menerima atau memperhatikan rangsang dan fenomena tersebut. Kategori penerimaan ini dibagi menjadi tiga sub-kategori yang terdiri dari :

  1) Kesadaran pada tarif ini adalah kesadaran terhadap sesuatu yang ada dalam satu situasi, baik berupa fenomena atau objek.

  2) Kemauan untuk menerima sub-kategori ini menggambarkan tingkah laku individu yang mau menerima stimulus, atau dengan kata lain individu mempunyai kemauan untuk menerima rangsangan yang ditimbulkan oleh fenomena.

  3) Pengontrolan atau perhatian yang terpilih merupakan perhatian terhadap rangsangan atau fenomena objek yang telah dipilih individu.

  b.

  Menanggapi (responding) yang terjadi dari sub-kategori persetujuan untuk menenggapi kemauan dan kepuasan.

  Menanggapi adalah kategori kedua.Kategori ini merupakan perhatian yang aktif terhadap benda yang menimbulkan rangsangan pada individu atau fenomena-fenomena tertentu. Pada kategori ini, individu akan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan objek atau fenomena yang telah dipilih. Kategori kedua ini dibagi menjadi tiga, yaitu :

  1) Persetujuan untuk menanggapi, yang merupakan respon untuk menunjukan kepada adanya ketaatan atau kerelaan individu terhadap aturan-aturan yang berkaitan dengan rangsangan fenomena dan objek.

  2) Kemauan untuk menanggapi, yang merupakan kemauan sukarela individu (tanpa paksaan) untuk melakukan aktivitas.

  3) Kepuasan untuk menanggapi, yang merupakan tindakan yang disertai oleh perasaan puas setelah melakukan aktivitas.

  c.

  Penilaian (Valuing) yang terjadi dari sub-kategori penerimaan, pemilihan dan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu.

  Penilaian adalah kategori yang menunjukan penilaian dasar atas suatu rangsangan fenomena atau objek.Satu hal yang penting adalah bahwa adanya aktivitas tersebut dikarenakan adanya niali atau harga dari fenomena, objek atau subjek. Kategori ini dibagi menjadi beberapa sub- kategori:

  1) Menerima nilai. Sub-kategori ini merupakan penerimaan secara emosional terhadap hal-hal atau fenomena terentu. Hal ini juga diistilahkan dengan kepercayaan individu terhadap objek atau fenomena tersebut.

  2) Pemilihan pada suatu nilai merupakan pilihan individu terhadap suatu rangsang, fenomena atau objek yang sesuai dengan keinginan atau kesukaannya.

  3) Tanggung Jawab. Sub-kategori ini menunjukan adanya keyakinan dan ketentuan seseorang yang bertingkah laku. Bertingkah laku pada tingkatan ini benar-benar berperan pada suatu nilai.

  d.

  Organisasi (organization) yang terdiri dari sub-kategori penggambaran dan pengorganisasian terhadap nilai. Sub-kategori ini diharapkan bertindak sebagai klasifikasi yang tepat untuk yujuan yang menggambarkan awal dari pembentukan system nilai. Kategori ini dibagi menjadi dua sub-kategori:

  1) Penggambaran suatu nilai. Hal ini merupakan sub-kategori yang menunjukkan adanya kualitas abstraksi. Dalam sub-kategori ini, individu memperoleh kesempatan untuk melihat hubungan antar niali dengan konsep yang akan dilihat.

  2) Pengorganisasian suatu nilai. Hal ini merupakan konsep yang diperoleh individu untuk dibawa bersama-sama dengan nilai yang komplek dalam kumpulan suatu nilai.

5. Kondisi yang Brpengaruh Terhadap Minat

  Menurut Nursalam (2008) faktor yang mempengaruhi minat yaitu : 1.

  Faktor Internal a.

  Cita-cita dan aspirasi Cita-cita merupakan faktor pendorong yang dapat menambah semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar.

  Cita-cita dan aspirasi akan memperkuat minat dan motivasi karena terwujudnya cita-cita dan aspirasi akan mehasilkan aktualisasi diri. Cita-cita yang bersumber dari diri sendiri akan membuat seseorang berupaya lebih banyak, yang diindikasikan dengan: sifat ingin tahu yang lebih luas, keinginan untuk memperbaiki kegagalan, kreativitas tinggi, berusaha untuk bekerja sama.

  b.

  Kemampuan individu Kemampuan seorang individu akan mempengaruhi minat dan motivasinya. Kemampuan yang dimaksud adalah segala profesi yang berkaitan dengan intelektual dan intelegensi.

  c.

  Kondisi individu Kondisi individu yang sehat jasmani dan rohani akan memberikan motivasi yang positif pada seseorang. Kondisi individu secara fisiologis yang mempengaruhi motivasi meliputi: kesehatan fisik dan panca indera. Sedangkan kondisi psikologis, meliputi: bakat, intelegensi, sikap, persepsi, minat.

  d.

  Harapan adalah sesuatu yang diinginkan oleh seorang individu.

2. Faktor Eksternal

  Menurut Hurlock (2007), beberapa kondisi yang mempengaruhi minat, diantaranya: a.

  Status Ekonomi Status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mereka laksanakan.Sebaiknya, kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

  b.

  Pendidikan Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.

  c.

  Situasional (orang dan lingkungan) Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki, dan kurang penghargaan dari orang lain.

  d.

  Keadaan Psikis Keadaan psikis yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap minat adalah kecemasan.Kecemasan merupakan suatu respon terhadap stres, seperti putusnya suatu hubungan yang penting atau bencana yang mengancam jiwa. Kecemasan juga bisa merupakan suatu reaksi terhadap dorongan seksual atau dorongan agresif yang tertekan, yang bisa mengancam pertahanan psikis yang secara normal mengendalikan dorongan tersebut.Pada keadaan ini, kecemasan menunjukkan adanya pertentangan psikis.Kecemasan bisa timbul secara mendadak atau secara bertahap selama beberapa menit, jam atau hari.Kecemasn bisa berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa tahun.Beratnya juga bervariasi, mulai dari rasa cemas yang hampir tidak tampak sampai letupan kepanikan(Potter&Perry, 2005).

6. Mengukur Minat

  Minat dapat diketahui melalui suatu pengukuran dengan menggunakan instrumen atau alat ukur tertentu.Kecenderungan minat seseorang pada suatu objek atau kegiatan dapat diketahui dengan mengukur minatnya.Minat dapat diukur dengan tes dan bukan tes. Pengukuran dengantes yaitu mengukur minat dengan alat ukur yang tergolong sudah baku. Pengukuran bukan tes yaitu mengukur minat dengan menggunakan angket, daftar isian, dan lembar pengamatan.

  Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap minat seseorang, Hurlock (2007) menyatakan bahwa pengukuran minat dapat dilakukan dengan jalan: a.

  Observasi Pengukuran dengan metode observasi ini memiliki keuntungan karena dapat mengamati minat seseorang dalam kondisi wajar.Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi, kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap situasi atau beberapa hasil observasi yang bersifat subjektif. b.

  Interview Interview baik digunakan untuk mengukur minat, sebab biasanya seseorang gemar memperbincangkan hobinya atau aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan interview sebaiknya dilakukan dalam situasi santai, sehingga percakapan dapat berlangsung secara bebas.

  c.

  Kuesioner Dengan mempergunakan kuesioner, seseorang dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah responden sekaligus.Selanjutnya berdasarkan pengertian bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa yang menimbulkan rasa suka atau senang terhadap suatu objek atau aktifitas tertentu yang dapat menyenangkan dan memenuhi kebutuhan dirinya.Maka indikator-indikator untuk pengukuran minat dapat dilihat dengan menganalisa kegiatan-kegiatan yang dilakukan atau objek-objek yang disenangi.

  Terdapat beberapa indikator tingkah laku yang berhubungan dengan minat yang dapat didefinisikan sebagai berikut : 1)

  Durasi kegiatannya (berupa kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan).

  2) Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode tertentu)

3) Peristensi (ketepatan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan).

  4) Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan mencapai tujuan.

  5) Devosi (pengabdian), pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan jiwa raga).

  6) Tingkat aspirasi (maksud rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukannya.

  7) Tingkat kualifikasi dan prestasi atau output yang dicapai dari kegiatan (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak).

  8) Arah serta sikap terhadap sasaran kegiatan (suka atau tidak suka, positif atau negatif).(Purwanto, 2010).

  Dalam pengukuran minat yang perlu diperhatikan adalah pengalaman subyektif, sehingga tidak mudah untuk mengukur minat.Dengan demikian pengukuran minat bukan terhadap bagaimana mengukur atau menjelaskan senang atau tidak senang, tetapi mengacu pada sejumlah aktivitas empiris yang menggambarkan pengalaman faktual.

7. Pusat-Pusat Minat

  Dalam kehidupan sehari-hari sering tidak dibedakan antara perkataan minat dan perhatian, walaupun keduanya berbeda.Antara perhatian dan minat itu memeang erat sekali hubungannya.Orang yang mempunyai minat tentang kesenian, dengan sendirinya perhatiannya menuju ke arah kesenian (Hurlock, 2007).

  Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke arah sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah yang sesuai dengan kebutuhnnya. Sementara perhatian itu memegang peranan sangat penting dallam proses pembelajaran. Kalau bahan pembelajaran diambil dari pusat-pusat minat anak, dengan sendirinya perhatian spontan akan timbul sehingga belajar akan berlangsung dengan sangat baik (Hurlock, 2007).

B. Pengertian Prestasi

  Beck (1990) mendefinisikan prestasi adalah “to overcome obstacle, to

  

exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as

possible ” “Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih

  kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin”.

  Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan.Menurut Arikunto (1990) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.

  Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan (Qohar, 2000).

  Prestasi menyatakan hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya, dengan hasil yang menyenangkan hati dan diperoleh dengan jalan keuletan kerja (Nasrun, 2000).

C. Pengertian Akademik

  Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Sesudah itu, kata acadomos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat perguruan.Para pengikut perguruan tersebut disebut academist, sedangkan perguruan semacam itu disebut academia.Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian akademik adalah keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa (Fadjar, 2002:5). Dapat dikatakan, secara umum pengertian akademik berarti proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas atau dunia persekolahan.

  Kegiatan akademik meliputi tugas-tugas yang dinyatakan dalam program pembelajaran, diskusi, obesrvasi, dan pengerjaan tugas.Dalam satu kegiatan akademik diperhitungkan tidak hanya kegiatan tatap muka yang terjadwal saja tetapi juga kegiatan yang direncanakan (terstruktur) dan yang dilakukan secara mandiri.

D. Pengertian Prestasi Akademik

  Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas, prestasi akademik dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai mahasiswa dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar merupakan salah satu bagian dari prestasi akademik karena pengertian akademik sendiri merupakan proses pembelajaran didalamnya yang meliputi kegiatan belajar, pemberian tugas dan evaluasi.

  Prestasi akademik merupakan perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses belajar tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat diukur atau dinilai dengan menggunakan tes yang terstandar (Sobur, 2006).

  Prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal (Setiawan, 2006).

  Sejalan dengan pandangan di atas, Qohar, (2000) berpendapat bahwa pengertian prestasi adalah hasil dari suatu yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok.Prestasi tidak pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan.

  Prestasi akademik adalah perubahan dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan, tetapi adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk hasil proses tersebut dapat berupa pemecahan lisan maupun tulisan, dan keterampilan serta pemecahan masalah langsung dapat dinilai atau diukur dengan menggunakan test yang terstandar (Sobur, 2006). Selain itu, prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan seseorang secara optimal (Setiawan, 2000).

  Secara umum, pencapaian akademik adalah penentu kepada taraf pencapaian individu dalam sesuatu pemeriksaan yang standar.Pencapaian adalah sebagai penyelesaian dan efisiensi yang diperoleh dalam sesuatu kemahiran, pengetahuan atau kemajuan yang diperoleh secara alami yang tidak terlalu bergantung kepada kecerdasan akal pikiran.Selain itu, prestasi akademik adalah mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar (Azwar, 2002). Selanjutnya dikemukakan, karena prestasi akademik tak lain dari hasil dari proses belajar, maka prestasi akademik juga dimaknai sebagai prestasi belajar.

  Menurut Azwar (2004) secara umum, ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi antara lain faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik berhubungan dengan kondisi fisik umum seperti penglihatan dan pendengaran.Faktor psikologis menyangkut faktor-faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat, intelegensi, sikap dan kesehatan mental.Faktor eksternal meliputi faktor fisik dan faktor sosial.Faktor fisik menyangkut kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi pelajaran dan kondisi lingkungan belajar.Faktor sosial menyangkut dukungan sosial dan pengaruh budaya.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

  Menurut Sobur (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, yaitu: 1)

  Faktor Endogen Merupakan faktor yang berasal dari individu itu sendiri atau personal, meliputi : a.

  Fisik Faktor fisik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok antara lain faktor kesehatan dan anak yang mengalami kebutuhan khusus.

  Anak yang kurang sehat memiliki daya tangkap yang kurang dalam belajar dibandingkan dengan anak yang sehat. Pada anak yang mengalami kebutuhan khusus, misalnya mengalami bisu, tuli dan menderita epilepsi menjadi hambatan dalam perkembangan anak untuk berinteraksi terhadap lingkungan dan menerima mata pelajaran, terutama pada anak yang duduk di bangku sekolah dasar.

  b.

  Psikis Terdapat beberapa faktor psikis, yaitu:

  • Intelegensi atau Kemampuan Anak yang memiliki intelegensi yang rendah mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran dan dapat tertinggal dari teman-temannya yang lain. Karena anak ini membutuhkan proses belajar yang lebih lambat dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk belajar. Sebaliknya anak yangmemiliki intelegensi yang tinggi akan lebih mudah untuk menangkap dan memahami pelajaran, lebih mudah untuk mengambil keputusan dan kreatif.
  • Minat Bagi seorang anak, mempelajari sesuatu hal yang menarik bagi dirinya akan lebih mudah untuk diterima dan dipahami. Dalam hal minat, seseorang yang menaruh minat pada suatu bidang akan mudah dalam mempelajari bidang tersebut.
  • Bakat Bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu. Misalnya anak yang memiliki bakat dalam bidang studi matematika akan lebih mudah dalam memahami bidang studi tersebut. Kendalanya terkadang orang tua kurang memperhatikan bakat yang dimiliki anak, sehingga orang tua memaksakan anak untuk masuk pada keahlian atau bidang tertentu tanpa mengetahui bakat yang dimiliki anak.
  • Motivasi Faktor motivasi memiliki peranan dalam proses belajar. Ketiadaan motivasi baik internal maupun eksternal akan menyebabkan kurang semangatnya anak dalam melakukan proses pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah. Jika orang tua atau guru memberikan motivasi kepada anak, maka timbul dorongan pada diri anak untuk belajar dan anak akan mengetahui manfaat belajar dan tujuan yang hendak dicapai.
  • Kematangan Kematangan adalah tingkat perkembangan yang dialami oleh individu sehingga sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam belajar, kematangan sangat menentukan. Oleh karena
itu setiap usaha belajar akan lebih berhasil bila dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu.

  • Kepribadian Kepribadian mempengaruhi keadaan anak dalam belajar. Dalam proses pembentukan kepribadian, terdapat beberapa fase yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangan anak. Seorang anak yang belum mencapai fase tertentu akan mengalami kesulitan jika orang tua menagajarkan sesuatu yang belum sesuai dengan fase tersebut kepribadinnya.

  2) Faktor Eksogen

  Merupakan faktor yang berasal dari luar individu atau lingkungan, meliputi : a.

  Keluarga Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak dan juga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan anak karena keluarga merupakan tempat anak belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungannya dengan interaksi sosial. Dalam hubungan dengan belajar, faktor keluarga memiliki hubungan yang sangat penting.

  Keadaan keluarga dapat menentukan berhasil atau tidaknya anak dalam belajar dan juga kondisi atau suasana keluarga menentukan bagaimana anak dalam belajar dan usaha yang dicapai oleh anak. Faktor keluarga dapat dibagi menjadi 3 faktor, yaitu :

  • Kondisi ekonomi keluarga

  Keluarga yang memiliki kondisi ekonomi yang kurang baik menjadi salah satu penyebab kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi. Selain itu, faktor ekonomi membuat suasana rumah menjadi kurang nyaman yang menyebabkan anak malas untuk belajar. Tetapi terkadang masalah ekonomi menjadi dorongan anak untuk berhasil.

  • Hubungan emosional orang tua dan anak

  Hubungan emosional antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan anak dalam belajar.

  Suasana rumah yang selalu ribut dalam pertengkaran dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi anak dalam belajar, sehingga anak tidak dapat belajar dengan baik. Orang tua yang terlalu keras kepada anak dapat menyebabkan jauhnya hubungan antara keduanya yang dapat menghambat proses belajar anak.

  • Cara mendidik anak

  Setiap keluarga memiliki caranya tersendiri dalam mendidik anak. Ada keluarga yang mendidik anak secara diktator militer, demokratis, pendapat anak diterima oleh orang tua tetapi ada keluarga yang kurang perduli dengan anggota keluarganya yang lain. Cara mendidik ini baik secara langsung atau tidak dapat mempengaruhi belajar anak.

  b.

  Faktor Sekolah (institusi pendidikan) Faktor lingkungan sekolah seperti pendidik dan kualitas hubungan antara pendidik dan peserta didik mempengaruhi semangat peserta didik dalam belajar. Pada faktor pendidik, pendidik yang menunjukkan sikap dan perilaku yang rajin dapat mendorong peserta didik untuk melakukan hal yang sama. Selain itu juga cara mengajar pendidik seperti sikap dan kepribadiannya, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki, bagaimana cara pendidik mengajarkan pengetahuan dapat menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Disisi lain, hubungan antara pendidik dan peserta didik juga dapat menentukan keberhasilan dalam belajar. Seorang peserta didikyang dekat dan mengagumi pendidiknya akan lebih mudah untuk menangkap pelajaran dan memahaminya.

  c.

  Faktor Lingkungan Lain Faktor lingkungan lain seperti kondisi keluarga, guru dan fasilitas sekolah. Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang baik, bersekolah di sekolah yang memiliki guru dan fasilitas pelajaran yang baik belum tentu menjamin anak untuk dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar anak di sekolah. Selain itu juga, teman-teman anak di sekolah dan aktivitas yang dilakukan anak dapat mempengaruhi kegiatan belajarnya. Aktivitas di luar sekolah dapat membantu perkembangan anak akan tetapi tidak semua aktivitas tersebut bisa membantu. Apabila anak banyak menghabiskan waktu pada aktivitas di luar sekolah dan diluar rumah, sementara anak kurang mampu dalam membagi waktu belajar, dengan sendirinya aktivitas tersebut dapat menghambat anak dalam belajar .

E. Kerangka Teori

  Berdasrkan landasan teori tentang minat yang dikemukakan oleh Teori Crow & Crow (1982), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat, yaitu: faktor dorongan dari dalam, faktor motivasi sosial dan faktor emosional. Teori tentang prestasi akademik yang dikemukakan oleh Sobur (2003), tentang salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah minat. Maka dapat digambarkan suatu kerangka teori sebagai berikut:

  MINAT Prestasi Akademik

  Faktor timbulnya minat:

  • Faktor Dorongan dari Dalam • Faktor Motivasi Sosial • Faktor Emosional

  Gambar 2.1Kerangka Teori (Crow dan Crow, 1982, Sobur,2003))

F. Kerangka Konsep

  Berdasarkan kerangka teori, maka dapat digambarkan suatu kerangka konsep penelitian sebagai berikut: Variabel Independent Variabel Dependent

  Faktor Dorongan dari Dalam Prestasi akademik Faktor Motivasi Sosial Faktor Emosional

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian G.

   Hipotesis

  Ada hubungan antara faktor-faktor minatterhadap prestasi akademik mahasiswa keperawatan S1 dalam mengambil program studi keperawatan S1 di Fikes UMP.