14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  1. Kehamilan

  a. Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, yang mana kehamilan normal berlangsung dalam waku 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2010 : 213).

  Kehamilan merupakan mata rantai yang brsinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi, dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai umur kehamilan aterm (cukup bulan) (Manuaba 2010 : 75).

  Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan (Prawirohardjo, 2010 : 213).

  Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) :

  14 kehamilan trimester kesatu berlangsung 0

  • – 12 minggu, kehamilan trimester kedua berlangsung antara 12
  • – 28 minggu, dan kehamilan trimester ketiga antara 28 – 40 minggu, (Rustam Mochtar, 2011 : 35).

  Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama (0 sampai 12 minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), dan triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu). Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan (Manuaba, 2010 : 107).

  Kehamilan merupakan proses alamiah yang terjadi karena adanya pertemuan antar seperma dengan ovum dan terjadilah pembuahan didalam rahim (uterus) dimana janin akan melewati proses perkembangan didalam dan akan lahir bila sudah waktunya atau cukup bulan (Manuaba, 2010).

  b. Proses Kehamilan Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh- kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010 :75-83).

  1) Ovulasi Ovulasi adalah, proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal  oogonium  folikel primer

  proses pematangan pertama. Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan foli- kel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan pertipisan dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf, ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.

  Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang. telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut

  ovum pick up mechanism. Ovum yang

  tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.

  2) Spermatozoa Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.

  Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa.Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial Ley-dig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sarnpai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit gepeng yang rnengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat bergerak).

  3) Konsepsi Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot.

  4) Proses Nidasi atau Implantasi Dengan masuknya inti spermatozoa ke,dalam sitoplasma, "vitelus" membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan "metafase". Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk analase dan "telofase" sehingga pronukleusnya menjadi "haploid". Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria nnrupun wanita. 5) Pembentukan plasenta

  Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh tidak rata, sehingga bagian blastula dengan

  inner cell mass

  akan tertanam ke dalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer viii korealis. c. Diagnosis Kehamilan Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut (Manuaba, 2010 : 106

  • – 107) : 1) Usia kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran.

  2) Usia kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.

  3) Usia kehamilan 37 sampai 42 minggu disebut aterm (cukup bulan) 4) Usia kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus).

  d. Diagnosa Banding Kehamilan Pembesaran perut wanita tidak selamanya merupakan kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosis banding diantaranya, (Manuaba, 2010 : 109) : 1) Hamil palsu (pseudosiesis) atau kehamilan spuria.

  Dijumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat canggih dan tes biologis tidak menunjukan adanya kehamilan.

  2) Tumor kandungan atau mioma uteri.

  Terdapat pembesaran rahim tetapi tidak disertai tanda kehamilan, bentuk pembesaran tidak merata dan perdarahan banyak saat menstruasi. 3) Kista ovarium.

  Terjadi pembesaran perut tetapi tidak disertai tanda hamil, datang bulan terus berlangsung, lamanya perbesaran perut dapat melapaui umur kehamilan, dan pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil negatif.

  4) Hematometra.

  Terlambat datang bulan dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit setiap bulan, terjadi tumpukan darah dalam rahim, tanda dan pemeriksaan hamil tidak menunjukan hasil yang positif. 5) Kandung kemih penuh.

  Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan hilang.

  e. Tanda Dugaan Kehamilan Menurut Manuaba (2010 : 107-108) menyebutkan tanda-tanda dugaan adanya kehamilan adalah : 1) Amenorea (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel

  de Graaf dan ovulasi. Dengan

  mengetahui hari pertama haid terakhir, dengan perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.

  2) Mual dan muntah (emesis). Pengaruh estrogen dan progesteron menye- babkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang. 3) Ngidam. Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.

  4) Sinkope atau pingsan. Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

  • 5) Payudara tegang Pengaruh estrogen progestron dan somatomamotrofin menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

  6) Sering miksi. Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah menghilang. 7) Konstipasi atau obstipasi pengaruh progesteron dapat menghambat pe- ristaltik usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

  8) Pigmentasi kulit. Keluarnya

  melanophore stimulating hormone hipofisis

  anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma gravi- darum), pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linen alba makin hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, putting susu makin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh darah menifes sekitar payudara), di sekitar pipi (kloasma gravidarum). 9) Epulis. Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil. 10) Varises atau penampakan pembuluh darah vena. Karena pengaruh dari estrogen dan progestron terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutarna bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan. f. Tanda-tanda kemungkinan hamil : 1) Perut membesar.

  2) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi Rahim.

  3) Tanda hegar: ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu.

  4) Tanda chadwick: perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio, vagina dan labio. Tanda tersebut akibat pelebaran vena karena peningkatan kadar estrogen. 5) Tanda piskacek: pembesaran dan pelunakan Rahim ke salah satu sisi

  Rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.

  6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika di rangsang Braxton hicks. 7) Teraba ballottement. 8) Reaksi kehamilan positif.

  f. Tanda Tidak Pasti Kehamilan Menurut Manuaba (2010 : 108) menyebutkan tanda tidak pasti kehamilan dapat ditentukan oleh : 1) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil. 2) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda Hegar tanda Chadwicks, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton Hicks, dan teraba Ballottement.

  3) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagian kemungkinan positif palsu.

  4) Tanda Pasti Kehamilan Menurut Manuaba (2010 : 109) menyebutkan tanda pasti kehamilan dapat ditentukan melalui : a) Gerakan janin dalam rahim.

  c) Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.

  Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi.

  g. Perubahan Fisiologis Kehamilan.

  Hampir seluruh tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada alat kandungan, dan juga organ lainnya(Rustam Mochtar, 2011 : 29

  • – 32). 1) Perubahan pada sistem reproduksi

  a) Uterus Ukuran untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hyperplasia otot polos rahim, serabut- serabut Polagennya menjadi higroskopik, endometrium menjadi desidua. Ukuran pada ke:tamilan cukup bulan: 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.Berat: Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada aldlir kehamilan (40 pekan).Bentuk dan konsistensi: Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan, rahim berbentuk bulat, dan pada akhir. kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadskan hipertrofi dan bertambah, panjang sehiugga jika, diraba terasa lebih lunak

  (soft), disebut

  tends Hegar. Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seperti berisi caiman ketuban, terasa tipis; karena itu, bagian-bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.

  b) Vaskularisasi: Aa.uterinae dan aa.ovarikae bertambah diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah.

  c) Serviks uteri: Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak

  (soft) disebut tanda Goodell. Kelenjar endoservikal

  membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid, dan perubahan itu disebut tanda goodell.

  d) Indung telur (Ovarium) Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.

  e) Vagina dan Vulva Karena pengaruh estrogen, terjadi perubahan pada vagina dan vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Wana Livid pada vagina dan porsio serviks disebut tanda Chadwicks. f) Dinding Perut (Abdominal Wall) Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit sehingga timbul striae gravidarum, maka terjadi pregangan yang hebat, misalnya ada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diastasis rekti, bahkan hernia. Kulit perut ada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.

  2) Perubahan pada Sistem Pernapasan Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal itu disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat pem- besaran rahim. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam. Yang lebih menonjol adelah pernapasan dada

  

(thoracic breathing).

  3) Saluran Pencernaan

  (Traktus Digestivus)

  Salivasi meningkat dan, pada trimester pertama, timbulkeluhan mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan. Resorpsi makanan baik, tetapi akan tirnbul obstipasi. Gejala muntah (emesis

  gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut

  sakit pagi

  (morning sickness) 4) Tulang dan Gigi

  Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak

  (softening). :uga terjadi sedikit pelebaran pada ruang

  persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium pada tulang-tulang panjang ibu akan arnbil untuk memenuhi kebutuhan tadi. Apabila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Gingivitis kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya higiene yang buruk pada rongga mulut. 5) Kulit

  Pada daerah kulit tertentu, terjadi hiperpigmentasi, yaitu pada

  a) muka: disebut masker kehamilan

  (chloasma gravidarani),

  b) payudara: puting susu dan arcola payudara,

  c) Perut linea nigra striae,

  d) Vulva 6) Kelenjar Endokrin

  a) Kelenjar tiroid: dapat mernbesar sedikit b) Kelenjar hipofisis dapat membesar terutama lobus anterior.

  c) Kelenjar adrenal: tidak begitu terpengaruh. 7) Metabolisme

  Umumnya, kehamilan mempunyai efek pada metabolisme. Karena itu, wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan berada dalam kondisi sehat.

  a) Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir.

  b) Keseimbangan asam alkali (acic base balance) sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali.

  (1) Wanita tidak hamil 155 mEq/liter (2) Wanita hamil 145 mEq/liter (3) Natrium serum turun dari 142 menjadi 135 mEq/liter (4) Bikarbonat plasma turun dari 25 menjadi 22 mEq/liter

  c) Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan, payudara, dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi d) Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan bertambah, sering buang air kecil, dan kadang kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan Rita pada diabetes melitus. Dalam kehamilan, pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti soma- tomatropin, insulin plasma, dan hormon adrenal-17-ketosteroid.

  • Hares diperha tilcan sungg uh-sungguh basil GTT oral dan GTT intravena.

  e) Metabolisms lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai .

  350 mg atau lebih per 100 cc. Horrnon somatomamotropin berperan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya terdapat di badan, perut, paha, dan lengan.

  f) Payudara (Mammae) Selama khamilan, payudara bertambah besar tegang dan berat.

  Dapat teraba noduli

  • – noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli ; bayangan vena
  • – vena lebih membiru. Hiperpigmentasi terjadi pada puting susu dan aerola payudara. Kalau diperas, keluar air susu jolong (kolostrum) yang berwarna kuning.
h. Usia Kehamilan Menentukan usia kehamilan sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Usia kehamilan dapat ditentukan dengan, (Manuaba, 2010 : 99

  • – 100) : 1) Menggunakan rumus Naegle. Rumus Naegle menggunakan usia kehamilan yang berlangsung selama 288 hari. Perkiraan kelahiran dihitung dengan menentukan hari pertama haid terakhir yang kemudian ditambah 288 hari. Rumus Naegle dapat dihitung dengan menambahkan hari haid pertama haid terakhir dengan tujuh dan bulannya ditambah sembilan .

  2) Gerakan pertama janin. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama janin pada usia kehamilan 16 mingg, maka perkiraan usia kehamilan dapat ditetapkan. Perkiraan ini tidak akurat. 3) Perkiraan tinggi fundus uteri. Mempergunakaan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia kehamilan terutama tepat pada hamil pertama.

  Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat. 4) Penentuan usia kehamilan dengan ultrasonografi. Bila ragu

  • – ragu, dapat berkonsultasi untuk menetapkan perkiraan persalinan. Dengan menentukan usia kehamilan melalui ultrasonografi, dapat diketahui : a) Diameter kantong gestasi.

  c) Jarak tulang biparietal.

  d) Lingkaran perut.

  e) Panjang tulang femur. i. Perubahan Tinggi Fundus Uteri Ibu Sebagai gambaran dapat dikemukakan sebagai berikut, (Manuaba, 2010 : 87).

  1) Pada usia kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion, dimana desidua kapsularis dan desidua parietalis telah menjadi satu. Tinggi rahim adalah setengah dari jarak simfisis pusat. Plasenta telah terbentuk selurhnya.

  2) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus rahim terletak dua jari dibawah pusat sedangkan pada usia 24 minggu tepat di tepi atas pusat.

  3) Pada usia kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri sekitar 3 jari diatas pusat atau sepertiga jarak antara pusat.

  4) Pada usia kehamilan 32 minggu tinggi fundus uteri adalah setengah jarak prosesus xifoideus dan pusat.

  5) Pada usia kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri sekitar satu jari dibawah prosesus xifoideus, dan kepala bayi belum masuk pintu atas panggul. 6) Pada usia kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi tiga jari dibawah proseseus xifoideus, oleh karena saat ini kepala janin telah masuk pintu atas panggul. j. Tanda bahaya kehamilan Menurut Prawirohardjo, 2010 : 281-284 Tanda-tanda bahaya pada kehamilan yaitu :

  1) Perdarahan Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada umumnya (60- 80%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang di temui pada spermatozoa ataupun ovum.

  Perdarahan pada kehamilan lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta previa. Pada plasenta yang tipis dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang dan apabila segmen bawah Rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin. 2) Preeklampsia

  Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan preeclampsia. Gejala dan tanda dari preeclampsia adalah:

  a) Hiperrefleksia (iritabilitas saraf pusat)

  b) Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik dengan pengobatan umum.

  c) Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau, atau berkunang-kunang.

  d) Nyeri epigastrik.

  e) Oliguria (luaran kurang dari 500 ml/24 jam) f) Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolic 10-20 mmHg di atas normal.

  g) Proteinuria (di atas positif 3) h) Edema menyeluruh.

  3) Nyeri hebat di daerah abnominopelvikum.Bila hal tersebut terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan riwayat dan tanda-tanda di bawah ini maka diagnosanya mengarah pada solusio plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan maupun tersembunyi.

  4) Trauma abdomen. 5) Tinggi fundus uterus lebih besar dari usia kehamilan. 6) Bagian-bagian janin sulit di raba. 7) Uterus tegang dan nyeri. 8) Janin mati dalam Rahim.

  Gejala dan tanda lain yang harus diwaspadai adalah : 9) Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan.

  10) Dysuria. 11) Menggigil atau demam. 12) Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya. k. Pengawasan Antenatal

  Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya menu- runkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Sejak ballantyne pada tahun 1901 mengumumkan tempat plea for proniaternity hospital, di paris, yang merupakan model antenatal pertama di dunia, maka upaya pengawasan hamil makin berkembang. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang me- nyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan di- persiapkan langkah - langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling memengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan janin.. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali, yaitu pada setiap trimester, sedangkan trimester terakhir sebanyak dua, (Manuaba, 2010 : 109 – 110). Menurut Manuaba, 2010 : 110

WHO Expert Committee on the Midwife in Maternity Care mengemukakan tujuan maternity care (pelayanan

  kebidanan) yaitu: 1) Pengawasan serta penanganan wanita hamil dan saat persalinan.

  2) Perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan. 3) Perawatan neonatus - bayi. 4) Pemeliharaan dan pemberian laktasi.

  Dalam pengertian yang lebih lugs pelayanan kebidanan bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kesehatan sebelum perkawinan dan memberi pengertian tentang konsep keluarga sebagai unit terkecil kehidup- an, pengertian keluarga dalam kedudukan sosial-budaya, meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, dan menanamkan pengertian ten-tang program keluarga berencana dan merencanakan keluarga.

  Dari pengertian dan tujuan pelayanan kebidanan tersebut dapat di- jabarkan beberapa istilah berikut, (Manuaba, 2010 : 110).

  1)

  Antenatal care: pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

  3)

Antepartal care: pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibunya

  l. Jadwal Pemeriksaan Menurut Manuaba, 2010 : 111 Dengan memerhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal, maka jadwal pemeriksaan adalah sebagai berikut : 1) Pemeriksaan pertama. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

  2) Pemeriksaan ulang : a. Setiap bulan sampai usia kehamilan 6 sampai 7 bulan.

  b. Setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 8 bulan.

  c. Setiap 1 minggu sejak usia kehamilan 8 bulan sampai terjadi persalinan.

  3) Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu. m. Konsep Pemeriksaan

  Menurut Manuaba 2010 : 111-112 menyatakan pemeriksaan selama kehamilan meliputi : 1) Anamnesis

  a. Data biologis

  b. Keluhan hamil

  c. Fisiologis

  d. Patologis (abnormal)

  2) Pemeriksaan fisik

  a) Pemeriksaan fisik umum

  b) Pemeriksaan fisik khusus, meliputi : Obstetri, pemeriksaan dalam atau rektal dan pemeriksaan ultrasonografi.

  3) Pemeriksaan fisiologis Status kejiwaan dalam menghadapi kehamilan

  4) Pemeriksaan laboratorium

  a) Laboratorium rutin meliputi : Darah lengkap, urine lengkap dan tes kehamilan.

  b) Laboratorium khusus, meliputi : Pemeriksaan TORCH, serologis, fungsi hati dan ginjal, protein darah, golongan darah, faktor Rh, air ketuban, infeksi hepatitis B, estriol dalam urine, dan infeksi AIDS. 5) Diagnosis kehamilan

  a) Kehamilan normal, meliputi : Tanpa keluhan dan hasil laboratorium baik.

  b) Kehamilan dengan resiko, meliputi : Risiko tiggi atau sangat tinggi, meragukan dan risiko rendah.

  c) Kehamilan disertai penyakit ibu yang memengaruhi janin.

  d) Kehamilan disertai komplikasi.

  e) Kehamilan dengan nilai nutrisi kurang

  f) Diagnosis difrensial meliputi : Amenorea sekunder, pseodosiesis, tumor ginekologis

  2. Persalinan

  a. Persalinan Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

  • uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari dalaam rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Rustam Mochtar, 2011 : 69).

  Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lainnya, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Manuaba, 2010 : 164).

  Persalinan merupakan proses alamiah yang terjadi setelah umur kehamilan matang yaitu keluarnya janin dari jalan lahir dengan kekuatan ibu sendiri maupun dengan bantuan atau sc.

  b. Etiologi Persalinan.

  Menurut Manuaba, 2010 : 69 -70 Apa yang menyebabkan persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori-teori yang kompleks.

  Teori-teori yang dikemukakan antara lain faktor-faktor humoral, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.

  1) Teori penurunan hormon Penurunan kadar estrogen dan progesteron, seperti telah diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1 sampai 2 minggu sebelum partus dimulai.

  2) Teori plasenta menjadi tua.

  Terjadinya penurunan fungsi plasenta seiring dengan tuanya kehamilan.

  3) Teori distensi rahim.

  Keadaan uterus yang membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus sehingga menggangu sirkulasi uteroplasenta.

  4) Teori iritasi mekanik Dibelakang serviks, terletak ganglion servikale (pleksus Frankenhauser). Apabila ganglion tersebut digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.

  5) Induksi partus (

  induction of labour)

  Partus dapat pula ditimbulkan dengan : gagang laminaria, beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servisis dengan tujuan merangsang pleksu, frankenhauser; Amniotomi yaitu pemecahan ketuban; Tetesan oksitosin, yaitu pemberian oksitosin melalui tetesan perinfus.

  c. Beberapa Istilah Yang Berhubungan Dengan Persalinan Menurut Rustam Mochtar 2011 : 69 cara persalinan yaitu : 1) Partus biasa (normal), disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi dengan LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak me lukai ibu dan bayi, yang umumnya ber- langsung kurang dari 24 jam.

  2) Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginarn dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi kaesarea. Menurut tua (umur) kehamilan:

  a) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viabel) berat janin di bawah 1000 gram - tua kehamilan di bawah 28 minggu.

  b) Partus prematurus adalah persalinan (pengeluaran) hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu; janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram. Partus maturus atau aterm

  • (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 rningg u, janin matur, berat badan di atas 2500 gram.

  c) Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih setelah waktu partus yang ditaksir; janin disebut postmatur.

  d) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung sangat cepat, mungkin di kamar mandi, di atas becak, dan sebagainya.

  e) Partus percobaan adalah suatu kemajuan persalinan untuk bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.

  d. Proses Terjadinya Persalinan Terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his. Dengan penurunan hormon progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan (Manuaba, 2010 : 167-169).

  1) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama primigravida minggu ke-36.

  2) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun. 3) Muncul saat nyeri didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksus pleksus Frankenhauser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu) 4) Terjadi pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.

  5) Terjadi pengeluaran lendir, lendir penutup serviks dilepaskan.

  Menurut Manuaba, 2010 : 169 Tanda-tanda persalinan yaitu : 1) Kekuatan His makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang makin pendek.

  2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir, lendir campur darah).

  3) Dapat disertai ketuban pecah. 4) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubaha serviks (pelunakan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks).

  f. Teori Kemungkinan Terjadinya Proses Persalinan. Menurut Manuaba, 2010 : 166-169 Teori kemungkinan Proses persalinan yaitu sebagai berikut :

  1) Teori keregangan 2) Teori penurunan progesteron

  3) Teori oksitosin internal 4) Teori prostaglandin

  g. Kala Persalinan Menurut Rustam Mochtar, 2011 : 71 Proses Persalinan terdiri dari 4 kala yaitu : Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm Kala II : kala pengeluaran janin, sewaktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan megedan mendorong janin keluar hingga lahir.

  Kala III : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri Kala IV : Mulai dari lahirnya uri, selama 1-2 jam.

  1) Kala I (Kala Pembukaan) Inpartu (partus mulai) ditandai dengan kelaurnya lender bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka

  (dilatasi) dan mendatar (effacement) Kala pembukaan dibagi atas 2 fase :

  a) Fase Laten : pembukaan serviks yang berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm, lamanya 7-8 jam b) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase.

  (1) Periode akselarasi, berlansung 2 jam pembukaan menjadi 4 cm. (2) Periode dilatasi maksimal selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

  (3) Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

  2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin) Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat , dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang melalui lengkung reflex menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti

  1/2

  oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung selama 1 - 2 jam, pada multi 1/2-1 jam (Rustam Mochtar, 2011 : 73).

  3) Kala III (Kala Pengeluaran Uri) Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba kerns dengan fundus uteri setinggi pnsat, dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari sebelurnnya. Beberapa saat kemnudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5- 10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina„ dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seiuruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100200 cc (Rustam Mochtar, 2011 : 73).

  4) Kala IV Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum. Lamanya persalinan pada primi dan multi dapat dilihat pada kotak di atas, (Rustam Mochtar, 2011 : 73).

  h. Mekanisme Persalinan Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, segmen bawah rahim meluas untuk menerima. Selanjutnya, urutan turunnya kepala janin adalah seperti skema berikut ini. Mekanisme turunnya kepala janin kepala janin, terutarna pada primi sedangkan pada multi, peluasan tersebut terjadi pada saat dimulainya partus. Untunglah, hampir 96% janin adalah letak kepala.

  Pada letak belakang kepala (LBK) dapat dijumpai : 1) ubun-ubun kecil kin depan = 58%, 2) ubun-ubun kecil kanan depan = 23%, 3) ubun-ubun kecil kanan belakang = 11%, atau 4) ubun-ubun kecil kin belakang = 8%.

  Dikemukakan 2 teori untuk menjelaskan rnengapa lebih banyak letak kepala dibandingkan letak lainnya, (Rustam Mochtar, 2011 : 73).

  1. Teori akomodasi bentuk rahim rnemungkinkan bokong dan ekstremitas yang besar volumenya untuk .berada di atas, sedangkan kepala berada di menempati ruangan yang lebih sempit..

  2. Teori gravitasi : karena relative besar dan berat, kepala akan turun ke bawah. Karena his yang kuat, teratur, dan sering, kepala janin turun memasuki pintu atas panggul. Karena menyesuaikan diri dengan jalan lahir, kepala bertambah menekuk (fleksi maksimal) sehingga lingkar kepala memasuki panggul dengan ukuran yang terkecil.

  a. Diameter suboksipito-bregmatika = 9,5 cm dan b. Sirkumferensia suboksipito-bregmatika = 32 cm.

  Sedangkan Mekanisme persalinan menurut Williams, 2013 : 392 yaitu : Pada awitan persalinan, posisi janin terhadap jalan lahir penting untuk mengetahui rute kelahiran. Sehingga, posisi janin di dalam rongga uterus harus ditentukan saat awitan persalinan. Orientasi janin sehubungan dengan pelvis maternal di bahas dalam kaitannya dengan letak, presentasi, sikap, dan posisi janin.

  1. Letak janin Hubungan antara aksis panjang janin terhadap ibu disebut dengan istilah letak janin dan terbagi menjadi memanjang atau melintang.

  Kadang-kadang, aksis janin dan maternal dapat melewati sudut 45 derajat, membentuk letak oblik, yang tidak stabil dan selalu menjadi letak memanjang atau melintang saat persalinan. Factor predisposisi letak melintang meliputi multiparitas, plasenta previa, hidramnions, dan anomaly uterus.

  2. Presentasi janin Bagian terpresentasi adalah bagian tubuh janin yang terendah di dalam maupun di bagian terdekat jalan lahir. Bagian tersebut dapat dirasakan melalui serviks pada pemeriksaan vagina. Maka, pada letak memanjang, bagian yang terpresentasi adalah kepala atau bokong, sehingga disebut (secara berurutan) presentasi kepala dan bokong. Ketika letak janin pada aksis panjangnya adalah transversal, bahu merupakan bagian yang terpresentasi dan di rasakan melalui serviks pada pemeriksaan vagina.

  3. Postur atau sikap janin Pada beberapa bulan terakhir kehamilan, janin membentuk postur khusus yang disebut sebagai sikap atau habitus. Normalnya, janin membentuk massa ovoid yang secara kasar sesuai dengan bentuk rongga Rahim. Janin menjadi terlipat atau membungkuk kearah dirinya sendiri sedemikian rupa sehingga bagian punggung menjadi berbentuk cembung, kepala mengalami fleksi maksimal sehingga dagu hamper menyentuh dada, paha terfleksi di depan abdomen, dan tungkai tertekuk pada lutut. Pada semua presentasi kepala, lengan biasanya menyilang di depan dada atau sejajar pada masing-masing sisi. Umbilicus terletak pada celah diantaranya dan ekstremitas bawah. Postur yang khas ini disebabkan oleh cara pertumbuhan janin dan penyesuaian dirinya terhadap rongga Rahim.

  4. Posisi janin Posisi mengacu pada hubungan antara bagian yang di anggap sebagai bagian presentasi janin terhadap sisi kanan atau kiri jalan lahir. Dengan demikian, masing-masing presentasi dapat memiliki dua posisi kanan atu kiri. Oksiput, dagu (mentum), dan sacrum janin masing-masing adalah titik penentu pada presentasi verteks, wajah, atau bokong. Karena bagian presentasi janin dapat berada baik di posisi kanan ataupun kiri, terhadap presentasi oksipital kanan dan kiri, presentasi dagu kanan dan kiri, presentasi sacrum kanan dan kiri, yang masing-masing disingkat menjadi LO dan RO (Left and Right Occiput), LM dan RM (Left and Right Mental) serta LS dan RS (Left and Right Sacral). i. Pimpinan Persalinan

  Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu obsteri yang harus diketahui penolong. Karena itulah, Dukun beranak masih mempunyai peranam penting dan memerlukan pendidikan dan latihan, terutama di negara-negara berkembang.

  Pertanyaan yang sering diajukan oleh ibu hamil adalah, "Bolehkah bersalin di rumah atau harus di rumah sakit?" Walaupun 85% persalinan berjalan normal, pada 15% sisanya dijumpai komplikasi yang memerlukan penanganan khusus.

  Asuhan antenatal yang baik dapat mencegah komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan tadi. Masalah di negara berkembang adalah fasilitas rumah sakit, ketenagaan, dan pengaruh sosio-budaya serta sosio-medis yang masih memegang peranan panting dibandingkan dengan negara-negara maju, (Rustam Mochtar, 2011 : 76)

  Di negara maju, keadaan-keadaan berikut memerlukan penanganan spesialistis, Rustam Mochtar, 2011 : 76.

  1. Primigravida dengan

  a. umur di atas 30 tahun,

  b. tinggi kurang dan 150 cm ( 5 kaki),

  c. penyakit-penyakit tertentu,

  d. komplikasi medis dan obstetris,

  e. kelainan panggul, f. kelainan letakjanin.

  2. Multigravida dengan

  a. umur di atas 35 tahun

  b. anak lebih dari 4, c. riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk.

  Untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit ialah.

  1) ibu-ibu dengan riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk, 2) semua primigravida, 3) ibu yang telah hamil lebih dari 5 kali, 4) ibu-ibu dengan risiko tinggi lainnya. j. Membuat Keputusan Klinik

  Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan suatu proses sistematik dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi, membuat diagnosis kerja, membuat rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis, melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu dan atau bayi baru lahir Sarwono, 2010 : 335-336.

  Empat langkah proses pengambilan keputusan klinik : 1) Pengumpulan data

  a) Data subyekif

  b) Data obyektif 2) Diagnosis 3) Penatalaksanaan asuhan dan perawatan

  a) Membuat rencana

  b) Melaksanakan rencana 4) Evaluasi. j. Proses Adaptasi Fisiologis dan Psikoligis persalinan.

  Proses adaptasi fisiologis dan psikologis menurut, (Johariyah, 2012 : 39) meliputi : 1) Proses adaptasi fisiologi

  a) Perubahan organ reproduksi (1) Otot uterus

  (a) Distribusi otot polos tidak merata di uterus (b) Paling banyak di segmen atas Rahim (SAR) perbandingan otot polos : jaringan ikat = 90:10.

  (c) Di segmen bawah Rahim (SBR) 20:80, sehingga kontraksi uterus paling kuat pada SAR.

  (d) Memiliki 3 lapisan anatomis: paling luar (longitudinal dan srikuler), lapisan tenga berbentuk spiral dan banyak terdapat vaskularisasi, lapisan dalam berbentuk longitudinal. (2) Kontraksi uterus.

  (a) Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul kontraksi (b) Kontraksi Braxton hicks mulai dirasakan pada akhir kehamilan. (c) Mulai usia kehamilan 7 minggu, ireguler, tidak tersinkronasi, fokal, frekueensi tinggi, intensitas jarang.

  (d) Pada pertengahan kehamilan sampai dengan minggu sebelum aterm, intensitas emakin meningkat.

  (3) Keadaan SAR dan SBR.

  (a) SAR dibentuk oleh corpus uteri. (b) SBR dibentuk dari isthmus uteri. (c) Dalam persalinan SAR dan SBR makin jelas. (d) SAR memegang peranan aktif. (e) SBR memegang peranan pasif.

  b) Perubahan bentuk Rahim.

  Pada setiap kontraksi sumbu panjang Rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang berkurang. Pertumbuhan uterus pada kehamilan dan persalinan. (1) Berat uterus.

  (a) Pada saat sebelum hamil berat uterus sekitar 50 gram pada nulipara, dan 60-70 gram pada multipara.

  (b) Pada saat hamil berat uterus akan meningkat menjadi 20 kali lipat menjadi sekitar 1000 gram.

  (c) Pada kehamilan uterus mengalami hyperplasia yang dikarenakan adanya pengaruh estrogen, kemudian mengalami hipertrofi sehingga terjadi perubahan bentuk bundar menjadi silindris. (d) Otot uterus dipersyarafi oleh serat adrenergic, kolinergik, peptidergik.

  (e) Faal ligamentum rotundum dalam persalinan adalah pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang punggung pindah ke depan mendesak dinding perut depan ke depan.

  c) Perubahan pada serviks.

  Terjadi pendataran dan pembukaan serviks (1) Pendataran adalah : pemendekan dari canalis servikalis, yang semula berupa saluran yang panjangnya beberapa mm sampa 3 cm, menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis. (2) Pembukaan adalah : pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa mm menjadi lubang yang dapat dilalui janin. (3) Serviks mengandung konsentasi kolagen yang sangat tinggi, dan kondisi serviks menutup rapat sampai sebelum pengeluaran janin.Setelah persalinan, serviks kembali kaku karena ikatan antara glikopretein dengan kolagen. d) Perubahan vagina dan dasar panggul.

  Dalam kala I ketuban ikut merenggangkan bagian atas vagina yang sejak kehamilan mengalami perubahan sehingga dapat di lalui oleh anak. Setelah ketuban pecah, segala perubahan akan terjadi, terutama pada dasar panggul di timbulkan oleh bagian depan janin.

  Oleh bagian depan janin yang maju, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-dinding yang tipis.

  b) Perubahan system kardiovaskuler.

  (1) Tekanan darah.

  (a) Pada setiap kontraksi 400 ml darah di keluarkan dari uterus ke dalam system vaskuler maternal. Sehingga meningkatkan cardiac output / curah jantung (volume darah yang di pompa keluar oleh jantung) 10-15% pada kala I.

  (b) Kenaikan terjadi selama kontraksi (sistolik rata-rata naik 15, 10-15 mmHg. Diastolic 5-10 mmHg antara kontraksi tekanan darah normal kembali.

  (c) Rasa sakit, takut dan cemas akan meningkatkan tekanan darah.

  (2) Detak jantung.

  (a) Berhubungan dengan peningkatan metabolism, detak jantung secara dramatis naik selama kontraksi. Antara kontraksi detak jantung sedikit meningkat daripada sebelum persalinan.

  (b) Denyut nadi pada kala I adalah <100x/menit. c) Perubahan metabolism.

  Metabolisme aerobic dan anaerobic akan secara berangsur meningkat disebabkan kekhawatiran dan aktivitas otot skeletal.

  Peningkatan ini direfleksikandengan peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, output kardiak, pernafasan dan kehilangan cairan yang mempengaruhi fungsi renal. (1) Perubahan suhu tubuh.