PersepsiDanSikapMasyarakatSantriJawaTimurTerhadapB.

PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT SANTRI JAWA TIMUR
TERHADAP BANK SYARIAH
Ketua: Dr. Jazim Hamidi, SH., MH., Anggota: Siti Hamidah, SM., MM, Dr. Sukarmi, SH.MH., Dr.
Sihabuddin, SH., MH., Lucky Hendrawati, SH.Mhum., Adi Kusumaningrum, SH.

Abstract:
This research is aimed at finding the perception of Moslem society toward
syariah bank, the way they manage their financial and the factors that encourage and
cause syariah bank is chosen or not, thus, it is expected to give the appropriate
recommendation especially for the developer of syariah banking.
This empirical research done by qualitative approach describes the phenomena
of 2 Moslem groups that had been the customer of syariah bank and those who had not
been the customer of syariah bank. The data investigation and interview are done by
indept interview to completely attain the research objective.
The result of research shows that the perception of East Java Moslem society is
positive toward the basic principle of syariah bank. On financial management, some
customers of Moslem society also use the other financial institution for saving, money
borrowing and other services of financial and banking institution. The main reason of
Moslem society for choosing syariah bank is due to its appropriateness with Islamic
syariah (law), security, and nearness with their livings. While the main factors of
syariah bank for not being chosen by the Moslem society are: the unavailability of

syariah bank at the area of Moslem society, the more strategic location of other
financial institutions, advertisement and prize. This research recommends syariah bank
to do emotional approach toward Moslem society, on condition that syariah bank is
able to show the Moslem society that its product is really appropriate with syariah
(Islamic law), the placement of Human Resource that views the transaction of
muamalah which is appropriate with syariah, the product of syariah bank should be
appropriate with the needs of Moslem society. The approach toward Moslem society
that used the other syariah financial institution should be done precisely, such as by
developing the variation of product, service, and a better marketing as well as
cooperating with the existing syariah financial institution.
Penelitian “Persepsi dan Sikap

pada bunga kurang dimengerti oleh

Masyarakat Santri Jawa Timur terhadap

masyarakat,

Bank


kurangnya minat masyarakat untuk

Syariah”

dilatar

belakangi,

yang

pertama kenyataan bahwa mayoritas

menggunakan

masyarakat Indonesia adalah muslim,

menunjukkan bahwa selama 10 tahun

dan


tidak

total pangsa pasar bank ataupun institusi

menyetujui bunga bank, namun dalam

syariah baru mampu mencapai sekitar

praktiknya

1% dari pangsa pasar bank secara

54%

secara

bentuk

fiqhiyah


kegiatan

usaha,

bank

menyebabkan

syariah).

Data

produk, dan jasa perbankan syariah

nasional.

(yang secara konseptual tidak berdasar

masyarakat Jawa Timur dikenal sebagai


Kedua,

kenyataan

bahwa

masyarakat santri (daerah tapal kuda

penggunaan produknya yang sesuai

pesantren) yang seharus memegang

dengan kebutuhan masyarakat santri.

teguh

nilai-nilai

dan


Penelitian ini adalah penelitian

dipraktikkan dalam seluruh aktivitas

kualitatif, yang terfokus pada kata-kata

kehidupan. Akan tetapi di Jawa Timur

tertulis atau lisan, perilaku yang dapat

kehadiran

belum

diamati dari individu masyarakat santri

sepenuhnya mendapat sambutan dari

tersebut secara holistik, namun sebagai


masyarakat

acuan

bank

santri.

agama,

syariah

Hasil

penelitian

dalam

menganalisis


hasil

FEUB menunjukkan bahwa masyarakat

penelitian digunakan beberapa variabel.

Jawa Timur belum mengoptimalkan

Penelitian ini juga akan menampilkan

keberadaan jasa dan layanan perbankan

beberapa kasus terbatas yang bersifat

syariah yang telah ada. Disamping

kasuistik, yang akan ditampilkan secara

diakui bahwa keberadaan bank syariah


mendalam (in depth).

memang belum merata di daerah tapal

Populasi

penelitian

meliputi

kuda, penelitian ini juga membuktikan

seluruh masyarakat santri di Jawa

faktor agama bukan menjadi faktor

Timur, yang mencakup 4 kategori, yaitu

utama dalam memilih bank.


ulama, siswa santri, alumni santri dan

Dengan latar belakang di atas
maka

penelitian

mendeskripsikan

ini
dan

mencoba
menganalisis

masyarakat

sekitar

pesantren


yang

mengadopsi positif budaya pesantren.
Pada masing-masing

kategori

akan

persepsi dan sikap masyarakat santri

mewakili

nasabah

bank

Jawa Timur terhadap bank syariah;

syariah dan non nasabah bank syariah.

cara-cara

Sebagaimana

pengelolaan

keuangan

kelompok

dinyatakan

dalam

masyarakat santri Jawa Timur dalam

penelitian PPIS Unibraw 1998, bahwa

hubungannya

faktor-

santri bukan sekedar pelajar yang

faktor yang mendorong masyarakat

belajar di pondok pesantren tetapi luas

santri Jawa Timur menggunakan atau

yang mencakup komunitas masyarakat

tidak menggunakan bank syariah, dan

di

memberikan

Islam, maka ruang lingkup masyarakat

dengan

bank;

rekomendasi

konkrit

sekelilingnya

yang

menjalankan

kepada pengelola perbankan syariah

santri

agar dapat lebih mengoptimalkan dan

penelitian ini menjadi terwakili yaitu

mengembangkan pelayanan jasa dan

suatu

yang

dimaksudkan

komunitas

masyarakat

dalam

yang

terdiri dari:
1. Kyai,

pesantren.
ustad,

pesantren);

dan

ulama

(di

Dalam

pemilihan

sampel

Fungsi ke”ulama”an

penelitian,

dari Kyai dapat dilihat melalui 3

pembagian

aspek (Horikosih dalam Arifin,

Indonesia (KBI) di Jawa Timur, yaitu

1993, PPIS 1998), yakni:

KBI Surabaya, Malang, Kediri dan

a. Sebagai pemangku masjid dan

Jember, dimana pada masing-masing

madrasah

dilakukan

wilayah

wilayah

KBI

berdasar

Kantor

tersebut

Bank

menyebar

b. Sebagai pengajar dan pendidik

pesantren-pesantren

c. Sebagai

masyarakat santri. Pesantren adalah

ahli

dan

penguasa

hukum Islam

sebagai

basis

lembaga pendidikan tradisional Islam

Misi utama seorang kyai adalah

yang

sebagai

pengajar

mendalami,

menghayati,

dan

dakwah

Islam,

mengamalkan

ajaran-ajaran

Islam

dan
dan

pengajur
mengambil

mempelajari,

memahami,

peran lanjut orang tua. Ia sebagai

dengan menekankan pentingnya moral

guru sekaligus pemimpin rohaniah

keagamaan

keagamaan serta bertanggunjawab

pemandu perilaku sehari-hari (dalam

untuk

arti yang luas). Peta pesantren di Jawa

perkemangan

kepribadian

sebagai

dan

maupun kesehatan jasmaniah anak

berdasarkan

didiknya. Dengan otorita rokhaniah

Zamakhsyari Dhofier (Mujamil, 2005)

kyai sekaligus menyatakan hukum

menunjukkan terdapat 40 pemusatan

dan aliran-alirannya, lewat kitab-

pesantren di Indonesia yang tersebar di

kitab Islam klasik

Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah,

2. Santri
siswa

pondok

pesantren;

yaitu

yang belajar di pondok

pesantren,

baik

santri

musim

maupun santri kalong.

hasil

pedoman

penelitian

dan Jawa Barat. Dari segi kelembagaan,
beberapa

pondok

pesantren

melembagakan diri sebagai yayasan.
Catatan dari Departemen Agama pada

3. Alumni santri dari suatu pondok

tahun 1977 terdapat 4.195 buah pondok

pesantren, yaitu siswa santri yang

pesantren di Indonesia dengan santri

telah keluar dari pendidikannya di

677.384

pesantren, dan

berkembang menjadi 5.661 dengan

4. Masyarakat yang berada di sekitar

orang,

pada

tahun

1981

jumlah santri 938.397 orang (Yakub,

1985 dalam PPIS, 1998).

pada

dari kajian teoritik terkait dengan

Khusus wilayah Jawa Timur,

persepsi, maka pada penelitian ini

tahun

dilakukan pula penyebaran kuesioner

2006

jumlah

pondok

pesantren yang tercatat menjadi anggota

tertutup

khususnya

menjadi

dasar

Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI =

pedoman

bagi

peneliti

dan

Asosiasi Pondok Pesantren Indonesia)

memudahkan dalam menganalisis. Pada

sebanyak 1302 pondok pesantren dan

kuesioner tertutup pengunaan variable

tersebar di 27 wilayah. Di antara 27

dilakukan

wilayah

mengenai

persepsi

wilayah yang memiliki jumlah pondok

masyarakat

santri

pesantren

syariah, dan mengetahui faktor memilih

Kabupaten/Kota

terbesar

tersebut,

adalah

Malang

dengan 157 pesantren. Berangkat dari
data yang terdapat di Rabithah Ma’ahid
Islamiyah

tersebut,

memperoleh
dan
terhadap

data
sikap
bank

dan tidak memilih bank syariah.
Untuk mengetahui persepsi dan

apabila

sikap masyarakat santri terhadap bank

Propinsi Jawa Timur mendapat julukan

syariah, digunakan ”Model Terperinci

daerah “tapal kuda” pondok pesantren

Faktor-Fakor

di Indonesia. Dari seluruh wilayah atau

Perilaku“, karena menunjukkan adanya

kota di Jawa Timur, dengan jumlah

berbagai faktor yang terkait dengan

pondok pesantren terbesar, mewakili

persepsi, yaitu faktor budaya, sosial,

keberadaan

Bank

pribadi dan psikologis bagi seseorang

Indonesia) yang ada di Propinsi Jawa

dalam menentukan pemilihan atas suatu

Timur.

produk.

4

KBI

tepat

untuk

(Kantor

Yang

Walaupun

Mempengaruhi

persepsi

dalam

kualitatif

model ini sebenarnya masuk dalam

dilakukan melalui teknik wawancara

kategori psikologis, tetapi karena ketiga

mendalam (indepth interview), secara

faktor sebelumnya (budaya, sosial, dan

tidak terstruktur (opened interview)

pribadi) berkaitan erat, maka indikator

dengan menggunakan panduan yang

berdasar

memuat garis besar lingkup penelitian,

mendukung

dan

kuesioner

Penelusuran

dikembangkan

data

dengan

bebas

pada

model

sebagai
tertutup

ini

sangat

dasar

bagi

yang

akan

selama wawancara berlangsung akan

dikembangkan pada kuesioner terbuka.

tetapi tetap sebatas lingkup penelitian.

Adapun pada permasalahan ketiga,

Walaupun demikian, agar tidak lepas

yaitu untuk mengetahui faktor memilih

dan tidak memilih bank syariah, maka
pendekatan yang digunakan adalah pada
produk total dan level produk.
Persepsi 150 orang responden
nasabah bank syariah dilihat dari faktor
budaya

menunjukkan

adanya

persamaan persepsi antara ulama, siswa

Tabel 1. 1
Persepsi dengan Pendekatan Faktor
Budaya
Kelompok Santri
%
Ulama
93,3
Siswa Santri
70,7
Alumni Santri
75,4
Masyarakat Sekitar
72,3
Pesantren

santri, alumni santri dan masyarakat

Terkait

faktor

sosial,

para

sekitar pesantren yang menjadi nasabah

ulama nasabah bank syariah sebesar

bank

memandang

40% menyatakan tidak tahu atau ragu-

prinsip-prinsip ekonomi syariah sebagai

ragu tentang apakah pilihan mereka

dasar operasional bagi bank syariah,

diikuti oleh siswa santri, alumni, dan

yang ditunjukan oleh kecenderungan

masyarakat. Meskipun demikian, 46,7%

jawaban keempat kelompok tersebut

responden ulama nasabah menyatakan

pada jawaban setuju dan sangat setuju

setuju

terhadap prinsip ekonomi syariah. Hal

pilihannya terhadap bank syariah juga

tersebut

bahwa

diikuti oleh siswa santri, alumni santri

kelompok masyarakat santri nasabah

dan masyarakat sekitar pesantren. Siswa

bank

santri

syariah

dalam

dapat

syariah

diartikan

berpersepsi

positif

dan

sangat

berpendapat

setuju

sama

bahwa

dengan

terhadap konsep-konsep bank syariah

kelompok ulama bahwa pilihannya

yang

ekonomi

menjadi nasabah bank syariah akan

syariah dengan prosentase persepsi

diikuti oleh teman-temannya, keluarga

positif ulama terhadap bank syariah

ataupun masyarakat sekitar pesantren,

lebih tinggi dibandingkan siswa santri,

meskipun ada penurunan prosentase

alumni,

sekitar

jawaban yaitu jawaban tidak tahu

pesantren. Adapun persepsi siswa santri

sebesar 33,3%, dan setuju dan sangat

dan alumni serta masyarakat sekitar

setuju 41,3%.

berdasarkan

dan

prinsip

masyarakat

pesantren terhadap bank syariah dilihat
dari

faktor

Data

diantara

keempat

budaya

menunjukan

kelompok santri nasabah bank syariah

yang

sebanding.

dilihat dari faktor sosial menunjukan

Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel

adanya persepsi yang cenderung positif.

berikut ini:

Sebanyak 46,6% ulama dan 41,3%

kecenderungan

siswa santri berpendapat bahwa terdapat

tersebut ditunjukan dengan prosentase

hubungan dan pengaruh beberapa faktor

sebesar

sosial terkait dengan pemilihan bank

menyatakan setuju dan sangat setuju

syariah. Pada kelompok berikutnya

bahwa

yaitu alumni santri dan masyarakat

sebagaimana tersebut diatas merupakan

sekitar pesantren, jawaban yang paling

faktor penentu yang ikut mendorong

dominan mengenai dorongan beberapa

mereka dalam memilih bank syariah.

faktor sosial dalam memilih bank

Hal yang sama juga dinyatakan oleh

syariah tersebut adalah setuju dan

siswa santri dengan prosentase sebesar

sangat setuju masing-masing kelompok

53,5%, alumni santri 55,9%, serta

sebesar 57,2% dan 41,7%. Persepsi

masyarakat sekitar pesantren 54,7%.

positif masyarakat santri terhadap bank

Selanjutnya persepsi positif masyarakat

syariah dilihat dari faktor sosial yang

santri terhadap bank syariah dilihat dari

ditunjukan oleh jawaban setuju dan

faktor pribadi yang ditunjukan oleh

sangat setuju sebagaimana diuraikan di

jawaban setuju dan sangat setuju dapat

atas selengkapnya dapat diketahui dari

dilihat dalam tabel berikut ini:

tabel di bawah ini:
Tabel 1.2
Persepsi dengan Pendekatan Faktor
Sosial
Kelompok Santri
Ulama
Siswa Santri
Alumni Santri
Masyarakat Sekitar
Pesantren

%
46,6
41,3
57,2
41,7

61,7%

responden

beberapa

faktor

ulama

pribadi

Tabel 1.3
Persepsi dengan Pendekatan Faktor
Pribadi
Kelompok Santri
%
Ulama
61,7
Siswa Santri
53,5
Alumni Santri
55,9
Masyarakat Sekitar
54,7
Pesantren
Tidak berbeda dengan ketiga
faktor sebelumnya pada faktor yang

Faktor

pribadi

terdiri

dari

beberapa indikator yang meliputi usia,
status, pekerjaan, jumlah pendapatan,
kegiatan

sehari-hari,

dan

lain

sebagainya. Terkait faktor pribadi,
persepsi ulama nasabah bank syariah
terhadap bank syariah adalah positif, hal

keempat,

yaitu

faktor

psikologi,

persepsi ulama santri, siswa santri,
alumni santri dan masyarakat sekitar
pesantren

nasabah

bank

syariah

terhadap bank syariah juga menunjukan
kecenderungan positif. Kecenderungan
positif yang didapatkan dari jawaban

setuju

dan

sangat

setuju

tersebut

masyarakat sekitar pesantren dalam

kelompok

santri

memandang prinsip-prinsip ekonomi

menunjukan prosentase sebesar 74,7%,

syariah. Persamaan tersebut ditunjukan

66,7%, 67,1%, dan 66,7%. Dari tabel

oleh adanya kecenderungan jawaban

dibawah ini akan terlihat perbandingan

keempat kelompok itu yang mengarah

persepsi

santri

pada jawaban setuju dan sangat setuju.

nasabah bank syariah terhadap bank

Dalam masalah hukum/syariah Islam

syariah dilihat dari faktor psikologi

yang salah satunya adalah hukum

yang

dari

muamalah, prinsip dalam melakukan

kepercayaan masyarakat santri terhadap

segala kegiatan ekonomi yang selalu

penggunaan bank syariah yang akan

didasarkan pada perintah dan larangan

membawa mereka selamat dunia dan

dalam Islam (ekonomi syariah), riba

akhirat,

dan bunga, pendapat masyarakat santri

masing-masing

keempat

kelompok

diantaranya

dampak

kegiatan

terdiri

positif

mereka

terhadap
sehari-hari,

non

nasabah

menunjukan

persepsi

pengetahuan mereka tentang agama,

positif atas dasar/prinsip bank syariah

dan perbedaan bank syariah dengan

(walau dalam praktik, persepsi positif

lembaga keuangan lain:

tersebut

Tabel 1.4
Persepsi dengan Pendekatan Faktor
Psikologi
Kelompok Santri
%
Ulama
74,7
Siswa Santri
66,7
Alumni Santri
67,1
Masyarakat Sekitar
66,7
Pesantren
Selanjutnya

dari

masyarakat

tidak

secara

otomatis

mendorong masyarakat santri untuk
memilih bank syariah).
Prosentase jawaban para ulama,
siswa

santri,

masyarakat

alumni

sekitar

santri,

dan

pesantren

non

nasabah bank syariah yang setuju dan
sangat setuju terhadap prinsip-prinsip
ekonomi

syariah

digunakan

santri non nasabah (150 responden)

sebagai

diperoleh hasil yang tidak jauh berbeda

syariah masing-masing adalah 60%,

dengan

nasabah

47,2%, 56% dan 44,1%. Meskipun

terkait dengan persepsi terhadap bank

demikian, tingkat prosentase jawaban

syariah. Untuk faktor budaya, terdapat

tidak

persamaan kecenderungan antara ulama,

menunjukkan

siswa

jawaban

masyarakat

santri,

santri

alumni

santri

dan

dasar

yang

tahu

beroperasinya

diantara

keempatnya

peningkatan

masyarakat

bank

daripada

santri

yang

syariah.

syariah hanya 25%. Adapun jawaban

Prosentase ulama, siswa santri, alumni

yang paling dominan faktor sosial

santri, dan masyarakat sekitar pesantren

(adanya

yang tidak tahu bahwa masing-masing

sekitar pesantren) alumni santri adalah

adalah 17%, 28,9%, 26,6% dan 34,8%.

tidak setuju dan sangat tidak setuju

menjadi

nasabah

bank

dorongan

dari

lingkungan

Salah satu hal yang menarik

sebesar 33,3%. Dan kelompok terakhir,

adalah masalah bunga bank dalam

berbeda dengan para santri dan alumni

pandangan

non

santri, masyarakat sekitar pesantren

nasabah yang berbeda-beda. Pandangan

yang menyatakan setuju dan sangat

masyarakat santri non nasabah terhadap

setuju terhadap adanya dorongan dari

bunga bank sama dengan riba, ternyata

lingkungan sekitar pesantren untuk

memberikan fakta yang sedikit berbeda

memilih bank syariah menunjukkan

dengan

prosentase

masyarakat

masyarakat

santri

santri

nasabah,

dimana masyarakat santri non nasabah

yang lebih

besar yaitu

40,6%.
Demikian halnya dengan dua

yang menyamakan bunga bank sebagai

faktor sebelumnya, faktor ketiga dan

riba mengalami penurunan.
Pada faktor kedua yaitu sosial,

keempat, yaitu pribadi dan psikologis

sebesar 46,7% para ulama non nasabah

juga menunjukan persepsi yang positif

bank

dari masyarakat santri non nasabah

syariah

sebenarnya

menyatakan
ada

dorongan

bahwa
dari

terhadap

bank

syariah.

Walaupun

pesantren, asosiasi pesantren, teman,

jawaban yang diberikan dari kelompok

siswa santri dan alumni pesantren serta

masyarakat santri cenderung negatif,

masyarakat sekitar pesantren untuk

tetapi jika dilihat dari daftar pernyataan

memilih

yang

bank

syariah.

Meskipun

diajukan

pada

kelompok

demikian, 46,7% menyatakan tidak

masyarakat

santri

nasabah,

tahu. Tidak jauh berbeda dengan ulama,

kelompok

santri

non

kelompok siswa santri yang menjawab

pernyataan kuesioner bersifat negatif,

tidak tahu untuk faktor sosial adalah

sehingga

jawaban

negatif

menjadi

sebesar 42%, sedangkan yang setuju

bermakna

positif

terhadap

hal-hal

dan

terkait dengan bank syariah. Pertanyaan

sangat

setuju

bahwa terdapat

pada
nasabah

sekitar

yang bersifat negatif tersebut diajukan

pesantren untuk menggunakan bank

dengan alasan menyesuaikan dengan

dorongan

dari

lingkungan

sikap “tidak memilih” bank syariah
pada kelompok ini, sehingga tidak
mungkin diajukan pernyatan yang sama
dengan kelompok nasabah.
Hasil
permasalahan

penelitian
kedua

untuk

menunjukkan

Diagram 1.
Penggunaan Bank Syariah dan
Lembaga Keuangan Lain oleh
Masyarakat Santri Nasabah
Bank Syariah
Disamping bank syariah, kami juga menggunakan
lembaga keuangan lain

bahwa responden masyarakat santri non

SANGAT TIDAK
SETUJU
46,0

nasabah bank syariah menggunakan

TIDAK SETUJU

3,3
3,3

TIDAK TAHU

lembaga keuangan lain dalam kegiatan
pengelolaan keuangannya, diantaranya

SETUJU
30,7

16,7

SANGAT SETUJU

adalah bank konvensional, pegadaian,
koperasi, dan BMT. Sementara itu,
sebesar

46%

dari

150

responden

masyarakat santri yang menjadi nasabah
bank syariah baik dari kelompok ulama,
siswa santri, alumni santri maupun
masyarakat sekitar pesantren selain
menggunakan bank syariah ternyata
juga memanfaatkan lembaga keuangan
lain, untuk menyimpan, meminjam dan
mengirim

uang.

Perbandingan

prosentase antara masyarakat santri
nasabah bank syariah yang hanya
menggunakan bank syariah saja dalam
mengelola

keuangannya

dengan

masyarakat santri nasabah bank syariah
yang

juga

menggunakan

lembaga

keuangan lain selain bank syariah dalam
mengelola keuangganya adalah sebagai
berikut:

Permasalahan ketiga penelitian
ini adalah terkait dengan faktor yang
pendorong masyarakat santri nasabah
memilih

bank

penyebab

syariah

masyarakat

dan

faktor

santri

non

nasabah tidak memilih bank syariah.
Dalam menjawab permasalahan ini
dilakukan berdasar 2 pendekatan yaitu
berdasar pada produk secara lengkap
dimana sebagai produk jasa indikator
yang dipergunakan akan dilihat dari
kenyataan atas: produk itu sendiri,
kemasan, layanan, label, yang disebut
dengan produk total dan berdasar pada
kebutuhan
harapan

utama/mendasar
yang

penggunaan

akan

jasa

sampai

datang

perbankan,

atas
yang

disebut level produk.
Dari hasil kuisioner tertutup
dapat diketahui bahwa faktor-faktor

yang mendorong masyarakat santri

perilaku staf dan karyawan yang sesuai

Jawa Timur untuk menggunakan bank

syariah, sesuai dengan agama yang

syariah

dianut,

adalah

sebagaimana

tabel

berikut:

3
4

5
6
7
8
9
10
11

12

Indikator
Jasa sesuai kebutuhan
Bonafiditas
dan
keamanan
Variasi produk
Sikap dan perilaku
staf dan karyawan
sesuai syariah
Sesuai dengan agama
yang dianut
Pelayanan cepat
Karyawati berbusana
sesuai syariah
Tingkat
kesehatan
bank syariah
Lokasinya strategis
Pelayanan tepat
Setelah
membandingkan
produk antara satu
bank dengan yang
lainnya
Lokasi dekat dan
terjangkau

Prosentase
71,7
66,7

cepat,

pendekatan
diketahui

produk
bahwa

61,7
61,3
61

pelayanan

yang

bank
tepat

syariah,

dan

tanpa

kesalahan, lokasinya yang strategis,
setelah membandingkan produk antara
satu bank dengan yang lain nya sebelum
menetapkan pilihan serta lokasi yang

tinggal. Adapun faktor informasi, iklan

yang tinggi adalah pernyataan yang
cenderung kearah tidak setuju dan
sangat tidak setuju.
Berdasar urutan jawaban dengan

60

pilihan setuju dan sangat setuju oleh
53,4
53
51

masyarakat santri nasabah bank syariah
dengan menggunakan pendekatan level
produk,

faktor-faktor

pendorong

masyarakat santri memilih bank syariah
48

total,
urutan

adalah:

kesehatan

dan hadiah serta tingkat keuntungan

adalah sebagai berikut :

dapat
faktor

pendorong masyarakat santri memilih
syariah

tingkat

dekat dan terjangkau dengan tempat
62,3
62

Berdasarkan tabel di atas, dari

bank

yang

karyawatinya berbusana sesuai syariah,

Tabel 1.5
Faktor Pendorong
Masyarakat Santri Memilih Bank
Syariah
Pendekatan Total Produk
No.
1.
2

pelayanan

jasa

yang

diberikan sesuai dengan kebutuhan,
bonafidit dan memberikan keamanan,
variasi produk bank syariah, sikap dan

Tabel 1.6
Faktor Pendorong Masyarakat Santri
Memilih Bank Syariah
Pendekatan Level Produk
No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.
7.

Indikator
Memenuhi
tempat
kebutuhan
penyimpanan uang
Memenuhi
jasa
penyimpanan
uang
dengan prinsip titipan
Memenuhi
penyimpanan
uang
yang aman
Memenuhi
jasa
penyimpanan
uang
dengan prinsip bagi
hasil
Memenuhi
tempat
penyimpanan
uang
yang sesuai syariah
Memenuhi pelayanan
yang cepat dan tepat
Memenuhi
lokasi
yang strategis

Prosentase
83

79,3

sangat

penyimpanan

uang

65

alasan

3. Terjamin dan terpercaya
Pada kelompok responden non

49,7

nasabah

pada

jasa
prinsip

tepat, dan lokasi strategis. Adapun pada
keuntungan finansial yang diperoleh,
dan

adalah

2. Aman

pelayanan yang cepat dan

tahu

santri,

1. Sesuai dengan syariah islam

70,7

tempat penyimpanan uang yang sesuai

tidak

tentang 3 alasan utama memilih bank

bank syariah adalah sebagai berikut

penyimpanan dengan prinsip bagi hasil,

jawaban

mendalam diajukan pertanyaan terbuka

pendorong masyarakat santri memilih

titipan, penyimpanan yang aman, jenis

syariah,

lebih

kuesioner terbuka, urutan faktor-faktor

jenis
dengan

yang

dan terjamin. Sedangkan dari hasil

78,3

setuju

uang,

jawaban

kesesuaian dengan syariah, keamanan
79

memenuhi tempat kebutuhan tempat
penyimpanan

memperoleh

masyarakat

terdapat kecenderungan pada jawaban
dan

masuk pada kelompok di atas. Dalam

syariah dan urutan jawaban responden

Dari pendekatan level produk,

setuju

yang cukup besar, maka dapat pula

setuju

berimbang, akan tetapi karena jawaban
sangat setuju juga memperoleh jawaban

bank

memperoleh
ketiga

syariah,

jawaban

juga

dalam

permasalahan

menggunakan

dua

pendekatan (total produk dan level
produk). Pernyataan
peneliti
responden

untuk

yang diajukan

menggali
adalah

jawaban
dengan

membandingkan bank syariah dengan
lembaga keuangan lain. Dari data
penelitian, alasan masyarakat santri
Jawa Timur tidak memilih bank syariah
adalah di sebabkan karena alasan-alasan
sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1.7
Faktor Penyebab Masyarakat Santri
Tidak Memilih Bank Syariah

bank syariah didaerahnya.
Seperti
melalui

No.
Indikator
Prosentase
1.
Lokasi
lembaga 54
keuangan lain lebih
strategis
2.
Setelah
49
membandingkan
dengan
lembaga
keuangan lain
3.
Iklan dan hadiah
46,7
lembaga keuangan
lain
4.
Bank syariah tidak
44,7
terdapat di daerah
santri

halnya

kuesioner

pertanyaan

terbuka

yang

diajukan pada kelompok santri nasabah,
pada kelompok non nasabah juga
diajukan pertanyaan yang sama yaitu 3
alasan

utama

memilih

lembaga

keuangan lain selain bank syariah
sebagai

tempat

menyimpan

uang

dikaitkan dengan kebutuhan responden.
Urutan jawaban masyarakat santri non
nasabah

tentang

alasan

mereka

menggunakan lembaga keuangan lain

Hasil jawaban responden di

adalah faktor lokasi dekat dengan

lapangan menunjukkan kecenderungan

tempat tinggal, keamanan dan terjamin

jawaban tidak tahu atas pertanyaan

serta terpercaya.

tentang mengapa tidak memilih bank

Dari pembahasan permasalahan

syariah. Adapun faktor lokasi lembaga

di atas, dapat disimpulkan bahwa

keuangan lain yang lebih strategis

persepsi masyarakat santri di Jawa

dibanding dengan lokasi bank syariah

Timur baik yang merupakan nasabah

merupakan

maupun yang bukan nasabah bank

faktor

penyebab

utama

masyarakat santri non nasabah tidak

syariah,

memilih bank syariah, demikian juga

budaya, sosial, pribadi dan psikologis,

faktor lokasi lembaga keuangan lain

adalah positif terhadap bank syariah.

lebih dekat dan terjangkau dengan

Perbedaan yang terdapat pada kelompok

tempat tinggal. Faktor berikutnya yang

masyarakat santri nasabah dan non

menjadi alasan tidak dipilihnya bank

nasabah adalah pada sikap atau pilihan

syariah oleh masyarakat pesantren,

mereka untuk

disamping karena keberadaan lembaga

memilih bank syariah. Hal ini diperjelas

keuangan

lain,

kurangnya

dari hasil pembahasan permasalahan

informasi

di

dan

kedua

adalah
pesantren

atau

lingkungan pesantren, tidak adanya

ditinjau

yang

dari

memilih

pendekatan

atau

menunjukkan

tidak

bahwa

terdapat masyarakat santri nasabah bank

syariah yang juga merupakan nasabah
pada

lembaga

lain.

b. Pendekatan dilakukan dengan

dimaksudkan

cara yang tepat, yaitu melalui

faktor-faktor

pendekatan kepada ulama atau

pendorong dan penyebab masyarakat

kyai yang menjadi panutan di

santri dalam memilih dan tidak memilih

wilayah tersebut.

Permasalahan
untuk

keuangan

syariah Islam;

ketiga

mengetahui

bank syariah guna menjawab adanya

2) Bank syariah dapat masuk pada

gap antara persepsi positif dan variasi

kantong-kantong

pilihan dari sikap masyarakat santri

menjalin

untuk

syariah.

pesantren, karena faktor persepsi

Melalui indepth interview diperoleh

positif atas bank syariah serta

pula jawaban bahwa walau secara

jawaban responden atas alasan tidak

konsep bank syariah sudah baik, akan

menggunakan bank syariah adalah

tetapi dalam praktek perbankan syariah

karena faktor tidak adanya bank

saat

syariah di daerah tersebut.

menggunakan

ini

bank

masih

menunjukkan

pesantren

kerjasama

dan

dengan

ketidaksesuaian dengan konsep yang

3) Penempatan Sumber Daya Insani

ada, sehingga hal ini perlu mendapat

(SDI) yang memahami transaksi

perhatian.

bermuamalah yang sesuai syariah.

Beberapa

rekomendasi

yang

SDI pada hakekatnya adalah pihak

dapat disampaikan kepada pengelola

yang melaksanakan akad agar tidak

bank syariah untuk mengoptimalkan

keluar dari ketentuan syariah.

dan mengembangkan pelayanan kepada
masyarakat

santri

di

Jawa

Timur

4) Dalam
masyarakat

pendekatan
santri

kepada

yang

telah

sebagai berikut:

menggunakan lembaga keuangan

1) Pendekatan emosional dan rasional

lain yang juga telah sesuai dengan

terhadap masyarakat santri dapat

syariah (koperasi syariah, baitul

dilakukan

maal wat tamwil): maka harus

secara

bersama-sama

dengan persyaratan:
a. Bank

syariah

harus

dapat

dilakukan

dengan

pemasaran,

jenis

memberikan
produk

dan

membuktikan dan meyakinkan

pelayan yang lebih baik, bukan lagi

bahwa produk yang dihasilkan

sekedar menonjolkan halal-haram.

benar-benar

Bank syariah perlu bekerjasama

sesuai

dengan

dengan lembaga keuangan syariah
lainnya yang telah ada dalam rangka
pemasaran produk dan sosialisasi
bank syariah.
5) Perlu dilakukan pemetaan potensi
masyarakat
finansial,

dari
dan

masyarakat

lembaga

kekuatan

pemetaan

santri

menggunakan
dan

sisi

yang

sikap
hanya

perbankan

syariah

keuangan

syariah

lainnya atau yang menggunakan
semua jenis lembaga keuangan, baik
perbankan maupun non perbankan.

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Ali, Mohammad Daud Ali, Asas-Asas Hukum
Islam, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
Hukum Islam di Indonesia, Rajawali
Pers, Jakarta, 2004.
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syariah:
Dari Teori ke Praktik, Gema Insani,
Jakarta, 2001.
Cetak Biru pengembangan Perbankan Syariah
Indonesia, Bank Indonesia, 2002.
Erol, Cengiz & Radi El-Bdour, Attitudes,
Behavior and Patronage Factors of Bank
Customer towards Islamic Bank.
International
Journal
Banking
Management, 7, 6, 1989, 31-37.
Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam
Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, Prenada Media, Jakarta, 2004.
Gibson, Ivancevich & Donnelly, Organisasi,
Perilaku – Struktur – Proses, Edisi
kedelapan, Binarupa Aksara, Jakarta,
1996.
Hatch, Mary Jo, Organization Theory, Modern
Symbolic and Postmodern Perspectives.
Oxford University Press, Oxford, 1997.
Kotler,
Philip,
Manajemen
Pemasaran
(marketing Management 9e), Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Kontrol,
Edisi Bahasa Indonesia, alih bahasa,
Hendra teguh dkk, Prenhallindo, Jakarta,

1997.
-----------------, dkk, manajemen Pemasaran
Perspektif Asia, Buku I, Penerbit Andi
Yogjakarta, 1999.
Moleong,
Lexy,
Metodologi
Penelitian
Kualitatif, Remaja Rosda Karya,
Bandung, 2002.
Mujamil, Qomar, Pesantren: dari Transformasi
Metodologi
Menuju
Demokratisasi
Institusi, Erlangga, Jakarta, 2005.
Mulyana,
Dedy.
Metodologi
penelitian
Kualitatif,
Paradigma
Baru
Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya,
Remaja Rosdah Karya, Bandung, 2002
Robbins, Stephen P.,
Teori Organisasi,
Struktur, Desain & Aplikasi, Edisi 3,
Penerbit Arcan, Jakarta, 1994.
------------------------,
Perilaku
Organisasi
Konsep – Kontroversi – Aplikasi. Jilid I,
Edisi Bahasa Indonesia, PT Prenhallindo,
Jakarta, 1996.
------------------------,
Perilaku
Organisasi
Konsep – Kontroversi – Aplikasi . Jilid
II, Edisi Bahasa Indonesia, PT
Prenhallindo, Jakarta, 1996.
Rofiq, dkk, Pemberdayaan Pesantren, PT. LkiS
Pelangi Aksara, Yogjakarta, 2005
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi
Penelitian, Mandar Maju, Bandung,
2002.
Sugiyono, Statistik Nonparametris Untuk
Penelitian, Alfabeta, Bandung, 1999.
Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian
Hukum, RajaGrafindo, Jakarta, 1997.
Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Penerbit
Andi, Yogjakarta, 2000.
Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi, Konsep
Dasar dan Aplikasinya. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 1999.
Supranto J., Metode Penelitian Hukum dan
Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
Warkum Sumitro, Asas-Asas Hukum Perbankan
Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait,
Rajawali, Jakarta, 2004.
Arifin, Zainul, Produk Perbankan Syariah dan
Prospek Pasarnya di Indonesia, Jurnal
Perbankan, 2005.
Arifin, Zainul (1999). Memahami Bank Syariah,
Lingkup, Peluang, Tantangan dan
Prospek. Alvabet, Jakarta.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan Sebagaimana Telah Diubah
dengan Undang-Undang No. 10 Tahun
1998.

C. Surat kabar, Jurnal, Hasil Penelitian dan
Majalah
Azhar, Cholidul, Penerapan Hukum Islam
dalam Praktek Bank Syariah (Studi
Implementasi Prinsip-Prinsip Hukum
Islam bidang fiqh Muamalat pada
pembiayaan murabahah bank umum
syariah di Kota Malang), Tesis, Tidak
Dipublikasikan, Universitas Brawijaya,
Malang, 2005.
Evaluasi Perkembangan Ekonomi, Perbankan &
Sistem
Pembayaran
Jawa
Timur
Triwulan II-2006
Jurnal Laporan tahunan Pengurus Pondok
Pesantren Sidogiri Pasuruan, 1425-1426
H
Laporan Perkembangan Perbankan Syariah
Tahun 2004, Bank Indonesia, 2004.
M. Nur A. Birton, Nasabah Rasional Perbankan
Syariah, Replubika, 19 Desember 2003.
Model, Pondok Pesantren, Pusat Informasi
Keagamaan
&
Kehumasan,
www.humas.depag.or.id, 2006
Navriantoni, Bunga Bank Bukan Sembarang
Fatwa, Republika, 19 Desember 2003
Penelitian: Bank Syariah, Potensi, Preferensi &
Perilaku Masyarakat di Wilayah Jawa
Barat
Bank
Indonesia
Direktorat
Penelitian dan Pengaturan Perbankan
bekerjasama dengan Institut Pertanian
Bogor , 2000
Penelitian: Peluang, Hambatan dan Kinerja
Bank
Syariah
Sebagai
lembaga
Intermediasi di Jawa Timur, Bank
Indonesia Surabaya dan Fakultas
Ekonomi Universitas Airlangga, 2002
Penelitian: Pengembangan Pola Kemitraan
Pemerintah-Pesantren-Masyarakat dalam
Pengelolan Lingkungan Hidup di Pesisir
Jawa bagian Timur, Pusat Penelitian Ilmu
Sosial, Universitas Brawijaya, 1998.
Penelitian: Potensi, Preferensi dan Perilaku
Masyarakat terhadap Bank Syariah di
Wilayah Jawa Timur, Centre For
Business & Islamic Economics Studies,
Faculty of Economics – Brawijaya
University dan Bank Indonesia, 2000.
Sejarah, Pondok Pesantren, Pusat Informasi
Keagamaan
&
Kehumasan,
www.humas.depag.or.id, 2006
Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Jawa
Timur, Edisi Bulanan – Maret Vol. 6 –
No. 03, Bank Indonesia, Surabaya, 2006
Statistik Perbankan Syariah, Mei 2006,
Direktorat Perbankan Syariah, Bank
Indonesia, 2006.

Dokumen yang terkait