Inventarisasi Batubara Bersistim Di Daerah Ritan Baru Dan Sekitarnya Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur

INVENTARISASI BATUBARA BERSISTIM
DI DAERAH RITAN BARU DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh :
A.D. Soebekti, ST
Subdit Batubara, DIM

SARI
Daerah Ritan Baru dan sekitarnya termasuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi
Kalimantan Timur. Secara geografis terletak pada 116000’00” - 116015’00”BT dan 0000’00” - 0015’00”LS dan
termasuk dalam lembar peta Ritan Baru (1613-23) yang diterbitkan oleh Bakosurtanal. Secara geologi daerah
Ritan Baru dan sekitarnya berada dalam Cekungan Kutai bagian Barat yang di isi formasi pembawa batubara.
Sedimen Cekungan Kutai berumur Awal Miosen – Pliosen.
Daerah penyelidikan dibagi dalam Tiga (3) blok berdasarkan keterdapatan lapisan batubara, yaitu
Blok 1. Penoon, Blok 2. Gunung Sari dan Blok 3. Ritan Baru, formasi pembawa batubara dari ketiga blok di
atas, Formasi Batuayau blok 3 dan Formasi Balikpapan adalah blok 1 dan blok 2.
Dalam blok 3 Ritan Baru, Formasi Batuayau sedikitnya mengandung 7 lapisan batubara, pada areal
ini telah dilakukan 3 lubang pemboran dangkal, yaitu BR.10 sampai BR.12. Blok 1 Penoon dan blok 2 Gunung
Sari, Formasi Balikpapan sedikitnya terdapat lebih 14 lapisan batubara. Di kedua blok telah dilakukan
pemboran dangkal sebanyak 9 lubang bor yaitu BR.01 sampai BR.09, BR.01 di blok 2 Gunung Sari dan BR.02 –
BR.09 di blok Penoon.

Hasil analisa kimia dan petrografi conto batubara memperlihatkan batubara baik pada Formasi
Batuayau maupun pada Formasi Balikpapan adalah “Brown Coal” (4897-5445 kal/gram) dan rank % jenis
batubara diketahui juga dari hasil Rv max.
Total sumberdaya batubara di daerah Ritan Baru dan sekitarnya sampai pada kedalaman 50 meter
adalah 212.798.450 ton..

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan diberlakukanya Undang-undang
OTONOMI DAERAH tahun 2001, Konsukuensinya
Pemerintah Daerah harus dapat membiayai
operasionalnya, yaitu dari Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Untuk itu perlu diadakannya peningkatan
PAD dari segala sektor, salah satunya dari sektor
pertambangan batubara.
Kendala sekarang dihadapi oleh Pemerintahan
Daerah adalah kurang data yang dimiliki tentang
potensi sumber daya Batubara didaerah, sehingga
para pengambil keputusan kurang akurat
menentukan kebijakan disektor pertambangan

batubara dalam meningkatkan PADnya.
Untuk membantu Pemerintah Daerah dalam
membantu
penyediaan
data-data
mengenai
sumberdaya batubara maka dalam tahun anggaran
2005 DIPA Direktorat Inventarisasi Sumberdaya
Mineral telah melakukan inventarisasi batubara
bersistem di daerah Ritan Baru, Kabupaten Kutai
Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur yang
tercangkup dalam lembar Peta Ritan Baru (161323).
Penyelidikan ini direncanakan dalam 2 (dua)
periode selama 100 hari. Periode 1 telah
dilaksanakan dari 23 Mei – 11 Juli 2005 meliputi
kegiatan pemetaan geologi dan pemboran inti,
sedangkan periode 2 direncanakan 28 Juli – 15
September 2005, meliputi

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005


kegiatan pemetaan geologi, pemboran inti dan
pengukuran lintasan titik pemboran.
Maksud dan Tujuan
Inventarisasi
ini
dimaksudkan
untuk
mendapatkan data meliputi : ketebalan, arah jurus /
kemiringan lapisan batubara dan bantuan lainnya;
kualitas batubara; unsur-unsur geologi lainnya seperti
struktur geologi, bentuk endapan, kondisi infrastruktur
di daerah penyelidikan, sehingga dapat diketahui
kondisi endapan batubara khususnya di daerah ini.
Sebagai bahan pertimbangan juga diamati keadaan
sosial, budaya dan keadaan alam setempat sehingga
karakteristik daerah secara umum dapat diketahui.
Tujuan adalah untuk mengetahui keadaan
geologi, geometri, dimensi endapan, kualitas dan
sumberdaya batubara, sehingga seberapa besar potensi

batubara di daerah ini dapat diketahui. Hasil
penyelidikan ini diharapakan dapat membantu dalam
penyediaan data endapan batubara dan sebagai acuan
untuk menentukan kebijakan selanjutnya dalam
meningkatkan PAD dalam sektor pertambangan.
Lokasi Daerah Penyelidikan
Secara administratif daerah inventarisasi
termasuk wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara,
Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis daerah
ini terletak pada koordinat 116º 00’00” – 116º 15’ 00”
Bujur Timur dan 0º15’00” – 0º30’00” Lintang Utara (
Gambar 1 ) termasuk Lembar peta Geologi Muara
BATUBARA - RI TANBARU

Ancalong dan Peta Topografi Bakosurtanal Lembar
Peta Ritan Baru (1613-23).
Lokasi daerah inventarisasi dapat dicapai dari
Balikpapan dengan mempergunakan kendaraan roda
empat ( jalan beraspal ) sejauh + 200 Km menuju
Kotabangun, dilanjutkan dengan Speed Boat (+ 3 –

5 jam), Ponthon / Verry khusus kendaraan roda
empat menuju Desa Muai + 18 jam. Dari desa Muai
menggunakan roda empat ( Truk / Hard Top)
menuju sebagian lokasi inventarisasi dan
menggunakan perahu motor menuju lokasi telitian
sepanjang sungai.

Peta Lokasi Daerah Inventarisasi
Demografi / Keadaan Lingkungan
Desa-desa yang ada di sekitar daerah
invetarisasi antara lain; Desa Buluqsen, , Desa
Muara Ritan / Ritan Baru, Desa Long Lalang, Desa
Gunungsari dan Desa Penoon, yang dihubungkan
satu dengan lainnya mempergunakan transportasi
sungai Belayan sebagai poros sarana trasportasi
utama, karena kebanyakan desa-desa tersebut berada
di tepi sungai Belayan. Sedangkan jalan darat yang
ada merupakan “Haul / Road’ untuk log dan sawit
dari perusahaan setempat yang berupa jalan tanah
yang dipadatkan.

Penduduk asli yang bermukim di desa-desa
sekitar daerah inventarisasi adalah suku Kutai dan
Dayak, suku-suku pendatang seperti : suku Jawa,
Bugis, Timor dan lain-lain dengan populasi yang
sedikit serta sudah membaur dengan penduduk asli.
Jumlah penduduk disekitar daerah Iventarisasi :
No
1
2
3
4
5

Desa
Buluq sen
Muara Ritan
Long
Lalang
Gunungsari
Penoon


Lakilaki
195
366
112
291
277

Perempuan

Total

214
260
110

409
626
222


264
175

555
452

Mata Pencaharian penduduk setempat adalah
berladang, penebangan pohon, berburu atau bekerja
pada perusahaan kaya di daerah sekitarnya. Keadaan
vegetasi umumnya di jumpai sedikit pohon Meranti,
bengkirai sungkai, Kayu Besi dsb, yang merupakan
sisa dari PT. Melapi yang mempunyai hak
PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

Pengolaan Hutan, di kebanyakan hutan sisa tebangan
berupa semak belukar dan padang ilalang. Disekitar
tepian sungai belayan terdapat tanah peladangan dan
kebun penduduk berupa tanaman karet, buah-buahan,
pisang dan tanaman lainnya.
Fauna atau binatang yang sering di jumpai pada

daerah inventarisasi masih hidup secara liar seperti
rusa, kijang, beruang, babi hutan, biawak, ular dan
lain-lain, hewan air bermacam-macam ikan sungai dan
ikan rawa. Daerah inventarisasi beriklim tropis keringpanas, mempunyai dua musim yaitu penghujan yang
umumnya jatuh setiap bulan September- Pebruari,
kemarau dari bulan Maret sampai September , suhu
minimum sekitar 19º C dan maksimum 34º C. Curah
hujan taluman didaerah ini berkisar antara 2287 mm
sampai 1531 mm.
Rencana Tata Ruang Wilayah, daerah
inventarisasi belum mendapat data yang akurat, dari
informasi kepada Desa ada beberapa wilayah
inventarisasi bagian selatan dan tenggara akan
dijadikan perkebunan Inti Rakyat Sawit ( PIR ) dan
sebagian telah terialisasi yang sebagian di kelola
Perseroan Terbatas ( PT ). Seperti PT Lestari dan PT
Cakra di desa Penoon dan PT Sentekan di Desa Long
Lalang masing – masing seluas + 4000 Hektar
Waktu Penyelidikan
Pelaksanaan Kegiatan lapangan pada periode 1

(satu) telah dilakukan dari tanggal 23 Mei sampai 11
Juli 2005 selama 50 hari (lima puluh hari) dan periode
ke 2 (dua) telah dilaksanakan dari tanggal 28 Juli
sampai dengan 16 September 2005 selama 50 hari.
Pelaksanaan dan Peralatan
Pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh Tim
Inventarisasi Endapan Batubara Ritan Baru Subdit
Batubara. Pada periode 1 (satu) berdiri dari 10 orang
yaitu :
Ahli Geologi, Juru Bor, Mekanik dan preparator. Pada
period 2 (dua) terdiri dari 13 orang, yaitu : Ahli
Geologi, Juru Bor, Asisten Bor, Mekanik, Juru Ukur,
Preparator. Di dalam kedua periode tersebut dibantu
oleh tenaga setempat.
Peralatan yang digunakan untuk menunjang
pelaksanaan inventarisasi ini adalah : Palu Geologi
Sedimen, Kompas, JPS dan Alat Ukur, sedangkan
untuk pemboran menggunakan 1 (satu) unit mesin bor
LY 24 lengkap.
Pada dasar yang dipakai dalam penyelidikan ini

adalah Peta ... Bumi Lembar Ritan Baru (1613-23)
edisi 1-1991 yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL
SKALA 1:50.000, untuk plothing data, acuan yang
digunakan adalah Peta Geologi Lembar Ancalong skala
1:250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi (P3G) edisi tahun 1994.
Metode yang digunakan untuk mengetahui
sebaran batubara di daerah penyelidikan adalah
pemetaan geologi permukaan, terutama memplot
sebanyak mungkin singkapan batubara, pengukuran
arah jurus dan kemiringan maupun ketebalannya yang
dirangkai dengan kegiatan pemboran dangkal yang
berkisar antara 50 sampai 70 meter, hasil pelaksanaan
dan pekerjaan disusun pada peta topografi skala
BATUBARA - RI TANBARU

R

F O R M A S I

P E M

I S T O
L

I O

S
S

E

E

E R IA N

L O K A S I S IN G K A P A N

M a te r ia l - m a te r ia l le p a s
b a tu le m p u n g , b a tu p a s ir , k e r ik il b o n g k a h d a n b a tu lu m p u r

M e n e m p a ti b a g ia n s e a la ta n
d a e r a h p e n y e lid ik a n
± 1 5 %

N

N
P e r s e lin g a n b a tu le m p u n g la n a u a n
k e la b u - c o k la t k e h ita m a n d e n g a n
b a tu p a s ir k u a r s a h a lu s -k a s a r s is ip a n
d a n lig n it

B A L IK P A P A N

A ta s

tu fa

M e r u p a k a n b a g ia n te r b e s a r
( ±
5 2 % ) te r s e b a r b a g ia n
s e la ta n s a m p a i k e u ta r a d a e r a h
p a e n y e lid ik a n

T e n g a h
B a w a h
A ta s
T e n g a h
U JO H

B IL A N G

R
T
I E R

B a w a h

E O S E N

A ta s

. . . . . . .
.. .. .. .. .. .. .
._. _
.. _.. _.. _.. _.. _..
.. ..B ..A.. T.. ..U ..K.. E..L.. A.. ..U ..
._. ... _. . .. ._. . .. ._.
_. _. _. _. _. _. _.
_. _. _. _. _. _. _.
. . . . .
. .. . .. . .. . .
.H A. L O. Q.
. .. .. .
RITA
N

E

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

L
P

OLIGOSEN

- Sisipan batulempung, serpih hitam, napal dan
lanau
( Eosen Tengah – Akhir ).

U

A L U V IU M

P

T

Berdasarkan Lembar Peta Geologi Muara Ancalong,
stratigrafi regional Cek. Kutai di sekitar daerah
penyelidikan disusun oleh Enam (6) Formasi batuan
sedimen, Satu satuan batuan instrusi dan Endapan
Kuarter Aluvium.
Formasi batuan tersebut dari tua ke muda ;
- Formasi Haloq : - Batupasir kuarsa.

M

H O L O S E N

MIOSEN

Stratigrafi

U

K U A R T E R

Menurut Samuel ( 1975 ), sedimen cekungan
Kutai merupakan komplek lingkungan endapan delta
yang terdiri dari beberapa siklus endapan delta. Tiap
siklus dimulai dengan endapan delta plain yang
terdiri dari 1. Endapan rawa, 2. Endapan alur sungai,
3. Point bar, 4. Tanggul sungai dan di tempat yang
lebih dalam diendapkan sedimen, 5. Delta front dan
Pro delta.
Proses pengendapan sedimen cekungan Kutai
dimulai pada kala Eosen Awal yaitu dengan fase
transgresi sampai kala Oligosen Awal dan pada
Oligosen Akhir perkembangan pengendapan ke
timur.
Sedimen susut laut terjadi sejak pengangkatan
wilayah Paparan Sunda pada kala Oligosen Akhir.
Pengangkatan ini menyebabkan Tingian Melawi dan
Kuching terbentuk dan terjadi ketidakselarasan di
daerah penyelidikan. Sedimen laut dalam tetap
berlangsung hingga Akhir Oligosen.

- Formasi Balikpapan, terdiri dari ;
- Perselingan Batulempung – Batulanau.
- Batupasir Kuarsa halus, sisipan batubara.
(Miosen Atas – Pliosen, Lingk.Delta front –
Plaint).
- Satuan Batuan Intrusive, bersifat andesitik (Oligosen
Bawah – Eosen Bawah).
- Satuan Aluvium, terdiri dari material2 lepas,
battulempung, batupasir, kerikil, bongkah, batulumpur
(Plistosen Atas – Holosen).

BATU
GAM
PING

Daerah Ritan Baru ( Lembar Ritan Baru 16131623 ) termasuk dalm cekungan Kutai dan terletak
dalam Peta Geologi Lembar Muara Ancalong
dengan skala
1 : 250.000 ( P3G ). Cekungan
ini dibatasi oleh Tinggian Mangkaliat disebelah
utara, Cekungan Barito disebelah selatan, Tinggian
Kuching disebelah barat dan Selat Makassar
disebelah timur.

OTA

GEOLOGI UMUM

T e n g a h

BATUAN TEROBOSAN ATAN ( ANDESIT )

Penyelidik Terdahulu
Penyelidikan pendahuluan mengenai endapan
batubara di daerah ini telah dilakukan antara lain
ialah :
- Agus Subarnas dkk, 1994. Laporan Penyelidikan
endapan Batubara di daerah Kembang Janggul,
Kab. Kutai Kartanegara
- Laporan lengkap Eksplorasi Batubara, PT Fajar
Sakti Prima (2004), didaerah Uqmadian –
Buluqsen, Kec Tabang, Kab Kutai Kartanegara,
Prov Kalimantan Timur
- S.Atmawinata, Peta Geologi Lembar Ancalong,
kalimantan Timur, skala 1: 250.000, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.

- Anggota Batugamping Ritan (Bioklastik) Formasi
Haloq :
- Batugamping Bioklastik berumur = Formasi Haloq,
menjemari (lingk. Laut dangkal- delta atau lagoon).
- Formasi Batu Kelau, terdiri dari ;
- Serpih
- Batulempung
- Batulanau
- Batupasir halus sampai kasar
( Eosen Atas, link. Laut dangkal atau lagoon ).
- Formasi Batuayau, terdiri dari ;
-Batupasir kuarsa halus-kasar berselingan dgn
batulanau dan batulempung, bagian bawah
konglomerapic.
-Sisipan batubara.(Eosen Atas – Oligosen
Bawah, Lingk.laut dangkal - delta).
- Formasi Ujahbilang, terdiri dari ;
- Batulumpur menyerpih.
- Batulempung menyerpih.
- Batupasir kuarsa sedang – kasar,
konglomerapic. (Oligosen Bawah – Tengah, Lingk.
Laut dangkal).

ANGG

1:50.000 yang merupakan peta geologi, data
pemboran dan rekonstruksi pola penyebaran
batubara dan litologi lainnya.

B a tu lu m p u r , c o k la t m e n y e r p ih b e r s e la n g
- s e lin g d e n g a n b a tu le m p u n g m e n y e r p ih
d a n b a tu p a s ir k u a r s a , a b u -a b u ,
s e d a n g -k a s a r , k o n g lo m e r a ta n , p e m ila h a n
b a ik

T e r s e b a r s e k ita r 7 % d ib a g ia n
b a r a t la u t la e m b a r p e ta

B a g ia n a ta s : b a t u p a s ir k u a r s a ,
h a lu s -k a s a r , p u tih k e k u n in g a n ,
s ila n g s iu r , s e la n g -s e lin g d e n g a n la n a u
d a n s is ip a n b a tu b a r a
B a g ia n b a w a h : k o n g lo m e r a ta n n
b a tu le m p u n g k e la b u , p e n e r o b o s a n
a n d e s it

M e n e m p a ti s e k ita r 2 0 % d a r i
s e lu r u h fo r m a s i y a n g a d a
d ib a g ia n u ta r a d a r i
b a r a t-tim u r la u t

S e r p ih , b a tu lu m p u r , la n a u , b a tu p a s ir
h a lu s -k a s a r , p e r la p is a n b a ik , k a r b o n a n

M e n e m p a ti b a g ia n b a r a t la u t
d a e r a h p e n y e lid ik a n ± 3 %

B
h
k
B
k
g
n

a
a
e
a
e
a
a

g ia n a ta s : b a t u p a s ir k u a r s a ,
lu s -k a s a r , p u tih k e k u n in g a n ,
la b u
g ia n b a w a h : s e r p ih ,
B a tu g a m p in g
la b u -h ita m s is ip a n
b io k la s tik
b e rm p in g p a s ir a n ,
w a r n a p u t ih k e la b u
p a l d a n la n a u

T e rse b a r ± 3 %
p a lin g b a r a t

d ib a g ia n

T e rs e b a r ± 3 %
d ib a g ia n b a r a t
le m b a r p e ta

B a w a h

Stratigrafi Cekungan Kutai pada Lembar Peta Muara
Ancalong.
Derah Inventarisasi termasuk kedalam cekungan
Kutai bagian barat dan terletak dalam peta Geologi
Lembar muara Ancalong skala 1 : 250.000 Bagian
cekungan barat ini terbelah oleh sungai besar belayan
yang bermuara ke S. Mahakam.
Secara litologi hampir semua cekungan Kutai
mengandung batupasir, batu lempung, lanau dan
sisipan batubara yang umumnya di endapkan dalam
lingkungan neritik – paralik (litoral, delta sampai laut
terbuka) dan dipengaruhi oleh susut laut dan genang
laut. Secara geologi pengisi cekungan Kutai terdiri
dari formasi Pamaluan (Tmp), Bebulu (Tmbe), batu
ayan (Tea), Pulau balang (Tmpb), balik papan (Tmbp),
BATUBARA - RI TANBARU

Kampung baru (Tmbk), dan aluvial. Berumur Eosen
- Holosen.
Tatanan stratigrafi daerah inventarisasi di
tempati oleh batuan yang mempunyai kisaran umur
dari tersier dan kuarter berdasarkan skala waktu
geologi urutannya dari tua ke muda adalah sebagai
berikut:
- Batuan Tersier
Formasi Halog merupakan Formasi tertua
didaerah inventarisasi, sebenarnya hanya sekitar 2 %
dari seluruh batuan yang ada dan menempati bagian
paling barat. Bagian atas terdiri dari batupasir kuarsa
berbutir halus-kasar berwarna putih kekuning –
kelabu. Bagian bawah terdiri dari Konglomerat,
batupasir gampingan dan lanau, sedangkan bagian
yang paling dominan terdiri dari serpih abu – abu
sampai hitam dengan sisipan batu gamping pasiran
dan napal. Formasi Halog mempunyai kontak jari –
jemari dengan anggota batu gamping ( bioklastik ).
Ritan formasi Halog umur kedua Formasi ini
diperkirkan Eosen Tengah – Eosen Atas dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal delta atau
lagoon. Penyebaran Formasi ini menempati luas
sekitar 3 % di bagian barat daerah inventarisasi.
Formasi Halog secara selaras di tutupi oleh
formasi batu kelau yang berumur Eosen atas dengan
luas penyebaran sekitar 3 % di bagian barat laut
daerah inventarisasi batuannya terdiri dari serpih,
batu lumpur, batu lanau, batu pasir halus – kasar,
memperlihatkan pelapisan baik, di beberapa tempat
karbonan. Umur Formasi ini diperkirakan Eosen
Atas dengan lingkungan pengendapan antara laut
dangkal - delta atau lagoon diatas Formasi Batu
kelau diendapakan Formasi Batuayau, dimana
sebarannya sekitar 20 % dari seluruh luas daerah
inventarisasi yalni di bagian utara membentang
antara barat sampai timutlaut. Secara umum
batuannya terdiri atas batupasir kuarsa halus - kasar
berwarna putih kekuningan, berstruktur silang siur
berselang seling dengan batulanau dan batulumpur,
dibagian bawah umumnya dijumpai kolongmerat,
terdapat sisipan batubara dengan ketebalan antara 10
cm sampai > 4m. di sekitar Muara Ritan dan di
beberapa tempat lainnya formasi ini diterobos oleh
retas-retas andesit. Umur formasi diperkirakan
antara Eosen atas – Oligosen Bawah dengan
lingkungan pengedapan laut dangkal.
Selanjutnya
diatas
formasi
Batuayau
diendapakan Formasi Ujohbilang secara selaras
dengan luas penyebaran sekitar 7 % dibagian
baratlaut daerah inventarisasi. Batuannya terdiri dari
batulumpur
menyerpih
berwarna
coklat,
batulempung berwarna abu-abu
menyerpih,
batupasir
kiarsa
berbutir
sedang-kasar,
konglomeratan, berwarna putih kelabu dengan
pemilahan baik. Umur formasi diperkirakan antara
Oligosen bawahy – Oligosen Tengah.
Bagian terbesar daerah inventarisasi ditempati
oleh Formasi Balikpapan yaitu sekitar 50 % dari
seluruh batuan yang ada dengan penyebaran mulai
dari selatan sampai utara daerah inventarisasi.
Formasi ini mempunyai kontak yang tidak selaras
PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

terhadap Formasi Halog, batukelau, batuayau dan
Ujogbilang. Batuan pada Formasi balikpapan
umumnya berupa perselingan dengan batupasir kuarsa
berbutir halus – kasar dan sisipan – sisipan batubara
dengan ketebalan antara 30 cm sampai > 4m. Umur
Formasi Balikpapan diperkirakan Miosen Atas Pliosen dengan lingkungan pengendapan Delta front –
Delta plain.
-

Endapan Kuarter
Satuan batuan termuda adalah endapan alluvium
berumur Kuarter, terdiri dari material – material lepas
batulempung, batulumpur, batupasir, kerikil-kerikil dan
sisa tumbuhan. Endapan alluvium terdapat dibagian
selatan dengan penyebaran hampir 15 % dari seluruh
luas daerah inventarisasi.
Struktur Geologi
Struktur geologi umumnya berupa struktur
lipatan dan patahan., Struktur lipatan didaerah
inventarisasi berupa struktur antiklin dan sinklin
dengan arah umum relatif utara-timurlaut, sedangkan
struktur patahan banyak dijumpai hampir selatanbaratdaya dan pada baeberapa tempat dijumpai pula
sesar normal dan sesar mendatar.
Struktur perlipatan didaerah inventarisasi
menunjukan arah umum hampir baratdaya-timurlaut
dengan kemiringan lapisan relatif kecil yaitu 5º sampai
11º. Struktur geologi yang ada lebih berkembang
dibagian barat-baratlaut lembar peta yaitu terjadi pada
batuan berumur Paleogen
Struktur perlipatan ditandai oleh adanya sinklin
dan antiklin dengan arah baratdaya-timutlaut, struktur
lipatan ini hanya merupakan antiklin dan sinklin kecil
yang terjadi pada formasi Batuayau. Struktur sesar
umumnya berupa sesar mendatar dengan arah yamg
hampir sama yaitu baratdaya-timutlaut, hanya pada
beberapa tempat saja yang mempunyai arah baratlauttenggara. Sedangkan sesar dan kekar-kekar, tidak
memperlihatkan pengaruh yang berarti.
Secara umum, struktur yang dapat diamati pada
Lembar Peta Muara Ancalong berupa lipatan antiklin,
sinklin dan sesar yang relatif berkembang tidak terlalu
rumit, lipatan umumnya berarah timur laut - barat daya
dengan variasi kemiringan relatif landai berkisar antara
40 - 270.
Sedangkan jenis sesar secara umum di daerah ini
adalah sesar mendatar dengan arah umum utara, timur
laut - selatan tenggara, dengan kondisi kemiringan
batuan yang landai berkisar antara 40 sampai 100.
Struktur geologi kurang berkembang, kemungkinan
tidak terpengaruh oleh tektonik.
Indikasi Endapan Batubara
Daerah penyelidikan terletak di Cekungan Kutai
bagian barat, merupakan salah satu cekungan yang
mengandung batubara terbesar di Kalimantan Timur.
Dari penyelidikan terdahulu diketahui bahwa batubara
terdapat pada Formasi Batuayau dan Formasi
Balikpapan. Kedua Formasi tersebut tersebar luas di
daerah penyelidikan yang direncanakan juga dalam
Formasi - Formasi ini beberapa perusahaan telah
melakukan penambangan, diantaranya P.T. Gunung
BATUBARA - RI TANBARU

Bayan di daerah Gunung Sari dan P.T. Fajar Sakti
Prima telah membuat studi kelayakan di daerah
Ugmadian dan Buluq sen, dimana kedua areal
perusahaan tersebut berada sekitar daerah
penyelidikan.
Pemilihan Kecamatan Tabang dan sekitarnya
sebagai daerah imventarisasi ditentukan oleh
beberapa pertimbangan baik teknis maupun non
teknis. Dari sudut pandang geologi pemilihan daerah
ini berdasarkan variasi batuan sedimen yang ada
dimana dari 7 formasi batuan, 2 diantannya
diketahui sebagai formasi pembawa batubara. Kedua
formasi iti adalah Formasi Batuayau yang berumur
Eosen – Oligosen dan Formasi Balikpapan yang
berumur Miosen – pliosen.
Berdasarkan informasi ini maka daerah
Kecamatan Tabang dan sekitarnya dipilih sebagai
daerah dengan harapan adanya potensi batubara
daerah ini dapat diketahui dan di kembangkan lebih
lanjut.
KEGIATAN PENYELIDIKAN
Kegiatan penyelidikan endapan batubara ,
meliputi pekerjaan di kantor / Persiapan kegiatan
lapangan dan anlisa laboratorium.

yang dianggap mewakili seluruh daerah penyelidikan
dengan rincian sebagai berikut :
• Anlisa Proximate ; TM, IM, VM, FC ditambah abu
( ask ), Stot ( Total Sulphur ), CV ( harga kalori ),
HGL dan SG sebanyak 23 contoh.
• Analisa Ultimate ; Analisa abu dan Ask Fusion
Temperature sebanyak 15 contoh.
• Analisa Petrografi ; mean Reflektan Vitrimate (%
Rv max), Kisaran (%), Standar Deviasi, Komposisi
maseral (Vitrimit, Inertinit dan liptinit, %) dan
material mineral ( mineral lempung, oksida besi
dan pyrit, % ), sebanyak 15 contoh.
Pengolahan Data
Dari hasil penyelidikan lapangan yang merupakan data
primer maupun dari data sekunder terkumpul
bermacam - macam data.
Hasil data - data tersebut diplot pada peta dasar
Topografi yang sudah disiapkan, sehingga pengolahan
data akan terlihat seperti pada alur tahapan sebagai
berikut :
PEMETAAN

PETA GEOLOGI DAN SEBARAN BATUBARA
Kegiatan Kantor
Kegiatan kantor meliputi : studi kepustakaan
yang berkaitan dengan daerah penyelidikan,
mengumpulkan informasi mengenai lokasi batubara
dari instansi terkait, penyajian peta - peta geologi,
topografi, peralatan pemboran, alat ukur dan
perencanaan. Kesemuanya merupakan pengumpulan
data sekunder.

( SKALA 1 : 50.000 )

PEMBORAN INTI

CONTOH
Kegiatan Lapangan
Pengurusan
izin
penyelidikan
dan
pengumpulan data sekunder di lapangan dari
instansi terkait merupakan hal penting sebelum
melaksanakan penyelidikan lapangan.
Kegiatan penyelidikan lapangan tersebut
meliputi :
• Pemetaan Geologi Permukaan
• Pencarian singkapan - singkapan batubara
sebanyak mungkin
• Menentukan posisi singkapan batubara dan
batuan pengapitnya, jurus kemiringan, dengan
menggunakan tali ukur, kompas dan JPS dan
memplotny dengan peta kerja skala 1 : 50.000
• Pemboran inti dan pengukuran lintasan bor
• Penyontoan “outcrop” maupun inti bor untuk
analisa
• Dokumentasi / pemotretan
Analisa Laboratorium
Analisa laboratorium yang dilakukan adalah
analisa kimia dan fisika batubara di laboratorium
Kimia Mineral dan Fisika Mineral, Direktorat
Inventarisasi Sumber Daya Mineral.
Untuk mengetahui kualitas batubara telah
dilakukan anlisa baik secara kimia maupun
petrografi dari contoh - contoh batubara batubara

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

ANALISA

LAPORAN AKHIR
HASIL PENYELIDIKAN
Geologi Daerah Inventarisasi
Seperti telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa
daerah Ritan Baru ( Lembar Ritan Baru 1613 - 23 )
terletak di Cekungan Kutai dan termasuk dalam peta
geologi Lembar Muara Ancalong, 1995 dengan skala
1 : 50.000.
Geologi daerah Inventarisasi mencakup tiga
bahasan yaitu morfologi, stratrigrafi, dan Struktur
geologi dimana ketiganya saling menunjang satu
dengan yang lainnya terutama dalam menentukan
batasan pola penyebaran batubara.
Morfologi
Morfologi sebagian daerah yang telah
diselidiki
umumnya
merupakan
perbukitan
bergelombang rendah dan sedang dengan kemiringan
lereng 30 sampai 200 dan pedataran aluvium
ditemukan sepanjang aliran sungai utama Belayan.
Titik ketinggian terendah 13 m dan tertinggi 134 m
diatas permukaan laut ( Sumber Peta Rupa Bumi
Indonesia Lembar Ritan Baru ).
BATUBARA - RI TANBARU

Dua sungai utama yang melintas daerah
Inventarisasi adalah S.Belayan dan S.Penoon Kedua
sungai membentuk pola aliran dendritik dan
mendaun.
Berdasarkan bentuk dan kelerengannya,
daerah penyelidikan secara umum terdiri dari 3 (
tiga ) satuan morfologi, yaitu Satuan Morfologi
Perbukitan
Bergelombang
Sedang,
Satuan
Morfologi Dataran Bergelombang Lemah - Sedang
dan Satuan Morfologi Dataran Rendah / Rawa Rawa.
Satuan
Morfologi
Perbukitan
Bergelombang Sedang menempati hampir 20 %
daerah penyelidikan terletak di daerah barat, satuan
ini dicirikan oleh bentuk puncak membulat dan
membentuk undak - undak bukit yang melereng ke
arah timur. Ketinggian berkisar antara 75 - 134 m
dpl. Satuan ini diisi oleh Formasi Batuayau dan
undak bukit intrusive Atan. Secara umum pola aliran
sungai yang terbentuk berupa pola aliran Sub Paralel
dan Sub Dendritik, dengan kemiringan lereng
berkisar antara 200 - 300, dengan torehan - torehan
erosi muda sampai dewasa.
Satuan Morfologi Perbukitan Lemah Sedang menempati hampir 60 % daerah
penyelidikan, terletak dibagian tengah sampai batas
timur. Satuan ini dicirikan oleh morfologi yang
relatif rendah - sedang, dengan notasi undak - undak
dataran meninggi di beberapa tempat, ketinggian
berkisar antara 10 – 75 m dpl, yang umumnya terisi
oleh Formasi Balikpapan. Sungai yang mengalir di
daerah ini, utamanya S. Penoon dan anak - anaknya,
yang secara umum mengalir dari utara - selatan
dananak - anaknya mengalir dari timur ke barat dan
dari barat ke timur, dengan stadium erosi tergolong
dalam stadium dewasa, pola aliran yang berkembang
adalah Sub Dendritik dan sub Trellis, kemiringan
lereng berkisar antara 100 - 200, dengan torehan torehan erosi dewasa sampai tua.
Satuan Morfologi Dataran Rendah,
menempati hampir 20 % daerah penyelidikan
terletak di bagian selatan. Satuan ini dicirikan oleh
bentuk morfologi yang relatif rendah dan sebagian
berupa rawa - rawa yang selalu terendam air.
Ketinggian berkisar dari 5 – 13 m dpl. Satuan ini
sebagian terdiri dari Alluvium dan sebagian kecil
Formasi Balikpapan. Kemiringan lereng sangat
landai hampir kurang dari 50. pola aliran sungai
yang terbentuk meander dengan sungai besar utama
Belayan.
Stratigrafi
Tatanan geologi daerah penyelidikan
disusun oleh beberapa variasi lithologi yang terdiri
dari perselingan batu lanau dengan batu pasir
dengan sisipan batu lempung, juga ditemukan
perselingan batu pasir dengan batu lanau yang
disisipi oleh oleh batu lempung dan batubara, variasi
batuan tersebut dapat disebandingkan dengan
lithologi dari Formasi Balikpapan.
Disebagian daerah bagian barat ditemukan
lithologi batu pasir, halus - kasar, putih kekuning kuningan, berselang - seling dengan batu lempung
PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

dan batu lanau, pada bagian bawah kadang ditempati
konglomerat dan batu pasir - pebble, variasi lithologi
ini sebanding dengan Formsi Batuayau.
Satuan batuan intrusive, muncul berupa bukit /
undak yang menonjol di sekitar Ritan Baru, bersifat
andesitik merupakan batuan intrusive dari intrusi Atan.
Di sekitar aliran sungai besar utama Belayan
ditemukan lithologi batuan lepas yang merupakan hasil
pelapukan batuan yang lebih tua dan endapan sungai
terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lumpur dan sisa
tumbuhan berupa satuan Alluvium.

Stratigrafi Cekungan Kutai Daerah Inventarisasi.
Litostratigrafi daerah penyelidikan disusun oleh 4
(empat) satuan Batuan utama, yaitu Satuan Batu Pasir
dan Satuan Batu Lanau Formasi Batuayau dan Satuan
Batu Pasir dan Satuan Batu Lanau Formasi Balikpapan.
• Satuan Batu Pasir Formasi Batuayau
Satuan ini berkembang di bagian barat daerah
penyelidikan. Terdiri dari Batu Pasir berbutir halus
- kasar, diselingi batu lanau dan batu lempung.
Struktur yang dijumpai, silang - siur, paralel
Laminasi, graded bedding dan konglomerat.
Batu pasir berwarna putih kekuning - kuningan,
halus - pebble, berlapis, porositas baik, pemilahan
sedang - jelek, kekerasan sedang - keras sebagian
batu pasir kuarsa dan konglomerat. Batu lanau,
berwarna abu - abu gelap, lemah - sedang,
sebagian pasiran dan karbonan. Batu lempung,
berwarna abu - abu gelap, lunak, plastis, sebagian
karbonan dan batu lanau.
• Satuan Batu Lanau Formasi Batuayau
Satuan batu lanau berwarna abu - abu gelap,
sebagian berupa pasiran dan lempungan, lunak sedang, sebagian karbonan. Diselingi batu pasir
dan batu lumpur. Struktur yang dijumpai silang siur dan lamisiasi. Batupasir abu - abu berwarna
abu - abu cerah kekuningan, lunak sedang, pasir
halus - sedang, kuarsa pemilahan baik, berlapis.
Batu lempung berwarna abu - abu kehitaman,
sebagian karbonan, plastis, kadang ditemukan
sisipan batubara, ketebalan sampai lebih dari 9
meter. Kedua satuan ini menempati bagian barat
daerah penyelidikan, lebih kurang 20 % dari luas
daerah yang diselidiki.
• Satuan Batu Pasir Formasi Balikpapan

BATUBARA - RI TANBARU

Satuan batu pasir ini mengalami perselingan
yang cukup sering atau rapat dengan batu
lempung dan batu lanau, di daerah penyelidikan
mempunyai ketebalan sampai lebih dari 3 meter,
dan pada satuan ini terdapat lapisan batubara
sebagai perselingan yang mempunyai ketebalan
dari beberapa cm sampai lebih dari 7 meter.
Struktur yang ada laminasi dan paralel laminasi
dan sering dijumpai struktur spheroidal
weathering yang terisi oleh oksida besi.
Batu pasir berwarna abu - abu kekuningan,
lemah - sedang, ukuran butir halus - kasar,
pemilahan baik, sebagian bersifat granular dan
lepas, bentuk butir sub rounded - rounded,
kuarsa, sebagian massive dan berlapis baik.
Batu lanau berwarna abu -abu gelap, sebagian
karbonan dan lempungan, lunak - sedang.
Batu lempung berwarna abu - abu, sebagian /
setempat abu - abu keputihan, lunak, plastis,
sebagian karbonan, lanakan dan kaolinan,
massive dan sebagian berlapis.
Batubara berwarna hitam - kusam, kilap lilin,
lunak - sedang, sebagian brittle, gores coklat
kehitaman, struktur kayu, cleat diagonal dan
vertikal rapat - sedang, sering dijumpai nodule
resin. Endapan batubara makin ke arah selatan
agak keras padat kadang konkoidal, kilap lebih
terang.
• Satuan Batu Lanau Formasi Balikpapan
Penyebaran satuan ini mengikuti pola umum
jurus dan kedudukan batuan, pada satuan ini
batu pasir sebagai sisipan dan mempunyai
ketebalan kurang dari 3 meter, umumnya rata rata berkisar 1 meteran. Pada satuan ini terdapat
sisipan batubara sampai ketebalan lebih dari 13
meter.
Batu lanau berwarna abu - abu gelap, sebagian
karbonan lempungan dan sebagian pasiran,
berlapis baik, sedang - keras.
Batu pasir berwarna abu - abu kekuningan,
lunak, berbutir halus - sedang, kuarsa, feldspar,
sub rounded, pemilahan baik, berlapis.
Batu lempung berwarna abu - abu gelap,
sebagian karbonan, lunak, plastis.
Batubara berwarna hitam kecoklatan, kusam,
kilap lilin, lunak - sedang, agak brittle, pecahan
sebagian sub konkoidal, gores coklat kehitaman,
struktur kayu sering dijumpai, cleat rapat dan
sebagian terisi resin.
• Batuan Intrusi
Batuan intrusi ini dinamakan intrusi Atan,
tersingkap berupa tinggian yang tiba - tiba
timbul menerobos Formasi Batuayau berupa
reta yang berupa andesitik, berdiameter lebih
kurang 100 - 150 meter dengan ketinggian
kurang dari 30 meter dari batuan yang
diterobosnya, terletak berupa noktah ketinggian
di bagian barat daerah penyelidikan.
• Satuan Alluvium
Terdiri dari batuan lepas hasil rombakan batuan
yang lebih tua, berupa pasir, kerikil, kerakal bongkah. Satuan ini terdapat di sekitar sungai utama

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

Belayan, menempati kurang dari 5 %
penyelidikan.

daerah

PROSPEK PEMANFAATAN ,
PENGEMBANGAN BATUBARA DAN KENDALA
Berdasarkan interprestasi hasil penyelidikan
lapangan hampir ketiga blok mempunyai prospek yang
cukup baik dalam ukuran sumberdaya batubara dan
cukup baik untuk dikembangkan lebih lanjut, tentu saja
disesuaikan dengan kualitas batubara, infrastrukturnya
maupun kepentingan pemanfaatannya.
Dari informasi Dinas Pertambangan hampir
seluruh daerah penyelidikan telah diblok oleh puluhan
perusahaan pribumi, yang masih dalam tahap izin skip
( Surat Keputusan Izin Penyelidikan ), satu diantaranya
P.T Gunung Bayan telah melakukan ekspoitasi di
daerah Gunung Sari seluas 4000 ha, P.T Fajar Prima
Sakti telah melakukan studi kelayakan di daerah Buluq
sen dan bbrp perusahaan sedang melakukan
penyelidikan di daerah Penoon dalam tahap eksplorasi
Pendahuluan untuk KP seluas 5000 ha.
Kendala dalam pemanfaatan batubara di
daerah ini selain untuk lokal, terutama infrastruktur,
sungai utama yang besar yaitu Sungai Belayan kondisi
airnya tiap tahun tidak konsisten, selain airnya kurang
dalam debitnya kadang - kadang turun drastis juga
kurang lebar. Sehingga kalau batubara ditransport
melalui darat sangat jauh, banyak sungai dan rawa,
melalui sungai sampai kota besar / Pelabuhan di kota
Samarinda jaraknya + 300 km.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil inventarisasi batubara bersistem yang
dilaksanakan di daerah Lembar Ritan Baru dan
sekitarnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Formasi geologi di daerah penyelidikan Ritan Baru
disusun oleh Formasi Batuayau,
Formasi
Balikpapan, Batuan Intrusive dan Satuan Batuan
Alluvium.
2. Endapan batubara terdapat dalam dua Formasi yaitu
Formasi Batuayau dan Formasi Balikpapan. Pada
Formasi Batuayau ditemukan 9 seam dan pada Formasi
Balikpapan ditemukan sedikitnya 15 - 17 seam
batubara.
3. Hasil analisa kimia dan petrografi batubara terhadap
contoh yang dianggap mewakili, menunjukkan rata rata Formasi Batuayau maupun Formasi Balikpapan
adalah “Brown Coal” ( ≈ 5000 kal/gr ) dan rank %
4. Total sumberdaya batubara di daerah ini adalah
212.798.450 ton, dimana pada Formasi Batuayan
sebanyak 23.827.283 ton, pada Formasi Balikpapan
Blok Penoon 148.124.384 ton dan Blok Gn Sahari
40.846.783 ton.
5. Dari hasil interpretasi Blok 1 Penoon mempunyai
prospek/Potensi batubara yang paling baik karena
lapisannya menerus ke arah timur lembar Sinyiur.
Saran
Apabila sumberdaya batubara akan di
kembangkan lebih lanjut, perlu inventarisasi lebih
rinci, pembuatan sumur uji, pemboran. Pengukuran
Topografi dan Pengkajian lebih detil mengenai
pemanfaatannya.
BATUBARA - RI TANBARU

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.

DAFTAR PUSTAKA
Addison dan Herudiyanto, 1982; The Coal Geology of South Perangkat Area, Kutai Basin, East
Kalimanatan, DMRI, Bandung.
Agus Subarnas dkk, 1994; Laporan Penyelidikan Endapan batubara Daerah Kumbang Janggut, Kab.
Kutai Kartanegara, Prov. Kalimantan Timur.
Bemmellen ; R.W, Van, 1970; The Geology of Indonesia, Vol 2, pp 78 – 82. Martinus Nijhoff, The
Haque Beureun De Recherdes Geologiques Minieres and Direktorat Sumberdaya Mineral, Final Report
1979 – 1982; Geological Mapping and Mineral Exploration in North East Kalimantan.
Koesoemadinata, R.P, 1978; Tertiary Coal Basin of Indonesia, United Nations Escap, CCOP, Technical
Bulletin, Vol. 2.
Robertson Research, 1978; Coal Resources of Indonesia.
S., Atmawinata N, Ratman, 1990; Peta Geologi Permulaan, Lembar Muara Ancalong, Kalimantan
Timur, skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.
Tim Eksplorasi Endapan batubara di kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur,
Diretorat Sumberdaya Mineral Bandung Tahun 1994.
Laporan Lengkap Eksplorasi Batubara, PT Fajar Sakti Prima, (2004), Daerah Umaqdian – Buluksen,
Kec. Tabang, kab. Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur (KW, KTN 2004.003 Er).

Peta Geologi Daerah Penyelidikan

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

BATUBARA - RI TANBARU

Daftar dan Perhitungan Sumberdaya Batubara Blok 1 Penoon
Volume
(m3)

SG
(Ton/m2)

Berat
Kedalaman
50 m (ton)

Formasi

3000

Luas
Daerah
Pengaruh
(m3)
571.502

18.859.586

1.35

25.460.441

Balikpapan

3000

475.718

14.271.546

19.266.588

Balikpapan

No

Lapisan

Singkapan

Dip
(......o)

Tebal
(m)

Panjang
(m)

1

1

SPN 1 & BR 3

50

? - 11

SPN 2& BR 4

0

4&

2

2

6

6
3

3

4

SPN 3

4

5

>1

2000

475.718

951.436

1.284.439

Balikpapan

0

>1

2000

475.718

951.436

1.284.439

Balikpapan

6

0

>2

5000

475.718

4.757.182

6.422.196

Balikpapan

60

>4

5000

475.718

9.514.364

12.844.392

Balikpapan

60

>6

5000

475.718

14.271.546

19.266.588

Balikpapan

60

>2

5000

475.718

4.757.182

6.422.196

Balikpapan

60

>3

5000

475.718

7.135.773

9.633.294

Balikpapan

60

>3

5000

475.718

0

>2

5000

475.718

4.757.718

6.422.196

Balikpapan

0

> 10

5000

475.718

23.785.911

32.110.980

Balikpapan

0

> 14

3000

475.718

19.980.165

26.973.223

Balikpapan

6

SPN 4

5

0

6

SPN
5,13,38,39,40

6

6

7

7

8

8

9

9

10

10

11

SPN
6,11,32,34,35
BR 3 - BR 9
SPN 7,9,10,33,36
BR 6 - BR 8
SPN8,14,30,31,37
& BR 9
SPN 15,21,22,23,
28,29
SPN 16,24,27

11

12

SPN 17,19,25,26

12

13

6

SPN 18, 19

13

6

BR 11

6

Balikpapan

Total :

148.124.384

Daftar Singkapan dan Perhitungan Sumberdaya Batubara Blok 2 Gunung Sahari
No

Lapisa

Singkapan

Dip
(......o)

Tebal
(m)

Panjang
(m)

Luas Daerah
Pengaruh (m3)

Volume
(m3)

SGS 1, BR

60

5 - 10

5000

475.718

17.839.43

n
1

1

1
2

2

SGS 2, BR

SG
(Ton/m
2
)
1.35

Berat
Kedalaman
50 m (ton)
24.083.235

Balikpapan

2.568.878

Balikpapan

Formasi

3
0

6

>2

2000

475.718

4

17.839.43
3

0

3

1

SGS 3

6

2

2000

475.718

1.902.872

2.568.878

Balikpapan

4

1

SGS 4

60

2

2000

475.718

1.902.872

2.568.878

Balikpapan

5

6

SGS 5

80

>1

2000

355.768

355.768

480.287

Balikpapan

0

6

1

SGS 6

8

>1

355.768

355.768

480.287

Balikpapan

7

1

SGS 7

80

0,60

355.768

213.461

288.172

Balikpapan

0

8

2

SGS 8

8

0,70

355.768

498.075

672.402

Balikpapan

9

3

SGS 9

60

>1

475.718

951.436

1.427.154

Balikpapan

10

4

SGS 10

>1

475.718

951.436

1.427.154

Balikpapan

11

5

SGS 11

>1

475.718

951.436

1.427.154

Balikpapan

12

4

SGS 12

>1

475.718

951.436

1.427.154

Balikpapan

13

5

SGS 13

>1

475.718

951.436

1.427.154

Balikpapan

Total :

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

40.846.783

BATUBARA - RI TANBARU

Peta Lokasi Daerah Penyelidikan

PEMAPARAN HASI L KEGI ATAN LAPANGAN SUBDI T BATUBARA – 2005

BATUBARA - RI TANBARU