PSAK terbaru | | exposure draft ED PSAK 1 2013

exposure draft
pernyataan standar akuntansi keuangan

ED PSAK

penyajian
laporan keuangan

1

Diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1 Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 31904232
Fax : (021) 3900016
Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
Juli 2013

Exposure drat ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk ditanggapi
dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan exposure drat dimungkinkan

sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Tanggapan tertulis atas exposure drat paling lambat diterima pada 27 September 2013.
Tanggapan dikirimkan ke:
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 31904232 Fax: (021) 3900016
E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
Hak Cipta ©2013 Ikatan Akuntan Indonesia
Exposure drat dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar yang
akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan exposure drat
oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas dan
tidak untuk diperjualbelikan.

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ED PSAK 1

1
2

3
4
5
PENGANTAR
6
7
Dewan
Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui ED PSAK 1
8
(2013):
Penyajian Laporan Keuangan dalam rapatnya pada tanggal 12 Juli
9 untuk disebarluaskan dan ditanggapi oleh perusahaan, regulator,
2013
10
perguruan tinggi, pengurus dan anggota IAI, dan pihak lainnya.
11
12
ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan merevisi PSAK 1 (2009):
13
Penyajian Laporan Keuangan. ED PSAK 1 ini merupakan adopsi IAS 1:

14
Presentation of Financial Statements per 1 Januari 2013.
15
16
Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan secara
17
jelas dan alternatif saran yang didukung dengan alasan. Exposure Drat
18
ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipan dokumen dalam majalah
19
Akuntan Indonesia, dan situs IAI: www.iaiglobal.or.id
20
21
Jakarta, 12 Juli 2013
22
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
23
24
Rosita Uli Sinaga
Ketua

25
Setiyono
Miharjo
Anggota
26
Irsan Gunawan
Anggota
27
Budi Susanto
Anggota
28
Eddy
R.
Rasyid
Anggota
29
Liauw She Jin
Anggota
30
Sylvia Veronica Siregar

Anggota
31
Fadilah
Kartikasasi
Anggota
32
Teguh
Supangkat
Anggota
33
Yunirwansyah
Anggota
34
Djohan Pinnarwan
Anggota
35
Danil S. Handaya
Anggota
36
Patricia

Anggota
37
Lianny Leo
Anggota
38
39
40
41
42
43
44
45
Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

iii

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


ED PSAK 1

1
PERMINTAAN
TANGGAPAN
2
3
Penerbitan
ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan bertujuan
4
untuk
meminta tanggapan atas seluruh pengaturan dan paragraf dalam
5 PSAK 1 (2013) tersebut.
ED
6
7
Untuk
memberikan panduan dalam memberikan tanggapan, berikut ini
8 yang diharapkan masukkannya:
hal

9
10
1. Perubahan judul
11
12 DSAK mengusulkan perubahan judul Laporan Pendapatan Kom13 prehensif Lain menjadi “Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
14 Komprehensif Lain” ketika merujuk kepada PSAK/ISAK lain dan
15 publikasi lainnya.
16
17
Apakah Anda setuju dengan perubahan judul Laporan
18
Pendapatan Komprehensif Lain menjadi ”Laporan
19
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain”?
20
Jika tidak, apa alternatif yang Anda usulkan?
21
22
2. Penyajian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
23

24
ED PSAK ini mensyaratkan entitas untuk menyajikan laporan
25
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam dua bagian
26
yaitu; Laba Rugi dan Pos Penghasilan Komprehensif Lain. DSAK
27
meyakini hal ini akan memberikan lebih banyak konsistensi dalam
28
penyajian dan membuat pelaporan keuangan menjadi lebih dapat
29
diperbandingkan.
30
31
Apakah Anda setuju dengan persyaratan penyajian laporan
32
laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam dua bagian?
33
Jika tidak, apa alternatif yang Anda usulkan?

34
35
36
3. Penyajian pos penghasilan komprehensif lain
37
38
39 ED PSAK ini mensyaratkan entitas untuk menyajikan pos peng40 hasilan komprehensif lain (OCI) yang akan direklasiikasi ke laporan
41 laba rugi pada periode berikutnya setelah penghentian pengakuan
42 terpisah atas pos dari OCI yang tidak akan direklasiikasi ke laporan
43 laba rugi.
44
45
Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

v

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2

3
4
5
4.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
5.
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
6.
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
vi

ED PSAK 1

Apakah Anda setuju dengan pendekatan ini?
Jika tidak, alternatif apa yang Anda usulkan?

Pajak penghasilan
ED PSAK ini juga mensyaratkan pajak penghasilan atas pos yang
disajikan dalam OCI harus dialokasikan antara pos yang mungkin
akan direklasiikasi ke laporan laba rugi dan yang tidak akan
direklasiikasi ke laporan laba rugi, jika pos dalam OCI disajikan
sebelum pajak.
Apakah Anda setuju dengan persyaratan tersebut?
Jika tidak, alternatif apa yang Anda usulkan?

Penerapan dini (paragraf 139)
Ketentuan transisi IAS 1: Presentation of Financial Statements
memperkenankan penerapan dini, sementara ED PSAK 1 (2013)
tidak menawarkan opsi tersebut.
PSAK 1 sebagai produk inal dari ED PSAK 1 (2013) direncanakan
untuk berlaku efektif 1 Januari 2015, bersama dengan seluruh
perubahan yang terkait dengan PSAK 1 atas PSAK/ISAK lain. Opsi
penerapan dini tidak ditawarkan dengan pertimbangan keselarasan
penerapan (pemberlakuan efektif) antara PSAK 1 dengan PSAK/ISAK
lain yang terkena dampaknya.
Apakah Anda setuju bahwa penerapan dini yang terdapat
dalam IAS 1 tidak diperkenankan pada ED PSAK 1 (2013)?
Jika tidak, apa alasan Anda?

Tanggapan lain
Apakah Anda memiliki tanggapan atas isu lain yang terkait
dengan ED PSAK 1 (2013)?

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ED PSAK 1

1
IKHTISAR
RINGKAS
2
3
Secara
umum perbedaan antara ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan
4
Keuangan
dengan PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan adalah
5
sebagai
berikut:
6
7
ED PSAK 1 (2013)
PSAK 1 (2009)
8 Perihal
9Judul laporan
Laporan Laba Rugi Kompre- Laporan Laba Rugi dan Penghasilhensif
an Komprehensif Lain
10
11Deinisi
Tidak memberikan deinisi me- Memberikan deinisi mengenai:
12
Laba rugi
ngenai:
Pemilik
Laba rugi
13
Penyesuaian Reklasiikasi
Pemilik
14
Total Laba Rugi Komprehensif
Penyesuaian Reklasiikasi
15
Total Laba Rugi Komprehensif
16
Komponen Laporan Keuangan
Komponen Laporan Keuangan
Komponen
17laporan
Lengkap:
Lengkap:
18keuangan
1. Laporan posisi keuangan
1. Laporan posisi keuangan
19
2. Laporan laba rugi kompre2. Laporan laba rugi dan
hensif lain
penghasilan komprehensif
20
3. Laporan perubahan ekuitas
lain
21
3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas
22
5. Catatan atas laporan keuang4. Laporan arus kas
23
an
5. Catatan atas laporan
24
keuangan
6. Informasi komparatif
25
26Informasi
Tidak terdapat pengaturan meMenambahkan persyaratan pengenai hal tersebut.
nyajian dan pengungkapan:
27komparatif
1. Informasi komparatif mini28
mum
29
2. Informasi komparatif tam30
bahan
31Penyajian
Disajikan berdasarkan kelom- Disajikan dalam kelompok
32penghasilan
Penghasilan komprehensif lain
pok:
33komprehensif
1. Pos-pos yang akan direklasiikasi ke laba rugi
34lain
2. Pos-pos yang tidak akan dire35
klasiikasi ke laba rugi
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

vii

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ED PSAK 1

1
PERBEDAAN
DENGAN IFRSs
2
3 PSAK PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi IAS 1
ED
4
Presentation
of Financial Statements per 1 Januari 2013 kecuali:
5
1.6 IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang
7 lingkup dengan penambahan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK
8 1 tidak berlaku untuk entitas syariah, karena penyajian laporan
9 keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan
10 Keuangan Syariah.
11
12
2. IAS 1 paragraf 5 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang
13 lingkup dengan menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas
14 sektor publik karena pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur
15 dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi
16 Keuangan.
17
18
3. IAS 1 paragraf 7 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang
19 deinisi Standar Akuntansi Keuangan dengan menambahkan per20 aturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah
21 pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan
22 perundang-undangan di pasar modal.
23
24
4. IAS 1 paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 11 dengan
25 menghilangkan kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan
26 judul lain untuk komponen laporan keuangan, supaya menciptakan
27 keseragaman untuk judul komponen laporan keuangan.
28
29
5. Tambahan di paragraf 16 tentang tanggung jawab atas laporan
30 keuangan, karena peraturan perundang-undangan tidak mengatur
31 pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan untuk semua
32 entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas.
33
34
6. IAS 1 paragraf 19–22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu
35 Standar Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, karena tidak sesuai
36 dengan konteks di Indonesia. Pengaturan IAS 1 paragraf 23–24
37 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 21–22 mengenai pengungkapannya,
38 tetapi dengan menghilangkan kalimat “but the relevant regulatory
39 framework prohibits departure from the requirement” dalam IAS 1
40 paragraf 23.
41
42
7. IAS 1 paragraf 54(f) tentang aset biolojik tidak diadopsi, karena IAS
43 41 Agriculture belum diadopsi.
44
45
viii

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

8.1
2
3
4
5
6
9.7
8
9
10
10.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

IAS 1 paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 139 tentang
tanggal efektif dengan meniadakan penerapan dini, karena penerapan
dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh
pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK.
Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap.
IAS 1 paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak
diadopsi karena paragraf tersebut tidak relevan.
IAS 1 paragraf 140 tentang penarikan IAS 1 (2003) karena hal tersebut
tidak relevan.

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

ix

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ED PSAK 1

1
2
3
4
5
DAFTAR
ISI
6
7
Paragraf
8
9
PENDAHULUAN
...........................................................................................
01–07
10
Tujuan
11
Deinisi ..............................................................................................................
04
12
Ruang lingkup .................................................................................................
07
13
14
Komponen laporan keuangan lengkap .......................................................
11
15
36–39
16 Informasi komparatif ............................................................................
17 Informasi komparatif minimum......................................................... 36–36B
18 Tambahan informasi komparatif ........................................................ 36C–36D
19 Perubahan dalam kebijakan akuntansi, penyajian kembali
20 retrospektif atau reklasiikasi............................................................... 38A–39
21
22
Laporan posisi keuangan ...............................................................................
52–79
23 Liabilitas jangka pendek .......................................................................
67
24
25
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ...........................
80A–86
26 Informasi yang disajikan dalam bagian laba rugi atau
27 laporan laba rugi ...................................................................................
81–86
28
29
89–105
Penghasilan komprehensif lain selama periode ........................................
30
31
Informasi yang disajikan dalam laporan perubahan ekuitas atau
32
dalam catatan laporan keuangan ................................................................. 105A–132
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

xi

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 1
PENYAJIAN LAPoRAN KEUANGAN
PSAK 1 (revisi 2013): Penyajian Laporan Keuangan disajikan dalam
format yang disesuaikan dengan format yang digunakan oleh IASB.
Dimana kalimat yang digaris bawah adalah kalimat tambahan,
sedangkan kalimat yang dicoret adalah kalimat yang dihapus.
04. Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan
keuangan interim ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan
Keuangan Interim. Namun, paragraf 17–33 diterapkan bagi laporan
keuangan interim tersebut. Pernyataan ini berlaku bagi seluruh entitas,
termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan konsolidasian
sesuai dengan PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian dan entitas
yang menyajikan laporan keuangan tersendiri sesuai dengan PSAK 4:
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
Deinisi
07. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam
Pernyataan ini:
Catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi
informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi komprehensif laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan),
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan
keuangan memberikan penjelasan naratif dari pos-pos yang disajikan
dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang
tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan tersebut.
Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasiikasikan sebagai
ekuitas.
Pendapatan komprehensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban
(termasuk penyesuaian reklasiikasi) yang tidak diakui dalam laba
rugi sebagaimana disyaratkan oleh SAK lainnya
Komponen penghasilan komprehensif lain mencakup:
(a) perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan
PSAK 19: Aset Takberwujud);
(b) Keuntungan dan kerugian aktuaria atas program manfaat pasti yang
diakui sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja; Pengukuran kembali
atas program manfaat pasti (lihat PSAK 24: Imbalan Kerja);

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.1

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1.2

ED PSAK 1

(c) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan
keuangan dari kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 10: Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing);
(d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan
sebagai "tersedia untuk dijual" (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran);
(e) bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung
nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55).
Komponen Laporan Keuangan Lengkap
11. Laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini:
(a) laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
(b) laporan laba rugi komprehensif laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain selama periode;
(c) laporan perubahan ekuitas selama periode;
(d) laporan arus kas selama periode;
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
(ea) informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 36 dan 36A; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali
pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasiikasi
pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf
40A-40D.
11A. Entitas dapat menyajikan suatu laporan tunggal laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain, dengan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain disajikan dalam dua bagian. Bagian tersebut disajikan
bersama, dengan bagian laba rugi disajikan pertama kali mengikuti
secara langsung dengan bagian penghasilan komprehensif lain. Entitas
mungkin menyajikan bagian laba rugi dalam suatu laporan laba rugi
terpisah. Jika demikian, laporan laba rugi terpisah akan dengan seketika
mendahului laporan yang menyajikan penghasilan komprehensif, yang
mana akan dimulai dengan laba rugi.
13. Sebagaimana diperkenankan di paragraf 80, entitas dapat
menyajikan komponen laba rugi baik sebagai bagian dari laporan laba
rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah. Jika laporan laba rugi
disajikan, maka laporan tersebut merupakan bagian dari komponen
laporan keuangan yang lengkap dan disajikan sebelum laporan laba rugi
komprehensif.
Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

Informasi Komparatif
Informasi Komparatif Minimum
36. Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan
periode sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan periode berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh PSAK/
ISAK. Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari
laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan kembali jika relevan
untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
36A. Entitas menyajikan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi
terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan
ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan yang berhubungan.
36B. Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan
dalam laporan keuangan untuk periode sebelumnya masih tetap
relevan pada periode berjalan. Misalnya, entitas mengungkapkan
dalam periode berjalan rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi,
namun hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir periode
sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian. Pengguna laporan
keuangan memperoleh manfaat atas pengungkapan informasi adanya
ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya dan dari
pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan
selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.
Tambahan Informasi Komparatif
36C. Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai
tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan
PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/
ISAK. Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan
keuangan yang merujuk pada paragraf 10, namun tidak terdiri dari laporan
keuangan lengkap. Ketika hal ini terjadi, entitas menyajikan catatan
informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan tersebut.
36D. Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan,
periode sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan). Namun
demikian, entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga laporan posisi
keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas
(yaitu laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan
menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.3

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1.4

ED PSAK 1

yang terkait dengan laporan tambahan atas laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.
36. Pada beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam
laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan untuk
diungkapkan pada periode berjalan. Misalnya, rincian tentang sengketa
hukum yang dihadapi dengan hasil akhirnya belum diketahui secara
pasti pada periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian,
perlu diungkapkan kembali pada periode berjalan. Pengguna akan
memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada akhir
periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama
periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.
37. Entitas yang mengungkapkan informasi komparatif menyajikan
minimal dua laporan posisi keuangan, dua laporan untuk tiap jenis
laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan. Jika entitas
menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat
penyajian kembali secara retrospektif atas pos-pos dalam laporan
keuangan atau mereklasiikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka
entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, dua laporan
untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan atas laporan keuangan.
Entitas menyajikan laporan posisi keuangan pada:
(a) akhir periode berjalan,
(b) akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode
berjalan), dan
(c) permulaan dari periode komparatif terawal.
Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi, Penyajian Kembali
Retrospektif atau Reklasikasi
38A. Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan seperti pada
awal periode sebelumnya sebagai tambahan atas laporan keuangan
komparatif minimum yang diwajibsyaratkan dalam paragraf 36A
jika:
(a) entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif,
membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam
laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangan; dan
(b) penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau
reklasiikasi memiliki dampak material atas informasi dalam
laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.
38B. Dalam kondisi yang digambarkan dalam paragraf 38A, entitas
menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:
(a) akhir periode berjalan;
Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

(b) akhir periode sebelumnya; dan
(c) awal periode
38C. Ketika entitas disyaratkan untuk menyajikan laporan posisi
keuangan tambahan sesuai paragraf 38A, entitas harus mengungkapkan
informasi yang disyaratkan paragraf 39-42 dan PSAK 25. Namun
demikian, entitas tidak perlu menyajikan catatan yang terkait dengan
laporan posisi keuangan awal periode sebelumnya.
38D. Tanggal pembukaan laporan posisi keuangan pada awal
periode sebelumnya tanpa memperhatikan apakah laporan keuangan
entitas menyajikan informasi komparatif untuk periode yang lebih awal
(seperti dimungkinkan dalam paragraf 36C).
39. Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian
pos-pos dalam laporan keuangan, maka entitas mereklasifikasi
jumlah komparatif kecuali reklasiikasi tersebut tidak praktis untuk
dilakukan. Jika entitas mereklasiikasi jumlah komparatif, maka
entitas mengungkapkan (termasuk awal periode sebelumnya):
(a) sifat reklasiikasi;
(b) jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang
direklasiikasi; dan
(c) alasan reklasiikasi.
Liabilitas Jangka Pendek
67. Suatu liabilitas diklasiikasikan sebagai liabilitas jangka
pendek jika:
(a) entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut
dalam siklus operasi normal;
(b) entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
(c) liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka
waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan; atau
(d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan
setelah periode pelaporan (lihat paragraf 71). Ketentuan liabilitas
yang dapat, sesuai dengan pilihan pihak lawan, mengakibatkan
diselesaikan liabilitas tersebut dengan menerbitkan instrumen
ekuitas yang tidak berdampak terhadap pengklasiikasiannya
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
80. Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban
yang diakui dalam satu periode:

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.5

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1.6

ED PSAK 1

(a) dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau
(b) dalam bentuk dua laporan:
(i) laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan
laba rugi terpisah); dan
(ii) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan
komponen pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi
komprehensif).
80A. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan
penghasilan komprehensif) menyajikan, sebagai tambahan atas bagian
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:
(a) laba rugi;
(b) total penghasilan komprehensif lain;
(c) penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, menjadi total
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, entitas tidak
menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan
komprehensif.
80B. Entitas menyajikan pos-pos berikut, tambahan atas bagian
laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode berjalan:
(a) laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
(b) penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan
kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
Jika entitas menyajikan laba rugi dalam suatu laporan terpisah, entitas
menyajikan (a) dalam laporan tersebut.
Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif
Bagian Laba Rugi atau Laporan Laba Rugi
81. Laporan laba rugi komprehensif minimal Sebagai tambahan
atas pos-pos yang disyaratkan oleh PSAK/ISAK lainnya, bagian laba
rugi atau laporan laba rugi mencakup pos-pos yang menyajikan
jumlah berikut untuk periode:
(a) pendapatan;
(b) biaya keuangan;
(c) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
(d) beban pajak;

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

(e) suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
(i) laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
(ii) keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dari
pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau
dari pelepasan aset atau kelompok lepasan dalam rangka
operasi yang dihentikan;
(ea) jumlah tunggal untuk total operasi yang dihentikan (lihat
PSAK 58).
(f) laba rugi;
(g) setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang
diklasiikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf
(h));
(h) bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan
ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas; dan
(i) total laba rugi komprehensif.
Informasi yang Disajikan dalam Bagian Penghasilan Komprehesif
Lain
81A. Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos
untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan,
diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan
komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat
menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan
PSAK/ISAK lainnya:
(a) tidak akan direklasiikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan
(b) tidak akan direklasiikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi
tertentu terpenuhi.
82. Entitas mengungkapkan pos-pos di bawah ini dalam laporan
laba rugi komprehensif sebagai alokasi laba rugi untuk periode:
(a) laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
(b) total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat
diatribusikan kepada:
(i) kepentingan nonpengendali; dan
(ii) pemilik entitas induk.
83. Entitas dapat menyajikan pos-pos sebagaimana dimaksud
di paragraf 81(a)–(f) dan pengungkapan sebagaimana dimaksud di
paragraf 82(a) dalam laporan laba rugi terpisah (lihat paragraf 80).

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.7

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1.8

ED PSAK 1

84. Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal
dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan), laporan yang menyajikan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman
kinerja keuangan entitas.
85. Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa
lain entitas berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian
dan kemampuan untuk dapat diprediksi, maka pengungkapan unsurunsur kinerja keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam
memahami kinerja keuangan yang dicapai dan dalam membuat proyeksi
kinerja keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos-pos tambahan
dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan), laporan yang menyajikan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain dan perubahan istilah yang dipakai dan perubahan
urutan dari pos-pos jika hal ini diperlukan untuk menjelaskan unsur
kinerja keuangan. Entitas mempertimbangkan faktor-faktor termasuk
materialitas, sifat, dan fungsi dari berbagai komponen pendapatan dan
beban. Misalnya, suatu institusi keuangan dapat mengubah istilah untuk
memberikan informasi yang relevan dengan operasinya. Entitas tidak
diperkenankan melakukan saling hapus penghasilan dan beban kecuali
memenuhi kriteria di paragraf 30.
86. Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos-pos penghasilan
atau beban sebagai pos luar biasa, dalam laporan laba rugi
komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan
yang menyajikan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau
dalam catatan atas laporan keuangan.
Penghasilan Komprehensif Lain Selama Periode
89. Entitas mengungkapkan jumlah pajak penghasilan terkait
dengan setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain, termasuk
penyesuaian reklasiikasi, baik dalam laporan laba rugi komprehensif
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam
catatan atas laporan keuangan.
90. Entitas dapat menyajikan komponen penghasilan komprehensif
lain:
(a) jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau
(b) jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak
penghasilan yang terkait dengan pos komponen tersebut.
Jika entitas memilih alternatif (b), entitas mengalokasi pajak antara pospos yang mungkin direklasiikasi selanjutnya ke bagian laba rugi dan
yang tidak akan direklasiikasi selanjutnya ke bagian laba rugi.
Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

93. Entitas dapat menyajikan penyesuaian reklasiikasi dalam
laporan laba rugi komprehensif laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan. Entitas yang
menyajikan penyesuaian reklasifikasi dalam catatan atas laporan
keuangan menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain setelah
penyesuaian reklasiikasi terkait.
95. Penyesuaian reklasifikasi tidak dilakukan pada perubahan
surplus revaluasi yang diakui berdasarkan PSAK 16: Aset Tetap atau
PSAK 19: Aset Takberwujud atau pada keuntungan dan kerugian aktuaria
yang diakui dalam program imbalan pasti yang diakui berdasarkan PSAK
24: Imbalan Kerja paragraf 99 pengukuran kembali program manfaat
pasti sesuai dengan PSAK 24: Imbalan Kerja. Komponen tersebut
diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak direklasiikasi ke
laba rugi pada periode berikutnya. Perubahan surplus revaluasi dapat
dialihkan ke saldo laba pada periode berikutnya ketika aset tersebut
digunakan atau dihentikan pengakuannya (lihat PSAK 16 dan PSAK 19).
Keuntungan dan kerugian aktuaria dilaporkan dalam saldo laba pada
periode diakuinya keuntungan dan kerugian aktuaria tersebut sebagai
pendapatan komprehensif lain (lihat PSAK 24).
99. Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis di paragraf 98
dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan) laporan yang menyajikan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain.
105. Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang
menunjukkan: sebagaimana disyaratkan oleh paragraf 10. Laporan
perubahan ekuitas memuat informasi sebagai berikut:
(a) total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan
secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk dan kepada kepentingan nonpengendali;
(b) untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif
atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai
dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan;
(c) untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan
masing-masing perubahan yang timbul dari:
(i) laba rugi;
(ii) masing-masing pos penghasilan komprehensif lain; dan
(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik,
yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan
distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada
entitas anak yang tidak menyebabkan hilangnya pengendalian.

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.9

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1.10

ED PSAK 1

Informasi yang Disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas atau
dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.
105A. Untuk setiap komponen ekuitas, entitas menyajikan, baik
dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan
keuangan, suatu analisa penghasilan komprehensif lain berdasarkan
pos (lihat paragraf 106(d) (ii)).
106. Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas
atau catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai
distribusi kepada pemilik selama periode, dan nilai dividen per saham.
114. Dalam beberapa keadaaan, mungkin dibutuhkan atau dikehendaki untuk membedakan urutan pos-pos tertentu dalam catatan atas
laporan keuangan. Misalnya, entitas dapat menggabungkan informasi
perubahan nilai wajar yang diakui dalam laba rugi dengan informasi tentang jatuh tempo instrumen keuangan, meskipun pengungkapan pertama
berhubungan dengan laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba
rugi terpisah (jika disajikan) dan yang kedua berhubungan dengan laporan posisi keuangan. laporan yang menyajikan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain dan yang kemudian berhubungan dengan laporan posisi
keuangan. Namun demikian, entitas tetap menjaga struktur yang sistematis
untuk catatan atas laporan keuangan sepanjang dapat diterapkan.
118. Dalam memutuskan apakah kebijakan akuntansi tertentu
diungkapkan, manajemen mempertimbangkan apakah pengungkapan
tersebut akan membantu pengguna untuk memahami bagaimana
transaksi, peristiwa lain, dan kondisi yang tercermin dalam laporan
kinerja keuangan dan posisi keuangan yang dilaporkan. Pengungkapan
kebijakan akuntansi tertentu bermanfaat bagi pengguna terutama
ketika kebijakan akuntansi tersebut dipilih dari beberapa alternatif yang
diperkenankan dalam PSAK/ISAK. Misalnya pengungkapan apakah
venturer mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama
entitas dengan menggunakan konsolidasi proporsional atau metode
ekuitas (lihat PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama).
Misalnya pengungkapan apakah entitas menerapkan model nilai wajar
atau model biaya atas properti investasi (lihat PSAK 13: Properti Investasi).
Beberapa PSAK/ISAK secara spesiik mensyaratkan pengungkapan
kebijakan akuntansi tertentu, termasuk pilihan yang dibuat oleh
manajemen di antara kebijakan akuntansi berbeda yang diperkenankan.
Misalnya, PSAK 16: Aset Tetap mensyaratkan pengungkapan dasar
pengukuran yang digunakan untuk mengelompokkan aset tetap.
122. Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen
membuat berbagai pertimbangan (selain yang telah tercakup dalam
Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

estimasi) yang secara signiikan dapat mempengaruhi jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan. Misalnya, manajemen membuat
pertimbangan dalam menentukan:
(a) apakah aset keuangan merupakan investasi yang dikategorikan
sebagai “dimiliki hingga jatuh tempo”;
(b) kapan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang signiikan
dari kepemilikan aset keuangan dan aset sewa dialihkan kepada
entitas lain; dan
(c) apakah secara substansial penjualan produk tertentu merupakan
perjanjian pembiayaan dan dengan demikan tidak meningkatkan
pendapatan. dan
(d) apakah substansi hubungan antara entitas dan entitas bertujuan
spesiik menunjukkan bahwa entitas tersebut mengendalikan entitas
bertujuan spesiik.
123. Beberapa pengungkapan yang dibuat sesuai dengan paragraf
121 disyaratkan oleh PSAK/ISAK lain. Misalnya, PSAK 4: Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri mensyaratkan
entitas untuk mengungkapkan alasan mengapa kepentingan kepemilikan
entitas tidak menimbulkan pengendalian, dalam hal investee bukan
merupakan suatu entitas anak meskipun lebih dari setengah hak suara
atau hak suara potensial dimiliki secara langsung atau tidak langsung
melalui entitas anak lain. Misalnya, PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan
dalam Entitas Lain mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan
pertimbangan yang telah dibuat dalam menentukan apakah entitas
mengendalikan entitas lain. PSAK 13: Properti Investasi, mensyaratkan
pengungkapan kriteria yang dikembangkan oleh entitas untuk
membedakan properti investasi dari properti yang digunakan sendiri
dan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal,
jika pengklasiikasian properti sulit dilakukan.
132. PSAK/ISAK lainnya mensyaratkan pengungkapan dari
beberapa asumsi yang mungkin sebaliknya disyaratkan sesuai dengan
paragraf 124. Misalnya, PSAK 57: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan
Aset Kontinjensi mensyaratkan pengungkapan (dalam kondisi tertentu)
mengenai asumsi utama yang berhubungan dengan peristiwa masa
datang yang mempengaruhi beberapa jenis provisi. PSAK 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan mensyaratkan pengungkapan asumsi
signiikan yang digunakan entitas dalam mengestimasi nilai wajar dari
aset dan liabilitas keuangan yang dicatat pada nilai wajar. PSAK 16: Aset
Tetap mensyaratkan pengungkapan asumsi signiikan yang digunakan
dalam mengestimasi nilai wajar dari aset tetap yang direvaluasi. PSAK 68:
Pengukuran Nilai Wajar mensyaratkan pengungkapan asumsi signiikan
(termasuk teknik dan input penilaian) yang digunakan entitas ketika
mengukur nilai wajar aset dan liabilitas yang dicatat pada nilai wajar.

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.11

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1.12

ED PSAK 1

Pedoman Implementasi
Pedoman Implementasi ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari,
PSAK 1
Ilustrasi Struktur Laporan Keuangan
PI01 PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan mengatur komponen
laporan keuangan dan persyaratan minimal pengungkapan
dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dan
laporan perubahan ekuitas. PSAK 1 juga mengungkapkan
lebih lanjut pos-pos yang disajikan baik dalam komponen
laporan keuangan yang relevan atau catatan atas laporan
keuangan. Lampiran ini memberikan contoh sederhana
tentang bagaimana ketentuan PSAK 1 terkait laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi komprehensif laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain, dan laporan perubahan
ekuitas dapat terpenuhi. Entitas dapat mengubah urutan
penyajian dan istilah yang digunakan untuk menjelaskan pospos jika diperlukan untuk memenuhi kondisi tertentu.
PI04 Ilustrasi-ilustrasi
menggunakan
istilah
“penghasilan
komprehensif ” untuk menunjukkan seluruh komponen laba
rugi komprehensif, termasuk laba rugi pos laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain. Ilustrasi-ilustrasi menggunakan
istilah “pendapatan komprehensif lain” untuk menunjukkan
pendapatan dan beban yang temasuk dalam pendapatan
komprehensif tetapi tidak termasuk dalam laba rugi. PSAK 1
tidak mensyaratkan entitas untuk menggunakan istilah tersebut
dalam laporan keuangannya.
PI05 Dua laporan laba rugi komprehensif laba rugi dan
laporan penghasilan komprehensif lain diberikan, untuk
mengilustrasikan alternatif penyajian penghasilan dan beban
dalam satu laporan atau dua laporan. Laporan laba rugi
komprehensif tunggal Laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain mengilustrasikan pengklasiikasian
penghasilan dan beban dalam bagian laba rugi berdasarkan
fungsi. Laporan laba rugi terpisah (di dalam contoh ini
adalah “laporan laba rugi”) mengilustrasikan pengklasiikasian
penghasilan dan beban dalam bagian laba berdasarkan sifat.

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

KELoMPoK USAHA XYZ
Laporan laba rugi dan Penghasilan komprehensif lain untuk tahun yang
berakhir pada 31 Desember 20X7
(dalam ribuan rupiah)
(Mengilustrasikan penyajian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam satu laporan
dan pengklasiikasian beban dalam laba rugi berdasarkan fungsi)

20X7

20X6

390.000

355.000

(245.000)

(230.000)

Laba bruto
Pendapatan lainnya
Biaya distribusi
Beban administrasi
Beban lain-lain
Biaya pendanaan
Bagian laba entitas asosiasi

145.000
20.667
(9.000)
(2.100)
(8.000)

125.000
11.300
(8.700)
(21.000)
(1.200)
(7.500)

35.100

30.100

Laba sebelum pajak
Beban pajak penghasilan

161.667
(40.417)

128.000
(32.000)

Laba tahun berjalan dari operasi
yang dilanjutkan

121.250

96.000

-

30.500)

121.250

65.500

933

3.367

Pengukuran kembali program pensiun
imbalan pasti

(667)

(1.333)

Bagian penghasilan komprehensif lain
dari entitas asosiasi

400

(700)

(166)

(1.000)

500

3.000

Pendapatan
Beban pokok penjualan

Kerugian tahun berjalan dari operasi
yang dihentikan
Laba tahun berjalan
Pendapatan komprehensif lain:
Penghasilan komprehensif lain
Pos yang tidak akan direklasiikasi ke
laba rugi
Keuntungan revaluasi aset tetap

Pajak penghasilan terkait dengan pos
yang tidak direklasiikasi

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.13

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1.14

ED PSAK 1

Pendapatan komprehensif lain:
Penghasilan komprehensif lain
Pos yang akan direklasiikasi ke laba
rugi

5.334

10.667

(24.000)

26.667

Lindung nilai arus kas

(667)

(4.000)

Pajak penghasilan terkait dengan pos
yang direklasiikasi

4.883

(8.334)

(14.500)

25.000

Penghasilan komprehensi lain selama
tahun berjalan, setelah pajak

(14.000)

28.000

Total Penghasilan
Komprehensi Lain Selama Tahun
Berjalan

107.250

93.500

Pemilik entitas induk

97.000

52.400

Kepentingan nonpengendali

24.250

13.100

121.250

65.500

Pemilik entitas induk

85.800

74.800

Kepentingan nonpengendali

21.450

18.700

107.250

93.500

Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan dalam valuta asing
Aset keuangan tersedia untuk dijual

Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Penghasilan komprehensif lain yang
dapat diatribusikan kepada:

Laba per saham (dalam rupiah)
Dasar dan dilusian

0.46

030

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

Alternatif lain, pos penghasilan komprehensif lain dapat disajikan
dalam laporan laba rugi dan laba komprehensif lain setelah
pajak
Pendapatan komprehensif lain,
setelah pajak:
Penghasilan komprehensif lain
Pos yang tidak akan direklasiikasi ke
laba rugi
Keuntungan revaluasi aset tetap
Pengukuran kembali program pensiun
imbalan pasti
Bagian penghasilan komprehensif lain
dari entitas asosiasi

600

2.700

(500)

1.000

400

(700)

500

3.000

4.000

8.000

(18.000)

20.000

(500)

(3.000)

(14.500)

25.000

(14.000)

28.000

Penghasilan komprehensif lain
Pos yang akan direklasiikasi ke laba
rugi
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan dalam valuta asing
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Lindung nilai arus kas

Penghasilan komprehensif lain
setalah pajak

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.15

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
1.16

ED PSAK 1

KELoMPoK USAHA XYZ
Laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X7
(dalam ribuan rupiah)
(Mengilustrasikan penyajian laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain dalam dua laporan dan pengklasiikasian beban dalam laba rugi
berdasarkan sifat)
20X7
Pendapatan

20X6

390.000

355.000

20.667

11.300

(115.100)

(107.900)

16.000

15.000

Bahan baku yang digunakan

(96.000)

(92.000)

Beban imbalan kerja

(45.000)

(43.000)

Beban penyusutan dan
amortisasi

(19.000)

(17.000)

Penurunan nilai aset tetap

(4.000)

-

Beban lainnya

(6.000)

(5.500)

(15.000)

(18.000)

35.100

30.100

Laba sebelum pajak

161.667

128.000

Beban pajak penghasilan

(40.417)

(32.000)

Laba tahun berjalan dari
operasi yang dilanjutkan

121.250

96.000

-

(30.500)

121.250

65.500

Pemilik entitas induk

97.000

52.400

Kepentingan nonpengendali

24.250

13.100

121.250

65.500

Pendapatan lainnya
Perubahan dalam persediaan
barang jadi dan barang
dalam proses
Pekerjaan dilaksanakan oleh
entitas dan dikapitalisasi

Biaya pendanaan
Bagian laba entitas asosiasi

Kerugian tahun berjalan dari operasi
yang dihentikan
Laba tahun berjalan

Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Laba per saham (dalam rupiah)
Dasar dan dilusian

0,46

0,30

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

ED PSAK 1

20X7

20X6

121.250

65.500

933

3.367

(667)

1.333

400

(700)

(166)

(1.000)

500

3.000

5.334

10.667

(24.000)

26.667

Lindung nilai arus kas

(667)

(4.000)

Pajak penghasilan terkait dengan pos
yang tidak direklasiikasi

4.833

(8.334)

(14.500)

25.000

Penghasilan komprehensi lain selama
tahun berjalan, setelah pajak

(14.000)

28.000

Total Penghasilan

107.250

93.500

85.800

74.800

21.450

18.700

107.250

93.500

Laba tahun berjalan
Penghasilan komprehensif lain
Pos yang tidak akan direklasiikasi ke
laba rugi
Keuntungan revaluasi aset tetap
Pengukuran kembali program pensiun
imbalan pasti
Bagian penghasilan komprehensif lain
dari entitas asosiasi
Pajak penghasilan terkait dengan pos
yang tidak direklasiikasi

Penghasilan komprehensif lain
Pos yang akan direklasiikasi ke laba
rugi
Selisih kurs karena penjabaran laporan
keuangan dalam valuta asing
Aset keuangan tersedia untuk dijual

Komprehensi Lain Selama Tahun
Berjalan
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1.17

Hak Cipta © 2013 IKATAN AKUNTAN INDONESIA