PAPARAN DWI HERTADI bahan ristek

(1)

DISAMPAIKAN PADA

LOKAKARYA PETUGAS PENDAMPING DEMPLOT PENGENDALIAN OPT

PASCAPANEN HORTIKULTURA

oleh

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

SEKRETARIAT JENDERAL

24 NOVEMBER 2016

PENDAFTARAN PUPUK & PESTISIDA

SECARA ON-LINE


(2)

DAFTAR MATERI

PELAYANAN PERIZINAN PUPUK


(3)

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN

PERIZINAN PERTANIAN

3

(Permentan Nomor 43/Permentan/SR.140/8/2011 tentang Syarat dan Tatacara

Pendaftaran Pupuk An-Organik)

(Permentan Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 tentang Pupuk Organik,

Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah)

PELAYANAN PERIZINAN PUPUK

PELAYANAN PERIZINAN PUPUK


(4)

DASAR HUKUM

Undang-undang Nomor 12 Tahun1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman Pasal 37 Ayat (1), menegaskan :

“Pupuk yang Beredar didalam Wilayah Negara Republik

Indonesia Wajib Memenuhi Standar Mutu dan Terjamin

Efektivitasnya serta Diberi Label”

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1992 Tentang Pupuk

Budidaya Tanam, menegaskan :

“Formula Pupuk yang Telah Memperoleh Sertifikat Formula

Sebelum Diproduksi Harus Didaftarkan kepada Menteri

Pertanian”

4

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN

PERIZINAN PERTANIAN


(5)

5

TUJUAN PENDAFTARAN

Melindungi kelestarian fungsi lingkungan, keanekaragaman

hayati tanah, konsumen/pengguna

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunanan pupuk

an-organik

Memberikan kepastian usaha bagi produsen/pelaku usaha

pupuk dan pembenah tanah

Memberikan kepastian pupuk yang beredar di wilayah negara

Republik Indonesia memenuhi standar mutu dan terjamin

efektivitasnya

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN

PERIZINAN PERTANIAN


(6)

KETENTUAN UMUM

Formula pupuk dan pembenah tanah yang didaftarkan

harus memenuhi :

A.

Persyaratan administrasi

B.

Persyaratan teknis :

1.

Lulus Uji Mutu atau memiliki Sertifikat SNI

2.

Lulus Uji Efektivitas

C.

Diberi merek/nama dagang

D.

Diuji di Lembaga Pengujian :

1.

Mutu : terakreditasi/ditunjuk Menteri Pertanian

2.

Efektivitas : ditunjuk Menteri Pertanian

6

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN

PERIZINAN PERTANIAN


(7)

Permohonan Pendaftaran :

- Ditujukan Kepada : Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

cq. Kepala Pusat PPVTPP

- Evaluasi Adminitrasi : Kepala Pusat PPVTPP

Lengkap Disampaikan Kepada Ditjen Psp

Tidak Lengkap Kembali Pemohon

Pengujian :

Pengantar Pengujian Mutu : Direktur Pupuk dan Pestisida

7

MEKANISME PENDAFTARAN

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN

PERIZINAN PERTANIAN


(8)

Evaluasi Teknis : Direktur Pupuk dan Pestisida

A.

Hasil Uji Mutu/Sertifikat Mutu SNI

- Memenuhi Standar Mutu Pengantar Uji Efektivitas oleh

Direktur Pukpes

- Tidak Memenuhi Standar Penolakan melalui Lembaga Uji

(Uji Mutu Ulang)

B.

Laporan Hasil dan Rekomendasi Uji Efektivitas

-

Memenuhi Ketentuan Lulus Diterbitkan Nomor Pendaftaran

- Tidak Memenuhi Ketentuan/Tdk Lulus Penolakan melalui Lembaga

Uji

8

Lanjutan …

Keterangan :

Hasil Uji Mutu dan Uji Efektivitas diupload oleh Lembaga Uji

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN

PERIZINAN PERTANIAN


(9)

BAGAN MEKANISME PENDAFTARAN

PEMOHON

DIRJEN PSP

NOMOR PENDAFTARAN diterbitkan oleh Dirjen PSP A.n. Menteri

Pertanian

Surat pengantar uji efektivitas oleh

Direktur Pupuk dan Pestisida Evaluasi teknis hasil uji mutu

Evaluasi teknis hasil uji efektivitas

Surat pengantar uji mutu oleh Direktur Pupuk dan Pestisida

KEPALA PUSAT

PPVTPP

Verifikasi administrasi oleh Kepala Pusat LEMBAGA UJI MUTU LEMBAGA UJI EFEKTIVITAS DITOLAK DITERIMA DITERIMA DITERIMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 DITOLAK DITOLAK


(10)

1.

Permohonan pendaftaran telah memenuhi persyaratan

administrasi (verifikasi di PPVTPP)

2.

Permohonan telah memenuhi persyaratan teknis (uji mutu dan

uji efektifitas)

- Uji mutu oleh Lembaga Uji yang ditunjuk oleh Permentan atau

Lembaga Uji yang terakreditasi

- Uji efektifitas oleh Lembaga Uji yang ditunjuk oleh Permentan

10

SYARAT PENERBITAN NOMOR PENDAFTARAN

PUPUK

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN

PERIZINAN PERTANIAN


(11)

1.

Permohonan pendaftaran terlambat dilakukan

2.

Pendaftaran dilakukan menggunakan jasa pihak ke tiga (oknum)

3.

Uji mutu maupun uji efektifitas memerlukan waktu yang cukup

lama ....> selektif pilih lembaga uji

4.

Kesalahan administratif yg sering dilakukan diantaranya :

- Isian pada slot tidak lengkap atau belum benar

- Waktu dan lembaga uji tidak sesuai dengan pengantarnya

- Uji mutu dilakukan tidak lengkap (tidak sesuai PTM) yg ada pada

Permentan maupun SNI ...> uji ulang

11

BEBERAPA PERMASALAHAN PENDAFTARAN

PUPUK

PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN

PERIZINAN PERTANIAN


(12)

LANDASAN HUKUM

1. UU No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya

Tanaman

2. PP No. 7 Tahun 1973 Tentang Pengawasan Atas

Peredaran, Penyimpanan, Dan Penggunaan Pestisida

3. Permentan No. 107 Tahun 2014 Tentang Pengawasan

Pestisida

4. Permentan No. 39 Tahun 2015 Tentang Pendaftaran

Pestisida

PELAYANAN PERIZINAN PESTISIDA

PELAYANAN PERIZINAN PESTISIDA


(13)

Pestisida yang diedarkan dan digunakan harus terdaftar

di Kementerian Pertanian.

Pengaturan Pestisida di Indonesia lintas sektor

Menteri Pertanian dibantu lembaga non-struktural yaitu

Komisi Pestisida dengan anggota wakil dari

Kementerian terkait (Kemenkes, KLH dan Kehutanan,

Kemendag, dll) serta dari perguruan tinggi.


(14)

PEMOHON

Pengajuan permohonan izin secara online

Menteri Pertanian melalui Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

DITERIMA selanjutnya disampaikan kepada Dirjen

EVALUASI teknis oleh Komisi Pestisida melalui Tim Teknis Evaluasi

Pendaftaran Pestisida

Uji Mutu

EVALUASI oleh Tim Teknis, selanjutnya dibahas oleh KOMPES

DIAGRAM TATACARA PENDAFTARAN PESTISIDA No 39/2015

DIAGRAM TATACARA PENDAFTARAN PESTISIDA No 39/2015

Dokumen permohonan pendaftaran

Evaluasi administrasi oleh Kepala Pusat selambat-lambatnya 3 hari

DITUNDA

Pemberitahuan tertulis oleh Dirjen melalui Kepala Pusat, diminta melengkapi data selambat-lambatnya 5 Hari Kerja sebelum rapat tim teknis periode berikutnya

DITERIMAKEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN (IZIN TETAP) selambat-lambatnya 90 hari kerja. Apabila > 90 hari kerja belum ada Keputusan ditetapkan oleh Dirjen a.n

Menteri Pertanian

Diterima dan dikeluarkan izin percobaan oleh Dirjen a.n Menteri Pertanian

Keputusan Menteri Pertanian tentang PENDAFTARAN dan IZIN PESTISIDA di sampaikan kepada pemohon melalui Kepala Pusat

Pemohon menyediakan contoh pestisida dan pengambilan sampel dilakukan oleh PPC yang ditunjuk oleh Dirjen

Contoh pestisida yang diambil oleh PPC disegel untuk keperluan uji mutu, uji toksisitas, dan uji efikasi

DITOLAK selanjutnya oleh Kapus disampaikan secara online kepada pemohon

Menunda atau menolak disampaikan secara tertulis oleh Dirjen melalui Kapus

Diterima UJI TOKSISITAS,

UJI EFIKASI


(15)

15

1.PERMOHONAN PENDAFTARAN IZIN PERCOBAAN

Pemoho

n

Akta pendirian dan perubahannya, bagi badan

usaha (Usaha Dagang, Firma, CV, NV), dan badan

hukum (PT, Koperasi);

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)/Tanda Daftar

Usaha Perdagangan (TDUP) pestisida;

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

Surat keterangan domisili/Kartu Tanda Penduduk

(KTP);

Pernyataan yang berhak menandatangani surat

dalam rangka pendaftaran dan perizinan;

Surat jaminan suplai bahan aktif dari pemasok

bahan aktif.

LENGKAP

TIDAK

LENGKAP

Disampaikan ke DITJEN PSP untuk

evaluasi Teknis yang dilakukan oleh

Tim Teknis secara periodik sekali

dalam 1 bulan)

Disampaikan Surat penundaan

ke

Pemohon

c.q.

Kepala

PPVT&PP

PPVTPP

dilakukan evaluasi administrasi ( 3 hari )

meliputi :


(16)

16

Lanjutan…….

EVALUASI TEKNIS

OLEH DITJEN PSP (dari

dokumen yang disampaikan) dilakukan evaluasi

teknis terkait :

DITERIMA

DITOLAK

DITUNDA

Keadaan dan sifat pestisida

Toksikologi;

Efikasi.

Surat disampaikan

kepada Pemohon

melalui PPVTPP

Diterima dan dikeluarkan izin

percobaan

oleh

Dirjen

a.n

Menteri Pertanian

Pengambilan sampel dan

disegel oleh PPC

untuk

UJI MUTU

UJI TOKSISITAS

UJI EFIKASI

LEMBAGA UJI YANG TELAH

TERAKREDITASI ATAU

YANG DITUNJUK MENTERI


(17)

17

2. PERMOHONAN PENDAFTARAN IZIN

TETAP

HASIL UJI DILAKUKAN EVALUASI OLEH TIM

TEKNIS

RAPAT PLENO KOMISI PESTISIDA

dilakukan secara berkala setiap triwulan

(4 kali setahun)

Selanjutnya dibahas pada:

DITERIMA

DITOLAK

DITUNDA

DIKELUARKAN

SK PENDAFTARAN DAN

IZIN PESTISIDA

DISAMPAIKAN SURAT

PENUNDAAN KEPADA

PEMOHON c.q. KEPALA

PUSAT PVT&PP

DISAMPAIKAN SURAT

PENOLAKAN KEPADA

PEMOHON c.q. KEPALA


(18)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR 39/PERMENTAN/SR.330/7/2015

TENTANG PENDAFTARAN PESTISIDA

1. 1 (satu) bahan aktif baik formulasi tunggal maupun majemuk paling

banyak didaftarkan 3 (tiga) formulasi oleh 1 (satu) pemegang nomor

pendaftaran.

2. Setiap bahan aktif dan atau bahan tambahan yang mempunyai efek

karsinogenik (kategori I dan IIa berdasarkan klasifikasi

International

Agency for Research on Cancer

(IARC), mutagenik dan

teratogenik ,

tetapi apabila belum tercantum dalam Lampiran II Permentan Nomor

39 Tahun 2015 tetap dapat diproses pendaftarannya.

3. Penambahan asal lokasi pembuatan formulasi atau bahan aktif

dengan resep, spesifikasi dan dari perusahaan yang sama, tidak perlu

uji banding, berbeda dengan “toller” harus uji banding.


(19)

PERBEDAAN PERMENTAN NO.24 TAHUN 2011 DAN

PERMENTAN NOMOR 39 TAHUN 2015

No

Substansi

Permentan No 24 Tahun 2011 Permentan No 39 Tahun 2015

1

Kepemilikan

sarana

Belum diatur

Pemohon pendaftaran wajib

memenuhi

persyaratan

kepemilikan sarana produksi

(pabrik bahan aktif/bahan teknis,

pabrik formulasi, atau pabrik

pengemasan di dalam negeri)

yang dibuktikan dengan surat izin

industri.

2 Jenis

Izin

Pestisida

3 jenis izin Pestisida: Izin

Percobaan, Izin Sementara, dan

Izin Tetap

2 jenis izin Pestisida: Izin Percobaan

dan Izin Tetap


(20)

No

Substansi

Permentan No 24 Tahun 2011 Permentan No 39 Tahun 2015

3 Impor Sampel Belum diatur

Setelah mendapat izin Percobaan

Setelah mendapatkan rekomendasi

dari Direktur Jenderal PSP

4 Klasifikasi

Pestisida

Belum mengatur pestisida biologi Berdasarkan bahan aktifnya yaitu

Pestisida Sintetik

Pestisida Alami terdiri dari: pestisida

biologi, metabolit dan mineral)

5 Pengaturan

Pestisida Biologi

Belum diatur

 

Permohonan pendaftaran Pestisida

biologi bahan aktif baru dari luar

negeri dapat dilakukan setelah

memperoleh izin pemasukan dari

Menteri Pertanian.


(21)

No

Substansi

Permentan No 24 Tahun 2011 Permentan No 39 Tahun 2015

6 Pengaturan

Pestisida

Biologi

Belum diatur

 

Permohonan pendaftaran Pestisida

biologi bahan aktif baru dari luar

negeri dapat dilakukan setelah

memperoleh izin pemasukan dari

Menteri Pertanian.

7 Pembatasan

jumlah

pestisida yang

didaftarkan

 

Bebas:

1 bahan aktif dan bentuk

formulasi

sama

dapat

didaftarkan banyak formulasi

Dibatasi:

1 bahan aktif maksimal 3 formulasi

untuk satu perusahaan

8 Persyaratan

teknis

untuk

izin tetap baru

dan

izin

perluasan

 

 

 

 

Pengujian

efikasi

dilaksanakan pada 1 unit

Pengujian

efikasi

untuk

pendaftaran ulang

dilakukan

pada

satu

komoditi satu sasaran

 

Pengujian

efikasi

untuk

pengelolaan

tanaman

dilaksanakan pada 2 lokasi sentra

komoditi yang berbeda

Pengujian

efikasi

untuk

pendaftaran ulang dilakukan

untuk semua komoditi dan

sasaran


(22)

No

Substansi

Permentan No 24 Tahun 2011 Permentan No 39 Tahun 2015

9 Pendaftaran

ulang izin Tetap

 

 

 

 

Pendaftaran ulang izin Tetap

dilakukan paling lambat 90

(sembilan puluh) hari sebelum

masa izin berakhir.

 

Pendaftaran ulang izin Tetap

dilakukan paling lambat 90

(sembilan puluh) hari kalender

sebelum masa izin berakhir.

Apabila telah terlambat,

pendaftaran ulang ditolak.

10 Pelaksana uji

Efikasi

 

Uji efikasi dilakukan oleh

institusi dan Himpunan Profesi

 

Uji efikasi dilakukan oleh institusi

 

11 Produksi

Pestisida

 

 

Maksimal 2 tahun sudah dapat


(23)

No

Substansi

Permentan No 24 Tahun 2011 Permentan No 39 Tahun 2015

 

12

 

Laporan

Produksi/

Peredaran

 

 

 

2 tahun berturut-turut tidak

melapor izin dapat dicabut

 

1 tahun tidak melapor izin dapat

dicabut

 

13 Pengambilan

dan analisis

Sampel

Pestisida

 

 

 

 

Sampel

pestisida

disampaikan

oleh

pemohon

Penyegelan

sampel

dilakukan setelah lulus uji

mutu

Penyegelan

sampel

dilakukan untuk uji efikasi

dan atau toksisitas

 

Sampel pestisida diambil oleh

PPC (ditunjuk Kementan).

Penyegelan sampel dilakukan

setelah diambil oleh PPC

Penyegelan sampel dilakukan

untuk uji mutu, efikasi dan atau

toksisitas


(24)

No

Substansi

Permentan No 24 Tahun 2011 Permentan No 39 Tahun 2015

14 Bahan

Aktif

yang dilarang

42 bahan aktif untuk

semua bidang penggunaan

 

 

9 jenis bahan tambahan

yang ditetapkan sebagai

bahan tambahan yang

dilarang

 

70 bahan aktif untuk semua

bidang penggunaan termasuk

antibiotik, diklorvos dan Pestisida

golongan piretroid untuk Padi

 

31 jenis bahan tambahan yang

ditetapkan sebagai bahan yang

dilarang

 


(25)

(26)

(27)

27

Jenis Hara Pupuk Hara Makro Padat Pupuk Hara Makro Cair Pupuk Hara MikroPadat Pupuk Hara Mikro Cair Tunggal Majemuk Tunggal Majemuk Tunggal Majemuk Tunggal Majemuk

Nitrogen (total) Fosfor (P2O5) Kalium (K2O) Seng (Zn) Boron (B) Tembaga (Cu) Mangan (Mn) Molibden (Mo) Kobal (Co) Sesuai SNI Sesuai SNI Sesuai SNI

-Total N, P2O5 dan K2O Min 30 % Maks 0.50 % Maks 0,25 % Maks 0.50 % Maks 0.50 % Maks 0,001 % Maks 0,002 %

Min 20 % Min 8 % Min 15 %

-Total N, P2O5 dan K2O

Min 10 % Maks 0,25 % Maks 0,125 %

Maks 0,25 % Maks 0,25 % Maks 0,001 % Maks 0,0005% -Sesuai SNI Sesuai SNI Sesuai SNI Sesuai SNI Sesuai SNI -Min 0,5 % Min 0,25 % Min 0,5 % Min 0,5 % Min 0,001 % Min 0,002 %

-Min 0,25% Min 0,125%

Min 0,25% Min 0,25 % Min 0,001% Min 0,0005%

Keterangan :

1.Jumlah unsur makro dan unsur mikro dalam pupuk majemuk masing – masing minimal dua unsur.

2.Jumlah kandungan pupuk hara makro majemuk padat minimal 30 % dengan masing-masing kandungan unsur minimal 6 %. 3.Jumlah kandungan pupuk hara makro majemuk cair minimal 10 % dengan masing-masing kandungan unsur minimal 2 %.

4.Untuk Pupuk Phospat Alam yang dilarutkan dalam asam kuat (Partially Acidulated Rock Phosphate = PARP) kadar P2O5 larut asam sitrat 2 % minimal 7 %, dan kadar air maksimal 5 %.

5.Unsur mikro dalam pupuk hara makro dianggap sebagai unsur ikutan.

6.Untuk Pupuk Hara Campuran, kadar unsur makro syarat mutunya mengikuti syarat mutu Pupuk Hara Makro dan kadar unsur mikro mengikuti syarat mutu Pupuk Hara Mikro.


(28)

(29)

29

1. PUPUK ORGANIK PADAT


(30)

30


(31)

31

3. PUPUK ORGANIK DARI INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH


(32)

32

PARAMETER Tepung/SerbukSTANDAR MUTU MENURUT JENIS BAHAN PEMBAWA Granul/Pelet Cair METODE PENGUJIAN

Total sel hidup bakteri *):

Misalnya :

Rhizobium sp atau Bradyrhizobium

sp ≥ 10

7 cfu/g berat kering

contoh ≥ 10

7 cfu/g berat kering

contoh ≥ 10

7 cfu/ml TPC pada YMA

Fungsional:

kemampuan membentuk bintil pada

tanaman inang Positif Positif Positif

Inokulasi pada tanaman inang pada media steril

Patogenitas Negatif Infeksi pada tanaman tembakau Kontaminan:

E. coli

Salmonella sp

< 103 MPN/g atau MPN/ml

< 103 MPN/g atau MPN/ml

MPN-durham dan uji lanjut pada media E. coli

MPN-durham dan uji lanjut pada media Salmonella

Kadar Air (%)**) ≤ 35 ≤ 20 ADBB

pH 5,0 – 8,0 5,0 – 8,0 3,0 – 8,0 pH H2O, pH – meter

1. PUPUK HAYATI TUNGGAL

*) Jenis bakteri sesuai yang terdapat dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) **) Kadar air atas dasar berat basah

MPN = Most Probable Number TPC = Total Plate Count YMA = Yeast Manitol Agar

A. Bakteri Pembentuk Bintil Akar


(33)

33

PARAMETER STANDAR MUTU METODE PENGUJIAN

Total propagul Mikoriza Arbuskular (MA)*)

Misalnya :

a) Gigaspora margarita b) Glomus manihotis c) Glomus agregatum

≥ 50 spora/g berat kering contoh 25 - 30 spora/g berat kering contoh

≥ 50 spora/g berat kering contoh ≥ 10 spora/g berat kering contoh

MPN Stereomikroskop

Stereomikroskop Stereomikroskop Fungsional:

Infeksi pada tanaman inang (%) > 50 Pewarnaan Fuchsin Kadar air (%)**) ≤ 35 ADBB

Kontaminan:

E. coli

Salmonella sp

< 103 MPN/g atau MPN/ml

< 103 MPN/g atau MPN/ml

MPN-durham dan uji lanjut pada media E. coli

MPN-durham dan uji lanjut pada media Salmonella

B. Endomikoriza Arbuskular

*) Propagul terdiri dari spora, akar terinfeksi dan fragmen miselia sesuai jenis MA yang terdapat dalam

pupuk hayati (spasifikasi pupuk)

**) Kadar air atas dasar berat basah


(34)

34

C. Ektomikoriza

PARAMETER STANDAR MUTU METODE PENGUJIAN

Kepadatan spora Mikoriza *)

Misalnya:

a) Sceloderma columnnare

b) Pisholitus tintorius > 5% dari volume

Stereomikroskop

Fungsional:

Infeksi pada tanaman inang (%) > 50% Pewarnaan Fuchsin Kadar air (%)**) ≤ 35 ADBB

Kontaminan:

E. coli

Salmonella sp

< 103 MPN/g atau MPN/ml

< 103 MPN/g atau MPN/ml

MPN-durham dan uji lanjut pada media E. coli

MPN-durham dan uji lanjut pada media Salmonella

*) Sesuai jenis mikoriza yang terdapat dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) **) Kadar air atas dasar berat basah


(35)

35

D. Bakteri Hidup Bebas dan/atau Endofitik

PARAMETER Tepung/SerbukSTANDAR MUTU MENURUT JENIS BAHAN PEMBAWAGranul/Pelet Cair METODE PENGUJIAN

1. Bakteri*)

Misalnya : • Azospirilum sp

Azotobacter sp

Bacillus sp

Pseudomonas sp

≥107 cfu/g berat kering

contoh ≥10

7 cfu/g berat

kering contoh ≥10

8 cfu/ml TPC**)

• Actinomiset*)

Misalnya:

Streptomyces sp

≥106 cfu/g berat kering

contoh ≥10

5 cfu/g berat

kering contoh ≥10

5 cfu/ml TPC**)

• Fungi*

Misalnya:

Aspergillus sp.

≥105 cfu/g berat kering

contoh ≥10

4 cfu/g berat

kering contoh ≥10

4 cfu/ml TPC**)

Fungsional : •Penambat N •Pelarut P

•Penghasil fitohormon •Perombak bahan organik (dekomposer) Positif Positif >0,0 positif Positif Positif >0,0 positif Positif Positif >0,0 Positif

Media bebas N Media Pikovskaya Spektrofotometri atau HPLC Media agar CMC/ Avicel atau

media agar Guaicol/ Indulin

Patogenisitas Negatif Infeksi ke daun tembakau Kontaminan:

E. coli

Salmonella sp

< 103 MPN/g atau MPN/ml

< 103 MPN/g atau MPN/ml

MPN-durham dan uji lanjut pada media E. coli

MPN-durham dan uji lanjut pada media Salmonella

Kadar Air (%)***) ≤ 35 - ADBB


(36)

36

2. PUPUK HAYATI MAJEMUK

PARAMETER STANDAR MUTU MENURUT JENIS BAHAN PEMBAWA METODE PENGUJIAN Tepung/Serbuk Granul/Pelet Cair

Total sel hidup *) :

a. bakteri

≥107 cfu/g berat kering

contoh ≥10

7 cfu/g berat kering

contoh ≥10

7 cfu/ml TPC**)

b. Aktinomiset ≥106 cfu/g berat kering

contoh ≥10

5 cfu/g berat kering

contoh ≥10

6 cfu/ml TPC**)

c. Fungi ≥105 propagul/g berat

kering contoh ≥10

4 propagul/g berat

kering contoh ≥10

4 propagul/ml TPC**)

Contoh :

Rhizobium sp + Bacillus sp

Azospirillum sp + Pseudomonas sp

Azotobacter + Saccharomyces sp + Bacillus

Streptomyces + Tricoderma + Bacillus

Fungsional : •Penambat N •Pelarut P

•Penghasil fitohormon •Perombak bahan organik

Positif Positif >0,0 postif Positif Positif >0,0 positif Positif Positif >0,0 positif

Media bebas N Media Pikovskaya Spektrofotometri atau HPLC Media agar CMC/ Avicel atau

media agar Guaicol/Indulin

Patogenisitas Negatif Infeksi ke daun tembakau Kontaminan:

E. coli

Salmonella sp

maks 103 MPN/g atau MPN/ml

maks 103 MPN/g atau MPN/ml

MPN-durham dan uji lanjut pada media

E. coli

MPN-durham dan uji lanjut pada media

Salmonella

Logam berat ***)

- Pb - Cd - Hg - As

≤ 50 ppm ≤ 2 ppm ≤ 1 ppm ≤ 10 ppm

≤ 50 ppm ≤ 2 ppm ≤ 1 ppm ≤ 10 ppm

≤ 50 ppm ≤ 2 ppm ≤ 1 ppm ≤ 10 ppm

SNI 2803 – 2010

Kadar Air (%)****) ≤ 35 ≤ 20 ADBB


(37)

37

1. PEMBENAH TANAH ORGANIK

NO. PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU

1. C – organik % min 15

2. C/N 25 – 35

3. Bahan ikutan : (plastik,kaca, kerikil)

% maks 2

4. Kadar air*) % 15 – 25

3. Logam berat:

- As - Hg - Pb - Cd ppm ppm ppm ppm maks 10 maks 1 maks 50 maks 2

4. pH 4 – 9

5. Mikroba kontaminan: - E.coli,

- Salmonella sp

MPN/g MPN/g

maks102

maks 102

6. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn ppm ppm ppm ppm maks 9000 maks 500 maks 5000 maks 5000

7. Unsur lain :

- La - Ce ppm ppm 0 0


(38)

38

2. PEMBENAH TANAH ORGANIK DARI

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI

NO. PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU

1. C – organik % Min 15

2. C/N 15 – 25

3. Bahan ikutan : (plastik,kaca, kerikil)

% maks 2

4. Kadar air*) % 15 – 25

5. Logam berat : - As - Hg - Pb - Cd - Cr - Co - Ni - Se ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm maks 10 maks 1 maks 50 maks 2 maks 210 maks 700 maks 62 maks 2

6. pH 4 – 9

7. Mikroba kontaminan: - E.coli,

- Salmonella sp

MPN/g MPN/g

maks 102

maks 102

8. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn ppm ppm ppm ppm maks 9.000 maks 500 maks 5.000 maks 5.000

9. Total Na Total Cl

Ppm Ppm

maks 2.000 maks 5.000 10. Senyawa organik AOX Ppm Maks 500

11 Unsur lain : -La -Ce Ppm ppm 0 0


(39)

39


(40)

40


(41)

41

4. PEMBENAH TANAH HAYATI

No FUNGSI PARAMETER STANDAR MUTU

Kriteria Khusus

A Meningkatkan keragaman dan aktivitas

mikroba - populasi (bakteri/fungi/ aktinomicetes)

- kontaminan

- Escherichia coli

- Salmonella sp.

- patogenitas

- kadar air (%)*)

- pH

< 105 cfu/g atau cfu/ml

<102 MPN/g

<102 MPN/g

Negatif 10 – 20 4 – 9

B Menetralisir kandungan logam

berat/pencemar lain

-populasi (bakteri/fungi/ aktinomicetes)

- kontaminan

- Escherichia coli

- Salmonella sp.

- patogenitas

- kadar air (%)*)

- pH

< 105 cfu/g

< 102 MPN/g

< 102 MPN/g

Negatif 10 – 20 4 – 9

Kriteria umum (untuk A dan B) 1 Logam berat: - As - Hg - Pb - Cd Ppm ppm ppm ppm maks10 maks1 maks50 maks2

2 Hara mikro :

- Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn ppm ppm ppm ppm maks 9000 maks 500 maks 5000 maks 5000

3 Unsur lain :

- La - Ce ppm ppm 0 0


(42)

Sehubungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika

permasalahan pendaftaran pupuk, saat ini sedang dilakukan proses revisi

PERMENTAN No. 70/Permentan/SR.140/10/2011 (Pupuk Organik, Pupuk Hayati

dan Pembenah Tanah) dan PERMENTAN No. 43/Permentan/SR.140/8/2011

(Pupuk Anorganik)

42

Direktorat Jenderal Prasarana dan

Sarana Pertanian


(1)

37

1. PEMBENAH TANAH ORGANIK

NO. PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU

1. C – organik % min 15

2. C/N 25 – 35

3. Bahan ikutan : (plastik,kaca, kerikil)

% maks 2

4. Kadar air*) % 15 – 25

3. Logam berat:

- As

- Hg

- Pb

- Cd

ppm ppm ppm ppm

maks 10 maks 1 maks 50

maks 2

4. pH 4 – 9

5. Mikroba kontaminan: - E.coli,

- Salmonella sp

MPN/g MPN/g

maks102

maks 102

6. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn

- Zn

ppm ppm ppm ppm

maks 9000 maks 500 maks 5000 maks 5000

7. Unsur lain :

- La

- Ce

ppm ppm

0 0


(2)

38

2. PEMBENAH TANAH ORGANIK DARI

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI

NO. PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU

1. C – organik % Min 15

2. C/N 15 – 25

3. Bahan ikutan :

(plastik,kaca, kerikil)

% maks 2

4. Kadar air*) % 15 – 25

5. Logam berat :

- As - Hg - Pb - Cd - Cr - Co - Ni - Se ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm maks 10 maks 1 maks 50 maks 2 maks 210 maks 700 maks 62 maks 2

6. pH 4 – 9

7. Mikroba kontaminan:

- E.coli,

- Salmonella sp

MPN/g MPN/g

maks 102 maks 102

8. Hara mikro :

- Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn ppm ppm ppm ppm maks 9.000 maks 500 maks 5.000 maks 5.000

9. Total Na

Total Cl

Ppm Ppm

maks 2.000 maks 5.000

10. Senyawa organik AOX Ppm Maks 500

11 Unsur lain :

-La -Ce Ppm ppm 0 0


(3)

39

3. PEMBENAH TANAH NON - ORGANIK


(4)

40


(5)

41

4. PEMBENAH TANAH HAYATI

No FUNGSI PARAMETER STANDAR MUTU

Kriteria Khusus

A Meningkatkan keragaman dan aktivitas

mikroba - populasi (bakteri/fungi/ aktinomicetes)

- kontaminan - Escherichia coli

- Salmonella sp.

- patogenitas

- kadar air (%)*) - pH

< 105 cfu/g atau cfu/ml

<102 MPN/g

<102 MPN/g

Negatif 10 – 20 4 – 9

B Menetralisir kandungan logam

berat/pencemar lain

-populasi (bakteri/fungi/ aktinomicetes)

- kontaminan - Escherichia coli

- Salmonella sp.

- patogenitas

- kadar air (%)*) - pH

< 105 cfu/g

< 102 MPN/g

< 102 MPN/g

Negatif 10 – 20 4 – 9

Kriteria umum (untuk A dan B) 1 Logam berat: - As - Hg - Pb - Cd Ppm ppm ppm ppm maks10 maks1 maks50 maks2 2 Hara mikro :

- Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn ppm ppm ppm ppm maks 9000 maks 500 maks 5000 maks 5000 3 Unsur lain :

- La - Ce ppm ppm 0 0


(6)

Sehubungan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika

permasalahan pendaftaran pupuk, saat ini sedang dilakukan proses revisi

PERMENTAN No. 70/Permentan/SR.140/10/2011 (Pupuk Organik, Pupuk Hayati

dan Pembenah Tanah) dan PERMENTAN No. 43/Permentan/SR.140/8/2011

(Pupuk Anorganik)

42

Direktorat Jenderal Prasarana dan