M01599
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY
(AS A WORLD HERITAGE)
Dilaksanakan Tanggal 12 – 13 Agustus 2014
di Gedung Pari, Waisai
Kabupaten Raja Ampat – Papua Barat
Bekerjasama dengan Program Beasiswa Unggulan
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN),
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
&
Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat
Program Studi Magister Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2014
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY
(AS A WORLD HERITAGE)
TIM EDITOR
Jubhar Christian Mangimbulude
Martanto Martosupono
Dhanang Puspita
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho
DESAIN SAMPUL
Dhanang Puspita
PENATA LETAK
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho
ISBN No. 978-979-1098-52-21
Dilarang keras menjiplak, mengutip, bahkan mencetak ulang sebagian
atau seluruh isi buku ini serta memperjual belikan tanpa ijin tertulis.
© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
PENERBIT
Program Studi Magister Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia
Tel.: +62 (0) 298 321212, Fax: +62 (0) 298 321433
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
SUSUNAN PANITIA
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
Pelindung
:
Penanggung Jawab
:
Ketua Panitia
Sekretaris
:
:
Bendahara
:
Sie. Humas
:
Sie.
Kesekretariatan
:
Sie. Dekorasi
Sie. Acara
:
:
Sie. Akomodasi
:
Sie. Transportasi
:
Sie. Publikasi
:
Sie. Dokumentasi
:
Sie. Perlengkapan
:
Sie. Konsumsi
:
1.
2.
1.
2.
Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D. (Rektor UKSW)
Drs. Marcus Wanma, M.Si. (Bupati Kabupaten Raja Ampat)
Jubhar C. Mangimbulude, Ph.D. (Kaprodi MB UKSW)
Martha M. Sanadi, S.Pd. (Kepala Dinas Pendidikan Raja
Ampat)
Dr. Ir. Martanto Martosupono2
1. Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, M.Si.2
2. (Pemerintah Daerah Raja Ampat)
1. Anastasia Natalia Kurniasari, S.Si.2
2. Siti Masitoh Bugis, S.E.1
1. Yulindra Margaretha Numberi, M.Si.2
2. Thomas Omkarsba, S.Pd.1
3. Rachel Fitria Lay, S.Si.4
1. Tamrin Rumai, S.Pd.3
2. Christina Manuputty, S.Si.4
3. Federika Kondororik, S.Si.4
Mahasiswa MB Raja Ampat
1. Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, M.Si.2
2. Dhanang Puspita, M.Si.2
3. Abdul Manaf Wihel, S.Pd.3
4. Frans Herman, M.Dev.1
5. Martina Bonsapia, S.Pd.3 (khusus field trip – optional)
6. Peter Komboy, S.Si.3 (khusus field trip – optional)
1. Drs. Iskandar Usman3
2. Mariani Sirinding, S.Pd.3
3. (Pemerintah Daerah Raja Ampat)
1. Rein Mayor1
2. Rahman Rumlus, S.Pd.3
3. Bustam Umsapyat, S.Pd.3
1. Dhanang Puspita, M.Si.2
2. Ismiati Masithoh, S.Pd.3
1. Dhanang Puspita, M.Si.2
2. Kuwati, S.Pd.3
1. Tamrin Rumai, S.Pd.3
2. (Pemerintah Daerah Raja Ampat)
Mahasiswa MB Raja Ampat
Keterangan:
1Pemerintah Kabupaten Raja Ampat
2Magister Biologi UKSW
3Mahasiswa Magister Biologi UKSW dari Kabupaten Raja Ampat
4Mahasiswa Magister Biologi UKSW
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
i
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
berkat dan karuniaNya, kami panitia Seminar Nasional Raja Ampat dari Program
Studi Magister Biologi dan Tim Editor dapat menyelesaikan penyusunan buku
Prosiding Seminar Nasional Raja Ampat dengan tema, Raja Ampat and Future of
Humanity (As a World Heritage) .
Penyusunan Prosiding Seminar Nasional ini membutuhkan waktu yang relatif
cepat karena sebagian besar para narasumber telah jauh-jauh hari melakukan
penelitian dan menulis hasil penelitian. Kami selaku Tim Editor berupaya keras
dalam proses editing supaya dapat tersaji di hadapan pembaca dengan baik dan
sesuai dengan kaidah ilmiah. Panitia seminar telah menghimpun 44 makalah dari
para akademisi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Materi disajikan oleh
para peserta dalam bentuk presentasi oral dan presentasi poster di Kota Waisai,
Kabupaten Raja Ampat.
Tidak lupa kami memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi para
penulis atas hasil karya ilmiahnya, Tim Editor, dan segenap panitia atas kerja sama
yang diberikan demi terlaksananya penyusunan Prosiding ini. Kami mohon kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan Prosiding ini. Semoga kumpulan
publikasi hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Kiranya Tuhan memberkati.
Salatiga, 12 Agustus 2014
Tim Editor
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
ii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
PENGANTAR
KETUA PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Salam sejahtera,
Puji dan syukur tak terhingga kepada Tuhan karena atas RahmatNya Program
Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana, bekerja sama dengan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Dinas
Pendidikan Kabupaten Raja Ampat dapat menyenggarakan Seminar Nasional yang
mengangkat tema, Raja Ampat and Future of Humanity (As a World Heritage)
pada tanggal 12 – 13 Agustus 2014 di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat.
Kami merasa bangga karena selain untuk diseminasi informasi ilmiah,
seminar ini juga merupakan tempat untuk mempertanggung jawabkan capaian
kinerja ilmiah khususnya bagi mahasiswa Program Studi Magister Biologi asal
Kabupaten Raja Ampat melalui hasil penelitian dan review artikel ilmiah yang
berhubungan dengan biota di Kabupaten Raja Ampat. Kami sadari bahwa sebagian
penelitian yang ditampilkan dalam seminar ini belum semuanya menjawab
persoalan-persoalan ilmiah dalam bidang biologi yang terjadi di Raja Ampat.
Namun demikian, penelitian penelitian ini telah mengungkap beberapa persoalan
ilmiah menarik yang dapat ditindaklanjuti pada penelitian-penelitian lanjutan.
Sebagai Progam Studi, kami juga berharap agar beberapa hal menarik yang
telah ditemukan dapat ditindak lanjuti melalui program penelitian yang
melibatkan institusi lain dalam salam suatu hubungan kerjasama. Harapan kami
juga agar para peneliti dari Raja Ampat yang telah berkontribusi dalam penulisan
paper pada seminar ini, masih tetap memiliki semangat yang tinggi untuk
melakukan pekerjaan ilmiah lewat penelitian di tempat kerja.
Sebagai penutup saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus
untuk panitia penyelenggara seminar dan semua pihak yang telah mengambil
bagian di dalamnya. Kiranya kumpulan artikel ini dapat menambah wawasan
pengetahuan para pembaca.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat Saya,
Jubhar C. Mangimbulude, Ph.D.
Ketua Program Studi Magister Biologi
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
iii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
PENGANTAR
KOORDINATOR BEASISWA UNGGULAN
BIRO PERENCANAAN & KERJASAMA LUAR NEGERI (BPKLN)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (KEMDIKBUD)
REPUBLIK INDONESIA
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Seminar Nasional tentang Raja Ampat and Future of Humanity (As a World
Heritage) diadakan atas kerjasama antara Program Studi Magister Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Raja Ampat, Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat, Beasiswa
Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (KEMDIKBUD) Republik Indonesia. Kami
sangat menyambut baik kegiatan seminar ini karena dapat dijadikan sarana bagi
para peneliti dari Indonesia Timur, khususnya para guru dan peneliti dari
kabupaten Raja Ampat untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka agar dapat
diketahui oleh masyarakat ilmiah maupun umum. Publikasi ilmiah ini juga
merupakan sarana bagi para peneliti dan mahasiswa untuk berbagi informasi
ilmiah seputar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang
biologi.
Kegiatan seminar yang telah dilaksanakan oleh Program Studi Magister
Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara berkala dan diikuti
dengan publikasi yang memuat hasil penelitian para mahasiswa kiranya dapat
memajukan penelitian di bidang biologi. Khususnya seminar kali ini akan
memaparkan hasil penelitian tentang flora dan fauna khas Raja Ampat. Penelitian
tentang flora dan fauna Raja Ampat dirasa masih sangat terbatas, sehingga
diharapkan dari hasil seminar ini dapat menambah pengetahuan kita tentang
kekayaan laut dan darat dari Raja Ampat. Hasil penelitian semoga dapat segera
diterapkan kepada masyarakat sehingga mereka dapat memperoleh manfaat
secara langsung.
Semoga buku prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi segenap
akademisi, peneliti, maupun masyarakat secara luas.
Terimakasih.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat saya,
Dr. rer. Nat. AB Susanto, M.Sc.
Koordinator Beasiswa Unggulan BPKLN KEMDIKBUD
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
iv
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
PENGANTAR
KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN RAJA AMPAT
Salam sejahtera,
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan karuniaNya, Seminar Nasional bertajuk Raja Ampat and Future of Humanity
(As a World Heritage) dapat terlaksana pada saat ini di Kota Waisai, Kabupaten
Raja Ampat.
Seminar ini kami rasa sangat penting bagi Raja Ampat karena sebagian
topiknya adalah merupakan hasil penelitian tentang kekayaan flora dan fauna yang
khas dari Raja Ampat, dan lebih dari itu, yang menyajikan hasil penelitian dalam
seminar ini sebagian besar adalah tenaga pengajar/guru Kabupaten Raja Ampat
yang menempuh pendidikan Magister Biologi di Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW), Salatiga.
Kami berterima kasih kepada Bapak Bupati Kabupaten Raja Ampat yang telah
memungkinkan kami mengirimkan 22 tenaga pengajar dari SMP dan SMA Raja
Ampat untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Magister Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga.
Ucapan terimakasih kami sampaikan pula kepada Program Beasiswa
Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) Republik Indonesia, yang telah
memberikan beasiswa kepada para mahasiswa Program Studi Magister Biologi –
UKSW dari Raja Ampat tersebut.
Kepada Bapak Rektor UKSW, Direktur Program Pasca Sarjana, dan Program
Studi Magister Biologi, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
karena telah memungkinkan para guru kami dari Kabupaten Raja Ampat
mendapat kesempatan menimba ilmu di UKSW. Para guru kami diharapkan
sekembalinya dari UKSW Salatiga dapat meningkatkan pembelajaran tentang
biologi bagi para anak didik dan meningkatkan minat penelitian di Raja Ampat.
Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
Kiranya Tuhan memberkati.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat kami,
Martha M. Sanadi, S.Pd.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
v
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
PENGANTAR
KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
Salam sejahtera,
Seminar merupakan salah satu kegiatan ilmiah rutin dan merupakan bagian
dari proses penilaian studi para mahasiswa Program Studi Magister Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang diselenggarakan setiap tahun.
Seminar merupakan bagian dari tradisi ilmiah di Program Studi Magister Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Tujuan seminar adalah adalah untuk mengungkap potensi sumber daya alam
melalui publikasi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan guna terkait
ekosistem serta spesies flora dan fauna endemik, dilihat dari segi bioteknologi,
konservasi, ekologi, sosiologi, dan pariwisata di Raja Ampat.
Seminar dapat dilaksanakan berkat kerjasama yang sangat baik antara
Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat, Dinas Pendidikan Kabupaten Raja
Ampat, Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
(BPKLN) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, serta
Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana.
Dalam sidang pleno, hadir sebagai pembicara utama adalah para pakar di
dalam bidangnya, di antaranya Dr. Jubhar C. Mangimbulude, M.Sc. (Kaprodi
Program Studi Magister Biologi UKSW), Dr. rer.nat. A. B. Susanto, M.Sc.
(Koordinator Beasiswa Unggulan BPKLN KEMDIKBUD & Fakultas Perikanan dan
Kelautan, UNDIP – Semarang), Ir. Ferry F. Karwur, M.Sc., Ph.D. (Dekan FIK UKSW),
Bapak Kliff Marlessy (Project Director of the Local Marine Management Area), TNC,
WWF, IC, dan Drs. Soenarto Notosoedarmo (Pakar Biologi dan Lingkungan Hidup –
Magister Biologi UKSW).
Seminar dilaksanakan selama dua hari, pada hari pertama merupakan sidang
pleno, sedangkan pada hari ke dua diisi dengan sidang paralel dengan pemakalah
dari mahasiswa Program Studi Magister Biologi yang berasal dari Raja Ampat dan
pemakalah lainnya. Selain itu ada beberapa poster yang dipamerkan dalam
seminar, yang merupakan hasil penelitian dari para mahasiswa Program Studi
Magister Biologi UKSW yang berasal dari Raja Ampat. Semua hasil penelitian
tersebut tersusun dalam bentuk Prosiding sebagai bentuk dokumentasi ilmiah.
Sejalan dengan Seminar International on Marine Biodiversity of Raja Ampat
pada tanggal 16 – 17 Juni 2014, harapan dari Staf Ahli Mentri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat bidang Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim akan adanya
kelompok kerja yang menggagas seminar ikutan, maka pada saat ini Program Studi
Magister Biologi UKSW telah siap dengan gagasan tersebut yaitu melaksanakan
seminar tentang Raja Ampat and Future of Humanity (As a World Heritage) .
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Bupati Kabupaten Raja
Ampat, Ibu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat, Bapak Rektor UKSW,
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
vi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
(BPKLN) – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) Republik
Indonesia, staf dan para peneliti dari NGO (TNC, WWF, dan CI), serta seluruh
anggota panitia baik yang dari Raja Ampat maupun yang dari Salatiga.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat Saya,
Dr. Ir. Martanto Martosupono
Ketua Panitia
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
vii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
DAFTAR ISI
Susunan Panitia ……………………………………………………...……..…………………….…………...
Kata Pengantar .…………………………………………………….…………..……...………………………
Pengantar Ketua Program Studi Magister Biologi Universitas Kristen Satya
Wacana ……………………………………………………………………………………………………………..
Pengantar Koordinator Beasiswa Unggulan – Biro Perencanaan & Kerjasama Luar
Negeri (BPKLN), Kementrian Pendidikan & Kebudayaan (KEMDIKBUD) RI ………..
Pengantar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat …………………….…….…...
Pengantar Ketua Panitia Seminar Nasional Raja Ampat ……………………………………….
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
A – KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
P R O G R A M
Eksistensi Sasi dalam Pelaksanaan Konservasi di Kabupaten Raja
Ampat
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude ……………………..
Konservasi Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus: Sasi di Kabupaten
Raja Ampat)
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude …………………...
Peran Sasi dalam Melindungi Sumberdaya Teripang di Kampung
Folley, Kabupaten Raja Ampat
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude …………………...
Keanekaragaman Spesies Ikan di Perairan Pulau Jefman, Distrik
Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo ……………………….
Kelimpahan dan Keanekaragaman Bulu Babi di Pulau Saonek,
Kabupaten Raja Ampat
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude ………..
Manajemen Pengelolaan Sampah di Pasar Waisai, Kabupaten Raja
Ampat
Peter A. M. Komboy, Karina B. Lewerissa, dan Jubhar C. Mangimbulude ………
Penanganan Sampah Kota Secara Terpadu
Peter A. M. Komboy, Karina B. Lewerissa, dan Jubhar C. Mangimbulude ………
Peranan Lamun di Ekosistem Laut
Rostini, Jubhar C. Mangimbulude, Soenarto Notosoedarmo, dan Suryasatria
Trihandaru ……………………………………………………………………………………………..
Populasi dan Keanekaragaman Gastropoda pada Zona Intertidal
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa ………
Terumbu Karang dan Peran Bulu Babi
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude …….…..
Studi Tentang Struktur Komunitas Ikan pada Terumbu Karang
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo ……………………….
Kelimpahan dan Struktur Panjang Berat Ikan Baronang Siganus
canaliculatus di Perairan Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara,
Kabupaten Raja Ampat
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo ……………………….
Keanekaragaman Jenis Teripang di Kampung Fafanlap dan Gamta,
Distrik Misool, Kabupaten Raja Ampat
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………….
Komposisi Flora Mangrove di Pantai Sungai Gamta, Distrik Misool
Barat, Kabupaten Raja Ampat
Abdul Manaf Wihel, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono ...….
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A-1
A-9
A - 19
A - 26
A - 35
A - 42
A - 55
A - 63
A - 68
A - 73
A - 82
A - 89
A - 97
A - 106
viii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya di Hutan
Mangrove
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude ………………...
Manfaat Serasah Daun Rhizophora mucronata di Hutan Mangrove
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude ………………...
Komposisi Vegetasi Mangrove di Pesisir Pantai Kota Waisai,
Kabupaten Raja Ampat
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude ………………...
Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda di Ekosistem Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono …….
Distribusi Gastropoda di Ekosistem Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono …….
Aspek Biologi Geloina erosa di Hutan Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono …….
Keanekaragaman Jenis, Struktur Morfologi dan Struktur Populasi
Lobster (Panulirus spp.) di Perairan Misool, Kabupaten Raja Ampat
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru ……………………………………………………………………………..
Aspek Bioekologi Lobster (Panulirus spp.) sebagai Komoditas
Ekonomi Penting
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru ……………………………………………………………………………..
Studi Indentifikasi Rumput Laut di Pulau Fafanlap, Kabupaten Raja
Ampat
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur …………………………………...
Keanekaragaman Jenis Rumput Laut di Indonesia
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur …………………………………...
A - 119
A - 126
A - 133
A - 146
A - 151
A - 159
A - 167
A - 178
A - 189
A - 207
B – KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
P R O G R A M
Pengobatan Penyakit Malaria dengan Menggunakan Beberapa Jenis
Tumbuhan Nabati di Kabupaten Raja Ampat
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude …………………………………………………………………………………………
Manfaat Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) sebagai Obat Tradisional
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude …………………………………………………………………………………………
Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional Masyarakat
Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude …………………………………………………………………………………………
Peranan Hutan Mangrove dalam Melindungi Ekosistem Pantai
Abdul Manaf Wihel, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono …..
Peranan Ekosistem Mangrove dalam Mengurangi Dampak Pemanasan
Global (Global Warming)
Abdul Manaf Wihel, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono ……
Kandungan Gizi Gonad Bulu Babi
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude …………
Potensi Teripang untuk Pengobatan
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………….
Studi Populasi Makroinvertebrata Bentik yang Bernilai Ekonomis di
Hutan Mangrove Muara Sungai Gamta, Distrik Misool Barat,
Kabupaten Raja Ampat
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono ……..
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
B–1
B–9
B – 14
B – 25
B – 32
B – 39
B - 45
B - 53
ix
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
C – KAJIAN (BIO) TEKNOLOGI & BUDIDAYA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengaruh Ukuran Bibit Awal Terhadap Budidaya Rumput Laut
(Kappaphycus alvarezzi) Di Kampung Arar, Distrik Mayamuk,
Kabupaten Sorong.
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………...…
Faktor-Faktor Teknik yang Mempengaruhi Keberhasilan Budidaya
Rumput Laut Kappaphycus alvarezii
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………...…
Kesesuaian Perairan Pantai di Kampung Lilinta, Distrik Misool Barat,
Kabupaten Raja Ampat untuk Budidaya Rumput Laut Kappaphycus
alvarezii dengan Metode Rawai
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun ………………………………………………………………………………………………...
Peluang Budidaya Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Perairan Raja
Ampat
Rostini, Jubhar C. Mangimbulude, Soenarto Notosoedarmo, dan Suryasatria
Trihandaru ……………………………………………………………………………………………...
Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dan Uji Farmakologi Pada Conus sp.
di Pesisir Pantai Waisai, Kabupaten Raja Ampat
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa ……….
Potensi Senyawa Antibakteri pada Conus sp.
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa ……….
Uji Aktivitas Antibakteri dan Analisis Senyawa Kimia pada Teripang
Pasir Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………….
Pengaruh Penurunan Suhu Bertahap Terhadap Aktivitas dan Sintasan
Lobster Bambu (Panulirus versicolor) Selama Penyimpanan Sistem
Kering
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru …………………………………………………………………………...
Senyawa Bioaktif pada Rumput Laut Merah (Rhodophyta)
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur ……………………………………
C-1
C-7
C - 16
C - 24
C - 30
C - 38
C - 44
C - 52
C - 61
D – KAJIAN UMUM
1.
2.
3.
P R O G R A M
Pengurangan Amonium Air Lindi Melalui Proses Nitrifikasi dan
Anammox di TPA Ngronggo, Salatiga
Peter A. M. Komboy, Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, dan Jubhar C.
Mangimbulude ………………………………………………………………………………………...
Pengurangan Amonium dan COD dari Lindi TPA Secara Simultan
Menggunakan Kombinasi Kultur Alga-Bakteri
Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, Karina B. Lewerissa, Jubhar C.
Mangimbulude ……………………………………...............................................................................
Bahaya Lindi bagi Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang
Tidak Memiliki IPL (Instalasi Pengolahan Lindi)
Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, Karina B. Lewerissa, Jubhar C.
Mangimbulude ……………………………………...............................................................................
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
D-1
D-8
D - 16
x
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
KEANEKARAGAMAN SPESIES IKAN DI PERAIRAN PULAU
JEFMAN, DISTRIK SALAWATI UTARA, KABUPATEN RAJA AMPAT
Larsuida Saragih1*, Jacob L. A. Uktolseja1,2, Budhi Prasetyo1,3
1Program
Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro No. 52 – 60, Salatiga 50711
Telp.: +62 (0)298-321212, Fax.: +62 (0)298-321443
3Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Kartini No. 11A, Salatiga 50711
*E-mail:[email protected]
2Fakultas
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei hingga September 2013. Tujuan penelitian dilakukan untuk
mengetahui keanekaragaman spesies ikan di perairan pulau Jefman Distrik Salawati Utara Kabupaten
Raja Ampat. Data yang digunakan yaitu data komunitas ikan. Alat tangkap yang dipakai untuk
pengambilan sampling adalah sero (jaring pantai). Selama pengambilan data di peroleh 26 famili, 39
spesies dan 591 individu. Pada stasiun A diperoleh 32 spesies dengan 276 individu sedangkan pada
stasiun B diperoleh 33 spesies dengan 315 individu. Selama pengamatan, spesies Siganus canaliculatus
merupakan individu yang paling banyak di tangkap yaitu 121 individu pada stasiun A dan 150 individu
pada stasiun B. Berdasarkan indeks keanekaragaman (’ pada stasiun A kategori tinggi yaitu ,
dan
di stasiun B kategori sedang yaitu 2,42, nilai indeks keseragaman (E) pada stasiun A kategori tinggi
yaitu 0,75 sedangkan di stasiun B kategori rendah 0,71 dan nilai indeks dominansi (C) di 2 stasiun
kategori rendah yaitu 0,28 di stasiun A dan 0,32 di stasiun B.
Kata kunci: keanekaragaman, ikan, perairan, pulau Jefman
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Raja Ampat merupakan daerah kepulauan, yang terdiri dari empat pulau
besar dan banyak pulau kecil. Pulau yang besar yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau
Salawati dan Pulau Batanta. Menurut data-data yang pernah dikumpulkan, Raja Ampat
terdiri dari 610 pulau. Luas wilayah 46.108 km2 terdiri dari sebagian besar luas laut 40.108
km2 dan luas daratan 6000 km2, mencakup 10 kecamatan 88 desa (Handayani & Gunaisah,
2011).
Salah satu pulau di Raja Ampat adalah Pulau Jefman yang termasuk pulau kecil yang
berada di Distrik Salawati Utara. Pulau Jefman pernah digunakan sebagai bandar udara
pada jaman penjajahan Belanda hingga Februari 2005. Kemudian, bandar udara
dipindahkan ke kota Sorong akhir Februari 2005. Setelah bandar udara pindah ke kota
Sorong, menurut pengamatan di lapangan, pekerjaan utama masyarakat Pulau Jefman
beralih dari pedagang, buruh angkat barang, pegawai swasta menjadi menangkap ikan
(nelayan). Untuk menangkap ikan para nelayan biasanya menggunakan pancing, jaring, dan
sero (jaring pantai).
Keanekaragaman spesies ikan mempunyai peranan penting baik pada ekosistem
lingkungan maupun manfaatnya untuk kepentingan kebutuhan masyarakat. Ikan karang
dapat dikelompokkan berdasarkan manfaat dan aspek ekologinya menjadi tiga yakni ikan
target, ikan indikator dan ikan mayor. Ikan target adalah kelompok jenis-jenis ikan yang
dapat dikonsumsi dan biasa merupakan target buruan para nelayan. Ikan indikator adalah
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 26
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
jenis-jenis ikan yang memiliki kehidupan asosiasi yang kuat dengan habitat karang. Ikan
mayor adalah ikan yang berfungsi sebagai suplai makanan bagi ikan pemangsa (karnivora)
(Allen & Adrim, 2003).
Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang masih tergantung pada penangkapan dari
alam yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan penangkapan lebih (overfishing)
dapat membawa dampak terhadap keanekaragaman spesies ikan, baik dalam hal
penurunan kelimpahan spesies ikan, maupun kepunahan spesies ikan tertentu (Mayunar,
1996). Oleh sebab itu, perlu dilakukan pelestarian keanekaragaman spesies ikan dengan
cara mengurangi penangkapan yang ketergantungan pada alam dan mengembangkan usaha
budidaya (Dwipoggo, 1993 dalam Mayunar, 1996).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies
ikan di Perairan Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi
Papua Barat.
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei ̶ September
di Perairan Pulau Jefman,
Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat dengan menggunakan 2 stasiun yaitu stasiun
A terletak di sebelah Selatan Pulau Jefman berada di perairan Pulau Jefmanberdekatan
dengan pemukiman penduduk, dan stasiun B di sebelah Barat dan Barat Daya berada
disekitar perairan Pulau Jefman dan Rumbabo (Gambar 1). Dasar perairan kedua stasiun,
pasir bercampur lumpur dan terdapat karang mati. Pada stasiun A terdapat padang lamun
yang berasosiasi dengan terumbu karang, pada stasiun B yang mendominasi yaitu padang
lamun. Stasiun A dan B mempunyai perbedaan dalam hal kedalaman perairan, yang mana
stasiun B lebih dangkal dibandingkan stasiun A. Ketika terjadi surut terendah stasiun B
mengalami kekeringan, tetapi pada stasiun A tidak mengalami kekeringan.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu baskom untuk mengambil sampel
ikan, timbangandengan ketelitian 1 gram, dan mistar dengan ketelitian 0,1 cm. Alat tangkap
yang digunakan selama penelitian adalah sero (jaring pantai).
Metoda
Sampling ikan dilakukan tujuh kali di tiap-tiap stasiun sesuai dengan waktu tangkap
nelayan setempat.Ketika nelayan pulang dari penangkapan ikan, di tempat penampungan
diambil sampel dengan menggunakan baskom sebelum ikan dipisah-pisah sesuai dengan
jenisnya (sampling seraca acak). Kemudian nama-nama ikan diidentifikasi dengan
menggunakan buku karangan (Saanin,1984; Saanin, 1995; Peristiwady, 2006; Kuntoco &
Wiharto, 2009; Allen & Erdmann, 2012). Hasil Identifikasi dari buku disesuaikan kembali
dengan menggunakan identifikasi internet (Anonim, 2013).
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 27
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
Gambar 1. Peta lokasi penelitian di perairan pulau Jefman dengan stasiun A dan stasiun B
Analisis Data
Komposisi Jenis (P)
Kekayaan jenis ikan dalam setiap lokasi pengamatan dinyatakan dengan melihat
komposisi jenisnya melalui rumus (Odum, 1996)
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 28
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
P=
�
x 100% .....................................................................................................................................................…. (1)
�
Keterangan:
P
= Komposisi jenis (%)
Ni = Jumlah individu tiap jenis
N = Jumlah individu seluruh jenis
)ndeks Keanekaragaman (’
Untuk memperoleh gambaran mengenai struktur komunitas ikan di Pulau Jefman,
data hasil inventarisasi ikan diolah dengan rumus indeks keragaman, indeks keseragaman,
indeks dominansi Simpson. Rumus ketiga indeks tersebut menurut Krebs (1978) adalah:
n
(’ = −∑ (pi) ( log2 pi ) ......................................................................................................................................... (2)
i=1
Keterangan:
(’ = Indeks keragaman Shannon-Wienner
S
= Jumlah spesies
pi = Perbandingan antara jumlah individu spesies jenis ke-i dengan jumlah total
individu (ni/N)
Kriteria penilaian berdasarkan keanekaragaman jenis adalah:
(’ > keanekaragaman tinggi;
1≤ (’ ≤3 keanekaragaman sedang;
(’ < keanekaragaman rendah.
Indeks keseragaman (E)
Adapun persamaan indeks keragaman (E)menurut Krebs (1978)adalah:
E =
�′
� ��
................................................................................................................................................................... (3)
Keterangan:
E
= Indeks keseragaman
(’
= Indeks keseragaman Shannon-Wiener
Hmax = Indeks keseragaman Shannon-Wiener maksimum yang diperoleh dengan
menggunakan rumus = log2s, dimana s adalah jumlah spesies dalam komunitas.
Kriteria nilai indeks keseragamanan berkisar antara 0-1. Kriteria nilai indeks keseragaman
sebagai berikut:
E = 1, artinya kemerataan antara antara spesies relatif merata atau jumlah individu
masing-masing spesies relatif sama.
E = 0, artinya kemerataan antara spesies rendah, artinya kekayaan individu yang
dimiliki masing-masing spesies sangat jauh berbeda.
Indeks Dominansi Jenis (C)
Indeks Simpson dapat digunakan untuk mengetahui terjadi dominansi jenis tertentu
di perairan. Adapun persamaannya menurut Krebs (1978) adalah:
s
C = ∑(pi)2 .................................................................................................................................................................. (4)
i=1
Keterangan:
C = Indeks dominansi jenis
s
= Jumlah spesies
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 29
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
pi
=
Perbandingan antara jumlah individu spesies jenis ke-i dengan jumlah total
individu (ni/N)
Nilai indeks dominansi antara 0 – 1, kriteria indeks dominansi adalah sebagai berikut:
C = 1, menyatakan dominansi tinggi, artinya terdapat spesies yang mendominansi jenis
spesies yang lainnya atau struktur komunitas labil, karena terjadi tekanan ekologis.
C = 0, menyatakan dominansi rendah, artinya tidak terdapat spesies yang mendominasi
spesies lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan stabil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari bulan Meihingga September 2013 di
perairan Pulau Jefman Kabupaten Raja Ampat, menemukan sebanyak 26 famili dan 39
spesies yang didominasi oleh famili Serranidae. Hasil penelitian ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan penelitian Winardi &Manuputty (2007) yaitu di perairan Raja Ampat
ditemukan 29 famili, 147 spesies yang didominasi oleh famili Pomacentridae. Selanjutnya
menurut Marasabessy (2010), di perairan Biak Timur Provinsi Papua ditemukan 32 famili
dan 223 spesies didominasi oleh Pomacentridae. Hal yang menyebabkan perbedaan hasil
temuan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Winardi &Manuputty (2007);
Marasabessy (2010) karena perbedaan kondisi habitat. Di daerah penelitian, dasar perairan
berupa pasir bercampur lumpur, ditemukan padang lamun dalam kondisi baik dan terumbu
karang kondisi kategori sedang. Di daerah penelitian Winardi & Manuputty (2007) kondisi
karang kategori jelek (buruk), sedangkan didaerah penelitian Marasabessy (2010) kondisi
karang kategori baik. Menurut Bell & Galzin (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur komunitas dan kelimpahan ikan antara lain kondisi karang hidup dan perbedaan
zona habitat.
Komposisi famili ikan yang diperoleh adalah Serranidae 4 spesies (10,25%),
Carangidae, Lutjanidae, Siganidae masing-masing sebanyak 3 spesies (7,69%),
Chaetodontidae, Holocentridae, Scaridae, Sphyraenidae masing-masing 2 spesies (5,12%),
Belonidae, Caesionidae, Diodontidae, Ephippidae, Gerreidae, Haemulidae, Hemiramphidae,
Labridae, Latidae, Leiognathidae, Lethirinidae, Mugilidae, Mullidae, Nemipteridae,
Pomacentridae, Stromateidae, Terapontidae dan Zanclidae masing-masing 1 spesies
(2,56%). Menurut Dartnall & Jones (1986) dalamRembet et al. (2011) kelompok ikan target
antara lain: Serranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae, Mullidae,
Siganidae, Labridae, dan Haemulidae. Hasil penelitian ini sebagian besar digolongkan pada
ikan target karena pada umumnya para nelayan hanya mengambil ikan ekonomis penting
atau ikan konsumsi.
Total jumlah ikan yang tertangkap selama pengamatan pada kedua stasiun yaitu 591
individu (Tabel 1). Komposisi individu ikan pada stasiun A dengan jumlah total sebanyak
276 individu (46,70%) dan di stasiun B dengan jumlah total sebanyak 315 individu
(53,29%). Spesies yang mempunyai kelimpahan individu tertinggi pada kedua stasiun
adalah ikan baronang (Siganus canaliculatus) yaitu 121 individu (20,47%) pada stasiun A
dan 150 individu (25,54%) pada stasiun B.
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 30
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
Tabel 1. Jumlah dan spesies ikan di Perairan Pulau Yefman Raja Ampat
No.
Nama
Famili
Daerah
Indonesia
1.
Belonidae
Lontjong
Cendro muara
2.
Caesionidae
Ekor kuning
Lalosi
3.
Carangidae
4.
5.
6.
Chaetodontidae
7.
Bobara
Kuwe
Selar kuning, Oci
Talang-talang
Selar kuning
Talang-talang
kambe-kambe
Kepe-kepe
Kepe-kepe sumpit
8.
Diodontidae
Buntel duren
9.
10.
Ephippidae
Gerreidae
Gebel
Daun bulu
Kepe-kepe
Ikan durian
(Poro bibi)
Platak
Kapasan
11.
Haemulidae
Radja bau
Bibir manis
12.
Hemiramphidae
Holocentridae
Julung-julung
Mata bulan, mata
gora
Mata bulan, mata
gora
Julung-julung
13.
Kakatua coklat
Kakatua coklat
14.
15.
Labridae
Mata bulan
Mata bulan
16.
Latidae
Mata kucing
Mata kucing
17.
18.
Leiognathidae
Lethirinidae
Petek kuning
Lincam, matahari
Petek
Lencam
19.
Lutjanidae
20.
21.
Gorara
Gorara
Kakap garis
Kakap garis
Gorara
Kakap kuning
22.
23.
Mugilidae
Mullidae
Bandeng laut
Biji nangka
Bulana
Ikan kumis
24.
Nemipteridae
Namsor
Namsor
25.
Pomacentridae
Betok laut
26.
Scaridae
27.
28.
Serranidae
29.
30.
Siganidae
Geropa Ladah
Kerapu lumpur
Kerapu muara
Kerapu balong
Kerapu tutul
Beronang kuning
Beronang
kuning
Beronang
(samandar)
papan
Beronang lada,
samandar
33.
34.
P R O G R A M
Geropa Ladah,
kerapu ladah
Kerapu lumpur
Kerapu muara
31.
32.
Kakatua
Kakatua rumput
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
Ikan Zebra
(baju kaos)
Kakatua
Kakatua
rumput
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
Ilmiah
Tylosurus acus
melanotus
Caesio teres
Carangoides
oblongus
Selaroides leptolepis
Scomberoides tol
Perachaetodon
ocellatus
Chelmon rostratus
Jumlah
Individu
St A
St B
4
1
3
4
3
2
1
4
6
4
2
2
5
4
Diodon liturosus
3
2
Platax teira
Gerres oblongus
Plectorhinchus
gaterinus
Hemiramphus far
Sargocentron
cornutum
1
4
1
20
3
3
0
8
4
0
Myripristis berndti
19
14
2
8
5
1
0
8
1
19
6
10
6
5
1
0
0
3
1
3
23
14
Abudefduf vaigiensis
6
0
Scarus ghobban
Leptoscarus
vaigiensis
Plectropomus
maculatus
Epinephelus ongus
Epinephelus
fuscoguttatus
Anyperodon
leucogrammicus
19
9
1
2
0
1
0
3
Choerodon
anchorago
Psammoperca
waigiensis
Leiognathus equulus
Lethrinus ornatus
Lutjanus
carponotatus
Lutjanus ehrenbergii
Lutjanus
quinquelineatus
Oedalechilus labiosus
Parupeneus forsskali
Pentapodus
trivittatus
1
1
6
1
Siganus doliantus
7
6
Beronang
papan
Siganus lineatus
0
1
Beronang lada
Siganus
canaliculatus
121
150
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 31
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
Tabel 1. Jumlah dan spesies ikan di Perairan Pulau Yefman Raja Ampat (Lanjutan)
Nama
No.
Famili
35.
36
Sphyraenidae
Daerah
Langsar
Senuk
37
Stromateidae
Bawal putih
38
Terapontidae
39
Zanclidae
Indonesia
Barakuda
Senuk
Bawal
putih
Terapon, kerongkerong
Gajam, ikan bendera
Ilmiah
Sphyraena jello
Sphyraena forsteri
Pampus chinensis
Pelates
quadrilineatus
Zanclus cornutus
Jumlah Total
Terapon
ikan layang
Jumlah
Individu
St A
St B
2
0
1
0
0
2
1
6
1
276
0
315
Gambar 2. Histogram jumlah spesies ikan tiap famili yang terdapat disetiap stasiun
penelitian.
Perolehan hasil analisis keanekaragaman ikan di pulau Jefman adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Indeks keanekaragaman ikan di perairan Pulau Jefman
Parameter
Indeks keanekaragaman (’
Stasiun A
2,6141
Stasiun B
2,4164
Indeks keseragaman (E)
0,7474
0,7075
Ideks dominansi (C)
0,2827
0,3157
Jumlah spesies (S)
32
33
Jumlah Individu(N)
276
315
Dari hasil analisis (Tabel 2), terlihat indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (’
berkisar 2,4164–2,6141 termasuk kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,5152.Nilai ini
menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman (’ untuk kedua stasiun termasuk kategori
sedang. Hal ini disebabkan kondisi perairan stasiun A dan B mempunyai karakteristik
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 32
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
perairan yang tidak jauh berbeda dan jarak antara kedua stasiun berdekatan. Nilai (’
penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikasari (2006) di
perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu indeks keanekaragaman (’ rata-rata 2,37
termasuk kategori sedang, sedangkan dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Winardi &Manuputty (2007) di perairan Raja Ampat dengan indeks rata-rata 3,18
termasuk kategori tinggi, hasil penelitian ini lebih rendah. Perbedaan ini diduga adanya
tekanan terhadap komunitas baik dari lingkungan maupun aktifitas manusia (Setiawan et al.
. Menurut Odum
bahwa semakin besar nilai indeks keanekaragaman (’
menunjukkan bahwa komunitas semakin beragam dan terdapat variasi jumlah spesies
dalam suatu habitat.
Nilai indeks keseragaman (E) berkisar 0,7075 – 0,7474 dengan rata-rata 0,7274
termasuk kategori tinggi. Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ikasari (2006) dengan indeks keseragaman rata-rata 0,73 masuk
kategori tinggi. Fachrul (2012) menyebutkan bahwa bila nilai indeks keseragaman
mendekati 1 berarti komunitas relatif merata. Indeks keseragaman menggambarkan ukuran
jumlah individu antara spesies dalam suatu komunitas ikan. Semakin merata individu dalam
suatu komunitas maka keseimbangan ekosistem semakin meningkat.
Nilai indeks dominansi jenis (C) penelitian ini berkisar 0,2827 – 0,3157 kategori
rendah dengan rata-rata 0,2992 kategori rendah. Hasil penelitian ini hampir sama dengan
hasil penelitian yang dilakukan olah Ikasari (2006) dengan nilai indeks dominansi rata-rata
0,27 kategori rendah. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Winardi & Manuputty (2007) dengan indeks dominansi ratarata 0,81 kategori tinggi. Kriteria indeks Simpson dalam Krebs (1978) menjelaskan bahwa
apabila dominansi rendah berarti tidak terdapat spesies yang mendominasi spesies lainnya
berarti komunitas dalam keadaan stabil. Sebaliknya apabila dominansi tinggi, artinya
terdapat spesies yang mendominansi jenis spesies yang lainnya atau struktur komunitas
labil, karena terjadi tekanan ekologis.
KESIMPULAN
Selama penelitian dilakukan ditemukan 26 famili ikan, 39 spesies dan 591 individu.
Pada kedua stasiun yang paling banyak tertangkap adalah baronang lada (Siganus
canaliculatus sebanyak
individu atau , %. )ndeks keanekaragaman (’ di stasiun
Ayaitu 2,6141 kategori sedang, dan di stasiun B yaitu2,4164 kategori sedang, rata-rata
indeks keanekaragaman (’ pada kedua stasiun ,
kategori sedang. )ndeks
keseragaman (E) di stasiun A yaitu0,7474 kategori tinggi, dan di stasiun B yaitu 0,7075
kategori tinggi. Indeks dominansi pada kedua stasiun sama-sama rendah yaitu 0,2827 pada
stasiun A dan 0,3157 pada stasiun B.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Program Beasiswa Unggulan DIKTI – Biro
Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri (BPKLN), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, yang telah memberikan beasiswa melalui Program Studi Magister
Biologi, Universitas Satya Wacana, Salatiga.
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 33
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
DAFTAR PUSTAKA
Allen, G. R. & Adrim, M. 2003. Review article: Coral Reef Fishes of Indonesia. Zoologi Studies, 42: 172.
Allen, G. R.& Erdmann, M.V. 2012. Reef Fisher of the East Indies. Vol. I, II & III. Honolulu: University of
(awai’i Press
Anonim. 2013. FishBase.http://www.fishbase.org/search.php. Diakses tanggal 14 November 2013,
pukul 19.15 WIB.
Bell, J. D. & Galzin, R. 1984. Influences of Live Coral Cover on a Coral Reef Fish Communities.Marine
Ecology - Progress Series 15: 265-274.
Fachrul, M.F., 2012. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani & Gunaisah, E. 2011. Kajian Perempuan Pesisir dalam Mendukung Konservasi Sumber
Daya
Pesisir
di
Kabupaten
Raja
Ampat.
Akademi
Perikanan
Sorong.
http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/495. Diakses. 13 Nopember 2013. Pukul 15.31
WIB.
Ikasari, N. 2006. Analisis Kesukaan Habitat Beberapa Spesies Ikan Karang Di Pulau-Pulau Sekitar
Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Program Studi Ilmu
dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Krebs, C. J. 1978. Ecologythe Experimental Analysis of Distributian and Abudance.New York:
Herper &Row Publisher.
Kuntoro, B. E.& Wiharto, F. E. A. 2009. Ensiklopedia Populer, Ikan Air Laut. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Marasabessy, M. D. 2010. Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Pesisir Biak Timur,
Papua. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia36: 63-84.
Mayunar. 1996. Jenis-Jenis Ikan Karang Ekonomi Penting sebagai Komo
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY
(AS A WORLD HERITAGE)
Dilaksanakan Tanggal 12 – 13 Agustus 2014
di Gedung Pari, Waisai
Kabupaten Raja Ampat – Papua Barat
Bekerjasama dengan Program Beasiswa Unggulan
Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN),
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia
&
Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat
Program Studi Magister Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2014
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
RAJA AMPAT AND FUTURE OF HUMANITY
(AS A WORLD HERITAGE)
TIM EDITOR
Jubhar Christian Mangimbulude
Martanto Martosupono
Dhanang Puspita
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho
DESAIN SAMPUL
Dhanang Puspita
PENATA LETAK
Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho
ISBN No. 978-979-1098-52-21
Dilarang keras menjiplak, mengutip, bahkan mencetak ulang sebagian
atau seluruh isi buku ini serta memperjual belikan tanpa ijin tertulis.
© HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG
PENERBIT
Program Studi Magister Biologi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia
Tel.: +62 (0) 298 321212, Fax: +62 (0) 298 321433
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
SUSUNAN PANITIA
SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
Pelindung
:
Penanggung Jawab
:
Ketua Panitia
Sekretaris
:
:
Bendahara
:
Sie. Humas
:
Sie.
Kesekretariatan
:
Sie. Dekorasi
Sie. Acara
:
:
Sie. Akomodasi
:
Sie. Transportasi
:
Sie. Publikasi
:
Sie. Dokumentasi
:
Sie. Perlengkapan
:
Sie. Konsumsi
:
1.
2.
1.
2.
Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D. (Rektor UKSW)
Drs. Marcus Wanma, M.Si. (Bupati Kabupaten Raja Ampat)
Jubhar C. Mangimbulude, Ph.D. (Kaprodi MB UKSW)
Martha M. Sanadi, S.Pd. (Kepala Dinas Pendidikan Raja
Ampat)
Dr. Ir. Martanto Martosupono2
1. Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, M.Si.2
2. (Pemerintah Daerah Raja Ampat)
1. Anastasia Natalia Kurniasari, S.Si.2
2. Siti Masitoh Bugis, S.E.1
1. Yulindra Margaretha Numberi, M.Si.2
2. Thomas Omkarsba, S.Pd.1
3. Rachel Fitria Lay, S.Si.4
1. Tamrin Rumai, S.Pd.3
2. Christina Manuputty, S.Si.4
3. Federika Kondororik, S.Si.4
Mahasiswa MB Raja Ampat
1. Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho, M.Si.2
2. Dhanang Puspita, M.Si.2
3. Abdul Manaf Wihel, S.Pd.3
4. Frans Herman, M.Dev.1
5. Martina Bonsapia, S.Pd.3 (khusus field trip – optional)
6. Peter Komboy, S.Si.3 (khusus field trip – optional)
1. Drs. Iskandar Usman3
2. Mariani Sirinding, S.Pd.3
3. (Pemerintah Daerah Raja Ampat)
1. Rein Mayor1
2. Rahman Rumlus, S.Pd.3
3. Bustam Umsapyat, S.Pd.3
1. Dhanang Puspita, M.Si.2
2. Ismiati Masithoh, S.Pd.3
1. Dhanang Puspita, M.Si.2
2. Kuwati, S.Pd.3
1. Tamrin Rumai, S.Pd.3
2. (Pemerintah Daerah Raja Ampat)
Mahasiswa MB Raja Ampat
Keterangan:
1Pemerintah Kabupaten Raja Ampat
2Magister Biologi UKSW
3Mahasiswa Magister Biologi UKSW dari Kabupaten Raja Ampat
4Mahasiswa Magister Biologi UKSW
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
i
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
berkat dan karuniaNya, kami panitia Seminar Nasional Raja Ampat dari Program
Studi Magister Biologi dan Tim Editor dapat menyelesaikan penyusunan buku
Prosiding Seminar Nasional Raja Ampat dengan tema, Raja Ampat and Future of
Humanity (As a World Heritage) .
Penyusunan Prosiding Seminar Nasional ini membutuhkan waktu yang relatif
cepat karena sebagian besar para narasumber telah jauh-jauh hari melakukan
penelitian dan menulis hasil penelitian. Kami selaku Tim Editor berupaya keras
dalam proses editing supaya dapat tersaji di hadapan pembaca dengan baik dan
sesuai dengan kaidah ilmiah. Panitia seminar telah menghimpun 44 makalah dari
para akademisi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Materi disajikan oleh
para peserta dalam bentuk presentasi oral dan presentasi poster di Kota Waisai,
Kabupaten Raja Ampat.
Tidak lupa kami memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi para
penulis atas hasil karya ilmiahnya, Tim Editor, dan segenap panitia atas kerja sama
yang diberikan demi terlaksananya penyusunan Prosiding ini. Kami mohon kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan Prosiding ini. Semoga kumpulan
publikasi hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Kiranya Tuhan memberkati.
Salatiga, 12 Agustus 2014
Tim Editor
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
ii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
PENGANTAR
KETUA PROGRAM STUDI MAGISTER BIOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
Salam sejahtera,
Puji dan syukur tak terhingga kepada Tuhan karena atas RahmatNya Program
Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana, bekerja sama dengan
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan Dinas
Pendidikan Kabupaten Raja Ampat dapat menyenggarakan Seminar Nasional yang
mengangkat tema, Raja Ampat and Future of Humanity (As a World Heritage)
pada tanggal 12 – 13 Agustus 2014 di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat.
Kami merasa bangga karena selain untuk diseminasi informasi ilmiah,
seminar ini juga merupakan tempat untuk mempertanggung jawabkan capaian
kinerja ilmiah khususnya bagi mahasiswa Program Studi Magister Biologi asal
Kabupaten Raja Ampat melalui hasil penelitian dan review artikel ilmiah yang
berhubungan dengan biota di Kabupaten Raja Ampat. Kami sadari bahwa sebagian
penelitian yang ditampilkan dalam seminar ini belum semuanya menjawab
persoalan-persoalan ilmiah dalam bidang biologi yang terjadi di Raja Ampat.
Namun demikian, penelitian penelitian ini telah mengungkap beberapa persoalan
ilmiah menarik yang dapat ditindaklanjuti pada penelitian-penelitian lanjutan.
Sebagai Progam Studi, kami juga berharap agar beberapa hal menarik yang
telah ditemukan dapat ditindak lanjuti melalui program penelitian yang
melibatkan institusi lain dalam salam suatu hubungan kerjasama. Harapan kami
juga agar para peneliti dari Raja Ampat yang telah berkontribusi dalam penulisan
paper pada seminar ini, masih tetap memiliki semangat yang tinggi untuk
melakukan pekerjaan ilmiah lewat penelitian di tempat kerja.
Sebagai penutup saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus
untuk panitia penyelenggara seminar dan semua pihak yang telah mengambil
bagian di dalamnya. Kiranya kumpulan artikel ini dapat menambah wawasan
pengetahuan para pembaca.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat Saya,
Jubhar C. Mangimbulude, Ph.D.
Ketua Program Studi Magister Biologi
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
iii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
PENGANTAR
KOORDINATOR BEASISWA UNGGULAN
BIRO PERENCANAAN & KERJASAMA LUAR NEGERI (BPKLN)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (KEMDIKBUD)
REPUBLIK INDONESIA
Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Seminar Nasional tentang Raja Ampat and Future of Humanity (As a World
Heritage) diadakan atas kerjasama antara Program Studi Magister Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Raja Ampat, Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat, Beasiswa
Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Nasional (KEMDIKBUD) Republik Indonesia. Kami
sangat menyambut baik kegiatan seminar ini karena dapat dijadikan sarana bagi
para peneliti dari Indonesia Timur, khususnya para guru dan peneliti dari
kabupaten Raja Ampat untuk mempublikasikan hasil penelitian mereka agar dapat
diketahui oleh masyarakat ilmiah maupun umum. Publikasi ilmiah ini juga
merupakan sarana bagi para peneliti dan mahasiswa untuk berbagi informasi
ilmiah seputar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang
biologi.
Kegiatan seminar yang telah dilaksanakan oleh Program Studi Magister
Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) secara berkala dan diikuti
dengan publikasi yang memuat hasil penelitian para mahasiswa kiranya dapat
memajukan penelitian di bidang biologi. Khususnya seminar kali ini akan
memaparkan hasil penelitian tentang flora dan fauna khas Raja Ampat. Penelitian
tentang flora dan fauna Raja Ampat dirasa masih sangat terbatas, sehingga
diharapkan dari hasil seminar ini dapat menambah pengetahuan kita tentang
kekayaan laut dan darat dari Raja Ampat. Hasil penelitian semoga dapat segera
diterapkan kepada masyarakat sehingga mereka dapat memperoleh manfaat
secara langsung.
Semoga buku prosiding ini dapat memberikan manfaat bagi segenap
akademisi, peneliti, maupun masyarakat secara luas.
Terimakasih.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat saya,
Dr. rer. Nat. AB Susanto, M.Sc.
Koordinator Beasiswa Unggulan BPKLN KEMDIKBUD
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
iv
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
PENGANTAR
KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN RAJA AMPAT
Salam sejahtera,
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan karuniaNya, Seminar Nasional bertajuk Raja Ampat and Future of Humanity
(As a World Heritage) dapat terlaksana pada saat ini di Kota Waisai, Kabupaten
Raja Ampat.
Seminar ini kami rasa sangat penting bagi Raja Ampat karena sebagian
topiknya adalah merupakan hasil penelitian tentang kekayaan flora dan fauna yang
khas dari Raja Ampat, dan lebih dari itu, yang menyajikan hasil penelitian dalam
seminar ini sebagian besar adalah tenaga pengajar/guru Kabupaten Raja Ampat
yang menempuh pendidikan Magister Biologi di Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW), Salatiga.
Kami berterima kasih kepada Bapak Bupati Kabupaten Raja Ampat yang telah
memungkinkan kami mengirimkan 22 tenaga pengajar dari SMP dan SMA Raja
Ampat untuk melanjutkan pendidikan di Program Studi Magister Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga.
Ucapan terimakasih kami sampaikan pula kepada Program Beasiswa
Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) dari Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) Republik Indonesia, yang telah
memberikan beasiswa kepada para mahasiswa Program Studi Magister Biologi –
UKSW dari Raja Ampat tersebut.
Kepada Bapak Rektor UKSW, Direktur Program Pasca Sarjana, dan Program
Studi Magister Biologi, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
karena telah memungkinkan para guru kami dari Kabupaten Raja Ampat
mendapat kesempatan menimba ilmu di UKSW. Para guru kami diharapkan
sekembalinya dari UKSW Salatiga dapat meningkatkan pembelajaran tentang
biologi bagi para anak didik dan meningkatkan minat penelitian di Raja Ampat.
Semoga kerjasama ini dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.
Kiranya Tuhan memberkati.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat kami,
Martha M. Sanadi, S.Pd.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
v
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
PENGANTAR
KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT
Salam sejahtera,
Seminar merupakan salah satu kegiatan ilmiah rutin dan merupakan bagian
dari proses penilaian studi para mahasiswa Program Studi Magister Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang diselenggarakan setiap tahun.
Seminar merupakan bagian dari tradisi ilmiah di Program Studi Magister Biologi,
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Tujuan seminar adalah adalah untuk mengungkap potensi sumber daya alam
melalui publikasi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan guna terkait
ekosistem serta spesies flora dan fauna endemik, dilihat dari segi bioteknologi,
konservasi, ekologi, sosiologi, dan pariwisata di Raja Ampat.
Seminar dapat dilaksanakan berkat kerjasama yang sangat baik antara
Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat, Dinas Pendidikan Kabupaten Raja
Ampat, Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
(BPKLN) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, serta
Program Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana.
Dalam sidang pleno, hadir sebagai pembicara utama adalah para pakar di
dalam bidangnya, di antaranya Dr. Jubhar C. Mangimbulude, M.Sc. (Kaprodi
Program Studi Magister Biologi UKSW), Dr. rer.nat. A. B. Susanto, M.Sc.
(Koordinator Beasiswa Unggulan BPKLN KEMDIKBUD & Fakultas Perikanan dan
Kelautan, UNDIP – Semarang), Ir. Ferry F. Karwur, M.Sc., Ph.D. (Dekan FIK UKSW),
Bapak Kliff Marlessy (Project Director of the Local Marine Management Area), TNC,
WWF, IC, dan Drs. Soenarto Notosoedarmo (Pakar Biologi dan Lingkungan Hidup –
Magister Biologi UKSW).
Seminar dilaksanakan selama dua hari, pada hari pertama merupakan sidang
pleno, sedangkan pada hari ke dua diisi dengan sidang paralel dengan pemakalah
dari mahasiswa Program Studi Magister Biologi yang berasal dari Raja Ampat dan
pemakalah lainnya. Selain itu ada beberapa poster yang dipamerkan dalam
seminar, yang merupakan hasil penelitian dari para mahasiswa Program Studi
Magister Biologi UKSW yang berasal dari Raja Ampat. Semua hasil penelitian
tersebut tersusun dalam bentuk Prosiding sebagai bentuk dokumentasi ilmiah.
Sejalan dengan Seminar International on Marine Biodiversity of Raja Ampat
pada tanggal 16 – 17 Juni 2014, harapan dari Staf Ahli Mentri Koordinator
Kesejahteraan Rakyat bidang Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim akan adanya
kelompok kerja yang menggagas seminar ikutan, maka pada saat ini Program Studi
Magister Biologi UKSW telah siap dengan gagasan tersebut yaitu melaksanakan
seminar tentang Raja Ampat and Future of Humanity (As a World Heritage) .
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Bupati Kabupaten Raja
Ampat, Ibu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat, Bapak Rektor UKSW,
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
vi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
(BPKLN) – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMDIKBUD) Republik
Indonesia, staf dan para peneliti dari NGO (TNC, WWF, dan CI), serta seluruh
anggota panitia baik yang dari Raja Ampat maupun yang dari Salatiga.
Raja Ampat, 12 Agustus 2014
Hormat Saya,
Dr. Ir. Martanto Martosupono
Ketua Panitia
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
vii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
DAFTAR ISI
Susunan Panitia ……………………………………………………...……..…………………….…………...
Kata Pengantar .…………………………………………………….…………..……...………………………
Pengantar Ketua Program Studi Magister Biologi Universitas Kristen Satya
Wacana ……………………………………………………………………………………………………………..
Pengantar Koordinator Beasiswa Unggulan – Biro Perencanaan & Kerjasama Luar
Negeri (BPKLN), Kementrian Pendidikan & Kebudayaan (KEMDIKBUD) RI ………..
Pengantar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Raja Ampat …………………….…….…...
Pengantar Ketua Panitia Seminar Nasional Raja Ampat ……………………………………….
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………………...
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
A – KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
P R O G R A M
Eksistensi Sasi dalam Pelaksanaan Konservasi di Kabupaten Raja
Ampat
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude ……………………..
Konservasi Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus: Sasi di Kabupaten
Raja Ampat)
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude …………………...
Peran Sasi dalam Melindungi Sumberdaya Teripang di Kampung
Folley, Kabupaten Raja Ampat
Kuwati, Martanto Martosupono, dan Jubhar C. Mangimbulude …………………...
Keanekaragaman Spesies Ikan di Perairan Pulau Jefman, Distrik
Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo ……………………….
Kelimpahan dan Keanekaragaman Bulu Babi di Pulau Saonek,
Kabupaten Raja Ampat
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude ………..
Manajemen Pengelolaan Sampah di Pasar Waisai, Kabupaten Raja
Ampat
Peter A. M. Komboy, Karina B. Lewerissa, dan Jubhar C. Mangimbulude ………
Penanganan Sampah Kota Secara Terpadu
Peter A. M. Komboy, Karina B. Lewerissa, dan Jubhar C. Mangimbulude ………
Peranan Lamun di Ekosistem Laut
Rostini, Jubhar C. Mangimbulude, Soenarto Notosoedarmo, dan Suryasatria
Trihandaru ……………………………………………………………………………………………..
Populasi dan Keanekaragaman Gastropoda pada Zona Intertidal
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa ………
Terumbu Karang dan Peran Bulu Babi
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude …….…..
Studi Tentang Struktur Komunitas Ikan pada Terumbu Karang
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo ……………………….
Kelimpahan dan Struktur Panjang Berat Ikan Baronang Siganus
canaliculatus di Perairan Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara,
Kabupaten Raja Ampat
Larsuida Saragih, Jacob L. A. Uktolseja, dan Budhi Prasetyo ……………………….
Keanekaragaman Jenis Teripang di Kampung Fafanlap dan Gamta,
Distrik Misool, Kabupaten Raja Ampat
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………….
Komposisi Flora Mangrove di Pantai Sungai Gamta, Distrik Misool
Barat, Kabupaten Raja Ampat
Abdul Manaf Wihel, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono ...….
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A-1
A-9
A - 19
A - 26
A - 35
A - 42
A - 55
A - 63
A - 68
A - 73
A - 82
A - 89
A - 97
A - 106
viii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Interaksi antara Tumbuhan Epifit dengan Inangnya di Hutan
Mangrove
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude ………………...
Manfaat Serasah Daun Rhizophora mucronata di Hutan Mangrove
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude ………………...
Komposisi Vegetasi Mangrove di Pesisir Pantai Kota Waisai,
Kabupaten Raja Ampat
Nuryani, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude ………………...
Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda di Ekosistem Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono …….
Distribusi Gastropoda di Ekosistem Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono …….
Aspek Biologi Geloina erosa di Hutan Mangrove
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono …….
Keanekaragaman Jenis, Struktur Morfologi dan Struktur Populasi
Lobster (Panulirus spp.) di Perairan Misool, Kabupaten Raja Ampat
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru ……………………………………………………………………………..
Aspek Bioekologi Lobster (Panulirus spp.) sebagai Komoditas
Ekonomi Penting
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru ……………………………………………………………………………..
Studi Indentifikasi Rumput Laut di Pulau Fafanlap, Kabupaten Raja
Ampat
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur …………………………………...
Keanekaragaman Jenis Rumput Laut di Indonesia
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur …………………………………...
A - 119
A - 126
A - 133
A - 146
A - 151
A - 159
A - 167
A - 178
A - 189
A - 207
B – KAJIAN MANFAAT, GIZI, DAN NUTRISI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
P R O G R A M
Pengobatan Penyakit Malaria dengan Menggunakan Beberapa Jenis
Tumbuhan Nabati di Kabupaten Raja Ampat
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude …………………………………………………………………………………………
Manfaat Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) sebagai Obat Tradisional
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude …………………………………………………………………………………………
Pemanfaatan Tumbuhan Hutan sebagai Obat Tradisional Masyarakat
Kampung Yenbekwan, Distrik Mansuar, Kabupaten Raja Ampat
Ema Sarimole, Martanto Martosupono, Haryono Semangun, dan Jubhar C.
Mangimbulude …………………………………………………………………………………………
Peranan Hutan Mangrove dalam Melindungi Ekosistem Pantai
Abdul Manaf Wihel, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono …..
Peranan Ekosistem Mangrove dalam Mengurangi Dampak Pemanasan
Global (Global Warming)
Abdul Manaf Wihel, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono ……
Kandungan Gizi Gonad Bulu Babi
Tamrin Rumai, Soenarto Notosoedarmo, dan Jubhar C. Mangimbulude …………
Potensi Teripang untuk Pengobatan
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………….
Studi Populasi Makroinvertebrata Bentik yang Bernilai Ekonomis di
Hutan Mangrove Muara Sungai Gamta, Distrik Misool Barat,
Kabupaten Raja Ampat
Mahasa Tuheteru, Soenarto Notosoedarmo, dan Martanto Martosupono ……..
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
B–1
B–9
B – 14
B – 25
B – 32
B – 39
B - 45
B - 53
ix
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
C – KAJIAN (BIO) TEKNOLOGI & BUDIDAYA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengaruh Ukuran Bibit Awal Terhadap Budidaya Rumput Laut
(Kappaphycus alvarezzi) Di Kampung Arar, Distrik Mayamuk,
Kabupaten Sorong.
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………...…
Faktor-Faktor Teknik yang Mempengaruhi Keberhasilan Budidaya
Rumput Laut Kappaphycus alvarezii
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………...…
Kesesuaian Perairan Pantai di Kampung Lilinta, Distrik Misool Barat,
Kabupaten Raja Ampat untuk Budidaya Rumput Laut Kappaphycus
alvarezii dengan Metode Rawai
Alis Suprihatin, AB Susanto, Jubhar C. Mangimbulude, dan Haryono
Semangun ………………………………………………………………………………………………...
Peluang Budidaya Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Perairan Raja
Ampat
Rostini, Jubhar C. Mangimbulude, Soenarto Notosoedarmo, dan Suryasatria
Trihandaru ……………………………………………………………………………………………...
Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dan Uji Farmakologi Pada Conus sp.
di Pesisir Pantai Waisai, Kabupaten Raja Ampat
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa ……….
Potensi Senyawa Antibakteri pada Conus sp.
Surmaningsih Kibas, Jubhar C. Mangimbulude, dan Ocky Karnaradjasa ……….
Uji Aktivitas Antibakteri dan Analisis Senyawa Kimia pada Teripang
Pasir Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Rahman Rumlus, Ocky Karnaradjasa, Jubhar C. Mangimbulude, Haryono
Semangun ……………………………………………………………………………………………….
Pengaruh Penurunan Suhu Bertahap Terhadap Aktivitas dan Sintasan
Lobster Bambu (Panulirus versicolor) Selama Penyimpanan Sistem
Kering
Ismiati Masithoh, Jacob L. A. Uktolseja, Jubhar C. Mangimbulude, dan
Suryasatria Trihandaru …………………………………………………………………………...
Senyawa Bioaktif pada Rumput Laut Merah (Rhodophyta)
Atin Tri Hariani, A. B. Susanto, dan Ferry F. Karwur ……………………………………
C-1
C-7
C - 16
C - 24
C - 30
C - 38
C - 44
C - 52
C - 61
D – KAJIAN UMUM
1.
2.
3.
P R O G R A M
Pengurangan Amonium Air Lindi Melalui Proses Nitrifikasi dan
Anammox di TPA Ngronggo, Salatiga
Peter A. M. Komboy, Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, dan Jubhar C.
Mangimbulude ………………………………………………………………………………………...
Pengurangan Amonium dan COD dari Lindi TPA Secara Simultan
Menggunakan Kombinasi Kultur Alga-Bakteri
Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, Karina B. Lewerissa, Jubhar C.
Mangimbulude ……………………………………...............................................................................
Bahaya Lindi bagi Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang
Tidak Memiliki IPL (Instalasi Pengolahan Lindi)
Pieter M. I. Torobi, Christina N. Manuputty, Karina B. Lewerissa, Jubhar C.
Mangimbulude ……………………………………...............................................................................
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
D-1
D-8
D - 16
x
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
KEANEKARAGAMAN SPESIES IKAN DI PERAIRAN PULAU
JEFMAN, DISTRIK SALAWATI UTARA, KABUPATEN RAJA AMPAT
Larsuida Saragih1*, Jacob L. A. Uktolseja1,2, Budhi Prasetyo1,3
1Program
Studi Magister Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro No. 52 – 60, Salatiga 50711
Telp.: +62 (0)298-321212, Fax.: +62 (0)298-321443
3Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Kartini No. 11A, Salatiga 50711
*E-mail:[email protected]
2Fakultas
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei hingga September 2013. Tujuan penelitian dilakukan untuk
mengetahui keanekaragaman spesies ikan di perairan pulau Jefman Distrik Salawati Utara Kabupaten
Raja Ampat. Data yang digunakan yaitu data komunitas ikan. Alat tangkap yang dipakai untuk
pengambilan sampling adalah sero (jaring pantai). Selama pengambilan data di peroleh 26 famili, 39
spesies dan 591 individu. Pada stasiun A diperoleh 32 spesies dengan 276 individu sedangkan pada
stasiun B diperoleh 33 spesies dengan 315 individu. Selama pengamatan, spesies Siganus canaliculatus
merupakan individu yang paling banyak di tangkap yaitu 121 individu pada stasiun A dan 150 individu
pada stasiun B. Berdasarkan indeks keanekaragaman (’ pada stasiun A kategori tinggi yaitu ,
dan
di stasiun B kategori sedang yaitu 2,42, nilai indeks keseragaman (E) pada stasiun A kategori tinggi
yaitu 0,75 sedangkan di stasiun B kategori rendah 0,71 dan nilai indeks dominansi (C) di 2 stasiun
kategori rendah yaitu 0,28 di stasiun A dan 0,32 di stasiun B.
Kata kunci: keanekaragaman, ikan, perairan, pulau Jefman
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Raja Ampat merupakan daerah kepulauan, yang terdiri dari empat pulau
besar dan banyak pulau kecil. Pulau yang besar yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau
Salawati dan Pulau Batanta. Menurut data-data yang pernah dikumpulkan, Raja Ampat
terdiri dari 610 pulau. Luas wilayah 46.108 km2 terdiri dari sebagian besar luas laut 40.108
km2 dan luas daratan 6000 km2, mencakup 10 kecamatan 88 desa (Handayani & Gunaisah,
2011).
Salah satu pulau di Raja Ampat adalah Pulau Jefman yang termasuk pulau kecil yang
berada di Distrik Salawati Utara. Pulau Jefman pernah digunakan sebagai bandar udara
pada jaman penjajahan Belanda hingga Februari 2005. Kemudian, bandar udara
dipindahkan ke kota Sorong akhir Februari 2005. Setelah bandar udara pindah ke kota
Sorong, menurut pengamatan di lapangan, pekerjaan utama masyarakat Pulau Jefman
beralih dari pedagang, buruh angkat barang, pegawai swasta menjadi menangkap ikan
(nelayan). Untuk menangkap ikan para nelayan biasanya menggunakan pancing, jaring, dan
sero (jaring pantai).
Keanekaragaman spesies ikan mempunyai peranan penting baik pada ekosistem
lingkungan maupun manfaatnya untuk kepentingan kebutuhan masyarakat. Ikan karang
dapat dikelompokkan berdasarkan manfaat dan aspek ekologinya menjadi tiga yakni ikan
target, ikan indikator dan ikan mayor. Ikan target adalah kelompok jenis-jenis ikan yang
dapat dikonsumsi dan biasa merupakan target buruan para nelayan. Ikan indikator adalah
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 26
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
jenis-jenis ikan yang memiliki kehidupan asosiasi yang kuat dengan habitat karang. Ikan
mayor adalah ikan yang berfungsi sebagai suplai makanan bagi ikan pemangsa (karnivora)
(Allen & Adrim, 2003).
Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang masih tergantung pada penangkapan dari
alam yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan penangkapan lebih (overfishing)
dapat membawa dampak terhadap keanekaragaman spesies ikan, baik dalam hal
penurunan kelimpahan spesies ikan, maupun kepunahan spesies ikan tertentu (Mayunar,
1996). Oleh sebab itu, perlu dilakukan pelestarian keanekaragaman spesies ikan dengan
cara mengurangi penangkapan yang ketergantungan pada alam dan mengembangkan usaha
budidaya (Dwipoggo, 1993 dalam Mayunar, 1996).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies
ikan di Perairan Pulau Jefman, Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat, Propinsi
Papua Barat.
BAHAN DAN METODA
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei ̶ September
di Perairan Pulau Jefman,
Distrik Salawati Utara, Kabupaten Raja Ampat dengan menggunakan 2 stasiun yaitu stasiun
A terletak di sebelah Selatan Pulau Jefman berada di perairan Pulau Jefmanberdekatan
dengan pemukiman penduduk, dan stasiun B di sebelah Barat dan Barat Daya berada
disekitar perairan Pulau Jefman dan Rumbabo (Gambar 1). Dasar perairan kedua stasiun,
pasir bercampur lumpur dan terdapat karang mati. Pada stasiun A terdapat padang lamun
yang berasosiasi dengan terumbu karang, pada stasiun B yang mendominasi yaitu padang
lamun. Stasiun A dan B mempunyai perbedaan dalam hal kedalaman perairan, yang mana
stasiun B lebih dangkal dibandingkan stasiun A. Ketika terjadi surut terendah stasiun B
mengalami kekeringan, tetapi pada stasiun A tidak mengalami kekeringan.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu baskom untuk mengambil sampel
ikan, timbangandengan ketelitian 1 gram, dan mistar dengan ketelitian 0,1 cm. Alat tangkap
yang digunakan selama penelitian adalah sero (jaring pantai).
Metoda
Sampling ikan dilakukan tujuh kali di tiap-tiap stasiun sesuai dengan waktu tangkap
nelayan setempat.Ketika nelayan pulang dari penangkapan ikan, di tempat penampungan
diambil sampel dengan menggunakan baskom sebelum ikan dipisah-pisah sesuai dengan
jenisnya (sampling seraca acak). Kemudian nama-nama ikan diidentifikasi dengan
menggunakan buku karangan (Saanin,1984; Saanin, 1995; Peristiwady, 2006; Kuntoco &
Wiharto, 2009; Allen & Erdmann, 2012). Hasil Identifikasi dari buku disesuaikan kembali
dengan menggunakan identifikasi internet (Anonim, 2013).
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 27
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
Gambar 1. Peta lokasi penelitian di perairan pulau Jefman dengan stasiun A dan stasiun B
Analisis Data
Komposisi Jenis (P)
Kekayaan jenis ikan dalam setiap lokasi pengamatan dinyatakan dengan melihat
komposisi jenisnya melalui rumus (Odum, 1996)
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 28
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
P=
�
x 100% .....................................................................................................................................................…. (1)
�
Keterangan:
P
= Komposisi jenis (%)
Ni = Jumlah individu tiap jenis
N = Jumlah individu seluruh jenis
)ndeks Keanekaragaman (’
Untuk memperoleh gambaran mengenai struktur komunitas ikan di Pulau Jefman,
data hasil inventarisasi ikan diolah dengan rumus indeks keragaman, indeks keseragaman,
indeks dominansi Simpson. Rumus ketiga indeks tersebut menurut Krebs (1978) adalah:
n
(’ = −∑ (pi) ( log2 pi ) ......................................................................................................................................... (2)
i=1
Keterangan:
(’ = Indeks keragaman Shannon-Wienner
S
= Jumlah spesies
pi = Perbandingan antara jumlah individu spesies jenis ke-i dengan jumlah total
individu (ni/N)
Kriteria penilaian berdasarkan keanekaragaman jenis adalah:
(’ > keanekaragaman tinggi;
1≤ (’ ≤3 keanekaragaman sedang;
(’ < keanekaragaman rendah.
Indeks keseragaman (E)
Adapun persamaan indeks keragaman (E)menurut Krebs (1978)adalah:
E =
�′
� ��
................................................................................................................................................................... (3)
Keterangan:
E
= Indeks keseragaman
(’
= Indeks keseragaman Shannon-Wiener
Hmax = Indeks keseragaman Shannon-Wiener maksimum yang diperoleh dengan
menggunakan rumus = log2s, dimana s adalah jumlah spesies dalam komunitas.
Kriteria nilai indeks keseragamanan berkisar antara 0-1. Kriteria nilai indeks keseragaman
sebagai berikut:
E = 1, artinya kemerataan antara antara spesies relatif merata atau jumlah individu
masing-masing spesies relatif sama.
E = 0, artinya kemerataan antara spesies rendah, artinya kekayaan individu yang
dimiliki masing-masing spesies sangat jauh berbeda.
Indeks Dominansi Jenis (C)
Indeks Simpson dapat digunakan untuk mengetahui terjadi dominansi jenis tertentu
di perairan. Adapun persamaannya menurut Krebs (1978) adalah:
s
C = ∑(pi)2 .................................................................................................................................................................. (4)
i=1
Keterangan:
C = Indeks dominansi jenis
s
= Jumlah spesies
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 29
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
pi
=
Perbandingan antara jumlah individu spesies jenis ke-i dengan jumlah total
individu (ni/N)
Nilai indeks dominansi antara 0 – 1, kriteria indeks dominansi adalah sebagai berikut:
C = 1, menyatakan dominansi tinggi, artinya terdapat spesies yang mendominansi jenis
spesies yang lainnya atau struktur komunitas labil, karena terjadi tekanan ekologis.
C = 0, menyatakan dominansi rendah, artinya tidak terdapat spesies yang mendominasi
spesies lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan stabil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan dari bulan Meihingga September 2013 di
perairan Pulau Jefman Kabupaten Raja Ampat, menemukan sebanyak 26 famili dan 39
spesies yang didominasi oleh famili Serranidae. Hasil penelitian ini lebih rendah bila
dibandingkan dengan penelitian Winardi &Manuputty (2007) yaitu di perairan Raja Ampat
ditemukan 29 famili, 147 spesies yang didominasi oleh famili Pomacentridae. Selanjutnya
menurut Marasabessy (2010), di perairan Biak Timur Provinsi Papua ditemukan 32 famili
dan 223 spesies didominasi oleh Pomacentridae. Hal yang menyebabkan perbedaan hasil
temuan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Winardi &Manuputty (2007);
Marasabessy (2010) karena perbedaan kondisi habitat. Di daerah penelitian, dasar perairan
berupa pasir bercampur lumpur, ditemukan padang lamun dalam kondisi baik dan terumbu
karang kondisi kategori sedang. Di daerah penelitian Winardi & Manuputty (2007) kondisi
karang kategori jelek (buruk), sedangkan didaerah penelitian Marasabessy (2010) kondisi
karang kategori baik. Menurut Bell & Galzin (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur komunitas dan kelimpahan ikan antara lain kondisi karang hidup dan perbedaan
zona habitat.
Komposisi famili ikan yang diperoleh adalah Serranidae 4 spesies (10,25%),
Carangidae, Lutjanidae, Siganidae masing-masing sebanyak 3 spesies (7,69%),
Chaetodontidae, Holocentridae, Scaridae, Sphyraenidae masing-masing 2 spesies (5,12%),
Belonidae, Caesionidae, Diodontidae, Ephippidae, Gerreidae, Haemulidae, Hemiramphidae,
Labridae, Latidae, Leiognathidae, Lethirinidae, Mugilidae, Mullidae, Nemipteridae,
Pomacentridae, Stromateidae, Terapontidae dan Zanclidae masing-masing 1 spesies
(2,56%). Menurut Dartnall & Jones (1986) dalamRembet et al. (2011) kelompok ikan target
antara lain: Serranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae, Mullidae,
Siganidae, Labridae, dan Haemulidae. Hasil penelitian ini sebagian besar digolongkan pada
ikan target karena pada umumnya para nelayan hanya mengambil ikan ekonomis penting
atau ikan konsumsi.
Total jumlah ikan yang tertangkap selama pengamatan pada kedua stasiun yaitu 591
individu (Tabel 1). Komposisi individu ikan pada stasiun A dengan jumlah total sebanyak
276 individu (46,70%) dan di stasiun B dengan jumlah total sebanyak 315 individu
(53,29%). Spesies yang mempunyai kelimpahan individu tertinggi pada kedua stasiun
adalah ikan baronang (Siganus canaliculatus) yaitu 121 individu (20,47%) pada stasiun A
dan 150 individu (25,54%) pada stasiun B.
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 30
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
Tabel 1. Jumlah dan spesies ikan di Perairan Pulau Yefman Raja Ampat
No.
Nama
Famili
Daerah
Indonesia
1.
Belonidae
Lontjong
Cendro muara
2.
Caesionidae
Ekor kuning
Lalosi
3.
Carangidae
4.
5.
6.
Chaetodontidae
7.
Bobara
Kuwe
Selar kuning, Oci
Talang-talang
Selar kuning
Talang-talang
kambe-kambe
Kepe-kepe
Kepe-kepe sumpit
8.
Diodontidae
Buntel duren
9.
10.
Ephippidae
Gerreidae
Gebel
Daun bulu
Kepe-kepe
Ikan durian
(Poro bibi)
Platak
Kapasan
11.
Haemulidae
Radja bau
Bibir manis
12.
Hemiramphidae
Holocentridae
Julung-julung
Mata bulan, mata
gora
Mata bulan, mata
gora
Julung-julung
13.
Kakatua coklat
Kakatua coklat
14.
15.
Labridae
Mata bulan
Mata bulan
16.
Latidae
Mata kucing
Mata kucing
17.
18.
Leiognathidae
Lethirinidae
Petek kuning
Lincam, matahari
Petek
Lencam
19.
Lutjanidae
20.
21.
Gorara
Gorara
Kakap garis
Kakap garis
Gorara
Kakap kuning
22.
23.
Mugilidae
Mullidae
Bandeng laut
Biji nangka
Bulana
Ikan kumis
24.
Nemipteridae
Namsor
Namsor
25.
Pomacentridae
Betok laut
26.
Scaridae
27.
28.
Serranidae
29.
30.
Siganidae
Geropa Ladah
Kerapu lumpur
Kerapu muara
Kerapu balong
Kerapu tutul
Beronang kuning
Beronang
kuning
Beronang
(samandar)
papan
Beronang lada,
samandar
33.
34.
P R O G R A M
Geropa Ladah,
kerapu ladah
Kerapu lumpur
Kerapu muara
31.
32.
Kakatua
Kakatua rumput
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
Ikan Zebra
(baju kaos)
Kakatua
Kakatua
rumput
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
Ilmiah
Tylosurus acus
melanotus
Caesio teres
Carangoides
oblongus
Selaroides leptolepis
Scomberoides tol
Perachaetodon
ocellatus
Chelmon rostratus
Jumlah
Individu
St A
St B
4
1
3
4
3
2
1
4
6
4
2
2
5
4
Diodon liturosus
3
2
Platax teira
Gerres oblongus
Plectorhinchus
gaterinus
Hemiramphus far
Sargocentron
cornutum
1
4
1
20
3
3
0
8
4
0
Myripristis berndti
19
14
2
8
5
1
0
8
1
19
6
10
6
5
1
0
0
3
1
3
23
14
Abudefduf vaigiensis
6
0
Scarus ghobban
Leptoscarus
vaigiensis
Plectropomus
maculatus
Epinephelus ongus
Epinephelus
fuscoguttatus
Anyperodon
leucogrammicus
19
9
1
2
0
1
0
3
Choerodon
anchorago
Psammoperca
waigiensis
Leiognathus equulus
Lethrinus ornatus
Lutjanus
carponotatus
Lutjanus ehrenbergii
Lutjanus
quinquelineatus
Oedalechilus labiosus
Parupeneus forsskali
Pentapodus
trivittatus
1
1
6
1
Siganus doliantus
7
6
Beronang
papan
Siganus lineatus
0
1
Beronang lada
Siganus
canaliculatus
121
150
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 31
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
Tabel 1. Jumlah dan spesies ikan di Perairan Pulau Yefman Raja Ampat (Lanjutan)
Nama
No.
Famili
35.
36
Sphyraenidae
Daerah
Langsar
Senuk
37
Stromateidae
Bawal putih
38
Terapontidae
39
Zanclidae
Indonesia
Barakuda
Senuk
Bawal
putih
Terapon, kerongkerong
Gajam, ikan bendera
Ilmiah
Sphyraena jello
Sphyraena forsteri
Pampus chinensis
Pelates
quadrilineatus
Zanclus cornutus
Jumlah Total
Terapon
ikan layang
Jumlah
Individu
St A
St B
2
0
1
0
0
2
1
6
1
276
0
315
Gambar 2. Histogram jumlah spesies ikan tiap famili yang terdapat disetiap stasiun
penelitian.
Perolehan hasil analisis keanekaragaman ikan di pulau Jefman adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Indeks keanekaragaman ikan di perairan Pulau Jefman
Parameter
Indeks keanekaragaman (’
Stasiun A
2,6141
Stasiun B
2,4164
Indeks keseragaman (E)
0,7474
0,7075
Ideks dominansi (C)
0,2827
0,3157
Jumlah spesies (S)
32
33
Jumlah Individu(N)
276
315
Dari hasil analisis (Tabel 2), terlihat indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (’
berkisar 2,4164–2,6141 termasuk kategori sedang dengan nilai rata-rata 2,5152.Nilai ini
menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman (’ untuk kedua stasiun termasuk kategori
sedang. Hal ini disebabkan kondisi perairan stasiun A dan B mempunyai karakteristik
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 32
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
perairan yang tidak jauh berbeda dan jarak antara kedua stasiun berdekatan. Nilai (’
penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikasari (2006) di
perairan Pulau Panggang Kepulauan Seribu indeks keanekaragaman (’ rata-rata 2,37
termasuk kategori sedang, sedangkan dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Winardi &Manuputty (2007) di perairan Raja Ampat dengan indeks rata-rata 3,18
termasuk kategori tinggi, hasil penelitian ini lebih rendah. Perbedaan ini diduga adanya
tekanan terhadap komunitas baik dari lingkungan maupun aktifitas manusia (Setiawan et al.
. Menurut Odum
bahwa semakin besar nilai indeks keanekaragaman (’
menunjukkan bahwa komunitas semakin beragam dan terdapat variasi jumlah spesies
dalam suatu habitat.
Nilai indeks keseragaman (E) berkisar 0,7075 – 0,7474 dengan rata-rata 0,7274
termasuk kategori tinggi. Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ikasari (2006) dengan indeks keseragaman rata-rata 0,73 masuk
kategori tinggi. Fachrul (2012) menyebutkan bahwa bila nilai indeks keseragaman
mendekati 1 berarti komunitas relatif merata. Indeks keseragaman menggambarkan ukuran
jumlah individu antara spesies dalam suatu komunitas ikan. Semakin merata individu dalam
suatu komunitas maka keseimbangan ekosistem semakin meningkat.
Nilai indeks dominansi jenis (C) penelitian ini berkisar 0,2827 – 0,3157 kategori
rendah dengan rata-rata 0,2992 kategori rendah. Hasil penelitian ini hampir sama dengan
hasil penelitian yang dilakukan olah Ikasari (2006) dengan nilai indeks dominansi rata-rata
0,27 kategori rendah. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Winardi & Manuputty (2007) dengan indeks dominansi ratarata 0,81 kategori tinggi. Kriteria indeks Simpson dalam Krebs (1978) menjelaskan bahwa
apabila dominansi rendah berarti tidak terdapat spesies yang mendominasi spesies lainnya
berarti komunitas dalam keadaan stabil. Sebaliknya apabila dominansi tinggi, artinya
terdapat spesies yang mendominansi jenis spesies yang lainnya atau struktur komunitas
labil, karena terjadi tekanan ekologis.
KESIMPULAN
Selama penelitian dilakukan ditemukan 26 famili ikan, 39 spesies dan 591 individu.
Pada kedua stasiun yang paling banyak tertangkap adalah baronang lada (Siganus
canaliculatus sebanyak
individu atau , %. )ndeks keanekaragaman (’ di stasiun
Ayaitu 2,6141 kategori sedang, dan di stasiun B yaitu2,4164 kategori sedang, rata-rata
indeks keanekaragaman (’ pada kedua stasiun ,
kategori sedang. )ndeks
keseragaman (E) di stasiun A yaitu0,7474 kategori tinggi, dan di stasiun B yaitu 0,7075
kategori tinggi. Indeks dominansi pada kedua stasiun sama-sama rendah yaitu 0,2827 pada
stasiun A dan 0,3157 pada stasiun B.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Program Beasiswa Unggulan DIKTI – Biro
Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri (BPKLN), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, yang telah memberikan beasiswa melalui Program Studi Magister
Biologi, Universitas Satya Wacana, Salatiga.
P R O G R A M
S T U D I
M A G I S T E R
D I N A S
B I O L O G I
P E N D I D I K A N
–
U N I V E R S I T A S
K A B U P A T E N
R A J A
K R I S T E N
A M P A T
S A T Y A W A C A N A
A - 33
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RAJA AMPAT WAISAI – 12 – 13 AGUSTUS 2014
RAJA AMPAT AND FUTURE OF (UMAN)TY AS A WORLD (ER)TAGE
KAJIAN LINGKUNGAN, KONSERVASI, DAN BIOTA LAUT
DAFTAR PUSTAKA
Allen, G. R. & Adrim, M. 2003. Review article: Coral Reef Fishes of Indonesia. Zoologi Studies, 42: 172.
Allen, G. R.& Erdmann, M.V. 2012. Reef Fisher of the East Indies. Vol. I, II & III. Honolulu: University of
(awai’i Press
Anonim. 2013. FishBase.http://www.fishbase.org/search.php. Diakses tanggal 14 November 2013,
pukul 19.15 WIB.
Bell, J. D. & Galzin, R. 1984. Influences of Live Coral Cover on a Coral Reef Fish Communities.Marine
Ecology - Progress Series 15: 265-274.
Fachrul, M.F., 2012. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani & Gunaisah, E. 2011. Kajian Perempuan Pesisir dalam Mendukung Konservasi Sumber
Daya
Pesisir
di
Kabupaten
Raja
Ampat.
Akademi
Perikanan
Sorong.
http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/495. Diakses. 13 Nopember 2013. Pukul 15.31
WIB.
Ikasari, N. 2006. Analisis Kesukaan Habitat Beberapa Spesies Ikan Karang Di Pulau-Pulau Sekitar
Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. Program Studi Ilmu
dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
Krebs, C. J. 1978. Ecologythe Experimental Analysis of Distributian and Abudance.New York:
Herper &Row Publisher.
Kuntoro, B. E.& Wiharto, F. E. A. 2009. Ensiklopedia Populer, Ikan Air Laut. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Marasabessy, M. D. 2010. Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Pesisir Biak Timur,
Papua. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia36: 63-84.
Mayunar. 1996. Jenis-Jenis Ikan Karang Ekonomi Penting sebagai Komo