Perda no 13 th 1961 pp1
PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR
NOMOR : 13 TAHUN 1961
DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG
DAERAH TINGKAT II BANDJAR
Menetapkan Peraturan Daerah Jang Berikut :
PERATURAN DAERAH TENTANG PEMUNGUTAN PADJAK PEMBANGUNAN I
Pasal 1
Jang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dengan :
1. Kepala Daerah
: Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bandjar;
2. Pembajaran
: Pembajaran jang dilakukan oleh pengundjung rumah makan dan
penjewa rumah makan penginapan guna pembelian makanan dan
minuman dan/ atau sewa kamar termasuk pula semua pembajaranpembajaran dengan nama apapun djuga dirumah makan penginapan,
ketjuali pembajaran untuk padjak;
3. Rumah Makan
: Tiap tempat dengan nama apapun djuga dimana dengan dipungut
pembajaran dapat diperoleh makan dan / atau minum untuk dimakan
diminum ditempat;
4. Rumah Penginapan
: Tiap tempat dengan nama apapun djuga jang menjewakan kepada
umum ruangan-ruangan untuk menginap;
5. Pengusaha
: Pemilik rumah makan/ rumah penginapan atau jang menguasainja,
djika pengusaha itu tidak didjalankan jang mempunjainja.
Pasal 2
Dalam Daerah Tingkat II Bandjar dipungut suatu padjak dari semua pembajaran dirumah-rumah
makan dan dirumah-rumah penginapan, jang disebut Padjak Pembangunan I.
Pasal 3
Wadjib padjak ialah pengusaha rumah-rumah makan dan rumah -rumah penginapan.
Pasal 4
(1) Padjak berdjumlah 10% (sepuluh perseratus) dari djumlah pembajaran dan dibulatkan keatas
sampai djumlah Rp. 0,05 penuh;
(2) Djika djumlah pembajaran kurang dari Rp. 0,05 maka pembajaran ini tidak dikenakan padjak.
Pasal 5
(1) Pembajaran-pembajaran dirumah makan yang keadaannja sederhana dan biasanja dikundjungi
orang-orang tergolong penduduk jang tidak mampu dibebaskan dari Padjak Pembangunan I ;
(2) Oleh Bupati Kepala Daerah ditundjuk rumah-rumah makan jang dipandang tidak memenuhi
sarat untuk dikenakan Padjak Pembangunan I;
(3) Penundjukkan tersebut dalam ajat (1) diatas berlaku untuk 6 bulan dan sesudah waktu itu
berakhir dapat diperpandjang lagi tiap-tiap kali untuk selama-lamanja 3 bulan.
1
Pasal 6
Padjak Pembangunan I dikenakan tiap-tiap bulan takwim atas djumlah pembajaran jang dilakukan
dalam bulan ini.
Pasal 7
(1) Dalam surat pemberitahuan diterangkan djumlah pembajaran tiap-tiap hari yang dilakukan
dalam satu bulan takwim;
(2) Dibelakang djumlah pembajaran sehari ditjatat djumlah padjak jang terhitung dan jang
dibulatkan keatas menurut ketentuan tersebut dalam pasal 4 ajat (1).
Pasal 8
(1) Surat-surat pesanan kwitansi-kwitansi jang digunakan dirumah-rumah makan / dirumah
penginapan harus dibubuhi Tanda Daerah Tingkat II Bandjar jang dilakukan oleh Kepala Bagian
Padjak Daerah;
(2) Semua salinan surat-surat jang memuat apa jang dipesan dan semua kwitansi-kwitansi jang telah
dibajar dirumah makan / dirumah penginapan harus disimpan oleh wadjib padjak untuk tiga
tahun;
Pasal 9
(1) Surat pemberitahuan harus ditanda tangani oleh pengusaha dan sampai kepada Bupati Kepala
Daerah selambat-lambatnja pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnja;
(2) Model surat pemberitahuan ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah;
(3) Surat pemberitahuan dapat dibeli dikantor Bupati Kepala Daerah dengan harga Rp. 10,(sepuluh rupiah) sehelai atau dapat dibuat penanggung padjak sendiri asal sama dengan surat
pemberitahuan jang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Bandjar.
Pasal 10
Surat pemberitahuan jang tidak diisi menurut ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal 7 Peraturan
Daerah dan atau tidak ditanda tangani oleh pengusaha dianggap sebagai tidak disampaikan kepada
Bupati Kepala Daerah.
Pasal 11
(1) Apabila surat pemberitahuan tidak disampaikan atau tidak disampaikan pada waktu jang telah
ditentukan dalam pasal 9 ajat (1) diatas, maka wadjib padjak dikenakan padjak setjara djabatan;
(2) Pada ketentuan padjak setjara djabatan, padjak jang harus dikenakan, dinaikkan dengan 200%
(duaratus perseratus) ;
(3) Kenaikan padjak termaksud dalam ajat terdahulu, atas perintah, wadjib padjak dapat dihapuskan
oleh Bupati Kepala Daerah bila oleh penanggung padjak dapat diadjukan alasan-alasan jang
dapat diterima.
Pasal 12
(1) Apabila Bupati Kepala Daerah membutuhkan keterangan lebih landjut mengenai sesuatu
pemberitahuan, maka wadjib padjak pada waktu jang telah ditentukan harus memberikan segala
keterangan jang masih diperlukan’
(2) Djika kewadjiban jang tertera pada ajat (1) diatas, tidak atau tidak sepenuhnja ditjukupi, maka
padjak dikenakan secara djabatan;
(3) Djumlah padjak jang dikenakan setjara djabatan ditambah dengan 100% (seratus perseratus)
padjak itu;
2
(4) Kenaikan padjak termaksud dalam ajat terdahulu, atas permintan wadjib padjak, dapat
dihapuskan sebagian atau semuanja oleh Bupati Kepala Daerah bila oleh penanggung padjak
dapat dimadjukan alasa-alasan jang dapat diterima.
Pasal 13
Apabila Bupati Kepala Daerah mempunjai kejakinan, bahwa disesuatu rumah makan/ rumah
penginapan tidak semua pembajaran jang dilakukan ditjatat atas surat-surat pesanan dan atau
kwitansi, sehingga djumlah pembajaran sehari-hari dalam bulan itu tidak dapat ditentukan menurut
kebenarannja, maka Bupati Kepala Daerah mengadakan penafsiran atas djumlah pembajaran jang
dilakukan dalam bulan itu.
Pasal 14
(1) Setelah surat pemberitahuan jang dimaksud dalam pasal 9 ajat (1) disampaikan kepada Bupati
Kepala Daerah, maka pada waktu itu djuga kepada wadjib padjak diberikan surat ketetapan
padjak;
(2) Surat jang diberikan kepada wadjib padjak menurut ketetapan tanggal jang diterimanja;
(3) Djumlah padjak jang ditetapkan harus dibajar penuh pada waktu surat ketetapan padjak diterima
kepada wadjib padjak.
Pasal 15
(1) Ketetapan padjak pembangunan I dimaksud dalam daftar jang modelnja ditetapkan oleh Bupati
Kepala Daerah;
(2) Bupati Kepala Daerah berhak membetulkan kesalahan dalam tulisan dan / atau hitungan jang
terdapat dalam daftar, akan tetapi sesudah ketetapan padjak disampaikan kepada jang
berkepentingan, pembetulan itu tidak boleh merugikan wadjib padjak.
Pasal 16
(1) Apabila ternjata bahwa padjak ini dibajar kurang atau sama sekali tidak dibajar, maka wadjib
padjak dikenakan denda 2 kali padjak jang tidak dibajar dan sedikit-dikitnja Rp. 50,(2) Denda jang dimaksud dalam ajat tersebut diatas dapat dibebaskan sebagian atau semuanya oleh
Bupati Kepala Daerah djika dapat dibuktikan njata bahwa pelanggaran itu disebabkan oleh
kehilapan atau kelalaian jang dapat dimaafkan.
Pasal 17
(1) Apabila padjak jang dimaksud / dikenakan ternjata kurang dari jang semestinnja maka diadakan
tagihan susulan;
(2) Tagihan susulan tidak dapat diadakan djika kekurangan kesalahan disebabkan karena kehilapan
Tata Usaha Daerah;
(3) Tagihan susulan jang dimaksud dalam ajat (1) diatas hanja dapat dilakukan dalam waktu
sebelum hak untuk menagih mendjadi kadaluwarsa seperti jang ditentukan dalam pasal 24 ajat
(1).
Pasal 18
(1) Djumlah padjak jang termasuk suatu tagihan susulan ditambah dengan 300%
perseratus) dari djumlah padjak itu;
(tiga ratus
(2) Apabila oleh wadjib padjak dalam waktu 6 bulan, terhitung mulai bulan padjak jang terhutang
pembajarannja kurang, diberitahukan setjara suka rela baik dengan lisan atau dengan tulisan
tentang djumlah padjak jang masih kurang bajar, maka padjak diatas dapat dibebaskan sebagian
atau seluruhnja oleh Bupati Kepala Daerah.
3
Pasal 19
(1) Untuk pemungutan padjak pembangunan I jang dikenakan menurut ketentuan dalam pasal 13
atau jang djumlahnya meliputi djumlah padjak jang telah terhutang ditambah dengan tambahan
denda, dibuat kohir jang ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah;
(2) Setelah kohir ditetapkan, karena wadjib padjak disampaikan surat ketetapan padjak jang
memuat tanggal pengirimannja djuga;
(3) Djumlah padjak jang dikenakan harus dilunasi dalam waktu empat belas hari sesudah tanggal
pengiriman surat ketetapan padjak.
Pasal 20
(1) Dalam tempo 3 bulan sesudah surat ketetapan / ketetapan-ketetapan padjak setjara djabatan
dikirimkan, jang bersangkutan menundjuk permintaan banding dengan tulisan kepada Gebernur
Kapala Daerah Kalimantan Selatan;
(2) Djika jang bersangkutan tidak pandai menulis, maka permintaan banding termaksud ajat (1)
dapat diadjukan dengan lisan kepada Sekretaris Daerah atau Pegawai jang ditundjuk olehnya
jang memuat risalah tentang permintaan banding itu dan kemudian menjampaikan kepada
Gebernur Kepala Daerah Kalimantan Selatan;
(3) Dengan mengadjukan banding, maka kewadjiban untuk membajar padjak pada waktu-waktu
jang telah ditentukan, tidak dihentikan.
Pasal 21
(1) Atas surat banding dalam waktu satu bulan sesudah disampaikan, diambil keputusan oleh
Gebernur Kepala Daerah Kalimantan Selatan;
(2) Turunan surat keputusan itu dikirimkan kepada jang bersangkutan bila mungkin dengan tertjatat;
(3) Keputusan, baik menolaknja seluruhnja maupun sebagian, harus memuat alasan penolakannja.
Pasal 22
Semua pembajaran di asrama (dienternet) dan semua pembajaran dirumah makan / rumah
penginapan jang khususnya diselenggarkan untuk pegawai/ buruh djawatan-djawatan Pemerintah,
anggauta-anggauta ABRI/ POLRI dibebaskan dari padjak itu.
Pasal 23
Apabila dalam hal ini khususnja pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini
bertentangan dengan kepentingan umum atau menimbulkan atau akan menimbulkan ketidakadilan,
maka oleh Bupati Kepala Daerah dapat dilakukan pengambilan atau pemberian pembebasan padjak
jang telah dikenakan.
Pasal 24
(1) Hak untuk menagih padjak ini dan tambahannja mendjadi kadaluwarsa sesudah 36 bulan
terhitung bulan terdjadinja hak menuntut;
(2) Hak tuntutan pengambilan atas kelebihan pembajaran wang padjak dan / atau tambahannja jang
diputuskan / dikabulkan, mendjadi kadaluwarsa sesudah 36 bulan, dihitung dari timbulnja hak
meminta kembali padjak jang telah dibajar itu.
Pasal 25
(1) Jang djuga diserahi pengawasan terhadap didjalankannja Peraturan Daerah ini ialah Kepala
Bagian Pengawasan Umum, Kepala Bagian Padjak dan Kepala Bagian Pengawasan Keuangan
Daerah Tingkat II Bandjar;
4
(2) Para pedjabat tersebut diatas jang djuga ditugaskan untuk menjelidiki pelanggaran-pelanggaran
terhadap Peraturan Daerah, berhak untuk setiap waktu memasuki rumah makan/ rumah
penginapan, sedang pengusahanja diharuskan meluluskan mereka masuk.
Pasal 26
(1) Barang siapa tidak memenuhi kewadjiban-kewadjiban tersebut dalam pasal 7 ajat (2) dan pasal 9
ajat (3) dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanja 14 (empat belas) hari atau denda
setingginja Rp. 100,- (seratus rupiah);
(1) Barang siapa tidak memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal 7 ajat (1), pasal 8 ajat
(1) dan (2), pasal 9 ajat (1), pasal 12 ajat (1), pasal 14 ajat (3) atau dengan mengadjukan
memperlihatkan surat-surat atau kwitansi-kwitansi palsu kepada pegawai dimaksud dalam ajat
(1) jang melakukan pemeriksaan dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanja 3 (tiga)
bulan atau denda setingi-tingginja Rp. 1.000,- (seribu rupiah).
Pasal 27
(1) Djika perbuatan-perbuatan jang dihukum menurut Peraturan Daerah ini dilakukan oleh suatu
badan hukum, maka jang dituntut ialah pengurus seluruhnja;
(2) Penuntutan hukuman tidak diadakan terhadap anggota pengurus, jika terbukti bahwa perbuatan
itu terdjadi diluar pengetahuan.
Pasal 28
(1) Peraturan Daerah ini dapat disebut PERATURAN PADJAK PEMBANGUNAN I DAERAH
TINGKAT II BANDJAR;
(2) Peraturan Daerah ini mulai berlakunja pada saat penjerahan jang njata dari padjak ini oleh
Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan Menteri Urusan Pendapatan,
Pembiajaan dan Pengawasan dan setelah diundangkan;
(3) Sedjak saat mulai berlakunja Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Tingkat II Bandjar
Tanggal 14-2-1962 Nomor 2/1961 tentang Pemungutan Padjak Pembangunan I jang belum
disahkan dan belum diundangkan ditarik kembali.
Martapura 28 Desember 1961
A.n. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG
DAERAH TINGKAT II BANDJAR
KETUA,
t.t.d.
BASRI, BA
Disahkan oleh Presiden RI dengan Surat Keputusan Tanggal 20 -8-1962 Nomor 272 Tahun 1962.
P.d. SEKRETARIS NEGARA
t.t.d.
A.W. SURJOASININGRAT. SH.
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat I Kal-Sel Tanggal 11-5-1963 Nomor 5 Tahun 1963.
A.n. Bupati Kepala Daerah Tk.II Bandjar
Sekretaris,
t.t.d.
Gt. ALI
5
6
NOMOR : 13 TAHUN 1961
DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG
DAERAH TINGKAT II BANDJAR
Menetapkan Peraturan Daerah Jang Berikut :
PERATURAN DAERAH TENTANG PEMUNGUTAN PADJAK PEMBANGUNAN I
Pasal 1
Jang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dengan :
1. Kepala Daerah
: Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bandjar;
2. Pembajaran
: Pembajaran jang dilakukan oleh pengundjung rumah makan dan
penjewa rumah makan penginapan guna pembelian makanan dan
minuman dan/ atau sewa kamar termasuk pula semua pembajaranpembajaran dengan nama apapun djuga dirumah makan penginapan,
ketjuali pembajaran untuk padjak;
3. Rumah Makan
: Tiap tempat dengan nama apapun djuga dimana dengan dipungut
pembajaran dapat diperoleh makan dan / atau minum untuk dimakan
diminum ditempat;
4. Rumah Penginapan
: Tiap tempat dengan nama apapun djuga jang menjewakan kepada
umum ruangan-ruangan untuk menginap;
5. Pengusaha
: Pemilik rumah makan/ rumah penginapan atau jang menguasainja,
djika pengusaha itu tidak didjalankan jang mempunjainja.
Pasal 2
Dalam Daerah Tingkat II Bandjar dipungut suatu padjak dari semua pembajaran dirumah-rumah
makan dan dirumah-rumah penginapan, jang disebut Padjak Pembangunan I.
Pasal 3
Wadjib padjak ialah pengusaha rumah-rumah makan dan rumah -rumah penginapan.
Pasal 4
(1) Padjak berdjumlah 10% (sepuluh perseratus) dari djumlah pembajaran dan dibulatkan keatas
sampai djumlah Rp. 0,05 penuh;
(2) Djika djumlah pembajaran kurang dari Rp. 0,05 maka pembajaran ini tidak dikenakan padjak.
Pasal 5
(1) Pembajaran-pembajaran dirumah makan yang keadaannja sederhana dan biasanja dikundjungi
orang-orang tergolong penduduk jang tidak mampu dibebaskan dari Padjak Pembangunan I ;
(2) Oleh Bupati Kepala Daerah ditundjuk rumah-rumah makan jang dipandang tidak memenuhi
sarat untuk dikenakan Padjak Pembangunan I;
(3) Penundjukkan tersebut dalam ajat (1) diatas berlaku untuk 6 bulan dan sesudah waktu itu
berakhir dapat diperpandjang lagi tiap-tiap kali untuk selama-lamanja 3 bulan.
1
Pasal 6
Padjak Pembangunan I dikenakan tiap-tiap bulan takwim atas djumlah pembajaran jang dilakukan
dalam bulan ini.
Pasal 7
(1) Dalam surat pemberitahuan diterangkan djumlah pembajaran tiap-tiap hari yang dilakukan
dalam satu bulan takwim;
(2) Dibelakang djumlah pembajaran sehari ditjatat djumlah padjak jang terhitung dan jang
dibulatkan keatas menurut ketentuan tersebut dalam pasal 4 ajat (1).
Pasal 8
(1) Surat-surat pesanan kwitansi-kwitansi jang digunakan dirumah-rumah makan / dirumah
penginapan harus dibubuhi Tanda Daerah Tingkat II Bandjar jang dilakukan oleh Kepala Bagian
Padjak Daerah;
(2) Semua salinan surat-surat jang memuat apa jang dipesan dan semua kwitansi-kwitansi jang telah
dibajar dirumah makan / dirumah penginapan harus disimpan oleh wadjib padjak untuk tiga
tahun;
Pasal 9
(1) Surat pemberitahuan harus ditanda tangani oleh pengusaha dan sampai kepada Bupati Kepala
Daerah selambat-lambatnja pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnja;
(2) Model surat pemberitahuan ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah;
(3) Surat pemberitahuan dapat dibeli dikantor Bupati Kepala Daerah dengan harga Rp. 10,(sepuluh rupiah) sehelai atau dapat dibuat penanggung padjak sendiri asal sama dengan surat
pemberitahuan jang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Bandjar.
Pasal 10
Surat pemberitahuan jang tidak diisi menurut ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal 7 Peraturan
Daerah dan atau tidak ditanda tangani oleh pengusaha dianggap sebagai tidak disampaikan kepada
Bupati Kepala Daerah.
Pasal 11
(1) Apabila surat pemberitahuan tidak disampaikan atau tidak disampaikan pada waktu jang telah
ditentukan dalam pasal 9 ajat (1) diatas, maka wadjib padjak dikenakan padjak setjara djabatan;
(2) Pada ketentuan padjak setjara djabatan, padjak jang harus dikenakan, dinaikkan dengan 200%
(duaratus perseratus) ;
(3) Kenaikan padjak termaksud dalam ajat terdahulu, atas perintah, wadjib padjak dapat dihapuskan
oleh Bupati Kepala Daerah bila oleh penanggung padjak dapat diadjukan alasan-alasan jang
dapat diterima.
Pasal 12
(1) Apabila Bupati Kepala Daerah membutuhkan keterangan lebih landjut mengenai sesuatu
pemberitahuan, maka wadjib padjak pada waktu jang telah ditentukan harus memberikan segala
keterangan jang masih diperlukan’
(2) Djika kewadjiban jang tertera pada ajat (1) diatas, tidak atau tidak sepenuhnja ditjukupi, maka
padjak dikenakan secara djabatan;
(3) Djumlah padjak jang dikenakan setjara djabatan ditambah dengan 100% (seratus perseratus)
padjak itu;
2
(4) Kenaikan padjak termaksud dalam ajat terdahulu, atas permintan wadjib padjak, dapat
dihapuskan sebagian atau semuanja oleh Bupati Kepala Daerah bila oleh penanggung padjak
dapat dimadjukan alasa-alasan jang dapat diterima.
Pasal 13
Apabila Bupati Kepala Daerah mempunjai kejakinan, bahwa disesuatu rumah makan/ rumah
penginapan tidak semua pembajaran jang dilakukan ditjatat atas surat-surat pesanan dan atau
kwitansi, sehingga djumlah pembajaran sehari-hari dalam bulan itu tidak dapat ditentukan menurut
kebenarannja, maka Bupati Kepala Daerah mengadakan penafsiran atas djumlah pembajaran jang
dilakukan dalam bulan itu.
Pasal 14
(1) Setelah surat pemberitahuan jang dimaksud dalam pasal 9 ajat (1) disampaikan kepada Bupati
Kepala Daerah, maka pada waktu itu djuga kepada wadjib padjak diberikan surat ketetapan
padjak;
(2) Surat jang diberikan kepada wadjib padjak menurut ketetapan tanggal jang diterimanja;
(3) Djumlah padjak jang ditetapkan harus dibajar penuh pada waktu surat ketetapan padjak diterima
kepada wadjib padjak.
Pasal 15
(1) Ketetapan padjak pembangunan I dimaksud dalam daftar jang modelnja ditetapkan oleh Bupati
Kepala Daerah;
(2) Bupati Kepala Daerah berhak membetulkan kesalahan dalam tulisan dan / atau hitungan jang
terdapat dalam daftar, akan tetapi sesudah ketetapan padjak disampaikan kepada jang
berkepentingan, pembetulan itu tidak boleh merugikan wadjib padjak.
Pasal 16
(1) Apabila ternjata bahwa padjak ini dibajar kurang atau sama sekali tidak dibajar, maka wadjib
padjak dikenakan denda 2 kali padjak jang tidak dibajar dan sedikit-dikitnja Rp. 50,(2) Denda jang dimaksud dalam ajat tersebut diatas dapat dibebaskan sebagian atau semuanya oleh
Bupati Kepala Daerah djika dapat dibuktikan njata bahwa pelanggaran itu disebabkan oleh
kehilapan atau kelalaian jang dapat dimaafkan.
Pasal 17
(1) Apabila padjak jang dimaksud / dikenakan ternjata kurang dari jang semestinnja maka diadakan
tagihan susulan;
(2) Tagihan susulan tidak dapat diadakan djika kekurangan kesalahan disebabkan karena kehilapan
Tata Usaha Daerah;
(3) Tagihan susulan jang dimaksud dalam ajat (1) diatas hanja dapat dilakukan dalam waktu
sebelum hak untuk menagih mendjadi kadaluwarsa seperti jang ditentukan dalam pasal 24 ajat
(1).
Pasal 18
(1) Djumlah padjak jang termasuk suatu tagihan susulan ditambah dengan 300%
perseratus) dari djumlah padjak itu;
(tiga ratus
(2) Apabila oleh wadjib padjak dalam waktu 6 bulan, terhitung mulai bulan padjak jang terhutang
pembajarannja kurang, diberitahukan setjara suka rela baik dengan lisan atau dengan tulisan
tentang djumlah padjak jang masih kurang bajar, maka padjak diatas dapat dibebaskan sebagian
atau seluruhnja oleh Bupati Kepala Daerah.
3
Pasal 19
(1) Untuk pemungutan padjak pembangunan I jang dikenakan menurut ketentuan dalam pasal 13
atau jang djumlahnya meliputi djumlah padjak jang telah terhutang ditambah dengan tambahan
denda, dibuat kohir jang ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah;
(2) Setelah kohir ditetapkan, karena wadjib padjak disampaikan surat ketetapan padjak jang
memuat tanggal pengirimannja djuga;
(3) Djumlah padjak jang dikenakan harus dilunasi dalam waktu empat belas hari sesudah tanggal
pengiriman surat ketetapan padjak.
Pasal 20
(1) Dalam tempo 3 bulan sesudah surat ketetapan / ketetapan-ketetapan padjak setjara djabatan
dikirimkan, jang bersangkutan menundjuk permintaan banding dengan tulisan kepada Gebernur
Kapala Daerah Kalimantan Selatan;
(2) Djika jang bersangkutan tidak pandai menulis, maka permintaan banding termaksud ajat (1)
dapat diadjukan dengan lisan kepada Sekretaris Daerah atau Pegawai jang ditundjuk olehnya
jang memuat risalah tentang permintaan banding itu dan kemudian menjampaikan kepada
Gebernur Kepala Daerah Kalimantan Selatan;
(3) Dengan mengadjukan banding, maka kewadjiban untuk membajar padjak pada waktu-waktu
jang telah ditentukan, tidak dihentikan.
Pasal 21
(1) Atas surat banding dalam waktu satu bulan sesudah disampaikan, diambil keputusan oleh
Gebernur Kepala Daerah Kalimantan Selatan;
(2) Turunan surat keputusan itu dikirimkan kepada jang bersangkutan bila mungkin dengan tertjatat;
(3) Keputusan, baik menolaknja seluruhnja maupun sebagian, harus memuat alasan penolakannja.
Pasal 22
Semua pembajaran di asrama (dienternet) dan semua pembajaran dirumah makan / rumah
penginapan jang khususnya diselenggarkan untuk pegawai/ buruh djawatan-djawatan Pemerintah,
anggauta-anggauta ABRI/ POLRI dibebaskan dari padjak itu.
Pasal 23
Apabila dalam hal ini khususnja pelaksanaan dari ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini
bertentangan dengan kepentingan umum atau menimbulkan atau akan menimbulkan ketidakadilan,
maka oleh Bupati Kepala Daerah dapat dilakukan pengambilan atau pemberian pembebasan padjak
jang telah dikenakan.
Pasal 24
(1) Hak untuk menagih padjak ini dan tambahannja mendjadi kadaluwarsa sesudah 36 bulan
terhitung bulan terdjadinja hak menuntut;
(2) Hak tuntutan pengambilan atas kelebihan pembajaran wang padjak dan / atau tambahannja jang
diputuskan / dikabulkan, mendjadi kadaluwarsa sesudah 36 bulan, dihitung dari timbulnja hak
meminta kembali padjak jang telah dibajar itu.
Pasal 25
(1) Jang djuga diserahi pengawasan terhadap didjalankannja Peraturan Daerah ini ialah Kepala
Bagian Pengawasan Umum, Kepala Bagian Padjak dan Kepala Bagian Pengawasan Keuangan
Daerah Tingkat II Bandjar;
4
(2) Para pedjabat tersebut diatas jang djuga ditugaskan untuk menjelidiki pelanggaran-pelanggaran
terhadap Peraturan Daerah, berhak untuk setiap waktu memasuki rumah makan/ rumah
penginapan, sedang pengusahanja diharuskan meluluskan mereka masuk.
Pasal 26
(1) Barang siapa tidak memenuhi kewadjiban-kewadjiban tersebut dalam pasal 7 ajat (2) dan pasal 9
ajat (3) dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanja 14 (empat belas) hari atau denda
setingginja Rp. 100,- (seratus rupiah);
(1) Barang siapa tidak memenuhi ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal 7 ajat (1), pasal 8 ajat
(1) dan (2), pasal 9 ajat (1), pasal 12 ajat (1), pasal 14 ajat (3) atau dengan mengadjukan
memperlihatkan surat-surat atau kwitansi-kwitansi palsu kepada pegawai dimaksud dalam ajat
(1) jang melakukan pemeriksaan dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanja 3 (tiga)
bulan atau denda setingi-tingginja Rp. 1.000,- (seribu rupiah).
Pasal 27
(1) Djika perbuatan-perbuatan jang dihukum menurut Peraturan Daerah ini dilakukan oleh suatu
badan hukum, maka jang dituntut ialah pengurus seluruhnja;
(2) Penuntutan hukuman tidak diadakan terhadap anggota pengurus, jika terbukti bahwa perbuatan
itu terdjadi diluar pengetahuan.
Pasal 28
(1) Peraturan Daerah ini dapat disebut PERATURAN PADJAK PEMBANGUNAN I DAERAH
TINGKAT II BANDJAR;
(2) Peraturan Daerah ini mulai berlakunja pada saat penjerahan jang njata dari padjak ini oleh
Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah dan Menteri Urusan Pendapatan,
Pembiajaan dan Pengawasan dan setelah diundangkan;
(3) Sedjak saat mulai berlakunja Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Tingkat II Bandjar
Tanggal 14-2-1962 Nomor 2/1961 tentang Pemungutan Padjak Pembangunan I jang belum
disahkan dan belum diundangkan ditarik kembali.
Martapura 28 Desember 1961
A.n. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG
DAERAH TINGKAT II BANDJAR
KETUA,
t.t.d.
BASRI, BA
Disahkan oleh Presiden RI dengan Surat Keputusan Tanggal 20 -8-1962 Nomor 272 Tahun 1962.
P.d. SEKRETARIS NEGARA
t.t.d.
A.W. SURJOASININGRAT. SH.
Diundangkan dalam Lembaran Daerah Tingkat I Kal-Sel Tanggal 11-5-1963 Nomor 5 Tahun 1963.
A.n. Bupati Kepala Daerah Tk.II Bandjar
Sekretaris,
t.t.d.
Gt. ALI
5
6