artikel jurnal pengaruh penjelasan

Pengaruh Penjelasan Guru ………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 1

PENGARUH PENJELASAN GURU TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN SANITASI HIGIENE PERORANGAN PADA SISWA
KELAS XI DI SMK N 1 SEWON
THE EFFECT OF TEACHER EXPLANATION ON THE IMPROVEMENT OF
INDIVIDUAL HYGIENIC SANITATION KNOWLEDGE OF GRADE XI STUDENTS OF
SMKN 1 SEWON
Oleh:
Ellya Suhartati dan Ir. Sugiyono, M. Kesb
a
Alumni Program Studi Pendidikan Teknik Boga (email: ellya.suhartati@yahoo.co.id)
b
Dosen Pembimbing Program Studi Pend. Teknik Boga, Fak. Teknik, UNY (email: giyono@uny.ac.id )
a

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI sebelum
diberi penjelasan, (2) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI setelah diberi penjelasan, (3) pengaruh
peningkatan pengetahuan siswa kelas XI di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 antara siswa yang diberi
penjelasan pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh guru dengan siswa yang tidak diberi penjelasan

pengetahuan oleh guru sebelumnya. Metode dalam penelitian menggunakan metode quasi eksperimen.
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI jasaBoga 1, 2, dan 3 di SMK N 1 Sewon yang berjumlah 76
siswa. Instrumen penelitian berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (pos-test). Teknik analisis data
menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI
sebelum diberi penjelasan berada dalam kategori sedang (59,21%); (2) peningkatan pengetahuan siswa
kelas XI setelah diberi penjelasan berada dalam kategori sedang (61,84%); (3) terdapat pengaruh
peningkatan pengetahuan siswa kelas XI di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 antara siswa yang diberi
penjelasan pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh guru dengan siswa yang tidak diberi penjelasan
pengetahuan oleh guru sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung > ttabel (25,201>1,994) dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 ttable (25.201 > 1.994) with a significance value
of 0.000 < 0.05.
Keywords: Influence of Master, Knowledge Personal Hygiene Sanitation

2 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
pengolah

makanan

adalah


pencucian

tangan, kebersihan, dan kesehatan diri.
SMK N 1 Sewon adalah salah satu
PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Kejuruan yang berusaha

Higiene dan sanitasi makanan pada

membentuk jiwa kewirausahaan pada peserta

dasarnya meliputi orang yang menangani

didiknya melalui proses pembelajaran dalam

makanan, tempat penyelenggaraan makanan,

mata


peralatan

makanan,

Indonesia. Upaya dalam memperoleh tujuan

penyajian

yang diinginkan telah dilakukan, hal ini

pengolahan

penyimpanan makanan
makanan

dan

(Depdikbud,

pengolahan


makanan

39).

ditandai dengan penyediaan sarana dan

Penyelenggaraan makanan yang higiene dan

prasarana di SMK N 1 Sewon seperti

sehat

dalam

menyediakan ruang teori maupun praktik

pengolahan makanan. Makanan yang tidak

serta fasilitas yang dapat menunjang proses


dikelola

oleh

pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan

menimbulkan

lancar. Selain itu, mata pelajaran pengolahan

menjadi

dampak

prinsip

dengan

penjamah


1997:

pelajaran

baik dan

makanan
negatif

dasar

dapat

dan

makanan Indonesia ini juga merupakan salah

kimia,


satu cara pemberdayaan sekolah kepada

mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta

siswa dalam membentuk jiwa kewirausahaan

dapat pula menimbulkan alergi. Terdapat

siswa.

keracunan

empat

seperti

benar

akibat


faktor

terjadinya

penyakit
bahan

yang

penularan

memungkinkan
penyakit

melalui

Bentuk pemberdayaan sekolah tersebut
dilakukan dengan cara

mempromosikan


makanan yakni perilaku yang tidak higienis,

menu-menu

makanan

adanya sumber penyakit menular, adanya

masyarakat

sekitar

media (makanan, minuman) dan resipien-

kesempatan

resipien (Musadad, 1995).

makanan Indonesia dalam bentuk katering


Faktor kebersihan pengelola makanan
yang biasa

disebut

higiene

untuk

untuk pesanan

Indonesia
dan

kepada

membuka

menerima


dari masyarakat

pesanan

sekitar

personal

dimana pemberdayaan ini dikelola oleh guru

merupakan prosedur menjaga kebersihan

dan siswa. Hal ini bertujuan agar peserta

dalam pengelolaan makanan

didik

yang

aman

dapat

memiliki

pengalaman

dan

dan sehat. Prosedur menjaga kebersihan

kecakapan hidup. Dengan pembelajaran

merupakan perilaku bersih untuk mencegah

praktik diharapkan peserta didik lebih dapat

kontaminasi

yang

mengembangkan

bagi

dalam diri, dapat bekerjasama dengan teman,

pada

ditangani. Prosedur

makanan
yang

penting

kreatifitas

dan

potensi

dan dapat melatih jiwa kepemimpinan.

Pengaruh Penjelasan Guru ………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 3

Sehingga
dalam

diharapkan

membentuk

tujuan
jiwa

pengajaran

kewirausahaan

akan

melakukan

pengolahan

makanan masih kurang, hal yang perlu
diperhatikan

peserta didik dapat tercapai.

praktik

adalah

sanitasi

higiene

Berdasarkan observasi yang dilakukan

perorangan. Hal tersebut mengakibatkan

di SMK N 1 Sewon, peneliti melihat masih

siswa kurang paham mengenai pengetahuan

kurangnya

sanitasi

penjelasan

guru

dalam

higiene

perorangan

pengolahan

terutama

ini

menyebabkan adanya kontaminasi antara

ditunjukkan pada saat praktik pengolahan

pengolah makanan dan makanan yang di

makanan
terlihat

perorangan.

dapat

berlangsung

siswa

olah, sehingga makanan tidak hygiene lagi.

terburu-buru

untuk

Selama

Indonesia
seringkali

Hal

yang

saat

pengetahuan siswa tentang sanitasi higiene
higiene

makanan

pada

proses

pengolahan

langsung memegang bahan makanan tanpa

berlangsung

mencuci tangan terlebih dahulu. Selain itu,

memperhatikan hal-hal kecil seperti kerapian

sebelum memulai pengolahan makanan atau

rambut, cuci tangan, kebersihan kuku dan

praktik

pemakaian

guru

lebih

mendominasi

oleh

siswa

makanan

masker

seringkali

yang

tidak

sesungguhnya

penyampaian kompetensi dasar dan tujuan

penting untuk diterapkan. Sehingga dijumpai

pembelajaran yang hendak dicapai misalnya,

bahan asing pada makanan seperti rambut,

tentang bahan, resep atau cara pembuatan

batu

yang

sebagainya.

akan

memberikan
perorangan

dipraktikkan
penjelasan
dalam

dan

sanitasi

pengolahan

tidak

siswa

tentang

sisa

bahan

Jika

hal

kemasan
tersebut

dan
tidak

higiene

diperhatikan maka akan berpengaruh pada

makanan

keamanan pangan dan akan mengurangi

Indonesia terlebih dahulu. Guru jarang
memperhatikan

kecil,

kualitas makanan yang disajikan.
Penelitian

sanitasi

ini

bertujuan

untuk

higiene perorangan seperti memakai pakaian

mengetahui: (1) peningkatan pengetahuan

kerja lengkap (baju kerja, apron, celemek

siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan, (2)

dan penutup kepala), pakaian kerja bersih,

peningkatan pengetahuan siswa kelas XI

kuku pendek dan tidak bercat, tidak memakai

setelah diberi penjelasan, (3) pengaruh

perhiasan (cincin, gelang, jam tangan saat

peningkatan pengetahuan siswa kelas XI di

bekerja), tidak sakit penyakit menular (flu,

SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 antara

pilek, batuk, sakit kulit).

siswa yang diberi penjelasan pengetahuan

Pentingnya penerapan sanitasi higiene

sanitasi higiene perorangan oleh guru dengan

perorangan menjadi permasalahan utama

siswa

dalam penelitian ini. Frekuensi Guru dalam

pengetahuan oleh guru sebelumnya.

memberikan pengetahuan siswa pada saat

yang

tidak

diberi

penjelasan

4 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
Teknik Pengumpulan Data dan Teknik
Analisis Data

METODE PENELITIAN

Teknik

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
pre-eksperimental designs dengan metode
one

group

(Sugiyono,

pre-test-post-test

2009:

74),

alasan

design

peneliti

memilih metode one group pre-test-post-test
design karena jumlah populasi yang terdapat

pada kelas XI di SMK N 1 Sewon terbatas,
sehingga tidak memungkinkan membagi
antara kelompok eksperiment dan kelompok

penelitian

pengumpulan
ini

doumentasi.
rumus

menggunakan

Uji

point

data

validitas

biseriall

dalam

tes

dan

menggunakan

dengan

program

ITEMANN, dan uji reliabilitas menggunakan

rumus Alpha Cronbach . Untuk menguji
reliabilitas instrumen penelitian digunakan
teknik Alpha

Cronbach

karena bentuk

instrumen penelitian ini membentuk interval
yang butir pertanyaannya mempunyai skor 0
sampai 1. Instrumen dapat dikatakan reliabel

kontrol.

jika koefesien Alpha Cronbach lebih besar

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian

dilakukan

pada

bulan

Oktober 2014 sampai dengan bulan April
2015. Lokasi penelitian berada di SMK N 1

dari 0,600 (Suharsimi Arikunto, 2010: 276).
Teknik analisis data menggunakan analisis
uji t.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sewon Bantul.
Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas II jasa boga kelas 1, kelas 2, dan
kelas 3 di SMK N 1 Sewon yang berjumlah

Peningkatan Pengetahuan Siswa Kelas XI
Sebelum Diberi Pengetahuan Sanitasi
Higiene Perorangan Oleh Guru Di SMK N
1 Sewon Tahun Ajaran 2015
Berdasarkan

hasil

analisis

data

96 siswa. Teknik pengambilan sampel

diketahui bahwa peningkatan pengetahuan

menggunakan

random

siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan

sampling, yaitu cara pengambilan sampel

pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh

secara acak dari suatu anggota populasi dan

guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015

berstruktur/ bertingkat secara proporsional

berada pada kategori tinggi sebanyak 13

yang dilakukan jika angota populasinya

siswa (17,11%), kategori sedang sebanyak 45

heterogen

atas

siswa (59,21%), dan berada pada kategori

kelompok-kelompok yang bertingkat (Uma

rendah sebanyak 18 siswa (23,68%). Dengan

Sekaran,

demikian

proportionale

(beragam)

2006:

143).

atau

terdiri

Sampel

dalam

dapat

disimpulkan

bahwa

penelitian ini adalah siswa kelas II jasa boga

kecenderungan

kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 di SMK N 1

siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan

Sewon yang berjumlah 76 siswa.

peningkatan

pengetahuan

Pengaruh Penjelasan Guru ………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 5

pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Hasil

guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015

penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan

berada dalam kategori sedang (59,21%).

cuci tangan yang tergolong terbiasa cuci

Higiene dalam pengolahan makanan
adalah

berbagai

upaya

mempertahankan

dan

kesehatan,

kebersihan

untuk

memperbaiki

tangan sebanyak 47 anak (94,0%), dan tidak
terbiasa cuci tangan sebanyak 3 anak (6,0%).
sanitasi

makanan

yang

tergolong

baik

individu

sebanyak 21 keluarga (42,0%), dan tergolong

dalam proses

kurang sebanyak 29 keluarga (58,0% ). Anak

pengolahan makanan agar terhindar dari

SD yang tidak menderita diare dalam satu

sakit, baik yang disebabkan oleh penyakit

bulan terakhir sebanyak 48 anak (96,0%),

pada umumnya, penyakit akibat kecelakaan,

sedangkan anak SD yang menderita diare

ataupun penyakit akibat prosedur kerja yang

dalam satu bulan terakhir sebanyak 2 anak

tidak memadai (Hiasinta, 2011). Selain itu

(4,0%). Artinya, ada hubungan kebiasaan

yang

mencegah

cuci tangan dengan kejadian diare dan tidak

terjadinya kontaminasi atau pencemaran dari

ada hubungan sanitasi makanan dengan

pekerja ke pangan yang diolah. Cara yang

kejadian diare. Kesamaan penelitian ini

harus dilakukan oleh tenaga pengolah pangan

adalah sama-sama penelitian yang bertujuan

agar produk pangannya bermutu dan aman

untuk melihat hubungan tentang sanitasi

untuk dikonsumsi adalah dengan personil

hyiegine perorangan di lingkungan sekolah.

dan

perorangan

yang terlibat

lebih

penting

adalah

higiene/ higiene perorangan yang meliputi

Penyajian makanan bisa menimbulkan

dan

masalah bila faktor-faktor hygiene tidak

kebersihan serta kesehatan diri. Maka dari

diperhatikan, misalnya memakai alat atau

itu, pentingnya pengetahuan sanitasi higiene

tempat makanan yang tidak bersih, tidak

perorangan dalam pengolahan makanan agar

mencuci tangan atau membiarkan makanan

dapat

yang

terlalu lama dipengaruhi oleh lingkungan.

disebabkan oleh penyakit pada umumnya,

Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat

penyakit akibat kecelakaan, ataupun penyakit

memindahkan bakteri dan virus pathogen

akibat prosedur kerja yang tidak memadai.

dari tubuh, faeses atau sumber lain ke

pencucian

tangan

terhindar

selama

dari

bekerja,

penyakit

Hal ini sejalan dengan penelitian yang

makanan. Oleh karena itu kebersihan tangan

dilakukan oleh Ali Rosidi, Erma Handarsari,

dengan mencuci tangan perlu mendapat

Mita Mahmudah (2010), yang berjudul

prioritas

yang

Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Dan

tersebut

sering

Sanitasi Makanan Dengan Kejadian Diare

dengan

Pada Anak SD Negeri Podo 2 Kecamatan

penggosokan, dan pembilasan dengan air

sabun

tinggi,

walaupun

disepelekan.
sebagai

hal

Pencucian
pembersih,

6 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
mengalir

akan

kotoran

yang

partikel

Higiene perorangan yang terlibat dalam

mengandung

pengolahan makanan akan dapat dicapai,

menghanyutkan
banyak

mikroorganisme.

apabila

Peningkatan Pengetahuan Siswa Kelas XI
Setelah Diberi Penjelasan Pengetahuan
Sanitasi Higiene Perorangan Oleh Guru
Di SMK N 1 Sewon Tahun Ajaran 2015

pengertian

Berdasarkan

hasil

analisis

data

diketahui bahwa peningkatan pengetahuan
siswa kelas XI setelah diberi penjelasan
pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh
guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015
berada pada kategori tinggi sebanyak 14
siswa (18,42%), kategori sedang sebanyak 47
siswa (61,84%), dan berada pada kategori
rendah sebanyak 15 siswa (19,74%). Dengan
demikian

dapat

kecenderungan

disimpulkan

peningkatan

bahwa

pengetahuan

siswa kelas XI setelah diberi penjelasan
pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh
guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015
berada dalam kategori sedang (61,84%).
Higiene

perorangan

menurut

kesehatan adalah badan diri seseorang yang
bersih dari segala penyakit yaitu berasal dari
dalam tubuh manusia maupun luar tubuh
manusia tersebut. Pribadi yang sehat bisa
dikatakan sehat bila luar dan dalam tubuh
pribadi seseorang itu sudah bersih dari segala
penyakit

yang

dapat

mempengaruhi

kesehatan pribadi tersebut. Maka dari itu,
higiene perorangan merupakan hal yang
sangat penting dalam lingkungan kerja.

dalam

diri

tentang

pekerja

tertanam

pentingnya

menjaga

kesehatan dan kebersihan diri. Karena pada
dasarnya higiene adalah mengembangkan
kebiasaan

yang

baik

untuk

menjaga

kesehatan, maka sebetulnya hal ini sangat
penting bagi para pekerja dapat diketahui
sejak calon pekerja akan direkrut sebagai
staf, melalui wawancara. Meskipun demikian
sikap dan kebiasaan baik yang mendukung
terciptanya higiene perorangan dapat pula
ditanamkan dan diperbaharui terus menerus.
Hal

ini

diperlukan

untuk

selalu

meningkatkan pekerja tentang pentingnya
peran

higiene

perorangan

dalam

menghasilkan makanan yang berkualitas,
terutama dari aspek keamananya (Hiasinta,
2011: 49).
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengetahuan didapatkan dari

teori dan

pengalaman yang pernah dilakukan individu
bersangkutan. Sebagai contoh orang dengan
latar belakang pendidikan tinggi yang bukan
kesehatan

pasti

akan

berbeda

dalam

menguasai perihal kesehatan dibandingkan
dengan

kader

kesehatan

yang

berlatar

belakang pendidikan rendah. Akan tetapi
pendidikan yang tinggi tersebut akan lebih
mempermudah individu bersangkutan untuk
melakukan analisis terkait kondisi yang
dihadapi, dalam hal ini tenang hygiene dan
sanitasi makanan.

Pengaruh Penjelasan Guru ………(Ellya Suhartati & Sugiyono) 7

Pengaruh
Peningkatan
Pengetahuan
Siswa Kelas XI Di SMK N 1 Sewon Tahun
Ajaran 2015 Antara Siswa Yang Diberi
Penjelasan Pengetahuan Sanitasi Higiene
Perorangan Oleh Guru Dengan Siswa
Yang
Tidak
Diberi
Penjelasan
Pengetahuan Oleh Guru Sebelumnya

penjelasan

pengetahuan

dilakukan

mampu

Sewon tahun ajaran 2015.
Upaya higiene dan sanitasi makanan
pada

bahwa

menangani

peningkatan

dasarnya

penyelenggaraan

Sewon tahun ajaran 2015 antara siswa yang

pengolahan

diberi

makanan

pengetahuan

sanitasi

meliputi

orang

makanan,

pengetahuan siswa kelas XI di SMK N 1

penjelasan

meningkatkan

pengetahuan siswa kelas XI di SMK N 1

hipotesis dalam penelitian ini diketahui
pengaruh

higiene

perorangan sebelum pengolahan makanan

Berdasarkan hasil analisis data pada

terdapat

sanitasi

tempat

makanan,
makanan,

dan

yang

peralatan
penyimpanan

penyajian

makanan.

higiene perorangan oleh guru dengan siswa

Penyelenggaraan makanan yang higiene dan

yang tidak diberi penjelasan pengetahuan

sehat menjadi prinsip dasar penyelenggaraan

oleh guru sebelumnya. Hal ini ditunjukkan

makanan institusi. Makanan yang tidak

dari nilai thitung lebih besar dari pada ttabel

dikelola

(25,201>1,994) dengan nilai signifikansi

penjamah

sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi

dampak

0,05 (0,00021,30).

Artinya,

diterapkan

dalam

penjelasan

pengolahan

karena

proses

perencana, pelaksana

makanan siswa kelas XI di SMK N 1 Sewon

pengelola

tahun ajaran 2015. Besarnya peningkatan

makanan. Terdapat 4 (empat) faktor yang

pengetahuan
pengolahan

siswa
makanan

dalam

dan

XI

dalam

memungkinkan

sebelum

diberi

penyakit

kelas

suatu penyelenggaraan

terjadinya

penularan

melalui makanan yakni perilaku

pengetahuan sanitasi higiene perorangan

yang tidak higienis, adanya sumber penyakit

dengan siswa kelas XI dalam pengolahan

menular.

makanan setelah diberi pengetahuan sanitasi

Faktor

kebersihan

penjamah

atau

higiene perorangan di SMK N 1 Sewon

pengelola makanan yang biasa disebut

tahun ajaran 2015 sebesar 4,697. Artinya

higiene

personal

menjaga

kebersihan

merupakan
dalam

prosedur

pengelolaan

8 Jurnal Pendidikan Teknik Boga Tahun 2016
makanan yang aman dan sehat. Prosedur

SIMPULAN

menjaga

Simpulan

kebersihan

merupakan perilaku

bersih untuk mencegah kontaminasi pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

makanan yang ditangani. Prosedur yang

(1) peningkatan pengetahuan siswa kelas XI

penting bagi pengolah makanan adalah

sebelum

pencucian

dan

sanitasi higiene perorangan oleh guru di

kesehatan diri. Di Amerika Serikat 25%

SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 berada

dari semua penyebaran penyakit melalui

pada kategori tinggi sebanyak 13 siswa

makanan, disebabkan pengolah makanan

(17,11%), kategori sedang sebanyak 45 siswa

yang terinfeksi dan higiene personal yang

(59,21%), dan berada pada kategori rendah

buruk. Higiene

terlibat

sebanyak

dalam pengolahan makanan akan dapat

demikian

dicapai,

kecenderungan

tangan,

kebersihan

personal

apabila

yang

tertanam

pengertian

diberi

18

penjelasan

siswa

dapat

pengetahuan

(23,68%).

Dengan

disimpulkan

bahwa

peningkatan

pengetahuan

tentang pentingnya menjaga kesehatan dan

siswa kelas XI sebelum diberi penjelasan

kebersihan diri pada masing-masing siswa di

pengetahuan sanitasi higiene perorangan oleh

di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015.

guru di SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015

Hasil

penelitian

mendukung

berada dalam kategori sedang (59,21%); (2)

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

peningkatan pengetahuan siswa kelas XI

Riyan

setelah

Ningsih,

ini

2010,

dengan

judul

diberi

penjelasan

pengetahuan

Penyuluhan hygiene sanitasi makanan dan

sanitasi higiene perorangan oleh guru di

minuman, serta Kualitas makanan yang

SMK N 1 Sewon tahun ajaran 2015 berada

dijajakan pedagang di lingkungan SDN Kota

pada kategori tinggi sebanyak 14 siswa

samarinda

diberi

(18,42%), kategori sedang sebanyak 47 siswa

diberikan

(61,84%), dan berada pada kategori rendah

penyuluhan

antara
dan

yang

sudah

belum

penyuluhan. Hasil penelitian menunjukkan

sebanyak

bahwa ada perbedaan pengetahuan, praktik

demikian

hygiene sanitasi makanan dan minuman

kecenderungan tingkat pengetahuan siswa

sebelum dan sesudah penyuluhan (p1,994) dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi
0,05 (0,000