Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Sonolisis Dan Fotolisis.

Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi
Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Sonolisis
Dan Fotolisis

5

Oleh :

Ketua Peneliti
:
Anggota
Peneliti :

Dra. Zilfa MS
1.Prof. Dr. Hamzar Suyani , MSc
2.Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS

Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi
Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Sonolisis

5


Oleh :

Ketua Peneliti
:
Anggota
Peneliti :

Dra. Zilfa MS
1.Prof. Dr. Hamzar Suyani , MSc
2.Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS

1.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mempunyai
Gunung
Hutan
Laut

• Sumber ekonomi

• Sumber bahan tambang
• Sumber mineral
• Batu galian
• Batu kapur

Sumber bahan galian
- Trass
- Dunit
- Tufa dan trass – menghasilkan zeolit
Zeolit Indonesia
- Di jawa ( Bayah, Cikalung,Tasik,Sukabumi,Nanggung,
Bogor )
- Sumatra ( Lampung)

Zeolit adalah merupakan suatu senyawa
alumina silika dengan struktur
Si
O

O


O

Al – O – Si – O – Al – O – Si – O – Al
O

O

O

Si

- struktur sangkar 3 dimensi
- di jawa dan sumatra
- Sifat penukar ion, sorpsi, molekul
sieving dan katalis

Zeolit

Penukar ion


Kesuburan tanah
fotodegradasi

penyerap

penyerap zat warna

katalis

Bidang Pertanian:
- Zeolit menahan pupuk dari terdegradasi dan
terbawa air
- Dapat mengontrol pH
- Meningkatkan proses nitrifikasi
- Sebagai karier pestisida
Bidang Industri:
- Pada proses isomerisasi
- Dapat pengganti polipospat pada pembuatan
detergen

- untuk campuran semen
Bidang peternakan:

- prinsipnya mengubah suatu senyawa
menjadi
senyawa
lain
dengan
memperangkap gugus
yang
ada
pada senyawa tersebut
- sebagai foto katalis pada fotodegradasi
etilen
- menghancurkan monokrotofos
Isu (masalah) :
Apakah tidak akan terjadi akumulasi pada
zeolit ?

Katalis TiO2 - anatase :

• stabil
• Innerts
• Struktur kristal
• Luas permukaan yang besar
• Ukuran partikel yang teratur
TiO2 dan Zeolit :
•Struktur sama
•Sebagai fotokatalis
•Mempunyai luas permukaan yang besar

Deskripsi Umum
Untuk kesejahteraan masyarakat maka perlu

dihasilkan makanan, sayuran dan buah –buahan
yang banyak
Dalam hal ini dilakukan peningkatan produksi
dengan memakai pestisida untuk membunuh hama
Pemakaian pestisida yang tidak teratur akan
berbahaya bagi manusia, biota, dan mikro
organisme

Pada umumnya petani dalam pemakaian pestisida
selalu berlebihan, oleh sebab itu maka di perlukan
penanggulangannya

Penaggulangan limbah pestisida
• Klorinasi
• Pengendapan
• Penyerapan
• Dibakar
• Pestisida untuk kol,kubis,cabe
• digunakan Permetrin,Sipermetrin
• dan profenofos
Namun menimbulkan masalah baru !!
Maka dari itu ingin mencoba memanfaatkan
zeolit alam, TiO2 sebagai penaggulangan
limbah pestisida secara Sono dan fotolisis

Pestisida permethrin:
•Racun hama
•Berbahaya bagi manusia

•Penyebab kanker

Struktur Pestisida Permethrin

Penaggulangan limbah :
• Klorinasi
• Pengendapan
• Penyerapan
• Dibakar

Sonolisis :

Tujuan :
•mengetahui kemampuan Zeolit dan TiO2 sebagai katalisator
dalam degradasi permethrin
•Untuk mengetahui jumlah permethin yang terdegradasi
secara sonolisis dan fotolisis
•Dapat dicari informasi zeolit alam yang dapat digunakan
sebagai katalis
Manfaat :

•Penggunaan TiO2 Zeolit sebagai pengdegradasi pestisida
secara sonolisis dan fotolisis dapat menerapkan dan
mengembangkan metoda praktis untuk penanggulangan
limbah
•Memanfaatkan bahan alam yang potensial
•Memakai alat instrumen untuk merubah senyawa yang
berbahaya menjadi tidak berbahaya
•Sangat erat dengan iptek
Target :
•Diharapkan zeolit dan TiO2 tidak akan menimbulkan limbah
baru

• Karakterisasi zeolit dan TiO2-anatase

Zeolit alam
Karakterisa
si

Aktifasi


Asam

Basa

Pemanasa
n
Untuk
pengerjaa
n
selanjutny
a

1. A. Penyerapan Permethrin pada Variasi Pelarut
Permethrin 20 ppm 20 ml dibuat dengan
variasi pelarut (acetonitril : aquades) ml

1

10 11


2

3

4

5

6

Ukur absorban dengan
Spektrofotometer UV - VIS

7

8

9

Ket perb volume pelarut :
Acetonitril : aquades
(ml)

0 : 10

1:9

2:8

3:7

4:6

5:5

6:4

7:3

8:2

9:1

10 : 0

B. Pengukuran Serapan Max.
Permethrin dengan volume perbandingan pelarut
optimum dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi

10

20

30

40

50

(ppm)

Ukur absorban dengan UV – VIS

Permethrin pada konsentrasi serapan
Max. sonolisis dengan variasi suhu
30
40
(derjat celcius)

50

Sonolisis selama 1 jam
Ukur absorban
dengan spektrofotometer UV – VIS

Permethrin dengan suhu optimum
sonolisis dengan beberapa variasi waktu

30

60

90

120

180 (menit)

Sonolisis

Ukur absorban dengan UV - VIS

Permethrin pada suhu dan waktu
Optimum sonolisis dengan variasi kadar Zeolit

0,001

0,01 0,1

0,2

(gram)

Sonolisis
Sentrifuse selama 15 menit

0,4

Permethrin + zeolit kadar optimum sonolisis pada
suhu dan waktu optimum dengan ukuran
partikel
150

180

250

Sonolisis
Sentrifuse selama 15 menit
Ukur absorban
dengan spektrofotometer UV – VIS

(µm)

Permethrin+Zeolit dengan kadar dan ukuran
partikel
optimum disonolisis pada suhu dan waktu
optimum
Sonolisis
Sentrifuse

10
(menit)

15

20

25

30

Fasa gerak (acetonitril : aquades )

70:30 60:40 50:50 40:60 30:70

kecepatan alir 0,5 ml
Injek 20 mg/l 20 µl kedalam l00p sampel
Dorong kedalam ODS
Detektor
Ukur absorban (waktu retensi )

0,5

1,0

1,5

(ml)

injek 20 mg/l 20µl ke dalam loop sampel
Dorong ke ODS
Detektor
Lihat absorban waktu retensi

Permethrin hasil sonolisis pada fasa gerak
kecepatan
alir optimum ukur waktu retensi dan
intermediet dengan HPLC – MS
injek 20 mg/l 20µl ke dalam loop sampel
Dorong ke ODS
Sambungkan ke HPLC – MS
Detektor
Spektrum HPLC - MS

4. Katalis Zeolit hasil sonolisis dikarakterisasi
dengan SEM-EDX, X-Ray difraktion dan FTIR
5. Perlakuan point 1 s/d 5 dilakukan untuk TiO2

IV HASIL DAN DISKUSI
Hasil penelitian tentang Penggunaan TiO2-Zeolit Sebagai Pendegradasi Pestisida
(Permetrin) Dengan Metoda Sonolisis Untuk Tahun Pertama.

4.1 Hasil Observasi Tentang Pestisida Yang Dipakai Petani.

4.2 Hasil observasi cara pemakaian pestisida

4.3 Observasi Hasil Panen Sayuran Petani

4.4 Penentuan panjang gelombang optimum
Panjang gelombang permetrin adalah 274 nm ( L.Umiati 2003 dan E Garcia 2000)

4.6 Pengaruh pelarut acetonitril : aquabides

Variasi Pelarut

1 = 0 : 10
2 = 1:9
3 = 2:8
4 = 3:7
5 = 4:6
6 = 5:5
7 = 6:4
8 = 7:3
9 = 8:2
10 = 9 : 1
11 = 10 : 0

0,2

0,16

0,12

0,08

Abso
r
ban

0,04

0

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Perbandingan Pelarut ( asetonitril : aqubides ) ml)

9

10

11

12

4.7 Pengaruh suhu degradasi

variasi suhu

7

6

5

4

3

2

%d
e
g
r
a
d
a
s
i

1

0
0

10

20

30

40

50

60

-1
Suhu (oC)

Gambar 3. Grafik linier variasi suhu dan persen degradasi

70

4.8 Pengaruh waktu

waktu

variasi waktu

40
35
30
25
20
15
10
5
% degr
adasi

0
0

50

100

150
Waktu (menit)

Gambar 4. Grafik linier variasi

200

250

300

4.9 Pengaruh Kadar TiO2

Gambar 5. Grafik linier variasi kadar TiO2

4.10 Pengaruh Kadar Zeolit

Gambar 6. Grafik linier variasi kadar zeolit

4.11 Hasil Spektrum Variasi Ukuran Partikel
1. Spektrum uv-vis ukuran partikel zeolit

4.12 Hasil Degradasi Variasi Konsentrasi
1. Grafik linear variasi konsentrasi

Spektrum HPLC Permetrin

Spektum HPLC Permetrin setelah sonolisis

Spekturm HPLC Bialngko Hasil Sonolisis

Spektrum HPLC Permetrin sonolisis setelah penambahan zeolit

Spektrum HPLC Blanko permetrin sonolisis setelah penambahan zeolit

Spektrum HPLC Permetrin Sonolisis setelah diberi TIO2

Sektrum HPLC Blanko Permetrin Sonolisis setelah penambahan
TIO2

Spektrum Infra Merah Sampel PO
90
3 75 9 .26

%T
75

Spektrum Infra Merah Sampel SP 120

6 4 2 .3 0

PO = spekturum Permetrin

45

1 63 5 .64

30

34 4 6.7 9
3 4 25 .5 8

40 1 .1 9

15

54 5 .8 5
5 13 .0 7
4 84 .1 3
4 64 .8 4

60

4000

3500

3000

2500

2000

1750

1500

1250

1000

750

105
500
1/cm %T
90

2 36 2.80
2 25 6.71

4500
po

38 88 .4 9
3 76 8.91

0

75

SP 120 = Spektrum Permetrin Setelah
Sonolisis
Spektrum Infra Merah Sampel SPZ

60

5 82 .50
5 30 .4 2
5 22.71
5 11.1 4
48 7.99
4 72.56
428 .20

45

1 637 .56

30

34 46 .7 9

4 01.19

15

0

105
4500
4000
ps 120

%T

3500

3000

2500

2000

1750

1500

1250

1000

750

500
1/cm

1 535 .34

75

206 7.69

3 76 1.19

90

60

SPZ = Spektrum Permetrin hasil Sonolisis Yang Telah
Diberi Zeolit

45

401 .1 9

1 635 .64
3 448 .72

0

4500
spz

4000

3500

3000

2500

2000

1750

1500

1250

1000

750

500
1/cm
3873 .06
37 70.84

90
%T

2 360 .87
225 6.71

15

5 32.35
50 1.4 9
460 .9 9
4 30.13

30

75

1 635.64

45

40 1.1 9

30

15
344 6.7 9

SPT = Spektrum Permetrin hasil
Sonolisis Yang Telah Diberi TiO2

655.80
64 0.3 7
5 78.64
53 2.3 5
518.85
48 9.92
474 .49
45 7.13
4 30.13

60

0
4500
spt

4000

3500

3000

2500

2000

1750

1500

1250

1000

750

500
1/cm

Spektrum Infra Merah Sampel Z1
37 74.69

90
%T

792 .74

7 21.38

16 33.71

75

45

Z1 =Zeolit sebelum digunakan
sebagai katalis

5 94 .08

362 4.25
3 59 7.24
3 450 .65
3 44 2.94
3 425 .58

60

4 66.77

30

104 5.42

0

105

401 .19

15

4500
z1

4000

3500

3000

2500

2000

1750

1500

1250

1000

750

Spektrum Infra Merah Sampel Z2

500
1/cm

Z2 =Zeolit telah digunakan
sebagai katalis

%T
3 78 0 .4 8

90

30

2 37 8 .2 3

90

1250

1000

500
1/cm

Spektrum Infra Merah Sampel
T1

1 62 2 .1 3

3 7 7 0 .8 4

4 60.99
4 18 .5 5

750

60

45

30

15

T1 =TIO2 sebelum digunakan
sebagai katalis

45 5 .2 0
4 0 3 .1 2

1500

6 5 5.8 0

1750

0
4500
t1

4000

4500
t2

4000

3500

3000

2500

3000

2500

2000

1750

2000

1750

1500

1250

1000

750

1500

1250

1000

750

500
1/cm

105
%T
90

75

Spektrum Infra Merah
Sampel T2
T2 =TIO2 setelah digunakan
sebagai katalis

60

45

30

15

0
53 0 .4 2

2000

1 6 29 .8 5

2500

23 7 2 .4 4

3000

3 4 0 8.2 2

3500

3 7 9 7.8 4
3 7 1 6 .8 3

4000

3 4 0 4.3 6

4500
z2

75

4 01 .1 9

1 04 7.35

15

0

%T

4 3 2.0 5
4 0 3 .1 2

45

5 9 6.00

36 30 .0 3
35 70 .2 4
3 52 7.80
3 50 4.66
3 4 48 .7 2
3 42 9.43

79 2.74

60

7 2 3.31
6 67.37

1 63 9.49

75

-15
3500

500
1/cm

Spektrum SEM – EDX TIO2 sebelum
digunakan sebagai katalis

Spektrum SEM – EDX TIO2 setelah
digunakan sebagai katalis

Spektrum SEM – EDX Zeolit sebelum
digunakan sebagai katalis

Spektrum SEM – EDX Zeolit setelah
digunakan sebagai katalis

Counts

225

10
17.194 [°]; 5.15306 [Å]

Zeolit Sono (Z2)

20
30

100

Position [°2Theta]
40

44.603 [°]; 2.02989 [Å]

50
60

25

0
70
74.720 [°]; 1.26940 [Å]

60

72.641 [°]; 1.30052 [Å]

68.002 [°]; 1.37749 [Å]

64.852 [°]; 1.43657 [Å]

50

62.197 [°]; 1.49136 [Å]

56.765 [°]; 1.62047 [Å]
57.666 [°]; 1.59728 [Å]

52.770 [°]; 1.73335 [Å]
53.945 [°]; 1.69834 [Å]

40

50.697 [°]; 1.79925 [Å]

48.356 [°]; 1.88073 [Å]

46.250
1.96136
46.796
[°];[°];
1.93973
[Å][Å]

43.076 [°]; 2.09822 [Å]

30

38.391 [°]; 2.34281 [Å]
39.329 [°]; 2.28908 [Å]

35.526 [°]; 2.52492 [Å]
36.527
36.881 [°];
[°]; 2.45795
2.43520 [Å]
[Å]

20

24.347 [°]; 3.65286 [Å]
24.890 [°]; 3.57444 [Å]
25.550 [°]; 3.48357 [Å]
26.581 [°]; 3.35076 [Å]
27.642 [°]; 3.22454 [Å]
28.955 [°]; 3.08117 [Å]
29.909 [°]; 2.98505 [Å]
30.838 [°]; 2.89720 [Å]
31.846 [°]; 2.80779 [Å]
32.599 [°]; 2.74462 [Å]

10

19.214 [°]; 4.61572 [Å]
20.361 [°]; 4.35817 [Å]
21.799
22.243 [°];
[°]; 4.07387
3.99354 [Å]
[Å]

Zeolit Awal (Z1)

76. 575 [°]; 1.24321 [Å]

71.818 [°]; 1.31338 [Å]

68.441 [°]; 1. 36972 [Å]
69.194 [°]; 1.35664 [Å]

64.835 [°]; 1.43690 [Å]

58.934 [°]; 1. 56590 [Å]
59.922 [°]; 1. 54241 [Å]
60.570 [°]; 1. 52746 [Å]
61.956 [°]; 1.49658 [Å]
62.843 [°]; 1.47756 [Å]

54.125 [°]; 1.69312 [Å]

50.847 [°]; 1.79428 [Å]

48.276 [°]; 1.88366 [Å]

44.746 [°]; 2.02374 [Å]
46.254 [°]; 1.96120 [Å]

34. 980 [°]; 2.56304 [Å]
35.510
52599 [Å]
35. 997[°];
[°];2.2.49296
[Å]
36.933 [°]; 2.43189 [Å]
38.332 [°]; 2. 34630 [Å]
39.459 [°]; 2.28180 [Å]

29.898[°];
[°];2.2.98614
[Å]
30.247
95243 [Å]
30.852 [°]; 2.89590 [Å]
31.915 [°]; 2. 80183 [Å]
32.726 [°]; 2.73429 [Å]

19.023 [°]; 4. 66145 [Å]
19.585 [°]; 4.52898 [Å]
20.901 [°]; 4. 24672 [Å]
21.
916 [°];
[°]; 3.98420
4.05226 [Å]
22.295
[Å]
23. 665 [°]; 3.75667 [Å]
24.455 [°]; 3. 63696 [Å]
24.974 [°]; 3.56264 [Å]
25.644 [°]; 3.47104 [Å]
26.738 [°]; 3. 33142 [Å]
27.674 [°]; 3.22082 [Å]

17.301 [°]; 5. 12158 [Å]

15.204 [°]; 5.82289 [Å]

13.408 [°]; 6.59839 [Å]

9.826 [°]; 8.99470 [Å]
11.123 [°]; 7. 94853 [Å]

400

9.707 [°]; 9.10446 [Å]
11.048 [°]; 8.00219 [Å]

Counts

5.551 [°]; 15.90717 [Å]

Hasil spektrum XRD Zeolit sebelum dan sesudah Sonolis

100

0

Position [°2Theta]

70

V. KESIMPULAN
 Dari hasil yang didapatkan ternyata degradasi permetrin adalah pada









panjang
gelombang 274 nm dan suhu pada 45 derjat celcius serta waktu
120 menit.
Degradasi permetrin tanpa zeolit dan TiO2 pada suhu 40 derjat celciun dan
waktu 120 menit adalah 22,23 % sedangkan dengan pemakaian 0,002 g
TiO2 adalah 44,9 % dan dengan pemakaian 0,2 g zeolit adalah 52,34 %
Dari spektrum HPLC ternyata permetrin mengalami degradasi secara
sonolisis dimana terjadi perobahan spektrum pada puncak permetrin awal
dibandingkan spektrum setelah sonolisis , sonolisis dengan penambahan
zeolit dan TiO2
Dari spektrum FTIR ternyata permetrin mengalami degradasi secara
sonolisis dimana terjadi perobahan spektrum pada puncak permetrin awal
dibandingkan spektrum setelah sonolisis , sonolisis dengan penambahan
zeolit dan TiO2. Pada masing-masing spektrum didapatkan tebentuknya
gugugs baru diantaranya gugus CO2. H2O, Cl. dll. Sedangkan katalis zeolit
dan TiO2 tidak mengalami perobahan struktur
Dari spektrum SEM-EDX ternyata permetrin mengalami degradasi secara
sonolisis dimana tidak terjadi perobahan spektrum pada puncak permetrin
awal dibandingkan spektrum setelah sonolisis , sonolisis dengan
penambahan zeolit dan TiO2 ini dapat dilihat pada spektrum EDX.
Sedangkan pada spektrum SEM terjadi perobahan bentuk luas permukaan
pada masing-masing katalis setelah sonolisis dimana luas pemukaan zeolit
dan TiO2 semakin besar.
Dibandingkan penggunaan TiO2 dengan zeolit ternyata TiO2 lebih efisien
dibandingkan dari zeolit,namun dari efek ekonomisnya penggunaan zeolit
yang lebih efisien karene zeolit adalah bahan alam dengan harga murah
dan banyak terdapat dialam sedangka TiO2 harganya mahal dan sedikit
didapatkan dialam

Penggunaan TiO2 – Zeolit Sebagai Pendegradasi
Pestisida (Permethrin) Dengan Metoda Fotolisis

Oleh :

Ketua Peneliti
:
Anggota
Peneliti :

Dra. Zilfa MS
1.Prof. Dr. Hamzar Suyani , MSc
2.Prof. Dr. Novesar Jamarun, MS

RENCANA PENELITIAN
TAHAP II TAHUN
ANGGARAN 2010
Dari hasil penelitian tahap 1 dapat

diaplikasikan pada limbah pabrik dengan
membuat instalator getaran ultrasonik tapi
tidak bisa diaplikasikan pada pertanian
Sesuai dengan rencana penelitian untuk
tahap 2 yaitu metoda fotolisis dengan
memakai sinar UV. Hal ini dapat diaplikasikan
pada pertanian karena sinar UV ada di alam
yaitu di matahari

B. Pengukuran Serapan Max.
Permethrin dengan volume perbandingan pelarut
optimum dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi

10

20

30

40

50

(ppm)

Ukur absorban dengan UV – VIS

1. a. Pengaruh waktu fotolisis
Permethrin difotolisis dengan beberapa
variasi waktu

30

60

120

180

(menit)

Fotolisis
Ukur absorban dengan UV – VIS

240

b. Pengaruh katalis Zeolit
Permethrin dengan waktu optimum fotolisis
dengan beberapa variasi kadar Zeolit

(gram)

0,001 0,01 0,1

0,2

0,4

Fotolisis
Sentrifuse pada waktu optimum sonolisis
Ukur absorban dengan UV – VIS

Permetrin difotolisis pada kadar Zeolit
optimum dengan variasi ukuran partikel

150

180

250

(µm)

Fotolisis
Sentrifuse pada variasi waktu optimum
sonolisis

d. Pengaruh waktu fotolisis terhadap kadar Zeolit
Permethrin difotolisis pada kadar Zeolit dan
ukuran partikel optimum dengan variasi waktu

30

60 120

180

240

(menit)

Fotolisis
Sentrifuse pada waktu sonolisis optimum
Ukur absorban dengan UV – VIS

Permethrin+Zeolit dengan kadar dan ukuran
partikel
optimum difotolisis pada suhu dan waktu
optimum
fotolisis
Sentrifuse

10
(menit)

15

20

25

30

Fasa gerak (acetonitril : aquades )

70:30 60:40 50:50 40:60 30:70

kecepatan alir 0,5 ml
Injek 20 mg/l 20 µl kedalam l00p sampel
Dorong kedalam ODS
Detektor
Ukur absorban (waktu retensi )

0,5

1,0

1,5

(ml)

injek 20 mg/l 20µl ke dalam loop sampel
Dorong ke ODS
Detektor
Lihat absorban waktu retensi

Permethrin hasil fotolisis pada fasa gerak
kecepatan
alir optimum ukur waktu retensi dan
intermediet dengan HPLC – MS
injek 20 mg/l 20µl ke dalam loop sampel
Dorong ke ODS
Sambungkan ke HPLC – MS
Detektor
Spektrum HPLC - MS

2.

Penentuan intermediet hasil fotolisis
dilakukan dengan HPLC – MS. Yang sama
dengan sonolisis

3. Karakterisasi katalis dilakukan dengan SEM,
X- Ray difraktion dan FTIR
4. Perlakuan point 1 s/d 3 dilakukan untuk TiO2