Karakteristik Kecelakaan di UPT Kesmas Tegallalang I Tahun 2014.

ABSTRAK
KARAKTERISTIK KASUS KECELAKAAN DI UPT KESMAS
TEGALLALANG I TAHUN 2014
Oleh:
I.B. Candra Pranadhita
Kepaniteraan Klinik Madya Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana

Latar Belakang:. Kecelakaan merupakan hal yang sifatnya tidak terduga dan tidak bisa
diantisipasi oleh seeseorang sebelumnya. Di Indonesia, jumlah korban tewas akibat
kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa perharinya. Sedangkan di Provinsi Bali,
berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tahun 2013 terjadi kurang lebih
2166 kasus kecelakaan dengan korban meninggal mencapai 578 jiwa dan kerugian
material kurang lebih Rp 4.000.000.000,00. Pada tahun 2013menempati peringkat
pertama dari 10 penyakit utama dengan jumlah 5579 kasus dengan rincian 210 kasus
kecelakaan kerja dan 5369 kasus kecelakaan lalu lintas. Belum ada penelitian yang
mengemukakan tentang karakteristik kasus kecelakaan, sehingga kesiapan UPT Kesmas
Tegallalang I dalam menangani kasus kecelakaan belum diketahui.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui bagaimana karakteristik kasus kecelakaan yang
datang ke UGD Puskesmas Tegallalang I.
Metode Penelitian :Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong

lintang (Cross-sectional). Penelitian ini dilakukan di UPT Kesmas Tegallalang I pada
bulan Desember 2014 – Januari 2015. Populasi penelitian ini adalah semua korban
kecelakaan dan ruda paksa yang dibawah ke UGD UPT Kesmas Tegallalang I. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel 1131
orang. Instrumen pengumpulan data adalah dengan menggunakan data sekunder yang
berupa buku register pasien yang dibawa ke UGD UPT Kesmas Tegallalang I pada
tahun 2014. Teknik analisis data dengan deskriptif dan disajikan dalam bentuk naratif
dengan tabel atau grafik.
Hasil : Karakteristik pasien pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki
(64.8%), kelompok usia dewasa muda (30.8%), berasal dari desa Tegallalang (39.9%),
dengan diagnosis luka tusuk (28.8%), tidak mendapat tindakan (50.4%), mendapat
antibiotik Amoxicilin (67.7%). Jumlah kasus terbanyak pada bulan November (104
kasus), jumlah kasus yang dirujuk tertinggi pada bulan Januari (8 kasus). Penggunaan
Amoxicilin tertinggi pada bulan November, penggunaan Erythomicin tertinggi pada
bulan Desember, dan penggunaan Vaksin Anti Rabies tertinggi pada bulan Februari (13
kasus).
Simpulan : UGD Puskesmas memerlukan kesiapan yang baik dalam memberikan
pelayanan terhadap pasien korban kecelakaan.
Kata Kunci: Kecelakaan, Antibiotik, Vaksin Anti Rabies


ABSTRACT
CHARACTERISTIC OF ACCIDENT CASE IN UPT KESMAS TEGALLALANG
II AT 2014
By:
I.B. Candra Pranadhita
Medical Student of Forensic Division
Medical Faculty of Udayana University
Background: Accidents are unpredictable and can not be anticipated by someone. Generally, accidents
can be divided into traffic accidents and occupational accidents. In Indonesia, the mortality rate of traffic
accidents are 120 people per day. Meanwhile the current global mortality rate reached 1.24 million per
year. In Bali, by the Central Bureau of Statistics of Bali Province in 2013 occurred approximately 2166
cases of accidents with fatalities reached 578 victims and material losses of approximately four billion
rupiah. In 2013,accidents placed at first rank of 10 major diseases by 5579 the number of cases with
details of 210 cases of occupational accidents and 5369 cases of traffic accidents. No studies have argued
about the characteristics of the cases of accidents, so UPT Kesmas Tegallalang I readiness in handling of
accident cases is unknown.
Methods: This study was descriptive quantitative approached using cross-sectional methode. This
research was conducted in the region of UPT Kesmas Tegallalang I on December 2014 – Januray 2015.
Population in this study were all accident's victims were brought to Emergency Room of UPT Kesmas
Tegallalang I. The sampling technique used was total sampling with a sample of 1131 people. The

instrument used wassecondary data of pattient's register were brought to Emergency Room of UPT
Kesmas Tegallalang I at 2014. Data analysis techniques with descriptive which presented in narrative
with table or chart.
Results: Characteristic of patients most of this research on male sex (64.8 %), group of young adults age (
30.8 % ), originated from the village of tegallalang (39.9 %) , with the diagnosis stab wound (28.8 %), did
not have the medical intervention (50.4 %) , received antibiotics amoxicilin (67.7 %) .The number of the
most cases is in November (104 cases) , the number of cases referred is highest in january (8 cases) .The
use of amoxicilin is highest in November , the use of erythomicin is highest in December , the use of anti
rabies vaccine is highest in february (13 cases)
Conclusion: The emergency department at puskesmas requires the readiness of good in providing
services to patients accident victims.

Keywords: Antibiotics, Accident, Anti Rabies Vaccine

PENDAHULUAN
Kecelakaan merupakan hal yang sifatnya
tidak terduga dan tidak bisa diantisipasi
oleh seeseorang sebelumnya. Secara garis
besar kecelakaan dapat dibagi menjadi
kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan

kerja. Kecelakaan lalu lintas adalah
kejadian dimana sebuah kendaraan
bermotor bertabrakan dengan benda lain
dan menyebabkan kerusakan. Menurut
data yang dikeluarkan oleh World Health
Organization (WHO) tahun 2013

menunjukkan India menempati urutan
pertama
dalam
jumlah
kematian
terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas.
Sementara Indonesia menempati urutan
kelima. Namun, menurut Global Status
Report on Road Safety yang dikeluarkan
oleh WHO, Indonesia menempati urutan
pertama
peningkatan
kecelakaan.

Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan
jumlah kecelakaan lalu – lintas hingga
lebih dari 80%. Di Indonesia, jumlah
korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas
mencapai 120 jiwa perharinya. Sedangkan

angka kematian global saat ini mencapai
angka 1,24 juta jiwa pertahun.
Berdasarkan data dari Kepolisian
Republik Indonesia tahun 2012, terdapat
109.038 kasus kecelakaan lalu lintas
dengan jumlah 27.441 korban meninggal
akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi
di seluruh Indonesia. Kecelakaan juga
merupakan kasus tertinggi penyebab
kematian di Indonesia melampaui
Penyakit
Jantung
Koroner
dan

Tuberculosis. Sedangkan di Provinsi Bali,
berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Provinsi Bali tahun 2013 terjadi kurang
lebih 2166 kasus kecelakaan dengan
korban meninggal mencapai 578 jiwa dan
kerugian material kurang lebih Rp
4.000.000.000,00. Demikian halnya juga
di Kabupaten Gianyar. Data dari BPS
Provinsi Bali tahun 2013, terjadi 228
kecelakaan lalu lintas dengan korban
meninggal 75 jiwa dan kerugian material
mencapai Rp. 191. 445.000,00.
Data
yang
diperoleh
dari
Puskesmas I Tegallalangtahun 2013 dan
tahun
2012
menunjukkan

kasus
kecelakaan yang terdiri dari kecelakaan
kerja dan kecelakaan lalu lintas cenderung
meningkat. Pada tahun 2012 kecelakaan
menempati urutan ketiga dari sepuluh
besar penyakit utama dengan jumlah
kasus mencapai 2460 kasus dengan
rincian 136 kasus kecelakaan kerja dan
2324 kasus kecelakaan lalu lintas. Pada
tahun 2013menempati peringkat pertama
dari 10 penyakit utama dengan jumlah
5579 kasus dengan rincian 210 kasus
kecelakaan kerja dan 5369 kasus
kecelakaan lalu lintas.
Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan
korban jiwa dan harta benda (Peraturan

Menteri Tenaga Kerja (Permenaker)
Nomor: 03/Men/1998).Menurut (OHSAS
18001, 1999) dalam Shariff (2007),
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
tiba-tiba yang tidak diinginkan yang
mengakibatkan kematian, luka-luka,
kerusakan harta benda atau kerugian
waktu.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun
1970
tentang
keselamatan
kerja,
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki, yang mengacaukan proses
yang telah diatur dari suatu aktivitas dan
dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia maupun harta benda. Sedangkan
menurut UU No. 3 Tahun 1992 tentang

Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan
kerja adalahkecelakaan yang terjadi
dalam pekerjaan sejak berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui.
Definisi Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas adalah
kejadian dimana sebuah kendaraan
bermotor bertabrakan dengan benda lain
dan menyebabkan kerusakan.
Penelitian
Lintas

Tentang

Kecelakaan

Lalu


Menurut penelitian Madjid (2012)
mengenai karakteristik korban kecelakaan
lalu lintas yang dirawat di UGD RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Periode
Juli-Desember
2012

menunjukkan korban kecelakaan lalu
lintas paling banyak berjenis kelamin
laki-laki (64,2%) dan usia dewasa
(51,6%) dengan jumlah terbanyak pada
kelompok usia 18-20 tahun (17,9%).Jenis
kendaraan terbanyak adalah kendaraan
bermotor roda 2 (72,6%), sebagai
pengemudi (69,5%) dengan mekanisme
tabrakan dari arah depan (30,5%) dan
waktu terbanyak pada siang hari (61,1%).
Menurut Ryadina (2007), urutan
jenis cedera yang paling banyak dialami

oleh
korban
kecelakaan
sepeda
motoradalah luka terbuka (42,0%), patah
tulang(18,1) dan superfisial/lecet (14,5%).
Adapununtuk cedera kepala yang
dominan adalah komosio cerebri yaitu
sekitar 6,5% dan kontusio, laserasi dan
perdarahan dalam otak sebanyak 3,6%.
Korban kecelakaan sepeda motor minimal
mempunyai satu jenis luka dan pada
umumnya mengalami cedera yang
komplek (multiple injury) baik dari jenis
maupun daerah cedera.
Calvin (2013) menyebutkan, pada
umur 1-10 tahun adalah masa anak-anak,
pada masa ini kontak langsung dengan
anjing sangat tinggi. Anak-anak sangat
suka bermain dengan anjing sehingga
peluang tergigitnya sangat tinggi. Ini
dibuktikan dari hasil penelitian yang
menunjukkan pada umur ini jumlah
gigitan tertinggi ke- 3 dengan presentase
14,7%. Pada umur 11-20 adalah masa
anak masuk sekolah. Kontak antara
anak-anak dengan anjing masih sangat
tinggi dan bisa terjadi di rumah atau
dijalanan. Hal ini didukung dengan
populasi anjing di Bali sangat tinggi.
Standar Pelayanan Puskesmas

Sistem Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat
Tercapainya suatu pelayanan
kesehatan yang optimal, terarah dan
terpadubagi setiap anggota masyarakat
yang berada dalam keadaan gawat
darurat.Upaya pelayanan kesehatan pada
penderita
gawat
darurat
pada
dasarnyamencakup
suatu
rangkaian
kegiatan yang harus dikembangkan
sedemikian
rupasehingga
mampu
mencegah kematian atau cacat yang
mungkin terjadi.
Cakupan pelayanan kesehatan
yang perlu dikembangkan meliputi :
a. Penanggulangan penderita ditempat
kejadian.
b. Transportasi
penderita
gawat
darurat dari tempat kejadian ke
saranakesehatan
yang
lebih
memadai.
c. Upaya
penyediaan
sarana
komunikasi
untuk
menunjang
kegiatanpenanggulangan penderita
gawat darurat.
d. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,
pasien dan tenaga ahli.
e. Upaya penanggulangan penderita
gawat darurat ditempat rujukan
(unit gawat darurat dan ICU).
f. Upaya pembiayaan penderita gawat
darurat.
Komponen Pra Pelayanan Kesehatan
Pada umumnya yang pertama
menemukan penderita gawat darurat
ditempatmusibah adalah masyarakat yang
dikenal dengan istilah orang awam.

1. Golongan awam biasa antara lain
seperti, guru, pelajar, ibu rumah
tangga, petugas hotel dan lain-lain.
2. Golongan awam khusus antara lain
a). Anggota polisi
b). Petugas
Dinas
Pemadam
Kebakaran
c). Satpam/ Hansip
d). Petugas DLLAJR
e). Petugas SAR (Search and
Rescue)
f). Anggota pramuka (PMR)
Kemampuan
penanggulangan
penderita
gawat
darurat
(Basic
LifeSupport) yang harus dimiliki oleh
orang awam adalah :
a). Cara meminta pertolongan
b). Resusitasi kardiopulmoner sederhana
c). Cara menghentikan perdarahan
d). Cara memasang balut/bidai
e). Cara transportasi penderita gawat
darurat
3. Tenaga perawat/ paramedis
Disamping pengetahuan dasar
keperawatan
yang
telah
dimiliki
olehperawat,
mereka
memperoleh
tambahan pengetahuan penanggulangan
penderita gawat darurat (Advance Life
Suport) untuk melanjutkan pertolongan
yang sudah diberikan.
4. Tenaga Medis (Dokter Umum)
Disamping pengetahuan medis
yang telah dikuasai, dokter umum
perlumendapat
pengetahuan
dan
keterampilan tambahan agar mampu
menanggulangi penderita gawat darurat.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di
kawasan wilayah kerja UPT Kesmas
Tegallalang I yang mencakup 4 desa
diantaranya : Desa Tegallalang, Kenderan,
Kedisan, Keliki, dan Puskesmas Induk
pada bulan Desember 2014 – Januari
2015
Desain Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan penelitian deskriptif kuantitatif
dengan pendekatan potong lintang (cross
sectional)
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah
semua korban kecelakaan dan ruda paksa
yang dibawah ke UGD UPT Kesmas
Tegallalang I
Sampel
Sampel penelitian ini adalah
semua korban kecelakaan dan ruda paksa
baru yang dibawa ke UGD UPT Kesmas
Tegallalang I yang tercatat pada tahun
2014. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi :
Semua pasien kasus baru kecelakaan yang
dibawa ke UGD Kesmas Tegallalang I
pada tahun 2014 yang tercatat pada buku
register pasien.
b. Kriteria Eksklusi :
Pasien kasus baru kecelakaan yang
dibawa ke UGD Kesmas Tegallalang I
pada tahun 2014 yang tercatat di register
pasien namun data diagnosis yang tertulis
tidak ada.

Besar Sampel

Definisi Operasional Variabel

Besar sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut:

Usia: Usia responden yang
dimaksud
adalah
usia
terakhir
berdasarkan buku register pasien UGD
UPT Kesmas Tegallalang I tahun 2014.
Usia responden kemudian dikelompokkan
berdasarkan kategori yakni anak – anak,
remaja, dewasa muda, dewasa tua, dan
lansia.

N = Zα2 x (pq)/d2
N = 1,962 x (0,29 x 0,71)/ 0,12
N = 3,8416 x (021,)/ 0,01
N =80,67 ~ 81 orang
Keterangan :
N = besar sampel minimal
α = besarnya kesalahan tipe I à 0,05 à Zα
= 1,96
p = prevalensi di populasi 0,29
(berdasarkan penelitian Ryadina tahun
2007)
q = (1-p) = 1-0,05 = 0,71
d = Tingkat ketepatan absolut yang
dikehendaki (ditetapkan oleh peneliti) à
0,1
Berdasarkan hasil perhitungan di
atas maka diperoleh jumlah sampel
minimal sebanyak 81 orang.
Cara Pengambilan Sampel
Sampel dipilih dari rekam medik
yang ada di UGD UPT Kesmas
Tegallalang I yang memenuhi kriteria.
Teknik sampling yang digunakan pada
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan total sampling yakni
seluruh kasus baru kecelakaan yang
dibawa ke UGD UPT Kesmas Tegallalang
I yang tercatat di register pasien pada
tahun 2014.

Jenis Kelamin: Jenis kelamin
yang dimaksudkan pada penelitian ini
adalah Laki-Laki dan Perempuan yang
tertulis di register pasien UGD UPT
Kesmas Tegallalang I tahun 2014.
Alamat: Alamat tempat tinggal
pasien pada penelitian ini merupakan
alamat tempat tinggal pasien yang
menjadi korban kecelakaan dan dibawa ke
UGD UPT Kesmas Tegallalang I
berdasarkan catatan register pasien UGD
UPT Kesmas Tegallalang I tahun 2014.
Alamat tempat tinggal pada penelitian ini
dikelompokkan berasal dari wilayah UPT
Kesmas Tegallalang I (Desa Tegallalang,
Kenderan, Kedisan, Keliki) dan dari luar
wilayah UPT Kesmas Tegallalang I.
Diagnosis : Diagnosis merupakan
jenis penyakit yang tercatat di rekam
medik pasien kecelakaan dan ruda paksa
yang dibawa ke UGD UPT Kesmas
Tegallalang I. Kategori diagnosis dalam
penelitian ini berupa luka terbuka, luka
tusuk, luka lecet, luka lainnya, gigitan
anjing, gigitan kucing, gigitan hewan lain.
Rujukan Pasien: Rujukan pasien
diartikan sebagai apakah UGD UPT
Kesmas Tegallalang I mampu menangani
pasien sepenuhnya sampai sembuh atau

tidak. Kategori rujukan pasien
meliputi pasien dirujuk atau tidak.

ini

Terapi: Terapi pada penelitian ini
diartikan sebagai terapi yang diterima
oleh pasien selama di UGD UPT Kesmas
Tegallalang I. Kategori terapi pada pasien
ini adalah tindakan apa yang diberikan,
dan apa saja terapi yang diberikan.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Karakteristik pasien yang tercatat di register pasien UGD UPT Kesmas
Tegallalang I pada tahun 2014
Karakteristik Pasien
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Kelompok Usia
Anak-anak
Remaja
Dewasa muda
Dewasa tua
Lansia
Alamat Pasien
Tegallalang
Kedisan
Kenderan
Keliki
Lainnya
Diagnosis
Luka terbuka
Luka tusuk
Luka lecet
Luka lainnya
Gigitan Anjing
Gigitan Kucing
Gigitan Hewan Lain
Rujukan
Dirujuk
Tidak dirujuk
Tindakan
Rawat luka
Hecting
Eksplorasi
Tidak
mendapat
Tindakan
Pengobatan Antibiotik
Amoxicilin
Erythromicin
Tidak
mendapat
antibiotic

Frekuensi

Persentase

733
398

64.8%
35.2%

224
117
348
339
103

19.8%
10.3%
30.8%
30.0%
9.1%

451
169
106
138
267

39.9%
14.9%
9.4%
12.2%
23.6%

267
326
199
22
297
14
6

23.6%
28.8%
17.6%
1.9%
26.3%
1.2%
0.5%

45
1086

4.0%
96.0%

544
13
3

48.2%
1.2%
0.3%

569

50.4%

766
44

67.7%
3.9%

321

28.4%

Gambar 1 Jumlah kasus kecelakaan setiap bulan yang tercatat di register pasien UGD
UPT Kesmas Tegallalang I tahun 2014

Gambar 2 Diagnosis pasien yang datang setiap bulan yang tercatat di UGD UPT
Kesmas Tagallalang I tahun 2014

Gambar 3 Jumlah pasien kecelakaan yang dirujuk dari UGD UPT Kesmas Tegallalang
I setiap bunlannya pada tahun 2014

Tabel 2. Penggunaan vaksin anti rabies dan antibiotik di UGD UPT Kesmas Tegallalang
I selama tahun 2014 berasarkan bulan.
Karakteristik

Bulan (n)

Total

Jan
Responden

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Penggunaan
Antibiotik
Amoxicilin
Erythromicin
Tidak mendapat
antibiotik

Penggunaan
VAR

75
2

88
0

41
0

77
1

76
2

78
1

36
0

52
0

41
0

76
0

86
2

40
36

766
44

12

15

50

26

19

12

12

51

51

13

40

23

321

5

13

0

6

8

7

0

1

1

7

8

9

65

Gambar 4. Perbandingan penggunaan antibiotik Amoxicilin dan Erythromicin
berdasarkan bulan di UGD UPT Kesmas Tegallalang I tahun 2014

Gambar 5.5 Perbandingan kasus gigitan anjing dan kucing dengan pemberian
VAR berdasarkan bulan pada tahun 2014 di UGD UPT Kesmas Tegallalang I

PEMBAHASAN
Karakteristik Pasien
Karakteristik
kasus
pada
penelitian ini berdasarkan jenis kelamin
bahwa sebagian besar kasus terjadi pada
pasien
berjenis
kelamin
laki-laki
cenderung lebih banyak dibandingkan
perempuan dengan persentase sebesar
64.8% (733 kasus) sedangkan jenis
kelamin perempuan sebesar 35.2% (398
kasus). Hal ini disebabkan karena laki –
laki lebih banyak melakukan aktivitas di
luar rumah dibandingkan perempuan di
daerah ini. Oleh karena aktivitas di luar
rumah yang lebih tinggi menyebabkan
tingkat mobilitas dari pasien laki – laki
lebih banyak. Selain itu jenis aktivitas
yang dilakukan oleh pasien laki – laki
cenderung lebih beresiko dibandingkan
perempuan, seperti mematung, mencari
rumput di sawah dengan arit, memanjat
pohon, memotong pohon Hal ini sesuai
denan penelitian sebelumnya seperti
penelitian yang dilakukan di RSUP
Fatmawati yang mengatakan bahwa
jumlah korban kecelakaan laki-laki lebih

besar dari pada perepuan dengan
perbandingan 3:1. (Ryadina W, 2007).
Kelompok usia yang mendominasi
pada penelitian ini adalah dewasa muda
dan dewasa tua dengan presentase sebesar
30.8% (348 kasus) dan 30.0% (339 kasus)
sedangkan yang paling sedikit adalah
golongan lansia dengan 9.1% (103 kasus).
Hal ini disebabkan karena tingginya
tingkat aktivitas dan mobilitas dari pasien
yang termasuk kategori dewasa muda dan
dewasa tua. Sebaliknya pada pasien
golongan lansia mengalami angka
kecelakaan yang lebih sedikit karena
tingkat aktivitas dan mobilitas yang lebih
sedikit dibandingkan dewasa muda dan
dewasa tua. Hasil ini sesua dengan
penelitian sebelumnya yang mengatakan
bahwa korban kecelakaan terbanyak ada
oada rentang usia muda akni pada usia
21-30 tahun, dan sesuai dengan penelitian
lain yang mengatakan korban kecelakaan
tertingggi pada kelompok usia 15-44
tahun (Ryadina W, 2007). Alamat pasien
didominasi oleh pasien yang berasal dari
desa Tegallalang yakni sebanyak 39.9%

(451 kasus) dan diikuti oleh pasien yang
berasal dari luar wilayah kerja UPT
Kesmas Tegallalang I sebesar 23.6% (267
kasus). Hal ini disebabkan karena desa
Tegallalang memiliki jumlah penduduk
yang paling tinggi di antara tiga desa lain.
Selain itu lokasi UPT Kesmas Tegallalang
I berada di wilayah desa Tegalalang turut
menyumbang tingginya angka kasus di
desa Tegallalang karena jarak yang lebih
dekat. Angka kejadian tertinggi kedua
berasal dari luar wilayah kerja UPT
Kesmas Tegallalang I karena terdapat
UGD yang buka 24 jam dan jarak yang
lebih dekat dibandingkan dengan
puskesmas yang melayani wilayah asal
pasien.
Berdasarkan diagnosis pasien
diketahui kasus paling sering adalah luka
tusuk dengan 28.8% (326 kasus) dan
diikuti dengan gigitan anjing sebesar
26.3% (297 kasus). Luka tusuk menjadi
kasus paling sering disebabkan karena
mayoritas pekerjaan dari pasien adalah
sebagai pematung dan petani yang
menggunakan alat tajam untuk membantu
pekerjaannya. Gigitan anjing menjadi
kasus tersering berikutnya karena
tingginya jumlah anjing yang ada di
wilayah
Tegalalang.
Selain
itu,
kebanyakan anjing tersebut dibiarkan
berkeliaran bebas di jalanan. Hal ini
memerlukan perhatian khusus dari pihak
puskesmas untuk mempersiapkan diri
menangani kasus ini. Selain diagnosis
hendaknya pihak puskesmas membedakan
kasus kecelakaan berdasarkan jenis
kecelakaannya agar didapat data yang
akurat menganai jenis kecelakaan yang
terjadi sehingga pihak puskesmas dapat
merancang program-program antisipasi,

dimana hal ini sesuai dengan program
BPJS yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan (2014).
Sebagian besar pasien yang datang
tidak dirujuk atau dapat ditangani sendiri
oleh UGD UPT Kesmas Tegallalang I
yakni sebesar 96% (1086 kasus) dan
pasien yang dirujuk sebesar 4% (45
kasus). Pasien tidak dirujuk disebabkan
karena sarana dan prasarana di UPT
Kesma Tegallalang I sudah cukup
memadai untuk menangani kasus
kecelakaan yang terjadi dan tergolong
ringan. Sedangkan kasus yang dirujuk
desebabkan karena tingkat keparahan dari
kasus tersebut tidak dapat ditangani
dengan sarana dan prasarana yang
terdapat UPT Kesmas Tegallalang I. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
Kepala UPT Kesmas Tegallalang I yang
menyebutkan jika sarana dan prasarana
hanya dapat digunakan untuk kasus
kecelakaan yang tergolong ringan.
Sebanyak 50.4% (569 kasus) tidak
mendapat tindakan, namun hanya
mendapat obat-obatan saja, sedangkan
48.2% (544 kasus) mendapat tindakan
rawat luka, 1.2% (13 kasus) mendapat
tindakan hecting dan 0.3% (3 kasus)
dilakukan eksplorasi luka. Kasus yang
tidak mendapat tindakan karena kasus
yang terjadi cukup ringan dan tidak
memerlukan
tindakan
perawatan.
Sedangkan kasus lainnya tergolong kasus
yang cukup parah dan memerlukan
tindakan perawatan luka.
Untuk
pengobatan
dengan
antibiotik sebesar 67.7% (766 kasus)
mendapat antibiotik Amoxicilin, dan
3.9% (44 kasus) mendapat Erythromicin,

sedangkan 28.4% (321 kasus) tidak
mendapat terapi antibiotik. Mayoritas
antibiotik yang digunakan adalah
Amoxicilin karena merupakan antibiotik
utama dalam protap UPT Kesmas
Tegallalang I.
Jumlah Kasus dan Diagnosis Berdasarkan
Bulan
Jumlah kasus yang tercatat setiap
bulannya tampak hampir sama dengan
kasus terbanyak pada bulan November
dengan 104 kasus dan paling sedikit pada
bulan Juli dengan 82 Kasus. Hal ini
menunjukkan UPT Kesmas Tegallalang I
memerlukan persiapan yang baik dalam
hal sarana dan prasarana pada tiap bulan
sepanjang tahun karena kecenderungan
angka kasus yang terjadi berada pada
rentang 80 – 100 kasus.
Jika dibagi berdasarkan diagnosis,
luka terbuka terbanyak pada bulan Maret
dengan 32 kasus, luka tusuk terbanyak
pada bulan April dengan 39 kasus, luka
lecet terbanyak pada bulan Oktober
dengan 23 kasus, luka lainnya terbanyak
pada bulan September dengan 5 kasus.
Berdasarkan data tersebut diperlukan
tambahan sarana dan prasarana untuk
perawatan luka pada bulan Maret, April,
dan Oktober.
Pada
kasus
gigitan
anjing
terbanyak pada bulan Mei dengan 36
kasus, kasus gigitan kucing terbanyak
pada bulan Februari dengan 4 kasus, serta
kasus gigitan hewan lain terbanyak pada
bulan Mei dengan 3 kasus. Dengan
tingginya kasus gigitan hewan yang
beresiko menularkan rabies pada bulan
Februari dan Mei, diperlukan adanya

upaya preventif dari puskesmas seperti
penyuluhan ke masyarakat mengenai
bahaya rabies pada bulan tertinggi
terjadinya kasus. Selain itu kasus gigitan
anjing paling banyak terjadi pada anak –
anak pada rentang umur 0 – 12 tahun
sebanyak 90 kasus (30,3%), hal ini
mungkin disebabkan karena anak – anak
pada usia tersebut tingkat kontak dengan
anjing
sangat
tinggi
sehingga
meningkatkan resiko tergigit.
Jumlah Kasus yang Dirujuk Berdasarkan
Bulan
Jumlah kasus yang dirujuk setiap
bulannya bervariasi dengan kasus
terbanyak pada bulan Januari dengan 8
kasus, sedangkan jumlah paling sedikit
pada bulan Maret dimana tidak ada kasus
yang dirujuk. Tingginya angka rujukan
pada Januari menyebabkan UPT Kesmas
Tegallalang I memerlukan persiapan
penanganan awal di UGD, sarana dan
prasarana untuk merujuk pasien, antara
lain kesiapan petugas pengantar baik
medis dan non – medis, ambulan dan alat
kelengkapan dalam mobil ambulan yang
digunakan sebagai pengantar pasien ke
rumah sakit rujukan.
Penggunaan Antibiotik dan Vaksin Anti
Rabies (VAR) Berdasarkan Bulan
Penggunaan
antibiotik
yang
diberikan pada pasien terdapat 766 kasus
diberikan Amoxicilin, 44 kasus diberikan
Erythromicin, dan 321 tidak mendapatkan
antibiotik. Jika dilihat berdasarkan bulan,
penggunaan Amoxicilin terbanyak pada
bulan Februari dengan 88 kasus, dan
penggunaan Erythromicin terbanyak pada
bulan Desember dengan 36 kasus.

Perbandingan penggunaan amoxicilin
dengan erythromicin pada tahun 2014
adalah 17.4:1 namun pada bulan
Desember 2014 perbandingannya adalah
1.1:1, hal ini kemungkinan disebabkan
oleh jumlah stok dari amoxicilin yang
berkurang
sehingga
penggunaan
erythromicin meningkat untuk memenuhi
kebutuhan antibiotik pasien. Hal ini sesua
dengan penelitian yang dilakukan
Dwiprahasto(2006) dimana penggunaan
antibiotika di puskesmas diatas 70%
kasus dalam hal ini pihak puskesmas
diharapkan lebih mempersiapkan diri
dengan
menambah
stok
dan
memperkirakan jumlah penggunaan obat,
selain itu pihak puskesmas juga harus
memastikan bahwa antibiotik yang
digunakan tepat sasaran dan tidak terjadi
misuse dari antibiotik, hal ini berkaitan
dengan resistensi kuman terhadap
antibiotik lini pertama yang diberikan
kepada pasien.

Kesimpulan

Dari data jumlah gigitan anjing
dan kucing di Tabel 2 beberapa kasus
mendapatkan vaksin anti rabies.Dimana
dari 311 kasus gigitan, 65 diantaranya
mendapatkan vaksin anti rabies.Dimana
menurut persebaran bulannya, pemberian
vaksin anti rabies terbanyak ada pada
bulan Februari dengan 13 vaksin. Dengan
tingginya jumlah kasus gigitan anjing dan
kucing yang mencapai 27.5% (311 kasus)
dengan rerata 27 kasus setiap bulan dan
penggunaan vaksin anti rabies sebanyak
65 kasus dengan rerata 5 vaksin per
bulan, dalam hal ini pihak puskesmas
harus mempersiapkan sarana, tenaga
medis dan obat-obatan dalam menangani
kasus gigitan hewan penyebar rabies.

Karakteristik kasus berdasarkan
bulan dengan jumlah kasus pada bulan
November dengan 104 kasus dan paling
sedikit pada bulan Juli dengan 82 kasus.
Berdasarkan diagnosis, luka terbuka
terbanyak pada bulan Maret dengan 32
kasus, luka tusuk terbanyak pada bulan
April dengan 39 kasus, luka lecet
terbanyak pada bulan Oktober dengan 23
kasus, luka lainnya terbanyak pada bulan
September dengan 5 kasus. Pada kasus
gigitan anjing terbanyak pada bulan Mei
dengan 36 kasus, kasus gigitan kucing
terbanyak pada bulan Februari dengan 4
kasus, serta kasus gigitan hewan lain
terbanyak pada bulan Mei dengan 3
kasus. Jumlah kasus yang dirujuk
terbanyak pada bulan Januari dengan 8
kasus.

PENUTUP

Karakteristik pasien berdasarkan
jenis kelamin, laki-laki dengan persentase
sebesar 64.8% (733 kasus). Berdasarkan
kelompok usiapaling banyak adalah
dewasa muda dan dewasa tua dengan
presentase sebesar 30.8% (348 kasus) dan
30.0% (339 kasus) . Alamat pasien
didominasi oleh pasien yang berasal dari
desa Tegallalang yakni sebanyak 39.9%
(451 kasus).
Berdasarkan diagnosis
pasien yang paling sering adalah luka
tusuk dengan 28.8% (326 kasus).
Presentase pasien yang dirujuk sebesar
4% (45 kasus). Sebanyak 50.4% (569
kasus) tidak mendapat tindakan, namun
hanya mendapat obat-obatan saja,
sedangkan 48.2% (544 kasus) mendapat
tindakan
rawat
luka.Berdasarkan
pengobatan dengan antibiotik paling
banyak mendapat antibiotik Amoxicilin
sebesar 67.7% (766 kasus).

Dari 311 kasus gigitan, 65
diantaranya mendapatkan vaksin anti
rabies. Pemberian vaksin terbanyak ada
pada bulan Februari dengan 13 vaksin.
Penggunaan antibiotik yang diberikan
pada pasien terdapat 766 kasus diberikan
Amoxicilin, dan 44 kasus diberikan
Erythromicin. Penggunaan Amoxicilin
terbanyak pada bulan Februari dengan 88
kasus, dan penggunaan Erythromicin
terbanyak pada bulan Desember dengan
36 kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Afidah LN, Susilaningrum D. Pola
Tingkat Keparahan Korban Kecelakaan
Lalu Lintas Dengan Menggunakan
Regresi Logistik Multinomial (Studi
Kasus: Kecelakaan Lalu Lintas di
Surabaya).
Available
from:
laylia@statistika.its.ac.id. Last update in
2010. Akses: 6 Januari 2015.
Azikin ANT. Kontribusi Lintas Sektor.
Dalam: Profil Kesehatan Kota Makassar
Tahun 2007. Makassar: Pemerintah Kota
Makassar; 2008. Hal. 70.
Dwiyogo P. Pengidentifikasian Daerah
Rawan Kecelakaan (Blackspot). Available
from eprints.undip.ac.id.pdf. Last update
in 2006. Akses: 6 Januari 2015.
Hamid F. Tingkat Pengetahuan Pekerja
PT. X yang Mengemudikan Mobil tentang
Safety Driving dalam Upaya Mencegah
Kecelakaan di Jalan Raya. Available from
lontar.ui.ac.id.pdf. Last update in: 2008.
Akses: 6 Januari 2015.
Jamsoe Hidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Pusat Penerbit : Buku Kedokteran FKUI.
Jakarta. 2010.

Madiyono B, dkk. Perkiraan Besar
Sampel. Dalam: Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Edisi Ke-2. Jakarta: CV
Sagung Seto; 2002. Hal: 270.
Madjid, Muh Ikhsan. karakteristik pasien
korban kecelakaan lalu lintas yang
dirawat di UGD RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo
Makassar
Periode
Juli-Desember 2012. Bagian Ilmu
Kesehatan
Masyarakat
dan
Ilmu
Kedokteran
Komunitas
Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Moesbar N. Pengendara dan Penumpang
Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah
Tulang.
Available
from:
www.usu.ac.id/id.pdf. Last update in
2007. Akses: 6 Januari 2015.
Oktaviana F. Pola Cedera Kecelakaan
Lalu Lintas pada Kendaraan Bermotor
Roda 2 Menurut Data Rekam Medis
RSUPN Cipto Mangunkusumo Tahun
2003-2007.
Available
from:
www.lontar.ui.ac.id/filecidera-Pendahulua
n.pdf. Last update in 2008. Akses: 6
Januari 2015.
Riyadina W, Suhardi, Permana M. Pola
dan Determinan Sosiodemografi Cedera
Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di
Indonesia. Maj Kedokt Indon, Volum: 59,
Nomor: 10, October, 2009. Available
from
Jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal.pdf.
Akses: 6 Januari 2015.
Sadar S. Kecelakaan Lalu Lintas.
Available from eprints.undip.ac.id.pdf.
Last update in 2007. Akses: 6 Januari
2015.

Samekto AA. Studi Tentang Karakteristik
Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota
Semarang.
Available
from:
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/72097897
.pdf. Last update in 2009. Akses: 6
Januari 2015.
Seksi
Integrasi
Pengolahan
dan
Diseminasi Statistik. Jumlah Kecelakaan
Lalulintas dan Korban Jiwa, Kerugian
Materi Menurut Bulan di Kota Makassar.
Dalam: Makassar dalam Angka 2010.
Katalog BPS: 1102001.7371. Makssar:
Badan Pusat Statistik Kota Makassar;
2015. Hal: 204.
Wiguna, Dewa Sudiarta. Kecelakaan lalu
lintas menurun selama 2013. Antara news
www.antarabali.com. Akses: 6 Januari
2015.
World Health Organization. Global status
report on road safety. 2013. Printed in
Luxemburg.

ABSTRAK
KARAKTERISTIK KASUS KECELAKAAN DI UPT KESMAS
TEGALLALANG I TAHUN 2014
Oleh:
I.B. Candra Pranadhita
Kepaniteraan Klinik Madya Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana

Latar Belakang:. Kecelakaan merupakan hal yang sifatnya tidak terduga dan tidak bisa
diantisipasi oleh seeseorang sebelumnya. Di Indonesia, jumlah korban tewas akibat
kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa perharinya. Sedangkan di Provinsi Bali,
berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali tahun 2013 terjadi kurang lebih
2166 kasus kecelakaan dengan korban meninggal mencapai 578 jiwa dan kerugian
material kurang lebih Rp 4.000.000.000,00. Pada tahun 2013menempati peringkat
pertama dari 10 penyakit utama dengan jumlah 5579 kasus dengan rincian 210 kasus
kecelakaan kerja dan 5369 kasus kecelakaan lalu lintas. Belum ada penelitian yang
mengemukakan tentang karakteristik kasus kecelakaan, sehingga kesiapan UPT Kesmas
Tegallalang I dalam menangani kasus kecelakaan belum diketahui.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui bagaimana karakteristik kasus kecelakaan yang
datang ke UGD Puskesmas Tegallalang I.
Metode Penelitian :Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong
lintang (Cross-sectional). Penelitian ini dilakukan di UPT Kesmas Tegallalang I pada
bulan Desember 2014 – Januari 2015. Populasi penelitian ini adalah semua korban
kecelakaan dan ruda paksa yang dibawah ke UGD UPT Kesmas Tegallalang I. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel 1131
orang. Instrumen pengumpulan data adalah dengan menggunakan data sekunder yang
berupa buku register pasien yang dibawa ke UGD UPT Kesmas Tegallalang I pada
tahun 2014. Teknik analisis data dengan deskriptif dan disajikan dalam bentuk naratif
dengan tabel atau grafik.
Hasil : Karakteristik pasien pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki
(64.8%), kelompok usia dewasa muda (30.8%), berasal dari desa Tegallalang (39.9%),
dengan diagnosis luka tusuk (28.8%), tidak mendapat tindakan (50.4%), mendapat
antibiotik Amoxicilin (67.7%). Jumlah kasus terbanyak pada bulan November (104
kasus), jumlah kasus yang dirujuk tertinggi pada bulan Januari (8 kasus). Penggunaan
Amoxicilin tertinggi pada bulan November, penggunaan Erythomicin tertinggi pada
bulan Desember, dan penggunaan Vaksin Anti Rabies tertinggi pada bulan Februari (13
kasus).
Simpulan : UGD Puskesmas memerlukan kesiapan yang baik dalam memberikan
pelayanan terhadap pasien korban kecelakaan.
Kata Kunci: Kecelakaan, Antibiotik, Vaksin Anti Rabies

ABSTRACT
CHARACTERISTIC OF ACCIDENT CASE IN UPT KESMAS TEGALLALANG
II AT 2014
By:
I.B. Candra Pranadhita
Medical Student of Forensic Division
Medical Faculty of Udayana University
Background: Accidents are unpredictable and can not be anticipated by someone. Generally, accidents
can be divided into traffic accidents and occupational accidents. In Indonesia, the mortality rate of traffic
accidents are 120 people per day. Meanwhile the current global mortality rate reached 1.24 million per
year. In Bali, by the Central Bureau of Statistics of Bali Province in 2013 occurred approximately 2166
cases of accidents with fatalities reached 578 victims and material losses of approximately four billion
rupiah. In 2013,accidents placed at first rank of 10 major diseases by 5579 the number of cases with
details of 210 cases of occupational accidents and 5369 cases of traffic accidents. No studies have argued
about the characteristics of the cases of accidents, so UPT Kesmas Tegallalang I readiness in handling of
accident cases is unknown.
Methods: This study was descriptive quantitative approached using cross-sectional methode. This
research was conducted in the region of UPT Kesmas Tegallalang I on December 2014 – Januray 2015.
Population in this study were all accident's victims were brought to Emergency Room of UPT Kesmas
Tegallalang I. The sampling technique used was total sampling with a sample of 1131 people. The
instrument used wassecondary data of pattient's register were brought to Emergency Room of UPT
Kesmas Tegallalang I at 2014. Data analysis techniques with descriptive which presented in narrative
with table or chart.
Results: Characteristic of patients most of this research on male sex (64.8 %), group of young adults age (
30.8 % ), originated from the village of tegallalang (39.9 %) , with the diagnosis stab wound (28.8 %), did
not have the medical intervention (50.4 %) , received antibiotics amoxicilin (67.7 %) .The number of the
most cases is in November (104 cases) , the number of cases referred is highest in january (8 cases) .The
use of amoxicilin is highest in November , the use of erythomicin is highest in December , the use of anti
rabies vaccine is highest in february (13 cases)
Conclusion: The emergency department at puskesmas requires the readiness of good in providing
services to patients accident victims.

Keywords: Antibiotics, Accident, Anti Rabies Vaccine

PENDAHULUAN
Kecelakaan merupakan hal yang sifatnya
tidak terduga dan tidak bisa diantisipasi
oleh seeseorang sebelumnya. Secara garis
besar kecelakaan dapat dibagi menjadi
kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan
kerja. Kecelakaan lalu lintas adalah
kejadian dimana sebuah kendaraan
bermotor bertabrakan dengan benda lain
dan menyebabkan kerusakan. Menurut
data yang dikeluarkan oleh World Health
Organization (WHO) tahun 2013

menunjukkan India menempati urutan
pertama
dalam
jumlah
kematian
terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas.
Sementara Indonesia menempati urutan
kelima. Namun, menurut Global Status
Report on Road Safety yang dikeluarkan
oleh WHO, Indonesia menempati urutan
pertama
peningkatan
kecelakaan.
Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan
jumlah kecelakaan lalu – lintas hingga
lebih dari 80%. Di Indonesia, jumlah
korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas
mencapai 120 jiwa perharinya. Sedangkan

angka kematian global saat ini mencapai
angka 1,24 juta jiwa pertahun.
Berdasarkan data dari Kepolisian
Republik Indonesia tahun 2012, terdapat
109.038 kasus kecelakaan lalu lintas
dengan jumlah 27.441 korban meninggal
akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi
di seluruh Indonesia. Kecelakaan juga
merupakan kasus tertinggi penyebab
kematian di Indonesia melampaui
Penyakit
Jantung
Koroner
dan
Tuberculosis. Sedangkan di Provinsi Bali,
berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Provinsi Bali tahun 2013 terjadi kurang
lebih 2166 kasus kecelakaan dengan
korban meninggal mencapai 578 jiwa dan
kerugian material kurang lebih Rp
4.000.000.000,00. Demikian halnya juga
di Kabupaten Gianyar. Data dari BPS
Provinsi Bali tahun 2013, terjadi 228
kecelakaan lalu lintas dengan korban
meninggal 75 jiwa dan kerugian material
mencapai Rp. 191. 445.000,00.
Data
yang
diperoleh
dari
Puskesmas I Tegallalangtahun 2013 dan
tahun
2012
menunjukkan
kasus
kecelakaan yang terdiri dari kecelakaan
kerja dan kecelakaan lalu lintas cenderung
meningkat. Pada tahun 2012 kecelakaan
menempati urutan ketiga dari sepuluh
besar penyakit utama dengan jumlah
kasus mencapai 2460 kasus dengan
rincian 136 kasus kecelakaan kerja dan
2324 kasus kecelakaan lalu lintas. Pada
tahun 2013menempati peringkat pertama
dari 10 penyakit utama dengan jumlah
5579 kasus dengan rincian 210 kasus
kecelakaan kerja dan 5369 kasus
kecelakaan lalu lintas.
Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu
kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan
korban jiwa dan harta benda (Peraturan
Menteri Tenaga Kerja (Permenaker)
Nomor: 03/Men/1998).Menurut (OHSAS
18001, 1999) dalam Shariff (2007),
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
tiba-tiba yang tidak diinginkan yang
mengakibatkan kematian, luka-luka,
kerusakan harta benda atau kerugian
waktu.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun
1970
tentang
keselamatan
kerja,
kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki, yang mengacaukan proses
yang telah diatur dari suatu aktivitas dan
dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia maupun harta benda. Sedangkan
menurut UU No. 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, kecelakaan
kerja adalahkecelakaan yang terjadi
dalam pekerjaan sejak berangkat dari
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke
rumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui.
Definisi Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu lintas adalah
kejadian dimana sebuah kendaraan
bermotor bertabrakan dengan benda lain
dan menyebabkan kerusakan.
Penelitian
Lintas

Tentang

Kecelakaan

Lalu

Menurut penelitian Madjid (2012)
mengenai karakteristik korban kecelakaan
lalu lintas yang dirawat di UGD RSUP
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Periode
Juli-Desember
2012

menunjukkan korban kecelakaan lalu
lintas paling banyak berjenis kelamin
laki-laki (64,2%) dan usia dewasa
(51,6%) dengan jumlah terbanyak pada
kelompok usia 18-20 tahun (17,9%).Jenis
kendaraan terbanyak adalah kendaraan
bermotor roda 2 (72,6%), sebagai
pengemudi (69,5%) dengan mekanisme
tabrakan dari arah depan (30,5%) dan
waktu terbanyak pada siang hari (61,1%).
Menurut Ryadina (2007), urutan
jenis cedera yang paling banyak dialami
oleh
korban
kecelakaan
sepeda
motoradalah luka terbuka (42,0%), patah
tulang(18,1) dan superfisial/lecet (14,5%).
Adapununtuk cedera kepala yang
dominan adalah komosio cerebri yaitu
sekitar 6,5% dan kontusio, laserasi dan
perdarahan dalam otak sebanyak 3,6%.
Korban kecelakaan sepeda motor minimal
mempunyai satu jenis luka dan pada
umumnya mengalami cedera yang
komplek (multiple injury) baik dari jenis
maupun daerah cedera.
Calvin (2013) menyebutkan, pada
umur 1-10 tahun adalah masa anak-anak,
pada masa ini kontak langsung dengan
anjing sangat tinggi. Anak-anak sangat
suka bermain dengan anjing sehingga
peluang tergigitnya sangat tinggi. Ini
dibuktikan dari hasil penelitian yang
menunjukkan pada umur ini jumlah
gigitan tertinggi ke- 3 dengan presentase
14,7%. Pada umur 11-20 adalah masa
anak masuk sekolah. Kontak antara
anak-anak dengan anjing masih sangat
tinggi dan bisa terjadi di rumah atau
dijalanan. Hal ini didukung dengan
populasi anjing di Bali sangat tinggi.
Standar Pelayanan Puskesmas

Sistem Penanggulangan Penderita Gawat
Darurat
Tercapainya suatu pelayanan
kesehatan yang optimal, terarah dan
terpadubagi setiap anggota masyarakat
yang berada dalam keadaan gawat
darurat.Upaya pelayanan kesehatan pada
penderita
gawat
darurat
pada
dasarnyamencakup
suatu
rangkaian
kegiatan yang harus dikembangkan
sedemikian
rupasehingga
mampu
mencegah kematian atau cacat yang
mungkin terjadi.
Cakupan pelayanan kesehatan
yang perlu dikembangkan meliputi :
a. Penanggulangan penderita ditempat
kejadian.
b. Transportasi
penderita
gawat
darurat dari tempat kejadian ke
saranakesehatan
yang
lebih
memadai.
c. Upaya
penyediaan
sarana
komunikasi
untuk
menunjang
kegiatanpenanggulangan penderita
gawat darurat.
d. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,
pasien dan tenaga ahli.
e. Upaya penanggulangan penderita
gawat darurat ditempat rujukan
(unit gawat darurat dan ICU).
f. Upaya pembiayaan penderita gawat
darurat.
Komponen Pra Pelayanan Kesehatan
Pada umumnya yang pertama
menemukan penderita gawat darurat
ditempatmusibah adalah masyarakat yang
dikenal dengan istilah orang awam.

1. Golongan awam biasa antara lain
seperti, guru, pelajar, ibu rumah
tangga, petugas hotel dan lain-lain.
2. Golongan awam khusus antara lain
a). Anggota polisi
b). Petugas
Dinas
Pemadam
Kebakaran
c). Satpam/ Hansip
d). Petugas DLLAJR
e). Petugas SAR (Search and
Rescue)
f). Anggota pramuka (PMR)
Kemampuan
penanggulangan
penderita
gawat
darurat
(Basic
LifeSupport) yang harus dimiliki oleh
orang awam adalah :
a). Cara meminta pertolongan
b). Resusitasi kardiopulmoner sederhana
c). Cara menghentikan perdarahan
d). Cara memasang balut/bidai
e). Cara transportasi penderita gawat
darurat
3. Tenaga perawat/ paramedis
Disamping pengetahuan dasar
keperawatan
yang
telah
dimiliki
olehperawat,
mereka
memperoleh
tambahan pengetahuan penanggulangan
penderita gawat darurat (Advance Life
Suport) untuk melanjutkan pertolongan
yang sudah diberikan.
4. Tenaga Medis (Dokter Umum)
Disamping pengetahuan medis
yang telah dikuasai, dokter umum
perlumendapat
pengetahuan
dan
keterampilan tambahan agar mampu
menanggulangi penderita gawat darurat.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di
kawasan wilayah kerja UPT Kesmas
Tegallalang I yang mencakup 4 desa
diantaranya : Desa Tegallalang, Kenderan,
Kedisan, Keliki, dan Puskesmas Induk
pada bulan Desember 2014 – Januari
2015
Desain Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan penelitian deskriptif kuantitatif
dengan pendekatan potong lintang (cross
sectional)
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah
semua korban kecelakaan dan ruda paksa
yang dibawah ke UGD UPT Kesmas
Tegallalang I
Sampel
Sampel penelitian ini adalah
semua korban kecelakaan dan ruda paksa
baru yang dibawa ke UGD UPT Kesmas
Tegallalang I yang tercatat pada tahun
2014. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi :
Semua pasien kasus baru kecelakaan yang
dibawa ke UGD Kesmas Tegallalang I
pada tahun 2014 yang tercatat pada buku
register pasien.
b. Kriteria Eksklusi :
Pasien kasus baru kecelakaan yang
dibawa ke UGD Kesmas Tegallalang I
pada tahun 2014 yang tercatat di register
pasien namun data diagnosis yang tertulis
tidak ada.

Besar Sampel

Definisi Operasional Variabel

Besar sampel dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut:

Usia: Usia responden yang
dimaksud
adalah
usia
terakhir
berdasarkan buku register pasien UGD
UPT Kesmas Tegallalang I tahun 2014.
Usia responden kemudian dikelompokkan
berdasarkan kategori yakni anak – anak,
remaja, dewasa muda, dewasa tua, dan
lansia.

N = Zα2 x (pq)/d2
N = 1,962 x (0,29 x 0,71)/ 0,12
N = 3,8416 x (021,)/ 0,01
N =80,67 ~ 81 orang
Keterangan :
N = besar sampel minimal
α = besarnya kesalahan tipe I à 0,05 à Zα
= 1,96
p = prevalensi di populasi 0,29
(berdasarkan penelitian Ryadina tahun
2007)
q = (1-p) = 1-0,05 = 0,71
d = Tingkat ketepatan absolut yang
dikehendaki (ditetapkan oleh peneliti) à
0,1
Berdasarkan hasil perhitungan di
atas maka diperoleh jumlah sampel
minimal sebanyak 81 orang.
Cara Pengambilan Sampel
Sampel dipilih dari rekam medik
yang ada di UGD UPT Kesmas
Tegallalang I yang memenuhi kriteria.
Teknik sampling yang digunakan pada
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan total sampling yakni
seluruh kasus baru kecelakaan yang
dibawa ke UGD UPT Kesmas Tegallalang
I yang tercatat di register pasien pada
tahun 2014.

Jenis Kelamin: Jenis kelamin
yang dimaksudkan pada penelitian ini
adalah Laki-Laki dan Perempuan yang
tertulis di register pasien UGD UPT
Kesmas Tegallalang I tahun 2014.
Alamat: Alamat tempat tinggal
pasien pada penelitian ini merupakan
alamat tempat tinggal pasien yang
menjadi korban kecelakaan dan dibawa ke
UGD UPT Kesmas Tegallalang I
berdasarkan catatan register pasien UGD
UPT Kesmas Tegallalang I tahun 2014.
Alamat tempat tinggal pada penelitian ini
dikelompokkan berasal dari wilayah UPT
Kesmas Tegallalang I (Desa Tegallalang,
Kenderan, Kedisan, Keliki) dan dari luar
wilayah UPT Kesmas Tegallalang I.
Diagnosis : Diagnosis merupakan
jenis penyakit yang tercatat di rekam
medik pasien kecelakaan dan ruda paksa
yang dibawa ke UGD UPT Kesmas
Tegallalang I. Kategori diagnosis dalam
penelitian ini berupa luka terbuka, luka
tusuk, luka lecet, luka lainnya, gigitan
anjing, gigitan kucing, gigitan hewan lain.
Rujukan Pasien: Rujukan pasien
diartikan sebagai apakah UGD UPT
Kesmas Tegallalang I mampu menangani
pasien sepenuhnya sampai sembuh atau

tidak. Kategori rujukan pasien
meliputi pasien dirujuk atau tidak.

ini

Terapi: Terapi pada penelitian ini
diartikan sebagai terapi yang diterima
oleh pasien selama di UGD UPT Kesmas
Tegallalang I. Kategori terapi pada pasien
ini adalah tindakan apa yang diberikan,
dan apa saja terapi yang diberikan.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Karakteristik pasien yang tercatat di register pasien UGD UPT Kesmas
Tegallalang I pada tahun 2014
Karakteristik Pasien
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Kelompok Usia
Anak-anak
Remaja
Dewasa muda
Dewasa tua
Lansia
Alamat Pasien
Tegallalang
Kedisan
Kenderan
Keliki
Lainnya
Diagnosis
Luka terbuka
Luka tusuk
Luka lecet
Luka lainnya
Gigitan Anjing
Gigitan Kucing
Gigitan Hewan Lain
Rujukan
Dirujuk
Tidak dirujuk
Tindakan
Rawat luka
Hecting
Eksplorasi
Tidak
mendapat
Tindakan
Pengobatan Antibiotik
Amoxicilin
Erythromicin
Tidak
mendapat
antibiotic

Frekuensi

Persentase

733
398

64.8%
35.2%

224
117
348
339
103

19.8%
10.3%
30.8%
30.0%
9.1%

451
169
106
138
267

39.9%
14.9%
9.4%
12.2%
23.6%

267
326
199
22
297
14
6

23.6%
28.8%
17.6%
1.9%
26.3%
1.2%
0.5%

45
1086

4.0%
96.0%

544
13
3

48.2%
1.2%
0.3%

569

50.4%

766
44

67.7%
3.9%

321

28.4%

Gambar 1 Jumlah kasus kecelakaan setiap bulan yang tercatat di register pasien UGD
UPT Kesmas Tegallalang I tahun 2014

Gambar 2 Diagnosis pasien yang datang setiap bulan yang tercatat di UGD UPT
Kesmas Tagallalang I tahun 2014

Gambar 3 Jumlah pasien kecelakaan yang dirujuk dari UGD UPT Kesmas Tegallalang
I setiap bunlannya pada tahun 2014

Tabel 2. Penggunaan vaksin anti rabies dan antibiotik di UGD UPT Kesmas Tegallalang
I selama tahun 2014 berasarkan bulan.
Karakteristik

Bulan (n)

Total

Jan
Responden

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nov

Des

Penggunaan
Antibiotik
Amoxicilin
Erythromicin
Tidak mendapat
antibiotik

Penggunaan
VAR

75
2

88
0

41
0

77
1

76
2

78
1

36
0

52
0

41
0

76
0

86
2

40
36

766
44

12

15

50

26

19

12

12

51

51

13

40

23

321

5

13

0

6

8

7

0

1

1

7

8

9

65

Gambar 4. Perbandingan penggunaan antibiotik Amoxicilin dan Erythromicin
berdasarkan bulan di UGD UPT Kesmas Tegallalang I tahun 2014

Gambar 5.5 Perbandingan kasus gigitan anjing dan kucing dengan pemberian
VAR berdasarkan bulan pada tahun 2014 di UGD UPT Kesmas Tegallalang I

PEMBAHASAN
Karakteristik Pasien
Karakteristik
kasus
pada
penelitian ini berdasarkan jenis kelamin
bahwa sebagian besar kasus terjadi pada
pasien
berjenis
kelamin
laki-laki
cenderung lebih banyak dibandingkan
perempuan dengan persentase sebesar
64.8% (733 kasus) sedangkan jenis
kelamin perempuan sebesar 35.2% (398
kasus). Hal ini disebabkan karena laki –
laki lebih banyak melakukan aktivitas di
luar rumah dibandingkan perempuan di
daerah ini. Oleh karena aktivitas di luar
rumah yang lebih tinggi menyebabkan
tingkat mobilitas dari pasien laki – laki
lebih banyak. Selain itu jenis aktivitas
yang dilakukan oleh pasien