PENDAHULUAN Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Calcaneus Spur Dextra Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan
gerak

fungsi

tubuh

sepanjang

daur

kehidupan

(KEP.MENKES

NO.1363/MENKES/SK XII2001).

Pada zaman sekarang ini, masyarakat memiliki aktivitas yang sangat
bermacam-macam. Memiliki pekerjaan dan aktivitas sangat padat yang harus
membutuhkan fisik yang sehat dan kuat. Salah satunya ekstremitas yang
berperan penting adalah kaki. Kaki merupakan penompang berat badan dan
beban yang paling berat baik sewaktu berdiri, berlari, kaki menjadikan alat
transportasi yang penting dalam aktifitas keseharian kita. Bentuk kaki khas
yaitu berbentuk lengkuk-lengkuk yang memungkinkannya beradaptasi terhadap
permukaan yang tidak rata. Kaki juga berfungsi sebagai penompang yang
lentur untuk menyerap benturan seperti pada waktu melompat (Snell, 2006).
Oleh sebab itu tumit dan telapak kaki berserta jari-jari dilengkapi dengan
jaringan-jaringan lunak yang merupakan bantalan penahan beban yang
menekan pada landasan. Karena pemusatan beban pada kaki, maka kaki
cenderung mudah mengalami gangguan antara lain yaitu calcaneus spur.
Spur pada tulang berkembang karena fascia plantaris yang mengalami
injury kemudian inflamasi sehingga tumit menerima beban lebih banyak dan

1

2


dalam waktu yang lama akan menyebabkan deposis kalsium pada tumit
sehingga menimbulkan tulang tumbuh yang tidak normal (Sari dan Irfan,
2009). Salah satu penyebab nyeri pada tumit adalah disebabkan karena
pemakaian sepatu yang bertumit tinggi. Pada daerah tumit juga terdapat tulang
yang disebut os calcaneus dan salah satu kelainan yang terjadi pada tulang ini
dikenal sebagai calcaneus spurs (Siburian, 2008).
Calcaneus spur adalah suatu kondisi yang terdiri dari berbagai macam tipe
yang bisa melibatkan berbagai persendian dan menyerang berbagai usia,
mulai dari anak-anak sampai orang tua. Penyakit ini mempunyai dua
karakteristik yang menonjol yaitu adanya tulang menonjol tetapi ada beberapa
orang dengan diagnosa artritis hanya mengeluh adanya rasa nyeri, tanpa
disertai adanya pembengkakan (Howard, 2006).
Insiden dari penyakit ini pada berbagai daerah ditemukan adanya 3
penderita dari setiap 10.000 populasi, yang mana menyerangkan pada
berbagai kalangan. calcaneus spur terjadi pada lebih dari 50% berusia diatas
50 tahun dengan mengeluhkan nyeri dan ada yang tidak sama sekali
mengeluhkan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi yaitu berat badan
(obesitas) kurangnya fleksibilitas dari plantar fascia, tightnes otot-otot
gastrok-nemius atau soleus, cidera overuse seperti berdiri dan berjalan terlalu
lama, aktifitas yang berat yang terjadi pada olah ragawan seperti atlit pelari

dan adanya deformitas kaki seperti arcus datar atau flat foot. Adapun gejala
yang sering timbul adalah nyeri ditumit sewaktu bangun pagi atau sesudah
duduk dan pada saat pertama kali menapakkan kaki setelah bangun tidur. Hal

3

ini merupakan pertanda khas pada kasus calcaneus spur (Sari dan Irfan,
2009).
Untuk dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang
muncul pada kondisi calcaneus spur, fisioterapi mempunyai peranan penting
didalamnya. Berdasarkan hal inilah penulis terdorong untuk mengangkat
kasus calcaneus spur sebagai Karya Tulis Ilmiah. Adapun teknologi
fisioterapi yang dapat diaplikasikan kepada pasien calcaneus spur antara lain
dengan ultrasound, terapi latihan dengan free aktif movement dan resisted
active movement dan manual terapi dengan massage. Penggunaan ultrasound
bertujuan

untuk

mengurangi


nyeri,

terapi

latihan

bertujuan

untuk

meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS) dan meningkatkan kekuatan otot
dan sedangkan massage bertujuan untuk merileksasikan otot-otot disekitar
tumit.
B. Rumusan Masalah
Dalam

pelaksanaan

fisioterapi


ditentukan

problematik

impairement, disability, functional limitation. Untuk mengatasi problem
tersebut modalitas yang digunakan adalah ultasound, terapi latihan dan
manual terapi, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah seperti
berikut :
a. Apakah ultrasound dapat mengurangi keluhan nyeri pada calcaneus
spur?
b. Apakah terapi latihan dengan free active movement, resisted active
movement dapat meningkatkan LGS dan meningkatkan kekuatan otot.

4

c. Apakah terapi massage dapat merileksasi otot oleh karna calcaneus
spur.

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
adalah untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi
calcaneus spur.
b. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui manfaat ultrasound terhadap nyeri pada
calcaneus spur.
b) Untuk mengetahui manfaat terapi latihan dengan free active
movement dan resisted active movement terhadap peningkatan
LGS dan peningkatan kekuatan otot.
c) Untuk mengetahui manfaat manual terapi dengan massage dapat
merileksasikan otot-otot oleh karna calcaneus spur.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Manfaat yang diperoleh untuk memperdalam ilmu pengetahuan
dan menambah wawasan tentang kondisi calcaneus spur.

5


b. Memperdalam dan memperluas wawasan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan penatalaksanaan fisioterapi pada calcaneus
spur.
2. Bagi Masyarakat
c. Menyebarluaskan informasi kepada pembaca maupun masyarakat
tentang peran fisioterapi pada kasus calcaneus spur.
3. Bagi Institusi
a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang fisioterapi bagi
pendidikan fisioterapi.
b. Memberikan informasi tentang kondisi calcaneus spur.
yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.
4. Bagi Pendidikan
Dapat

bermanfaat

mengembangkan ilmu.

bagi


dunia

pendidikan

untuk

lebih