KEKUATAN PEMBUKTIAN ANTARA SERTIFIKAT TANAH MILIK DEVELOPER BATUNUNGGAL DENGAN KIKITIR MILIK AHLI WARIS DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA JO P.
ABSTRAK
KEKUATAN PEMBUKTIAN ANTARA SERTIFIKAT TANAH MILIK
DEVELOPER BATUNUNGGAL DENGAN KIKITIR MILIK AHLI WARIS
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG
PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA JO PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN
TANAH
ANINDITA PUTRI APRILIANI
110110110510
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (UUPA) mengatur mengenai kepemilikan hak atas
tanah beserta serangkaian wewenang, larangan, dan kewajiban bagi
pemegang hak atas tanah. Pendaftaran tanah harus dilakukan untuk
memperoleh kepastian hak atas tanah. Maka apabila sebuah tanah tidak
didaftarkan akan menimbulkan sengketa dikemudian hari. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian kikitir yang dimiliki ahli
waris bila ditinjau dari UUPA dan Peraturan Pemerintahtentang Pendaftaran
Tanah serta upaya hukum yang dilakukan ahli waris terhadap sengketa tanah
bila ditinjau dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Metode penelitian yang digunakan adalah spesifikasi penelitian
deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif, dengan menggunakan
data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
kepustakaan dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah
metode analisis yuridis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan pembuktian kikitir yang
dimiliki ahli waris tidak berlaku setelah lahirnya UUPA, karena UUPA hanya
mengakui sertifikat sebagai tanda bukti kepemilikan tanah yang sah. Namun
ahli waris dapat menguatkan pembuktiannya dengan penguasaan fisik yang
dilakukan selama 20 tahun berturut-turut yang terdapat dalam PP tentang
Pendaftaran Tanah. Upaya hukum yang dilakukan ahli waris adalah melalui
mediasi di luar pengadilan, namun karena pihak developer tidak
menginginkan mediasi maka langkah selanjutnya ahli waris dapat membawa
kasus ini ke badan peradilan.
iv
KEKUATAN PEMBUKTIAN ANTARA SERTIFIKAT TANAH MILIK
DEVELOPER BATUNUNGGAL DENGAN KIKITIR MILIK AHLI WARIS
DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG
PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA JO PERATURAN
PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN
TANAH
ANINDITA PUTRI APRILIANI
110110110510
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (UUPA) mengatur mengenai kepemilikan hak atas
tanah beserta serangkaian wewenang, larangan, dan kewajiban bagi
pemegang hak atas tanah. Pendaftaran tanah harus dilakukan untuk
memperoleh kepastian hak atas tanah. Maka apabila sebuah tanah tidak
didaftarkan akan menimbulkan sengketa dikemudian hari. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian kikitir yang dimiliki ahli
waris bila ditinjau dari UUPA dan Peraturan Pemerintahtentang Pendaftaran
Tanah serta upaya hukum yang dilakukan ahli waris terhadap sengketa tanah
bila ditinjau dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Metode penelitian yang digunakan adalah spesifikasi penelitian
deskriptif analitis dengan pendekatan yuridis normatif, dengan menggunakan
data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
kepustakaan dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah
metode analisis yuridis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan pembuktian kikitir yang
dimiliki ahli waris tidak berlaku setelah lahirnya UUPA, karena UUPA hanya
mengakui sertifikat sebagai tanda bukti kepemilikan tanah yang sah. Namun
ahli waris dapat menguatkan pembuktiannya dengan penguasaan fisik yang
dilakukan selama 20 tahun berturut-turut yang terdapat dalam PP tentang
Pendaftaran Tanah. Upaya hukum yang dilakukan ahli waris adalah melalui
mediasi di luar pengadilan, namun karena pihak developer tidak
menginginkan mediasi maka langkah selanjutnya ahli waris dapat membawa
kasus ini ke badan peradilan.
iv