Kurikulum Butuh Penyesuaian.

[(OMPAS

-

..0______.__

Sell/II

!

l, 17

1

_. -."

4

SeliJsiJ
"-.. . .-.


5
20

RiJlJlI. - .

6

7
22

21

-:M~~.;'--';;;;;r-"

Kalllis

8
23

9


()

10
24

- :-M~,

'J'I~~;-

.lIlllIal

0

11

12

25


0

26

._~)

)1/1

Ags

13
27

0

()

Sablll

Sep


- !,fin'1gu
- 14

28
OOkt

15
29
eNov

~

16
30

31

0 Des


~

Kurikulum Butuh
-- Penyesuroan --

-~IImuPerpustakaan
JanganHanyaUrusiPenyimpanan
danPeminjamanBuku
BANDUNG, KOMPAS - Kurikulumilmuperpustakaan
di perguruan tinggi Indonesia butuh penyesuaian. Perkembangan teknologi informasi dan pemahaman atas kebutuhan masyarakat harus menjadi pokok perhatian dalam kurikulumyangbaru.
"Seorang pustakawan tidak cukup hanya sebagai tenaga teknis
menyusun buku, tetapi juga mengerti kebutuhan masyarakat,"kata peneliti independen perpustakaan dan ilmu informasi Putu Laxman Pendit, yang tampil sebagai
pembicara dalam seminar nasional bertema "Library and Information Education at the Crossroad" di Bandung,Selasa (18/11).
Putu mengatakan, saat ini kurikulum ilmu perpustakaan masih
berkutat pada hal teknis penyim-

.

panan dan peminjaman buku.
Adapun pemahaman dan pengajaran tentang teknologi baru penyimpanan buku, hingga minimnya pengertian pustakawan memenuhi keinginan masyarakat,belum diikutsertakan.

Menjadi

bank data

"~esatnya arns teknologi informasl membuat perpustakaan dan
p~taka',"'3n harus menyesuaikan
dm. Dan sekadat mengetahui teknis penyimpanan

_

Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera
Utara Jonner Hasugian mengatakan,kebutuhan kurikulumbaru dalam ilmu perpustakaan harns segera dilaklikan. Meskipun beberapa
perguruan tinggi sudah memulainya, hams ada standar resmi berisi
pelaksanaan program pendidikan
ilmuperpustakaan di Indonesia.
Hal itu dinilai akan memudahkan beragam kegiatan resmi perguruan tinggi, terkait pengembangan informasi dan teknologi ilnu perpustakaan. "Saat ini potensi
ilmu perpustakaan belum diketahui sepenuhnya oleh masyarakat.
Padahal, tersedia banyak lapangan
pekerjaan yang membutuhkan keahlian ilmu perpustakaan;' kata
Jonner.


buku, berubah
=.-" _ -_Berd~kan
-

menjadi bank data mengenai kejadian yangtengah terjadi di masyarakat;'kataPutu.
Dewasa ini ia mengakui memang banyak perguruan tinggi
yang sudah melakukan inoyasi,
khususnya dalam pemanfaatan
teknologi. Beberapa perguruan
tinggi,seperti Universitas Sumatera Utara, menggunakan teknoIogi
sebagai pengantar pelajaran bagi
mahasiswanya.
Banyakmateri kuliah atau hasil
penelitian bisa diakses secara terbuka melalui internet. Tujuannya,
agar lebih banyak masyarakat bisa
merasakan manfaat dari kehadiran ilmu dan profesi kepustakawanan. "Kurikulum baru harns diolah sebaik mungkin agar sesuai
dengan kebutuhan manusia dalam
jangka
- panjaI\g,"katanya.

-'"
.- ~

K lip i n 9 Hum r) sUn

pad

survei

Program

Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran
Bandung 2009, kebutuhan tenaga
kerja informasi dan perpustakaan
di lembaga pemerintahan dan
swasta masih tinggi. Jumlah ini
terhitung dari tempat yang sudah
terisi dan belum oleh tenaga profesional ilmu perpustakaan setingkatstratasatu.
Lembaga pemerintahan diperkirakan membutuhkan 18.428
orang,baik dari unsur departemen

dan nondepartemen, pemerintah
provinsi, maupun dinas di kota
atau kabupaten.
Lembaga swasta diperkirakan
membutuhkan tenaga profesi ilmu perpustakaan sebanyak 29.600
orang. Mereka dibutuhkan perusahaan dan badan usaha miliknegara dan media massa. (CHE)

2 009

.--