KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU ALBUM UNTUKMU KOMUNITAS KARYA BAND BUNGA HITAM: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Album Untukmu Komunitas Karya Band Bunga Hitam: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar S

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU ALBUM UNTUKMU KOMUNITAS
KARYA BAND BUNGA HITAM: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Diajukan oleh :
ERWAN ANDI NUGROHO
A. 310 100 135

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU ALBUM UNTUKMU KOMUNITAS
KARYA BAND BUNGA HITAM: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN
IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA


Erwan Andi Nugroho, A310100135, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014, 193 Halaman.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) latar sosiohistoris band Bunga Hitam, (2) struktur
pembangun lirik lagu, (3) kritik sosial, dan (4) implementasi hasil penelitian sebagai bahan ajar
sastra di SMA. Penelitian ini deskriptif kualitatif dengan objek berupa kritik sosial. Data dalam
penelitian ini berupa baris dan bait yang saling berkesinambungan. Sumber data penelitian ini
lirik lagu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, simak, catat, dan
dokumentasi. Validitas data menggunakan trianggulasi teori. Teknik analisis data penelitian ini
yaitu struktural, dialektika, dan interaktif. Lirik lagu analisis ini mengandung kritik sosial,
diantaranya: Punah, Pelacur, Lawan Kemiskinan, Kamilah Peluru, Menghancurkan dan
Membangun, dan Ambisi Salah. Hasil penelitian ini berupa; (1) Bunga Hitam memiliki paham
idealis punk identik dengan kebebasan, hasil karyanya banyak memberikan motivasi dan
semangat berjuang melawan penindasan serta peka terhadap kondisi sosial saat ini. (2) diksi
yang digunakan sederhana, imaji didominasi penglihatan dan gerak, penggunaan kata yang
diperkonkret memudahkan maksud imaji, bahasa figuratif didominasi hiperbola dan repetisi,

rima akhir didominasi rima terus dan rima datar berupa asonansi dan aliterasi, dan tipografi
menunjukkan penyusunan puisi, tema didominasi keadaan sosial, nada suasana mengajak
memperbaiki kondisi saat ini dengan tindakan nyata, perasaan didominasi semangat dan
kecewa, dan amanatnya secara keseluruhan mengajak ke arah yang lebih baik, (3) dalam
penelitian ini ditemukan enam kritik sosial, yaitu kritik terhadap kerusakan lingkungan,
kemiskinan, pelacuran, kekuasaan, lunturnya sikap kejujuran, reformasi yang kebablasan. (4)
hasil penelitian ini memiliki relevansi terhadap Kurikulum 2013 pelajaran Bahasa Indonesia,
maka dapat diimplementasikan sebagai bahan ajar sastra di SMA.

Kata kunci: kritik sosial, lirik lagu, album Untukmu Komunitas, Bunga Hitam, sosiologi
sastra.

A. PENDAHULUAN
Karya sastra dari masa ke masa semakin menunjukkan keberagaman
bentuk dan perkembangan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari dominasi
karya-karya yang keberadaannya semakin banyak dalam kehidupan. Selain itu
karya sastra dalam perkembangan ini semakin bebas dalam penyampaiannya.
Tema yang diangkat sekarang juga semakin menunjukkan kemajuan.
Kemajuan ini semakin menunjukkan bahwa pada masa ini karya sastra
semakin mendominasi dalam kehidupan. Penyampaian karya-karya ini

semakin menunjukkan kemajuan.
Perkembangan karya sastra yang semakin bebas ini selain murni ide
kreasi pengarang atau penyair dapat pula terlahir karena adanya kondisi sosial
yang terjadi dalam masyarakat yang benar-benar terjadi. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Teeuw (dalam Pradopo, 2003:107) yang mengatakan bahwa karya
sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya. Pendapat Teeuw tersebut agaknya
memang benar diyakini karena dalam hal ini karya sastra semakin berkembang
dari masa ke masa. Setiap orang berlomba-lomba untuk selalu dapat mengikuti
arus globalisasi yang serba canggih, modern, dan serba instan. Anggapan
serba instan inilah yang agaknya sampai sekarang sudah membudaya bahkan
mengakar dalam benak, pikiran, maupun cara pandang manusia dalam
menjalani kehidupan sehari-hari mereka.
Tidak sedikit pula bahwa kritik agaknya diperlukan sebagai alat
kontrol atas kewenangan suatu lembaga pemerintah agar dalam praktiknya
tidak sewenang-wenang dan tidak semaunya sendiri. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Susetiawan (dalam Mas’oed, 1999:6-7) bahwa orang mempercayai
masyarakat ini berkembang karena hubungan-hubungan konflik yang
melibatkan berbagai macam kepentingan. Hubungan konflik dilukiskan dalam
bentuk hubungan kelas yakni antara kelas penguasa dengan kelas yang
dikuasai. Masyarakat akan terus berkembang karena perbedaan-perbedaan

kepentingan.
Kritik semakin berkembang dalam proses penyampaiannya. Hal
tersebut juga dikatakan oleh Mas’oed (1999:49) yang mengatakan bahwa
kritik sosial dapat disampaikan melalui berbagai wahana, mulai dari cara yang
tradisional, seperti pepe (berjemur diri), ungkapan-ungkapan sindiran, melalui
1

komunikasi antar personal dan komunikasi sosial, melalui berbagai
pertunjukan sosial dan kesenian dalam komunikasi publik, seni sastra dan
melalui media massa. Menurut Daewoo (2012) kritik sosial dapat dituangkan
dalam media lagu yang di dalamnya dapat diselipkan suatu makna yang
bersifat menggugah

atau bisa saja memprotes suatu ketimpangan atau

masalah sosial yang ada dan berkembang
Bunga

Hitam


merupakan

dalam dunia masyarakat.

sebuah

grup

band

yang

selalu

menggencarkan sebuah kritikan atau memberikan gambaran mengenai
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Melalui lagu-lagu, mereka
berusaha menunjukkan bahwa masih banyak suatu masalah, konflik, dan
pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Lirik lagu milik Bunga Hitam
mencoba memberikan kritikan terhadap pemerintah yang selalu memberikan
kebijakan


yang mungkin kurang tepat di masyarakat dan bahkan

memunculkan masalah-masalah baru atau ketimpangan sosial yang terjadi.
Terlebih generasi muda sekarang lebih menyukai musik daripada melakukan
aksi mengkritisi suatu hal dengan cara yang tradisional. Kritik sosial tersebut
selain dituangkan dalam sebuah lirik lagu, dapat juga dijadikan sebagai bahan
ajar sastra agar menambah khasanah pengetahuan dan dapat menanamkan
nilai-nilai sosial sejak dalam usia pendidikan.
Berdasarkan beberapa pemaparan di atas, maka kritik sangat
diperlukan pada era sekarang ini dimana kritik dapat digunakan sebagai alat
untuk mengawasi, mengontrol, mengingatkan, maupun menyindir suatu
kebijakan maupun kondisi sosial yang ada sekarang ini agar tidak semakin
kebablasan atau pun tidak semakin

menjadi. Diharapkan dengan adanya

sebuah kritikan apa yang telah terjadi yang sebelumnya melampaui batas atau
norma, dapat kembali menjadi lebih baik melalui sebuah kritikan terhadap
kondisi sosial yang sedang terjadi sekarang ini. Melalui media lirik lagu, kritik

lebih mudah dalam penyampaiannya. Hal ini dikarenakan lagu mudah untuk
merasuk ke pendengar dan dapat meberi sugesti, maupun efek yang nyata.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk (1)
mendeskripsikan latar sosiohistoris band Bunga Hitam, (2) mendeskripsikan
struktur pembangun lirik lagu tersebut, (3) memaparkan kritik sosial yang
terdapat dalam lirik lagu album Untukmu Komunitaskarya Bunga Hitam, (4)

2

mendeskripsikan implementasi hasil penelitian ini sebagai bahan ajar sastra di
SMA.
Kritik sosial dapat terjadi karena adanya masalah sosial. Abdulsyani
(2002:188-196) menguraikan beberapa masalah sosial utama yang sering
terjadi dalam kehidupan masyarakat, misalnya masalah kriminalitas, masalah
kependudukan, masalah kemiskinan, masalah pelacuran (prostitusi), dan
masalah lingkungan hidup.
a. Masalah Kriminalitas
Menurut Abdulsyani (2002:188) kriminalitas atau kejahatan dapat bersifat
agak


normal,

jika

proporsi-proporsinya

tidak

mengalami

pertambahan.

Tumbuhnya kriminalitas disebabkan oleh adanya berbagai ketimpangan sosial,
yaitu adanya gejala-gejala kemasyarakatan, seperti krisis ekonomi, adanya
keinginan-keinginan yang tidak tersalur, tekanan-tekanan mental, dendam dan
sebagainya. Timbulnya kriminalitas oleh karena adanya perubahan masyarakat
dan kebudayaan yang teramat dinamis dan cepat.
Kriminalitas merupakan masalah utama yang melatarbelakangi bertambahnya
jumlah penduduk. Ketimpangan sosial itu menjadi penyebab utama terjadinya
masalah kriminalitas. Berbagai macam usaha sudah dilakukan oleh pemerintah

yang bertujuan untuk mengurangi masalah ketimpangan sosial. Usaha untuk
mengatasi masalah kriminalitas selain dilakukan oleh pihak berwenang dengan
memberikan efek jera, pemerintah juga berusaha sedikit mengurangi masalah ini
dengan

cara

memberikan

lapangan

pekerjaan,

pelatihan-pelatihan,

dan

memberikan modal usaha bagi masyarakat menengah ke bawah. Hal ini dilakukan
karena masalah kriminalitas sangat berkaitan erat dengan ketimpangan sosial,
khususnya akibat lemahnya ekonomi masyarakat sehingga banyak masyarakat

yang memilih jalan kriminalitas untuk menginginkan apa yang diinginkan dengan
cepat meskipun merampas hak orang lain.

b. Masalah Kependudukan
Abdulsyani

(2002:190)

menjelaskan

bahwa

masalah

kependudukan

merupakan suatu sumber masalah sosial yang penting, oleh karena pertumbuhan
penduduk dapat menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembangunan, terutama
jika pertambahannya tersebut tidak dapat terkontrol secara efektif.


3

Masalah kependudukan apabila tidak diatasi dengan cara preventif maka dapat
menimbulkan masalah baru dan bahkan dapat menjadi masalah utama. Apabila
pertumbuhan penduduk tidak dikontrol dengan baik maka dapat menyebabkan
ledakan penduduk yang berdampak pada hal lain. Ketersediaan pangan, lapangan
pekerjaan, dan tempat tinggal apabila tidak terpenuhi masalah-masalah baru
semakin mencuat. Pemerintah dalam mengatasi hal ini harus memberikan program
yang tepat, misalkan dengan program Keluarga Berencana. Program tersebut
diharapkan dapat

mengurangi

masalah kependudukan. Sosialisasi

harus

digencarkan agar masalah kependudukan dapat teratasi dengan baik.

c. Masalah Kemiskinan
Menurut Abdulsyani (2002:190) kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang, keluarga atau anggota masyarakat tidak mempunyai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar sebagaimana
anggota masyarakat lain pada umumnya. Faktor ekonomi kemudian dijadikan
tolok ukur dalam menilai tingkat kemiskinan. Bahkan faktor ekonomi dijadikan
sebagai kambing hitam dari penyebab timbulnya masalah sosial, seperti
tunakarya, tunasusila, tunawisma, dan lain-lain.
Masalah kemiskinan sangat dominan dan sulit dipecahkan selain masalah
kriminalitas. Masalah kemiskinan justru dapat menyebabkan timbulnya masalah
kriminalitas. Masalah kemiskinan harus diatasi dengan cara yang tepat agar
masalah ini dapat teratasi sedikit demi sedikit. Masalah kemiskinan dapat diatasi
dengan usaha dari pemerintah memberikan bantuan atau membuka lapangan kerja
baru dan mendidik masyarakat agar tidak mempunyai jiwa pengemis.

d. Masalah Pelacuran (prostitusi)
Menurut Abdulsyani (2002:194) pelacuran merupakan masalah sosial yang
cukup besar pengaruhnya bagi perkembangan moral. Pelacuran bukan saja karena
dorongan tekanan-tekanan sosial, keputusasaan, atau sebagai pelarian bagi mereka
yang putus cinta atau karena kehilangan pekerjaan, melainkan juga disebabkan
oleh karena banyak faktor yang menggandrunginya disediakan fasilitas lokasi
secara khusus itu. Pelacuran akan menjadi masalah sosial yang semakin besar,
apabila berkembang menjadi suatu profesi.

4

Pelacuran tidak bisa dipisahkan terutama apabila menyangkut kondisi
ekonomi. Banyak masyarakat yang mengkambinghitamkan himpitan ekonomi
untuk dijadikan alasan sebagai pelacuran. Masalah pelacuran sangat sulit untuk
dikurangi, terlebih apabila sudah menjadi profesi. Tidak sedikit yang menjadikan
masalah ini sebagai profesi sehari-hari. Seharusnya pemerintah berupaya
memberikan keahlian-keahlian dan keterampilan agar masyarakat tidak terjerumus
dalam pelacuran. Selain itu sanksi berupa efek jera, atau penutupan lokalisasi, dan
pendidikan agama dapat diterapkan agar mengurangi masalah pelacuran.

e. Masalah Lingkungan Hidup
Abdulsyani (2002:194) menyatakan bahwa manusia merupakan faktor
dominan, maka sasaran telah tertuju pada pengaruh timbal balik antara manusia
dengan lingkungan dalam berbagai aspeknya. Desakan kebutuhan manusia dan
kurangnya kesadaran akan lingkungan hidup dan lain-lainnya, menyebabkan
terganggunya keserasian antara lingkungan hidup dengan perilaku manusia, maka
kualitas lingkungan hidup itu akan rusak.
Manusia harus mampu menjaga kondisi lingkungan yang ditempati. Apabila
manusia turut serta menjaga lingkungan dengan baik, maka masalah lingkungan
hidup tidak akan mencuat. Kesadaran cinta lingkungan harus diterapkan dalam
pola pikir manusia. Hal ini dilakukan agar lingkungan terjaga dengan baik dan
dapat dilestarikan keberadaannya.
Menurut pendapat Horald A. Phelps (dalam Abdulsyani, 2002:183) ada empat
sumber timbulnya masalah sosial, yaitu:
1. Yang berasal dari faktor-faktor ekonomis, antara lain termasuk kemiskinan,
pengangguran, dan sebagainya.
2. Yang berasal dari faktor-faktor biologis,antara lain meliputi penyakit-penyakit
jasmaniah dan cacat.
3. Yang disebabkan oleh faktor-faktor psikologis, seperti sakit saraf, jiwa, lemah
ingatan, sawan mabuk alkohol, sukarmenyesuaikan diri, bunuh diri, dan lainlain.
4. Yang berasal dari faktor-faktor kebudayaan, seperti umur tua, tidak punya
tempat kediaman, janda, penceraian, kejahatan dan kenakalan anak-anak
muda, perselisihan-perselisihan agama, suku, dan ras.
5

Teori struktural yang akan digunakan dalam hal ini adalah teori yang telah
dikemukakan oleh I.A. Richard (dalam Waluyo, 1995:27) yang disebut dengan
hakikat puisi dan metode puisi. Hakikat adalah unsur hakiki yang menjiwai puisi,
sedangkan medium bagaimana hakikat itu diungkapkan disebut metode puisi.
Hakikat puisi terdiri atas tema, nada, perasaan dan amanat; metode puisi terdiri
atas diksi, pengimajian, kata konkret, majas, dan rima.
1) Hakikat Puisi
a) Tema
Menurut Waluyo (1995:106-107) tema merupakan gagasan pokok atau
subject-matter yang dikemukakan oleh penyair.
b) Perasaan (Feeling)
Menurut Waluyo (1995:121) dalam menciptakan puisi, suasana perasaan
penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca.
c) Nada dan Suasana
Menurut Waluyo (1995:125) dalam menulis puisi, penyair mempunyai
sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui,
menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan
sesuatu kepada pembaca, sikap ini disebut nada puisi. Suasana adalah keadaan
jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang
ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
d) Amanat
Menurut Waluyo (1995:130) amanat yang hendak disampaikan oleh penyair
dapat ditelaah setelah memahami tema, rasa, dan nada puisi. Amanat yang
hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran
penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan.

2) Metode Puisi
a) Diksi (Pemilihan Kata)
Menurut Waluyo (1995:72) penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata
sebab kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya, komposisi
bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata
lainnya, dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi itu.

6

b) Pengimajian
Waluyo (1995:78) mengatakan bahwa pengimajian adalah kata atau
susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti
penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
c) Kata Konkret
Pengkongkretan ini bertujuan agar pembaca membayangkan dengan lebih
hidup apa yang dimaksudkan penyair (Waluyo, 1995:83).
d) Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan oleh penyair untuk menyatakan
sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak langsung
mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya bermakna kias atau makna
lambang (Waluyo, 1995:83).
e) Rima
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi (Waluyo, 1995:90). Rima dapat
dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu terdiri dari rima akhir dan rima datar.
Rima akhir merupakan persamaan bunyi yang terdapat pada akhir baris,
sedangkan rima datar adalah persamaan bunyi yang terdapat pada tiap-tiap
larik.
f) Tata Wajah (Tipografi)
Waluyo (1995:97) tipografi merupakan pembeda yang penting antara
puisi dengan prosa dan drama.

B. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif berarti data yang dikumpulkan
berupa kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan
mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata daripada sekedar sajian
angka atau frekuensi (Sutopo 2006: 40). Merujuk pada pendapat di atas, maka
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bait dan baris yang memiliki
kesinambungan atau keterkaitan yang terdapat dalam lirik lagu pada album
Untukmu Komunitas band Bunga Hitam, sedangkan data yang digunakan dalam

hal mengimplementasikan hasil penelitian ini ke dalam bahan ajar sastra di SMA
dapat berupa KI dan KD Kurikulum 2013 yang berkaitan dengan objek yang
dibahas, yaitu puisi.Objek yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kritik
7

sosial yang terdapat dalam lirik lagu album Untukmu Komunitas karya band
Bunga Hitam.
Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu sumber data
primer dan skunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah lirik lagu
album Untukmu Komunitas karya band Bunga Hitam, sedangkan sumber data
sekundernya adalah artikel musik di internet, misalnya artikel yang ditulis oleh
Daewoo yang berjudul Pengertian Lirik Lagu, Lewis Enda yang berjudul
Pengertian Definisi Sosial, dan lain sebagainya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik pustaka, catat,
simak, dan dokumentasi.Validitas data dalam penelitian ini menggunakan
trianggulasi teori. Hal ini dilakukan dengan menggunakan beberapa pendapat atau
teori lebih dari satu dalam membahas beberapa permasalahan yang dikaji. Teknik
analisis data yang digunakan terdiri dari beberapa teknik. Teknik pertama yang
digunakan untuk proses analisis data struktur lirik lagu pada albumUntukmu
Komunitas karya band Bunga Hitam menggunakan teori struktural. Teknik

selanjutnya yang digunakan untuk menganalisis kritik sosial dalam lirik lagu pada
album Untukmu Komunitas karya band Bunga Hitam yaitu menggunakan teori
dialektika.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Latar Sosiohistoris Band Bunga Hitam
Bunga Hitam merupakan band yang menyerukan kritik sosial. Band ini
selalu menggencarkan kritik sosial dalam lirik lagunya. Kritik sosial ini
didasarkan pada realita atau keadaan yang ada dalam masyarakat secara
langsung, maka tidak heran apabila dalam lirik lagunya banyak memberikan
kritik sosial. Kritik sosial ini dapat berupa masalah sosial yang saat ini terjadi
dalam masyarakat meliputi masalah ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Selain itu dalam lirik lagunya juga menyerukan sikap motivasi, semangat
untuk berubah, sikap perlawanan, dan lain sebagainya.

8

2. Analisis Struktur dalam Lirik Lagu Untukmu Komunitas karya band Bunga
Hitam
Analisis struktur dalam penelitian ini menggunakan teori yang
dikemukakan oleh I.A Richard (dalam Waluyo, 1995:27) yang terdiri dari
hakikat dan metode puisi. Hakikat dalam puisi terdiri dari tema, nada,
perasaan, dan amanat, sedangkan metode puisi terdiri dari diksi, pengimajian,
kata konkret, majas, dan rima.
Berikut ini analisis struktural pada enam lirik lagu dalam album
Untukmu Komunitas karya Bunga Hitam. Alasan pemilihan keenam lirik lagu

ini dikarenakan terdapat kritik sosial.
1. Lirik Lagu 1 “Kamilah Peluru”
Diksi dalam lirik lagu ini sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh
pembaca tiap bagian kata yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Pengimajian
yang terdapat dalam lirik lagu “Kamilah Peluru” ini terdiri atas imaji
pendengaran (auditif), imaji raba atau sentuh (taktil), imaji penglihatan, dan
imaji gerak. Bahasa figuratif yang terdapat dalam lirik lagu ini adalah majas
hiperbola dan majas repetisi. Rima dalam lirik lagu ini terdiri dari rima
terus dan rima berangkai. Tipografi dalam lirik lagu ini terdiri atas tiga bait
dan empat belas baris.
Tema dalam lirik lagu “Kamilah Peluru” ini adalah sebuah kejujuran
yang dapat memberikan kebaikan atas segala pilihan kita. Nada dan suasana
yang terdapat dalam lirik lagu “Kamilah Peluru” ini adalah sikap mengajak
pembaca menentukan sebuah pilihan dengan dilandasi sebuah kejujuran,
sehingga pembaca merasa bahwa sikap kejujuran itu penting. Perasaan yang
diungkapkan dalam lirik lagu ini adalah perasaan semangat. Amanat yang
hendak disampaikan oleh penyair bahwa sikap keraguan justru akan
menimbulkan sesuatu yang buruk dalam sebuah pilihan, maka dari itu sikap
keraguan harus dihilangkan dan gunakanlah sikap kejujuran dalam
menentukan sebuah pilihan. Kejujuran dapat memberikan sesuatu hal yang
baik dan bermanfaat.

9

2. Lirik Lagu 2 “Punah”
Diksi dalam lirik lagu ini sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh
pembaca tiap bagian kata yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Pengimajian
yang terdapat dalam lirik lagu ini terdiri atas penglihatan dan imaji gerak.
Bahasa figuratif yang terdapat dalam lirik lagu ini adalah majas
personifikasi dan majas repetisi. Rima dalam lirik lagu ini terdiri dari
rima patah. Tipografi dalam lirik lagu inibait pertama terdiri atas empat baris,
bait kedua terdiri atas tiga baris, bait ketiga terdiri atas tiga baris, dan bait
terakhir terdiri atas empat baris
Tema dalam lirik lagu tema mengenai terjadinya bencana dan
kerusakan alam. Lagu ini menggambarkan bencana dan kerusakan alam yang
diakibatkan oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggungjawab.
Nada dan suasana yang terdapat dalam lirik lagu “Punah” karya band Bunga
Hitam yaitu marah dan kecewa terhadap kerusakan alam yang dilakukan
manusia, sehingga menimbulkan bencana. Pengarang menyampaikan bahwa
kerusakan

alam

tersebut

diakibatkan

ulah

manusia

yang

tidak

bertanggungjawab. Perasaan yang digambarkan oleh Bunga Hitam dalam
lirik lagu “Punah” adalah marah, sedih, kecewa, penyesalan, dan memotivasi
karena adanya kerusakan alam yang disebabkan manusia sehingga
menyebabkan bencana. Amanat yang disampaikan dalam lirik lagu ini adalah
sebagai manusia yang hidup di alam, maka sebaiknya alam dijaga
kelestariannya. Hal tersebut dikarenakan apabila manusia lalai kemudian
menyebabkan kerusakan alam sehingga mendatangkan bencana.
3. Lirik Lagu 3 “Lawan Kemiskinan”
Diksi yang digunakan dalam lirik lagu ini mudah dipahami oleh
pembaca. Pengimajian lirik lagu “Lawan Kemiskinan” yang diciptakan oleh
band Bunga Hitam ini terdapat imaji penglihatan, imaji pendengaran, dan
imaji gerak. Bahasa figuratif yang terdapat dalam lirik lagu ini adalah majas
hiperbola dan majas repetisi. Rima dalam lirik lagu ini di dominasi oleh
rima terus. Tipografi yang terdapat dalam lirk lagu ini terdiri dari bait pertama
terdiri atas tujuh baris, bait kedua terdiri atas lima baris, bait ketiga terdiri atas

10

empat baris, bait keempat terdiri atas tiga baris, bait kelima teridi atas empat
baris, dan bait keenam terdiri atas empat baris.
Tema yang diangkat dalam lirik lagu “Melawan Kemiskinan” ini
merupakan usaha perlawanan terhadap sebuah kondisi kemiskinan. Nada dan
suasana yang terdapat dalam lirik lagu “Melawan Kemiskinan” ini sedih dan
berusaha mengobarkan semangat. Pengarang ingin menunjukkan bahwa
kemiskinan terutama di kota Jakarta, masih menjadi permasalahan atau
penyakit yang sulit dihilangkan. Perasaan yang digambarkan dalam lirk lagu
ini yaitu mengenai kesedihan, kekecewaan, dan kemudian mengobarkan
semangat untuk melawan kemiskinan. Amanat yang hendak disampaikan oleh
pengarang adalah kita harus berusaha melawan kemiskinan dengan berbagai
cara.
4. Lirik Lagu 4 “Pelacur”
Penggunaan diksi dalam lirik lagu ini mudah dipahami oleh pembaca.
Pengimajian dalam lirik lagu ini terdiri dari imaji pendengaran, penglihatan,
dan gerak. Bahasa figuratif yang terdapat dalam lirik lagu ini adalah majas
majas hiperbola, majas repetisi, majas metafora, majas sinisme, dan majas
sarkasme. Rima dalam lirik lagu ini didominasi oleh penggunaan rima
terus. Tipografi dalam lirik lagu karya band Bunga Hitam yang berjudul
“Pelacur” ini terdiri atas empat bait. Setiap baitnya masing-masing terdiri dari
empat baris.
Tema yang diangkat dalam lagu “Pelacur” karya band Bunga Hitam ini
tidak jauh dari judulnya, yaitu mengenai pelacur. Demi meraih kesuksesan,
perempuan ini rela terjerumus ke dalam hal yang buruk, yaitu dunia pelacuran.
Nada dan Suasana yang terdapat dalam lirik lagu “Pelacur” ini adalah sikap
kecewa atas apa yang dilakukan oleh seorang wanita yang diceritakan
pengarang dalam lagu ini. Pengarang ingin menceritakan bahwa dengan
menjadi seorang pelacur bukanlah jalan yang baik untuk masa depan.
Perasaan yang ditimbulkan dalam lagu ini yaitu sebuah kekecewaan dan
kemarahan. Amanat yang hendak disampaikan pengarang adalah kita sebagai
manusia jika ingin meraih masa depan atau mencari uang jangan
menggunakan cara instan. Terlebih dengan jalan yang buruk terutama dengan
pelacuran.
11

5. Lirik Lagu 5 “Ambisi Salah”
Diksi dalam lirik lagu ini sederhana, sehingga mudah dipahami oleh
pembaca. Pengimajian yang digunakan oleh pengarang dalam lirik lagu ini
yaitu imaji penglihatan dan imaji gerak. Penggunaan bahasa figuratif ini terdiri
dari majas hiperbola, majas personifikasi, dan majas sarkasme. Penggunaan
rima dalam dalam lirik lagu ini didominasi oleh rima bersilang. Tipografi
dalam lirik lagu ini bait pertama terdiri atas empat baris. Bait kedua
terdiri atas empat baris. Bait ketiga terdiri atas lima baris.
Tema yang diangkat dalam lirik lagu “Ambisi Salah” ini merupakan
suatu perasaan berambisi untuk mendapatkan sesuatu. Nada dan suasana
dalam lirik lagu ini adalah marah dan mengajak untuk introspeksi mengenai
kesalahan yang telah dilakukan. Pengarang memberikan gambaran mengenai
sikapnya di dalam lirik lagu tersebut dan mengajak pembaca untuk
berintrospeksi diri melalui kata-kata dalam bait maupun baris tersebut.
Perasaan yang digambarkan oleh pengarang penuh dengan kekecewaan,
amarah, dan bersemangat menggencarkan kritikan terhadap ambisi yang salah
dalam diri seseorang. Amanat yang hendak disampaikan adalah sebagai
manusia sebaiknya ketika ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang baik.
6. Lirik Lagu 6 “Menghancurkan dan Membangun”
Pemilihan kata yang digunakan oleh pengarang cukup sederhana dan
memudahkan

bagi

pembaca

untuk

memahami

lirik

lagu

ini.

Pengimajian yang digunakan oleh pengarang dalam lagu ini adalah imaji
pendengaran, imaji penglihatan, dan imaji gerak. Penggunaan bahasa figuratif
dalam lirik lagu ini adalah majas metafora dan majas personifikasi. Rima
dalam lirik lagu ini didominasi oleh rima terus. Tipografi dalam lirik lagu ini
terdiri dari empa bait, yakni bait pertama terdiri atas empat baris. Bait kedua
terdiri atas lima baris. Bait ketiga terdiri atas empat baris. Bait terakhir terdiri
atas empat baris.
Tema yang terdapat dalam lirik lagu ini adalah sebuah reformasi.
Nada dan suasana yang terdapat dalam lirik lagu “Menghancurkan dan
Membangun” adalah mengobarkan semangat kepada para rakyat. Perasaan
12

yang terdapat dalam lirik lagu ini adalah rasa semangat dan berkobar-kobar.
Amanat yang hendak disampaikan oleh pengarang adalah sebagai rakyat yang
menginginkan reformasi, kita harus menjaga hal tersebut dengan baik, yaitu
sesuai dengan tujuan kita dengan adanya reformasi.

3. Kritik Sosial dalam Lirik Lagu Album Untukmu Komunitas karya band Bunga
Hitam.
Berdasarkan hasil analisis data dalam lirik lagu pada album Untukmu
Komunitas karya Bunga Hitam, maka diperoleh enam kritik sosial yang

terdapat dalam lirik lagu tersebut. Berikut ini pemaparan dari temuan
kritik sosial yang terdapat dalam lirik lagu tersebut.
1. Kritik Terhadap Kerusakan Lingkungan
Lagu berjudul “Punah” tersebut mengkritik mengenai kondisi
kerusakan

alam

yang

disebabkan

oleh

ulah

manusia

yang

tidak

bertanggungjawab. Kerusakan alam akibat oleh ulah manusia tersebut
mendatangkan bencana alam, dimana bencana tersebut justru merugikan
keberlangsungan hidup manusia. Lagu tersebut juga mengungkapkan
kritikannya dimana Tuhan telah menunjukkan sikap kemarahannya atas ulah
manusia yang tidak bertanggungjawab dalam menjaga alam sehingga Tuhan
memberikan hukuman berupa bencana alam. Adanya bencana tersebut
membuat manusia sadar akan perbuatannya selama ini yang telah
menyebabkan alam rusak dan dengan adanya bencana tersebut manusia diajak
untuk bangkit kemudian merawat, menjaga, dan melestarikan alam dengan
baik agar bencana alam tidak kembali terulang.

2. Kritik Terhadap Kondisi Kemiskinan
Lagu yang berjudul “Lawan Kemiskinan” karya band Bunga Hitam di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam lirik lagu tersebut menceritakan
kritik sosial dalam halkemiskinan. Lagu tersebut mengkritik bahwa
kemiskinan menjadi penyakit masyarakat yang sampai sekarang ini belum ada
obat atau pemecahannya. Melalui lagu ini Bunga Hitam juga mengajak dan
memotivasi masyarakat untuk mengubah pola pikir mereka agar menjadi

13

bersemangat, berjuang, maju, dan bangkit untuk melawan kemiskinan
meskipun mereka sudah hidup dalam garis kemiskinan.

3. Kritik Terhadap Masalah Pelacuran
Lagu yang berjudul “Pelacur” karya band Bunga Hitam, diperoleh
kritik sosial dalam hal pelacuran. Lagu ini menggambarkan mengenai kondisi
seseorang yang menginginkan kekayaan, kesuksesan, dan ketenaran namun
dengan cara yang kurang baik. Perempuan ini rela menjual badannya demi
hal-hal tersebut dan umumnya mereka menginginkan hal yang serba instan
demi mencapai apa yang diinginkan tersebut, maka dari itu perempuan ini rela
menjadi pelacur. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang baik, masih banyak
pekerjaan

lain

yang

dapat

dilakukan

untuk

mencapai

kesuksesan,

menginginkan ketenaran, dan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Melalui lagu ini, Bunga Hitam memberikan gambaran potret kehidupan
sekarang yang menginginkan sesuatu serba instan, dan berharap agar tidak
ditiru oleh masyarakat.

4. Kritik Terhadap Kekuasaan
Lagu berjudul “Ambisi Salah” karya band Bunga Hitam di atas,
diperoleh kritik sosial terhadap kekuasaan. Ambisi salah yang melekat pada
diri para pejabat yang merupakan abdi negara justru dapat merugikan negara
sendiri. Mereka yang dahulunya suka menebar janji-janji, dan dianggap
sebagai seseorang yang mampu menyerap aspirasi rakyat dengan baik, dan
telah dipercaya justru berbalik ketika mereka sudah jadi seorang penguasa..
Ambisi yang salah dalam diri pada orang-orang ini menjadikan mereka
berkuasa terlebih memiliki jabatan yang penting dalam sebuah lembaga
negara. Kekuasaan mereka semakin tidak terkendali dan bahkan rela
menggunakan cara-cara yang kurang baik atau menghalalkan segala cara demi
mendapatkan hal yang diinginkan. Melalui lagu yang diciptakan oleh Bunga
Hitam ini, masyarakat diberikan gambaran mengenai kondisi penguasa yang
memiliki ambisi salah justru akan merugikan bangsa dan negara ini. Kritikan
ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bahwa menjadi pejabat jangan
berambisi untuk menjadi penguasa yang ingin menguasai apa pun.

14

5. Kritik Terhadap Lunturnya Sikap Kejujuran
Lagu berjudul “Kamilah Peluru”, dapat disimpulkan bahwa dalam lagu
ini diperoleh kritikan dalam hal lunturnya sikap kejujuran. Sikap kejujuran
semakin memudar seiring berjalannya waktu. Terlebih dalam menghadapi
sebuah pilihan atau sesuatu hal yang sulit, maka sikap kejujuran harus
diutamakan, Sikap ini tidak akan mendatangkan hal yang buruk, justru
mendatangkan ke arah yang lebih baik. Melalui lagu ini diharapkan
masyarakat mulai sadar akan sikap kejujuran, karena sikap kejujuran di era
sekarang sangat sulit ditemukan. Sikap ini harus ditunjukkan dalam
menghadapi situasi apa pun dan dimana pun.

6. Kritik Terhadap Reformasi yang Kebablasan
Lagu yang berjudul “Menghancurkan dan Membangun” dapat
diperoleh kritik sosial mengenai reformasi yang kebablasan. Reformasi
yang dahulunya diimpikan oleh negeri ini justru semakin tidak terkendali
setelah hal itu dicapai. Kebebasan dalam menyuarakan pendapat ini
disampaikan

melalui

komunitas-komunitas

tertentu

yang

jumlahnya

banyak. Namun, kebebasan ini justru merubah kondisi negeri ini, banyak
kebohongan atau kepentingan pribadi yang memboncengi komunitaskomunitas ini sehingga terpecah-belah dan menjadikan negeri ini semakin
hancur.

4. Implementasi Hasil Penelitian Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA
Pada tahun 2013, pemerintah secara resmi memutuskan untuk
mengubah kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Hal ini sudah tertuang
secara resmi ke dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) No 69 Tahun 2013 tentang Salinan Dasar dan Struktur
Kurikulum 2013 di tingkat satuan pendidikan SMA. Selain itu, implementasi
kurikulum ini juga tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) No 81 A Tentang Implementasi Kurikulum.
15

Hasil dari penelitian ini memiliki relevansi dengan Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar dalam Kurikulum 2013 di tingkat SMA pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang tertera dalam Kompetensi Inti 4, yaitu
mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrakterkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secaramandiri dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Bahan ajar yang
digunakan mengacu dengan KD 4.5 yaitu yaitu mendiskusikan isi puisi yang
bertema sosial, budaya, dan kemanusiaan dan KD 4.8,mengaplikasikan
komponen-komponen puisi untuk menganalisis puisi. Bahan ajar ini dapat
berupa materi mengenai analisis struktur dalam sebuah lirik lagu, analisis
mengenai kritik sosial, dan lirik lagu yang akan digunakan sebagai bahan ajar
atau materi dalam pembelajaran tersebut.

D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan
bahwa Bunga Hitam merupakan band yang menyerukan kritik sosial. Kritik
sosial ini didasarkan pada realita atau keadaan yang ada dalam masyarakat
secara langsung meliputi masalah ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Analisis struktural lirik lagu album Untukmu Komunitaskarya Bunga
Hitammenggunakan metode puisiyang terdiri daridiksi, imaji, kata konkret,
rima, dan tipografi, sedangkan hakikat puisi terdiri dari tema, nada dan
suasana, perasaan, dan amanat. Diksi yang digunakan dalam keseluruhan lagu
tersebut cukup sederhana, dan mudah dipahami oleh pembaca. Penggunaan
imaji dari keseluruhan lagu tersebut didominasi oleh imaji penglihatan dan
gerak.Secara keseluruhan, terdapat beberapa kata yang diperkonkret untuk
memudahkan memahami maksud dari penggunaan imaji

atau

hal

yang

diinginkan oleh pengarang. Bahasa figuratif yang mendominasi dari
keseluruhan lirik lagu tersebut adalah majas hiperbola dan repetisi. Rima akhir
dalam lirik lagu ini didominasi oleh rima terus, sedangkan penggunaan rima
datar yang terdiri dari asonansi dan aliterasi dalam lirik lagu di atas terdapat
asonansi dan aliterasi. Tipografi dalam lirik lagu ini semuanya ditulis dengan
rata dari kiri ke kanan tanpa garis tepi, sesuai dengan penyusunan puisi.

16

Tema yang digunakan dalam lirik lagu di atas didominasi oleh keadaan
sosial pada saat ini. Keadaan sosial ini mencakup di segala aspek kehidupan,
mulai dari ekonomi, sosial, politik, hingga lingkungan alam. Nada dan suasana
yang terdapat dalam lirik lagu tersebut dapat disimpulkan bahwa pengarang
menunjukkan potret saat ini kemudian pengarang mengajak untuk
memperbaiki dengan tindakan yang nyata melalui lirik lagu yang terdapat
dalam lirik lagu tersebut.Perasaan dari keseluruhan lirik lagu ini didominasi
oleh perasaan semangat dan kecewa. Amanat yang disampaikan oleh
pengarang dari keseluruhan lirik lagu ini bertujuan mengajak pembaca untuk
menuju ke arah yang lebih baik.
Kritik sosial dalam lirik lagu ini ditemukan enam kritik sosial. Kritik
sosial ini berupa kritik sosial terhadap kerusakan lingkungan terdapat dalam
lirik lagu“Punah”, kritik terhadap kondisi kemiskinan, terdapat dalam lirik
lagu “Lawan Kemiskinan”, kritik terhadap masalah pelacuran, tedapat dalam
lirik lagu “Pelacur”, kritik terhadap kekuasaan, terdapat dalam lirik lagu
“Ambisi Salah”, kritik terhadap lunturnya sikap kejujuran, terdapat dalam lirik
lagu “Kamilah Peluru”, kritik terhadap reformasi yang kebablasan, terdapat
dalam lirik lagu “Menghancurkan dan Membangun”.
Hasil implementasi dari penelitian ini memiliki nilai relevansi dengan
Kurikulum 2013 dan dapat diimplementasikan sebagai bahan ajar sastra di
SMA pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Nilai relevansi tersebut terletak
pada Kompetensi Inti 4 yaitu, mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri dan mampu

menggunakan

metoda

sesuai dengan kaidah. Bahan ajar yang dapat digunakan memiliki nilai
relevansi dengan Kompetensi Dasar 4.5 yakni, mendiskusikan isi puisi yang
bertema sosial, budaya, dan kemanusiaan. Selain Kompetensi Dasar tersebut,
terdapat

pula

nilai

relevansi

pada

Kompetensi

Dasar

4.8

yaitu,

mengaplikasikan komponen-komponen puisi untuk menganalisis puisi.

17

E. DAFTAR PUSTAKA

Daewoo. 2012. Pengertian Lirik Lagu, dalamhttp://2012/01/pengertian-liriklagu.html, diakses tanggal 1 Maret 2014.
Mas’oed, Mohtar. 1999. Kritik Sosial dalam Wacana Pembangunan Edisi Revisi.
Yogyakarta: UII Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode, Kritik, dan
Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siswantoro, 2010. Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sutopo, HB. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar, Teori, dan Terapannya
dalam Penelitiannya. Surakarta: Sebelas Maret University.
Waluyo, Herman J. TeoridanApresiasiPuisi.Jakarta: Erlangga

18

Dokumen yang terkait

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU ALBUM KANVAS PUTIH KARYA SAWUNG JABO: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Album Kanvas Putih Karya Sawung Jabo: Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

0 4 19

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU ALBUM KANVAS PUTIH KARYA SAWUNG JABO: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Album Kanvas Putih Karya Sawung Jabo: Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

0 5 14

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Album Kanvas Putih Karya Sawung Jabo: Kajian Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra Di SMA.

0 2 5

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Pada Album Kamar Gelap Karya Efek Rumah Kaca: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

0 2 12

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Pada Album Kamar Gelap Karya Efek Rumah Kaca: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

0 2 7

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU PADA ALBUM Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Pada Album Kamar Gelap Karya Efek Rumah Kaca: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya dalam Pembelajaran Sastra di SMA.

0 1 13

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU ALBUM UNTUKMU KOMUNITAS KARYA BAND BUNGA HITAM: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Album Untukmu Komunitas Karya Band Bunga Hitam: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar S

0 1 12

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu Album Untukmu Komunitas Karya Band Bunga Hitam: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 1 11

PENDAHULUAN Kritik Sosial dalam Lirik Lagu Album Serigala Militia (2007) Karya Band Seringai: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya sebagai bahan Ajar Sastra di SMA.

0 1 38

KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU BAND EFEK RUMAH KACA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA

0 0 13