PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN (Studi Situs di SMA Negeri Punung Pacitan) Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan (Studi Situs di SMA Negeri Punung Pacitan).

(1)

PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

(Studi Situs di SMA Negeri Punung Pacitan)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada

Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Oleh : ERNIE WIDYASTUTI NIM : Q. 100 090 327

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012


(2)

(3)

PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN (Studi Situs di SMA Negeri Punung Pacitan)

Ernie Widyastuti¹, Yetty Sarjono², Jalal Fuadi³

¹ Guru SMK Negeri 1 Donorojo Pacitan, ² Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Surakarta, ³ Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

The results of this study were (1) Sources of income in SMA Punung listed in the budget. Sources of income from central government through the state budget, the Provincial Government through the Provincial Budgets and Budget Pacitan. Sources of governmentrevenueBOMMbeobtainedthrough the submission of proposals. Apartfrom the government, society and parents have a greater participation of school funding by providing financial support for the implementation of school programs. (2) Allocation of funds for financing education in general education and aims to evenly done to improve education quality. Efficiency ofthe allocation isdone using thebudgetin accordance with the budgets that have been established in anticipation of budget constraints, the mechanismadopted intheimplementation of the activitiescarried outcorrectly, effective and efficient use of general budget expenditure observing the principle schools, with reference to the RAPB and upon priorities. (3) Financial Responsibility made by the treasurer and the school principal is known by the school committee of each month, accompanied bysupporting datacompletenessandvariety, aform ofproof ofexpenditure, and details of financial expenditure. In addition in the form of monthly reports, school financial accountability are made periodicallyin the form of quarterlyreports and annual lapaoran. Submission ofmonthly reports tobe submittedbythe communitypostedonthe bulletin board, so that every community, through the students and the school committee can readfinancial statements.

Keywords : funding, allocation, realization,financing, accountability

PENDAHULUAN

Upaya pengelolaan pembiayaan di SMA Negeri Punung dilakukan dengan dan berprinsip pada transparansi, akuntabilitas, efisien dan efektif. Berdasarkan pengamatan di lapangan diketahui bahwa kepala sekolah dan guru menyadari sepenuhnya bahwa biaya pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dan menentukan kegiatan pembelajaran. Hampir semua kegiatan membutuhkan biaya


(4)

sehingga dapat dikatakan tanpa biaya, proses pendidikan di SMA Negeri Punung tidak berdaya sama sekali. Biaya yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pendidikan di SMA Negeri Punung memiliki cakupan yang luas yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang, barang ataupun tenaga (yang dapat dihargai dengan uang).

Pentingnya pembiayan di SMA Negeri Punung menuntut Kepala Sekolah dan Guru untuk melakukan pengelolaan sumber dana pendidikan secara efektif dan efisien. Pengelola keuangan terutama dalam mengalokasikan penggunaan uang sudah sepantasnya dilakukan oleh sekolah. Hal ini juga disadari oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling memahami kebutuhannya sehingga desentralisasi pengalokasian uang sudah dilimpahkan ke sekolah. Sekolah harus diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pendapatan sehingga sumber keuangan tidak semata-mata tergantung pada pemerintah.

Pembiayaan pendidikan di SMA Negeri Punung merupakan salah satu factor penting bagi terlaksananya proses pendidikan yang pada gilirannya memberikan dampak pada mutu. Namun diakui, ini tidak berarti dengan tersedianya biaya, mutu pendidikan akan meningkat dengan sendirinya. Mutu pendidikan merupakan fungsi dari sejumlah factor input dan proses. Factor yang bermuatan biaya akan memberikan input terhadap mutu pendidikan melalui pengelolaan yang efektif dan efisien.

Isu dalam pembiayaan pendidikan di SMA Negeri Punung tidak hanya menyangkut bagaimana pendidikan itu dibiayai tetapi bagaimana biaya yang tersedia tersebut dialokasikan. Keterbatasan biaya pendidikan dikhawatirkan akan menurunkan mutu pendidikan. Dalam pengelolaan biaya pendidikan diduga sering terjadi inefisiensi dan kesenjangan baik dalam menggali sumber dana maupun dalam mengalokasikan biaya. Inefisiensi ditunjukkan dengan besarnya kebocoran


(5)

dana pendidikan. Mutu pendidikan masih dapat ditingkatkan meskipun anggaran kecil melalui perbaikan substansi pendidikan dan manajemen yang efisien.

Dalam hal pengelolaan keuangan SMA Negeri Punung, biaya yang diperoleh selain berasal dari pemerintah, sekolah juga dapat menggalang dana dari orang tua siswa ataupun masyarakat. Perencanaannya dituangkan dalam RAPBS dan hal ini merupakan target yang harus dicapai.

Keuangan sekolah merupakan bagian yang amat penting karena setiap kegiatan di sekolah memerlukan biaya. Harsono (2008: 9), mengungkapkan bahwa biaya pendidikan adalah semua pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan penyelenggaraan dengan penyelenggaraan pendidikan. Setiap pengeluaran yang tidak mempunyai kaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan dapat disebut dengan pemborosan atau pengeluaran yang seharusnya dapat dihindari atau dicegah.

Menurut Mulyasa (2003: 47) keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber dana yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal ini terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.

Pengelolaan keuangan diartikan sebagai tata pembukuan. Dalam arti luas diartikan sebagai pengurusan dan pertanggungjawaban, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dari penyandang dana, baik individu maupun lembaga (Anonim, 2010: 6). Penggunaan anggaran dan keuangan sekolah, dari sumber manapun didasarkan pada prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai berikut: (1) Hemat, tidak mewah, efisien dan efektif dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. (2) Terarah dan terkendali sesuai rencana , program dan kegiatan. (3) Terbuka dan trasparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga


(6)

tersebut perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan serta disertai bukti penggunaannya. (4) Sedapat mungkin menggunakan kemampuan atau hasil produksi dalam negeri sejauh hal itu dimungkinkan.

Menurut Umiarso dan Ghozali (2010: 102), kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, dan pengawasan atau pengendalian. Dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, manajeman komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap penyusunan anggaran, penggunaan sampai pengawasan dan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif dan efisien, tidak ada kebocoran-kebocoran serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Menurut Harsono (2008: 58) budget sekolah adalah serangkaian rencana kegiatan sekolah yang meliputi aspek-aspek perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan belajar dan mengajar pada waktu tertentu pada waktu yang akan datang yang biasa tertuang dalam RAPBS. Perencanaan finansial disebut juga budgeting merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber dana yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematika tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Implementation involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinn terjadi penyesuaian jika diperlukan evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.

Furtwengler (2008) dengan judul “Heads Up I The EMOs Are Coming”. Hasil penelitian ini adalah organisasi Manajemen Pendidikan (EMOs) merupakan organisasi keuntungan perusahaan pribadi yang mengatur sekolah. Dalam manajemen sekolah milik pribadi sangat ditekankan pada keterlibatan guru pada tiga hal penting dalam pengelolaan sekolah yaitu pasar, biaya dan kualitas lulusan untuk menjaga kepercayaan konsumen yaitu masyarakat. Dalam manajemen


(7)

sekolah milik perusahaan pribadi ditekankan pada hasik pendidikan yang dihasilkan oleh publik, sehingga dalam penerapan strategi manajemen banyak meninggalkan aturan yang telah ditetapkan sebelumnya demi memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Focus dalam penelitian ini adalah bagaiman mengelola keuangan, bagaimana mengelola peserta didik dan bagaimana mengelola kualitas untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Hill (2006) dengan judul “A Make or Break Issue For Mayoral Involvement in Education”. Hasilnya pembiayaan sekolah dapat dilakukan dengan mempertimbangkan gaji dan keuntungan pegawai yang bekerja di sekolah dan sumber daya lain di sekolah, dengan melakukan analisis semua kebutuhan sekolah. Hal ini bisa mengarahkan analisa kita ke dalam biaya yang harus disediakan oleh sekolah untuk kepentingan pendidikan. Secara keseluruhan skala gaji meningkat sekali setiap empat atau lima tahun dan biasanya jumlahnya sangat sedikit dibandingkan tambahan biaya hidup. Hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa biaya sekolah adalah kenaikan gaji guru secara keseluruhan untuk jangka panjang.

Theobald (2006) dengan judul “Case For Inserting Community inti Public School Curriculum”. Hasil: kondisi public nasional mempunyai hubungan yang fundamental terhadap pelaksanaan pendidikan termasuk di dalamnya permasalahan keuangan sekolah. Masyarakat yang demokratis mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kebijakan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan dan output pendidikan. Setiap perubahan dalam masyarakat yang demokratis diperlukan adanya perubahan kurikulum pendidikan, agar pendidikan yang dilakukan sesuai dengan kondisi perkembangan masyarakat.

Carter (2007) dengan judul “Financial Management Benchmark for School Nutrition Program National Food Service Management Institute”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan sumber keuangan sekolah telah diberikan


(8)

standar kualitas dan akuntabilitas. Teori yang mendasari penelitian ini adalah bahwa pengelolaan yang baik dari suatu lembaga harus memenuhi standar kualitas dan akuntabilitas yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui ternyata kemampuan untuk menunjukkan data keuangan berasal dari data operasional merupakan hal yang perlu dilakukan untuk efektivitas perencanaan dan pengelolaan sekolah.

Okello-Obura and I.M.N Kigongon (2008) dengan judul “Financial Management and Budgeting Strategis for LIS Programmes”. Hasilnya pembiayaan program menghubungkan proses perencanaan, pemrograman dan sistem penganggaran menjadi satu. Dalam menentukan pembiayaan, lembaga yang akuntabel berupaya untuk memaksakan diri unuk mengelola sendiri biaya dan pendapatan. Namun lembaga seringkali tidak bertanggung jawab secara financial sehingga tidak mengalami pengaruh langsung dengan tindakan mereka.

Fokus penelitian ini adalah “Bagaimana karakteristik pengelolaan pembiyaan sekolah di SMA Negeri Punung Pacitan“. Fokus penelitian tersebut dibagi menjadi 2 sub fokus: (1) Bagaimana karakteristik sumber-sumber dana pendidikan di SMA Negeri Punung? (2) Bagaimana karakteristik alokasi dan relisasi pembiayaan pendidikan di SMA Negeri Punung? (3) Bagaimana karakteristik pertanggungjawaban dana pendidikan di SMA Negeri Punung?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Untuk mendeskripsikan sumber-sumber dana pendidikan di SMA Negeri Punung. (2) Untuk mendeskripsikan alokasi dan realisasi pembiayaan pendidikan di SMA Negeri Punung. (3) Untuk mendeskripsikan karakteristik pertanggungjawaban dana pendidikan di SMA Negeri Punung.

Manfaat penelitian ini adalah: (1) Manfaat teoritis adalah memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka mengembangkan ilmu pendidikan di bidang manajemen keuangan. (2) Manfaat praktis meliputi manfaat bagi sekolah, dapat


(9)

digunakan sebagai sumber pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi manajemen keuangan sebagai upaya strategis dalam pengembangan kualitas sekolah. Manfaat bagi Dinas Pendidikan, dapat diajukan sebagai acuan dalam manajemen keuangan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena dalam mengkaji masalah peneliti tidak membuktikan atau menolak hipotesis yang dibuat sebelumnya tetapi mengolah data dan menganalisis suatu masalah secara non numerik. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi. Mantja (2008: 2) menyatakan bahwa etnografi merupakan rekontruksi budaya sekelompok manusia atau hal-hal yang dianggap budaya dalam berbagai kancah kehidupan manusia.

Sumber data menggunakan: (1) Peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. (2) Dokumen, berupa catatan-catatan tertulis yaitu struktur organisasi, RAPBS, dan aktivitas lainnya di SMA Negeri Punung. (3) Informan, orang yang dianggap dapat memberikan informasi/ keterangan sesuai dengan masalah yang diteliti.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara, wawancara terhadap informan yang merupakan sumber data dengan topik wawancara yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi wawancara. Observasi, observasi yang dilakukan oleh peneliti berpedoman pada kisi- kisi observasi dan checklist observasi. Dokumentasi dan arsip, dokumen dan arsip yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen yang berupa analisis sumber dana sekolah.

Teknik analisis data menggunakan analisis dalam situs yang menyajikan gugusan kekuatan, untuk perubahan dan melacak proses dan kekuatan sebagai


(10)

konsekuensi perubahan itu (Miles dan Huberman, 2007: 218). Analisis situs bertujuan untuk menarik dan memverifikasi kesimpulan tentang situs tunggal, yaitu suatu fenomena dalam kenteks terbatas yang membentuk satu kajian kasus, apakah itu merupakan kasus seorang individu dalam suatu latar, satuan kelompok atau satuan yang lebih luas seperti organisasi, departemen atau komunitas.

Pemeriksaan keabsahan data menggunakan kriteria kredibilitas. Menurut Moleong ( 2007: 326), teknik pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara: perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trianggulasi, pemeriksaaan sejawat melalui diskusi dan analisis kasus negatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Sumber-Sumber Dana Pendidikan di SMA Negeri Punung Hasil penelitian yang diperoleh di lapangan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terkait dengan sumber dana pendidikan meliputi: sumber dana yang diperoleh dari pemerintah pusat melalui pengajuan proposal. Dana yang diperoleh dari pemerintah daerah tidak mencukupi operasional sekolah. Sekolah mengelola dana BOMM. Sumber dana yang diperoleh dari orang tua/wali murid ditentukan melalui rapat anggota komite sekolah. Sumber dana yang bersifat sukarela berasal dari masyarakat yang peduli terhadap perkembangan sekolah. Secara bersama-sama menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk menyelaraskan kebutuhan sekolah dan masyarakat dan pengelolaan pendidikan.

Sumber keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan


(11)

mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.

Adanya dana yang diperoleh dari orang tua dan masyarakat tersebut menunjukkan bahwa masyarakat dan orang tua mempunyai partisipasi terhadap pelaksanaan pendidikan di SMA Negeri Punung. Partisipasi masyarakat tersebut tentunya tidak hanya sebatas pada kepedulian terhadap kebutuhan dana sekolah melalui keikut sertaan dalam menyusun RAPBS dan sebagai sumber dana, tetapi masyarakat dapat ikut serta menentukan pengembangan kurikulum, dan ikut serta menentukan out pus sekolah. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Theobald (2006) yang menyatakan bahwa: Partisipasi masyarakat mempunyai hubungan yang fundamental terhadap pelaksanaan pendidikan termasuk di dalamnya permasalahan keuangan sekolah. Masyarakat yang demokratis mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kebijakan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan dan output pendidikan. Setiap perubahan dalam masyarakat yang demokratis diperlukan adanya perubahan kurikulum pendidikan, agar pendidikan yang dilakukan sesuai dengan kondisi perkembangan masyarakat.

Persamaan dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa masyarakat mempunyai peran penting dalam memberikan dukungan pembiayaan sekolah. Namun dalam penelitian ini lebih terfokus pada dukungan masyarakat dalam mendukung pembiayaan sekolah, sedangkan penelitian Theobald (2006), terfokus pada dukungan masyarakat terhadap kebijakan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan dan output pendidikan.

2. Alokasi dan Realisasi Pembiayaan Pendidikan di SMA Negeri Punung

Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi tentang alokasi dan realisasi pembiayaan pendidikan meliputi: alokasi dana untuk pembiayaan pendidikan secara umum bertujuan untuk memeratakan


(12)

pendidikan dan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan. Sratategi pengalokasian pembiayaan pendidikan guna meningkatkan efisiensi penggunaan dana tersebut. Pendekatan efisiensi ini dilakukan dengan tujuan mengantisipasi keterbatasan dalam anggaran, prinsip ini dikenal sebagai prinsip dasar dalam managemen dalam pembiayaan sekolah ketika terjadi keterbatasan dalam sember daya yang ada mengacu kepada perencanaan yang telah ditetapkan. Mekanisme yang ditempuh didalam pelaksanaan kegiatan harus benar, efektif dan efisien. Penggunaan anggaran memperhatikan azas umum pengeluaran sekolah, yaitu pemanfaatan penggunaan uang sekolah minimal harus sama, apabila uang tersebut dipergunakan oleh pengelola sekolah.

Setiap pelaksanaan kegiatan yang memberatkan anggaran belanja, ada ikatan-ikatan yang berupa pembatasan-pembatasan, larangan-larangan, keharusan-keharusan, dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan setiap petugas yang diberi wewenang dan kewajiban mengelola uang sekolah. Apa yang direncanakan sudah dialokasikan sesuai dengan pos-pos yang ada. Penggunaan anggaran dan administrasi keuangan dilakukan oleh bendahara atas perintah kepala sekolah. Untuk pengendalian keuangan sekolah, Kepala Sekolah harus mengetahui setiap pengeluaran, setiap pengeluaran yang dilakukan oleh bendahara harus sesuai RAPBS yang dibuat. Penggunaan anggaran memperhatikan azas umum pengeluaran Negara khususnya yang bersumber APBN dan APBD, yaitu manfaat penggunaan uang Negara minimal harus sama apabila uang tersebut digunakan sendiri oleh masyarakat. Langkah kepala sekolah beserta jajarannya dalam mengelola keuangan sekolah meliputi (1) Merancang program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (2) Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan membuat perkiraan kebutuhan dana penunjang (3) Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan tersedianya daya dukung yang tersedia. RAPBS meliputi penggunaan untuk kegiatan operasional personal, operasional sekolah,


(13)

pengembangan akademik, rehap dan pengadaan serta perawatan, lebaran guru/karyawan, rekreasi keluarga guru/ karyawan untuk investasi.

Alokasi dana yang dilakukan di SMA Negeri Punung, menunjukkan bahwa SMA Negeri Punung telah melaksanakan menajemen keuangan yang baik, dimana dalam mengelola keuangan SMA Negeri Punung telah melakukan proses proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian dan melakukan beberapa kegiartan dengan menetapkan sumber-sumber pendanaan dan alokasi pendaan yang merupakan implementasi dari pemanfaatan pendanaan.

Persamaan dengan hasil penelitian Furtwengler (2008) dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa dalam pengelolaan keuangan sekolah perencanaan dan pengendalian dan pengawasan keuangan sangat diperlukan, namun dalam penelitian Furtwengler (2008) lebih terfokus pada fungsi pengendalian dan pengawasan terhadap perencanaan anggaran pada tahun berikut. Sedangkan dalam penelitian ini terfokus pada pengelolaan keuangan sekolah secara umum.

3. Pertanggungjawaban Dana Pendidikan di SMA Negeri Punung

Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi tentang pertanggungjawaban dana pendidikan meliputi: Kepala sekolah sebagai pengguna dana, diwajibkan menyusun Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan kepada sumber dana, baik pemerintah pusat, provinsi maupun kota dan orang tua murid. Khusus pelaporan kepada orang tua murid dilakukan sekolah melalui papan pengumuman. Pelaporan disertai dengan kelengkapan dan berbagai data pendukung, yang berupa bukti pengeluaran, dan perincian pengeluaran keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh bendahara diketahui oleh kepala sekolah dan komite sekolah setiap bulan sekali. Selain laporan bulanan kepala sekolah diwajibkan membuat laporan triwulan tiga bulan sekali dan disampaikan kepada


(14)

pemerintah, orang tua melalui komite sekolah, dan melakukan evaluasi tentang realisasi penggunaan dana sekolah, format pelaporan sudah ditentukan oleh pemerintah. Penyampaian laporan bulanan kepada masyarakat disampaikan dengan cara ditempel pada papan pengumuman, sehingga setiap masyarakat, melalui siswa dan komite sekolah dapat membaca laporan keuangan.

Laporan pertanggungjawaban dibuat secara tertulis oleh bendaharawan. Isi laporan pertanggungjawaban itu mengenai penerimaan dan pengeluaran dana sekolah dalam bentuk surat pertanggungjawaban (SPJ) yang dibuat setiap bulan dan setiap akhir tahun anggaran. Laporan tersebut, kadang-kadang dilengkapi dengan pemerikasaan langsung terhadap pembukuan dan penyimpanan uang tunai serta tanda bukti penerimaan dan pengeluaran dana. Laporan tersebut dimaksudkan agar bendaharawan dapat melaksanakan dengan benar, sah, efisien dalam menerima, menyimpan, dan menggunakan keuangan sekolah demi keselamatan keuangan sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pertanggung jawaban keuangan sekolah merupakan bagian dari proses menajemen keuangan, dengan laporan yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Okello-Obura and I.M.N Kigongon (2008) yang menyimpulkan bahwa pembiayaan program menghubungkan proses perencanaan, pemrograman dan sistem penganggaran menjadi satu. Dalam menentukan pembiayaan, lembaga yang akuntabel berupaya untuk memaksakan diri unuk mengelola sendiri biaya dan pendapatan. Selain itu setiap lembaga diwajibkan untuk menyusun laporan pertanggungjawaban secara teratur dan transparan. Adanya pertanggung jawaban yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan dari pihak yang terkait, khususnya dari para penyandang dana.


(15)

Persamaan dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa pertanggung jawaban keuangan merupakan sarana pengawasan yang merupakan salah satu fungsi manajemen keuangan, dengan laporan pertanggung jawaban yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Namun dalam penelitian Okello-Obura and I.M.N Kigongon (2008) lebih bersifat umum, sedangkan dalam penelitian ini terfokus pada laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Sumber pendapatan di SMA Negeri Punung tercantum dalam RAPBS. Sumber pendapatan yang diperoleh dari pemerintah Pusat melalui APBN, Pemerintah Provinsi melalui APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten Pacitan. Sumber pendapatan dari pemerintah berupa BOMM yang diperoleh melalui pengajuan proposal. Selain dari pemerintah, masyarakat dan orang tua murid mempunyai partisipasi yang besar terhadap pendanaan sekolah dengan cara memberikan dukungan dana untuk pelaksanaan program-program sekolah.

Alokasi dana untuk pembiayaan pendidikan secara umum bertujuan untuk memeratakan pendidikan dan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan. Pengalokasian dana dilakukan secara efisiensi yaitu menggunakan anggaran sesuai dengan RAPBS yang telah ditetapkan untuk mengantisipasi keterbatasan dalam anggaran, mekanisme yang ditempuh di dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan benar, efektif dan efisien.

Pertanggungjawaban keuangan sekolah dibuat oleh bendahara dan Kepala sekolah diketahui oleh komite sekolah setiap bulan, disertai dengan kelengkapan dan berbagai data pendukung, yang berupa bukti pengeluaran, dan perincian pengeluaran keuangan. Selain dalam bentuk laporan bulanan, pertanggungjawaban keuangan sekolah dibuat secara berkala dalam bentuk laporan triwulan dan


(16)

lapaoran tahunan. Penyampaian laporan bulanan kepada masyarakat disampaikan dengan cara ditempel pada papan pengumuman, sehingga setiap masyarakat, melalui siswa dan komite sekolah dapat membaca laporan keuangan.

Penelitian ini disarankan untuk pemerintah, sumber pendapatan yang disediakan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten telah cukup untuk membiayai operasional sekolah, untuk itu ketersediaan dana oleh pemerintah perlu ditingkatkan agar biaya lain yang belum tersedia misalnya pengembangan sarana dan prasarana dapat dibiayai oleh pemerintah sepenuhnya. Untuk masyarakat, peran masyarakat dalam menunjang sumber pendapatan sekolah sudah cukup baik, namun disarankan agar partisipasi tersebut tidak hanya terbatas pada pembiayaan sekolah, namun bisa ditingkatkan pada pengelolaan pembelajaran. Untuk kepala sekolah, upaya kepala sekolah untuk menggali sumber pendapatan sudah baik, namun sumber pendapatan dari masyarakat dan orang tua, bila memungkinkan dikurangi, sehingga mengurangi beban masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd, Ketua Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan dosen pembimbing yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian sekaligus pengarahan sehingga penulisan tesis dapat terselesaikan.

2. Prof. Dr. Yetty Sarjono, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan sehingga penulisan tesis dapat terselesaikan.

3. Drs. Jalal Fuadi, M.M, Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran serta petunjuk sehingga penulisan tesis dapat terselesaikan.

4. Kepala sekolah, guru, dan seluruh staf di SMK Negeri Punung Kabupaten Pacitan yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis dalam pengumpulan data dan proses penelitian.


(17)

5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu.

DAFTAR PUSTAKA

Carter Jerry B. 2007, Financial Management Benchmark for School Nutrition Program National Food Service Management Institute,National Food Service Management Institute, The University of Mississippi

Furtwengler, Carol B., 2008, Heads Up! The EMOs Are Coming, Educational Leadership, Academic Research Library;

Harsono. 2008. Pembiayaan Pendidikan (Konsep Dasar Mikro, Meso, dan Makro). Yogyakarta: Surayajaya Press.

Hill, Paul T. 2006. Getting Hold of District Finances: A Make –or Break Issue For Mayoral Involvement in Education. Harvard Education Review, Academic Research Library.

Mantja W. 2008. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan.

Malang: Penerbit Wineka Media.

Miles, M. B. and A. Huberman, A.M. 2007. Qualitative Data Analysis (terjemahan).

Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa E., 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Okello-Obura and I.M.N Kigongon, 2008, Financial Management and Budgeting Strategis for LIS Programmes, www.emeraldinsight.com/0024-2535.htm,

Theobald, Paul. 2006. A Case For Inserting Community Into Public School Curriculum. American Journal of Education, Academic Research Library.

Umiarso dan Imam Ghozali. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan; Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.


(1)

pendidikan dan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan. Sratategi pengalokasian pembiayaan pendidikan guna meningkatkan efisiensi penggunaan dana tersebut. Pendekatan efisiensi ini dilakukan dengan tujuan mengantisipasi keterbatasan dalam anggaran, prinsip ini dikenal sebagai prinsip dasar dalam managemen dalam pembiayaan sekolah ketika terjadi keterbatasan dalam sember daya yang ada mengacu kepada perencanaan yang telah ditetapkan. Mekanisme yang ditempuh didalam pelaksanaan kegiatan harus benar, efektif dan efisien. Penggunaan anggaran memperhatikan azas umum pengeluaran sekolah, yaitu pemanfaatan penggunaan uang sekolah minimal harus sama, apabila uang tersebut dipergunakan oleh pengelola sekolah.

Setiap pelaksanaan kegiatan yang memberatkan anggaran belanja, ada ikatan-ikatan yang berupa pembatasan-pembatasan, larangan-larangan, keharusan-keharusan, dan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan setiap petugas yang diberi wewenang dan kewajiban mengelola uang sekolah. Apa yang direncanakan sudah dialokasikan sesuai dengan pos-pos yang ada. Penggunaan anggaran dan administrasi keuangan dilakukan oleh bendahara atas perintah kepala sekolah. Untuk pengendalian keuangan sekolah, Kepala Sekolah harus mengetahui setiap pengeluaran, setiap pengeluaran yang dilakukan oleh bendahara harus sesuai RAPBS yang dibuat. Penggunaan anggaran memperhatikan azas umum pengeluaran Negara khususnya yang bersumber APBN dan APBD, yaitu manfaat penggunaan uang Negara minimal harus sama apabila uang tersebut digunakan sendiri oleh masyarakat. Langkah kepala sekolah beserta jajarannya dalam mengelola keuangan sekolah meliputi (1) Merancang program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (2) Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan membuat perkiraan kebutuhan dana penunjang (3) Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan tersedianya daya dukung yang tersedia. RAPBS meliputi penggunaan untuk kegiatan operasional personal, operasional sekolah,


(2)

pengembangan akademik, rehap dan pengadaan serta perawatan, lebaran guru/karyawan, rekreasi keluarga guru/ karyawan untuk investasi.

Alokasi dana yang dilakukan di SMA Negeri Punung, menunjukkan bahwa SMA Negeri Punung telah melaksanakan menajemen keuangan yang baik, dimana dalam mengelola keuangan SMA Negeri Punung telah melakukan proses proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian dan melakukan beberapa kegiartan dengan menetapkan sumber-sumber pendanaan dan alokasi pendaan yang merupakan implementasi dari pemanfaatan pendanaan.

Persamaan dengan hasil penelitian Furtwengler (2008) dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa dalam pengelolaan keuangan sekolah perencanaan dan pengendalian dan pengawasan keuangan sangat diperlukan, namun dalam penelitian Furtwengler (2008) lebih terfokus pada fungsi pengendalian dan pengawasan terhadap perencanaan anggaran pada tahun berikut. Sedangkan dalam penelitian ini terfokus pada pengelolaan keuangan sekolah secara umum.

3. Pertanggungjawaban Dana Pendidikan di SMA Negeri Punung

Hasil penelitian yang diperoleh dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi tentang pertanggungjawaban dana pendidikan meliputi: Kepala sekolah sebagai pengguna dana, diwajibkan menyusun Surat Pertanggungjawaban (SPJ) keuangan kepada sumber dana, baik pemerintah pusat, provinsi maupun kota dan orang tua murid. Khusus pelaporan kepada orang tua murid dilakukan sekolah melalui papan pengumuman. Pelaporan disertai dengan kelengkapan dan berbagai data pendukung, yang berupa bukti pengeluaran, dan perincian pengeluaran keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh bendahara diketahui oleh kepala sekolah dan komite sekolah setiap bulan sekali. Selain laporan bulanan kepala sekolah diwajibkan membuat laporan triwulan tiga bulan sekali dan disampaikan kepada


(3)

pemerintah, orang tua melalui komite sekolah, dan melakukan evaluasi tentang realisasi penggunaan dana sekolah, format pelaporan sudah ditentukan oleh pemerintah. Penyampaian laporan bulanan kepada masyarakat disampaikan dengan cara ditempel pada papan pengumuman, sehingga setiap masyarakat, melalui siswa dan komite sekolah dapat membaca laporan keuangan.

Laporan pertanggungjawaban dibuat secara tertulis oleh bendaharawan. Isi laporan pertanggungjawaban itu mengenai penerimaan dan pengeluaran dana sekolah dalam bentuk surat pertanggungjawaban (SPJ) yang dibuat setiap bulan dan setiap akhir tahun anggaran. Laporan tersebut, kadang-kadang dilengkapi dengan pemerikasaan langsung terhadap pembukuan dan penyimpanan uang tunai serta tanda bukti penerimaan dan pengeluaran dana. Laporan tersebut dimaksudkan agar bendaharawan dapat melaksanakan dengan benar, sah, efisien dalam menerima, menyimpan, dan menggunakan keuangan sekolah demi keselamatan keuangan sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pertanggung jawaban keuangan sekolah merupakan bagian dari proses menajemen keuangan, dengan laporan yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Okello-Obura and I.M.N Kigongon (2008) yang menyimpulkan bahwa pembiayaan program menghubungkan proses perencanaan, pemrograman dan sistem penganggaran menjadi satu. Dalam menentukan pembiayaan, lembaga yang akuntabel berupaya untuk memaksakan diri unuk mengelola sendiri biaya dan pendapatan. Selain itu setiap lembaga diwajibkan untuk menyusun laporan pertanggungjawaban secara teratur dan transparan. Adanya pertanggung jawaban yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan dari pihak yang terkait, khususnya dari para penyandang dana.


(4)

Persamaan dengan hasil penelitian ini adalah sama-sama menyimpulkan bahwa pertanggung jawaban keuangan merupakan sarana pengawasan yang merupakan salah satu fungsi manajemen keuangan, dengan laporan pertanggung jawaban yang teratur dan transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat. Namun dalam penelitian Okello-Obura and I.M.N Kigongon (2008) lebih bersifat umum, sedangkan dalam penelitian ini terfokus pada laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Sumber pendapatan di SMA Negeri Punung tercantum dalam RAPBS. Sumber pendapatan yang diperoleh dari pemerintah Pusat melalui APBN, Pemerintah Provinsi melalui APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten Pacitan. Sumber pendapatan dari pemerintah berupa BOMM yang diperoleh melalui pengajuan proposal. Selain dari pemerintah, masyarakat dan orang tua murid mempunyai partisipasi yang besar terhadap pendanaan sekolah dengan cara memberikan dukungan dana untuk pelaksanaan program-program sekolah.

Alokasi dana untuk pembiayaan pendidikan secara umum bertujuan untuk memeratakan pendidikan dan dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikan. Pengalokasian dana dilakukan secara efisiensi yaitu menggunakan anggaran sesuai dengan RAPBS yang telah ditetapkan untuk mengantisipasi keterbatasan dalam anggaran, mekanisme yang ditempuh di dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan benar, efektif dan efisien.

Pertanggungjawaban keuangan sekolah dibuat oleh bendahara dan Kepala sekolah diketahui oleh komite sekolah setiap bulan, disertai dengan kelengkapan dan berbagai data pendukung, yang berupa bukti pengeluaran, dan perincian pengeluaran keuangan. Selain dalam bentuk laporan bulanan, pertanggungjawaban keuangan sekolah dibuat secara berkala dalam bentuk laporan triwulan dan


(5)

lapaoran tahunan. Penyampaian laporan bulanan kepada masyarakat disampaikan dengan cara ditempel pada papan pengumuman, sehingga setiap masyarakat, melalui siswa dan komite sekolah dapat membaca laporan keuangan.

Penelitian ini disarankan untuk pemerintah, sumber pendapatan yang disediakan oleh Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten telah cukup untuk membiayai operasional sekolah, untuk itu ketersediaan dana oleh pemerintah perlu ditingkatkan agar biaya lain yang belum tersedia misalnya pengembangan sarana dan prasarana dapat dibiayai oleh pemerintah sepenuhnya. Untuk masyarakat, peran masyarakat dalam menunjang sumber pendapatan sekolah sudah cukup baik, namun disarankan agar partisipasi tersebut tidak hanya terbatas pada pembiayaan sekolah, namun bisa ditingkatkan pada pengelolaan pembelajaran. Untuk kepala sekolah, upaya kepala sekolah untuk menggali sumber pendapatan sudah baik, namun sumber pendapatan dari masyarakat dan orang tua, bila memungkinkan dikurangi, sehingga mengurangi beban masyarakat.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd, Ketua Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan dosen pembimbing yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian sekaligus pengarahan sehingga penulisan tesis dapat terselesaikan.

2. Prof. Dr. Yetty Sarjono, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan sehingga penulisan tesis dapat terselesaikan.

3. Drs. Jalal Fuadi, M.M, Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran serta petunjuk sehingga penulisan tesis dapat terselesaikan.

4. Kepala sekolah, guru, dan seluruh staf di SMK Negeri Punung Kabupaten Pacitan yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis dalam pengumpulan data dan proses penelitian.


(6)

5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu.

DAFTAR PUSTAKA

Carter Jerry B. 2007, Financial Management Benchmark for School Nutrition Program National Food Service Management Institute, National Food Service Management Institute, The University of Mississippi

Furtwengler, Carol B., 2008, Heads Up! The EMOs Are Coming, Educational Leadership, Academic Research Library;

Harsono. 2008. Pembiayaan Pendidikan (Konsep Dasar Mikro, Meso, dan Makro). Yogyakarta: Surayajaya Press.

Hill, Paul T. 2006. Getting Hold of District Finances: A Make –or Break Issue For Mayoral Involvement in Education. Harvard Education Review, Academic Research Library.

Mantja W. 2008. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Malang: Penerbit Wineka Media.

Miles, M. B. and A. Huberman, A.M. 2007. Qualitative Data Analysis (terjemahan). Jakarta: UI Press.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa E., 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Okello-Obura and I.M.N Kigongon, 2008, Financial Management and Budgeting

Strategis for LIS Programmes, www.emeraldinsight.com/0024-2535.htm, Theobald, Paul. 2006. A Case For Inserting Community Into Public School Curriculum.

American Journal of Education, Academic Research Library.

Umiarso dan Imam Ghozali. 2010. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan; Menjual Mutu Pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Pelaku Lembaga Pendidikan. Jogjakarta: IRCiSoD.