UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Novitasari | SOSIALITAS; Jur

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
TIPE BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI
KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Devi Novitasari
Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta
ABSTRAK
Devi Novitasari. K8413018. UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) KELAS XI IPS 3
SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Skripsi, Surakarta:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli 2017.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe
Tari Bambu (Bamboo Dancing) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan
dalam dua siklus, setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3

SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 38 siswa. Sumber data
berasal dari guru dan siswa. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi
dan tes, sementara teknik pedukung dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Tari Bambu (Bamboo Dancing) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa yang
difokuskan pada aspek kognitif pada mata pelajaran Sosiologi kelas XI IPS 3 SMA Negeri
Kebakkramat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan aktivitas siswa dan hasil belajar pada
pra siklus, siklus pertama, dan siklus II. Dalam pra-siklus, ada 5 siswa (13,15%) yang
memiliki tingkat keaktifan belajar yang tinggi, kemudian meningkat pada siklus I menjadi 14
siswa (36,84%), sedangkan pada siklus II aktivitas belajar meningkat menjadi 30 siswa
(78,94%). Hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dalam pra siklus, siklus pertama,
dan siklus II. Dalam pra siklus, nilai ratarata siswa adalah 67,69 pada dari skala 0-100. Hal
ini meningkat menjadi 74,57 pada siklus I, 77,05 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas
Kriteria Ketuntasan Minimum pada pra-siklus adalah 7 siswa (18,42%), kemudian pada
siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 20 siswa (52,63%), dan akhirnya pada
siklus II siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum menjadi 31 siswa (81,57%).
Kata Kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Tari Bambu (Bamboo Dancing), Keaktifan Belajar
Siswa, Hasil Belajar Siswa


ABSTRACT
Devi Novitasari. K8413018. EFFORTS TO IMPROVE THE STUDENT LEARNING
ACTIVITY AND THE RESULTS OF LEARNING STUDENTS IN THE SUBJECTS
SOSIOLOGY THROUGH THE IMPLEMENTATION OF THE MODEL
COOPERATIVE LEARNING TYPE BAMBBO DANCING (TARI BAMBU) CLASS
XI IPS 3 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT ACADEMIC YEAR 2016/2017. Thesis,
Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. University of March. July 2017.
The purpose of this research is through the implementation of the model cooperative
learning type Bamboo Dancing (Tari Bambu) to improve the student learning activity and the
results of learning students in the subjects Sosiology class XI IPS 3 SMA Negeri
Kebakkramat academic year 2016/2017.
The research is a Classroom Action Research (CAR), which was conducted in two
cycles, each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. The subjects of
the research were students of class XI IPS 3 SMA Negeri Kebakkramat academic year
2016/2017 amounting to 38 students. Data resources derived from the teachers and students.
The main techniques used in data collection were observation and test, while interviews and
documentation were used as the supporting techniques. This research used descriptive
qualitative data analysis techniques and quantitative data analysis techniques.
The results of this research showed that the implementation of model cooperative
learning type Bamboo Dancing (Tari Bambu) can improve the student learning activity and

the results of learning students that is focused on cognitive aspect in the subjects sosiology
class XI IPS 3 SMA Negeri Kebakkramat. It is proven by the increase of students activity and
the results of learning students in the pre cycle , the first cycle, and the second cycle. In the
pre-cycle, there 5 students (13,15%) who have a high level of learning activity, then
increased in the firts cycle to 14 students (36,84%), while in the second cycle the learning
activity increased to 30 students (78,94%). The results of learning students showed a rapid
increased in the pre cycle, the first cycle, and the second cycle. In the pre cycle, the average
value of the students were 67,69 on the scale from 0-100. It is increase to 74,57 in the first
cycle, 77,05 in the second cycle. Students who pass the Minimum Passing Criterion in the
pre-cycle were 7 students (18,42%), then increased in the first cycle to 20 students (52,63%),
and finally in the second cycle increased to 31 students (81,57%) who pass the Minimum
Passing Criterion.
Key word : Class Action Research, Bamboo Dancing (Tari Bambu), Student Learning
Activity, Results Of Learning Student
mengakibatkan manusi berubah dalam

PENDAHULUAN
Tujuan

pembelajaran


adalah

sikap

dan

tingkah

lakunya’.

tercapainya perubahan perilaku atau

keberhasilan dalam mencapai tujuan

kompetensi

setelah

pembelajaran bisa dilihat dari dua


mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal

indikator yaitu keaktifan siswa selama

ini sepadan dengan pendapat Winkel

proses belajar mengajar dan hasil

dalam Purwanto (2013: 45) “Hasil

belajar yang didapat siswa pada akhir

belajar

pembelajaran. Keaktifan belajar siswa

pada

yaitu


siswa

perubahan

yang

dapat dilihat dari keterlibatan siswa

akademik,

dalam

keberagaman,

proses

pembelajaran

toleransi,

dan

berlangsung. Sedangkan hasil belajar

keterampilan sosial.

siswa dapat dilihat dari tugas dan nilai

Sebelumnya

menerima
pengembangan

peneliti

telah

melakukan observasi di SMA Negeri

hariannya.

Keaktifan

siswa

dalam

Kebakkramat.

SMA

Negeri

pembelajaran dapat diwujudkan melalui

Kebakkramat merupakan salah satu

penerapan suatu model pembelajaran

SMA


dalam kegiatan belajar siswa serta akan

karanganyar,

memberikan suatu suasana dan warna

pembelajarannya masih menggunakan

tersendiri dalam kegiatan pembelajaran.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Salah satu model pembelajaran yang

(KTSP). Observasi dilakukan guna

dapat

guna


memperoleh gambaran secara umum

merangsang keaktifan siswa dalam

kondisi peserta didik ketika kegiatan

proses pembelajaran seperti apa yang

pembelajaran

diharapkaan salah satunya adalah model

kelas terutama kelas XI IPS 3 karena

pendekatan

dari 5 kelas progam IPS, menurut guru

diaplikasikan


guru

pembelajaran

cooperatif

yang

berada

di

kabupaten

dimana

dalam

berlangsung

didalam

sosiologi IX IPS 3 mengalami beberapa

learning.
“Pembelajaran

adalah

masalah daripada kelas yang lain. Kelas

pendekatan belajar yang berfokus pada

XI IPS 3 terdiri dari 38 peserta didik

penggunaan kelompok kecil siswa untuk

dengan komposisi peserta didik 24

bekerja

siswi dan 14 siswa. Jadwal mata

sama

kooperatif

dalam

memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar” (sugiyanto,2009:39).

Model

pembelajaran

ini

menuntut siswa untuk dapat berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran
dan juga berpartisipasi secara aktif
dalam kelompok belajar yang telah
dibentuk guru sebagai cara guru untuk
membuat suasana saling ketergantungan
antar

siswa.

kooperative

model

pembelajaraan

dikembangkan

untuk

mencapai hasil belajar berupa hasil

pelajaran sosiologi di kelas XI IPS 3
yaitu, pada Hari Senin satu jam
pelajaran sedangkan Hari Sabtu dua jam
pelajaran.
Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA
Negeri Kebakkramat serta wawancara
dengan

guru

dan

siswa,

peneliti

menemukan beberapa masalah pada
saat pembelajaran berlangsung di kelas
XI IPS 3 yaitu:
1. Dari segi siswa

a. siswa yang belum siap menerima
pelajaran. Ini diketahui bahwa
pada saat bel berbunyi guru akan

dengan teman sebangkunya dan
beda bangku.
d. Belum

maksimalnya

prestasi

masuk ke kelas dan masih ada

siswa dalam pelajaran sosiologi.

21% siswa yang belum siap

Batas

menerima pelajaran, ini diketahui

Sosiologi SMA N Kebakkramat

dari adanya siswa kelas XI IPS 3

adalah 75. Sedangkan nilai test

yang masih nongkrong di depan

pra tindakan yang dilakukan oleh

kelas.

peneliti pada tanggal 18 Februari

Setelah

guru

KKM

mata

pelajaran

memerintahkan untuk masuk baru

2017

siswa tersebut masuk. Serta siswa

Kebudayaan diperoleh hasil nilai

yang masih ngobrol di meja

kelas

temannya

setelah

Kebakkramat yaitu sejumlah 7

beberapa menit kemudian kelas

siswa memenuhi KKM dengan

baru bisa dikondisikan.

nilai antara 75 sampai dengan 80.

sehingga

materi

XI

IPS

Dinamika

3

SMA

N

b. Kondisi siswa yang kurang aktif

Sementara 31 siswa yang lain

bahkan cenderung pasif dalam

masih di bawah KKM yakni

mengikuti

dengan nilai antara 60-72.

pembelajaran

sosiologi.

Kebanyakan

saat

pembelajaran siswa diam ketika

2. Dari segi guru
a. Proses

pembelajaran

yang

di

ditanya guru dan untuk menjawab

dominasi oleh guru. Guru kurang

pertanyaan dari guru masih ada

melibatkan siswa dalam proses

siswa yang malu untuk menjawab

pembelajaran sehingga guru lebih

dan

tidak

mendominasi

karena

tidak

Selama

guru

sehingga

bahkan

ada

menjawab
memperhatikan

yang

tidak tahu jawabanya.
c. Adanya

siswa

pelajaran

siswa.

berlangsung

hampir tidak ada siswa yang
bertanya atau berpendapat tentang

ngobrol

materi yang diajarkan, serta guru

sendiri dengan teman sebangku

memberi pertanyaan kepada siswa

dan

Ketika

hanya diakhir pelajaran. Ketika

pembelajaran berlangsung yaitu

guru memberi pertanyaan tidak

ketika guru menjelaskan materi

ada yang menjawab dengan suka

banyak siswa yang asik ngobrol

rela dan berani, jadi guru harus

beda

yang

daripada

bangku.

memanggil nama siswa. Dari

sinilah

guru

mendominasi

terkesan

dalam

proses

b. Guru kurang menerapkan variasi

berbagai

dalam

selain

itu

model

pembelajaran yang kurang inovatif dan

tipe.

guru

sering

menggunakan

model pembelajaran ceramah dalam

sering

pembelajaran serta cara penyampaian

ceramah

guru dalam pembelajaran yang kurang

sosiologi,

dipahami oleh peserta didik. Oleh sebab

Guru

metode

pelajaran

dimana

yang

pembelajaran

menerapkan

belajar,

kurang kondusif terhadap kondisi kelas

pembelajaran.

model

hasil

sehingga membuat siswa bosan

itu

dan kurang menarik perhatian

mencari

meskipun

sudah

mengatasi permasalahan di kelas XI IPS

menggunakan media power point

3. Setelah melakukan refleksi bersama

tetapi masih banyak siswa yang

akhirnya peneliti dan guru kolabolator

kurang memperhatikan sehingga

menemukan

pembelajarannya

mengatasi permasalahan yang terjadi

monoton.

guru

Guru

terkesan
kurang

bisa

peneliti

dan

solusi

guru
yang

kolabolator
tepat

sebuah

untuk

solusi

untuk

dimana peneliti bekerja sama dengan

menjangkau seluruh kelas. Dalam

guru

proses pembelajaran dikelas, guru

pembelajaran tipe tari bambu (bamboo

menyampaikan

dancing).

materi

hanya

ingin

menerapkan

model

terpaku di area depan kelas.

Peniliti dan guru mapel mimilih

Kurang maksimalnya guru dalam

tipe bamboo dancing dengan alasan

menyampaikan materi.

karena tipe pembelajaran ini dalam

3. Permasalahan lainnya adalah tidak

pelaksanaannya akan melibatkan semua

adanya buku paket dan buku lembar

siswa didalam kelas untuk berdiskusi

kerja siswa.

serta menuntut setiap siswa untuk

Berdasarkan identifikasi di atas

mencari

informasi

dan

bertukar

peneliti melakukan refleksi bersama

informasi sehingga diharapkan dengan

guru

menerapkan tipe tari bamboo siswa

kolabolator

mengenai

permasalahan yang terjadi di kelas XI

akan

IPS 3 dan harus segera diatasi. Peneliti

meningkatkan

hasil

dan guru melakukan refleksi bersama

Berdasarkan

sekripsi

dan

Hidayat Widodo (2014:20) kelebihan

akhirnya

ditemukan

sebuah

keselarasan bahwa siswa kelas XI IPS 3
memiliki permasalahan keaktifan dan

aktif

dan

nantinya

akan

belajar

siswa.

Mochamad

tari bambu (bamboo dancing) adalah

“Siswa menjadi lebih aktif dan

dengan guru kolabolator serta kelebihan

kreatif, sehingga siswa yang biasanya

– kelebihan dari pembelajaran tipe

merasa bosan dengan pelajaran sejarah di

bamboo dancing (tari bambu), maka

karnakan

peneliti

hanya

ceramah,

sekarang

menjadi antusias mengikuti pelajaran di
karnakan pembelajaran sejarah memakai
teknik permainan Tari Bambu, dan juga
Guru bukan lagi sebagai subjek, namun
sebagai fasilitator yang membimbing dan
memantau
Bambu.

jalannya
Siswa

permainan

menjadi

beserta

memutuskan

guru

untuk

mapel
melakukan

penelitian tindakan kelas (PTK) yang
diadakan dikelas XI IPS 3 SMA N
Kebakkramat tahun 2016/2017.

Tari

semangat

KAJIAN PUSTAKA

menyampaikan pendapat atau bertukar

Kajian tentang Model Pembelajaran

informasi dengan teman yang lainnya

Cooperative

mengenai materi yang di bahas dan tidak

Bambu (Bamboo Dancing)

Learning

Tipe

Tari

monoton atau membosankan lagi belajar

Pembelajaran

sejarah”.

Dengan

menggunakan

model

kooperatif
learning)

(cooperative

adalah

kooperatif learning yaitu tipe Bamboo

pendekatan pembelajaran yang berfokus

Dancing (Tari Bambu) ini siswa tanpa

pada penggunaan kelompok kecil siswa

mereka sadari dituntut untuk dapat

untuk

saling membantu rekan satu kelompok

memaksimalkan kondisi belajar untuk

mereka yang telah dibentuk oleh guru.

mencapai tujuan belajar. Pembelajaran

Hal

kooperatif

ini

dengan

membuat

siswa

sendirinya

akan

aktif

dalam

menyelesaikan

permasalahan-

yang

bekerja

sama

merupakan

secara

sadar

dalam

pembelajaran
dan

sengaja

mengembangkan interaksi yang silih

permasalahan yang diberikan oleh guru

asuh

dan

berbagi

ketersinggungan dan kesalahpahaman

miliki

yang dapat menimbulkan permusuhan,

kepada sesama rekan mereka. Sehingga

sebagai latihan hidup di masyarakat

siswa akan aktif dan lebih mudah dalam

(sugiyanto, 2009:40).

juga

mampu

pengetahuan

yang

saling
mereka

memahami serta menguasai materi

untuk

menghindari

Tujuan model pembelajaran tipe
Bamboo Dancing atau tari bambu,

pembelajaran.
beberapa

Zaenal (2013: 35) yaitu agar siswa

permasalahan yang ditemukan ketika

saling berbagi informasi pada saat yang

observasi dan diskusi yang dilakukan

bersamaan

Bertolak

dari

dengan

pasangan

yang

berbeda dalam waktu singkat secara

siswa akan berbagi informasi kepada

teratur. Strategi ini cocok untuk materi

teman

yang

pertukaran

seterusnya hingga selesai. Keempat,

pengalaman pikiran dan informasi antar

setelah selesai bergeser mengumpulkan

siswa.

informasi masing – masing kelompok

membutuhkan

satu

kelompok,

demikian

Pembelajaran dengan tipe Bamboo

akan menyimpulkan jawaban akhir

Dancing (Tari Bambu), menurut Agus

sebagai hasil diskusi kelompok. Kelima,

Suprijono (2009: 98-99) penerapan tari

hasil

bambu

dengan

dipresentasikan kepada seluruh kelas.

pengenalan topik oleh guru. Pertama,

Guru memfasilitasi dialog interaktif,

guru bisa menuliskan topik tersebut

tanya jawab dan sebagainya. Kegiatan

dipapan tulis atau dapat pula bertanya

ini dimaksudkan agar pengetahuan yang

jawaban apa yang diketahui peserta

diperoleh melalui diskusi tiap – tiap

didik mengenai topik itu. Kegiatan ini

kelompok dapat menjadi pengetahuan

dimaksudkan

bersama seluruh kelas.

dapat

diawali

untuk

mengaktifkan

diskusi

kelompok

kemudian

struktur kognitif yang telah dimiliki
peserta

didik

agar

lebih

siap

Kajian tentang Keaktifan Belajar

menghadapi pelajaran yang baru. Kedua

Secara

harfiah

menurut

dapat

membagi

kelas

Hornby

beberapa

kelompok.

Atur

(2011:156), yakni “in the habit of doing

sedemikian rupa pada tiap – tiap

things, energetic”. Artinya, terbiasa

anggota

berbuat segala hal dengan dengan

yaitu

guru

menjadi

kelompok

berdiri

berjajar

dalam

active

Mohammad

saling berhadap – hadapan dalam posisi

menggunakan

berdiri berjajar. Bagikan tugas kepada

Pembelajaran yang aktif berarti siswa

setiap siswa untuk dikerjakan atau

aktif bertanya, membangun gagasan,

dibahas. Pada kesempatan ini guru

dan melakukan kegiatan yang dapat

memberikan waktu kepada masing -

memberikan

masing siswa dalam kelompok akan

sehingga belajar merupakan proses aktif

memikirkan jawaban dari tugas yang

siswa

mereka ia terima.

Ketiga,

setelah



masing

siswa

dalam

pengalaman

dalam

daya.

langsung,

membangun

pengetahuannya sendiri.
Banyak jenis aktivitas yang dapat

mendapat selesai memikirkan jawaban,
masing

segala

Jauhar

dilakukan oleh siswa di sekolah, Paul

kelompok akan bergeser mengikuti arah

B.

Diedrich

yang

dikutip

dalam

jarum jam. Dengan cara ini tiap – tiap

Sardiman (2012:101) membuat suatu

daftar kegiatan siswa antara lain dapat

g) mental activities, yaitu merenungkan

digolongkan sebagai berikut:

mengingat, memecahkan masalah,

a) Visual activities, yaitu membaca,

menganalisa faktor-faktor, melihat

melihat gambar-gambar, mengamati

hubungan-hubungan, dan membuat

eksperimen, memperhatikan gambar

keputusan.

dan

h) emotional activities, yaitu minat,

mengamati orang lain bekerja atau

membedakan, berani, tenang, merasa

bermain.

bosan dan gugup.

demonstrasi,

pameran

b) Oral activities, yaitu mengemukakan
suatu

fakta

menghubungkan

atau

prinsip,

suatu

kejadian,

Kajian tentang Hasil Belajar
Hasil

belajar

menurut

Winkel

mengajukan pertanyaan, memberi

dalam Purwanto (2013: 45) yaitu

saran,

perubahan yang mengakibatkan manusi

mengemukakan

pendapat,

berwawancara, diskusi dan interupsi
c) listening

activities,

yaitu

mendengarkan

penyajian

mendengarkan

percakapan

diskusi

bahan,

kelompok,

activities,

lakunya.

Hasil

digunakan

belajar

sebagai

seringkali

ukuran

untuk

atau

mengetahui seberapa jauh seseorang

atau

menguasai

bahan

yang

sudah

di

ajarkan.

mendengarkan radio.
d) writing

berubah dalam sikap dan tingkah

yaitu

menulis

Berdasarkkan pengertian di atas dapat

cerita, menulis laporan, memeriksa

disimpulkan

karangan,

copy,

merupakan hasil yang dicapai siswa

membuat outline atau rangkuman,

setelah melalui proses pembelajaran

dan mengerjakan tes serta mengisi

yang

angket.

perubahan yang berupa peningkatan

e) drawing
menggambar,

bahan-bahan

activities,

yaitu

membuat

grafik,

f) motor activities, yaitu melakukan

dapat

kemampuan

dilihat

kognitif,

hasil

dari

belajar

adanya

afektif,

dan

psikomotorik. Dalam penelitian ini
hasil

diagram, peta dan pola.

bahwa

belajar

peningkatan

difokuskan
kemampuan

pada
kognitif,

alat-alat,

dimana Hasil belajar dapat dilihat dari

melaksanakan pameran, membuat

nilai yang di peroleh siswa dalam post

model,

test yang dilaksanakan dalam setiap

percobaan,

permainan,
berkebun.

memilih

menyelenggarakan
serta

menari

dan

akhir siklus.

Kajian

tentang

Pembelajaran

Satuan Pendidikan (KTSP). Penelitian
dilaksanaakan

Sosiologi
Menurut lampiran Permendiknas

dengan

di

semester

Standar

genap,

kompetensi

No. 22 Tahun 2006 dalam buku Badan

Menganalisis kelompok sosial dalam

Standar

dampak masyarakat multikultural. Dan

Pendidikan

Nasional

(2006:211) tentang Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasarnya

yaitu

dan Kompetensi Dasar SMA/MA yang

Menganalisis perkembangan kelompok

berisi tujuan mata pelajaran sosiologi,

sosial dalam masyarakat multikultural.

ruang lingkup sosiologi, dan standar
kompetensi serta kompetensi dasar
mata

pelajaran

sosiologi

sebagai

METODE PENELITIAN
Tempat penelitian ini adalah SMA

berikut:

Negeri Kebakkramat, terletak

1) Tujuan pembelajaran sosiologi:

Nangsri, Kebakkramat, Karanganyar.

a. Memahami

konsep-konsep

Jl.

Waktu penelitian dilaksanakan pada

sosialisasi,

semester genap kelas XI IPS 3 SMA

kelompok sosial, struktur sosial,

Negeri Kebakkramat tahun pelajaran

lembaga

peruabahan

2016/2017 mulai dari bulan Januari

sosial, dan konflik sampai dengan

sampai bulan Juli yang dilakukan secara

terciptanya integrasi sosial.

bertahap. Jenis peneliti ini adalah

sosiologi

seperti

sosial,

b. Memahami berbagai peran sosial

Penelitian

Tindakan

Kelas

dalam kehidupan bermasyarakat.

Classroom

Reseach.

Penelitian

c. Menumbuhkan sikap, kesadaran
dan

kepedulian

sosial

dalam

Lingkup

mata

pendekatan

ini

penelitian

kualitatif dan pendekatan penelitian
kuantitatif. Subjek penelitian tindakan

kehidupan bermasyarakat.
2) Ruang

menggunakan

atau

pelajaran

kelas difokuskan pada kelas XI IPS 3

sosiologi:

SMA Negeri Kebakkramat dengan

a. Struktur social

tujuan untuk mengatasi permasalahan-

b. Proses sosial

permasalahan yang ada didalam kelas.

c. Perubahan sosial

Pada kelas tersebut terdiri dari 38 siswa,

d. Tipe-tipe lembaga sosial.

terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 26

Dalam Penelitian ini, penelitian
dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA N

Adapun data dan sumber data

yang

masih

dalam penelitian ini terdiri dari peserta

Kurikulum

Tingkat

didik sebagai subyek penelitian, Guru

KEBAKKRAMAT
menggunakan

siswa perempuan.

sebagai kolaborator, peneliti sebagai

peningkatan keaktifan belajar dan hasil

pelaku penelitian. Teknik pengumpulan

belajar dari pra tindakan, siklus I dan

data yang digunakan adalah yang

siklus II.

didapatkan

melalui

tes,

observasi,

Indikator

penelitian

aspek

wawancara, dokumentasi dan arsip.

keaktifan belajar siswa yaitu 70% siswa

Dalam penelitian ini menggunakan

kelas XI IPS 3 memperoleh kategori

teknik trianggulasi data. Trianggulasi

keaktifan belajar tinggi sedangkan hasil

data adalah dengan membandingkan

belajar siswa difokuskan pada aspek

dan

suatu

kognitif yaitu 75% siswa kelas XI IPS 3

informasi yang telah diperoleh melalui

memperoleh ketuntasan atau berhasil

sumber yang sama dan dengan cara

mencapai kriteria ketuntasan minimum

yang berbeda.

(KKM) yaitu 75. Prosedur pelaksanaan

mengecek

kredibilitas

Instrumen penelitian berupa lembar

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini

Lembar

akan dilaksanakan dalam dua siklus,

observasi keaktifan siswa digunakan

dimana setiap siklus terdiri dari empat

pada pra tindakan, siklus 1 hingga

tahapan, yaitu; (i) Perencanaan, (ii)

siklus 2 selama pembelajaran dikelas

Pelaksanaan

berlangsung. Selain lembar observasi,

pengamatan, (iv) refleksi. Sehingga satu

Peneliti

merupakan

siklus

penelitian

yang

observasi

keaktifan

Keberadaan

siswa.

instrumen

paling

peneliti

utama.

menentukan

dalam

Tindakan,

kegiatan

(iii)

Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari
perencanaan

kegiatan

penelitian,

kegiatan

penelitian,

keberhasilan

penelitian,

karena

pelaksanaan

penelitian

dilaksanakan

dengan

pengamatan, dan yang terkahir adalah

ini

kolaborasi antara guru dengan peneliti.

refleksi.

Desain Penelitian Tindakan

Teknik analisi data dalam penelitian ini

Kelas (PTK) mengikuti desain Kurt

menggunakan teknik kualitatif dan

Lewin dalam Paizaludin & Ermalinda.

kuantitatif . Pada teknik kualitatif
analisis data yang dilakukan dengan

SIKLUS I

cara mengamati dan membandingkan

Perencanaan

proses pembelajaran yang digunakan

Dalam tahap perencanaan peneliti

dengan

dan guru kolabolator merencanakan

menerapkan model tari bambu (bamboo

dalam 1 siklus terdiri dari 3 pertemuan.

dancing) pada setiap siklusnya. Pada

Dalam tahap perencanaan peneliti dan

teknik kuantitatif berupa perbandingan

guru kolabolator mempersiapkan RPP,

oleh

guru

dan

siswa

silabus, buku pedoman sebagai sumber

pelajaran sosiologi dapat dikatakan

materi

mengalami

bahan

ajar,

serta

lembar

peningkatan.

Keaktifan

observasi keaktifan belajar peserta didik

belajar peserta didik dapat dikatakan

dan mempersiapkan soal yang akan

meningkat dari perolehan pra tindakan

digunakan untuk evaluasi hasil belajar

peserta didik yang memiliki keaktifan

terutama aspek kognitif pada siklus I,

belajar tinggi dari jumlah peserta didik

mempersiapkan power point. Hal yang

38 hanya 5 peserta didik (13,15%)

terpenting dalam tahap perencanaan ini

meningkat

adalah koordinasi peneliti dengan guru

perolehan data sebanyak 14 peserta

kolabolator

didik (36,84%) memiliki

mengenai

tahapan

pembelajaran tipe tari bambu dalam
penerapan dalam proses pembelajaran

pada

siklus

I

dengan

keaktifan

belajar tinggi.
Untuk hasil belajar terutama aspek
kognitif pada peserta didik kelas XI IPS

nanti.

3 SMA N Kebakkramat pada siklus I
belum semua peserta didik dikatakan

Pelaksanaan
Pada pertemuan pertama di siklus I

tuntas, tetapi dibanding dengan pra

dilaksanakan pada hari sabtu 2 jam

tindakan dalam siklus I sudah banyak

pelajaran

(2X45

siswa yang tuntas yaitu dari 38 peserta

pertemuan

kedua

menit).
di

Pada

siklus

dilaksanakan pada hari senin 1

I
jam

didik pada pra tindakan yang tuntas
hanya

7

peserta
dalam

didik

(18,42%)

siklus

I jumlah

pelajaran (1X45 menit) peneliti dan

sedangkan

guru kolabolator merencanakan untuk

peserta didik yang tuntas meningkat

presentasi tiap – tiap kelompok dengan

menjadi 20 peserta didik (52,63%) dan

maju ke depan kelas. Pada pertemuan

masih ada 18 peserta didik (47,36%)

ke tiga dalam siklus I dilaksanakan

yang belum memenuhi KKM atau

pada hari sabtu 2 jam pelajaran (2X45

belum tuntas.

menit) untuk melakukan post tes siklus
I hanya 1 jam pelajaran.

Refleksi
Berdasarkan temuan data pada
siklus I, penerapan model pembelajaran

Observasi dan Interpretasi
Dari data hasil olahan pada siklus I
dapat

diketahui,

bahwa

tingkat

tipe tari bambu telah meningkatkan
aspek

keaktifan

dan

hasil

belajar

keaktifan belajar peserta didik kelas XI

(kognitif) peserta didik dari kegiatan

IPS 3 SMA N Kebakkramat dalam mata

pra tindakan, walaupun kedua kedua

aspek tersebut belum dapat dikatakan

yang lebih kepada kelompok-kelompok,

berhasil

ndikator

dengan harapan peserta didik juga dapat

keberhasilan. Oleh sebab itu, perlu

lebih terangsang untuk aktif dalam

dilakukan tindakan selanjutnya pada

diskusi dan guru akan lebih menguasai

siklus II agar presentase peserta didik

kelas

yang memiliki keaktifan tinggi mampu

kelompok dapat dihindari; 4) Untuk

memenuhi indikator keberhasilan yaitu

menyikapi peserta didik yang ramai dan

70%, dan presentase peserta didik yang

ngobrol sendiri kami merencanakan

mencapai

perbaikan berupa perubahan pasangan

mencapai

batas

tuntas

memenuhi

sehingga

tempat

dari itu diperlukan pemberian tindakan

perubahan anggota kelompok diskusi

pada siklus II agar dapat meningkatkan

yaitu berbeda dari anggota kelompok

keaktifan dan hasil belajar peserta

pada siklus I. Dengan dilakukannya itu

didik.

diharapkan peserta didik yang ramai
dapat

tenang

peserta

dalam

indikator keberhasilan yaitu 75%. Maka

Berdasarkan hasil refleksi antara

duduk

kegaduhan

didik,

memperhatikan

dan

dan

guru dengan peneliti, guru bersama

diskusi kelompok dapat berjalan dengan

peneliti

baik.

melakukan

perencanaan

perbaikan sebagai tindakan yang akan
dilakukan pada siklus II, yaitu: 1) Guru

Siklus II

dan peneliti harus lebih mematangkan

Perencanaan

konsep penerapan diskusi tipe tari

Setelah selesai siklus I, peneliti dan

bambu, agar siswa dalam siklus 2 sudah

guru merencanakan tindakan yang akan

tidak ada lagi yang bingung dengan

dilakukan pada siklus II. Pelaksanaan

konsep

tindakan pada siklus II meliputi 2 kali

model

pembelajaran

ini.

Sehingga guru dan peneliti harus benar-

pertemuan

dengan

rincian

benar menguasai praktis dari penerapan

pertemuan

(2x45

menit)

model ini; 2) Guru lebih aktif untuk

penjelasan materi sekaligus menerapkan

membimbing

model diskusi tari bambu dan dilanjut

siswa

dalam

diskusi

kelompok. Agar peserta didik tidak

presentasi

kelompok

dan

kebingungan dalam menerapkan diskusi

pertemuan

(1x45

menit)

tipe

melakukan evaluasi pada siklus.

tari

bambu

sehingga

diskusi

kelompok dapat berjala lancar dan tidak
terjadi kegaduhan dalam kelompok; 3)
Guru melakukan pendekatan personal

Pelaksanaan

1

kali
untuk

1

kali
untuk

Pelaksanaan tindakan pada siklus II,

yang belum memenuhi KKM atau

Pertemuan pertama pada siklus II

belum tuntas.

dilaksanakan 2 jam pelajaran (2X45
menit) peneliti dan guru kolabolator
merencanakan

Refleksi

melanjutkan

materi

Dalam siklus II terjadi peningkatan

kelompok

sosial.

jumlah peserta didik yang memiliki

hubungan

antar

Pertemuan

kedua

II

tingkat keaktifan tinggi sebesar 42,10%

dilaksanakan 1 jam pelajaran (1X45

dari 36,84% menjadi 78,94%, dengan

menit)

adanya

dimana

pada

peneliti

siklus

dan

guru

peningkatan

tersebut

maka

kolabolator melakukan post tes siklus

dalam siklus II ini sudah bisa dikatakan

II.

mencapai

Dari data hasil perolehan siklus II
dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan
belajar peserta didik kelas XI IPS 3
SMA N Kebakkramat dalam mata
pelajaran sosiologi dapat dikatakan
mengalami peningkatan. Dari jumlah
keseluruhan 38 peserta didik, sudah
terdapat 30 peserta didik (78,94%) yang
keaktifan

belajar

keberhasilan

penelitian yang telah ditetapkan yaitu

Observasi dan Interpretasi

memiliki

indikator

tinggi.

Sedangkan 8 peserta didik (21,05%)
memiliki tingkat keaktifan belajar yang
rendah. Untuk hasil belajar terutama
aspek kognitif pada peserta didik kelas
XI IPS 3 SMA N Kebakkramat, dalam
siklus II ini sudah banyak siswa yang
tuntas yaitu pada siklus I peserta didik
yang tuntas 20 peserta didik (52,63%)
sedangkan dalam siklus II jumlah
peserta didik yang tuntas meningkat
menjadi 31 peserta didik (81,57%) dan
masih ada 7 peserta didik (18,42%)

70% peserta didik memiliki keaktifan
belajar tinggi sedangkan presentase
jumlah keaktifan belajar siswa tinggi
yaitu mencapai 78,94%. Maka dari itu
dalam siklus II tingkat keaktifan belajar
tinggi peserta didik berhasil. Sedangkan
untuk hasil belajar (kogntif) seperti
yang

sudah

peneliti

paparkan

sebelumnya bahwa terjadi peningkatan
jumlah siswa tuntas pada siklus II, yaitu
pada siklus I peserta didik yang tuntas
20 peserta didik (52,63%) sedangkan
dalam siklus II jumlah peserta didik
yang tuntas meningkat menjadi 31
peserta didik (81,57%). Hal ini berarti
terjadi peningkatan sebesar 28,94% dari
52,63%

menjadi

peningkatan

81,57%,

tersebut

maka

dengan
dapat

dikatakan sudah mencapai indikator
keberhasilan
ditetapkan

penelitian

yang

telah

sebelumnya

yaitu

75%

peserta didik berhasil mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimun (KKM) yaitu 75,

HASIL

sedangkan presentase jumlah peserta

PEMBAHASAN

didik yang sudah mencapai batas tuntas
yaitu 81,57%.

peneliti

dan

guru

kolabolator

penelitian

menyiapkan

metode

dan

mengenai

tingkat

keaktifan belajar peserta didik tiap
siklus:

melakukan refleksi tindakan, sebagai
berikut ; 1) Guru lebih kreatif dalam

DAN

Berikut adalah tabel persentase
hasil

Berdasarkan hasil analisis diatas,

PENELITIAN

Presentase
Kategori

media

Pra

Siklus I

Siklus

Tindakan

II

pembelajaran yang akan diajarkan ke

Rendah

86,84%

63,15%

21,05%

peserta didik. Penerapan metode dan

Tinggi

13,15%

36,84%

78,94%

media pembelajaran sangatlah penting

Jumlah

100%

100%

100%

bagi keberhasilan keaktifan dan hasil
belajar peserta didik. Hal ini mampu
Berikut

mengatasi kebosanan peserta didik
terhadap metode pembelajaran yang
monoton

seperti

penerapan

cermah.

metode

Dengan

dan

media

pembelajaran yang disesuaikan dengan
materi

pembelajaran

adalah

tabel

penelitian mengenai prestasi belajar
peserta didik tiap siklus:
1. Nilai Rata-rata Kelas
Tahap

KKM

dapat

Nilai Ratarata

meningkatkan motivasi belajar siswa

Pra Tindakan

75

67,69

dan

Siklus I

75

74,57

Siklus II

75

77,05

berdampak

positif

pada

peningkatan prestasi belajar siswa; 2)
Guru

harus

selalu

berperan

hasil

aktif

memancing siswa agar turut berperan
aktif

dalam

pembelajaran.

2. Ketuntasan

Dengan

Presentase

adanya peran aktif guru diharapkan
peserta

didik

berkontribusi

mampu
dalam

terangsang

Kategori

pembelajaraan

Pra

Siklus

Tindakan

I

Siklus II

sehingga pembelajaran yang dihasilkan

Tidak Tuntas

81,57%

47,36%

18,42%

dapat menarik dan dapat dua arah.

Tuntas

18,42%

52,63%

81,57%

Jumlah

100%

100%

100%

model

oleh perubahan perilaku peserta didik

pembelajaran tipe tari bambu menurut

dengan kondisi awal kurang aktif

Miftahul

Huda

menjadi aktif dan terlibat dalam proses

“adanya

struktur

Salah

satu

keunggulan

(2011:147)
yang

yaitu

jelas

dan

pembelajaran,

hal

ini

juga

sesuai

saling

dengan implementasi dari penerapan

berbagi informasi dengan singkat dan

prinsip teori behaviorisme yang banyak

teratur serta memberi kesempatan pada

digunakan di dalam dunia pendidikan

siswa untuk mengolah informasi dan

salah satunya yaitu dalam Aunurrahman

meningkatkan keterampilan komunikasi

(2014:42) “proses belajar dapat terjadi

memungkinkan

siswa

untuk

model

dengan baik apabila peserta didik ikut

pembelajaran tipe tari bambu tersebut

berpartisipasi secara aktif di dalamnya”.

ditemukan ketika penerapan tari bambu

Oleh karena itu dengan penerapan

di kelas XI IPS 3 ketika siklus II yaitu

model

siswa dapat saling berbagi informasi

(bambu

dengan singkat dan teratur serta siswa

pembelajaran di kelas mata pelajaran

memperoleh

untuk

sosiologi dapat memperbaiki proses

mengolah informasi dan meningkatkan

pembelajaran mata pelajaran sosiologi

keterampilan

di kelas XI IPS 3 SMA N Kebakkramat

Kelebihan

siswa”.

dari

kesempatan

komunikasi

melalui

dancing)

dalam

bambu
proses

tahun pelajaran 2016/2017 dan telah

presentasi hasil diskusi.
Teori

kooperatif tipe tari

behaviorisme

dalam

Aunurrahman (2014:39) “bahwa belajar

menjawab rumusan masalah yang sudah
ditetapkan oleh peneliti.

adalah merupakan perubahan perilaku”.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang
sudah dilakukan oleh peneliti dan guru
kolabolator

menunjukan

adanya

peningkatan keaktifan belajar dan hasil
belajar peserta didik dari pra tindakan
tingkat keaktifan belajar tinggi. Dengan
melihat kenaikan keaktifan belajar dan
hasil belajar (kognitif) peserta didik
kelas XI IPS 3 SMA N Kebakkramat
Tahun

pelajaran

2016/2017

ini

membuktikan bahwa belajar merupakan
perubahan perilaku yang didasarkan

KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian tindakan kelas yang sudah
dilaksanakan di kelas XI IPS 3 SMA N
Kebakkramat dilakukan dalam 2 siklus.
Dari

hasil

penelitian,

dapat

di

simpulkan bahwa terjadi peningkatan
keaktifan dan hasil belajar (kognitif)
siswa.

Keaktifan

siswa

mengalami

peningkatan. Sebelum diterapkannya
model pembelajaran tipe tari bambu
keaktifan belajar siswa kelas XI IPS 3

SMA N Kebakkramat masih rendah,

Dari simpulan di atas Implikasi

karena hanya terdapat 5 siswa (13,15%)

teoritis dari penelitian ini bahwasanya

yang memiliki tingkat keaktifan belajar

dengan

tinggi. Pada silkus I, setelah dilakukan

pembelajaran kooperatif tipe tari bambu

penerapan model pembelajaran tipe tari

(bamboo dancing) dapat diterapkan

bambu

siswa

pada mata pelajaran sosiologi baik

meningkat menjadi sebanyak 14 siswa

berupa materi konsep maupun fakta

(36,84%)

yang tidak berkaitan dengan notasi

keaktifan

yang

belajar

memiliki

tingkat

menerapkan

keaktifan belajar tinggi. Pada siklus II,

maupun

keaktifan

permasalahan

belajar

siswa

kembali

rumus,

model

yang

memiliki

rendahnya

keaktifan

meningkat sebanyak 30 siswa (78,94%)

belajar dan hasil belajar peserta didik

memiliki

terutama aspek kognitif. Sedangkan

tingkat

keaktifan

belajar

tinggi. Dan peningkatan presentase

implikasi

hasil belajar siswa terutama aspek

referensi dalam perbaikan pembelajaran

kognitif

sosiologi,

Sebelum

mengalami

peningkatan.

diterapkannya

praktis

dapat

dijadikan

meningkatkan

proses

model

interaksi antara guru dengan siswa dan

pembelajaran tipe tari bambu, nilai rata

siswa satu dengan siswa lainnya dalam

– rata kelas mencapai 67,69 yang mana

kegiatan pembelajaran, karena dalam

hanya terdapat 7 siswa (18,42%) yang

penerapan tipe tari bambu terjadi

mencapai

Setelah

interaksi yang harus dibangun dari

model

guru, dan antar siswa sehingga tujuan

pembelajaran tipe tari bambu pada

pembelajaran terkait kelompok sosial

siklus I, nilai rata

– rata kelas

dalam masyarakat multikultural yang

mengalami peningkatan menjadi 74,57

dipelajari pada mata pelajaran sosiologi

dimana siswa yang mencapai batas

dapat dibangun dengan baik melalui

KKM meningkat menjadi sebanyak 20

penerapan

siswa (52,63%). Pada siklus II, hasil

bambu.

batas

dilakukan

belajar

KKM.

penerapan

siswa

tipe

tari

kembali

Berdasarkan simpulan dan implikasi

mengalami peningkatan nilai rata – rata

di atas, maka dapat peneliti sampaikan

meskipun tidak terlalu signifikan yaitu

beberapa

menjadi 77,05 dimana siswa yang

pertimbangan,

mencapai

berikut:

batas

(kognitif)

pembelajaran

KKM

meningkat

menjadi sebanyak 31 siswa (81,57%).

Penerapan

saran

1)

sebagai

antara
Bagi
model

lain

Guru,

bahan
sebagai
pertama

pembelajaran

kooperatif tipe tari bambu (bamboo

dancing) diharapkan dapat dijadikan

ketika melakukan diskusi karena dalam

motivasi guru untuk lebih kreatif dalam

penerapan diskusi tipe tari bambu

menerapkan model pembelajaran pada

(bamboo dancing) siswa akan berbagi

materi lainnya karena pembelajaran tipe

informasi secara bersamaan sehingga

tari bambu selain menyenangkan, tidak

disini dibutuhkan kerjasama yang baik

membuat siswa bosan, juga dapat

antar

diterapkan untuk semua tingkatan kelas.

sekolah, pertama, Sekolah hendaknya

Kedua, Dalam penerapan tipe tari

memberikan pelatihan kepada guru –

dancing)

anggota kelompok.

3)

Bagi

guru

guru mengenai model pembelajaran

diharapkan membimbing siswa dalam

yang bervariatif serta inovatif. Kedua,

proses diskusi hal ini dkarenakan dalam

Sekolah

penerapan tipe tari bambu siswa saling

kesempatan

berbagi informasi pada waktu yang

melakukan penelitian tindakan kelas

bersamaan sehingga sangat diperlukan

sebagai upaya meningkatkan kualitas

bimbingan serta pengawasan dari guru

pembelajaran disekolah.

bambu

(bamboo

sebaiknya
untuk

membuka
mahasiswa

supaya siswa dapat berbagi informasi
pada

waktu

bersamaan

dalam

menjalankan diskusi tipe tari bambu. 2)
Bagi

pertama

Siswa,

diterapkannya

model

dengan

pembelajaran

kooperatif tipe tari bambu (bamboo
dancing),

siswa

diharapkan

meningkatkan

dapat

ketrampilan

berkomunikasi yang baik serta mampu
meningkatkan rasa percaya diri dalam
bertanya

dan

mengungkapkan

pendapatnya karena diskusi tipe tari
bambu (bamboo dancing) memberi
kesempatan pada siswa untuk mengolah
informasi

dan

keterampilan
Kedua,

komunikasi

Siswa

berpartisipasi
bekerjasama

meningkatkan

diharapkan
aktif

dengan

dan

mereka.
turut
mau

kelompoknya

DAFTAR PUSTAKA
Aqip, Zaenal. 2013. Model – model,
dan
Strategi
Pembelajaran
Kontekstual (inovatif). Bandung:
Yrama Widya.
Suprijono Agus. 2009. Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sugiyanto. 2009. Model – model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta:
Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
FKIP UNS Surakarta
Kunandar. 2013. Langkah Mudah
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Paizaluddin & Ermalinda. 2013.
Penelitian
Tindakan
Kelas
(Classroom
Action
Research)
Panduan Teoritis dan Praktis.
Bandung: Alfabeta.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan
Sekolah dan Penelitian Tindakan
Sekolah
Beserta
Contoh

contohnya. Yogyakarta: Gava
Media.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil
Belajar.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
Sardiman AM. 2012. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mochamad Hidayat Widodo. (2014).
“Implementasi
Teknik
Pembelajaran Tari Bambu Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar
Sejarah Siswa Kelas XI IPS 1 SMA

NEGERI
1
PRAMBANAN
KLATEN
Tahun
Ajaran
2012/2013”. Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta.
Jauhar Muhammad. 2011. Implementasi
PAIKEM dari BEHAVIORISTIK
sampai
KONSTRUKTIVISTIK.
Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative
Learning. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Badan Standar Pendidikan Nasional.
2006. Standar Kompetensi dan
Kompetensi
Dasar
SMA/MA.
Jakarta. (buku-standar-isi-sma.pdf)

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK NTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI. IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

0 1 21

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI. IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Wijayanti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 9913 2114

0 0 15

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMAN 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 2014 | Asmarani | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend

0 0 9

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015 2016 | Palupi | SOSIALITAS; Ju

0 0 11

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI. IPS 1 SMA NEGERI 1 KARANGANOM TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Wijayanti | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 10058 213

0 0 15

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016 2017 | Fazri | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend.

0 0 17

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 1 SUKOHARJOTAHUN AJARAN 2016 2017 | Wulandari | SOSIALITAS; Jur

0 0 20

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 17

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS 3 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 16

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS IPS 4 SMA NEGERI 1 BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 16