Leafletdppka

LEAFLET
DPPKA DIY
2016

1

I. PENDAHULUAN
1.1 SEJARAH
Sejarah DPPKA
Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA) DIY adalah diawali dengan adanya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor : 2 Tahun 2004 tanggal 5 Februari 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi
Dinas Teknis Daerah di Lingkungan

DIY yang mendasari terbentuknya Badan

Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada tahun 2008 dengan dikeluarkannya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor : 6 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi
Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY dan peraturan gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan

Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset
(DPPKA) DIY, maka Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD)

Daerah

Istimewa Yogyakarta berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemudian Pada tahun 2015 adanya Perdais diterbitkan tentang kelembagaan
pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 tertanggal 17 Juni 2015
dan peraturan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 61 tahun 2015 tentang
rincian tugas dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset
(DPPKA) DIY serta peraturan gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 102
tahun 2015 tentang pembentukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta
tatakerja unit pelaksana teknis daerah (KPPD DIY) pada Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) DIY.

1.2 Sejarah Aset Pemda DIY
Aset Provinsi DIY yang pernah ditangani Biro Umum Provinsi DIY. Pada
tahun 2003 manajemen aset ditangani oleh Badan Pengembangan Perekonomian dan
Investasi Daerah (Bapekoinda) Provinsi DIY seterusnya pada tahun 2004 manajamen

aset pindah pengelolaannya ke Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD)
Provinsi DIY, yang pada tahun 2008 melalui Perda Provinsi DIY no. 06 Tahun 2008

2

tanggal 15 Agustus 2008, berubah nama menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset (DPPKA) Provinsi DIY, sampai sekarang.
Aset Provinsi DIY terdiri dari tanah dan bangunan serta gedung-gedung
perkantoran pemda provinsi DIY seluruh SKPD dan UPTD yang menyebar di Kabupaten
/ Kota di Provinsi DIY, termasuk kantor perwakilan daerah yang ada di Jakarta.

Ada 2 (dua) permasalahan asset yang paling mendasar yaitu : Asetnya ada
tetapi Administrasinya tidak ada atau sebaliknya Asetnya tidak ada tetapi
Administrasinya ada. Ada juga yang ada Asetnya dan ada Administrasinya, tetapi
masih dalam sengketa tentunya belum bisa dimasukkan ke dalam asset pemda
sampai dengan permasalahan sudah clear baru dimasukkan ke dalam asset pemda
DIY.
Aset di Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi aset menyebar di Wilayah
Kabupaten dan Kota terdiri dari Aset Sultan Ground, PA Ground dan Aset Pemda
DIY.


1.3 Terbentuknya DPPKA DIY
DPPKA DIY dibentuk berdasarkan:

Pada tahun 2015 adanya Perdais diterbitkan tentang kelembagaan pemerintah
daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 tertanggal 17 Juni 2015:
1.

Peraturn Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 61 tahun 2015
tentang rincian tugas dan fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan
dan Asset (DPPKA) DIY;

2.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 102 tahun 2015
tentang pembentukan, susunan organisasi, uraian tugas dan fungsi serta
tatakerja unit pelaksana teknis daerah (KPPD DIY) pada Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset (DPPKA) DIY.

1.4 Visi dan Misi DPPKA DIY

1.4.1 Visi
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa
Yogyakarta memiliki visi :

3

“TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE
INDONESIA”

1.4.2 Misi
Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah :
1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah;
2. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah;
3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD;
4. Mengembangkan kapasitas pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik;
6. Meningkatkan profesionalisme SDM.

1.5 Tugas dan Fungsi

1.5.1 Tugas
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa
Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perdais Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun
2015 tanggal 17 Juni 2015 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di
Lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peraturan

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 61 Tahun 2015

Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset
(DPPKA) DIY dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 102 Tahun 2015
tentang UPTD Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) DIY.

1.5.2 Fungsi
Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY mempunyai fungsi :
1.

Penyusunan program dibidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran
belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan

pengelolaan barang daerah;

2.

Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran
belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan
pengelolaan barang daerah;

4

3.

Penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah;

4.

Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

5.


Pengelolaan kas daerah;

6.

Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan daerah;

7.

Penyelenggaran akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

8.

Penyelenggaraan pengelolaan barang daerah;

9.

Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

10.


Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dinas.

11.

Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan
tugasnya;

1.6 Tujuan DPPKA DIY antara lain:
Mengacu pada Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka tujuan jangka menengah selama
5 tahun anggaran 2012 - 2017 adalah :
1. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan daerah;
2. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel;
3. Mengoptimalkan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah;
4. Meningkatkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah bagi Pemda;
5. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran RPJMD;
6. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah kabupaten/kota yang transparan dan
akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan.

1.7. Sasaran yang hendak dicapai antara lain:
1. Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan

daerah;
2. Meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah bagi Pemerintah Daerah;
3. Mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD;
4. Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

1.8. Indikator Kinerja:
1. Prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah;
2. Prosentase asset daerah yang dapat dimanfaatkan;
3. Prosentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD;
4. Opini Pemeriksaan BPK (wtp=1, WDP=2, Disclaimer=3).

5

1.9. Program Kerja:
1.

Pelayanan administrasi perkantoran;

2.


Peningkatan sarana dan prasarana aparatur;

3.

Peningkatan kapasitas Sumber Daya aparatur;

4.

Peningkatan pengembangan sistem pelaporan kinerja dan keuangan;

5.

Peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah;

6.

Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/ Kota;

7.


Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan
kepala daerah;

8.

Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi;

9.

Penataan Peraturan Perundang-undangan;

10. Pengembangan investasi dan aset daerah;
11. Pengembangan dan pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga
Keuangan Mikro;
12. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah.

1.10. Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah

1.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara;

4.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah;

5.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah;

6.

Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah
Istimewa Yogyakarta;

7.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

8.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

9.

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;

10.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

6

Daerah;
11.

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;

12.

Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/D;

13.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor;

14.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

15.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP
Berbasis Akrual pada Pemda;

16.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengelolaan BMD;

17.

Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11
Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah;

18.

Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3
tahun 2011 tentang Pajak Daerah;

19.

Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 14
Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016;

20.

Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2016 tentang
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016;

21.

Perdais Nomor 1 Tahun 2015 tentang Kewenangan Dalam Urusan
Keistimewaan DIY;

22.

Perdais Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemda DIY;

23.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah;

24.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30 Tahun 2015
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta;

25.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 31 Tahun 2014

7

tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (PKB);
26.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 32 Tahun 2014
tentang Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);

27.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 61 Tahun 2015
tentang Struktur Kelembagaan DPPKA;

28.

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 102 Tahun 2015
tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis pada DPPKA;

1.11. Sumber Daya Manusia DPPKA DIY

Keadaan Pegawai
Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2015 sebanyak 265 orang, perincian
kondisi riil pegawai berdasarkan jabatan, golongan, tingkat pendidikan, jenis
kelamin adalah sebagaimana tabel dibawah.
1.11.1 Berdasarkan jenis kelamin:
Laki-Laki

Perempuan

171

94

1.11.2 Berdasarkan tingkat pendidikan:
Sarjana Strata 2
25 orang
Sarjana Strata 1

117 orang

Sarjana
Muda/Diploma

17 orang

Sekolah Lanjutan
Atas
Sekolah Lanjutan
Pertama
Sekolah Dasar

92 orang
10 orang
4 orang

1.12 Struktur dan Bagan Organisasi
1.12.1 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
SKPD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa
Yogyakarta dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tanggal 17 Juni 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja SKPD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta.

8

SKPD Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah
dengan susunan organisasi sebagai berikut:
Adapun bagan struktur organisasi sebagaimana gambar dibawah.

KEPALA DINAS
SEKRETARIAT

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBAGIAN
UMUM

BIDANG
ANGGARAN
PENDAPATAN

SEKSI
PAJAK DAERAH

SEKSI RETRIBUSI
DAN
PENDAPATAN
LAIN-LAIN

SEKSI
PERIMBANGAN
KEUANGAN
DAERAH

BIDANG
ANGGARAN
BELANJA

SEKSI
PEMERINTAHAN

SEKSI
KESEJAHTERAAN

RAKYAT

SEKSI
FISIK, SARPRAS

BIDANG
PENGELOLAAN
KAS DAERAH

BIDANG
BINA ADMINISTRASI
ADMINISTRASI
KEUANGAN
DAERAH

SEKSI
PEMERINTAHAN

SEKSI
BINA APBD DAN
PERHITUNGAN
KAB/KOTA

SEKSI

SEKSI
BINA
PENGELOLAAN
KEUANGAN

KESEJAHTERAAN

RAKYAT

SEKSI
FISIK, SARPRAS

SEKSI

SEKSI

PEREKONOMIAN

PEREKONOMIAN

SUBBAGIAN
PROGRAM

BIDANG
AKUNTANSI

SEKSI
PEMERINTAHAN

SEKSI
KESEJAHTERAAN

RAKYAT

SEKSI
FISIK, SARPRAS
SEKSI
ADMINISTRASI
DANA
NON APBD

SUBBAGIAN
DATA DAN
TEKNOLOGI
INFORMASI

BIDANG
PENGELOLAAN
BARANG DAERAH

UPT
D

SEKSI
ADMINISTRASI
BARANG DAERAH

SEKSI
PENDAYAGUNAAN

BARANG DAERAH

SEKSI
MONITORING DAN
EVALUASI

SEKSI
PEREKONOMIAN

1.13. Pengelolaan Aset Daerah
- Aset-aset pemerintahan Provinsi DIY cukup besar yang meliputi aset yang
meliputi asset yang dipisahkan dalam bentuk usaha-usaha daerah yang dikelola
secara mandiri dan asset yang belum dipisahkamn dan menyatu sebagai kekayaan
daerah yang menganggur karena belum dikelola secara professional.
- Aset daerah yang telah dipisahkan dan berbentuk Perusahaan Daerah terdiri atas
Bank Pembangunan Daerah(BPD) dan PO Tarumartani serta PT Anindya Mitra
Internasional
- Jogja Expo Center (JEC) adalah asset yang belum dipisahkan karena masih
menunggu kejelasan bentuk usahanya.

1.14. Peningkatan Kinerja BUMD

9

A. PT BPD dalam rangka peningkatan kinerja dan kepercayaan masyarakat
menetapkan komitmen sebagai berikut:
- Komitmen terhadap pengembangan ekonomi kerakyatan;
- Fokus terhadap kelompok usaha mikro kecil dan menengah;
- Kebijakan harga ditetapkan sesuai harga pasar;
- Pemberian layanan dengan kekeluargaan, sopan santun dan etika;
- Memberikan kepuasan nilai tambah dan sebagai mitra nasabah;
- Pengembangan produk dalam rangka peningkatan kualitas layanan;
- Pelayanan secara on line system;
- Nasabah sebagai mitra bisnis.
B. PT. ANIDYA MITRA INTERNASIONAL
Perusahaan ini merupakan merger dari beberapa perusahaan Daerah yakni
PD.Purosani, PD. Arga Jasa, PD. Pabrik Kulit Adi Charma.
Untuk meningkatkan kinerja daya saing perusahaan pada tahun 2005 PD.
Anindya berubah menjadi PT.Anindya Mitra Internasional Core business,
PT AMI adalah bidang perdagangan jasa, property dan
Investasi.
Bekerjasama dengan PT. Kaldi Indojaya (Pusat Perbelanjaan Jogja Tronik),
sedangkan bisnis jasa dengan PT.GAM (Logistk center di Bandara juga
membuka Sagan Restro di Jl. Colombo.
C. PT.TARUMARTANI
Perubahan Core business dengan upaya penyiapan sumber daya mausia yang
memiliki core value, core behavior and core competence. Menyamakan
mindsetseluruh elemen organisasi.
D. Badan Usaha Kredit Pedesaan (BUKP) DIY
BUKP adalah Badan Usaha Kredit Pedesaan Milik Pemerintahan Provinsi Daerah
Istimewa
Yogyakarta , didirikan berdasarkan PEMDA DIY Nomor 1 tahun
1989 tentang Badan Usaha Kredit Peresaan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. BUKP didirikan dengan maksud dan tujuan mengembangkan
perekonomian pedesaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat pedesaan
dengan meyediakan dana pembangunan dengan prosedur sederhana, cepat, murah.
BUKP didirikan ditiap-tiap kecamatan dalam wilayah kabupaten dan kota se
provinsi DIY yang pendirinya ditetapkan dengan keputusan Gubernur.BUKP
berkedudukan di ibukota , kecamatan pada wilayah kecamatan dimana BUKP
tersebut berkedudukan , sedangkan di tingkat desa dapat dibentuk unit-unit
pelayanan.

II. KANTOR PELAYANAN PAJAK DAERAH (KPPD) DIY

10

2.1. Sejarah UPTD (KPPD DIY)
Pada masa penjajahan Belanda, Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor (BBNKB) dipungut oleh pemerintah Hindia Belanda di Jakarta. Setelah
kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta. Saat penjajahan Belanda hingga awal
kemerdekaan Republik Indonesia jumlah kendaraan masih sangat sedikit sehingga belum
merupakan sumber pendapatan yang potensial.
Pada perkembangannya dalam rangka perimbangan keuangan pusat dan daerah, beberapa
jenis pajak termasuk pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor
diserahkan kepada daerah sebagai sumber pendapatan daerah tingkat I/Provinsi, melalui
ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1968 jo. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 5 Tahun 1969.
Pada saat itu masyarakat wajib pajak apabila akan membayar pajak kendaran bermotor
diharuskan mendatangi instansi Kontor Kepolisian, Kantor Pajak ke Kantor PT. Jasa Raharja
yang letaknya tidak terdapat dalam satu lokasi. Kondisi demikian mengakibatkan pengurusan
pembayaran pajak kendaraan bermotor memerlukan waktu lebih lama dan cukup
menyulitkan.
Atas dasar kondisi lokasi tersebut munculah gagasan untuk melakukan kerjasama guna
meningkatkan kemudahan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan bea balik
nama kendaraan bermotor dengan menyatukan pelayanan dalam satu atap.
Oleh karena itu pada tahun 1976 dibentuk kantor Samsat di seluruh Indonesia dengan
diterbitkannya pada Surat Keputusan Bersama Menhankam/Pangab, Menteri Dalam Negeri,
dan Menteri Keuangan Pol. Kep/13/XII/1976, nomor Kep.11963/MK/IV/112/1976 dan
nomor 311 tahun 1976 tentang Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat serta Peningkatan
Pendapatan Daerah khususnya mengenai Pajak-pajak Kendaraan Bermotor. Pengurusan pajak
kendaraan bermotor melalui Kantor Samsat ini tidak perlu mendatangi tiga tempat baik
Kepolisian. Kantor Pajak dan Kantor Asuransi Jasa Raharja, karena pelayanan sudah
dilakukan dalam satu kantor bersama yakni Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(SAMSAT).
Pada awal tahun 1978 di Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan satu Kantor Samsat
darurat berlokasi di Gondolayu Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1982 kantor samsat
dipindahkan di gedung samsat yang baru representatif di jalan Tentara Pelajar nomor 15
Yogyakarta.
Namun karena perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang semakin hari semakin
meningkat maka dianggap perlu membentuk kantor Samsat di daerah Kabupaten/kota.

11

Sebagai upaya untuk mempermudah Pelayanan kepada Wajib Pajak maka
dibentuklah Kantor SAMSAT di Kabupaten dan Kota Pada :
1. Tanggal 13 Januari 1982 didirikan Kantor SAMSAT di Kota Yogyakarta
diresmikan oleh Mendagri Amir Machmud;
2. Tanggal 18 Agustus 1986 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Bantul;
3. Tanggal 26 April 1984 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Kulon
Progo;
4. Tanggal 28 April 1984 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Gunung
Kidul;
5. Tanggal 18 Maret 1987 didirikan Kantor SAMSAT di Kabupaten Sleman.

2.2 Struktur Organisasi KPPD DIY
Kepala Kantor

Kasubag
Tata Usaha

Kasi Pendaftaran
dan Penetapan

Kasi Pebukuan dan
Penagihan

2.3. Flowchart Pelayanan di Samsat DIY
PROSEDUR PELAYANAN PADA KANTOR BERSAMA SAMSAT

12

2.4 Alamat yang dapat dihubungi:
Kontak Informasi pelayanan kesamsatan Daerah Istimewa Yogyakarta selengkapnya
hubungi:
1. KPPD Kota Yogyakarta Alamat : Jl. Tentara Pelajar No. 13 Yogyakarta
Telp. (0274) 562936;
- Bank BPD Kantor Kas Giwangan, Jl. Imogiri Timur No. 155 Giwangan
Yogyakarta Telp. (0274) 410181.
2. KPPD Kabupaten Bantul Alamat : Jl. Badekan, Bantul, Telp. 367483;
- Samsat Pembantu Sewon/Drive True : Jl. Parangtritis km 4,5 Druwo, Sewon,
Bantul Telp. (0274) 372531;
- Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Piyungan, Jl. Raya Wonosari km 13,
Sandeyan, Srimulyo, Piyungan, Bantul Telp. (0274) 4353155;
- Bank BPD Kantor Kas Srandakan Jl. Raya Srandakan, Mangiran, Trimurti,
Srandakan, Bantul Telp. (0274) 2810238, 2810239.
3. KPPD Kabupaten Kulonprogo Alamat : Jl. Jogja-Wates Km. 27, Gunung Gempal, Giripeni,
Wates, Kulonprogo, Telp. (0274) 773166;
-

Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Nanggulan, Jatisarono Karang Nanggulan
Kulonprogo Telp. (0274) 74496744.

4. KPPD Kabupaten Gunungkidul Alamat : Jl. Pemuda Baleharjo Wonosari Gunungkidul Telp.
(0274) 391209;
-

Layanan Kesamsatan BPD Kantor cabang pembantu Karangmojo Alamat
Jl. Karangmojo, Wonosari Km 1, Plumbungan, Gedangrejo, Karangmojo,
Telp. (0274) 392865;

-

Layanan Kesamsatan BPD Kantor cabang pembantu Kecamatan Semin
Telp. (0274) 4390301;

-

Layanan Kesamsatan BPD DIY Kantor Kas, Desa Karang Duwet Kecamatan
Paliyan, Gunung Kidul Telp. 085100496312.

- 5. KPPD Kabupaten Sleman Alamat: Jl. Magelang KM 13 Krapyak Triharjo Sleman
Telp. (0274) 868563;
-

Samsat Pembantu Maguwo/Layanan LIK Maguwoharjo, Depok Jl.
Adisucipto km 9,8 Maguwo Sleman Telp. (0274) 484415, 484416;

-

Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Kalasan Sleman Telp. (0274) 497597;

-

Samsat Outlet, di Galeria Mall, Jl. Laksda Adisucipto Km. 6.5 Yogyakarta
Telp. (0274) 4331288.

13

- Bank BPD Kantor Cabang Pembantu Jl. Godean, Sidoagung, Sleman, Telp. (0274)
797356.

14

Dokumen yang terkait