Proses Pemberian Keputusan Persetujuan Angsuran Atas Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah Chapter III V

BAB III
GAMBARAN DATA
LAPORAN TUGAS AKHIR

A. Timbulnya Utang Pajak

Utang pajak dapat timbul apabila telah adanya peraturan yang mendasar dan telah
terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan) yang terdiri dari :
keadaan-keadaan tertentu, peristiwa, atau perbuatan tertentu. Tetapi yang paling sering
terjadi karena keadaan, seperti pajak-pajak yang sangat penting yaitu atas suatu
penghasilan atau kekayaan, dikenakan atas keadaan-keadaan ekonomis Wajib Pajak yang
bersangkutan walaupun keadaan itu dalam kebanyakan hal timbulnya karena perbuatanperbuatannya.
Pengertian utang pajak menurut pasal 1 ayat 8 UU No. 19 Tahun 2000 tentang
“penagihan pajak dengan surat paksa” bahwa utang pajak adalah pajak yang masih harus
dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga. Denda atau kenaikam yang tercantum
dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan peraturan perundangundangan perpajakan.
Apabila melihat timbulnya utang pajak, ada 2 ajaran yang mengatur tentang
timbulnya utang pajak tersebut, yaitu :
A.1 Ajaran Formal.
Utang pajak timbul karena undang-undang pada saat dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak
oleh Direktur Jendral Pajak (Fiskus). Jadi selama belum ada Surat Ketetapan Pajak maka


Universitas Sumatera Utara

belum ada utang pajak dan tidak akan dilakukan penagihan walaupun syarat subjek dan
syarat objek telah dipenuhi bersamaan. Ajaran ini ditetapkan pada official assessment
system.
A.2 Ajaran Material.
Utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang sekaligus dipenuhi syarat subjek
dan syarat objek.“Dengan sendirinya” artinya bahwa untuk timbulnya utang pajak tidak
diperlukan campur tangan dari pejabat pajak, asal syarat-syarat yang ditentukan oleh
undang-undang telah terpenuhi.Sesorang di kenai pajak karena suatu keadaan dan
perbuatan.Ajaran ini diterapkan pada self assessment system.

B. Tindakan Penagihan Pajak

Tindakan Penagihan Pajak dilakukan apabila utang pajak sampai dengan tanggal jatuh
tempo pembayaran belum dilunasi, akan dilakukan tindakan penagihan pajak sebagai
berikut:
B.1 Surat Teguran
Utang pajak yang tidak dilunasi setelah lewat 7 hari dari tanggal jatuh tempo

pembayaran, akan diterbitkan Surat Teguran.
B.2 Surat Paksa
Utang pajak setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal Surat Teguran tidak
dilunasi,diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh Jurusita Pajak dengan
dibebani biaya penagihanpajak dengan Surat Paksa sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh
ribu rupiah). Utang pajak harusdilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat

Universitas Sumatera Utara

Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak.
B.3 Surat Sita
Utang pajak dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh
Jurusita Pajaktidak dilunasi, Jurusita Pajak dapat melakukan tindakan penyitaan, dengan
dibebani biayapelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan sebesar Rp 100.000,00
(seratus ribu rupiah).
Lelang Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah tindakan penyitaan, utang
pajakbelum juga dilunasi akan dilanjutkan dengan pengumuman lelang melalui media
massa.Penjualan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara terhadap barang yang
disita, dilaksanakanpaling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman lelang.
Dalam hal biaya penagihanpaksa dan biaya pelaksanaan sita belum dibayar maka akan

dibebankan bersama-sama denganbiaya iklan untuk pengumuman lelang dalam surat
kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan.
Dengan CatatanBarang dengan nilai paling banyak Rp.20.000.000,- tidak harus
diumumkan melalui media massa.
C. Angsuran Pembayaran Utang Pajak

C.1 Dasar Hukum Angsuran Pajak
C.1.1 Peraturan menteri keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tanggal 28 Desember 2007
tentangpenentuan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak ,
penentuan tempat pembayaran pajak dan tata cara pembayaran, penyetoran dan
s.t.d.d. peraturan menteri keuangan nomor

Universitas Sumatera Utara

80/PMK.03/2010
C.1.2 Peraturan Direktur jenderal pajak nomor PER-38/PJ/2008 tanggal 24 september
2008 tentang tata cara pemberian angsuran atau penundaan pembayaran pajak.’

C.2 Utang Pajak yang diperbolehkan Mengangsur
Ada 2 jenis utang pajak yang bisa dimohon untuk diangsur pembayarannya, yaitu :

C.2.1 pajak yang masih harus dibayar atas Surat Tagihan Pajak (STP), Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Pembetulan, Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, Putusan Peninjauan Kenbali, dan PPh Pasal 29
yang menyebabkan jumlahpajak yang harus di bayar bertambah.
C.2.2

Kekurangan

pembyaran

pajak

yang

terutang

berdasarkan

Surat


Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan atau biasa disebut PPh
Pasal

C.3 Wewenang Memberikan Persetujuan Angsuran Atas Utang Pajak
Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memberikan
persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak termasuk
kekurangan pembayaran yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh paling lama
12 bulan, yang pelaksanaannya diatur dengan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 sebagaimana terakhir telah diubah PMK80/PMK.03/2010 dan PER-38/PJ/2008.Wajib Pajak yang diperbolehkan mengangsur
pembayaran utang pajaknya adalah :

Universitas Sumatera Utara

C.3.1 Wajib Pajak mengalami kesulitan likuiditas.
Wajib Pajak harus melampirkan neraca akhir bulan atau setidak-tidaknya
melampirkan posisi kas, bank dan utang jangka pendek yang menunjukan utang
jangka pendek lebih besar dari saldo kas dan bank.
C.3.2Wajib Pajak mengalami keadaan di luar kekuasaan (force majeure). Wajib Pajak
mengalami kesulitan likuiditas karena diluar kekuasaannya (force majeure),


antara lain rekening bank di blokir, kena bencana alam, dan lain-lain.

C.4. Jangka Waktu Angsuran
Dalam hal permohonan Angsuran atas utang pajaknyaditerima, maka Kepala
Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktorat Jendral Pajak Menerbitkan Surat
Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak dengan masa angsuran :
C.4.1 paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterbitkannya Surat Keputusan
Persetujuan Angsuran Pembayaran Pajak dengan angsuran paling banyak 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan, untuk permohonan angsuran atas utang
pajak berupa pajak yang masih harus dibayar atau;
C.4.2 paling lama sampai dengan bulan terakhir Tahun Pajak berikutnya, untuk
permohonan angsuran atas kekurangan pembayaran utang pajak berupa
pajak yang terutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan dengan angsuran paling banyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan.Dalam hal permohonan angsuran ditolak, maka Kepala Kantor
Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Penolakan Angsuran.

Universitas Sumatera Utara


C.5 Tata Cara Mengangsur Pembayaran Utang Pajak
C.5.1 Pengajuan Permohonan Angsuran Utang Pajak
Menurut

Peraturan

Menteri

Keuangan

184/PMK.03/2007 Pasal 9, dikatakan bahwa

Republik

Indonesia

nomor

Wajib Pajak dapat mengajukan


permohonan secara tertulis untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak
yang masih harus dibayar dalam Surat Tagihan Pajak STP, SKPKB, SKPKBT, dan
Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta
Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang terutang
bertambah, serta PPh Pasal 29 yang masih harus dibayar dalam SPT Tahunan PPh,
kepada Direktur Jenderal Pajak.
C.5.2 Penelitian.
Menurut

Peraturan

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia

nomor


184/PMK.03/2007 Pasal 10, dikatakan bahwa atas permohonan yang diajukan,
dilakukan penelitian yang berdasarkan kelengkapan berkas permohonan, jangka
waktu pengajuan, konfirmasi apakah Wajib Pajak mengajukan keberatan atau tidak,
kondisi keuangan Wajib Pajak, Jumlah angsuran sesuai dengan kemampuan Wajib
Pajak.

C.5.3 Keputusan angsuran pembayaran
Menurut

Peraturan

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia


nomor

184/PMK.03/2007 Pasal 10, dikatakan bahwa Setelah mempertimbangkan alasan
berikut bukti pendukung yang diajukan oleh wajib pajak, Kepala Kantor Pelayanan
Pajak atas nama Direktorat Jendral Pajak menerbitkan keputusan dalam jangka

Universitas Sumatera Utara

waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan yang lengkap
sebagai mana tercantum dalam Pasal 6 ayat (2) Peraturan Direktorat Jendral Pajak
Nomor PER-38/PJ/2008, dengan keputusan berupa :
a. Menyetujui jumlah angsuran pajak dan/atau masa angsuran dengan permohonan
Wajib Pajak
b. Menyetujui jumlah angsuran pajak dan/atau masa angsuran sesuai dengan
pertimbangan Kepala Kantor Pelayanan Pajak; atau
c. Menolak permohonan Wajib Pajak.
Apabila jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja telah terlampaui dan Kepala Kantor
Pelayanan Pajak tidak menerbitkan suatu keputusan, maka permohonan Wajib
Pajak dianggap diterima atau disetujui sesuai degan permohonan Wajib Pajak,
dan Surat Keputusan Persetujuan Pengangsuran Pembayaran Pajak harus

diterbitkan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari
kerja tersebut berakhir (Pasal 6 ayat (3) Peraturan Direktorat Jendral Pajak
Nomor PER-38/PJ/2008).Dalam hal permohonan Wajib Pajak disetujui, Kepala
Kantor Pelayanan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran
Pembayaran Pajak dengan menggunakan formulir Surat Keputusan Persetujuan
Angsuran Pembayaran Pajak sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II
Peraturan Direktorat

Jendral Pajak

Nomor

PER-38/PJ/2008.

Apabila

permohonan Wajib Pajak ditolak, maka Kepala Kantor Pelayanan Pajak
menerbitkan Surat Keputusan Penolakan Angsuran Pembayaran Pajak dengan
Menggunakan Formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan
Direktorat Jendral Pajak Nomor PER 38/PJ/2008.

Universitas Sumatera Utara

C.5.4 Bunga Mengangsur Pembayaran.
Dalam hal Wajib Pajak disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak kecuali pajak yang masih harus dibayar dalam Surat Tagihan Pajak, Wajib
Pajak dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua Persen) per bulan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun
2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan(KUP) dihitung sejak
jatuh tempo pembayaran sampai dengan pembayaran angsuran/pelunasan, dengan
ketentuan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.Bunga yang timbul
akibat angsuran pembayaran pajak dihitung berdasarkan saldo utang pajak.Bunga
ini ditagih dengan menerbitkan Surat Tagihan Pajak pada setiap tanggal jatuh
tempo angsuran, jatuh tempo penundaan, atau pada tanggal pembayaran, dan
bunga tidak dikenakan terhadap angsuran atau penundaan atas pembayaran Surat
Tagihan Pajak.

Universitas Sumatera Utara

Contoh penghitungan pengenaan sanksi administrasi berupa bunga dalam hal
Wajib Pajak diperolehkan mengangsur. Wajib Pajak menerima SKPKB sebesar Rp.
1.150.000,00 yang diterbitkan tanggal 2 Januari 2013 dengan batas akhir pelunasan
tanggal 2 Februari 2013. Wajib Pajak tersebut diperbolehkan mengangsur pembayaran
pajak dalam jangka waktu 5 (lima) bulan dengan jumlah yang tetap sebesar
Rp.230.000,00.Sanksi administrasi berupa bunga untuk setiap angsuran dihitung
sebagai berikut :

ANGSURAN I: 2% X Rp.1.150.000,00 = Rp. 23.000,00 + Rp. 230.000,00

= Rp. 253.000,00

ANGSURAN II :2% X Rp.1.150.000,00 = Rp. 23.000,00 + Rp. 230.000,00

= Rp. 253.000,00

ANGSURANIII: 2% X Rp.1.150.000,00 = Rp. 23.000,00 + Rp. 230.000,00

= Rp. 253.000,00

ANGSURANIV :2% X Rp.1.150.000,00 = Rp. 23.000,00 + Rp. 230.000,00

= Rp. 253.000,00

ANGSURANV:2% X Rp.1.150.000,00 = Rp. 23.000,00 + Rp. 230.000,00

= Rp. 253.000,00

Universitas Sumatera Utara

6. Alur dan Jadwal Proses Permohonan Angsuran Atas Utang Pajak
Bagan II
Alur dan Jadwal Proses
Permohonan Angsuran Atas Utang Pajak

Wajib Pajak Boleh
Mengajukan
permohonan
pengangsuran

7 HARI

SKP
SKPKB
SKPKBT
dll

SURAT
TEGURAN

9 hari
PERMENKEU NO.80/PMK.03/2010
ISI ISI
PERMENKEU
NO. 80/PMK.03/2010
YANGDIJELASKAN DI PERMENKEU
NO.184/PMK.03/2007
(1)

(2)

(3)

(4)

BATAS WAKTU DIRJEN PAJAK MEMBERIKAN
KEPUTUSAN
ATAS
PERMOHONAN
ISI KEPDIRJEN PAJAK
SEBAGAIMANA
DIMAKSUD
PASAL
9
NO. PER-38/PJ/2008
(KEPUTUSAN HARUS DITERBITKAN PALING
LAMBAT 7 HARI SETELAH PERMOHONAN

SURAT KEPUTUSAN
DITERIMA DENGAN LENGKAP).
ANGSURAN ATAU
APABILA BATAS WAKTU DIRJEN PAJAK
PENUNDAAN HARUS
DALAM MEMBERI KEPUTUSAN TELAH
DITERBITKAN PALING
TERLAMPAUI,
MAKA
PERMOHONAN
DIANGGAP DITERIMA.
LAMA 7 (TUJUH) HARI
TERHADAP UTANG PAJAK YANG SUDAH
SETELAH TANGGAL
DITERBITKAN
SURAT
KEPUTUSAN
DITERIMANYA
SEBAGAIMANA DIMAKSUD AYAT 1 DAN 2
PERMOHONAN
TIDAK DAPAT LAGI DIAJUKAN UNTUK
MENGANGSUR.
MASA
PEMBERIAN
ANGSURAN
ATAU
PENUNDAAN DI BERIKAN TIDAK MELEBIHI
JANGKA WAKTU 12 BULAN

TABEL III.I
PENCAPAIAN TARGET TUNGGAKAN PAJAK TAHUN 2015
PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH
TAHUN
TARGET
REALISASI
2015
Rp. 70.381.855.136,00
Rp. 15.473.269.350,00
SUMBER :KPP PRATAMA MEDAN PETISAH

PENCAPAIAN (%)
21,9 %

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISIS DATA DAN EVALUASI

A. Target dan Realisasi Pencairan Tunggakan Pajak Pada KPP Pratama Medan
Petisah
Dari tabel III.I dapat dilihat bahwa realisasi pada tahun 2015 pada KPP
pratama medan petisah tidak mencapai target, pada tabel diatas disebutkan target
pencairan tunggakan sebesar Rp 70.381.855.136,00 namun rencana itu meleset dari
perkiraan, kenyataannya telah terjadi realisasi pencairan tunggakan pajak sekitar Rp.
70.381.855.136,00 yang mengakibatkan tunggakan pajak sekitar 21,9 %
Dapat disimpulkan bahwa realisasi pencairan tunggakan pajak sanggat jauh
dari target yang ditetapkan.
B. Jumlah Wajib Pajak Yang Mengajukan Permohonan Angsuran di KPP Pratama
Medan Petisah
Jumblah wajib pajak yang mengajukan angsuran atas utang pajak pada tahun 2013
adalah sebanyak 44 wajib pajak yang terdiri dari, wajib pajak badan berjumblah 39
(tiga puluh Sembilan) dan wajib pajak orang pribadi berjumblah 5 (lima) wajib pajak,
semua wajib pajak memenuhi persyaratan formal dan mempunyai alasan yang jelas
dalam mengajukan permohonan angsuran atas pajak.

Universitas Sumatera Utara

C. Persyaratan Mengajukan Permohonan Untuk Memperoleh Persetujuan
Angsuran Atas Utang Pajak.
Dalam pemberian keputusan persetujuan angsuran atas utang pajak,di KPP
Pratama Medan Petisah mengikuti Peraturan Direktorat Jendral Pajak Nomor PER38/PJ/2008. Berdasarkan pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), persyaratan untuk mengajukan
permohonan persetujuan angsuran atas utang pajak adalah sebagai berikut:
C.1 Permohonan harus diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat WP
terdaftar;
C.2 Permohonan harus diajukan paling lama 9 (sembilan) hari kerja sebelum saat jatuh
tempo pembayaran utang pajak berakhir :
C.2.1 Apabila ternyata batas waktu 9 (sembilan) hari kerja ini tidak dapat dipenuhi
oleh Wajib Pajak karena keadaan di luar kekuasaannya, permohonan Wajib
Pajak masih dapat dipertimbangkan oleh Direktur Jenderal Pajak sepanjang
Wajib Pajak dapat membuktikan kebenaran keadaan di luar kekuasaannya
tersebut.
C.2.3 Wajib Pajak yang mengajukan permohonan dalam jangka waktu yang
melampaui jangka waktu ini harus memberikan jaminan berupa garansi bank
sebesar utang pajak yang dapat dicairkan sesuai dengan jangka waktu
pengangsuran atau penundaan.
C.3 Permohonan Wajib Pajak disertai dengan alasan dan bukti yang mendukung
permohonan, serta jumlah pembayaran pajak yang dimohon untuk diangsur,
masa angsuran, dan besarnya angsuran.
C.4 Wajib Pajak yang mengajukan permohonan harus memberikan jaminan yang

Universitas Sumatera Utara

besarnya ditetapkan berdasarkan pertimbangan Kepala KPP Pratama Medan
Petisah, kecuali apabila Kepala KPP menganggap tidak perlu; dan Bentuk
jaminan tersebut dapat berupa :
a. Bank garansi;
b. Surat/dokumen bukti kepemilikan barang bergerak;
c. Penanggungan utang oleh pihak ketiga;
d. Sertifikat tanah, atau;
e. Sertifikat deposito.

D. Prosedur Pelaksanaan Permohonan Angsuran Atas Utang Pajak

Dalam proses keputusan persetujuan angsuran atas utang pajak, Wajib Pajak
yang ingin melaksanakan permohonan angsuran atas utang pajak di KPP Pratama
Medan Petisah harus melalui prosedur pelaksanaan permohonan angsuran atas utang
pajak sebagai berikut :
D.1 Wajib Pajak mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak Pratama melalui Tempat Pelayanan Terpadu,
D.2 Petugas Tempat Pelayanan Terpadu menerima surat permohonan kemudian
meneliti kelengkapan persyaratannya sesuai dengan ketentuan. Dalam hal surat
permohonan beserta persyaratannya belum lengkap, dihimbau kepada wajib pajak
untuk melengkapinya. Dalam hal surat permohonan beserta persyaratannya sudah
lengkap, Petugas Tempat Pelayanan Terpadu mencetak BPS dan LPAD. BPS
diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan dengan

Universitas Sumatera Utara

suratpermohonan beserta kelengkapannya. Petugas Tempat Pelayanan Terpadu
kemudian merekam surat permohonan dan dilanjutkan dengan meneruskan surat
permohonan beserta kelengkapannya kepada Kepala Seksi Penagihan,
D.3 Kepala Seksi Peagihan menugaskan Perlaksanaan Seksi Penagihan untuk membuat
Laporan Penelitian Permohonan Mengangsur,
D.4 Pelaksanaan Seksi Penagihan membuat dan menandatangani Laporan Penelitian
Permohonan Mengangsur, kemudian meneruskannya kepada Kepala Seksi
Penagihan,
D.5 Kepala Seksi Penagihan meneliti dan menendatangani Laporan Penelitian
Permohonan Mengangsur dan meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak Pratama. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui Laporan Penelitian
Permohonan Mengangsur yang dibuat, Pelaksana Seksi Penagihan harus
memperbaiki dokumen tersebut,
D.6 Kendala Kantor Pelayana Pajak Pratama menyetujui dan menandatangani Laporan
Penelitian Peromohonan Mengangsur dan meneruskannya ke Seksi Pelayanan.
Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui Laporan Penelitian Permohonan
Mengangsur yang adibuat, Pelaksana Seksi Penagihan harus memperbaiki dokumen
tersebut,
D.7 Kepala Seksi Pelayanan menerima Laporan Penelitian Permohonan Mengangsur
dan menugaskan Pelaksana seksi Pelayanan untuk mencetak dokumen hasil
persetujuan,

D.8 Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak diterbitkan dalam rangkap 2 (dua),

Universitas Sumatera Utara

yaitu :
a. Lembar ke-1 : untuk Wajib Pajak,
b. Lembar ke-2 : untuk arsip Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
D.9 Pelaksanaan Seksi Pelayanan mencetak konsep Surat Keputusan Angsuran
Pembayaran Pajak dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Pelayanan,
D10 Kepala Seksi Pelayanan meneliti dan memaraf konsep Surat Keputusan Angsuran
Pembayaran Pajak kemudian meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan
Pajak Pratama,
D.11 Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama menandatangani Surat Keputusan
Angsuran Pembayaran Pajak,
D.12 Surat Keputusan Angsuran Pembayaran Pajak ditatausahakan di Seksi Pelayanan
(SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak) dan menyampaikannya
kepada Wajib Pajak melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian
Dokumen di KPP Pratama),

E.Kendala Dalam Proses Permohonan Angsuran Atas Utang Pajak.

Dalam proses permohonan angsuran atas utang pajak ada terjadi kendala-kendala yang
dihadapi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, antara lain :
E.1 Permohonan Wajib Pajak yang melewati tanggal jatuh tempo.
Wajib Pajak mengajukan surat permohonannya melewati 9 (sembilan) hari kerja sebelum
jatuh tempo pembayaran, sehingga permohonannya sulit untuk diberikan persetujuan
angsuran atas utang pajak oleh KPP Pratama Medan Petisah

Universitas Sumatera Utara

E.2 Bukti pendukung permohonan tidak lengkap.
a.

Untuk Wajib Pajak yang mengalami kesulitan likuiditas tidak melampirkan
laporan neraca dan laba rugi perusahaannya sehingga pernyataan atas kesulitan
likuiditas yang dialami Wajib Pajak tersebut tidak bisa dinilai kebenarannya.

b.

Untuk Wajib Pajak yang mengalami force majeure tidak melampirkan bukti
bahwa perusahaan mengalami bencana diluar kekuasaan lainnya,sehingga
pernyataan Wajib Pajak mengalami force majeure tidak dapat dibenarkan.

E.3 Tidak mencantumkan jumlah pembayaran pajak yang akan diangsur, masa angsuran
dan besarnya angsuran. Dalam permohonan angsuran seharusnya wajib pajak
mencantumkan didalam surat permohonannya berapa jumlah utang pajak yang akan
diangsur, berapa kali angsuran, dan berapa besar masing-masing angsuran. Karena
tidak dicantumkan, sehingga KPP Pratama Medan petisah sulit untuk memberikan
persetujuan angsuran atas utang pajak.
E.4 Tidak memberikan jaminan atas Permohonan Pengangsuran Pembayaran Utang Pajak.
Jaminan dibutuhkan untuk menjamin Wajib Pajak akan melakukan Pengangsuran
pembayaran utang pajaknya sesuai dengan yang telah di tetapkan dalm Surat
Keputusan Persetujuan Pengansuran Pembayaran Pajak dan jika Wajib Pajak tidak
melaksanakannya (Wajib Pajak ingkar) maka jaminan tersebut akan disita oleh Fiskus.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, maka penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur utang pajaknya, apabila Wajib Pajak
mengalami kesulitan likuidutas dan mengalami keadaan force majeure sehingga tidak
dapat memenuhi kawajiban pajaknya tepat waktu, maka Wajib Pajak dapat
mengajukan permohonan pengangsuran atas utang pajaknya.
2. Dalam mengangsur pajak, Wajib Pajak mengajukan permohonan secara tertulis paling
lama 9 hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran, disertai alasan dan bukti
pendukung permohonan, serta jumlah pembayaran pajak untuk di angsur, masa pajak
dan besarnya angsuran. sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri Keuangan Nomor
80/PMK.03/2010 Tentang Perrubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 184/PMK.03/2007dan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER38/PJ/2008.
3. Penerbitan Surat Keputusan Persetujuan Angsuran Pembayaran Pajak oleh Kepala
KPP Pratama Medan Polonia tidak melebihi batas waktu yang telah ditetapkan (7
(tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya permohonan

Universitas Sumatera Utara

yang lengkap) dengan keputusan menyetujui jumlah angsuran pajak dan masa angsuran
sesuai dengan permohonan Wajib Pajak.
4. Jangka waktu angsuran paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterbitkannya Surat
Keputusan Persetujuan Angsuran Pembayaran Pajak dengan angsuran paling banyak 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan yang merupakan jangka waktu maksimal yang dapat
detetapkan dalam setiap Keputusan Persetujuan Angsuran Pembayaran Utang Pajak.
5. Pengangsuran pembayaran pajak atas STP dikecualikan dari pengenaan sanksi
administrasi berupa bunga atas angsuran utang pajak.
6. Wajib Pajak belum memahami tata cara permohonan angsuran atau penundaan utang
pajak
7.

Rendahnya pencairan tunggakan di KPP Pratama Medan Petisah disebabkan oleh salah
satu faktor rendahnya permohonan angsuran yang layak diproses

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1. Saran Untuk Wajib Pajak
1.1 Memahami dan melakukan konsultasi dengan Account Representatif ataupihak
seksi penagihan di KPP tempat wajib pajak tersebut terdaftar untuk mendapatkan
informasi mengenai persyaratan, tata cara, dan prosedur dalam proses persetujuan
angsuran atas utang pajak sehingga tidak terjadi penolakan permohonan
dikarenakan tidak terpenuhinya persyaratan formal atas pengajuan permohonan

Universitas Sumatera Utara

tersebut.
1.2 Wajib pajak seharusnya teliti dalam mengisi surat permohonan pengangsuran
secara lengkap dan jelas dengan menyertakan bukti pendukung, alasan yang jelas,
dan jaminan yang benar adanya untuk mendukung permohonan pengangsuran
utang pajak.
1.3 Jika permohonan yang diajukan Wajib Pajak diterbitkan Surat Keputusan
Penolakan, Wajib Pajak tersebut masih dapat mengajukan surat permohonan lagi
selama belum melewati masa 9 (Sembilan) hari kerja sebelum jatuh tempo
pembayaran.

2 Saran Untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

2.1

Meningkatkan sosialisasi yang lebih efektif kepada Wajib Pajak mengenai
persyaratan, tata cara, dan prosedur dalam prosespermohonan persetujuan
keputusan angsuran atas utang pajak.

Universitas Sumatera Utara