Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pegungkapan Sukarela pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Tahunan
Dalam keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor Kep/431/BL/2012
menyatakan bahwa emiten wajib menyampaikan laporan keuangan yang
terangkum pada laporan tahunan yang harus diserahkan kepada Bapepam dan LK
paling lama 4 bulan setelah tahun buku berakhir. Laporan keuangan adalah suatu
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Laporan keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh
manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal yang berisi
seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat
pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses atau kegiatan
akuntansi dalam satu kesatuan dimana proses akuntansi dimulai dari pengumpulan
bukti-bukti transaksi yang terjadi sampai pada penyusunan laporan keuangan.
Proses akuntansi tersebut harus dilaksanakan menurut cara tertentu yang lazim
dan berterima umum serta sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Universitas Sumatera Utara


2.1.1 Ketentuan Umum Laporan Tahunan
Dalam keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor Kep/431/BL/2012 juga
menyatakan bahwa setiap emiten wajib menyampaikan laporan tahunan dengan
mengikuti ketentuan umum sebagai berikut:
1.

Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam hal
laporan tahunan juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia, baik dalam
dokumen yang sama maupun terpisah, maka laporan tahunan dimaksud
harus memuat informasi yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan
penafsiran akibat penerjemahan bahasa, maka yang digunakan sebagai
acuan adalah laporan tahunan dalam bahasa Indonesia.

2.

Laporan tahunan wajib dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibaca.
Gambar, grafik, tabel, dan diagram disajikan dengan mencantumkan judul
dan/atau keterangan yang jelas.


3.

Laporan tahunan wajib dicetak pada kertas berwarna terang yang
berkualitas baik, berukuran A4, dijilid, dan dimungkinkan untuk
direproduksi dengan fotokopi.

2.1.2 Komponen Laporan Tahunan
Sebagaimana yang tercantum dalam keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor
Kep/431/BL/2012, laporan tahunan wajib memuat komponen-komponen
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Ikhtisar Data Keuangan Penting
Ikhtisar

data

keuangan


penting

disajikan

dalam

bentuk

perbandingan selama 3 (tiga) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika
perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 3
(tiga) tahun, yang memuat paling kurang :
a) Pendapatan
b) Laba bruto
c) Laba (rugi)
d) Jumlah laba (rugi) yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dan kepentingan non pengendali
e) Total laba (rugi) komprehensif
f) Jumlah laba (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dan kepentingan non pengendali
g) Laba (rugi) per saham

h) Jumlah aset
i) Jumlah liabilitas
j) Jumlah ekuitas
k) Rasio laba (rugi) terhadap jumlah aset
l) Rasio laba (rugi) terhadap ekuitas
m) Rasio laba (rugi) terhadap pendapatan
n) Rasio lancar
o) Rasio liabilitas terhadap ekuitas

Universitas Sumatera Utara

p) Rasio liabilitas terhadap jumlah aset; dan
q) Informasi dan rasio keuangan lainnya yang relevan dengan
perusahaan dan jenis industrinya.
Laporan tahunan wajib memuat informasi mengenai saham yang
diterbitkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir
(jika ada), paling kurang meliputi jumlah saham yang beredar, kapitalisasi
pasar, harga saham tertinggi, terendah, dan penutupan dan volume
perdagangan.
2. Laporan dewan komisaris

Laporan Dewan Komisaris paling kurang memuat hal-hal sebagai
berikut:
a) Penilaian terhadap kinerja Direksi mengenai pengelolaan
perusahaan
b) Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh
direksi
c) Perubahan komposisi anggota Dewan Komisaris dan alasan
perubahannya (jika ada).
3. Laporan direksi
Laporan direksi paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:
a) Kinerja perusahaan
b) Gambaran tentang prospek usaha
c) Penerapan tata kelola perusahaan

Universitas Sumatera Utara

d) Perubahan komposisi anggota direksi
4. Profil perusahaan
Profil perusahaan paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, alamat surat

eletronik (e-mail), dan laman (website) perusahaan dan/atau
kantor cabang atau kantor perwakilan, yang memungkinkan
masyarakat

dapat

memperoleh

informasi

mengenai

perusahaan
2) Riwayat singkat perusahaan
3) Kegiatan usaha perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir,
serta jenis produk dan/atau jasa yang dihasilkan
4) Struktur organisasi perusahaan dalam bentuk bagan,paling
kurang sampai dengan struktur satu tingkat di bawah direksi,
disertai dengan nama dan jabatan
5) Visi dan misi perusahaan

6) Profil dewan komisaris
7) Profil direksi
8) Perubahan susunan dewan komisaris dan/atau direksi yang
teradi setelah tahun buku berakhir
9) Jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan kompetensi
10) Uraian

nama

pemegang

saham

dan

persentase

kepemilikannya

Universitas Sumatera Utara


11) Informasi mengenai pemegang saham utama dan pengendali
Emiten dan Perusahaan Publik
12) Nama entitas anak, perusahaan asosiasi, dan perusahaan
ventura
13) Kronologis pencatatan saham dan perubahan jumlah saham
14) Kronologis pencatatan efek lainnya (jika ada)
15) Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek (jika ada)
16) Nama dan alamat lembaga dan/atau proesi penunjang pasar
modal
17) Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan
5. Analisis dan pembahasan manajemen
Laporan tahunan wajib memuat uraian yang membahas dan
menganalisis laporan keuangan dan informasi penting lainnya dengan
penekanan pada perubahan material yang terjadi dalam tahun buku.
6. Tata kelola perusahaan
Tata kelola perusahaan memuat uraian singkat yang setidaknya
meliputi uraian mengenai dewan komisaris, direksi, komite audit, komite
lain yang dimiliki emiten, uraian tugas dan fungsi sekretaris perusahaan,
uraian audit internal, sistem pengendalian internal, sistem manajemen

risiko, perkara penting yang dih\adapi emiten, informasi tentang sanksi
administrasi, informasi kode etik dan budaya perusahaan, uraian

Universitas Sumatera Utara

kepemilikan saham oleh karyawan dan/atau manajemen, dan sistem
pelaporan keuangan yang ada di perusahaan.
7. Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)
Tanggung jawab perusahaan meliputi kebijakan, jenis program,
dan biaya yang dikeluarkan terkait aspek lingkungan hidup, praktik
ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, pengembangan
sosial dan kemasyarakatan, dan tanggung jawab produk.
8. Laporan keuangan yang telah diaudit
9. Tanda tangan dewan komisaris dan direksi yang sedang menjabat

2.1.3 Tujuan dan Manfaat Laporan Tahunan
Adapun tujuan dari laporan keuangan yang disajikan dalam laporan
tahunan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan

keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumberdaya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Soemarso (2003), pengungkapan laporan tahunan oleh
perusahaan bermanfaat untuk:
1. Kepentingan perusahaan
Dapat diperolehnya biaya modal yang lebih rendah yang berkaitan
dengan berkurangnya resiko informasi bagi informasi bagi investor dan

Universitas Sumatera Utara

kreditur yang menyebabkan investor dan kreditur bersedia membeli
sekuritas dengan harga tinggi.
2. Kepentingan investor
Dapat mengurangi resiko kesalahan pembuatan keputusan investasi
sehingga investor menjadi lebih percaya kepada perusahaan yang
berakibat pada naiknya harga sekuritas perusahaan.
3. Kepentingan nasional
Dengan diperolehnya biaya modal yang lebih rendah oleh perusahaan,
maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat dan kesempatan kerja akan
meluas, sehingga pada akhirnya standar kehidupan secara nasional akan

meningkat juga. Likuiditas pasar modal ini diperlukan oleh perekonomian
nasional karena dapat membantu alokasi modal secara efektif.

2.1.4 Pengguna Laporan Tahunan
Adapun pengguna laporan tahunan menurut Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) PSAK (2009) ialah sebagai berikut:
1. Investor
Investor membutuhkan informasi sebagai dasar keputusan terbaik yang
akan mereka ambil terhadap investasi pada suatu perusahaan. Keputusan
tersebut dibuat dengan mempertimbangkan segala macam resiko yang
mungkin akan timbul. Berbagai informasi yang diungkapkan perusahaan

Universitas Sumatera Utara

juga akan membantu investor dalam hal ini pemegang saham untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
2. Karyawan
Informasi utama yang dibutuhkan perusahaan adalah mengenai stabilitas
dan profitabilitas perusahaan. Informasi tersebut penting karena terkait
dengan kelangsungan kinerja perusahaan dan sistem remunerasi yang
akan diberikan perusahaan kepada semua karyawan dalam berbagai
bentuk.
3. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman memiliki kepentingan terhadap informasi yang
diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangannya terkait dengan
keputusan pinjaman yang diberikannya. Informasi tersebut juga berguna
dalam membayar pokok pinjamannya dalam waktu dan jumlah yang telah
ditentukan
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Informasi seputar perusahaan sangat dibutuhkan oleh pemasok dan
kreditor lainnya terkait dnegan keputusan pembatasan transaksi kredit
dan tenggang waktu pelunasanutang. Selain iru, informasi tersebut juga
digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi utang.
5. Pelanggan

Universitas Sumatera Utara

Informasi dalam laporan keuangan penting bagi pelanggan terkait dengan
pinjaman jangka panjang dengan perusahaan atau memiliki tingkat
ketergantungan yang tinggi terhadap perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah memiliki kepentingan terhadap perusahaan terkait alokasi
sumber daya yang digunakan perusahaan. Selain itu, pemerintah
berkepentingan

dalam

pembuatan

berbagai

kebijakan

terutama

kebijakan yang terkait dengan aktivitas yang dijalankan perusahaan.
7. Masyarakat
Informasi yang diungkapkan perusahaan sangat penting bagi masyarakat
untuk melihat tingkat kemakmuran perusahaan dan aktivitas perusahaan
terkait kontribusi terhadap masyarakat di sekitarnya.

2.2 Luas Pengungkapan Laporan Tahunan
Menurut Subramanyam dan Wild (2010), terdapat dua jenis pengungkapan
laporan tahunan, yakni pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
2.2.1 Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib adalah pengungkapan minimum yang harus
dipenuhi oleh pihak emiten karena diatur oleh pihak regulator. Dengan
adanya peraturan pengungkapan wajib, perusahaan diharuskan untuk

Universitas Sumatera Utara

menyampaikan pengungkapan minimum yang diisyaratkan. Adapun
faktor yang mempengaruhi pengungkapan wajib menurut Subramanyam
dan Wild (2010) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(GAAP), motivasi manajer, mekanisme pengawasan dan pelaksanaan,
badan pengatur, sifat industri, dan sumber informasi lain.

2.2.2 Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan dimana
pengungkapan tersebut tidak diatur oleh regulator diklasifikasikan sebagai
pengungkapan sukarela. Menurut Subramanyam dan Wild (2010),
pengungkapan sukarela oleh manajemen merupakan sumber informasi
yang semakin penting diungkapkan.

2.3 Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela merupakan penambahan informasi yang dibuat
oleh perusahaan meskipun tidak diwajibkan oleh standar atau badan pengatur
lainnya. Informasi yang diungkapkan secara sukarela dalam laporan tahunan
tergantung dari kesediaan pihak manajemen dalam memberikan informasi
tersebut. Pengungkapan sukarela merupakan penambahan informasi yang dibuat
oleh perusahaan meskipun tidak diwajibkan oleh standar atau badan pengatur
lainnya. Informasi yang diungkapkan secara sukarela dalam laporan tahunan

Universitas Sumatera Utara

tergantung dari kesediaan pihak manajemen dalam memberikan informasi
tersebut.
Menurut Healy dan Palepu (1993), meskipun semua perusahaan publik
hanya diwajibkan memenuhi pengungkapan minimum, mereka secara substantial
berbeda dalam hal jumlah tambahan informasi yang dipublikasikan ke publik.
Menurut penelitian tersebut, pengungkapan sukarela merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan dan membantu investor untuk
memahami lebih jauh strategi bisnis yang dilakukan manajemen.
Indeks pengungkapan sukarela di dapat dengan membagi jumlah butir
informasi yang diungkapkan dengan semua butir informasi sukarela yang telah
ditentukan dalam penelitian ini. Indikator-indikator yang digunakan dalam
penelitian ini adalah indikator yang digunakan oleh Botosan (1997) mengenai
indikator pengungkapan sukarela. Jika perusahaan mengungkapkan item ini maka
diberikan skor 1 dan diberi skor 0 jika tidak mengungkapkan item tersebut.
Jumlah indikator maksimal yang tercantum adalah 42 item. Skor pengungkapan
maksimum adalah skor yang didapatkan apabila seluruh elemen pengungkapan
sukarela diungkap oleh perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan.
Semakin banyak skor pengungkapan sukarela yang diungkapkan maka
semakin besar pula indeks pengungkapan sukarela yang diperoleh perusahaan
Perusahaan dengan angka indeks yang lebih tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan melakukan praktek pengungkapan sukarela secara lebih komprehensif
dibanding perusahaan lainnya. Seiring berjalannya waktu, luas pengungkapan
sukarela mengalami banyak perkembangan yang dipengaruhi oleh perkembangan

Universitas Sumatera Utara

ekonomi, sosial dan budaya suatu negara, teknologi informasi, kepemilikan
perusahaan, dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang.
2.3.1

Motif Pengungkapan Sukarela

Menurut Healy dan Palepu (1993), terdapat beberapa motif yang
mendasari perusahaan mengungkapkan pengungkapan yang bersifat sukarela
dalam laporan keuangan, yakni:
1. Capital market transaction hypothesis
Motif pertama yang mempengaruhi perusahaan dalam melakukan
pengungkapan sukarela adalah rencana perusahaan untuk menerbitkan
sekuritas, public debt, ataupun instrumen modal lainnya. Untuk
melaksanakan rencana tersebut, sebelum perusahaan harus menciptakan
persepsi yang baik akan kondisi perusahaan. Ketika asimetri informasi
terjadi di dalam suatu perusahaan, dimana manajer lebih mengetahui
informasi yang dibutuhkan dan tidak mengungkapkannya, maka
perusahaan akan dinilai lebih beresiko oleh para investor. Penilaian yang
tidak tepat oleh investor atas perusahaan inilah yang akan menyebabkan
cost of equity yang meningkat. Hal tersebut memotivasi perusahaan
untuk melakukan pengungkapan sukarela. Pengungkapan sukarela
diharapkan dapat meminimalkan asimetri informasi yang pada akhirnya
dapat menurunkan biaya atas pendanaan eksternal.

Universitas Sumatera Utara

2. Corporate control contest hypothesis
Adapun motif yang kedua adalah persaingan dalam pengelolaan
perusahaan. Dewan komisaris dan para pemilik modal menyerahkan
tanggung jawab atas kinerja saham perusahaan kepada manajer. Harga
saham

yang

rendah

juga

berhubungan

dengan

kemungkinan

pengambilalihan pengelolaan perusahaan ini menjadi pemicu manajemen
dalam melakukan pengungkapan sukarela. Dengan adanya pengungkapan
tersebut diharapkan mampu menjelaskan mengenai kinerja saham yang
memburuk kepada investor dan mengurangi penilaian yang buruk terhadap
investor.
3. Stock compensation hypothesis
Pada kenyataannya, perusahaan tidak hanya memberi kompensasi
kepada manajer dalam bentuk uang, namun perusahaan juga memberi
kompensasi kepada jajaran manajer dan karyawan berupa hak pembelian
saham pada harga tertentu. Tentunya dari sudut pandang sebagai
pemegang saham, manajer juga memiliki niat untuk melakukan kegiatan
jual beli saham yang diperolehnya. Dari hal tersebut, mendorong manajer
untuk memberikan pengungkapan sukarela. kompensasi saham merupakan
salah satu alternatif kompensasi yang menarik bagi manajer dan karyawan
ketika harga saham yang ditentukan benar-benar mencerminkan nilai
perusahaan. Oleh karena itu, pengungkapan sukarela tersebut dalam
mencegah penilaian yang salah terhadap saham perusahaan, sehingga pada

Universitas Sumatera Utara

akhirnya biaya kontrak atas pemberian kompensasi saham tersebut dapat
ditekan.
4. Litigation cost hypothesis
Aspek hukum merupakan aspek yang turut berpengaruh dalam
keputusan manajer dalam pengungkapan sukarela. terdapat dua hal yang
mempengaruhi keputusan manajemen dalam melakukan pengungkapan
dari aspek hukum. Pengaruh pertama adalah ketika hukum atau
peraturan yang berlaku menuntut perusahaan untuk melakukan
pengungkapan pada tingkat dan waktu yang tepat. Pengaruh kedua
adalah keputusan pembatasan pengungkapan informasi tertentu oleh
manajer. Hal ini timbul ketika perusahaan yakin bahwa perusahaan tidak
melakukan kesalahan yang disengaja dan perusahaan yakin bahwa sistem
hukum dapat membedakan amtara kesalahan yang disengaja atau tidak
disengaja.
5. Management talent signaling hypothesis
Truman dalam Angga (1986) menyatakan bahwa manajer dengan
kemampuan yang baik memiliki kecenderungan untuk mengungkapkan
peramalan pendapatan perusahaan dengan sukarela. Hal tersebut
didasarkan bahwa nilai perusahaan sangat tergantung kepada persepsi
investor atas kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan
terutama dalam menghadapi perubahan kondisi ekonomi. Ketika manajer
melakukan pengungkapan sukarela terutama peramalan pendapatan di

Universitas Sumatera Utara

masa datang, maka investor akan menginterpretasikan bahwa manajer
memiliki strategi dalam menghadapi perubahan di masa mendatang yang
pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.
6. Proprientary cost hypothesis
Perusahaan memiliki insentif untuk tidak mengungkapkan suatu
informasi jika informasi tersebut dianggap hanya akan membahayakan
posisi persaingannya. Dalam membuat keputusan pengungkapan
sukarela,

manajer

akan

mengidentifikasi

sifat

dari

persaingan

antarperusahaan dalam industri yang sama.

2.3.2 Teori Terkait Pengungkapan Sukarela
1. Agency theory
Pada tahun 1976, Jensen dan Meckling memperkenalkan
agency theory yang menjelaskan hubungan antara pemegang
saham (principal) dan manajemen (agent). Menurut teori ini, agen
tidak

selalu

bertindak

untuk

mendahulukan

kepentingan

pemegang saham sebagai prinsipal, karena manajemen tidak
secara langsung menanggung risiko atas kerugian atau kesalahan
dalam pengambilan keputusan, melainkan prinsipal yang akan
menanggung kesuluruhan kerugian yang terjadi, kejadian inilah
yang disebut sebagai agency problem. Untuk mengatasi hal

Universitas Sumatera Utara

tersebut, prinsipal dapat membatasi perbedaan kepentingan itu
melalui suatu insentif bagi manajemen dengan membuat biaya
pengawasan yang dirancang untuk mengawasi dan membatasi
tindakan menyimpang oleh manajemen.
Asimetri informasi adalah sebuah situasi dimana terjadi
kesenjangan informasi yang dikarenakan terdapat perbedaan
kepentingan prinsipal dan agen. Pemegang saham umumnya tidak
mempunyai akses langsung terhadap sumber informasi sehingga
mengandalkan pengungkapan laporan keuangan yang transparan
dan mengungkapkan keadaan yang sebenarnya. Informasi yang
disajikan secara transparan dan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya terjadi di perusahaan dapat mengurangi asimetris
informasi antara pihak manajemen dengan pihak

Menurut teori keagenan (agency theory) asimetri informasi
dapat timbul antara manajer sebagai agen dan pemilik yakni
pemegang saham sebagai principal (Jensen & Meckling, 1976).
Hal ini timbul karena adanya konflik kepentingan antara principal
dan agen. Konflik kepentingan ini membuat adanya kesenjangan
informasi antara keduanya, dimana manajemen memiliki informasi
yang lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan dengan
pemegang saham (Nandya, 2012). Hal ini sering diartikan sebagai
tidak sebandingnya informasi di dalam dan diluar perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Jensen dan Meckling (1976) jika kedua pihak,
yakni agen dan prinsipal tersebut adalah orang-orang yang
berupaya memaksimalkan kepentingannya masing-masing, maka
agen tidak akan selalu bertindak semaksimal mungkin untuk
kepentingan prinsipal. Namun disisi lain, prinsipal dapat
membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen
dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas
agen yang menyimpang. Didasarkan pada adanya asimetris
informasi yang terdapat antara pihak manajemen dan pihak
pemegang saham, maka pihak manajemen berusaha untuk
mengurangi

kesenjangan

informasi

tersebut.

Pengungkapan

perusahaan adalah salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan
untuk mengurangi kesenjangan informasi.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa ketika
perusahaan yang kepemilikannya tunggal dikelola oleh pemilik,
maka pemilik akan membuat keputusan-keputusan yang akann
memaksimalkan kepentingannya. Akan tetapi, apabila pemilik
merangkap sebagai manajer menjual sebagian sahamnya kepada
pihak luar, maka akan muncul biaya agensi karena adanya
perbedaan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham.

2. Signalling theory

Universitas Sumatera Utara

Teori sinyal menyatakan pengungkapan informasi secara
sukarela dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan sinyal
kepada para calon investor mengenai kondisi perusahaan
tersebut. Teori sinyal menyatakan apabila perusahaan memiliki
kinerja yang bagus, salah satunya dengan tingkat profitabilitas
yang tinggi, maka perusahaan akan cenderung memberikan sinyal
melalui pengungkapan yang lebih luas untuk memperlihatkan
kualitas perusahaan yang lebih baik dibanding perusahaan lainnya
(Murcia dan Santos, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Blaccionaire dan Patten
pada tahun 1994 mendukung teori signaling. Penelitian ini
membuktikan

bahwa

perusahaan

kimia

yang

melakukan

pengungkapan mengenai aspek lingkungan mengalami penurunan
harga saham yang relatif lebih kecil dibanding dengan perusahaan
yang tidak melakukan pengungkapan informasi aspek lingkungan.
Ketika suatu perusahaan melakukan pengungkapan yang lebih
sedikit maka pasar menginterpretasikan hal tersebut sebagai bad
news signal. Penelitian ini membuktikan bahwa pengungkapan
informasi yang cukup menjadi sinyal positif bagi pasar.

3. Stakeholder Theory

Universitas Sumatera Utara

Teori ini menyatakan bahwa setiap stakeholder memiliki
kepentingannya masing-masing dan hal tersebut mempengaruhi
pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan harus
memahami keinginan dari stakeholder dimana perusahaan harus
mengelola

kepentingan,

kebutuhan,

dan

sudut

pandang

stakeholder.
Di dalam teori stakeholder, terdapat dua perspektif, yakni
perspektif yang berberpusat pada perusahaan dan perspektif yang
berpusat pada prinsip-prinsip akuntabilitas. Perspektif yang
berpusat pada perusahaan muncul sebagai akibat dari perbedaan
kepentingan dari setiap stakeolder dan beda tingkat kepentingan
setiap stakeholder terhadap perusahaan. Hal tersebut akan
membuat perusahaan sulit untuk memberi perlakuan yang sama
terhadap setiap stakeholder maka perusahaan harus mampu
menjaga hubungan yang baik dengan para stakeolder, salah
satunya dengan cara memberi informasi secara sukarela.
Perspektif yang kedua adalah perspektif yang didasarkan
pada prinsip-prinsip akuntabilitas dalam perspekti ini, perusahaan
diwajibkan untuk memperhatikan hak seluruh stakeolder yang
dianggap memiliki peranan penting bagi perusahaan. Dalam
perspektif ini, sebagai bentuk pertanggungawaban perusahaan

Universitas Sumatera Utara

kepada

stakeholder

perusahaan

dapat

memberikan

pengungkapan informasi secara sukarela.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang mengukur faktor-faktor pengungkapan
sukarela adalah sebagai berikut:
1. Sweiti dan Attayah (2013) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela pada perusahaanperusahaan yang terdaftar di Palestina Exchange (PEX). Adapun faktorfaktor

yang

ditemukan

mempengaruhi

tingkat

sukarela

suatu

perusahaan menurut Sweiti dan Attayah adalah komite audit,
banyaknya pemegang saham, ukuran perusahaan.
2. Meridee dan Bruce (2002) juga melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengarui pengungkapan sukarela pada perusahaanperusahaan yang sudah go public di Kanada yang terdaftar di Bursa Efek
Toronto, yakni bursa efek yang berada di Kanada. Dari hasil penelitian
ini diketahui bahwa luas pengungkapan sukarela dipengaruhi oleh
besarnya ukuran perusahaan, tingkat leverage, dan pendapatan yang
diperoleh perusahaaan.
3. Ahmet dan Serife (2007) juga melakukan penelitian untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela pada

Universitas Sumatera Utara

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Istanbul (Istanbul
Stock Exchange). Dalam penelitian ini diteliti tingkat pengungkapan
kelompok sektoral, yaitu kelompok perusahaan makanan, perusahaan
penerbitan, perusahaan elektronik, perusahaan logistik, dan perusahaan
transportasi. Dan meneliti dampak ukuran perusahaan, tingkat leverage
perusahaan, tipe auditor, struktur kepemilikan, dan profitabilitas
terhadap pengungkapan sukarela. Sebagai hasil dari penelitian tersebut,
ditemukan bahwa sektor perusahaan makanan memiliki tingkat
pengungkapan informasi keuangan sukarela yang paling tinggi diantara
perusahaan pada sektor lainnya. Hasil lainnya juga ditemukan bahwa
ukuran perusahaan, tingkat leverage perusahaan, tipe auditor, struktur
kepemilikan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan
sukarela perusahaan.
4. Boesso (2005) dari University of Padua, Italia dan Kumar dari University
of Michigan-Dearborn pada tahun 2005 pada 72 perusahaan yang ada di
Amerika Serikat dan Italia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji faktor-faktor mendorong praktik pengungkapan sukarela
perusahaan yang ada di Italia dan Amerika Serikat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan sektor perusahaan
berpengaruh

signifikan

terhadap

pengungkapan

sukarela

yang

disediakan oleh perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

5. Ginting (2012) telah melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh
profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan
terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2010. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas perusahaan
dengan menggunakan proksi return on equity (ROE) dan ukuran
perusahaan (size) dengan menggunakan proksi logaritma dari total asset
mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
perusahaan manufaktur secara positif dan signifikan. Sedangkan
leverage perusahaan dengan menggunakan proksi ratio of total long
term liability to total asset dan nilai perusahaan dengan menggunakan
proksi price to book value ratio ditemukan tidak mempengaruhi
pengungkapan

sukarela

dalam

laporan

tahunan

perusahaan

manufaktur.
6. Wardani (2012) juga melakukan penelitian dengan menggunakan 79
sampel perusahaan sektor rill yang terdaftar di BEI tahun 2009.
Penelitian ini menganalisis apakah ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, porsi kepemilikan saham, umur perusahaan, dan likuiditas
berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh
teradap luas pengungkapan sukarela, namun umur perusahaan,
leverage, porsi kepemilikan saham, dan likuiditas berpengaruh secara

Universitas Sumatera Utara

negatif teradap luas pengungkapan sukarela, sedangkan leverage, porsi
kepemilikan saham, dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan sukarela.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No

Nama/Tahun

Judul Penelitian

Sweiti dan

Critical Factors

Variabel Independen :

Penelitian ini

Attayah

Influencing

 Komite audit

menunjukkan bahwa

(2013)

Voluntary

1.

Disclosure: The

Variabel Penelitian

 Pemegang saham

 Ukuran perusahaan

komite audit,
banyaknya jumlah
pemegang saham,

Palestine
Exchange PEX

Hasil Penelitian

Variabel Dependen :

dan ukuran

 Tingkat

perusahaan

pengungkapan

berpengaruh

sukarela

terhadap luas
pengungkapan

Universitas Sumatera Utara

sukarela.
Meridee dan

Corporate

Variabel Independen :

Besarnya ukuran

Bruce

Governance;

 Ukuran perusahaan

perusahaan, tingkat

(2002)

Factors

2.

 Leverage

Influencing

 Pendapatan

Voluntary

perusahaan

leverage, dan
pendapatan yang
diperoleh
perusahaaan

Disclosure by
Publicly Traded

Variabel Dependen:

berpengaruh postif

Canadian Firms

 Tingkat

terhadap luas

pengungkapan

pengungkapan

sukarela

sukarela.

Ahmet dan

Voluntary

Variabel Independen :

Ukuran perusahaan,

Serife

Disclosure in

 Ukuran perusahaan

tingkat leverage

(2007)

Turkey: A Study

3.

on Firms Listed
in Istanbul Stock
Exchange (ISE)

 Leverage

perusahaan, tipe

 Tipe auditor

auditor, struktur

 Struktur

kepemilikan, dan

kepemilikan

profitabilitas

 Profitabilitas

berpengaruh
terhadap luas

Variabel Dependen:

pengungkapan

 Tingkat

sukarela.

Universitas Sumatera Utara

pengungkapan
sukarela
Boesso dan

Drivers of

Variabel Independen :

Ukuran perusahaan

Kumar

Corporate

 Ukuran perusahaan

dan sektor

(2005)

Voluntary

4.

 Sektor Perusahaan

perusahaan
berpengaruh

Disclosure
Variabel Dependen:

signifikan terhadap

 Tingkat

pengungkapan

pengungkapan

sukarela yang

sukarela

disediakan oleh
perusahaan.

Ginting

Analisis Faktor-

Variabel Independen :

Profitabilitas dan

(2012)

Faktor yang

 Profitabilitas

ukuran perusahaan

5.

Mempengaruhi
Tingkat
Pengungkapan

 Leverage

mempengaruhi

 Ukuran perusahaan
 Nilai perusahaan

Sukarela dalam

tingkat pengungkapan
sukarela dalam
laporan tahunan

Laporan

Variabel Dependen:

perusahaan

Tahunan

 Tingkat

manufaktur secara

Perusahaan

pengungkapan

positif dan signifikan.

Manufaktur di

sukarela

Sedangkan leverage

Universitas Sumatera Utara

Indonesia

dan nilai perusahaan
ditemukan tidak
mempengaruhi
pengungkapan
sukarela dalam
laporan tahunan
perusahaan
manufaktur.

Wardani

Faktor-Faktor

Variabel Independen :

Ukuran perusahaan

(2012)

yang

 Profitabilitas

dan profitabilitas

6.

Mempengaruhi
Luas
Pengungkapan

 Leverage

berpengaruh secara

 Ukuran perusahaan
 Likuiditas

positif teradap luas
pengungkapan

Sukarela

sukarela sedangkan
Variabel Dependen:

leverage, dan

 Tingkat

likuiditas tidak

pengungkapan

berpengaruh teradap

sukarela

luas pengungkapan
sukarela.

2.5 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara

Pada bagian ini akan djielaskan kerangka konseptual penelitian yang
menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Beberapa

penelitian

mengenai

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan telah dilakukan, baik
dalam Indonesia maupun di luar negeri.
Dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela. Adapun faktor-faktor yang
akan diteliti terdiri dari 7 faktor, yakni nilai perusahaan yang dihitung
dengan price to book value (PBV), leverage, ukuran perusahaan yang
dihitung dengan logaritma total aset perusahaan, profitabilitas dengan
menggunakan return on equity (ROE), persentase kepemilikan publik,
likuiditas yang diukur dengan membagi total aset terhadap total equity, dan
tipe auditor perusahaan.
Variabel nilai perusahaan yang diukur menggunakan proksi price to
book value (PBV) memiliki korelasi positif terhadap indeks pengungkapan
sukarela. Menurut teori sinyal dimana perusahaan akan memberi sinyal
positif kepada para investor berupa reputasi perusahaan yang baik, salah
satunya jika suatu perusahaan memiliki tingkat harga saham yang rendah,
maka perusahaan tersebut akan berusaha menjaga reputasinya dengan cara
mengungkapkan

informasi

sukarela

sehingga

perusahaan

dapat

memberikan sinyal pada pasar mengenai ketidakakuratan pasar dalam
menilai perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Variabel

leverage

memiiki

korelasi

positif

terhadap

indeks

pengungkapan sukarela. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat hutang
maka semakin tinggi tingkat informasi yang diungkapkan pihak perusahaan
guna meningkatkan kepercayaan kreditor dalam memberikan pinjaman
kepada perusahaan tersebut. Variabel ukuran perusahaan memiliki korelasi
positif dengan indeks pengungkapan sukarela dikarenakan semakin besar
perusahaan maka semakin besar pula kecenderungan perusahaan untuk
melakukan pengungkapan sukarela. Perusahaan besar cenderung lebih luas
memberikan informasi yang ada di perusahaan tersebut kepada para
pemangku kepentingan.
Variabel profitabilitas menggambarkan kinerja perusahaan tersebut
dalam memperoleh keuntungan. Ketika perusahaan memiliki kinerja yang
baik, maka perusahaan akan mengungkapkan informasi yang lebih banyak
mengenai perusahaan tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa profitabilitas
mempengaruhi indeks pengungkapan sukarela. Varibel kepemilikan saham
oleh publik memberikan arti bahwa publik ikut ambil bagian dalam memiliki
perusahaan tersebut. Semakin banyak kepemilikan saham yang dimiliki
publik, maka perusahaan kemungkinan akan melakukan pengungkapan
yang lebih luas untuk menjaga kepercayaan masyarakat akan perusahaan
tersebut. Maka dari itu, kepemilikan saham publik berpengaruh positif
terhadap luas pengungkapan sukarela.

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan dengan kinerja yang baik akan cenderung untuk
menambah informasi mengenai perusahaan tersebut untuk diketahui oleh
pemangku kepentingan. Salah satu indicator kinerja perusahaan yang baik
adalah dilihat dari likuditas perusahaan tersebut. Perusahaan dengan
kinerja yang baik akan lebih luas mengungkapkan informasi perusahaannya
sehingga dengan demikian likuditas perusahaan berpengaruh positif
terhadap luas pengungkapan sukarela. Auditor ekstenal adalah bagian yang
penting dalam menjaga laporan keuangan agar tetap memenuhi prinsip
transparansi. Audit eksternal dalam hal ini dibagi menjadi kelompok KAP big
four dan KAP nonbig four. KAP yang termasuk dalam big four dianggap
memiliki pengalaman dan kemampuan yang lebih daripada non-big four
sehingga akan mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela laporan
keuangan perusahaaan.
Maka kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Nilai perusahaan (X1)
Leverage (X2)

Ukuran perusahaan (X3)
Pengungkapan
Sukarela (Y)

Profitabilitas (X4)
Persentase saham publik (X5)

Likuiditas (X6)
Tipe Auditor (X7)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah :
: Nilai perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas,
persentase kepemilikan publik, likuiditas, dan tipe auditor berpengaruh
secara positif terhadap tingkat pengungkapan sukarela perusah

Universitas Sumatera Utara