Bab I Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Air adalah sumber daya yang sangat besar di bumi ini. Hampir dua per tiga

bumi ini ditutupi oleh air, sehingga air merupakan aspek yang sangat penting di
bumi ini.
Kurang lebih delapan puluh persen (± 80 %) tubuh manusia terdiri dari air.
Bahkan aktivitas kita sehari-hari berhubungan dengan air, seperti minum, mandi,
masak, mencuci, dan lain sebagainya.
Seiring dengan perkembangan zaman, baik kemajuan pembangunan dan
bertambahnya populasi penduduk, menyebabkan kebutuhan air semakin
meningkat. Semakin mengingkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan
air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Seperti yang
disampaikan Jacques Diouf, Direktur Jendral Organisasi Pangan dan Pertanian
Dunia (FAO), saat ini penggunaan air di dunia naik dua kali lipat lebih
dibandingkan dengan seabad silam, namun ketersediaannya justru menurun.
Akibatnya, terjadi kelangkaan air yang harus ditanggung oleh lebih dari 40 %

penduduk bumi; (Oganisasi pangan dan pertanian dunia).
Disamping bertambahnya populasi manusia, kerusakan lingkungan
merupakan salah satu penyabab berkurangya sumber air bersih. Abrasi pantai
menyebabkan rembesan air laut ke daratan, yang pada akhirnya akan
mengontaminasi sumber air bersih yang ada di bawah permukaan tanah.
Pembuangan sampah yang sembarangan di badan sungai juga menyebabkan air
sungai menjadi kotor dan tidak sehat untuk digunakan.
Di Indonesia sendiri diperkirakan 60 % sungainya, terutama di Sumatera,
Jawa, Bali, dan Sulawesi, tercemar berbagai limbah, mulai dari bahan organik
hingga bakteri coliform dan fecal coli penyebab diare. Menurut data Departemen
Kesehatan tahun 2002 terjadi 5.789 kasus diare yang menyebabkan 94 orang
meninggal. Pembabatan hutan dan penebangan pohon yang mengurangi daya

I-1

PENDAHULUAN

I-2

resap tanah terhadap air, turut serta pula dalam menambah berkurangnya asupan

air bersih ini. Selain itu pendistribusian air yang tidak merata juga ikut andil
dalam permasalahan ini.
Penyediaan air bersih di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala
yang kompleks, mulai dari kelembagaan, teknologi, anggaran, pencemaran
maupun sikap dari masyarakat. Pengelolaan air bersih ini berpacu dengan
pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat serta perkembangan wilayah dan
industri yang cepat. Krisis ekonomi di Indonesia yang sudah berlangsung sejak
tahun 1997 juga ikut mengancam pasokan air bersih.
Seretnya dana dan membengkaknya biaya operasional ternyata sangat
berpengaruh terhadap kegiatan operasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
sebagai pengelola air minum. Hal ini tentu saja akan menyulitkan PDAM untuk
melakukan penelitian maupun pengembangan dalam rangka mengadaptasi
teknologi baru yang sesuai untuk mengantisipasi perubahan kualitas maupun
kuantitas air baku yang terus menerus merosot akhir-akhir ini.
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya air
dimana ketersediaan air mencapai 15.500 meter kubik per kapita per tahun, masih
jauh di atas ketersediaan rata-rata di dunia yang hanya 8000 meter kubik per
tahun. Meskipun begitu, Indonesia masih saja mengalami kelangkaan air bersih.
Sekitar 119 juta rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih.
Adapun yang memiliki akses sebagian besar mendapatkan air bersih dari penyalur

air, usaha air secara komunitas serta sumur air dalam.
Kondisi ini ironis mengingat Indonesia termasuk kedalam 10 negara kaya
akan sumber air tawar. Menurut Laporan kelompok kerja Air Minum dan
penyehatan Lingkungan Indonesia, ketersediaan air di Pulau Jawa hanya 1.750
meter kubik per kapita per tahun pada tahun 2.000, dan akan terus menurun
hingga 1.200 meter kubik per kapitan per tahun pada tahun 2020. Jauh dari
standar minimal yaitu 2.000 meter kubik per kapita per tahun.
Penyebab air bersih bagi masyarakat erat kaitannya dengan kualitas
pembangunan manusia, dan hubungan dengan tingkat kesehatan masyarakat serta
secara tidak langsung dampkanya dengan pertumbuhan ekonomi. Kendala
pengelolaan sumber daya air yang buruk yang berdampak pada kemampuan
DEDDY PRASETYO/113050006/PBPAM/SITI NURHASANAH/2014

PENDAHULUAN

I-3

masyarakat menengah kebawah tidak mempunyai terhadap akses air bersih
ataupun akses terhadap air bersih. Masyarakat menengah kebawah bahkan harus
membayr jauh lebih mahal guna mendapatkan air bersih tersebut sehingga banyak

dari mereka yang tidaak sanggup membayar, harus menggunakan air yang tidak
bersih.
Berbagai masalah yang dihadapi di Indonesia dalam pengelolaan sumber
daya air yang buruk menempatkan Indonesia pada posisi bawah dalam Millenuim
Development Goals (MDGs). Laporan Program Pembangunan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme) tentang MDGs bulan
maret tahun 2013, menyebutkan Indonesia berada pada posisi ke-121, diposisi
bawah ada negara tetangga Vietnam, Laos, Cambodia, Timor leste, dan Myanmar,
Pada tahun 2008 Indonesia hanya mampu melayani 80% kebutuhan air minum.
Kepadatan penduduk 6-7% per tahun mengharuskan pemerintah
meningkatkan akses untuk

penyediaan air bersih/minum demi tercapainya

MDGs. Untuk mendukung program Pemerintah pusat Indonesia dan Dunia
melalui MDGs, Pemerintah kota Bengkulu melakukan pengembangan sistem air
minum kota.
Oleh karena itu perlu dibuat sistem penyediaan air minum yang memadai
dan memenuhi persyaratan dari segi :
1. kualitas yakni air harus aman, higienis, dan dapat diminum.

2. kuantitas yakni air harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup.
3. ekonomis yakni biaya penyediaan harus seekonomis mungkin.
Mengenai persyaratan kualitas air minum diatur dalam peraturan menteri
kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002. Demikian pula menggunakan standar
kualitas untuk air minum sesuai dengan peraturan tersebut.
1.2

Maksud dan Tujuan
Maksud dari pengerjaan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata

kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum (EV-603) pada jurusan
Teknik Lingkungan di Universitas Pasundan Bandung.

DEDDY PRASETYO/113050006/PBPAM/SITI NURHASANAH/2014

PENDAHULUAN

I-4

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :



Memahami tahapan dalam merencanakan suatu sistem pengolahan air
minum.



Mampu melakukan perhitungan rinci untuk setiap unit pengolahan dan
menuangkannya dalam bentuk gambar teknik yang baik dan benar.



Menentukan kriteria desain untuk setiap unit pengolahan dan
perhitungan detail dimensi dari setiap unit pengolahan fisik dan kimia.



Menggambar denah, potongan dan detail desain unit pengolahan air
minum.


1.3

Ruang Lingkup
Dalam pembuatan tugas ini terdapat beberapa pembahasan sesuai petunjuk

umum yang diberikan oleh assisten yakni sebagai berikut :


Mengevaluasi karakteristik air baku yang akan diolah pada instalasi dan
menghitung bebat atau efisiensi pengolahan instalasi yang diperlukan
dengan cara membandingkan parameter air baku terhadap standar baku
mutu air minum.



Menyusun diagram alir untuk beberapa alternatif sistem pengolahan air
baku (dari intake hingga pengolahan akhir). Serta memilih alternatif yang
paling tepat disertai pertimbangan – pertimbangannya.




Layout bangunan pengolah air minum (tanpa skala)



Profil hidrolis unit –unit pengolahan yang akan direncanakan (tanpa skala)



Membuat rencana anggaran biaya untuk BPAM yang diusulkan

DEDDY PRASETYO/113050006/PBPAM/SITI NURHASANAH/2014

PENDAHULUAN
1.4

I-5

Sistematika Pembahasan
Adapun


sistematika

penulisan

Laporan

Perencanaan

Bangunan

Pengolahan Air Minum (PBPAM) adalah:
BAB I

PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
rencana kerja dan sistematika penulisan.

BAB II


TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan mengenai deskripsi umum, bangunan pengolahan air
minum yang termasuk unit operasi yang berisikan mengenai
intake, screen, prsedimentasi, sedimentasi, filtrasi, flokulasi, dan
reservoir dan bangunan pengolahan air minum yang termasuk unit
proses yang berisikan mengenai transfer gas, koagulasi, biological
action, desinfeksi, netralisasi, dan pertukaran ion.

BAB III

ANALISA KUALITAS AIR BAKU DAN ALTERNATIF
PENGOLAHAN
Berisikan mengenai deskripsi umum, kualitas air minum yang
berisikan mengenai standar kualitas air yang digunakan dan analisa
terhadap parameter standar kualitas air minum (analisa terhadap
parameter fisik, kimia, dan bakteriologi), analisa terhadap air baku
yang berisikan mengenai perbandingan analisa kualitas air baku
dengan standar kualitas air minum dan analisa parameter yang
perlu diolah, alternatif pengolahan yang berisikan mengenai
pertimbangan dalam penyusunan alternative pengolahan dan

alternatif pengolahan,

BAB IV

PERHITUNGAN DESAIN TEKNIS
Berisikan deskripsi umum dan perhitungan desain teknis yang
berisikan mengenai intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi,
filtrasi, desinfeksi, reservoir.

BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
Berisikan mengenai deskripsi umum dan rencana anggaran biaya

DEDDY PRASETYO/113050006/PBPAM/SITI NURHASANAH/2014

PENDAHULUAN
BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIK (SPEKTEK)
Berisikan mengenai Spesifikasi teknik

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DEDDY PRASETYO/113050006/PBPAM/SITI NURHASANAH/2014

I-6