PERDA IZIN USAHA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
NOMOR 42 TAHUN 2003
TENTANG
RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH
Menimbang : a. bahwa kegiatan usaha jasa konstruksi mempunyai peranan strategis
dalam pembangunan sehingga perlu adanya pembinaan terhadap
penyediaan usaha jasa konstruksi;
b. bahwa penerbitan Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional merupakan
Kewenangan Pemerintah Walikota Prabumulih;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan b perlu menetapkan Peraturan Derah tentang Retribusi Izin
Usaha Jasa Konstruksi;
Mengingat :

1. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
Negara
Republik
Indonesia
Tahun

1992
Nomor
49,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3832);
3. Undang-undanng Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran
Masyarakat dan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3953);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor
);
8.
Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presidan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 70);
9. Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 30 Tahun 2003 tentang
Pembentukkan Organisasi Dinas Daerah Kota Prabumulih ( Lembaran
Daerah Kota Prabumulih Tahun 2003 Nomor 42 );

2

Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA PRABUMULIH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA
JASA KONSTRUKSI NASIONAL
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih.
2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih.
3. Walikota adalah Walikota Prabumulih.
4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Prabumulih.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Prabumulih
6. Dinas adalah Dinas yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan
fungsi pengelolaan Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional di Kota Prabumulih.
7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas yang bertanggung jawab dalam melaksanakan

tugas dan fungsi pengelolaan Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional di Kota
Prabumulih.
8. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan Hukum yang dimaksudkan untuk
Pembinaan, Pengawasan, dan Pengendalian terhadap Kegiatan Usaha Jasa
Konstruksi.
9. Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional adalah izin yang diperlukan bagi perusahaan
jasa konstruksi, untuk dapat melaksanakan kegiatan dibidang jasa konstruksi yang
diberikan oleh Walikota Prabumulih.
10. Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional adalah Pembayaran atas pemberian
izin kepada orang pribadi atau badan atas penerbitan izin yang diberikan.
11. Lembaga adalah Organisasi sebagaimana tertuang dalam Undang-undang nomor
18 Tahun 1999.
12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan
Perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi.
13. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah
Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah Retribusi yang terhutang.
14. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan
mengelola data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan

pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah berdasarkan Peraturan Perundangundangan Retribusi.
15. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan
yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat
disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti itu membuat terang
tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan
tersangka.
16. Kas Daerah adalah Kas Daerah Pemerintah Kota Prabumulih.

3

BAB II
PERIZINAN
Pasal 2
(1) Setiap orang atau Badan Hukum yang akan melaksanakan kegiatan di bidang jasa
konstruksi wajib memeliki Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional yang diberikan oleh
Walikota.
(2) Jangka Waktu berlakunya Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional ditetapkan selama
Perusahaan masih menjalankan usahanya dan setiap 1 (satu) tahun wajib mendaftar
ulang.
(3) Permohonan Izin Usaha Konstruksi Nasional diajukan Kepada Walikota melalui

Kepala Dinas.
(4) Syarat-syarat dan tata cara pengajuan izin akan di atur lebih lanjut oleh Walikota.
(5) Setiap Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional di pungut Retribusi.
BAB III
NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 3
Dengan Nama Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional di pungut Retribusi sebagai
pembayaran atas pelayanan pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi.
Pasal 4
Obyek Retribusi adalah Pelayanan Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional
meliputi :
a. Usaha Perencanaan Jasa Konstruksi;
b. Usaha Pelaksanaan Jasa Konstruksi;
c. Usaha Pengawasan Jasa Konstruksi;
Pasal 5
Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang melaksanakan kegiatan
sebagaimana mestinya pada pasal 4.
BAB IV
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 6

Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu.
BAB V
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 7
Tingkat Penggunaan Jasa dihitung berdasarkan pelaksanaan kegiatan Usaha Jasa
Konstruksi dan Klarifikasi Penyedia Jasa Konstruksi.

4

BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8
(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan Kualifikasi Penyedia Usaha Jasa Konstruksi.
(2) Besarnya tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
NO

JENIS PELAYANAN

1.


PEMBUATAN
IUJKN

2.

3.

4.

TARIF
 Retribusi
- Klasifikasi K3
- Klasifikasi K2
- Klasifikasi K1
- Klasifikasi M2
- Klasifikasi M1
- Klasifikasi B

Rp. 200.000,00
Rp. 250.000,00

Rp. 300.000,00
Rp. 450.000,00
Rp. 600.000,00
Rp. 850.000,00

 Retribusi
- Klasifikasi K3
- Klasifikasi K2
- Klasifikasi K1
- Klasifikasi M2
- Klasifikasi M1
- Klasifikasi B

Rp. 175.000,00
Rp. 275.000,00
Rp. 4 25.000,00
Rp. 575.000,00
Rp. 885.000,00
Rp. 1.075.000,00


TELITI ULANG
IUJK

 Retribusi
- Klasifikasi K3
- Klasifikasi K2
- Klasifikasi K1
- Klasifikasi M2
- Klasifikasi M1
- Klasifikasi B

Rp. 150.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 225.000,00
Rp. 350.000,00
Rp. 475.000,00
Rp. 675.000,00

TELITI ULANG
TDTT


 Retribusi
- Klasifikasi K3
- Klasifikasi K2
- Klasifikasi K1
- Klasifikasi M2
- Klasifikasi M1
- Klasifikasi B

Rp. 125.000,00
Rp. 175.000,00
Rp. 275.000,00
Rp. 325.000,00
Rp. 475.000,00
Rp. 575.000,00

PEMBUATAN TDTT
(Tanda Daftar Tenaga
Teknik)

BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi dipungut diwilayah tempat Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional yang diberikan.

5

BAB VIII
PEMUNGUTAN
Pasal 10
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang disamakan.
(2) Pemungutan Retribusi ditugaskan kepada Instansi teknis dengan memberikan tanda
bukti penerimaan dari Dinas Pendapatan Daerah.
(3) Kepada Instansi pemungut diberikan insentif sebesar 5 % (lima persen).
(4) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud ayat (3) akan diatur lebih lanjut oleh
Walikota.
(5) Selambat-lambatnya 1 (satu) hari sesudah penerimaan semua hasil uang Retribusi
disetorkan oleh Bendaharawan khusus penerima ke Kas Daerah dengan mengirimkan
tembusan bukti setor kepada Dinas Pekerjaan Umum.
BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 11
Dinas yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan Izin
Usaha Jasa Konstruksi sebagai Pembina dan Penanggung Jawab secara teknis serta
sebagai Pengelola Pungutan Retribusi Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional.
BAB X
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 12
(1) Setiap 1 (satu) tahun sekali Perusahaan Usaha Jasa Konstruksi Nasional wajib
mendaftar ulang.
(2) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat waktu atau kurang membayar atau
tidak mendaftar ulang dikenakan sanksi administrasi sebesar 2 % (dua persen) setiap
bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang membayar yang ditagih dengan
menggunakan Surat Tagihan Daerah.
BAB XI
KERINGANAN, PENGURANGAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 13
(1) Walikota dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi
setelah mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(2) Pemberian keringanan, pengurangan dan pembebasan retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi.
BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 14
(1) Pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan selamalamanya 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00 (Lima juta
rupiah).
(2) Tindak Pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelangaran.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor ke Kas Daerah.

6

BAB XIII
PENYIDIKAN
Pasal 15
(1)

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberikan
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Penyidikan Tindak Pidana
dibidang Retribusi Daerah.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan Tindak Pidana Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan
tersebut menjadi lengkap dan jelas.
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
Pidana Retribusi Daerah.
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan
dengan tindak Pidana dibidang Retribusi Daerah.
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah.
e. Melakukan Pengeledahan, untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap
bahan bukti tersebut.
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka Pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana dibidang Retribusi Daerah.
g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang
dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf c.
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang retribusi
daerah.
i. Memanggil orang untuk di dengar keterangannya dan di periksa sebagai tersangka
atau saksi.
j. Menghentikan penyidikan.
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran Penyidikan Tindak Pidana
bidang Retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya
penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai
dengan ketentuan yang di atur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Hal-hal yang belum di atur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan di atur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota.

7

Pasal 17
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.

Ditetapkan di Prabumulih
pada tanggal 12 Desember 2003
WALIKOTA PRABUMULIH

RACHMAN DJALILI
Diundangkan di Prabumulih
pada tanggal 9 Februari 2004
SEKRETARIS DAERAH KOTA
PRABUMULIH

ABDUL LATIEF MENDIWO

LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI C