kegiatan_2601409052_1360640192.docx 29.52KB 2013-07-11 22:10:08

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
KOMISI PEMILIHAN UMUM KETUA HIMA BSJ 2011
Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa FBS UNNES

Undang-Undang Pemilihan Umum HIMA BSJ
Universitas Negeri Semarang
Tahun 2011
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1.

Pemilihan Umum Ketua HIMA adalah sarana pelaksanaan demokrasi mahasiswa
jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang berupa pemberian suara mahasiswa secara langsung
untuk memilih ketua HIMA BSJ Fakultas Bahasa dan Seni UNNES.

2.

Pemilih adalah mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Bahasa dan Seni
UNNES yang masih aktif, terdaftar dan masih mengisi KRS.


3.

Calon ketua HIMA BSJ adalah mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang
dicalonkan oleh kelas dan atau mencalonkan diri untuk menjadi ketua Hima BSJ.

4.

HIMA BSJ adalah penanggung jawab penyelenggaraan Pemilu Ketua Hima BSJ.

5.

Komisi Pemilihan Umum yang selanjutnya disingkat KPU adalah lembaga
independent yang bertugas dalam penyelenggaraan Pemilu Ketua HIMA BSJ yang
beranggotakan mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa dan dibentuk oleh HIMA BSJ.

6.

Panitia Pengawas Pemilu Ketua HIMA BSJ yang selanjutnya disebut Panwaslu adalah
lembaga independent yang beranggotakan mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa

yang mendaftarkan diri baik secara perorangan atau kelompok secara resmi kepada KPU
dan bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan Ketua HIMA BSJ.

7.

Panitia Penyelenggara Pemilihan Ketua HIMA BSJ adalah panitia yang dibentuk oleh
KPU yang beranggotakan mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang bertugas
dalam penyelenggaraan Pemilu Ketua HIMA BSJ.

BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Pemilihan ketua HIMA BSJ bertujuan untuk memilih ketua HIMA BSJ secara
demokratis, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam rangka perwujudan
pelaksanaan demokrasi mahasiswa.

BAB III
AZAS
Pasal 3
Penyelenggaraan pemilihan ketua HIMA BSJ didasarkan atas azas-azas sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Langsung, yaitu setiap mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang mempunyai
hak pilih dapat memberikan suaranya secara langsung pada saat pemilihan ketua HIMA
BSJ.
Umum, yaitu berlaku bagi seluruh mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa.
Bebas, yaitu setiap mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa bebas dalam memilih
ketua HIMA BSJ tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun.
Rahasia, yaitu setiap mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang mempunyai
hak pilih dijamin kerahasiaannya dalam menyalurkan aspirasi politiknya dalam pemilu
ketua HIMA BSJ
Jujur, yaitu penyelenggaraan pemilu ketua HIMA BSJ dilandasi oleh semangat
kejujuran dengan menjunjung tinggi prinsip akuntabilitas.
Adil, yaitu penyelenggaraan pemilu ketua HIMA BSJ dilandasi oleh semangat
keadilan untuk memberikan kesempatan yang sama dan proporsional kepada semua

komponen mahasiswa yang terlibat dan ikut serta dalam pemilihan umum ketua HIMA
BSJ
BAB IV
SISTEM PEMILU HIMA BSJ
Pasal 4

1.

Pemilu ketua HIMA BSJ menggunakan sistem proporsional, yaitu setiap mahasiswa
memiliki satu hak suara.
2.
Setiap mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang memiliki hak suara harus
memilih secara langsung dan tidak boleh diwakilkan

BAB V
PENYELENGGARAAN

Pasal 5

1.

2.

Penanggungjawab adalah Hima BSJ
Penyelenggaraan pemilu ketua Hima BSJ dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum
yang independent, bebas, dan mandiri.
3.
Pelaksanaan pemilu Ketua Hima BSJ dilaksanakan oleh PPU dan bertanggungjawab
penuh kepada KPU
Pasal 6

1. KPU dibentuk oleh Hima BSJ dalam rapat koordinasi
2. Keanggotaan KPU terdiri dari maksimal 14 orang yang berasal dari mahasiswa
jurusan Bahasa dan Sastra Jawa.
3. KPU terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa devisioner.
4. Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota KPU dipilih secara demokratis dari dan
oleh anggota KPU dalam rapat koordinasi Hima BSJ tentang pembentukan KPU
5. Masa kerja KPU sampai dilantiknya ketua Hima BSJ yang baru
6. Tata kerja KPU disusun dan ditetapkan oleh KPU
Pasal 7
Dalam kondisi dan keadaan tertentu, dimana KPU tidak dapat melaksanakan tugas

dan kewajibannya, KPU dapat dibubarkan setelah mendapat persetujuan dari ketua Hima
BSJ. Dan selanjutnya wewenang dikembalikan kepada lembaga yang berwenang atas
pelaksanaan pemilu

Pasal 8
Dalam pelaksanaan pemilu, KPU mempunyai tugas dan wewenag sebagai berikut:
1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilu Ketua Hima BSJ
2. Berkoordinasi dengan ketua Hima BSJ untuk membentuk Panitia Pemilihan Pemilu
dan mengkoordinasikan kegiatan pemilu
3. Mengumpulkan dan mensistematisasikan bahan-bahan dan data hasil pemilu
4. Membuat tahapan-tahapan pelaksanaan pemilu

5. Menetapkan hasil Pemilu Ketua Hima BSJ dan mengumumkannya kepada public
mahasiswa
Pasal 9

1. PPUdibentuk oleh KPU dalam rapat perdana pembentukan PPU
2. Kenggotaan PPU terdiri dari maksimal 18 orang yang berasal dari mahasiswa jurusan
Bahasa dan Sastra Jawa.
3. PPU terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan anggota

4. Ketua dan seksi pelaksana dipilih secara demokratis dari dan oleh anggota PPU dalam
rapat perdana pembentukan PPU
5. Masa kerja PPU sampai terpilihnya ketua Hima BSJ yang baru
Pasal 10

Dalam melaksanakan pemilu, PPU mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1. Mempersiapkan dan melaksanakan Pemilu Ketua Hima BSJ berdasarkan UU, Juklak,
dan Juknis yang ditetapkan oleh KPU
2. Melakukan koordinasi dengan KPU dalam pelaksanaan Pemilu Ketua Hima BSJ
3. Mengumpulkan dan mensistematiskan bahan-bahan dan data hasil pemilu
4. Bertanggungjawab penuh kepada KPU atas pelaksanaan Pemilu Hima BSJ
BAB VI
PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMILU

Pasal 11

1. Dalam rangka pengawasan pemilu dibentuk Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang
selanjutnya disebut Panwaslu.
2. Panwaslu dibentuk oleh KPU sejumlah minimal 3 orang atau sesuai dengan
kebutuhan.

Pasal 12

Lembaga Panwaslu dapat melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pemilu
dengan mematuhi peraturan yang berlaku yang telah dibuat oleh KPU

Pasal 13

Dalam melaksanakan pemilu, panwaslu mempunyai hak dan kewajiban sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Mengawasi proses jalannya penyelenggaraan pemilu
Mendapatkan informasi dari KPU
Berada di TPS pada hari pelaksanaan pemilu
Mengawasi jalannya pemilu dan penghitungan suara
Melaksanakan ketentuan-ketentuan tentang tata cara pengawasan pemilu berdasarkan

kesepakatan yang ditetapkan bersama oleh Panwaslu
BAB VII
HAK PEMILIH, DIPILIH DAN PENCALONAN

Pasal 14

Setiap mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Jawa yang masih aktif dan terdaftar serta
masih mengisi KRS mempunyai hak dipilih dan memilih.

Pasal 15

1. Untuk pencalonan ketua Hima Bahasa dan Sastra Jawa, calon wajib menyerahkan:
a.
Surat pernyataan kesediaan menjadi calon ketua Hima BSJ
b.
Curriculum Vitae
c.
Fotokopi KTM sebanyak 30 lmbar.
2. Penelitian terhadap kelengkapan dan penetapan keabsahan data sebagaimana
disebutkan pada ayat (1) dilakukan oleh KPU

3. Apabila calon ditolak karena tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) penolakannya dilakukan secara tertulis kepada yang
bersangkutan disertai alasan-alasan yang jelas dan kepadanya diberi kesempatan
untuk melengkapi persyaratan
Pasal 16

1. Nama calon yang memenuhi persyaratan disusun dalam daftar calon ketua Hima BSJ
2. Tata cara dan waktu pencalonan ketua Hima BSJ diatur oleh KPU
BAB VIII
KAMPANYE DAN MASA TENGGANG

Pasal 17

1. Dalam pemilu Ketua Hima BSJ dilakukan kampanye yang berupa kampanye tertulis
dan kampanye dialogis.
2. Dalam kampanye dialogis sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) mahasiswa
jurusan Bahasa dan Sastra Jawa diberi kesempatan dan kebebasan untuk
menghadirinya.
3. Pelaksanaan kegiatan kampanye dalam pemilu Ketua Hima BSJ dilakukan pada :
a. Kampanye tertulis dilakukan pada tanggal 7-8 Maret 2011..

b. Kampanye dialogis dilakukan pada tanggal 8 maret 2011.
4. Tema kampanye dalam pemilu Ketua Hima BSJ adalah Visi, Misi dan dan Program
Kerja calon yang disampaikan oleh calon ketua Hima BSJ.
Pasal 18
1. Didalam kampanye dilarang :
a. Melakukan kampanye negatif dengan menghina dan melecehkan seseorang, agama,
suku, ras, ideologi, suatu golongan atau calon lainnya.
b. Menghasut dan mengadu domba kelompok-kelompok mahasiswa
c. Mengganggu ketertiban umum
d. Melakukan kekerasan kepada seseorang atau calon lainnya
e. Menggangu aktifitas kampanye kandidat lain
f. Melalukan tindakan-tindakan yang melanggar tata susila dan norma-norma yang
berlaku di masyarakat
2. Pengurangan jumlah suara sebanyak 15 suara bagi calon yang melanggar ketentuan batas waktu
kampanye.

3. Apabila seseorang calon atau golongannya terbukti melanggar pasal yang sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 pasal 18 diatas akan di gugurkan oleh KPU dan PPU dengan berbagai pertimbangan

Pasal 19
1.

Dalam pemilu Ketua Hima BSJ terdapat masa tenang yaitu;
a.

Masa tenang adalah masa dimana tidak ada kampanye dalam bentuk apapun.

b.

Masa tenang diadakan pada tanggal 9 Maret 2011

BAB IX
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
Pasal 20

Pemungutan suara dilaksanakan serentak di jurusan Bahasa dan Sastra Jawa pada
waktu yang telah ditentukan oleh KPU, yaitu tanggal 9 Desember 2011 pukul 16.00 WIB
-selesai.

Pasal 21
Tempat-tempat pemungutan suara dan jumlah TPS ditentukan oleh KPU sehingga
pemungutan suara dapat dilaksanakan secara lancar.
Pasal 22
1. Untuk pemungutan suara dibuat surat suara oleh KPU.
2. Pemberian dan pemungutan suara dilakukan dengan cara-cara yang telah ditentukan oleh KPU.

Pasal 23
1. Surat suara dinyatakan sah apabila menggunakan surat suara yang telah ditandai oleh KPU.
2. Ketentuan lebih lanjut tentang sah atau tidaknya suara pada kertas suara ditetapkan oleh KPU.

Pasal 24
1. Pemilih yang telah memberikan suara di TPS oleh panitia TPS tersebut diberi tanda
khusus atau tanda lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Tindakan khusus yang dimaksud dalam ayat 1 ditentukan oleh KPU.

Pasal 25
1. Segera setelah pemungutan berakhir diadakan penghitungan suara oleh PPU yang berada
di lantai 1 gedung B1.
2. Saksi dari calon ketua Hima BSJ,, para peserta pemilihan umum Hima BSJ dan para mahasiswa
jurusan Bahasa dan Sastra Jawa berhak hadir untuk menyaksikan dan mengikuti jalannya
penghitungan suara.
3. Saksi calon, para peserta Pemilu Ketua Hima BSJ, dan para mahasiswa lainnya yang
menyaksikan jalannya penghitungan suara dapat mengajukan keberatan apabila ada hal-hal yang
tidak sesuai dengan perhitungan.

Jika keberatan yang diajukan sebagaimana dalam ayat 3 diterima, panitia seketika itu juga
mengadakan klarifikasi
Pasal 26
Segera setelah selesai perhitungan, KPU membuat berita acara dan lembar hasil
perhitungan suara yang ditandatangani oleh perwakilan KPU, perwakilan PPU, calon,
perwakilan Panwaslu, dan saksi dari pihak calon.
Pasal 27
Keberatan yang diajukan oleh saksi dari calon ketua Hima BSJ terhadap jalannya
penghitungan suara sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat 3 dan 4, tidak mengganggu
atau menghalangi proses pelaksanaan Pemilu.
Pasal 28
Format berita acara dan lembar hasil perhitungan suara sebagaimana dimaksud dalam
pasal 23 ayat (1) dan (2) ditetapkan oleh KPU.

Pasal 29
1. Berdasarkan tabulasi hasil perhitungan suara yang disampaikan oleh PPU, KPU
menetapkan hasil perhitungan suara.
2. Penetapan keseluruhan hasil perhitungan suara yang dimaksud dalam pasal 26 ayat (1)
dituangkan dalam berita acara dan lembar hasil perhitungan suara yang ditandatangani
oleh sekurang-kurangnya 2/3 anggota KPU.
3. Format berita acara dan lembar hasil perhitungan suara yang dimaksud dalam pasal 26
ayat (2) ditetapkan oleh KPU.
.
Pasal 30
Dilarang melakukan kampanye dalam bentuk apapun pada hari pemungutan suara.

BAB X
PENETAPAN HASIL PENGHITUNGAN SUARA
Pasal 31
Penetapan keseluruhan hasil perhitungan suara untuk Ketua Hima BSJ dilakukan oleh
Komisi Pemilihan Umum.
Pasal 32
Pengumuman dan pemberitahuan hasil Pemilihan Umum Ketua Hima BSJ terpilih
dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum.

BAB XI
KETENTUAN LAIN - LAIN
Pasal 33
Apabila terjadi kekeliruan atas perhitungan
mengadakan pemungutan suara ulang.

hasil suara, maka KPU berhak

Pasal 34
Pelaksanaan pemungutan suara ulang atau susulan sebagaimana dimaksud pada pasal
31 dilakukan selambat-lambatnya 7 hari sejak hari pemungutan suara. apabila terjadi
pemungutan suara ulang dilaksanakan tanggal 14 Maret 2011.
Pasal 35
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Undang-Undang ini akan diatur kemudian sesuai
dengan kebutuhan.
2. Undang-Undang ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal :
Tempat

:

Dokumen yang terkait