MAKALAH MPKTB TANGGUNG JAWAB KITA SEBAGA

HALAMAN MUKA
MAKALAH MPKTB
TANGGUNG JAWAB KITA SEBAGAI MANAJER ALAM

Oleh Home Group 2:
Andiar Rasheed (1406558872)
Bimo Passopati (1406601744)
Haickel Franklyn (1406557125)
M. Muchid Ariyanto (1406579656)
Mutiara Fadilla P. (1406528882)
Raden IqrafiaA. (1406529834)
Ulfia Nursaadah (1406563815)

Universitas Indonesia
Depok
2014

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.

Dalam makalah ini kami membahas “Tanggung Jawab Kita sebagai Manajer Alam”,
suatu

hal yang sangat penting bagi manusia yang derajatnya lebih tinggi dari

makhluk lain dikarenakan kita dibekali akal yang harus kita gunakan dengan baik
dalam

menjaga dan memanfaatkan alam sebagai tempat kita hidup di Bumi.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah

manajemen alam oleh manusia dan sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah
MPKT-B. Dalam proses pendalaman materi manajemen alam ini, tentunya kami
mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih kami
sampaikan kepada Bapak Tjiong Giok Pin S.si., M.Si serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
dan dapat dijadikan salah satu acuan dalam pembahasan mengenai manajemen alam.
Kami sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu, kami berharap
kritik dan saran dari dosen pembimbing dan pembaca demi perbaikan.


Depok, 17 Oktober 2014

Tim Penulis

ABSTRAK

Makalah ini membahas tentang manusia sebagai manajer alam. Kita sebagai manusia
yang dibekali Tuhan akal pikiran, mempunyai akhlak mulia dan moral harus
melakukan tugas sebagai pengelola sumber daya alam guna memenuhi segala
kebutuhan sehari-hari. Selain melakukan pemanfaatan alam, manusia juga harus
menjaga serta melestarikan alam agar sumber daya alam tidak habis dan dapat
digunakan secara terus-menerus. Manusia diharapkan dapat menjaga keseimbangan
alam yang telah ada. Namun banyak manusia yang memiliki rasa egoisme yang tinggi
sehingga keseimbangan lingkungan sulit tercapai . Oleh karena itu, diperlukan suatu
upaya agar kita bisa menikmati dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada tanpa
harus merusaknya sehingga generasi selanjutnya juga dapat menikmati hasil dari
alam yang kita jaga.
Kata kunci: manusia, lingkungan, pengelolaan, sumber daya alam


DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
ABSTRAK.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH..............................................................1
1.2 PERUMUSAN MASALAH.........................................................................1
1.3 TUJUAN.......................................................................................................2
BAB II ISI...................................................................................................................3
2.1 Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri.....................................................3
2.1.1 Pengertian Hidup Sehat........................................................................3
2.1.2 Upaya Hidup Sehat...............................................................................3
2.2 Kita sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan...............................................4
2.2.1 Pengertian Lingkungan Sehat...............................................................4
2.2.2 Cara Mewujudkan Lingkungan Sehat yang Bebas Penyakit................4
2.3 Kita sebagai Manajer Alam Sekitar...............................................................4
2.3.1 Pengertian dan Fungsi Air....................................................................4
2.3.2 Pengolahan Sampah.............................................................................5

2.4 Kita sebagai Manajer Alam Global...............................................................5
2.4.1 Kesehatan Lingkungan, Polusi, Dan Toksikologi................................5
2.4.2 Pertambahan Penduduk Bumi..............................................................6
2.5 Kita sebagai Manajer Pembangunan.............................................................6
2.5.1 Lingkungan Hemat Energi...................................................................6
2.5.2 Klasifikasi Material..............................................................................6
2.6 Kita sebagai Manajer dalam Penanggulangan Bencana................................7

2.6.1 Bencana Alam.......................................................................................7
2.6.2 Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana............................................8
2.6.3 Jenis-jenis Bencana Alam.....................................................................9
2.6.4 Mitigasi Bencana................................................................................10
2.6.5 Tugas Badan Mitigasi dan Masyarakat..............................................10
BAB III KETERKAITAN MATERI LSPB DENGAN WACANA CL-2................12
3.1

Wacana Cl-2............................................................................................12

3.2


Keterkaitan Materi dengan Wacana........................................................14
3.2.1

Keterkaitan LSPB 1 : Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri....14

3.2.2

Keterkaitan Materi LSPB 2 : Kita sebagai Manajer Kesehatan
Lingkungan......................................................................................14

3.2.3

Keterkaitan LSPB 3 : Kita sebagai Manajer Alam Sekitar.............15

3.2.4

Keterkaitan LSPB 4 : Kita sebagai Manajer Alam Global..............15

3.2.5


Keterkaitan LSPB 5 : Kita sebagai Manajer Pembangunan............15

3.2.6

Keterkaitan LSPB 6 : Kita sebagai Manajer dalam Penanggulangan
Bencana...........................................................................................16

BAB IV PENUTUP..................................................................................................17
4.1 KESIMPULAN...........................................................................................17
4.2 SARAN.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal pikiran, bertugas
dalam menjaga dan mengelola alam tempat hidupnya dengan baik. Dengan kata
lain, manusia adalah manajer alam. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,

manusia memanfaatkan alam sekitarnya dan saling membutuhkan antarmanusia.
Namun, dalam pemanfaatan alam, khususnya di Indonesia, belum berjalan
dengan maksimal. Sebaliknya, alam Indonesia semakin lama semakin rusak
akibat ulah manusia yang egois dan tidak bertanggung jawab. Mulai dari
pembabatan hutan, polusi, perburuan liar, pembukaan lahan dengan cara yang
tidak memperhatikan lingkungan, dan lain sebagainya.
1.2 PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana peranan kita sebagai manajer alam?
2. Apa saja dampak negatif dari kerusakan alam?
3. Apa saja upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kerusakan alam?
4. Bagaimana kaitan pembahasan materi kita sebagai manajer alam degan
wacana CL-2 yang berjudul Mengelola Bumi Indonesia ?

1.3 TUJUAN

a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang peranan kita sebagai
manajer alam
b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak negatf dari
kerusakan alam

c. Memberikan solusi mengenai perbaikan alam yang rusak
d. Memberikan informasi tentang keterkaitan materi dengan wacana CL-2

BAB II

ISI

2.1 Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri
2.1.1 Pengertian Hidup Sehat
Hidup sehat adalah hidup dimana seseorang terbebas dari gangguangangguan yang bersifat fisik maupun non fisik. Hidup sehat dilakukan
dengan menjalani pola hidup sehat sesuai dengan kondisi dan ketentuan
yang berlaku. Hidup sehat akan memengaruhi kondisi diri kita ke
depannya. Apabila seseorang menjaga dan merawat tubuhnya dengan baik,
maka orang tersebut akan sehat rohani dan jasmaninya serta terhindar dari
gangguan-gangguan fisik maupun non-fisik lainnya.
2.1.2 Upaya Hidup Sehat
Terdapat beberapa cara untuk menjalani pola hidup sehat guna
menjaga dan merawat tubuh ;
1. Diet sehat
Diet sehat adalah kegiatan mengurangi asupan makanan yang tidak

dibutuhkan oleh tubuh. Diet sehat dilakukan dengan cara ;
 Menambahkan serat dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Contoh :Buah-buahan dan Sayur-sayuran..
 Menambahkan porsi protein dibanding lemak dan karbohidrat.
Contohnya :Daging, telur, dan ikan

 Variasi makanan
2. Menjaga kebersihan badan
3. Going Green
Going

Green

adalah

upaya

seseorang

untuk


menjaga

dan

menguntungkan lingkungan dengan tujan untuk merawat kelestarian
alam.
2.2 Kita sebagai Manajer Kesehatan Lingkungan
2.2.1 Pengertian Lingkungan Sehat
Lingkungan sehat mempunyai arti lingkungan yang jauh dari kondisi
yang menimbulkan penyakit. Lingkungan yang bersih akan menunjang
terwujudnya hidup sehat. Makna dari lingkungan bersih hidup sehat ialah
Lingkungan yang kita tempati memberikan kesan baik terhadap indra dan
memberikan makna kesehatan.
2.2.2 Cara Mewujudkan Lingkungan Sehat yang Bebas Penyakit
Lingkungan memiliki potensi bahaya yaitu berupa penyakit-penyakit
menular. Untuk menghindari hal tersebut harus diciptakan lingkungan yang
lebih sehat. Salah satu caranaya adalah melakukan intervensi yang tepat
sasaran. Sementara untuk menyehatkan lingkungan hidup manusia
terutama lingkungan fisik dapat dilakukan dengan upaya sanitasi. Sanitasi

berfungsi untuk membendung penyebaran penyakit, membangun kembali
pelayanan dasar dalam komunitas, dan membantu orang-orang kembali ke
aktivitas hariannya. Sanitasi memiliki enam aktivitas inti yaitu manajemen
kualitas air, monitoring suplai air dan sanitasi, pengawasan dan pencegahan
kolera, air dan sanitasi pada keadaan berbeda, manajemen sumber air, dan
beberapa aktivitas lain. Di seluruh dunia, perbaikan kesehatan lingkungan
berhasil mencegah 13 juta kematian setiap tahunnya.

2.3 Kita sebagai Manajer Alam Sekitar
2.3.1 Pengertian dan Fungsi Air
Air merupakan salah satu dari banyaknya kebutuhan untuk
kelangsungan hidup. Fungsi air terbagi menjadi dua, yaitu fungsi sebagai
cairan tubuh dan fungsi bagi manusia. Air berfungsi sebagai bagian dari
pernafasan, pengatur temperatur tubuh, melancarkan peredaran darah,
membuang racun dan sisa makanan dalam tubuh, serta menjadi pelarut
nutrien. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media rekreasi, industri dan
jasa, pertanian, dan juga sebagai sarana transportasi.
2.3.2 Pengolahan Sampah
Sampah adalah sisa barang atau benda yang dibuang karena sudah
tidak dapat digunakan lagi. Tetapi, masih banyak orang yang membuang
sampah sembarangan tanpa menyadari dampak jangka pendek dan panjang
dari pembuangan sampah tersebut. Pengolahan sampah memiliki prinsip
pengelolaan

sampah

terpadu,

yaitu

Reduce

(mengurangi),

Reuse

(menggunakan kembali), Recycle (daur ulang). Di Amerika Serikat, sekitar
80-90% dari sampah, dapat di gunakan kembali dengan proses daur ulang.
Diharapakan, kedepannya Indonesia dapat mengambil contoh dari
Amerika, agar sampah dapat dijadikan salah satu pendapatan negara atau
dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
2.4 Kita sebagai Manajer Alam Global
2.4.1 Kesehatan Lingkungan, Polusi, Dan Toksikologi
Polusi merupakan perubahan lingkungan yang tidak dikehendaki dan
disebabkan oleh materi berbahaya. Polusi dapat disebabkan oleh
kebisingan, panas, logam berat, partikel, senyawa organik, dan medan
elektromagnetik yang disebut sebagai polutan. Polutan sangat berbahaya

karena dapat terakumulasi dalam tubuh, mengendap selama ribuan tahun,
mudah tersebar melalui udara, air, dan tanah, serta menimbulakan dampak
negatif terhadap populasi makhluk hidup tertentu.
Untuk menangani resiko polusi dibutuhkan penilaian dengan cara
identifikasi bahaya, penilaian dosis dan respon, penilaian pemajangan, dan
karakterisasi resiko. Dengan penilaian tersebut, diharapkan dapat diketahui
penanganan terbaik untuk mengatasi polusi yang terjadi.
2.4.2 Pertambahan Penduduk Bumi
Bertambahnya penduduk bumi dapat menjadi suatu masalah bagi
lingkungan. Dulu manusia hidup sebagai pemburu dan pemulung.
Kemudian, setelah populasinya meningkat, manusia mulai hidup dengan
bertani dan ketika manusia sudah menjadi populasi yang besar, manusia
mulai mengadakan revolusi industri yang mengakibatkan banyak
kerusakan lingkungan. Selain itu, pertambahan populasi manusia
mengakibatkan menipisnya persediaan pangan dan sumber daya alam
seperti tanah untuk hutan, air, dan mineral dalam bumi. Oleh karena itu,
dibutuhkan keseimbangan antara jumlah penduduk bumi dan sumber daya
yang ada agar kelestariaan lingkungan dan keberadaan manusia tetap
berlangsung dengan seimbang.
2.5 Kita sebagai Manajer Pembangunan
2.5.1 Lingkungan Hemat Energi
Kemajuan lingkungan sangat sejajar dengan kemajuan teknologi maka
dari itu kita harus memikirkan teknologi yang ramah lingkungan agar
pembangunan yang bersih dan hemat energi dapat dilakukan.

2.5.2 Klasifikasi Material
Logam: logam menempati golongan IA, IIA dan B. Dapat


dijumpai

berbagai pengaplikasian logam dalam kehidupan sehari hari, misalnya
peralatan makan
Keramik: Berbagai cara pembuatan keramik adalah: glass


forming,

particulate forming, dan cementation
Polimer: Polimer Polimer adalah molekul besar yang


tersusun atas
monomer

Material Mutakhir: jenis material yang dirancang khusus


untuk

aplikasi teknologi tinggi. Material mutakhir diaplikasikan ke berbagai
bidang seperti space-craft.
2.6 Kita sebagai Manajer dalam Penanggulangan Bencana
2.6.1 Bencana Alam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai arti
sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan, kerugian atau
penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah bencana yang
disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006)
Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana merupakan

pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan
kemampuan yang dipicu oleh suatu kejadian.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat
mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian materi, maupun korban
manusia (Kamadhis UGM, 2007). Bencana
Bencna alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan
penderitaan luar biasa pula bagi yang mengalaminya. Bahkan, bencana
alam terterntu menimbulkan banyak korban cedera maupun meninggal
dunia.
Bencana alam juga tidak hanya menimbulkan luka atau cedera fisik,
tetapi juga menimbulkan dampak psikologis maupun kejiwaan. Hilangnya
harta benda dan nyawa orang-orang yang dicintainya membuat sebagian
korban bencana alam mengalami stress atau gangguan kejiwaan. Hal
tersebut akan sangat berbahaya tertama bagi anak-anak yang dapat
mengganggu perkembangan jiwanya.
Mengingat dampak yang luar biasa tersebut, maka penanggulangan
bencana alam harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang
tepat. Selain itu, penanggulangan bencana alam juga haru menyeluruh tidak
hanya pada saat terjadi bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana
dan

rehabilitasi

serta

rekontruksi

setelah

terjadi

bencana.

2.6.2 Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana
Dalam UU No. 44 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,
disebutkan sejumlah prinsip penanggulangan :
1.

Cepat dan tepat
Artinya dalam penanggulangan bencana harus dilakukan secara cepat,
apabila terdapat keterlambatan akan berdampak pada tingginya
kerugian

2.

Prioritas
Artinya diutamakan pada penyelamatan jiwa manusia

3.

Koordinasi dan keterpaduan

4.

Berdaya guna dan berhasil guna
Artinya dalam mengatasi kesulitan masayarakat tidak membuang
waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan

5.

Transparansi dan akuntabilitas
Artinya dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan

6.

Kemitraan
Hal ini diperlukan karena tidak bisa hanya bergantung pada
pemerintah saja

7.

Pemberdayaan
Upaya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengetahui,
memahami, dan melakukan tindakan antisipasi , penyelamatan,
pemulihan bencana

8.

Nondiskriminatif

9.

Nonproletisi
Dilarang menyebarkan agama/keyakinan pada saat keadaan darurat
bencana

2.6.3 Jenis-jenis Bencana Alam
Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007,
antara lain:
1) Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.

2) Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
3) Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi
konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan
teror (UU RI, 2007).
Bencana alam dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya
yaitu bencana geologis, klimatologis dan ekstra-terestrial seperti terlihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Jenis Bencana Alam Berdasarkan Penyebabnya
Jenis Penyebab

Beberapa contoh kejadiannya

Bencana Alam
Bencana alam geologis

Gempa bumi, tsunami, letusan
gunung berapi, longsor/gerakan

Bencana alam

tanah, amblesan atau abrasi
Banjir, banjir bandang, angin puting

klimatologis

beliung, kekeringan, hutan (bukan

Bencana alam ekstra-

oleh manusia)
Impact atau hantaman

terestrial

Sumber :Kamadhis UGM, 2007

Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh
gaya-gaya dari dalam bumi. Sedangkan bencana alam klimatologis adalah
bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim, suhu atau cuaca.
Lain halnya dengan bencana alam ekstra-terestrial, yaitu bencana alam
yang disebabkan oleh gaya atau energi dari luar bumi, bencana alam
geologis dan klimatologis lebih sering berdampak terhadap manusia.

2.6.4 Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana yang merupakan bagian dari manajemen penanganan
bencana, menjadi salah satu tugas pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dalam rangka pemberian rasa aman dan perlindungan dari ancaman
bencana yang mungkin dapat terjadi. Ada empat hal penting dalam
mitigasi bencana, yaitu :
1) Tersedianya informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap
jenis bencana.
2) Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran
masyarakat dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah
rawan bencana.
3) Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui
cara penyelamatan diri jika bencana timbul.
4) Pengaturan dan penataan kawasan bencana.
2.6.5 Tugas Badan Mitigasi dan Masyarakat

Badan mitigasi dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) harus bijak dalam membuat keputusan dan tindakan
untuk menghadapi bencana-bencana tersebut karena kebijakan ini

melibatkan ketahanan negara dalam berbagai bidang. BNPB seharusnya
lebih cepat tanggap dalam pemecahan masalah pada daerah penghasil
pangan

yang

rawan

bencana.

Badan

mitigasi ini pun tidak bisa bekerja tanpa bantuan pemerintah dan
masyarakat itu sendiri. Kita juga sebagai bagian dari anggota masyarakat
harusnya turut membantu dalam menjaga lingkungan. Banyak dari kita
hanya menyalahkan pemerintah saja tetapi kita pun belum tentu bisa untuk
bekerja seperti mereka. Hal yang harus dilakukan sebenarnya harus dari
diri sendiri terlebih dahulu baru ke lingkup yang lebih luas lagi. Hal
tersebut bisa kita lakukan dari hal yang terkecil seperti tidak membuang
sampah sembarangan seperti ke sungai dan kali.

BAB III
KETERKAITAN MATERI LSPB DENGAN WACANA CL-2

3.1

Wacana Cl-2

Mengelola Bumi Indonesia
Salah satu syarat berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), ialah memiliki wilayah. Wilayah Indonesia meliputi wilayah
daratan dan wilayah perairan. Wilayah tersebut dengan segala potensinya,
harus dikelola oleh bangsa Indonesia sendiri, agar tujuan berdirinya NKRI
tercapai. Untuk dapat mengelola wilayah NKRI, seluruh warga negara
Indonesia harus dalam kondisi sehat dan setiap warga negara Indonesia pun
harus memiliki kemampuan mengelola dirinya sendiri, baik yang terkait
dengan kesehatan fisik maupun jiwa. Kecenderungan perilaku yang tidak
sehat, seperti merokok, mengonsumsi narkoba, memakan makanan yang
tidak sehat, dan berperilaku tidak sehat, seperti seks bebas, harus dihindari.
Komisi Perlindungan anak melaporkan, bahwa Indonesia berada di
posisi ke-5 dari urutan tertinggi dalam konsumsi tembakau sejak tahun 2004
dan persentase perokok dewasanya paling tinggi di Asia tenggara. Menurut
Sentika, pada tahun 2007, prevalensi perokok dewasa mencapai 34,40%
sedangkan perokok usia 13-15 tahun mencapai 24,5%. Padahal, semua ahli
kesehatan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah lama
menyimpulkan bahwa secara kesehatan, rokok banyak menimbulkan dampak

negatif. Rokok, mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di antaranya
bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini
didapatkan pada asap utama maupun asap samping, misalnya karbon
monoksida, benzopiren, dan amoniak. Namun, seruan untuk berhenti
merokok ibarat berteriak di padang pasir nan luas tak terbatas. Hal itu
disebabkan banyak pihak yang berkepentingan dengan rokok, seperti
lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, penyangga APBN, sampai penjamin
keberlangsungan kompetisi olah raga, yang secara nalar semestinya
berlawanan. Ada kebanggaan dengan fakta pertumbuhan industri rokok, yang
saat ini cukai rokok memberikan kontribusi 57 Triliun rupiah setahun.
Sampai saat ini pula, Pemerintah Indonesia belum meratifikasi Framework
Convention on Tobacco Control (FCTC), walaupun Indonesia adalah 1 dari
192 negara anggota WHO, dan 137 di antaranya telah meratifikasi FCTC
tersebut.
Pola makan yang sehat pun hendaknya diperhatikan dan dilakukan
oleh setiap individu masyarakat Indonesia. Sumber pangan yang sehat,
terhindar dari residu pestisida perlu dipikirkan oleh kita semua. Masyarakat
perlu mendapat jaminan akan sumber makanan karbohidrat, protein, lemak,
sayuran, dan buah yang sehat.
Demikian pula dengan pengelolaan lingkungan yang sehat, aman
dari bencana, harus dilakukan. Jika bangsa indonesia pandai dalam
mengelola wilayahnya, bencana akibat ulah manusia dapat dihindari.
Bencana akibat ulah manusia di antaranya kebakaran hutan, banjir, polusi
udara akibat lalu lintas padat atau macet, polusi udara akibat pembakaran
bahan bakar fosil yang tidak terbarukan, dan intrusi air laut akibat
pengambilan air tanah, yang tidak diiringi dengan tindakan mengembalikan
air ke dalam ke tanah lagi. Demikian pula dengan pencemaran udara, tanah,
maupun air akibat sampah organik, sampak B3, dan sampah plastik yang

semuanya merupakan dampak aktivitas manusia atau dalam hal ini manusia
lalai dalam mengelola lingkungan.
3.2

Keterkaitan Materi dengan Wacana
3.2.1

Keterkaitan LSPB 1 : Kita sebagai Manajer Tubuh Kita Sendiri
Dalam wacana CL 2 paragraf pertama terdapat kalimat yang
berbunyi “Untuk dapat mengelola wilayah NKRI, seluruh warga
negara Indonesia harus dalam kondisi sehat dan setiap warga negara
Indonesia pun harus memiliki kemampuan mengelola dirinya sendiri,
baik yang terkait dengan kesehatan fisik maupun jiwa”. Kalimat
tersebut berkaitan erat dengan LSPB 2 yang dibahas dalam makalah
ini. Dari kalimat tersebut dapat kita simpulkan bahwa dengan adanya
hidup sehat dengan pola yang baik dan benar, semua aspek dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara ini akan saling berkaitan
sehingga untuk mencapai tujuan NKRI, Indonesia juga membutuhkan
SDM yang bermutu dan SDM yang bermutu didapatkan dari mereka
yang melakukan pola hidup sehat.

3.2.2

Keterkaitan Materi LSPB 2 : Kita sebagai Manajer Kesehatan
Lingkungan
Dalam wacana CL 2 paragraf 4 terdapat kalimat yang berbunyi
“Demikian pula dengan pengelolaan lingkungan yang sehat, aman dari
bencana, harus dilakukan.” Kalimat tersebut mempunyai kaitan
dengan pembahasan dalam LSPB 2 mengenai kesehatan melalui
lingkungan yang lebih baik. Dari kalimat itu pula kita dapat
mengetahui bahwa kesehatan lingkungan sangat penting dan
merupakan suatu hal yang harus segera dilakukan.

3.2.3

Keterkaitan LSPB 3 : Kita sebagai Manajer Alam Sekitar
“Demikian pula dengan pencemaran udara, tanah, maupun air
akibat sampah organik, sampah B3, dan sampah plastik yang
semuanya merupakan dampak aktivitas manusia atau dalam hal ini
manusia lalai dalam mengelola lingkungan.” Merupakan kutipan dari
wacana yang terkait dengan maeteri dalam LSPB 3, yang berisi
mengenai permasalahan yang ada di alam sekitar kita juga cara-cara
penanggulangannya. Kutipan tersebut berarti kitalah yang bertanggung
jawab pada baik-buruknya keadaan lingkungan disekitar kita.

3.2.4

Keterkaitan LSPB 4 : Kita sebagai Manajer Alam Global
Dalam wacana disebutkan rokok mengandung 4000 zat kimia
dengan 200 jenis diantaranya bersifat karsinogenik, di mana bahan
racun ini didapatkan pada asap utama maupun asap samping, misalnya
karbon monoksida, benzopiren, dan amoniak. Asap rokok termasuk
salah satu polutan yang berbahaya dan sangat mudah menyebar
melalui udara. Hal ini jika dibiarkan dapat terhirup oleh organ
pernafasan manusia sehingga terakumulasi dalam tubuh yang bisa
menjadi penyebab munculnya penyakit kanker. Dalam skala yang
besar, asap rokok dapat mencemari bumi dan menginfeksi organ pada
populasi manusia. Untuk itu, pencegahan peredaran rokok perlu
ditegakkan agar masa depan bumi dan penghuninya dapat berlangsung
dengan lestari.

3.2.5 Keterkaitan LSPB 5 : Kita sebagai Manajer Pembangunan
Dalam wacana CL2 paragraf 4 kalimat 1 berbunyi,
“Demikian pula dengan pengelolaan lingkungan yang sehat…”,
kalimat tersebut mempunyai keterkaitan dengan LSPB karena kita
harus membangun dan menata lingkungan yang hemat energi dan
bersih demi lingkungan yang sehat
3.2.6

Keterkaitan LSPB 6 : Kita sebagai Manajer dalam
Penanggulangan Bencana
Dalam wacana CL2 paragraf 4 kalimat 1 berbunyi, “Bencana
akibat ulah manusia di antaranya kebakaran hutan, banjir, polusi udara
akibat lalu lintas padat atau macet,…” kalimat tersebut mempunyai
keterkaitan dengan LSPB karena bencana merupakan suatu rangkaian
peristiwa yang akan muncul beberapa resiko dan disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu alam (tsunami, gempa, dll), non-alam (ulah
manusia), dan sosial (konflik dalam masyarakat).

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Manusia sebagai manajer alam yang seharusnya mengatur, menjaga, dan
membenahi alam ini agar lebih baik justru melakukan hal-hal yang membuat alam
ini menjadi rusak. Maka dari itu manusia harus mempunyai berbagai solusi untuk
menangani permasalahan ini. Bioteknologi pangan, menggunakan bahan ramah
lingkungan, penanggulanan bencana dengan baik merupakan sedikit dari sekian
banyak hal yang bisa dilakukan umat manusia untuk menyelamatkan bumi ini.
Tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah. Sekecil apapun hal yang kita
lakukan untuk melindungi bumi ini, akan bermanfaat besar dikemudian hari.

4.2 SARAN
Kepada pemerintah agar menegaskan peraturan mengenai standardisasi
keamanan industri dan pembuangan limbah industri agar industri tidak
menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan tidak mengganggu kesehatan
masyarakat. kepada para pendidik supaya memberi pendidikan sedini mungkin
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat serta menanamkan cinta lingkungan
kepada para peserta didiknya. kepada masyarakat agar menerapkan disiplin
dalam hidup sehat serta menjaga kelestarian alam sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Sinha, P. K. Composites materials and structure. Composite Centre of Excellence,
AR & DB, Department of Aerospace Engineering,I.I.T. Kharagpur
Wultram I. Ervianto, 2012, Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau, Jogjakarta : Andi
Offset
Undang-undang dan Peraturan terkait, seperti UU No. 24/2007, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Daerah dan Peraturan Menteri.
Charles A. Wentz, Safety, Health and Environmental Protection, McGraw Hill, 1998.
Keller EA, Botkin DB. Waste Management, in Essential Environmental Science.John

Wiley & Sons, Inc. USA. 2008; p 332-403
http://www.sehat.info/tips-sehat/19/pola-hidup-sehat/