PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA PITA-JAMAK FRACTAL PLANAR INVERTED-F UNTUK HANDSET GPS, GSM, UMTS, LTE DAN WIFI DESIGN AND REALIZATION OF MULTIBAND FRACTAL PLANAR INVERTED-F ANTENNA FOR GPS, GSM, UMTS, LTE AND WIFI HANDSET

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA PITA-JAMAK FRACTAL PLANAR

  

INVERTED-F UNTUK HANDSET GPS, GSM, UMTS, LTE DAN WIFI

DESIGN AND REALIZATION OF MULTIBAND FRACTAL PLANAR INVERTED-F

ANTENNA FOR GPS, GSM, UMTS, LTE AND WIFI HANDSET

  1

  2

  3 Linda Ulifaturrosyidah Purnamasari , Heroe Widjanto , Bambang Setya Nugroho

1 Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

  1

  2 Lindaup@students.telkomuniversity.ac.id, heroe@telkomuniversity.ac.id,

   3

bambangsetianugroho@telkomuniversity.ac.id

Abstrak

  

Perangkat seluler saat ini ditutut untuk memiliki fitur yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

masyarakat. Teknologi seluler nirkabel yang saat ini sedang berkembang di Indonesia adalah Wi-Fi

(Wireless Fidelity), GPS, 3G/UMTS (Universal Mobile Telecommunications System), 3,5G/HSPA (High-

Speed Packet Access), dan 4G/LTE (Long Term Evolution). Masing-masing teknologi tersebut memiliki

frekuensi kerja yang berbeda-beda. Wi-Fi bekerja pada frekuensi 2400 MHz – 2.483,5 MHz dan 5.725 MHz – 5.825 MHz, 3G/UMTS dan 3,5G/HSPA bekerja pada frekuensi 1.910 – 2.110 MHz, 2.100 MHz – 2.170 MHz, serta 4G/LTE akan bekerja pada frekuensi 1.805 MHz – 1.880 MHz. Salah satu jenis antena yang dapat

digunakan pada perangkat mobile adalah antena planar Inverted-F (PIFA) karena mereka memiliki desain

yang ringan, biaya produksi sederhana dan relatif rendah. Dalam penelitian ini ini telah dirancang dan

direalisasikan antena Fractal PIFA dikombinasikan dengan dua slot paralel terhadap Groundplane sehingga

strip berbentuk antena bekerja di masing-masing frekuensi GPS L2, GSM, UMTS, LTE dan WIFI.Fractal

PIFA ini dibentuk dari bahan cooper setebal 0,3 dan substrat yang digunakan adalah udara. . Pada frekuensi

1.227 MHz nilai VSWR yang dihasilkan adalah 1,37 dan nilai Gain 1,37 dB ,Pada frekuensi 1.842,5 MHz nilai

  

VSWR yang dihasilkan adalah 1,7 dan nilai Gain 2,734 dB, pada frekuensi 1960 MHz nilai VSWR yang

dihasilkan adalah 1,4 dan nilai Gain 3,5 dB, pada frekuensi 2140 MHz nilai VSWR yang dihasilkan adalah

1,95 dengan nilai Gain sebesar 3,23 dB, pada frekuensi 2.442,5 MHz nilai VSWR yang dihasilkan adalah 2,99

nilai Gain 3,89 dB dan pada frekuensi 5.775 MHz nilai VSWR yang dihasilkan adalah 1,53 dengan nilai Gain

4,227 dB Sementara pola radiasi yang dihasilkan masing-masing frekuensi adalah omnidirectional dan

polarisasi Linear.

  Kata Kunci : Planar, PIFA, fractal,Ground plane, VSWR dan Gain Abstract

Mobile devices today are required to have features that fit the needs and desires of the community. Wireless

cellular technology that is currently being developed in Indonesia is Wi-Fi (Wireless Fidelity), GPS, 3G /

UMTS (Universal Mobile Telecommunications System), 3.5G / HSPA (High-Speed Packet Access), and 4G /

LTE (Long Term Evolution ). Each of these technologies has a working frequency is different. Wi-Fi works at

a frequency of 2.400 MHz – 2.483.5 MHz and 5.725 MHz – 5.825 MHz, 3G / UMTS and 3.5G / HSPA works

at frequencies from 1910 to 2110 MHz, 2100 MHz - 2170 MHz, and 4G / LTE will work on frequency of 1.805

MHz

  • – 1.880 MHz. One type of antenna that can be used on mobile devices is a planar inverted-F antenna

  

(PIFA) because they have a lightweight design, simple and production costs are relatively low. In this study

has been designed and realized Fractal PIFA antenna combined with two slots parallel to the ground plane so

that the strip-shaped antenna is working at each frequency GPS L2, GSM, UMTS, LTE and WIFI. . At a

frequency of 1.227 VSWR value generated is 1,575 and Gain value of 1,37 dB and at a frequency of 1842.5

MHz VSWR value generated is 1,7 and 2,734 dB is the Gain value, at a frequency of 1960 MHz VSWR value

generated is 1.4 and 3.5 dB is Gain value, at a frequency of 2140 MHz VSWR value generated was 1.95 with

the value of a gain of 3.23 dB, at a frequency of 2442.5 MHz VSWR value generated is from 2.99 and 3.89 dB

Gain value and at a frequency of 5775 MHz VSWR value generated was 1.53 with a value of 4.227 dB Gain.

While the radiation patterns produced each frequency is omnidirectional and Linear polarization.

  Keyword : Planar, PIFA, fractal,Ground plane, VSWR dan Gain

  1. Pendahuluan

Salah satu komponen penting yang dibutuhkan pada device ini adalah Antena dan terutama antena pada handset

dimana antena ini merupakan antena yang compatible dan dapat beroperasi pada multiband baik pada spectrum G,

  

2G 3G ,HSPA dan LTE [2]. Sehingga dengan antena multiband ini dapat mencover spektrum-spektrum

komunikasi wireless yang digunakan.. Teknologi LTE memiliki kecepatan 50Mbps pada uplink 100Mbps pada

downlinknya. Sedangkan bandwidthnya bisa mencapai 20MHz . Tujuan utama dari pengembangan LTE adalah

untuk meningkatkan efisiensi spektrum jaringan dan karakteristik perkembangan teknologi selular menurut standart

  

3GPP [3]. maka dari itu metode yang cocok untuk spesifikasi multiband yang diperlukan adalah Planar Inferted-F

antena (PIFA) yang dapat digunakan pada antena device seperti handset dengan desain yang simple serta biaya

yang rendah. PIFA ini memiliki radiasi yang attractive dan nilai return loss yang kecil sehingga sangat cocok

digunakan untuk telknologi 4G. [4] Berdasarkan permasalahan diatas, pada tugas akhir ini telah dirancang dan

direalisasikan antenna Fractal PIFA yang dikombinasikan dengan slot pada ground plane berbentuk strip sehingga

antenna bekerja pada masing masing frekuensi GPS, GSM, UMTS, LTE dan WIFI. Dan hasil realisasi antenna telah

mencapai spesifikasi yang diinginkan yaitu pada masing-masing ferkuensi nilai Gain yang dihasilkan ≥0 dB, VSWR

≤3, polaradiasi Omnidireksional dan polarisasi linier.

  2. Dasar Teori

  2.1. Antena

Antena adalah sebuah komponen yang dirancang untuk bisa memancarkan dan atau menerima gelombang

elektromagnetik. Antena sebagai alat pemancar (transmitting antenna) yaitu sebuah transduser (pengubah)

elektromagnetis, yang digunakan untuk mengubah gelombang tertuntun di dalam saluran transmisi menjadi

gelombang yang merambat di ruang bebas, dan sebagai alat penerima (receiving antenna) mengubah gelombang ruang

bebas menjadi gelombang tertuntun [4]

  2.2. GSM Global System for Mobile (GSM) pertama dikenal tahun 1982 dan pertamakali diluncurkan pada tahun 1991 di

Eropa. Sebuah jaringan GSM terdiri dari beberapa elemen subsystem yaitu : Network Switching Subsytem (NSS),

Base Station Subsystem (BTS), Network Management Subsystem (NMS) yang merupakan jaringan yang diperlukan untuk membenruk sebuah panggilan terdiri atas NSS dan BSS. [6]

  2.3. UMTS Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) merupakan salah satau evolusi generasi ketiga (3G) dari jaringan mobile. UMTS juga memenuhi permintaan yang makin berkembang dari aplikasi mobile dan aplikasi

internet untuk kapasitas baru sehinga dunia komunikasi mobile makin ramai. UMTS disebut juga sebagai Wideband

  • Code Division Multiple Access (W-CDMA). [7]

  2.4. LTE

  3GPP LTE adalah nama yang diberikan untuk standar teknologi komunikasi baru yang dikembangkan oleh 3GPP

untuk mengatasi peningkatan permintaan kebutuhan akan layanan komunikasi, LTE adalah lanjutan serta evolusi 2G

dan 3G yang memiliki sistem dan juga untuk menyediakan layanan tingkat kualitas yang sama dengan jaringan wired. LTE ini merupakan pengembangan dan teknologi sebelumnya, yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3.5G) yang mana LTE disebut sebagai generasi ke-4 (4G). [9]

  2.5. WiFi

Wi-Fi adalah istilah yang digunakan untuk link yang menghubungkan dua atau lebih perangkat dalam satu jaringan

secara nirkabel. Dalam dunia telekomunikasi, Wi-Fi yang biasa juga disebut WLAN (Wireless Local Area Network)

mengacu pada keluarga standar IEEE 802.11. Standar yang umum digunakan di Indonesia adalah 802.11b dengan frekuensi kerja 2.40 - 2.4835 GHz, jangkauan maksimum mencapai 100m di indoor dan 300m di outdoor serta

kecepatan maksimum 11 Mbps, sedangkan Wi-Fi 802.11g dan Wi-Fi 802.11n merupakan teknologi yang lebih baru

dari Wi-Fi 802.11b dengan frekuensi kerja yang sama namun kecepatan yang lebih tinggi dan jangkauan yang lebih

luas. [10]

  2.6. PIFA Menurut jurnal “An Empirical Equation for Predicting the Resonant Frequency of Planar Inverted-F Antenna” [11], frekuensi resonan dari antena PIFA dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (2.5) sebagai berikut

  � (2.1) ��

  = � ( + ) dengan: f = Frekuensi resonan (Hz)

  O

  8 c = Kecepatan cahaya (3 x 10 m/s) W = Lebar patch (m) L = Panjang patch (m) Namun persamaan tersebut tidak terlalu tepat karena banyak faktor lain yang mempengaruhi frekuensi resonan, seperti tinggi antena, lebar feed, lebar short, posisi feed, dan posisi short. Menurut jurnal yang sama [13] , untuk menentukan frekuensi resonan dapat digunakan persamaan (2.2) sebagai berikut:

  � (2.2) ��

  = � + �, � + �,� − � − �,� − �,� � − �,� dengan: = f O Frekuensi resonan (Hz)

  8 c =

  Kecepatan cahaya (3 x 10 m/s) W = Lebar patch (m) L = Panjang patch (m) h = Tinggi antena (m)

  2.7. Fraktalisasi Antena Sierpinski Carpet juga dapat dilakukan dengan mencari panjang sisi persegi terbesar terlebih dahulu kemudian

menguranginya dengan iterasi selanjutnya seperti yang dilakukan pada jurnal Multiband Fractal Planar Inverted F

Antenna (F-PIFA) For Mobile Phone Application [14] Pada penelitian ini, penentuan dimensi patch dilakukan dengan merancang dimensi persegi terbesar sebagai iterasi ke-0.

  (A) (C)

(B)

  Gambar 2. 1 (a) Fractal iterai ke-0 (b) Fractal Iterasi ke-1 (c) Fractal Iterasi ke-2 Iterasi 0 didapat dengan menggunakan rumus [14]: �

  

(2.3 )

� = �

  Keterangan: x = sisi persegi

  8 c = Kecepatan cahaya 3 m/s ��10 f = Frekuensi

3. Perancangan dan Simulasi

3.1 Perancangan Antena PIFA

  Untuk merealisasikan suatu antenna dibutuhkan perancangan yang sistematis. Perancangan dilakukan dengan maksud agarantena yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Antenna yang dirancag adalah antenna PIFA dengan slot berbentuk Fractal pada Patch. Teknik pencatuan yang digunakan adalah prob koaksial. Proses perancangan ini dilakukan dengan software berbasis FIT. Berikut Diagram alir perancangan Antena PIFA

  Mulai Penentuan Spesifikasi Antena Penentuan Dimensi Awal Anten Pemodelan Dimensi Dasar (PIFA) pada simulator Optimasi Dimensi

  Spesifikasi Antena Sesuai? tidak Antena ya Fractalisas i pada simulator Mulai

  (Fractalisais i) Optimasi Dimensi Spesifikasi Antena Sesuai? tidak Pemodelan iterasi ke-0 /

  Antena Dimensi dasar PIFA ya Apakah sudah s esuai yaitu frekuensi

  Realisas i Prototype tidak Optimasi Dimensi Fratal resonan 1.842,5 MHz? ya tidak

  Pengukuran Antena Pemodelan iterasi ke-1 Apakah sudah mengahsilkan frekuensi tidak Optimasi Dimensi Fratal resonan 5.5775 MHz? Apakah Hasil Pengukuran sama dengan hasil Simulasi? ya ya

  Pemodelan iterasi ke-2 Analisis Apakah sudah menghasilkan frekuensi resonan tidak Optimasi Dimensi Fratal

  2.000 MHz dengan BW 900 MHz? Kes impulan ’ Seles ai

  (Fractalisais i) Seles ai Gambar 3. 1 Diagram Alir Fraktalisasi Gambar 3. 2 Diagram Alir Perancangan antena PIFA

  3.2 Hasil simulasi antenna PIFA dengan slot fractal dan dua slot sejajar pada Groundplane Hasil optimasi antena PIFA dengan 2 Slot fractal pada Patch dan 2 Slot pada Ground plane dapat ditunjukkan

Gambar 3.3 berikut

  

Gambar 3. 3 Grafik nilai return loss terhadap frekuensi akibat 2 slot pada ground plane

  3.3 Hasil Perancangan dan simulasi Dimensi Hasil Perancangan dapat ditunjukkan oleh table 3.1 berikut

  

Tabel 3. 1 Dimensi PIFA setelah Optimasi

Dimensi Sebelum Dimensi Setelah Optimasi Parameter

  Keterangan Optimasi (mm) (mm) W 28 25,5 Lebar patch L 32,5

  35 Panjang patch H

  4

  5 Tinggi antena 1,2 1,2 Lebar feed W f

  22

  10 Lebar short W

  

L 4,5 6,9 Jarak antara short dan feed

b

  L Jarak short dari ujung patch s

  30

  34 Lebar ground plane W g

  60

  60 Panjang ground plane L g

  F 17,85

  9 Lebar slot iterasi 1

1 F 17,85

  5 Lebar slot iterasi 2

  2 1 10,5 Jarak Horizontal Feeder dari short J

  1

  1

  18 Jarak vertical Feeder dari short J

  2

  1

  10 Jarak vertical slot 1 dari short D

  1

  1

  10 Jarak Horizontal slot 1 dari short D

  2 m 15,625

  3 Jarak antara slot 1 dan slot 2 tcp 0,3 0,3 Tebal Cooper

  1

  2 Jarak Slot 1 ground plane ke slo2 Sd

  2

  • 20 Panjang Slot 1 SP

  1

  3

  30 Jarak slot 2 dari ujung patch SP

  2

  1

  1 Lebar slot 1 ground plane SL

  1 SL

  1

  3 Lebar slot 2 ground plane

  2 Sj

  1

  27 Jarak Slot 1 ground plane dari short

  3.4 Realisasi Antena

Realisasi antena adalah tahap pembuatan antena. Antena Fractal PIFA ini di buat secara manual dengan spesifikasi

yang telah ditentukan sebelumnya. Realisasi antena dapat ditunjukkan oleh Gambar 3.4 berikut

  

Gambar 3. 4 Realisasi Antena

  3.5 Perbandingan Hasil Pengukuran dengan hasil simulasi

Perbandingan antara nilai return loss pada simulasi dan pada hasil pengukuran ditunjukkan oleh grafik pada Gambar

3.5 berikut ini.

  0.000000

  • 10.000000
  • 20.000000
  • 30.000000
  • 40.000000

  

Hasil Simulasi Hasil Pengukuran

Gambar 3. 5 Perbadingan nilai return loss pada simulasi dengn nilai hasil pengukuran

Dan untuk perbandingan nilai VSWR hasil simulasi dan pengukuran dapat ditunjukkna Gammbar 3.6 berikut.

3.6 Polaradiasi Hasil Simulasi dan Pengukuran

  130 290 280 270 260 250

  32

  3

  30

  0.00 310 -2.00 300

  2030

  40

  50

  60 290 280 270 260 250

  240 230

  70

  80

  90 100 110 120

  240 230

  50

  70

  80

  90 100 110 120

  130 290 280 270 260 250

  240 230

  70

  80

  90 100 110 120

  130

  22

  2

  10 190 180 140

  60

  40

  22

  Simulasi Pengukuran Simulasi Pengukuran

  290 280 270 260

  250 240

  70

  80

  90 100 110 120

  22 21 20 18 17

  16

  19

  230 220 201090

180

  130 140 171060 230

  220 201090 180 130

  140 171060 Simulasi Pengukuran

  (a) (b) (c) 343050 10 343050 10 343050 10

  2030

  32

  3

  30

  0.00 310 -2.00 300

  2030

  40

  50

  60

  32

  3

  30

  0.00 310 -2.00 300

  171060

  2

  80

  230 220

  50

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  150 320

  310 300

  290 280

  270 260

  250 240

  210

  220 210

  0.00

  40

  50

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  150

  21 200190

  17016 150 200190 170160 200190 170160

  40

  240 230

  10 190

180

140

  290 280 270 260

  171060

  22

  2

  10 190 180 140

  171060 Simulasi Simulasi Simulasi Pengukuran Pengukuran Pengukuran

  (d) (e) (f)

Gambar 3. 7 Hasil Pengukuran pola radiasi azimut pada masing-masing frekuensi (a)1.227 MHz (b)1.842,5 MHz,

(c) 1.960 MHz, (d) 2.140 MHz, (e) 2.4415 MHz, (f) 5.775 MHz

  

Pola radiasi elevasi untuk masing-masing frekuensi kerja berdasarkan hasil pengukuran dari antena PIFA yang telah

direalisasi ditunjukkan pada Gambar 3.8 berikut ini.

  340305.000 330 10 20

  3400 3.5000 330 10 20

  30 3405 3.5000 330 10 20

  30 320

  310 300

  250 240

  260 250

  230 220

  30

  40

  50

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  320 310

  300 290

  280 270

  90 100 110 120

  70

  3

  5

  2

  7

  5

  2

  4

  2

  5

  2

  5

  2

  6

  2

  5

  7

  7

  5

  

2

  

9

  

3

  

2

  

5

  2

  1

  5

  2

  1

  2

  5

  1

  5

  1

  2

  7

  5

  1

  4

  1

  5

  2

  1

  2

  6

  5

  1

  7

  7

  5

  1

  9

  2

  2

  5

  3

  7

  5

  40

  

Gambar 3. 6 Nilai VSWR Hasil Simulasi dan Pengukuran

  Pola radiasi azimuth untuk masing-masing frekuensi kerja berdasarkan hasil pengukuran dari antena PIFA yang telah direalisasi ditunjukkan pada Gambar 3.7 berikut ini.

  1

  34 350.3060 2 3

  4

  3043.00500 1020 3043.00500 1020

  33 -1.00 5 32 -2.00 6 31 -3.00 7 30 -4.00 8

  32

  3

  30 310 -2.00 300

  30

  50

  5 540 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000

  60

  32

  3

  30 310 -2.00 300

  30

  40

  50

  60

  29 -5.00 9 28 -6.00 10 27 11 26 12

  1

  290 280 270 260

  0.000

Hasil Simulasi Hasil Pengukuran

  5 490 502 5 515 527

  5

  7

  3

  4

  3

  5

  2

  5

  3

  6

  5

  3

  7

  5

  5 440 452 5 465 477

  3

  9

  4

  2

  5

  4

  1

  5

  4

  2

  7

  1

  • 4.00
  • 6.00
  • 4.00
  • 6.00
  • 4.00
  • 6.00
  • 4.00
  • 6.00
  • 4.00
  • 6.00

  250 240

  25 13 24 14 23 15

  200 150 200 150

  210 150 200 150

  • 1.00
  • 2.00
  • 3.00
  • 4.00
  • 5.00
  • 6.00
  • 5.00
  • 10.00
  • 15.00
  • 20.00
  • 5.00
  • 10.00
  • 15.00
  • 20.00
  • 5.00

  Simulasi Pengukuran 210 150

  Simulasi Pengukuran Simulasi Pengukuran

  180 180 180

  • 5.00
  • 10.00
  • 15.00
  • 20.00
  • 10.00
  • 10.00
  • 15.00
  • 20.00
  • 20.00
  • 20.00
  • 30.00
  • 40.00
  • 20.00
  • 30.00
  • 40.00
  • 20.00
  • 30.00
  • 40.00

  30

  150

  21 200190

  180 17016

  150

  Simulasi Pengukuran Simulasi Pengukuran

  Simulasi pengukuran (a) (b) (c)

  330 4003.5000 320 -10.00

  10 10 20

  40

  21 200190

  50 330

  4003.5000 320 -10.00 10 10 20

  30

  40

  50 330

  4003.5000 320 -10.00 10 10 20

  30

  40

  50 300

  180 17016

  150

  270 260

  280 270

  220

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  300 290

  260 250

  180 17016

  240 230

  220

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  21 200190

  290 280

  250 240

  260 250

  21 200190

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  21 200190

  180 17016

  150

  180 17016

  220

  150

  21 200190

  180 17016

  150

  Simulasi Pengukuran Simulasi Pengukuran

  Simulasi Perancangan (d) (e) (f)

  

Gambar 3. 9 Polarisasi pada masing-masing frekuensi (a)1.227 MHz (b)1.842,5 MHz, (c) 1.960 MHz, (d) 2.140

MHz, (e) 2.4415 MHz, (f) 5.775 MHz

  3.7 Hasil Pengukuran Gain Nilai gain berdasarkan hasil simulasi dan hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Perbandingan antara nilai gain pada simulasi dan pada hasil pengukuran Tabel 3. 2 Hasil Pengukuran Gain

  60

  240 230

  230 220

  260 250

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  300 290

  280 270

  240 230

  260 250

  220

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  300 290

  280 270

  240 230

  280 270

  Frekuensi Gain Simulasi (dB) Gain Pengukuran (dB) 1.227 1,26 1,37

  290 280 270

  320 40 310 50

  32

  3

  30 310

  3040 320 310

  40

  50

  30

  260 250

  330 10 20

  240 230

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130

  300 290 280 270 260 250

  240 230

  30

  .0

  60

  3

  150

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  3

  5

  3

  3

  3

  33 .

  3 40350 10 20

  30

  3430

  5 .

  1020 3403

  50

  70

  300 290

  50 300

  50 330

  4003.5000 320 -10.00 10 10 20

  30

  40

  50 330

  4003.5000 320 -10.00 10 10 20

  30

  40

  290 280

  30

  270 260

  250 240

  230 220

  60

  70

  80

  90 100

  110 120

  130 140

  40

  10 10 20

  80

  220 140

  90 100 110 120

  130 300 290

  280 270 260 250

  240 230

  60

  70

  80

  90 100 110 120

  130

  222010 190 140 171060

  330 4003.5000 320 -10.00

  220 140

  21 200190

  180 17016

  150

  200

180

21 200190

  180 17016 150

  Simulasi Pengukuran Simulasi Pengukuran

  Simulasi Pengukuran (d) (e) (f)

  

Gambar 3. 8. Hasil Pengukuran pola radiasi elevasi pada masing-masing frekuensi (a)1.227 MHz (b)1.842,5 MHz,

(c) 1.960 MHz, (d) 2.140 MHz, (e) 2.4415 MHz, (f) 5.775 MHz Polarisasi

Polarisasi hasil simulasi dan hasil Pengukuran langsung dapat ditunjukkan oleh Gamber 3.9 berikut

  • 20.00
  • 30.00
  • 40.00
  • 20.00
  • 30.00
  • 40.00
  • 20.00
  • 30.00
  • 40.00

  2.441,5 2,5 3,7 5.775 4,28 4,227

  4. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh proses perancangan dan realisasi antenna Fractal PIFA ini adalah sebagai berikut :

  

1. Penggunaan slot pada patch antena PIFA dapat berfungsi untuk menghasilkan frekuensi resonan baru, sedangkan

slot pada ground plane berfungsi untuk memperlebar bandwidth.. Penambahan satu slot baru pada patch

berfungsi untuk menambah satu frekuensi resonan baru, 2 slot pada patch untuk frekuensi resonan berikutnya

dan seterusnya. Untuk penambahan slot pada ground plane berfungsi untuk memperlebar bandwidth pada

frekuensi tertentu sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan

  2. Antena yang dirancang dapat bekerja secara pada frekuensi yang telah ditentukan, yaitu pada frekuensi1.227 MHz, 1.805 MHz – 1.880 MHz,1.910 – 2.110 MHz, 2.110 MHz – 2.140 MHz, 2.400 MHz – 2.483,5 MHz, dan 5.725 MHz

  • – 5.825 MHz. Terdapat pergeseran frekuensi setelah antena direalisasikan. Akan tetapi antena masih

    dapat bekerja pada frekuensi kerja yang telah ditentukan. Pergeseran frekuensi tersebut disebabkan karena

    kurang presisi

  5. Referensi [1] T. A. R. A. A. 6. Nassrin IbrahimMohamed Elamin, " ”New Adjustable Slot Meander Patch Antenna for 4G Handheld Devices"," IEEEANTENNASANDWIRELESSPROPAGATIONLETTERS, p. 12, 2013.

  [2] c.-J. park, "a study on fan type PIFA for LTE band Handy-Phone Applcation," proceeding of the asia-pacific microwave conference, p. 1, 2011.

[3] "modified wideband planar inverted-F antenna with double shorting stubs for potable device," the 8th european

conference on antennas and propagation (EuCAP), p. 1, 2014.

[4] R. Sanusi, "IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ANTENA PIFA MIMO 4 X 4 UNTUK APLIKASI HANDSET

TDD-LTE PADA FREKUENSI 2.3 GHZ - 2.6 GHZ," in IMPLEMENTASI DAN ANALISIS ANTENA PIFA MIMO

  4 X 4 UNTUK APLIKASI HANDSET TDD-LTE PADA FREKUENSI 2.3 GHZ - 2.6 GHZ , bandung, telkom university, 2013.

  

[5] A. A. H. A. R. B. A. P. J. S. N. A. Saidatul, "MULTIBAND FRACTAL PLANAR INVERTED F ANTENNA,"

Progress In Electromagnetics Research B, Vol. 14, 127 –148, 2009. [6] H. Setyawan, "Prinsip Kerja Telpon Seluler," USU reporsitory, 2008. [7] K. Suhari, "Global System for Mobile," GSM, no. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Kasman%20Suhari%202.pdf, p. 10, 2009. [8] Y. Sugiyanto, "Arsitektur Jaringan UMTS," in Arsitektur Jaringan UMTS, Jakarta, mobileIndonesia. [9] R. S. Saidah Suyuti, "STUDI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI 4G

  • – LTE," Jurnal Ilmiah “Elektrikal

  Enjiniring ” UNHAS, p. 62, 2011.

  [10] H. F. Assidiq, "Kupas Tuntas Wifi," SuryaUniv-Kupas-Tuntas-Wifi, p. 2013.

[11] T. University, "digilab.tes.telkomuniversity.ac.id," [Online]. Available: www.digilab.tes.telkomuniversity.ac.id.

[Accessed Monday December 2015]. [12] Y. H. X. Z. Y. L. Hassan Tariq Chatta, "An Empirical Equation for Predicting the Resonant Frequency of Planar Inverted-F Antennas," IEEE Antennas and Wireless Propagation Letters, vol. 8, pp. 856 - 860, 2009.

  [13] S. a. S. P. Kumar, "On Investigation of A Sierpisnki's Carpet Microstrip Fractall Antenna," International Journal of Engineering Science and Advanced Technology, no. 2, pp. 200-203, 2012.

  [14] M. K. d. I. R. Indonesia, "Peraturan menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No.25 Tahun 2014," in Alokasi Frekuensi Radio Republik Indonesia, 2014, p. 129.

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PERFORMANSI GLBP ( GATEWAY LOAD BALANCING PROTOCOL ) PADA JARINGAN VLAN UNTUK LAYANAN VOIP Implementation and Performance Analysis of GLBP ( Gateway Load Balancing Protocol ) on VLAN Network for VoIP Service

0 0 7

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA PHASED ARRAY MIKROSTRIP 1×4 X-BAND Zillya Fatimah [1] , Heroe Wijanto [2] , Yuyu Wahyu [3]

0 1 8

PENGARUH WAKTU SENSING TERHADAP KINERJA THROUGHPUT DALAM SISTEM COGNITIVE RADIO NETWORK THE IMPACT OF SENSING TIME TO THROUGHPUT PERFORMANCE IN COGNITIVE RADIO NETWORK

0 0 8

ANALISIS PERBANDINGAN PERFORMANSI PENANGGULANGAN INTER CARRIER INTERFERENCE DI OFDM MENGGUNAKAN KONVENSIONAL ZERO FORCING EQUALIZER DAN ENHANCED ZERO FORCING EQUALIZER INTER CARRIER INTERFERENCE MITIGATION PERFORMANCE COMPARISON ANALYSIS IN OFDM USING CON

0 0 10

STEGANALISIS PADA STEGANOGRAFI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE BINARY SIMILARITY MEASURES DAN HIDDEN MARKOV STEGANALYSIS ON DIGITAL IMAGES STEGANOGRAPHY USING BINARY SIMILARITY MASURES METHOD AND HIDDEN MARKOV MODEL

0 0 10

PERFORMANCE COMPARATION OF DTN ROUTING PROTOCOL MAXPROP AND SPRAY AND WAIT UNDER VARYING NODE SPEED AND VOLUME

0 0 8

PERANCANGAN DAN ANALISIS COVERAGE AREA JARINGAN WIFI PADA KAPAL LAUT PLANNING AND ANALYSING OF COVERAGE AREA WIFI NETWORK OF MARINE VESSEL

0 1 9

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SWITCHING REGULATOR PADA NANOSATELIT DESIGN AND IMPLEMENTATION SWITCHING REGULATOR ON NANOSATELLITE

0 0 17

DESIGN AND REALIZATION ANTENNA ARRAY VIVALDI 1 X 8 IN FREQUENCY 2,9 GHz – 3,1 GHz FOR RADAR THREE DIMENSION

0 0 10

SIMULASI MONITORING OBJEK YANG MASUK DAN KELUAR UNTUK MENGONTROL KETERSEDIAAN LAHAN MENGGUNAKAN VIDEO PROCESSING MONITORING SIMULATION OF INCOMING AND OUTGOING OBJECT TO CONTROL FIELD AVAILABILITY WITH VIDEO PROCESSING

0 0 8