Sufiah, Suryani, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak Email : sufiahrachmadyahoo.com Abstract - PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE TIM KUIS S

  PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE TIM KUIS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Sufiah, Suryani, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak

  Email : [email protected] Abstract

  

The purpose of this research is to know the increased civic education learning activities

using methods on student quiz team SD Negeri Pontianak 24. The methods used in this

research is descriptive method, a form of research is Research Action class (PTK), the

research is qualitative research approach, whereas the nature of his work is collaborative.

The subject in this study are grade IV SD Negeri Pontianak Southeast 24 of 24 people

consisting of 7 male students and 17 female students, by setting research in class. The data

collecting techniques used direct observation techniques. Results achieved in this study

already good that is as follows: (1) the ability of teachers in the learning plan increased from

3.6 on cycle I increased to 3.89 cycle IV. Going on an increase of 0.29. (2) the ability of

teachers in implementing learning increased from 3.59 on cycle I increased to 3.91 cycle IV.

Going on an increase of 0.32. (3) the activity of the students in the learning process increased

from 39.5% in cycle I increased to 80.1% in cycle IV. Going on an increase of 40.6%.

Conclusion the application of, methods of a class IV quiz team SD Negeri Pontianak 24

Southeast can improve civic education learning activities.

  Keywords : Quiz Team Method, Learning Activity

  Pendukung keberhasilan belajar adalah kesiapan belajar. Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Kesiapan belajar terhadap apa yang akan diajarkan oleh guru pada pertemuan nantinya, dapat berdampak pada prestasi siswa itu sendiri. Faktor lain yang menunjang keberhasilan belajar siswa adalah keaktifan siswa di kelas. Kegagalan dan keberhasilan belajar sangat bergantung pada siswa itu sendiri karena individu mempunyai sifat dan karakter yang berbeda. Semakin aktif siswa dalam proses belajar mengajar, baik mandiri maupun di sekolah makin baik tercapai prestasi belajarnya.

  Menurut Sardiman, (2014:100) menyatakan bahwa yang dimaksud “Aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental”. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (2008: 31) “Aktivitas berarti kegiatan, keaktifan, atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan di tiap bagian perusahaan”.

  Kemampuan penguasaan metode pembelajaran maupun materi yang harus dikuasai oleh seorang guru khususnya guru Sekolah Dasar adalah mencakup penguasaan semua mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di bangku sekolah dasar adalah Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Aktivitas pembelajaran berpengaruh besar terhadap kegiatan belajar karena bila materi pelajaran atau suasana belajar tidak menyenangkan dan tidak mampu menarik perhatian siswa maka dapat dipastikan siswa tidak dapat belajar dengan baik.

  • (diakses 3 maret 2016).

  Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan aktivitas pembelajaran sangatlah penting untuk ditingkatkan, mengingat tujuan dari pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diamanatkan oleh Pancasila dalam UUD 1945 (BSNP KTSP 2006 : 271 ) ialah: berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif, berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab serta dapat tercapai apabila terjadi aktivitas belajar di dalam kelas.

  Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siswa kelas IV semester I SD Negeri 24 Pontianak Tenggara Selasa tanggal 15 dan 22 September 2015 diperoleh hasilnya sebagai berikut : (1) aktivitas bertanya 10,41% , (2) aktivitas menjawab pertanyaan 10,38% , (3) aktivitas menanggapi 12,5%, dan (4) aktivitas berdiskusi 35,38 %.

  Banyak sekali metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Agar hasil yang dicapai memuaskan diperlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang dapat membangkitkan aktivitas belajar dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu upaya untuk membangkitkan minat dan pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn yaitu dengan penggunaan metode belajar aktif tipe Tim Kuis.

  Pembelajaran tipe Tim Kuis merupakan salah satu pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Melvin L Silberman dimana siswa dibagi kedalam tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Dengan adanya pertandingan akademis ini terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi dan meningkatkan kerja sama agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan, siswa akan memiliki minat untuk belajar.

  Model pembelajaran aktif Tipe tim kuis yang dikemukakan oleh Dalvi (2012) Metode Team Quiz dan Talking Stick. (online)

  bahwa: “Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar”. Dalam tipe ini siswa dibentuk dalam kelompok- kelompok kecil dengan masing-masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal. Dalam tipe team kuis ini, diwali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan.

  Adanya permasalahan yang dikemukakan di atas maka proses pembelajaran dalam materi yang sedang diajarkan coba dilakukan dengan metode Tim Kuis. Metode ini diawali dengan menerangkan materi pelajaran , lalu siswa dibagi kedalam kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut melalui lembar kerja. Mereka mendiskusikan materi tersebut, saling memberikan arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai materinya maka diadakan suatu pertandingan akademis. Sehingga siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Apabila dalam proses pembelajaran dibuat menyenangkan, dimana penggunaan metode belajar yang tepat dan dapat membangkitkan aktivitas, siswa akan merasa lebih senang dan tidak bosan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga tidak ada lagi keluhan tentang kurangnya aktivitas pembelajaran siswa.

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dirasa perlu untuk mengatasi masalah tersebut dengan melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas

  Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan Menggunakan Metode Tim Kuis pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara“.

METODE PENELITIAN

  Menurut Sugiyono (2013 : 2) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:203) “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

  Hadari Nawawi (2012:66- 99) menyatakan “

  Ada empat metode penelitian, yaitu metode filosofis, metode deskriptif, metode historis, dan metode eksperimen”. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan informasi yang akurat dan mendeskripsikan adanya aktivitas dalam pembelajaran maka jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

  Menurut Hadari Nawawi (2012:67) “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya”

  Bentuk penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action research ). Suharsimi, Arikunto (2014:3) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa”.

  Mills ( dalam IGAK Wardhani, dkk 2010:14 ) mendefiniskan “Penelitian tindakan sebagai systematic inquiry yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya”.

  Sedangkan menurut Suhardjono ( dalam Mohammad Asrori 2012:5) mendefinisikan “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.

  Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh guru kepada siswanya untuk memperoleh sebuah informasi dengan tujuan untuk meningkatkan/memperbaiki mutu kegiatan pembelajaran.

  Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Moleong (2007:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.

  Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif. Di dalam penelitian tindakan kelas diperlukan kerjasama antara peneliti dan guru kelas IV A yang bertindak sebagai observer.

  Penelitian Tindakan Kelas ini diadakan di Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara pada semester II tahun pelajaran 2015-2016, dengan subjek penelitian guru dan siswa berjumlah 24 orang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan.

  Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mengadopsi alur yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2010:17) sebagai berikut. (1) Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh guru ketika akan memulai tindakannya. (2) Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. (3) Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan. (4) Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan guru maupun siswa. Teknik pengumpul data yang dapat dipergunakan dalam kegiatan penelitian menurut Nawawi (2012:100-101) dalam skripsi Mausul (2015:35) antara lain teknik observasi langsung, observasi tidak langsung, teknik komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, teknik pengukuran, dan teknik studi dokumenter. Dalam penelitian ini teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik observasi langsung, yakni cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti saat penelitian tindakan kelas berlangsung dalam pembelajaran. Alat pengumpul data lainnya berupa lembar observasi.

  Adapun alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah (a) Lembar observasi adalah pencatatan data yang dilakukan oleh peneliti terhadap jenis gejala yang akan diamati, yaitu kemampuan guru merancang dan melaksanakan pembelajaran serta aktivitas siswa selama pembelajaran. (b) Lembar IPKG adalah alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberikan penilaian terhadap guru baik itu kemampuan merencanakan maupun melaksanakan pembelajaran. Dalam penelitian ini lembar

  IPKG hanya digunakan sebagai data pembantu meningkatkan atau memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas.

  Indikator Kinerja Tindakan adalah aspek- aspek variabel yang akan di tingkatkan untuk mengukur keberhasilan tindakan perbaikan yang dilakukan dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini menitikberatkan kemampuan guru merancang pembelajaran, kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dan aktivitas pembelajaran siswa dalam proses belajar PKn kelas IV, khususnya materi tentang jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan Internasional. Indikator kinerja tindakan yang di ukur dengan menggunakan lembar observasi untuk guru dan siswa. Aspek aktivitas siswa yang akan diamati terdiri dari (a) aktivitas bertanya, (b) aktivitas menjawab pertanyaan, (c) Aktivitas menanggapi, dan (d) aktivitas diskusi

  Analisis instrumen lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran ditentukan oleh laporan dari hasil pengamatan yang dilakukan teman sejawat selaku observer aktivitas pengelolaan pembelajaran oleh guru dengan mengadopsi IPKG I dan IPKG II. (1) Untuk menjawab sub masalah 1 dan 2 digunakan rumus menurut Anas Sudijono (2012:81):

  = ∑

  = mean yang dicari ∑ = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada.

  = Number of Cases ( banyaknya skor-skor itu sendiri) (2) Untuk menjawab sub masalah 3 Menurut Anas Sudijono (2012:43) : P = x 100% Dengan keterangan sebagai berikut: P = angka persentase N = Jumlah frekuensi atau banyaknya individu (number of cases) f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya. Selanjutnya hasil presentase tersebut dirata-rata disesuaikan dengan kriteria rata-rata persentase :

  81% s/d 100% tergolong Sangat Tinggi 61% s/d 80% tergolong Tinggi 41% s/d 60% tergolong Cukup Tinggi 21% s/d 40% tergolong Rendah 0% s/d 20% tergolong Sangat Rendah

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Penelitian ini dilakukan sebanyak empat siklus dengan hasil sebagai berikut, (a) Pada siklus I kemampuan guru kemampuan guru merencanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri

  24 Pontianak Tenggara memperoleh total skor IPKG adalah 85 dengan skor rata-rata 3,6.

  Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara pada siklus I memperoleh total skor IPKG 2 adalah 147 dengan skor rata-rata 3,59. Sedangkan aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis pada siklus I memperoleh jumlah rata-rata hanya 39,5 % sehingga perlu diadakan dengan siklus berikutnya. (b) Pada siklus II kemampuan guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas

  IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara diperoleh total skor IPKG I adalah 85 dengan skor rata-rata 3,67. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara pada siklus II diperoleh total skor IPKG 2 adalah 148 dengan skor rata-rata 3,86. Aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis pada siklus II memperoleh jumlah rata- ratanya 54,5 %. (c) Pada siklus III kemampuan guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas

  IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara diperoleh total skor IPKG I adalah 89 dengan skor rata- rata 3,76. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak

  Tenggara pada siklus III diperoleh total skor IPKG 2 adalah 152 dengan skor rata-rata 3,87. Aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis pada siklus III memperoleh jumlah rata- ratanya 73,9 %. (d) Pada siklus IV kemampuan guru merencanakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas

  IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara diperoleh total skor IPKG I adalah 92 dengan skor rata- rata 4. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tim kuis pada siswa kelas IV SD Negeri 24 Pontianak Tenggara pada siklus IV diperoleh total skor IPKG 2 adalah 153 dengan skor rata-rata 3,91. Aktivitas siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis pada siklus IV diperoleh nilai rata-rata sebesar 80,1%. Hasil peningkatan dari siklus I sampai ke siklus

  IV ini mencapai 40,6%. Dengan ini sudah dapat dikatakan bahwa menerapkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan aktivitas siswa.

  Pembahasan

  Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada setiap siklus bahwa terjadinya peningkatan kemampuan guru serta aktivitas siswa, dapat disajikan dalam tabel berikut.

  Tabel 1 Rekapitulasi Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran (RPP) Menggunakan Metode Tim Kuis. No. Aspek yang Diamati Rata-rata Siklus

  I II

  III

  IV A. Perumusan Tujuan Pembelajaran 3,6 3,67 3,76 3,89

  B. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Ajar

  C. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran

  D. Skenario/kegiatan Pembelajaran

  E. Penilaian Hasil Belajar

  Tabel di atas adalah tabel yang berisi data tentang kemampuan guru (peneliti) dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis. Berdasarkan data yang terdapat pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran meningkat secara signifikan dari siklus I 3,6 ke siklus II menjadi 3,67 meningkat sebesar 0,07, dari siklus II 3,67 ke siklus III 3,76 meningkat sebesar 0,09, dari siklus III 3,76 ke siklus IV 3,89 meningkat sebesar 0,13.

  Peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

  

Grafik 1

Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Tim Kuis

  Berdasarkan grafik 4.1 menunjukkan Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini dapat dilihat pada siklus I dengan rata-rata skor yang diperoleh 3,6 dengan Kategori Baik Sekali. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 0,07 dengan rata-rata skor yang diperoleh 3,67 dengan kategori Baik Sekali. Sementara itu pada siklus

  III juga mengalami peningkatan sebesar 0,09 dengan rata-rata skor yang diperoleh mencapai 3,76 dengan kategori Baik Sekali. Pada siklus IV mengalami peningkatan sebesar 0,13 dengan rata-rata skor yang diperoleh sudah mencapai 3,89 dengan kategori Baik Sekali. Ini berarti kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus IV mengalami peningkatan sebesar 0,29.

  

Tabel 2

Rekapitulasi Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Metode

Tim Kuis.

  No. Aspek yang Diamati Siklus

  I II

  III

  IV I. Pra Pembelajaran 3,59 3,86 3,87 3,91

  A. Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan Materi Pembelajaran

  B. Pendekatan/strategi Pembelajaran

  C. Pemanfaatan Media Pembelajaran

  D. Pembelajaran yang Memicu dan Memelihara Keterlibatan Siswa 3.45 3.5 3.55 3.6 3.65 3.7 3.75 3.8 3.85 3.9 3.95 SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III SIKLUS IV 3,6 3,67

  3,76 3,89

II. Membuka Pelajaran III.

  E. Kemampuan Khusus Pembelajaran di SD Pendidikan Kewarganegaraan

  F. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

  G. Penggunaan Bahasa

IV. Penutup

  Berdasarkan data yang terdapat pada tabel di atas dapat dilihat bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus IV. Pada Siklus I skor yang diperoleh sebesar 3,59 meningkat ke siklus II menjadi 3,86. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah 0,27. Pada Siklus II mengalami peningkatan ke siklus III sebesar 0,01 menjadi 3,87. Dan pada siklus III ke siklus IV mengalami peningkatan sebesar 0,04 menjadi 3,91.

  Peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

  Grafik 2 Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Tim Kuis.

  Berdasarkan grafik 4.2 menunjukkan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran

  Pendidikan Kewarganegaraan.

  Hal ini dapat dilihat pada siklus I dengan rata-rata skor yang diperoleh 3,59 dengan kategori Baik Sekali. Dari siklus I ke siklus

  II mengalami peningkatan sebesar 0,27 dengan rata-rata skor yang diperoleh 3,86 dengan kategori Baik Sekali. Sementara itu pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 0,01 dengan rata-rata skor yang diperoleh mencapai 3,87 yaitu dengan kategori Baik Sekali. Pada siklus IV mengalami peningkatan sebesar 0,04 dengan rata-rata skor yang diperoleh sudah mecapai 3,91 yaitu dengan kategori Baik Sekali. Ini berarti kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus IV mengalami peningkatan sebesar 0,32. 1 2 3 4 5 SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III SIKLUS IV

Series 1 Column1 Column2

  3,59 3,86 3,87 3,91

  Tabel 3 Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menggunakan Metode Tim Kuis No. Indikator Siklus

  Tabel di atas menunjukkan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan metode tim kuis. Pada siklus I aktivitas siswa mencapai 39,5%, siklus II mencapai 4,15%, siklus III mencapai 73,9%, dan siklus IV mencapai sebesar 80,1%.

  SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III SIKLUS IV 39,50% 54,15%

  IV rata-rata skor yang diperoleh sudah mencapai 80,1% dengan kategori sangat tinggi dan meningkat 6,2%. Ini berarti aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari siklus I ke siklus IV mengalami peningkatan sebesar 40,6%. 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0%

  Tinggi meningkat sebesar 19,75%. Pada siklus

  Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini dapat dilihat pada siklus I dengan rata-rata skor yang diperoleh 39,5% dengan kategori Rendah . pada siklus II rata-rata skor yang diperoleh 54,15% dengan kategori Cukup Tinggi meningkat sebesar 14,65%. Pada siklus III rata-rata skor yang diperoleh mencapai 73,9% dengan kategori

  

Grafik 3

Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Tim Kuis

  Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan metode tim kuis juga disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

  Rata-rata 39,5% (Rendah) 54,15 (Cukup Tinggi) 73,9% (Tinggi) 80,1% (Sangat Tinggi)

  I II

  4. Aktivitas Berdiskusi 66,6% 75% 91,6% 95,8%

  3. Aktivitas Menanggapi 29,1% 58,3% 83,3% 87,5%

  33,3% 45,8% 79,1% 83,3%

  2. Aktivitas Menjawab Pertanyaan

  1. Aktivitas Bertanya 29,1% 37,5% 41,6% 54,1%

  IV

  III

  73,90% 80,10%

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan (1) Pembelajaran dengan menggunakan

  Tindakan Kelas. Bandung : CV.Wacana Prima.

  Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka.

  Edukasi press FKIP UNTAN. (Edisi revisi). Tim Pusat Bahasa. (2008). Kamus Besar

  Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak:

  Tim Penyusun FKIP Untan. (2013). Pedoman

  Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

  Suharsimi Arikuntto, dkk. (2014). Penelitian

  Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media.

  Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung.

  Sugiyono. (2013). Metode Penelitian

  Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

  Sardiman, A.M (2014). Interaksi dan Motivasi

  Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.

  Moleong, J. Lexy. (2007). Metodologi

  Mohammad Asrori. (2012). Penelitian

  metode tim kuis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (2) Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. (3) Pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuis dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

  Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas Terbuka.

  IGAK Wardhani, dkk. (2010). Penelitian

  Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

  Hadari Nawawi. (2012). Metode Penelitian

   diakses 3 maret 2016).

  Stick. (online)

  Dalvi. (2012). Metode Team Quiz dan Talking

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

  Badan Standar Pendidikan Nasional. (2006).

  Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

  Anas Sudijono. (2012). Pengantar Statistik

  (1) Peneliti mengharapkan hendaknya guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama agar lebih bijaksana dalam penggunaan waktu sesuai dengan RPP yang telah digunakan. (2) Peneliti mengharapkan hendaknya guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama agar lebih tegas dalam pengkondisian kelas. (3) Peneliti mengharapkan hendaknya guru yang akan melaksanakan pembelajaran yang sama mampu menerapkan pembelajaran menggunakan metode tim kuis dengan baik.

  Saran

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL POWTOON DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH ALIYAH

2 3 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA FIKSI ANAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS V SD

0 1 10

Ardian Wiranata Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak Email : ardianwiranata68gmail.com Abstract - PENGARUH COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI KELA

0 0 9

DAMPAK MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS III SD

0 0 9

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA DI MTS PONTIANAK

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA SMK NEGERI 1 PONTIANAK

0 3 14

Sukri, Syahwani Umar, Edy Tandililing Program Studi Magister Teknologi Pendidikan FKIP Untan Pontianak Email: sukri_serayahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini mengkaji penerapan media gambar dalam pembelajaran

0 0 16

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM TIGER SPRONG Hari Firmandi, Mimi Haetami, Andika Triansyah Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNTAN Email : haripjkr12yahoo.co.id Abstract - PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TER

0 1 9

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN TYPE JIGSAW SDN 19 BENGKAYANG Jimi Kristiawan, Suryani, Syamsiati. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email: sdn19melabogmail.com Abstract - PENINGKATAN AKTIVITAS SI

0 0 12

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL

0 0 8