BAB V KESIMPULAN DAN SARAN - EKSPLORASI BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA TANAH DI KAWASAN MANGROVE WONOREJO SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

  Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Diperoleh tiga genus isolat murni bakteri pelarut fosfat yang dapat diidentifikasi, dari Bacillus. Micrococcus dan Pseudomonas pada rhizosfer tanah di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya

  2. Pada genus Bacillus secara makroskopik koloni memiliki warna putih pucat dengan bentuk bulat, tepi koloni rata dengan elevasi cembung dan secara mikroskopik termasuk Gram positif (+) dengan bentuk sel batang. Selanjutnya pada genus Micrococcus ditemukan 2 spesies yang berbeda yaitu Micrococcus sp.1 dengan koloni berwarna kuning dan Micrococcus

  2 dengan koloni berwarna merah, namun keduanya sama-sama sp. memiliki bentuk koloni bulat dengan tepian rata dan elevasinya cembung. Secara mikroskopis genus Micrococcus termasuk Gram positif dengan bentuk sel kokus. Secara mikroskopis yang membedakan Micrococcus

  sp.1 dari Micrococcus sp.2 adalah pada Micrococcus sp.2 memiliki hasil

  positif terhadap Gelatin, Inositol, Adonitol, Ornithin, Indol, VP, dan TDA pada uji fisiologis. Selanjutnya pada genus Pseudomonas juga ditemukan 2 jenis dengan penampakan makrosopis yang sama yaitu koloni memiliki warna putih pada bagian tengah dan transparan pada bagian tepi koloni dengan bentuk koloni tidak beraturan namun memiliki tepi yang rata dan elevasi yang datar. Dari segi mikroskopis yang membedakan

  Pseudomonas sp. 1 dan Pseudomonas sp.2 adalah pada Pseudomonas sp.2

  menunjukkan hasil positif pada Manitol, Inositol, Adonitol dan Sukrosa pada uji fisiologisnya.

  58

5.2 Saran 1.

  Bakteri pelarut fosfat ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati karena bakteri pelarut fosfat tersebut dapat menyediakan salah satu unsur hara makro hara yang diperlukan oleh tanaman yaitu fosfat.

2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan mikroba pelarut

  fosfat selain dari bakteri, seperti: kapang, khamir, dan aktinomiset

DAFTAR PUSTAKA

  nd

  Alexander, M. 1977. Soil microbiology. 2 ed. John Wiley and Sons Inc., New York. 472p. Alexander, S. K. and Dennis S. 2001. Microbiology a photographic atlas for

  the laboratory . Benjamin Cummings an imprint of Addison Wesley Longman, Inc. Canada.

  Anonimus. 2009. Citing computer references. Hutan mangrove wonorejo Surabaya. http://tugupahlawan.com/3224/wisata-alam-di-surabaya/.

  5 Januari 2011. Anonimus, 2011. Citing computer references. Mangrove Wonorejo.

  http://lh.surabaya.go.id/simbplh/SLHD/kesehatan.html. Agustus 2011 .

  Arshad, M. and W. T, Frankenberger. 1993. Microbial Production of Plant

  Growth Regulators .p. 307-347. In f. B. Metting (Ed). Soil Microbial Ecology.Marcel Dekker, Inc.New York, Bassel. Hongkong.

  Banik, S. and B.K. Dey. 1982. Available phosphate content of an alluvial soil

  as influenced by inoculation of some isolated phosphate-solubilizing micro organisms. Plant Soil 69: 353-364.

  Bohn, H. L., B. L. McNeal, and G.A. O’Connor. 1979. Soil chemistry. John Wiley and Sons Inc., New York.

  th Bridson, E. Y. 1998. The OXOID Manual, 8 Edition. OXOID Limited.

  England.

  th

  Buckman. H. O, and N. C. Brady. 1956. The nature and properties of soil, 5 ed. Macmillan. New York. Buntan,A. 1992. Efektivitas bakteri pelarut fosfat dalam kompos terhadap peningkatan serapan P dan efisiensi pemupukan P pada tanaman jagung.

  Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor. Case, C.L, and Johnson, T.R. 1995. Laboratory Experiments in Microbiology.

  th

4 Edition. The Benjamin Cummings Publishing Company.

  D’Costa, P. M., Kalekar, S., and Bhosle, S. 2004. Breakdown of Conifer Needle . Southern Indian Lake. Manitoba. 41:

  Debris in a New Nothern Reservoir 649-658. Dwipayana dan Herto. 2009. Identification of bacterial diversity in waste recycling paint sludge by conventional microbiological technique.

  LAPI ITB. Bandung. Elfiati, D. 2005. Peranan mikroba pelarut P terhadap pertumbuhan tanaman.

  E-usu repository 2005. Fakultas Pertanian USU. Medan. (diakses tanggal : 27 september 2010). Gaur, A. C. 1986. Phosphor microorganisms and various transfomations

  dalam: FAO (Ed.) efficient fertilizer use in acid upland soils of the humid 1 tropics. bulletin FAO fertilizer and plant nutrition, 10:106-111.

  Ginting, R.C.B., Saraswati R., dan Husen E. 2005. Mikroorganisme Pelarut Fosfat . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian : Bogor.

  56 Glick, B. R. 1995. The enhancement of plant growth by free living bacteria.

  Canadian journal microbiology. 41: 109-117.

  Handayanto, E., dan Hairiah, K. 2009. Biologi tanah. landasan pengelolaan tanah sehat, pustaka adipura. Yogyakarta. Havlin, J.L., J. D. Beaton., S.L.Tisdale., and W.L. Nelson, 1999. Soil fertility and fertilizers. An introduction to nutrient management, sixth ed. Prentice

  Hall, New Jersey. Holt, G., Krieg, N. R., Sneath, P. H. J. T., and William S. T, 2003. Bergey’s

  th manual of determinative bacteriology, 9 Edition. Lippincontt William and Wilking, Philadelphia. USA.

  Islami, T. dan Utomo, W. H. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Kitamura, S., Anwar, C., Chaniago, A., and Baba, S. 1997. Handbook of mangroves in indonesia . MEDIT. Tokyo-Japan. Kucey, R. M. N. 1983. Phosphate solubizing bacteria and fungi in various cultivated and virgin alberto sils . Can J. Soil Sci. 63 : 671-678. Kundu, B. S. and A. C. Gaur. 1980. Establishment of nitrogen fixing and

  phosphate solubilizing bacteria in rhizosphere and their effect on yield and nutrient uptake of wheat crop. Plant and Soil . 57 : 223-230.

  Koneman, E. W., Stephen D. W., Dowel, V.R., William M. J., Sommers, and Winn H. M. Washington C. 1988. Color atlas and textbook of diagnostic microbiology. third edition. Lippincott Company, Philadelphia.

  Koesnandar dan Helianti. 2008. Isu bioetika dalam riset dan industrialisasi

sumberdaya genetik mikroba . seminar bioetika nasional 2008.

Madigan, M. T., Martinko, J. M., and Parker, P. 2003. Biology of

  microorganism. 10 th edition . Prentice Hall. USA.

  Muslimin, L. W. 1995. Mikrobiologi lingkungan. Direktorat Jendral pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nautiyal, C.S. 1999. An efficient microbiological growth medium for

  screening phosphate solubilizing microorganisms . FEMS Microbiology letters . 170: 265-270

  Pelczar, M. J., and R. O. Reid, 1965. Microbiology, 2

  nd ed., Mac. Graw Hill Book Co., New York.

  Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., 1988. Dasar-dasar mikrobiologi. UI-Press, Jakarta. Purnobasuki, Heri. 2005. Tinjauan persfektif hutan mangrove. Airlangga University Press, Surabaya.

  Rao, N. S. S. 1982

  a

  . Biofertilizersin agricultural. Oxford & IBH. Publ. Co. New Delhi. Rao, N. S. S. 1982

  b . Phosphate solubilization by soil microorganisms. In N.S.

  Rao (ed.). Advanced in agricultural microbiology. New Delhi: Oxford and IBH Publishing Co. Rao, N. S. S. 1994. Mikroorganisme tanah dan pertumbuhan tanaman. Edisi ke-2. Jakarta. Penerbit UI. Rodriguez.H., and R. Fraga. 1999. Phosphate solubilizing bacteria and their

role in plant growth promotiont . Biotech. Adv. 17:319-339. Rusila N., Y., M. Khazali, dan I N.N Suryadiputra. 2006. Panduan pengenalan

mangrove di indonesia. cetakan kedua. PHK/WI-IP, Bogor. Saeni, M. S. 1989. Kimia lingkungan. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor. 117-120. Sanchez, A. P. 1976. Properties and management of soil in the tropic. John Wiley and Sons Inc. New York. Santosa, E. 2006. Mikroba Pelarut Fosfat. Jurnal. Universitas Gajah Mada. Satria, A. 2008. Fosfor. http://arief-s3.blogspot.com/&usg, diakses tanggal 3 September 2010. Saraswati, R., Simanungkalit, Husen, E., Santoso, J., Setyorini, D., dan Rachman, A. 2008. Baku mutu pupuk hayati. Balai Penelitian Tanah, Bogor. Stevenson, J. F. 1986. Cyclus of soil. John Wiley and Sons Inc. New York. Suriadikarta, dan Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk organik dan pupuk

  hayati . Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian : Bogor.

  Supadi, T. H. 1991. Bakteri pelarut fosfat asal beberapa jenis tanah dan efeknya terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Disertasi doktor. UNPAD.

  Bandung. Supardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. Dep. Ilmu Tanah Fak. Pertanian IPB.

  Bogor. Taha, S. M., S. A. Z. Mahmoud, A. H, Damsty, and A. M. Abd. El-Hafez. 1969.

  Activity of phosphate dissolving bacteria in Egyptian soils . Plant soil 31 (1) : 149-160.

  Tatiek, H. 1991. Bakteri pelarut fosfat asal beberapa jenis tanah dan efeknya

  terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L.) . Disertasi

  Universitas Padjadjaran, Bandung

  th Tisdale, S. N. and Beaton, J. D. 1984. Soil fertility and fertilizer. 4 ed. Mc.

  Macmillan Publ. Co. New York, 649 p. Tomlinson, P. B. 1986. The botany of mangroves. Cambridge University Press, Cambridge.

  Tortora, Gerard J., Funkey, Berdell R., Case, and Christine L. 2007.

  Microbiology . San Francisco.

  Wijiyono. 2009. Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Avicennia marina yang

  Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Teluk Tapian

Nauli . Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan.

  Yulipriyanto. 2010. Biologi tanah dan strategi pengolahannya. Graha ilmu.

  Yogyakarta. Young, C. C., C. L. Chen, and C. C. Chao. 1990. Effect of rhizobium, VAM and phosphatase solubizing bacteria on yield. Mineral and mineral

  phosphorus uptake of corn in subtropical-tropical soil . Departement of soil science. National Chun Hsing University Taichung. Taiwan.

  .

  Lampiran 1 RINGKASAN EKSPLORASI BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA TANAH DI KAWASAN MANGROVE WONOREJO SURABAYA

  Nisa Dwi Octaviani, Drs. Agus Supriyanto, M.Kes dan Dr. Sucipto Hariyanto, DEA.

  Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya

  ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri pelarut fosfat pada tanah di kawasan Wonorejo Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel tanah diambil dari 4 rhizosfer tanaman mangrove yang berbeda dengan 3 kali pengulangan. Bakteri pelarut fosfat diisolasi menggunakan media agar Pikovskaya dengan metode Pour plate. Kultur diinkubasi pada suhu 28ºC, dan koloni bakteri tumbuh 24-48 jam setelah penanaman. Kultur dinyatakan positif terdapat bakteri pelarut fosfat apabila terdapat halozone di sekitar koloni. Kemudian dibuat isolat murni dan dilakukan identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis yaitu pengamatan koloni yang meliputi bentuk, warna, elevasi dan tepi. Sedangkan identifikasi secara mikroskopis dilakukan dengan pewarnaan gram dan uji fisiologis. Dari hasil isolasi pada rhizosfer tanamam Mangrove Wonorejo diperoleh 12 isolat bakteri pelarut fosfat yang terdiri dari genus Bacillus sebanyak 5 isolat, genus Micrococcus sebanyak 5 isolat, dan genus Pseudomonas sebanyak 2 isolat.

  Kata kunci: bakteri pelarut fosfat, fosfat, tanah mangrove, Wonorejo, eksplorasi.

  ABSTRACT

  This research was aimed to know the existance of phosphate solubilizing bacteria at mangrove soils in Wonorejo Surabaya. The type of this research was descriptive. Soil samples were collected from 4 different rhizosfer plants of mangrove with 3 times of replicates. The isolates were isolated using Pikovskaya agar medium with pourplate methods. This mixture was incubated into temperature of 28ºC, and the colonies of bacteria started to developed at 24-48 hours after the starting point of this research. This research regarded positive phosphate solubilizing bacteria when there were had a halozone around the colony. Afterwards, helding the pure isolate of phosphate solubilizing bacteria and indentifiying about the macroscopic and microscopic. For the microscopic identification are about the colony including the form, colour, edge and elevation. And for the microscopic identification using Gram colouring and fisiologist testing. From the result of isolation rhizosfer plants of mangrove was obtained 12 isolates of phosphate solubilizing bacteria, there was from genera of Bacillus consisted of 5 isolate, from genera of Micrococcus consisted of 5 isolate, and from genera of Pseudomonas consisted of 2 isolate

  Keys word: phosphate solubilizing bacteria, phosphate, soils mangrove, Wonorejo, exploration.

  Pendahuluan

  Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas dan terdapat di daerah pantai tempat pertemuan muara daratan dan lautan. Hutan mangrove di Indonesia merupakan ekosistem yang produktif dan mempunyai potensi tinggi untuk digunakan secara berkelanjutan. Di Surabaya terdapat ekowisata mangrove yang terletak di kawasan Wonorejo. Namun, data-data dan informasi yang berkaitan dengan sumber daya mangrovenya masih sangat terbatas.

  Tanaman mangrove dapat tumbuh dengan subur walaupun tidak ada sumber nutrisi seperti pupuk yang sengaja ditambahkan untuk memberikan unsur- unsur hara ke dalam tanah. Hal ini mengindikasikan bahwa mangrove mendapatkan nutrisi yang cukup dari tanah di sekitarnya. Kemungkinan di dalam tanah tersebut terdapat suatu kegiatan yang dilakukan oleh organisme tanah. Bakteri pelarut fosfat (BPF) seperti Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. merupakan mikroba tanah yang mempunyai kemampuan melarutkan fosfat (Rao, 1982).

  Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang eksplorasi bakteri pelarut fosfat yang terdapat dalam tanah hutan mangrove dan kemampuannya dalam melarutkan fosfat dengan menggunakan parameter secara kualitatif. Pendekatan secara kualitatif dengan melakukan identifikasi pada bakteri pelarut fosfat tersebut.

  Metode Penelitian Pengambilan sampel tanah

  Sampel tanah dari rhizosfer mangrove diambil menggunakan alat cylinder dengan kedalaman + 20 cm dan dimasukkan dalam kantong plastik.

  crof

  Bersamaan dengan sampling pengambilan tanah dari rhizosfer tanaman mangrove, dilakukan pula pengukuran faktor fisik dan kimia disetiap titik pengambilan sampel meliputi : pH, Salinitas, Kelembapan, dan Temperatur. Selanjutnya dianalisis di Laboratorium

  Tahap isolasi bakteri pelarut fosfat

  Masing-masing 25 g sampel yang telah ditimbang dimasukkan pada botol kultur yang telah berisi 225 mL akuades yang telah disterilkan sebelumnya, kemudian divortex selanjutnya dishaker selama 30 menit setelah itu didiamkan selama beberapa menit untuk kemudian diambil suspensinya + 10 mL ke dalam botol berisi 90 mL aquades steril dan homogenkan. Menumbuhkan pada media selektif dengan cara mengambil masing-masing 1 mL suspensi tanah mangrove setiap sampel lalu menuangkannya kedalam cawan petri, kemudian menambahkan media Pikovskaya dan menghomogenkan. Memberi label dan menginkubasi pada suhu 37ºC selama 2-3 hari. Setelah inkubasi, dilakukan pengamatan pada koloni pengamatan pada koloni yang tumbuh pada cawan petri, keberadaan bakteri pelarut fosfat dikatatakan positif apabila terdapat zona jernih pada media

  . Kemudian koloni tersebut dimurnikan dengan cara mengambil satu

  Pikovskaya

  ose pada koloni yang memiliki zona jernih dan di tanam pada media miring NA dengan metode streak untuk mendapatkan biakan murni.

  Tahap Identifikasi

  1. Uji morfologi Uji morfologi meliputi pengamatan secara makroskopis pada koloni yang meliputi: bentuk, warna, tepi dan elevasi serta pengamatan secara mikroskopis yang didapatkan dari hasil pengecatan Gram untuk mengetahui bentuk bakteri dan jenis Gram bakteri.

  2. Uji fisiologis Untuk uji fisiologis menggunakan 24 senyawa uji yaitu: Lysine, Ornithine,

  (ONPG),

  H2S, Glucose, Mannitol, Xylose, O-nitrophenyl- -D-galacto-pyranoside

  (TDA),

  Indole, Urease, Voges-Proskauer, Citrate, Tryptophan deaminase Gelatin, Malonate, Inositol, Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Lactose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, Salicin, Arginine.

  8 III.3.1 Merah Bulat Rata Cembung

  III.4.2 Jumlah 2 isolat 4 isolat 6 isolat

  7 III.2.2 Kuning Bulat Rata Cembung

  6 II.4.3 Kuning Bulat Rata Cembung

  5 II.4.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung

  4 II.4.1 Putih pucat Bulat Rata Cembung

  3 II.1.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung

  Rata Datar

  2 I.4.1

  1 I.1.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung

  

Tabel 5. Karakter morfologi koloni bakteri pelarut fosfat pada media

pikovskaya. No Kode Isolat Karakteristik morfologi koloni bakteri Warna Bentuk Tepi Elevasi

  Dari hasil isolasi bakteri pelarut fosfat tersebut didapatkan 2 isolat pada pengambilan tanah (sampling) pertama, 4 isolat pada pengambilan tanah kedua, dan 6 isolat pada pengambilan tanah ketiga. Isolat keseluruhan yang berhasil didapatkan pada penelitian kali ini sebanyak 12 isolat. Keberadaan isolat-isolat bakteri pelarut fosfat pada rhizosfer tanaman-tanaman mangrove ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di sekitar tempat tumbuh tanaman tersebut, antara lain kelembapan, pH, suhu, dan salinitas. Kelembapan dan pH merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan bakteri (Rao, 1982).

  I.4.1 II.4.1 ; II.4.2 ; II.4.3

  Hasil dan Pembahasan Tabel 4. Hasil Isolasi Pelarut Fosfat dari Rhizosfer Tanah Mangrove. No Lokasi Sampling Ulangan

  4 Rhizosfer tanah mangrove sp.4

  III.3.3 ; III.3.4

  III.3.1 ; III.3.2 ;

  3 Rhizosfer tanah mangrove sp.3 - -

  III.2.2

  2 Rhizosfer tanah mangrove sp.2 - -

  I.1.2 II.1.2 -

  1 Rhizosfer tanah mangrove sp.1

  III

  I II

  • Tengah: Putih -Tepi: Transparan Tidak beraturan

  9 III.3.2 Merah Bulat Rata Cembung

  • Tengah: Putih Tidak

  10 III.3.3 Rata Datar

  • Tepi: Transparan beraturan

  11 III.3.4 Merah Bulat Rata Cembung

  12 III.4.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung

  Tabel 6. Uji Morfologi sel secara mikroskopis isolat bakteri pelarut fosfat yang ada pada sampel. Morfologi Sel Kode Isolat Bentuk Gram

  • I.1.2 Batang -

  I.4.1 Batang

  II.1.2 + Batang

  II.4.1 Batang +

  II.4.2 + Batang

  II.4.3 Kokus +

  III.2.2 Kokus +

  • III.3.1 Kokus

  III.3.2 + Kokus

  • III.3.3 Batang

  III.3.4 Kokus +

  III.4.2 Batang + Berdasarkan tabel morfologi secara makroskopis dan mikroskopis, isolat

  I.1.2 memiliki kesamaan karakter morfologi koloni dan morfologi sel dengan kode isolat II.1.2 ; II.4.1 ; II.4.2 ; III.4.2. dan menunjukkan ciri genus Bacillus. Menurut Holt et. al., (2003) karakter Bacillus sp adalah berbentuk batang lurus, tersusun secara soliter atau berpasangan, gram positif. Pada isolat III.3.1 memiliki kesamaan karakter morfologi koloni dan morfologi sel dengan isolat III.3.2 dan III.3.4 dan menunjukkan ciri dari genus Micrococcus yang berpigmen merah. Menurut Holt et al., (2003) karakter Micrococcus termasuk Gram positif (+), kadang motil, tidak membentuk spora, aerob obligat, koloni biasanya berpigmen kuning atau merah. Pada isolat II.4.3 memiliki kesamaan karakter morfologi koloni dan morfologi sel dengan III.2.2 dan menunjukkan ciri dari genus

  Micrococcus yang berpigmen kuning. Menurut Holt et al., (2003) karakter

  termasuk Gram positif (+), kadang motil, tidak membentuk spora,

  Micrococcus III.4.2 + + - - - - + - - - - + Keterangan :

  III.3.4

  

III.3.4 + + - - - - + + + + + +

  III.3.3 + - + - - + + - + - - +

  III.3.2 + + + - - - - - + - - -

  III.3.1 + + + - - - - - + - - -

  III.2.2

  II.4.3 - + - - - - - - - - - -

  II.4.2 + + - - - - + - - - - +

  II.4.1

  II.1.2 + + - - - - + - - - - +

  I.4.1 + + - - - + + - - - - +

  I.1.2

  

III.4.2 + - - - - - + - + - + -

Kode isolat G el at in M al on at e In os it ol S or b it ol R h am n os e S u cr os e L ac tos e A rab in os e A d on it ol R af in os e S al ic in A rgi n in e

  

III.3.3 + - - - + - + - + - + +

  aerob obligat, koloni biasanya berpigmen kuning atau merah. Pada isolat III.3.3 dan I.4.1 termasuk kedalam genus Pseudomonas. . Menurut Holt et al., (2003) karakter Pseudomonas merupakan bakteri berbentuk batang, motil dengan satu atau lebih flagella, gram negatif, aerob, tidak membentuk spora

  

III.3.2 + + - - - - + + + + + +

  

III.3.1 + + - - - - + + + + + +

  

III.2.2 + - - - - - + - + - + -

  

II.4.3 + - - - - - + - + - + -

  

II.4.2 + - - - - - + - + - + -

  

II.4.1 + - - - - - + - + - + -

  

II.1.2 + - - - - - + - + - + -

  V -P C it rat e T D A

I.1.2 + - - - - - + - + - + -

I.4.1 + - - - - - + - + - + +

  X yl os e O N P G In d ol e U re as e

  2S G lu cos e M an n it ol

  Tabel 8. Uji fisiologis untuk isolat bakteri Kode isolat L ys in e O rn it h in e H

  • + + - - - - + - - - - +
  • + + - - - - + - - - - +
    • - + - - - - - - - - - -

  • + + + - - - - - + - - -
  • + : Hasil uji positif
    • : Hasil uji negatif

  Pada tabel 8. Uji fisiologis diatas terdapat kesamaan hasil uji fisiologis untuk beberapa isolat. Pada isolat Bacillus (I.1.2; II.1.2 ; II.4.1 ; II.4.2 ; III.4.2.) dapat memecah gugus amino Lysine, dan Arginin namun tidak dapat memecah gugus amino Ornithine, dapat memfermentasikan Lactose namun tidak dapat memfermentasikan Glucose, Mannitol, Xylose, Malonate, Inositol, Sorbitol,

  , dan Salicin, dapat

  Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Adonitol, Rafinose

  menghidrolisis ONPG, Urease, dan Gelatine namun tidak dapat menghidrolisis asam amino sistein pada H

2 S, tidak terbentuk Indole, tidak membentuk acetoin

  pada V-P, menghasilkan enzim citrase, dan tidak mendeaminasi Tryptophan pada TDA. Pada isolat Micrococcus sp.2 (III.3.1; III.3.2 dan III.3.4) dapat memecah gugus amino Lysine, dan Ornithine namun tidak dapat memecah gugus amino

  , dapat memfermentasikan Malonate, Inositol, Glucose, Adonitol namun

  Arginin

  tidak dapat memfermentasikan Lactose, Mannitol, Xylose, Sorbitol, Rhamnose,

  Sucrose, Arabinose, Rafinose, dan Salicin, dapat menghidrolisis ONPG, Urease,

  dan Gelatine namun tidak dapat menghidrolisis asam amino sistein pada H

  2 S,

  terbentuk Indole, membentuk acetoin pada V-P, menghasilkan enzim citrase, dan mendeaminasi Tryptophan pada TDA. Pada Micrococcus sp.1 (II.4.3 dan III.2.2) dapat memecah gugus amino Lysine, namun tidak dapat memecah Ornithine dan

  , dapat memfermentasikan namun tidak dapat

  Arginin Malonate,

  memfermentasikan Inositol, Glucose, Adonitol Lactose, Mannitol, Xylose,

  Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Rafinose, dan Salicin, dapat

  menghidrolisis ONPG, Urease, namun tidak dapat menghidrolisis Gelatine dan asam amino sistein pada H S, tidak terbentuk Indole, tidak membentuk acetoin

  2

  pada V-P, menghasilkan enzim citrase, namun tidak mendeaminasi Tryptophan pada TDA. Pada genus Pseudomonas (III.3.3 dan I.4.1) dibedakan dari hasil uji fisiologis karena isolat III.3.3 mampu memfermentasikan Mannitol, Inositol,

  Adonitol dan Sucrose

  Hasil isolasi dan identifikasi dari sampel tanah di kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya diperoleh 12 isolat bakteri pelarut fosfat dan didominasi oleh genus Bacillus yaitu 5 (lima) isolat Bacillus sp.1, 3 (tiga) isolat Micrococcus sp.1, 2 (dua) isolat Micrococcus sp.2. 1 (satu) isolat Pseudomonas sp.1 dan 1 isolat

  Pseudomonas sp.2. Pada Penelitian yang dilakukan oleh D.Costa et. al, (2004)

  pada tanah mangrove di India ditemukan beberapa genus bakteri yaitu Bacillus, . Wijiono (2009) juga

  Micrococcus, Pseudomonas, Mycobacteria, Microbacterium

  berhasil mengisolasi beberapa bakteri dari tanah mangrove di kawasan teluk tapian Nauli Tapanuli diantaranya B. subtilis, B. cereus, Micrococcus varians, dan Pseudomonas aeruginosa

  Aeromonas hydrophila, Bacilllus mycoides Kesimpulan

  Diperoleh tiga genus isolat murni bakteri pelarut fosfat yang dapat diidentifikasi, dari Bacillus. Micrococcus dan Pseudomonas pada rhizosfer tanah di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya Pada genus Bacillus secara makroskopik koloni memiliki warna putih pucat dengan bentuk bulat, tepi koloni rata dengan elevasi cembung dan secara mikroskopik termasuk Gram positif (+) dengan bentuk sel batang. Pada genus Micrococcus ditemukan 2 spesies yang berbeda yaitu Micrococcus sp.1 dengan koloni berwarna kuning dan Micrococcus 2 dengan koloni berwarna merah, namun keduanya sama-sama memiliki

  sp.

  bentuk koloni bulat dengan tepian rata dan elevasinya cembung. Secara mikroskopis genus Micrococcus termasuk Gram positif dengan bentuk sel kokus. Secara mikroskopis yang membedakan Micrococcus sp.1 dari Micrococcus sp.2 adalah pada Micrococcus sp.2 memiliki hasil positif terhadap Gelatin, Inositol,

  Adonitol, Ornithin, Indol , VP, dan TDA pada uji fisiologis. Pada genus

  juga ditemukan 2 jenis dengan penampakan makrosopis yang sama

  Pseudomonas

  yaitu koloni memiliki warna putih pada bagian tengah dan transparan pada bagian tepi koloni dengan bentuk koloni tidak beraturan namun memiliki tepi yang rata dan elevasi yang datar. Dari segi mikroskopis yang membedakan Pseudomonas 1 dan Pseudomonas sp.2 adalah pada Pseudomonas sp.2 menunjukkan hasil

  sp.

  positif pada Manitol, Inositol, Adonitol dan Sukrosa pada uji fisiologisnya.

  Saran

  Bakteri pelarut fosfat ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati karena bakteri pelarut fosfat tersebut dapat menyediakan salah satu unsur hara makro hara yang diperlukan oleh tanaman yaitu fosfat. Dan perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan mikroba pelarut fosfat selain dari bakteri, seperti: kapang, khamir, dan aktinomiset

  Daftar Pustaka

  D’Costa, P. M., Kalekar, S., and Bhosle, S. 2004. Breakdown of Conifer Needle

  Debris in a New Nothern Reservoir

  . Southern Indian Lake. Manitoba. 41: 649-658. Holt, G., Krieg, N. R., Sneath, P. H. J. T., and William S. T, 2003. Bergey’s

  manual of determinative bacteriology, 9 th Edition. Lippincontt William and Wilking, Philadelphia. USA.

  Rao, N. S. S. 1982. Phosphate solubilization by soil microorganisms. In N.S.

  Rao (ed.). Advanced in agricultural microbiology. New Delhi: Oxford and IBH Publishing Co. Wijiyono. 2009. Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Avicennia marina yang

  Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Teluk Tapian Nauli

  . Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan.

  Lampiran 2 Komposisi dan prosedur pembuatan media selektif pertumbuhan bakteri

  1. Pembuatan medium selektif Pikovskaya

  Komposisi bahan kimia yang diperlukan

  1. Glukosa 10 g/L

  2. Ca PO 5 g/L

  3

  4

  3. (NH

  4 )

  2 SO 4 0,5 g/L

  4. KCl 0,2 g/L

  5. MgSO 0,1 g/L

  4

  6. MnSO

  4 0,1 g/L

  7. FeSO

  4 0,1 g/L

  8. Yeast Ekstrak 0,5 g/L

  9. Agar Powder 15 g/L

  10. Aquades

  1 Liter Cara membuat

  Mengisi kurang lebih 500 mL aquades kedalam erlenmayer 1000 mL, lalu Menimbang satu per satu bahan dan mengaduk larutan dengan spatula setiap penambahan bahan, pada akhir kita menambahkan aquades sampai volume 1 Liter dan menambahkan agar powder lalu aduk dengan spatula, lalu kita memanaskan media sambil terus di aduk, sebelum di autoclav kita membagi larutan kedalam dua labu erlenmayer agar media tersterilisasi secara optimal, setelah steril kita memasukkan media kedalam cawan untuk langsung digunakan dan sisanya

  o

  disimpan di dalam inkubator bersuhu 65 C.

  2. Pembuatan Senyawa Uji Fisiologis berdasarkan buku The Manual OXOID

a. Uji Lysine Bahan :

  Yeast extract 3.0 g Glucose 1.0 g L-lysine 5.0 g Bromocresol purple 0.016 g

  Akuades 1000 mL pH 6.1 ± 0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian diaduk sampai homogen. Setelah itu di sterilkan ke dalam autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja :

  Menginokulasikan satu ose kultur murni ke dalam medium, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.

  Positive

  Glukosa asam (pH turun, kuning)

  dekarboksilase

  Asam amino(lysine) amina + CO (pH meningkat, ungu)

  2 Negative

  Glukosa asam (pH turun, kuning)

  No dekarboksilase

  Asam amino(lysine) asam amino (pH tetap asam, kuning)

b. Uji Ornithine

  Yeast extract 3.0 g Glucose 1.0 g Ornithine 5.0 g Bromocresol purple 0.016 g Akuades 1000 mL pH 6.1 ± 0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian diaduk sampai homogen. Setelah itu di sterilkan ke dalam autoclave dengan suhu 121°C selama 15 menit dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja :

  Menginokulasikan satu ose kultur murni ke dalam medium, kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.

  Positive

  Glukosa asam (pH turun, kuning)

  dekarboksilase

  Asam amino(ornithine) amina + CO

  2 (pH meningkat, ungu) Negative

  Glukosa asam (pH turun, kuning)

  

No dekarboksilase

  Asam amino(ornithine) asam amino (pH tetap asam, kuning)

c. Uji H2S Bahan

  Tryptone 20 g

  6.1 g

  Peptone

  0.2 g

  Ferrous ammonium sulphate Sodium thiosulphate 0.2 g

  Agar 3.5 g Akuades 1000 mL pH 7.3 ± 0.2

  Prosedur

  Mencampurkan seluruh zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, setelah tercampur kemudian ditambahkan agar dan dipanaskan. Setelah itu disterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Positive Sistein desulfurase

  Sistein NH

  3 + asam piruvat +H

  2 S

  H

  2 S +FeSO

  4 FeS + H

  2 SO 4 (media hitam) Negative

  Sistein sistein (tidak ada produksi H

  2 S, tidak ada reaksi)

d. Uji Glucose Bahan :

  Casein Peptone 10 g

  Glucose 5 g Sodium Chloride 5 g Phenol Red 0,018 g Akuades 500 mL pH 7.0 ±0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Cara Kerja

  Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham. Lalu inkubasi 24-48 jam Positive karbohidrat asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung durham warna berubah menjadi kuning

  Negative karbohidrat tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

  warna

e. Uji Mannitol

  Bahan : Casein Peptone 10 g Mannitol 5 g Sodium Chloride 5 g Phenol Red 0,018 g Akuades 500 mL pH 7.0 ±0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja :

  Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham. Lalu inkubasi 24-48 jam Positive karbohidrat asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung durham warna berubah menjadi kuning

  Negative karbohidrat tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

  warna

f. Uji Xylose Bahan :

  Casein Peptone 10 g Xylose 5 g Sodium Chloride 5 g Phenol Red 0,018 g Akuades 500 mL pH 7.0 ±0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja :

  Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham. Lalu inkubasi 24-48 jam Positive karbohidrat asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung durham warna berubah menjadi kuning

  Negative karbohidrat tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

  warna

  g. Uji ONPG (O-nitrophenyl- -D-Galaktopiranosa) Bahan

  ONPG disc NaCl 0.88% 0.1 mL

  Cara kerja

  1. Menempatkan disc yang steril ke dalam tabung reaksi

  2. Menambahkan 0.1 mL NaCl 0.88%

  3. Mengambil 1 ose biakan dan menginokulasikan ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan fisiologis dan ONPG disc

  4. Inkubasi pada suhu 35°C

  Positive berwarna kuning

  tidak berwarna

  Negative

  h. Uji Indole Bahan

  Tryptone 20 g Peptone 6.1 g Ferrous ammonium sulphate 0.2 g Sodium thiosulphate 0.2 g Agar 3.5 g Akuades 1000 mL pH 7.3 ± 0.2

  Prosedur

  Mencampurkan seluruh zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, setelah tercampur kemudian ditambahkan agar dan dipanaskan. Setelah itu disterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja :

  Menginokulasikan satu ose lurus dengan cara menusukkannya ke dalam 1/3 bagian media. Inkubasi pada suhu 35°C selama 24 jam. Setelah inkubasi kemudian ditambahkan 0.2 mL reagen kovac dan didiamkan selama 10 menit.

  Positive tryptophanase

  Tryptophan NH

  3 + asam piruvat +indole

  Indol + reagen kovac = cincin merah

  Negative

  Tryptophan tryptophan Tidak terjadi reaksi dengan reagen kovac

i. Uji Urease Bahan a

  Peptone 1.0 g Glukosa 1.0 g Disodium fosfat 1.2 g Potassium dihidrogen fosfat 0.8 g NaCl 5.0 g

  Phenol red 0.004 g

  Akuades 1000 mL pH 6.8 ± 0.2

  Bahan b

  Larutan urea 40% steril 5 mL

  Prosedur

  Mencampurkan semua bahan a, kemudian disterilkan di dalam autoclave dengan suhu 115°C selama 15 menit. Setelah steril,mendinginkan media hingga 55°C dan kemudian ditambahkan dengan bahan b secara aseptic, homogenkan.

  Positive warna media berubah menjadi pink-merah Negative warna mediatidak mengalami perubahan warna

  j. Uji V-P (Voges-Proskauer) Bahan

  Peptone 5.0 g Glukosa 5.0 g Buffer fosfat 5.0 g Akuades 1000 mL pH 7.5 ± 0.2

  Prosedur

  Menambahkan seluruh zat kimia tersebut ke dalam akuades1000 mL, kemudian aduk hingga semua bahan tercampur rata. Setelah itu disterilkan ke dalam autoclave selama 15 menit dengan tekanan 121°C.

  Cara kerja

  Menginokulasikan 10 mL media dengan 2 ose kultur murni usia 24 jam, inkubasi kurang dari 48 jam pada suhu 35°C. setelah inkubasi, menambahkan larutan -naphtol alkohol 5% sebanyak 3 mL ke dalam tabung, setelah itu ditambahkan lagi dengan larutan KOH 40% sebanyak 3mL kemudian dihomogenkan.

  Positive warna merah pada medium

  warna merah tembaga pada medium

  Negative k. Uji Citrate Bahan :

  Magnesium sulfat 0.2 g Ammonium dihidrogen fosfat 0.2 g Sodium ammonium fosfat 0.8 g

  2.0 g

  Sodium citrate, tribasic

  NaCl 5.0 g

  Bromothymol blue 0.08 g

  Agar 15 g Akuades 1000 mL pH 7.0 ±0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian ditambahkan agar dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja:

  Inokulasikan satu ose bakteri dengan cara menusukkannya ke dalam media di dalam tabung reaksi. Inkubasi 48 jam pada suhu 35°C.

  Positive

  Citrate asam oksaloasetat + asam asetat Asam oksaloasetat asam purivat +CO

  2

  • CO + Na Na CO (pH meningkat) berwarna biru

  2

  2

3 Negative

  Citrate (hijau) citrate (pH tidak berubah)

  l. Uji TDA (Tryptophan Deamination) Bahan :

  Tryptophan 120 g Akuades 1000 mL pH 7.0 ±0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan ke dalam 1000 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam

  autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja:

  Menginokulasikan kultur murni kedalam media berisi TDA lalu inkubasi 24-48 jam dengan suhu 35 derajat

  

Positive terjadi perubahan warna coklat kehijauan pada media

  warna tetap kuning krem pada media

  Negative

  m. Uji Gelatin Bahan :

  Gelatin 120 g Akuades 1000 mL pH 7.0 ±0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan ke dalam 1000 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam

  autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja

  Mencampur suspense kultur biakan murni dengan media gelatin, lalu inkubasi 35 derajat selama 24-48 jam. Setelah itu masukkan lemari es bersuhu 20 derajat selama 30 menit.

  Positive berwarna kuning Negative tidak berwarna n. Uji Malonate Bahan :

  Casein Peptone 10 g Malonate 5 g Sodium Chloride 5 g Phenol Red 0,018 g Akuades 500 mL pH 7.0 ±0.2

  Prosedur :

  Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.

  Cara kerja:

  Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham. Lalu inkubasi 24-48 jam Positive karbohidrat asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung durham warna berubah menjadi kuning

  Negative karbohidrat tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan

  warna

  o. Uji Inositol Bahan :

  Casein Peptone 10 g Inositol 5 g Sodium Chloride 5 g Phenol Red 0,018 g Akuades 500 mL pH 7.0 ±0.2