BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, preferensi risiko eksekutif, dan leverage terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

  Penelitian ini tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki keterkaitan baik persamaan maupun perbedaan dalam objek yang akan diteliti.

  Mgammal, et al (2017) 1.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruhkepemilikan manajeral dan internal corporate governance yang diproksikan dengan kompensasi manajementerhadap Tax avoidance (penghindaran pajak). Penelitian ini mengguanakan variabel dependen yaitu penghindaran pajaksedangkan untuk variabel independennya yaitu variabel kepemilikan manajerial dan kompensasi manajemen. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia pada tahun 2010-2012.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kompensasi manajemen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

  a.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada Kesamaan variabel yang digunakan variabel independen kepemilikan manajerial dan variabel dependen tentang penghindaran pajak. b.

  Kesamaan pengukuran dalam menilai kepemilikan manajerial yang menggunakan proporsi kepemilikan saham manajerial yang ada di perusahaan. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a.

  Variabel kompensasi manajemen tidak digunakan dalam penelitian ini.

  b.

  Perusahaan yang digunakan pada penelitian terdahulu yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia pada tahun 2010-2012. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek yang berada di kawaasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

2. Wiguna & Jati (2017)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh corporate social

  

responsibility , preferensi risiko eksekutif, dan capital intensity pada penghindaran

  Pajak. Penelitian ini mengguanakan variabel dependen yaitu penghindaran Pajaksedangkan untuk variabel independennya yaitu corporate social

  

responsibility, preferensi risiko eksekutif dan capital intensity. Sampel yang

  digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive

  

sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode

  regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital Intensity tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak, sedangkan untuk corporate social

  

responsibility dan Preferensi Risiko Eksekutif berpengaruh terhadap Penghindaran

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Kesamaan variabel yang digunakan yaitu variabel independen preferensi risiko eksekutif, capital intensity dan variable dependen tentang penghindaran pajak.

  b.

  Kesamaan pengukuran dalam menilai capital intensity dan preferensi risiko eksekutif yang menggunakan capital intensity ratio sedangkan Preferensi menggunakan standard deviasi dari EBITDA. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a.

  Variable corporate social responsibility tidak digunakan dalam penelitian ini.

  b.

  Perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2013 sampai dengan 2015. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek yang berada di kawaasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

3. Ying, et al (2017)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruhkepemilikan pemerintah, kepemilikan institusional konsentrasi kepemilikan, kepemilikan institusional terhadap Tax avoidance (penghindaran pajak).Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu penghindaran pajaksedangkan untuk variabel independennya yaitukepemilikan pemerintah, kepemilikan terkonsentrasi, dan kepemilikan institusional. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang keuangan dan asuransi) pada tahun 2006-2012. Sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan pemerintah, kepemilikan terkonsentrasi dan Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulumenggunakan variabel independen kepemilikan institusional dan variable dependen tentang penghindaran pajak.

  b.

  Kesamaan pengukuran dalam menilai kepemilikan institusional yang menggunakan proporsi kepemilikan saham institusional yang ada di perusahaan. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a.

  Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variabel kepemilikan pemerintah dan kepemilikan terkonsentrasi tidak digunakan dalam penelitian ini.

  b.

  Penelitian sebelumnya menggunakan tax book gab untuk mengukur penghindaran pajak sedangkan penelitian ini menggunakan GAAP ETR.

  c.

  Perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Shenzhen dan shanghai (tidak termasuk perusahaan keuangan dan asuransi) pada tahun 2006-2012. Pada penelitian yang akan di kawaasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

  4. Asri & Suardana (2016) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh komisaris independen, komite audit, preferensi risiko eksekutif dan ukuran perusahaan pada penghindaran Pajak. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu penghindaran Pajak sedangkan untuk variabel independennya yaitu proporsi komisaris independen, komite audit, preferensi risiko eksekutif dan ukuran perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sedangkan untuk komite audit, preferensi risiko eksekutif, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Kesamaan variabel yang digunakan yaitu variabel independen preferensi risiko eksekutif dan variable dependen tentang penghindaran pajak.

  b.

  Kesamaan pengukuran dalam menilai preferensi risiko eksekutif yang menggunakan Preferensi menggunakan standard deviasi dari EBITDA. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a.

  Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variable komite audit, proporsi komisaris independen dan ukuran perusahaan.

  b.

  Perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2011 sampai dengan 2013. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek yang berada di kawaasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

5. Cahyono, Andini, & Raharjo (2016)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh komite audit, kepemilikan institusional, dewan komisaris, ukuran perusahaan, leverage dan

  

profitabilitas terhadap penghindaran pajak pada perusahaan sektor Perbankan yang

  terdaftar di BEI periode tahun 2011

  • – 2013. Variabel dependennya yaitu penghindaran pajaksedangkan variabel independennya yaitu pengaruh komite audit, kepemilikan institusional, dewan komisaris, ukuran Perusahaan, leverage dan

  

profitabilitas . Sampel yang digunakan adalah pada perusahaan sektor Perbankan

  yang terdaftar di BEI periode tahun 2011 – 2013, dengan menggunakan metode

  

purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

  dengan metode regresi linier berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penghindaran pajak sedangkan untuk kelima variabel lainnya tidak berpengaruh pada penghindaran pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Kesamaan variabel yang digunakan adalah variabel independen kepemilikan institusional dan leverage dan Variabel tentang penghindaran pajak.

  b.

  Kesamaan pengukuran yang digunakan oleh peneliti dalam menilai kepemilikan Institusional yang menggunakan proporsi kepemilikan Institusional terhadap saham yang beredar dan Leverage yang menjelaskan komposisi Hutang terhadap modal yang dimiliki perusahaan.

  c.

  Kesamaan sektor yaitu menggunakan sektor perbankan. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

  a. Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variable komite audit, dewan komisaris, ukuran perusahaan, dan profitabilitas tidak digunakan dalam penelitian ini.

  b. Perbedaan periode pada penelitian sebelumnya menggunakan periode 2011 sampai 2013 sedangkan pada penelitian ini menggunakan 2013 hingga 2016.

  Luasan data di penelitian ini menggunakan Negara-negara di Asia Tenggara, sedangkan sebelumnya hanya menggunakan Negara Indonesia.

6. Mayangsari (2015)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif, preferensi risiko eksekutif dan leverage terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini mengguanakan variabel dependen yaitu penghindaran pajak sedangkan untuk variabel independennya yaitu kompensasi Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2013, sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive

  

sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode

multiple regression . Hasil penelitian menunjukkan bahwa Preferensi risiko

  eksekutif tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak, sedangkan untuk kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif dan leverage berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a.

  Kesamaan variabel yang digunakan yaitu variabel independen preferensi risiko eksekutif, kepemilikan saham eksekutif dan leverage dan variable dependen tentang penghindaran pajak.

  b.

  Kesamaan pengukuran dalam menilai kepemilikan saham eksekutif, preferensi risiko eksekutif dan leverage yang menggunakan total komposisi Hutang terhadap Modal, untuk kepemilikan saham eksekutif menggunakan proporsi saham yang dimiliki oleh pihak eksekutif/manajemen terhadap saham yang beredarsedangkan Preferensi menggunakan standard deviasi dari EBITDA. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

  a. Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variabel kompensasi manajemen tidak digunakan dalam penelitian ini.

  b. Perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2010 sampai dengan 2013.

  Bursa Efek yang berada di kawaasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

7. Muzakki & Darsono (2015)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh corporate social

  

responsibility , dan capital intensity terhadap penghindaran pajak. Penelitian ini

  mengguanakan variabel dependen yaitu penghindaran pajaksedangkan untuk variabel independennya yaitu corporate social responsibility, dan capital intensity, selain variabel tersebut penelitian juga menggunakan variabel kontrol berupa ukuran perusahaan dan profitabilitas. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013, sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive random sampling.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital intensity, corporate socal

  

responsibility dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak,

sedangkan untuk profitabilitas tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a. Kesamaan variabel yang digunakan menggunakan variabel independen

capital intensity dan variable dependen tentang penghindaran pajak.

  b. Kesamaan pengukuran dalam menilai capital intensity yang menggunakan capital intensity ratio.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variable

  Corporate Social Responsibility dan variabel kontrolnya menggunakan Ukuran dan Profitabilitas.

  b. Perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2011 sampai dengan 2013. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek yang berada di kawaasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

8. Ribeiro et al.(2015)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruhkarakter perusahaan dan corporate governance terhadap tax avoidance (penghindaran pajak). Penelitian ini mengguanakan variabel dependen yaitu penghindaran pajaksedangkan untuk variabel independennya yaitu karakter perusahaan diproksikanukuran perusahaan, leverage, capital intensity, inventory intensity,

  

R&D intencity, ROA, Kapitalisasi Pasar, Laba sedangkan corporate governance

  diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan terkonsentrasi, komposisi dewan dan komposisi dewan non eksekutif. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa London pada tahun 2010-2013.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran,leverage, capital intensity,

  

inventory intensity, R&D intensity, ROA, kapitalisasi pasar, laba, kepemilikan

  institusional, kepemilikan terkonsentrasi, komposisi dewan, komposisi dewan non

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu variabel independen leverage, capital intensity, kepemilikan institusional dan variable dependen tentang penghindaran pajak.

  b. Kesamaan pengukuran dalam menilai kepemilikan institusional dan capital

  intensity yang menggunakan proporsi kepemilikan saham institusional yang ada di perusahaan terhadap saham yang beredar dan capital intensity ratio.

  c. Kesamaan pengukuran dependen menggunakan GAAP ETR. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

  a. Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variabel ukuran, inventory intensity, R&D intensity, ROA, kapitalisasi pasar, laba, kepemilikan terkonsentrasi, komposisi dewan, komposisi dewan non eksekutif tidak digunakan dalam penelitian ini.

  b. Perusahaan yang digunakan pada penelitian terdahulu yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa London pada tahun 2010-2013. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek yang berada di kawaasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

9. Hanafi & Harto (2014)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kompensasi eksekutif, kepemilikan ssham eksekutif dan preferensi risiko eksekutif terhadap yaitu penghindaran pajaksedangkan untuk variabel independennya yaitu kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif, preferensi risiko eksekutif.

  Sampel yang digunakan adalah perusahaan property, real estate and building

  

construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012, sampel

  ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi eksekutif, kepemilikan saham eksekutif dan preferensi risiko eksekutif berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu variabel independen kepemilikan eksekutif/manajerial dan variable dependen preferensi risiko eksekutif.

  b. Kesamaan pengukuran dalam menilai kepemilikan Eksekutif/Manajerial yang mengguanakan proporsi kepemilikan manajerial terhadap saham yang beredar dan preferensi risiko eksekutif,menggunakan standar deviasi earning suatu perusahaan.

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

  a. Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variable kompensasi manajemen tidak digunakan dalam penelitian ini.

  b. Perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2010 sampai yang terdaftar di Bursa Efek dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

10. Bardertscher, et al (2013)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh karakter struktur kepemilikan terhadap tax avoidance (penghindaran pajak).Penelitian ini mengguanakan variabel dependen yaitu penghindaran pajak sedangkan untuk variabel independennya yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilian PE (Privat

  

Enterprise ). sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Securities

Exchange Commission pada tahun 1980-2010.Teknik analisis data yang digunakan

  dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan kepemilikan PE berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu menggunakan variabel independen kepemilikan manajerial dan variabel dependen tentang penghindaran pajak.

  b. Kesamaan pengukuran dalam menilai kepemilikan manajerial yang menggunakan proporsi kepemilikan saham manajerial yang ada di perusahaan.

  c. Kesamaan pengukuran dependen yaitu menggunakan GAAP ETR. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada: a. Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variabel kepemilikan PE.

  b. Perusahaan yang digunakan pada penelitian terdahulu yaitu perusahaan yang terdaftar di Securities Exchange Commission pada tahun 1980-2010.

  Penelitian yang akan dilakukan menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek yang berada di kawaasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

11. Hartadinata &Tjaraka (2013)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan terhadap tax aggressiveness pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2008-2010. Penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu tax aggresiveness sedangkan untuk variabel independentnya yaitu kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, dan ukuran perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010, sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penghindaran pajak, sedangkan untuk kepemilikan manajerial, dan kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu variabel independen Kepemilikan Manajerial dan variabel dependen tentang penghindaran pajak.

  b. Kesamaan pengukuran yang digunakan dalam menilai kepemilikan manajerial yang mengguanakan proporsi kepemilikan manajerial terhadap saham yang beredar. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

  a. Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variable kebijakan hutang dan ukuran perusahaan tidak digunakan dalam penelitian ini.

  b. Perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2008 sampai dengan 2010. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek yang berada di kawasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

12. Annisa & Kurniasih (2012)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh corporate

  

governance terhadap tax avoidance. Penelitian ini variabel yang digunakan adalah

  variabel dependennya yaitu tax avoidance sedangkan untuk variabel independennya yaitu kepemilikan institusional, struktur dewan komisaris dan kualitas audit. Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, sampel ini dipilih dengan menggunakan ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris dewan komisaris, tidak berpengaruh terhadap tax avoidance sedangkan untuk komite audit dan kualitas auditberpengaruh pada tax avoidance.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu variabel independen kepemilikan institusional dan variable dependen tentang penghindaran pajak.

  b. Kesamaan pengukuran dalam menilai kepemilikan institusional yang menggunakan proporsi kepemilikan institusional terhadap saham yang beredar. Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

a. Perbedaan variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu variable

  komisaris independen, komite audit, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas.

  b. Sampel yang digunakan dalam penelitiannya Nuralifmida dan Lulus menggunakan semua perusahaan yang terdafftar di BEI pada tahun 2008.

  Penelitian yang akan dilakukan menggunakan sektor perbankan yang terdaftar Bursa Efek di kawasan Asia Tenggara pada tahun 2013 hingga 2016.

13. Irawan & Farahmita (2012)

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pengaruh kompensasi manajemen dan corporate governance terhadap manajemen pajak.

  Penelitian ini mengguanakan variabel dependen yaitu manajemen pajaksedangkan untuk variabel independennya yaitu kompensasi manajemen, kepemilikan saham direksi dan corporate governance, untuk variabel kontrol menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan, rasio hutang dan kinerja. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004- 2009 dan berindekkan JASICA (Jakarta Stock Industrial Clasification), sampel ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi manajemen, kepemilikan saham direksi, corporate governamce, ukuran perusahaan, penggunaan hutang, pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadap manajemen pajak.

  Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada: a. Kesamaan variabel yang digunakan oleh peneliti terdahulu yaitu variabel independen Kompensasi Manajemen dan variable dependen tentang penghindaran pajak.

  b. Kesamaan pengukuran dalam kepemilikan saham direksi sama-sama menggunakan proporsi saham direksi yang dimiliki oleh pihak direksi

  Perbedaan antara peneliti sekarang dan peneliti terdahulu terletak pada:

  a. Perbedaan variabel kontrol yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu ukuran perusahaan, penggunaan hutang, pertumbuhan perusahaan, kinerja perusahaan.

  b. Perusahaan yang digunakan pada penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun 2004 sampai dengan 2009 dan yang termasuk dalam indeks JASICA (Jakarta Stock

  Industrial Clasification ). Penelitian yang akan dilakukan menggunakan

  perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek yang berada di kawasan Asia Tenggara dengan sektor Perbankan mulai tahun 2013 hingga tahun 2016.

14. Hanlon dan Heitzman (2010)

  Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan review penelitian pajak. Meneliti empat bidang utama literatur: (1) peran informasi dari beban pajak penghasilan yang dilaporkan untuk akuntansi keuangan, (2) penghindaran pajak perusahaan, (3) pengambilan keputusan perusahaan termasuk investasi, struktur modal, dan bentuk organisasi, dan (4) pajak dan penetapan harga aset. Fokus utama makalah kami adalah pada peran pajak dalam keputusan bisnis. Kebijakan investasi dan pendanaan, bentuk organisasi, penetapan harga transfer, merger, dan keputusan kompensasi semuanya dipengaruhi oleh pajak. Hal penting di sini adalah bahwa pajak adalah salah satu faktor yang masuk ke keputusan tradeoff manfaat manajer, namun seringkali bukan faktor yang paling penting.

  Penelitian ini juga menjelaskan mengenai beberapa pengukuran perbandingan total beban pajak dan laba sebelum pajak. Total beban pajak dihitung dengan menjumlahkan beban pajak kini dan beban pajak tangguhan, laba sebelum pajak merupakan laba yang didapat dengan perhitungan sesuai standar akuntansi keuangan. 2) Current Effective Tax rate. Tarif pajak efektif kini merupakan perbandingan beban pajak penghasilan kini dan laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak merupakan laba yang didapat dengan perhitungan sesuai standar akuntansi keuangan. 3) Long-run Cash Effective Tax Rate. Tarif pajak efektif tunai jangka panjang merupakan perbandingan beban pajak tunai dan laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak merupakan laba yang didapat dengan perhitungan sesuai standar akuntansi keuangan. 4) Book Tax Gap. Untuk memperoleh estimasi laba kena pajak, penghasilan kena pajak harus di estimasi karena tidak diketahui jumlahnya melalui beban pajak kini lalu di gross up dengan tarif pajak badan sesuai peraturan undang-undang nomor 36 tahun 2008 sebesar 28% pada tahun 2009 dan 25% pada tahun 2010 dan seterusnya. Kemudian, laba kena pajak tersebut dikurangkan dari laba sebelum pajak untuk mengestimasi jumlah book tax gap. Persamaan dalam penelitian terdahulu dengan penelitian ini:

  a. Penelitian saat ini menggunakan Data sekunder, sama seperti penelitian terdahulu b. Teknik analisis data yang digunakan peneliti terdahulu dan saat ini sama yaitu regresi linear berganda.

  Perbedaan dalam penelitian terdahulu dengan penelitian ini:

  a. Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur di Amerika perbankan yang terdaftar di Bursa Efek masing-masing negara yang berada pada Asia Tenggara b. Peneliti terdahulu menggunakan variabel independen pengambilan keputusan perusahaan termasuk investasi, struktur modal, dan bentuk organisasi sedangkan peneliti saat ini kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, Preferensi risiko eksekutif , serta

  leverage

Tabel 2.1 TABEL HASIL PENELITIAN TERDAHULU

  Preferensi Kep. Kep. Capital Resiko Leverage

  Nama Tahun

  Institusional Manajerial Intensif Eksekutif Mgammal, et al 2017 TS

  TS Wiguna & Jati 2017 S

  Ying, et al 2017 S

  Asri dan 2016 S Suardana Cahyono, Andini 2016 S TS dan Raharjo Mayangsari 2015 S TS S Muzakki dan 2015 S Darsono

  Riberio,et al 2015 S S S

  Hanafi dan Harto 2014 S S

  Bardertscher, et

  2013 S

  al

  Hartadinata dan 2013 TS Tjaraka Annisa dan 2012 TS Kurniasih Irawan dan Faarahmita (SNA 2012 S

  XV) Hanlon dan 2010 Dependennya saja yang sama Heitzman

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Agency

  Teori Agency adalah teori ini didasarkan atas berbagai aspek dan implikasi hubungan keagenan. Hubungan keagenan adalah hubungan hubungan antara pemilik (prinsipal) dan manajemen (agen) yang di dalamnya agen bertindak atas nama dan untuk kepentingan prinsipal dan atas tindakannya (actions) tersebut agen mendapatkan imbalan tertentu. Hubungan agen inilah yang mendasari usaha perusahaan agar dapat memaksimalkan usaha perusahaan dengan tepat dan efisien.

  Menurut Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan agensi sebagai kontrak di mana satu atau lebih orang (prinsipal) melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa tindakan pelayanan atas nama mereka (principal) yang melibatkan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan. Harapan pihak

  

principal dalam pendelegasian ini pihak agen dapat menjalankan tugasnya sesuai

hak dan kewajiban yang telah diamanahkan oleh pihak principal.

  Dalam teori keagenen, agen biasanya dianggap sebagai pihak yang ingin memaksimumkan dirinya tetapi ia tetap selalu berusaha memenuhi kontrak.

  Kontrak dapat dikatakan efisien apabila mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan tanpa perselisihan dan para pihak mendapatkan hasil (outcomes) yang paling optimal dari berbagai kemungkinan alternatif tindakan yang dapat dilakukan agen (Suwarjono, 2014:485). Bagi prinsipal laporan keuangan akhir tahun merupakan laporan yang komprehensif tentang tindakan yang telah dilakukan oleh pihak agen dalam melaksanakan akan dilaporkan oleh pihak prinsipal yang berbentuk laporan keuangan akhir tahun maka pihak agen harus melaksanakan tugasnya selama satu periode dengan tepat dan efisien.

  Menurut Irawan& Farahmita (2012), manajer akan cenderung bertindak apabila memaksimalkan hasil laporan keuangan maka pihak agen harus bisa meningkatkan hasil laporan keuangan atau dengan kata lain meningkatkan laba perusahaan. Dengan meningkatkan laba perusahaan, pihak prinsipal kelak akan mendapatkan kenaikan dividen dibandingkan sebelumnya. Pihak agen dalam melaksanakan tugasnya agar meningkatkan laba perusahaan biasanya juga melibatkan penghindaran pajak sebagai alat untuk meningkatkan laba perusahaan. Manajer akan cenderung bertindak apabila pengelolaan pajak tersebut memberikan manfaat kepada mereka juga (Irawan & Farahmita, 2012). Dengan penghindaran pajak, pihak agen tidak melanggar peraturan perpajakan dan pihak prinsipal menganggap pihak agen dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Hubungan antara pihak agen dan principal ini akan menimbulkan agency cost (Irawan & Farahmita, 2012). Agency cost ini merupakan kerugian yang diderita pemegang saham sebagai akibat perilaku manajemen yang menyimpang dari memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham ditambah buaya yang dikeluarkan perilaku tersebut.

2.2.2 Penghindaran Pajak

  Menurut Pohan (2013:10), strategi pajak yang dapat ditempuh untuk mengefisiensikan beban pajak secara legal yaitu dengan tax saving, tax avoidance, penundaan pembayaran pajak, mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan, pelanggaran terhadap peraturan perpajakan. Menurut Ompusunggu (2011:03), tax

  

planning Adalah suatu kapasitas yang dimiliki oleh wajib pajak (WP) untuk

  menyusun aktivitas keuangan guna mendapatkan pengeluaran (beban pajak) yang minimal. Perusahaan yang melaksanakan tax planning harus sesuai dengan ketentuan UU perpajakan atau bisa disebut tax avoidance, namun apabila dalam perencanaannya perusahaan secara sengaja melakukan kesalahan penyajian laporan keuangan atau menghilangkan informasi penting dan tidak sesuai dengan ketentuan UU perpajakan maka perusahaan tersebut telah melaksanakan tax evasion. Adanya tindakan perencanaan pajak di suatu perusahaan pihak pemerintah semakin hari semakin meningkatkan fokus pada sistem perpajakan agar tidak ada lagi perusahaan yang melakukan tax evasion.

  Menurut Pohan (2013:18), Motivasi perusahaan dalam melaksanakan perencanaan pajak yaitu melihat tingkat kerumitan suatu peraturan, besarnya pajak yang akan dibayar, biaya untuk negosiasi, risiko deteksi ini berhubungan dengan tingkat probabilitas apakah pelanggaran ketentuan perpajakan ini akan terdeteksi atau tidak, besarnya denda yang akan timbul, serta moral masyarakat Secara umum. Motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak. Beban pajak yang dikeluarkan itu mempengaruhi pengambilan keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi melalui analisis cermat. Pemanfaatan peluang atau kesempatan dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi hakikatnya sama dengan memanfaatkan karena penerapan schedule taxation tarif yang diterapkan di Indonesia akan memotivasi wajib pajak/perencanaan pajak untuk mendesain tax planningnya sedemikian rupa pada besaran penghasilan kena pajak dengan lapisan tarif yang paling rendah.

  2.2.3 Kepemilikan Institusional

  Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan perusahaan oleh perusahaan baik yang berada di luar negeri maupun di dalam negeri, biasanya institusi menyerahkan tanggung jawab kepada devisi tertentu untuk mengelola investasi Perusahaan (Cahyono, Andini & Raharjo, 2016). Banyaknya kepemilikan institusional di perusahaan maka semakin banyak pihak-pihak yang ikut serta dalam mengawasi perusahan tersebut. Kepemilikan institusional itu terdiri dari beberapa orang yang berbeda-beda bidang. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional secara tidak langsung akan diawasi oleh beberapa orang yang memiliki beberapa sudut bidang sesuai profesi pihak kepemilikan institusional. Pihak agen (pihak manajemen) akan cenderung lebih taat dan berusaha dengan maksimal mungkin agar perusahaan dapat meningkatkan laba dan menjaga nama perusahaan.

  Kepemilikan institusional menggunakan proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusional terhadap jumlah saham yang beredar atau yang diterbitkan oleh perusahaan.

  2.2.4 Kepemilikan Manajerial

  Menurut Hartadinata & Tjaraka (2013), permasalahan keagenan tidak sepenuhnya diatasi melalui kebijakan insentif tetapi diperlukan juga kebijakan baru kepemilikan yang dimiliki oleh pihak internal (pihak manajemen). Semakin banyak kepemilikan manajerial di suatu perusahaan akan menurunkan permasalahan keagenan karena pihak manajerial sebagai pihak agen juga berperan sebagai pihak prinsipal. Dualisme peran ini akan berdampak pada motivasi terhadap kinerja manajemen dalam meingkatkan laba dilain sisi dapat mendapatkan insentif tetapi juga akan mendapatkan dividen. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki sedikit kepemilikan manajerial maka motivasi manajerial hanya pada insentif dan hanya berfokus pada pengembangan kapasitas atau ukuran perusahaan. Kepemilikan manajerial menggunakan proporsi jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen terhadap jumlah saham yang beredar atau yang diterbitkan oleh perusahaan.

2.2.5 Capital Intensity

  Menurut Pohan (2013:240), Peraturan dalam pasal 6 UU PPh No. 36 Tahun 2008. Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalm negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk salah satunya yaitu Penyusutan atas pengeluaran untuk memeperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan pasal 11 A.

  Metode penyusutan aset tetap diatur dalam PSAK No. 16. Berbeda dengan akuntansi komersial yang memperbolehkan perusahaan menggunakan metode garis lurus, metode saldo menurun, metode unit, metode penyusutan aset dipilih maka untuk tujuan perpajakan perusahaan hanya boleh memilih metode garis lurus atau metode saldo menurun. Penggunaan metode penyusutan atas harta harus dilakukan secara taat asas. Harta berwujud bangunan hanya dapat disusutkan dengan metode garis lurus. Harta berwujud selain bangunan dapat disusutkan dengan metode garis lurus atau metode saldo menurun. Dalam hal ini wajib pajak memilih menggunakan metode saldo menurun, nilai sisa buku pada akhir masa manfaat harus disusutkan sekaligus.

  Menurut Wiguna & Jati (2017), capital intensity merupakan seberapa besar perusahaan dalam menginvestasikan dana yang dimiliki atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang berupa aset tetap. Aset tetap ini setiap tahunnya akan mengeluarkan beban penyusutan. Beban penyusutan ini merupakan deductible

  

expense , apabila dalam perhitungan beban penyusutannya sudah menerapkan sesuai

  syarat dan ketentuan yang ada di Peraturan Perpajakan. Pihak prinsipal memberikan amanah kepada pihak manajemen agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan amanah yang telah diberikan oleh pihak prinsipal. Menurut Suwarjono (2014:485) agen biasanya dianggap sebagai pihak yang ingin memaksimumkan dirinya tetapi pihak manajemen tetap selalu berusaha memenuhi kontrak. Kontrak dapat dikatakan efisisen apabila mendorong pihak yang berkontrak melaksanakan apa yang diperjanjikan tanpa perselisihan dan para pihak mendapatkan hasil (outcomes) yang paling optimal dari berbagai kemungkinan alternatif tindakan yang dapat dilakukan agen. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen dalam meminimalkan beban pajak yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan yaitu

2.2.6 Preferensi Risiko Eksekutif

  Menurut Mayangsari (2015), risiko merupakan konsekuensi atau akibat yang terjadi karena sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang dan sebagai segala sesuatu yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Keputusan yang diambil oleh pihak eksekutif dalam melaksanakan perencanaan pajak haruslah sudah diperhitungkan risiko-risiko yang akan timbul bila keputusan tersebut dilaksanakan. Menurut Hidayat (2015:13), hubungan antara

  

expected income dan income variance. Expected income merupakan ukuran tingkat

  kepuasan para pembuat keputusan, sedangkan income variance merupakan ukuran tingkat risiko.

  Perilaku individu dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu risk averse yang merupakan perilaku individu yang takut terhadap risiko, pembuat keputusan yang netral terhadap risiko, dan yang terakhir yaitu risk taker merupakan perilaku individu yang bersedia mengambil risiko.

  Eksekutif yang berani dalam mengambil keputusan dengan risiko yang timbul sangat tinggi maka eksekutif tersebut tergolong dalam risk taker, sedangkan eksekutif yang menghindari risiko dalam mengambil keputusannya tergolong dalam risk averse. Tingginya risiko yang diterima oleh eksekutif dalam melaksanakan penghindaran pajak juga berdampak pada rendahnya beban pajak yang akan dikerluarkan oleh perusahaan, sedangkan eksekutif yang lebih memilih untuk menghindari risiko cenderung perusahaannya membayar pajak yang cukup tinggi dibandingkan dengan eksekutif yang menerima risiko tinggi. Preferensi risiko eksekutif ini bisa diukur dengan tingkat simpangan baku earning perusahaan untuk menentukan top manajer tersebut merupakan risk taker atau risk averse.

  2.2.7 Leverage

  Menurut Pohan (2013:240), Peraturan dalam pasal 6 UU PPh No. 36 Tahun 2008. Penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk salah satunya yaitu beban bunga yang tergolong deductible expense. Menurut Harahap (2013:306), Rasio leverage merupakan rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (Equity). Pihak Eksekutif memanfaatkan beban bunga yang timbul dari utang yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk mengurangi pendapatan dalam laba/rugi fiskal. Biaya yang timbul diperusahaan dengan meningkatkan hutang untuk mengembangkan perusahaan merupakan pilihan yang terbaik dibandingkan dengan membayar beban pajak yang cukup tinggi.

  2.2.8 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Tax Avoidance

  Perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan pada saat kepemilikan institusional di perusahaan tersebut tinggi dikarenakan kepemilikan institusional memiliki berbagai profesi atau bidang yang digeluti dalam satu institusional yang memiliki hak pada perusahaan tersebut. Pajak yang dikeluarkan juga akan semakin pengawasan ini juga akan menekan akan adanya tindakan tax avidance yang ada di perusahaan. Sebaliknya perusahaan dengan kepemilikan institusionalnya rendah maka akan menurunkan pengawasan dari suatu perusahaan dan perusahaan tidak dapat menekan tindakan tax avoidance yang ada di perusahaan. Penelitian yang akan dilakukan ini didukung oleh penelitian dari Cahyono, Andini dan Raharjo (2016), kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, serta penelitian dari Ying, et al (2017), kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

  2.2.9 Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Tax avoidance.

  Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen baik itu pihak direksi maupun komisaris. Adanya kepemilikan dari pihak direksi mauapun komisaris di suatu perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaan (Hartadinata & Tjaraka, 2013). Perusahaan dengan mayoritas kepemilikan manajerial maka semakin tinggi dan bijak dalam melaksanakan perencanaan pajak karena di satu posisi menjadi pihak manajemen dan di posisi lain juga menjadi pihak prinsipal. Dalam penelitian terdahulu, menurut Mayangsari (2015), kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Penelitian yang dilakukan Hanafi & Harto (2014), menunjukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

  2.2.10 Capital Intensity berpengaruh terhadap Tax Avoidance

Dokumen yang terkait

Pengaruh capital intensity, leverage, kepemilikan Institusional, dan profitabilitas terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

Pengaruh capital intensity, leverage, kepemilikan Institusional, dan profitabilitas terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh capital intensity, leverage, kepemilikan Institusional, dan profitabilitas terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 0 27

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan Manajerial, preferensi risiko eksekutif, Leverage dan ukuran perusahaan Terhadap penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

1 2 21

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan Manajerial, preferensi risiko eksekutif, Leverage dan ukuran perusahaan Terhadap penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan Manajerial, preferensi risiko eksekutif, Leverage dan ukuran perusahaan Terhadap penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 0 24

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan Manajerial, preferensi risiko eksekutif, Leverage dan ukuran perusahaan Terhadap penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 3 8

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, preferensi risiko eksekutif, dan leverage terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 1 23

Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, preferensi risiko eksekutif, dan leverage terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, capital intensity, preferensi risiko eksekutif, dan leverage terhadap Penghindaran pajak - Perbanas Institutional Repository

0 0 12