ANALISIS GANGGUAN REVERSE POWER DAN UNDER FREQUENCY PADA GENERATOR 153,75 MVA UNIT GAS TURBINE 3.1 DI PLTGU GRESIK

  Budi Eko dkk, Analisis Gangguan Reverse Power, Hal 111-124

ANALISIS GANGGUAN REVERSE POWER

DAN UNDER FREQUENCY PADA

GENERATOR 153,75 MVA UNIT GAS

  1 2 3 Budi Eko Prasetyo , Sigi Syah Wibowo , Mega Juliastuti , 4 5 1,2,3,4,5

Mochammad Junus , Muhammad Fahmi Hakim

  Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang

  

Abstrak

Generator unit GT 3.1 di PLTGU Gresik beroperasi paralel dengan Sub

Sistem Krian Gresik mengalami kegagalan pada suplai bahan bakar

tanggal 06 Oktober 2015 pukul 10:8 WIB sehingga proteksi reverse

power bekerja. Gangguan tersebut mengakibatkan unit GT 3.1 berhenti

beroperasi selama 2.21 jam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

bagaimana terjadinya gangguan dan setting relay reverse power pada

unit GT 3.1 kemudian hubungan antara reverse power dengan under

frequency dan penanggulangan agar gangguan reverse power pada unit

GT 3.1 tidak terulang kembali. Pada setting manual book yang

diterapkan, reverse power relay tipe 7RM3410 memiliki batasan setting

trip sebesar 16% (16 MW). Sedangkan menurut standart IEEE nomor

242 tahun 2001 setting reverse power relay sebesar 50% dan pada

generator unit GT 3.1 masih dalam kategori yang diizinkan. Ketika

terjadi penurunan putaran sebesar 76.6% akibat terganggunya suplai

bahan bakar, nilai tegangan terminal E = 1735,9 A ∠31,98°V, dan arus terminal I = 5750,26 A ∠154,78° Ampere, maka tegangan terminal turun

menjadi 1035,88V sedangkan tegangan sistem 10,5kV sehingga terjadi

daya balik 17,2 MW. Daya tersebut melebihi setting yang diterapkan,

oleh karena itu generator trip karena reverse power relay bekerja pada

setting waktu 1 detik. Pada saat gangguan, nilai putaran sebesar 702 rpm

dengan nilai frekuensi sebesar 11,7 Hz. Setting relay under frequency

adalah 47,5 Hz jeda waktu 10 detik Kata-kata kunci: Proteksi Generator, Reverse Power, Under Frequency.

  111

  Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

Abstract

  

Generator unit GT 3.1 at PLTGU Gresik which is operating in parallel

with Sub Krian Gresik System failed at fuel supply on 06 October 2015

at 10:08 pm so that reverse power protection worked. The disruption

resulted in the GT 3.1 unit stopped in operating for 2.21 hours. This

research was conducted to find out how the disturbance and setting of

reverse power relay in GT 3.1 unit and then the relationship between

reverse power with under frequency and counter measures so that the

reverse power interference on GT 3.1 unit does not happen again. In

manual book settings applied, reverse power relay type 7RM3410 has a

limit setting of 16% (16MW). Meanwhile, according to IEEE standard

number 242 of 2001 reverse power relay setting of 50% and on

  ∠

generator unit GT 3.1 is still in the category allowed. When the 76.6%

decline occurs due to disruption of the fuel supply, the value of EA =

1735.9 31.98 ° V, and IA = 5750.26 154.78 ° Ampere, the terminal

  ∠ ∠

voltage drops to 1035.88V while the system voltage is 10.5kV resulting

in a reverse 17.2 MW. The power exceeds the applied setting, therefore

the trip generator because reverse power relay work on setting time 1

second. At the time of interference, the rotation value of 702 rpm with a

frequency value of 11.7 Hz. Setting the relay under frequency is 47.5 Hz

lag time 10 seconds

Keywords: protection for generator, Reverse Power, Under Frequency.

1. PENDAHULUAN

  Pada PLTGU Gresik memiliki tiga konfigurasi blok dengan total daya mampu 1578 MW yakni blok I, II, dan III masing- masing memiliki tiga unit gas turbine masing

  • –masing dengan kapasitas 112,45 MW, satu unit steam turbine berkapasitas 188,91 MW. Kemudian semua blok beroperasi pada sistem jaringan 150 kV dan 500 kV Sub Sistem Krian Gresik.

  Pokok utama dalam suatu pengadaan sistem tenaga listrik adalah bagian dari pembangkitnya atau dalam hal ini adalah generatornya. Karena generator merupakan komponen utama dan penting dalam pembangkit listrik. Salah satu dari proteksi generator terdapat proteksi terhadap mesin penggerak mula (primemover). Gangguan yang dapat menyerang primeover yaitu berubahnya fungsi generator menjadi motor (motoring). Ketika primeover mengalami gangguan maka putaran dari suatu

  Budi Eko dkk, Analisis Gangguan Reverse Power, Hal 111-124

  generator akan turun menyebabkan frekuensi pada generator juga menurun. Untuk menghindari kerusakan pada generator, terdapat

  

Protection “Reverse Power Relay” yang berfungsi mendeteksi

  aliran daya balik yang masuk pada generator dan apabila nilai daya balik melampaui set point dari pengaman, maka Relay

  

Reverse Power akan bekerja dan beberapa saat kemudian

  memerintahkan Circuit Breaker yang ter-interlock dengan generator untuk membuka. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa terhadap sistem proteksi generator yang terkait dengan reverse power pada unit GT 3.1.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 PROTEKSI REVERSE POWER UNIT GT 3.1

  Proteksi reverse power yang terdapat pada generator unit GT 3.1 di PLTGU Gresik menggunakan relay Type SIEMENS

  

7RM3410 . Reverse Power Relay yang terdiri dari elemen C yaitu

  (arus), elemen P yaitu element power directional

  element current

  (arah daya) dan elemen T yaitu element time delay (tunda waktu) terdapat juga penguat yang menguatkan sinyal yang diperoleh dari sensor CT (current transformer) untuk mendeteksi arus dan VT (voltage transformer) untuk mendeteksi nilai daya [1].

  Apabila terjadi gangguan pada penggerak mula yang menyebabkan adanya daya balik pada generator maka elemen C dan P akan trip namun generator circuit breaker tidak akan bekerja apabila pick up time and power belum menyentuh pada setting waktu dan daya yang tersetting pada elemen time delay. Ketika elemen time delay sudah trip maka akan ada sinyal yang diterima oleh VT, jika nilai P yang terukur pada alat ukur lebih besar dari nilai setting maka reverse power relay bekerja sehingga memerintahkan GCB (Genereator Circuit Breaker) untuk meng off kan generator dimana hal ini berfungsi mengamankan system yang terdapat pada generator dari kerusakan kerusakan akibat adanya motoring pada penggerak mula, (lihat gambar 1). [2]

  113

  Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

Gambar 1. Rangkaian pengganti proteksi reverse power[2]

2.2 UNDER FREQUENCY RELAY UNIT GT 3.1

  Proteksi under frequency yang terdapat pada generator unit GT 3.1 di PLTGU Gresik menggunakan relay Type SIEMENS

  

7RP2310 . Relay yang digunakan untuk gangguan penurunan

  frekuensi ini berfungsi untuk mendeteksi adanya perubahan frekuensi secara tiba-tiba dari nilai frekuensi nominal. Penurunan frekuensi disebabkan oleh adanya kelebihan permintaan daya aktif ke jaringan atau kerusakan regulator frekuensi. Frekuensi yang turun mengakibatkan naiknya arus magnetisasi pada generator yang akan menaikkan temperatur. Relay ini akan mendeteksi hal tersebut yang kemudian mengoperasikan CB. [3]

3. METODE

  Langkah-langkah penyelesaian permasalahan adalah sebagai berikut. Langkah pertama adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada di PT. Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik yaitu tentang adanya gangguan terhadap kinerja proteksi reverse

  

power pada unit GT 3.1 di PLTGU Gresik. Setelah itu dilakukan

  perumusan masalah dan menentukan tujuan yang ingin dicapai di penelitian yaitu untuk menganalisis gangguan dari proteksi

  

reverse power hubungan dengan under frequency dan

  penanggulangan gangguan reverse power unit GT 3.1. Langkah ke lima yaitu pengambilan data gangguan dengan wawancara maupun observasi langsung di lapangan tentang data generator, relay, data tegangan dan manual book generator. Data yang

  Budi Eko dkk, Analisis Gangguan Reverse Power, Hal 111-124

  didapat kemudian dikumpulkan dan ditulis ulang di komputer. Pengecekan kembali terhadap data –data yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut, jika ada data yang kurang lengkap maka kembali ke langkah kelima. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan pengolahan data sesuai dengan

  

manual book dan melakukan analisis terhadap gangguan. Tahap

  kesembilan adalah menganalisis hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan reverse power dan melihat pengaruh gangguan reverse power jika gangguan tersebut mengakibatkan unit GT 3.1 trip terhadap sistem. Analisis sistem proteksi reverse power dan under frequency yang merupakan proteksi yang berkaiatan dengan putaran generator untuk memastikan proteksi bekerja sesuai settingnya. Pada kondisi di lapangan gangguan berpusat di penggerak utama yang disebabkan karena tidak terjadi proses pembakaran di ruang bakar. Kinerja dari koordinasi Relay

  

Reverse Power dan Relay Under Frequency sudah tepat sesuai

  setting atau peninjauan berupa analisa ulang. Setelah melakukan analisa, apakah hasil analisis sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai? jika TIDAK kembali pada perhitungan dan identifikasi terhadap gangguan jika YA dilanjutkan ke analisis penanggulangan gangguan reverse power. Langkah berikutnya yaitu menyimpulkan hasil analisis terhadap permasalahan gangguan reverse power beserta penanggulangan gangguan tersebut.

  115

  Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024 Mulai ( 1 ) 1 Identifikasi Masalah ( 2 ) Rumusan Masalah ( 3 ) Pengolahan Data dan Analisa Kinerja Analisa Penyebab Gangguan Relay Reverse Power ( 8 ) Reverse Power ( 9 ) Tujuan Yang Ingin Dicapai ( 4 ) Pengambilan Data ( 5 ) Observasi dan Power & Under Frekuensi ( 10 ) Generator GT 3.1 ( 11 ) Analisa Sistem Proteksi Reverse Analisa Kondisi Penentuan Setting untuk Koordinasi kerja Relay Reverse Power dan Relay Under Tidak Frekuensi (12) Pengumpulan Data ( 6 ) Tidak Sesuai Tujuan Analisa ( 13 ) Ya Kelengkapan Data ( 7 ) 1 Ya Analisa Penanggulangan Gangguan Reverse Power ( 14 ) Kesimpulan ( 15 ) Selesai ( 16 )

Gambar 2. Diagram alir penelitian

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penanganan Gangguan Reverse Power Unit GT 3.1

  Penanganan gangguan reverse power bersifat sementara saat unit stop dengan melakukan purifier online control oil untuk menjaga kondisi bahan bakar dari kenaikan kontaminan agar tidak mengganggu kinerja dari servo valve dengan cara melakukan drain sisa bahan bakar di posisi terbawah line Supply dan Return untuk menjaga keandalan dari control oil. [4] Berikut adalah nilai karakteristik tanpa beban, karakteristik berbeban, dan karakteristik pada saat gangguan.

  Budi Eko dkk, Analisis Gangguan Reverse Power, Hal 111-124 A. Karakteristik Tanpa Beban (Belum Dibebani)

  Dari data sheet generator terdapat nilai

  n = 3000 rpm P = 2 pole N = 54

  Dari data di atas untuk mencapai nilai frekuensi sinkron dapat dihitung dengan cara

  f = = = 50 Hz

  kemudian menghitung fungsi arus eksitasi pada kecepatan konstan F = = = 0.8758 Wb

  Φ

  Sehingga dapat diperoleh nilai tegangan terminal sebagai berikut,

  V T = F =

  x x N x f x Φ x 3.14 x 54 x 50 x 0.8758 = 10500

  ∠0° Volt = Ea

  B. Karakteristik Berbeban

  Dari data terukur maka dapat diketahui daya semu (S) sebagai berikut,

  S = n = 2999 rpm

  √ = N = 54 = 104.35 Mva

  Dari data di atas untuk mencapai nilai frekuensi (f) sinkron dapat dihitung dengan cara

  f = = = 49.98 Hz (frekuensi masih pada standar)

  kemudian menghitung fungsi arus eksitasi pada kecepatan konstan F = = = 0.877 Wb

  Φ

  Untuk membuktikan bahwa terdapat fungsi I yang F mempengaruhi V T maka, V = = T F x x N x f x Φ x 3.14 x 54 x 49.98 x 0.877 = 10510

  ∠0° Volt Selanjutnya menghitung nilai arus armatur generator

  I A = = = 5732.30 A

  Power factor beban: 0.9 lagging, jadi I = 5732.30 A ∠-25,84° A

  117

  Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

C. Karakteristik Gangguan Berdasarkan record data terukur.

  n = 702 rpm I = 481.113 Ampere F E 1735.9 = 1035.88 Volt A1 = T

  ∠ V

  f = 11.7 Hz (frekuensi tidak diizinkan menurut standart)

  Dari data di atas dapat dihitung nilai tegangan internal generator, apabila nilai E berkurang sebesar 76.6% maka nilai E A A pada kondisi saat ini adalah

  E A2 = V T + I A Rx + I A jXs

  = 1035.88 ∠0°+(5732.30 ∠ 5 84°A)( 594 Ω)+

  (5732.30 ∠25.84°A)(j0.177 Ω) = 1735.9 ∠31.98°V

  Selanjutnya untuk melihat perilaku generator, dan arah arus pada kondisi ini adalah

  ∠ ∠

  I A = = = 5750.26

  ∠154.78° Dengan demikian, perhitungan daya balik generator sebagai berikut.

  = 3 x

  P

  x 5750.26 x cos ∠154.78° = - 16 MW Jadi, pada kondisi ini reverse power relay type 7RM3410 bekerja kemudian memerintahkan GCB (Genereator Circuit

  

Breaker ) untuk meng-off-kan generator dari sistem interkoneksi

  agar generator unit GT 3.1 tidak menjadi beban pada sub sistem Krian-Gresik. Berikut adalah gambar vektor gangguan reverse power.

  

4.2 Analisa Setting Proteksi Gangguan Reverse Power

Relay 7rm3410 Unit GT 3.1

  Setting yang diterapkan pada relay 7RM3410 yakni sebesar 16% daya balik dengan nilai arus sebesar 5750,26

  ∠154,78° Ampere untuk trip, Pada saat terjadi gangguan reverse power arus balik mencapai nilai yang sama yaitu 5750,26

  ∠154,78° Ampere sehingga relay 7RM3410 bekerja.

  

4.2.1 Analisa Perhitunggan Setting Relay Reverse Power

Unit GT 3.1

  Untuk memperbaiki kehandalan sistem kinerja rele reverse

  

power yang terpasang di PLTGU, maka menggunakan metode

  penambahan alarm, maka batas arus balik pada generator dipilih nilai daya balik minimum yakni sebesar 8% untuk alarm dan

  Budi Eko dkk, Analisis Gangguan Reverse Power, Hal 111-124

  daya balik maksimum sebesar 12% untuk trip, dapat dihitung dan dibuktikan dengan perhitungannya dengan menggunakan

  microsoft excel sebagai berikut, Penurunan 80,00% 2400 95,00% 2850 47,5 268,621 10034,5 5733.7<154.69 155% % 100% 3000

Tabel 3. Hasil perhitungan gangguan reverse power unit GT 3.1

75% 2250 37,5 334,106 7389,86 5750.0<154.79 147% Rpm Hz If 40 320,742 8071,7 5701.45<154.49 124% 50 267,285 10510 10985 5748.92<154.79 163% NONE VT Ea Arus P Status 7880,2 NONE 8557,7 NONE 10510 NONE 55,00% 1650 27,5 387,563 4609,96 5129,57 5747.73<154.78 63%

45,00% 1350 22,5 414,292 3298,84 3846,8 5750.8<154.79 -2% NONE

65,00% 1950 32,5 360,835 5994,66 6469,52 5746.9<154.77 93% NONE

60% 1800 70% 2100 50% 1500 25 400,928 3941,26 4473,3 -1,10% NONE 30 374,199 5297,05 5806,8 5749.9<154.79 82% 35 347,471 6694,89 5746.6<154.76 103% 7190,4 NONE 5749.93<154.79 NONE NONE -

23,40% 702 11,7 481,113 1035,88 1735,9 -16% TRIP

35,00% 1050 17,5 441,02 2124,34 2720,96 5750.45<154.79 -8,20% 10% 300 40% 1200 25% 750 12,5 454,385 1116,9 2241,84 5749.92<154.8 12,13% 5 521,206 204,946 1121,26 5751.23<154 18,20% - 20 427,656 2690,57 3259,45 5749.21<154.78 -6,40% 5750.26<154.78 NONE NONE NONE TRIP

  • - 4,00% 120
  • 2,00% - - 3,00% 60 90 1,5 529,224 18,7289 1026,16 5751.33<154.79 29,06% 1 531,897 8,36598 1021,61 5751.36<154.36 29,80% TRIP TRIP TRIP - 2 526,551 33,1276 1032,6 5751.15<154.7 28,60% TRIP 1,00% 30 0,5 534,57 2,10201 1018,9 5751.360<154.36 32,61%

      Berdasarkan tabel hasil perhitungan di atas diketahui saat nilai alarm reverse power sebesar 8% arus balik yang terdeteksi oleh relay tersebut adalah sebesar 5750

      ∠154,79° Ampere dan nilai trip reverse power sebesar 12% arus balik yang terdeteksi oleh relay adalah sebesar 5749,9

      ∠154,8°Ampere. Setting tersebut lebih rendah dari setting awalnya hal ini dikarenakan agar unit

      

    gas turbin 3.1 mendeteksi arus balik sedini mungkin untuk

      menghindari unit trip secara mendadak tanpa adanya alarm serta menghindari dampak yang berbahaya pada generator akibat gangguan reverse power.

      119

      Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024

    4.3 Analisa Hubungan Gangguan Reverse Power dan

      Under Frekuensi Unit GT 3.1 Under Frequency

    4.3.1 Analisa Kondisi

      Kondisi under frequency dapat diartikan bahwa adanya penurunan putaran pada prime mover yang berada pada sisi governor suatu generator.

      Contoh pada kasus gangguan unit GT 3.1, ketika terjadi gangguan reverse power generator masih berada pada putaran yang dihasilkan sebesar 702 rpm,

      f = = =11,78Hz

      Setelah dianalisa dan diketahui bahwa nilai rpm dan Hz saling berhubungan Oleh karena itu, hubungan antara putaran (rpm) dengan frekuensi (Hz) dapat digambarkan pada grafik di bawah ini (Gambar 3) PUTARAN 3000 Rpm

      FREKUENSI 50 Hz Frekuensi 702 Rpm 11.7 Hz Putaran Trip Relay Reverse Power 1 sec Trip Relay Under Frekuensi 10 sec

    SETTING TIME

      

    Gambar 3. Grafik kondisi putaran dan frekuensi terhadap time delay

      Berdasarkan grafik dan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa besar nilai putaran yang dihasilkan oleh

      

    prime mover berbanding lurus dengan nilai frekuensi. Namun,

      walaupun penurunan frekuensi jauh dari batas yang diizinkan rele yg bekerja untuk mentripkan CB pada kondisi ini adalah reverse power relay dikarenakan setting time delay reverse power sebesar 1 detik dan under frekuensi sebesar 10 detik.

      Budi Eko dkk, Analisis Gangguan Reverse Power, Hal 111-124

      4.3.2 Perhitungan Setting Under frekuency Unit GT 3.1

      Berikut adalah data generator untuk perhitungan setting proteksi under frequency unit GT 3.1 [3]

      

    Tabel 5. Parameter setting under frequency relay

      Data Generator dan Parameter Setting U N 10,5 kV f N

      50 Hz Dimana,

      U : Tegangan nominal Generator N f N : Frekuensi Nominal

      Perhitungan Setting:

      Under Frequency = 95% x fn = 95% x 50Hz = 47.5 Hz

      

    4.4 Analisa Dampak Gangguan Reverse Power Terhadap

    Generator Unit GT 3.1

      4.4.1 Pemodelan Reverse Power Relay

      Jika proteksi reverse power bekerja mengakibatkan unit trip saat kondisi berbeban, kombinasi relay yang pasti dapat digunakan untuk proteksi dari gangguan penurunan putaran adalah under frequensi sebagai pendeteksi penurunan putaran yang akan memberikan efek linier terhadap penurunan frekuensi tegangan output terminal generator unit GT 3.1. Pada simulasi yang digunakan pada aplikasi MATLAB. Berikut ini adalah pemodelan elemen rangkaian simulasi pada Simulink. [7]

      

    Gambar 4. Pemodelan directional element

      121

      Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024 Gambar 5. Nilai frekuensi terhadap waktu

      Dari Gambar 5. diketahui, apabila daya mekanikal berupa putaran penggerak mula menurun menyebabkan nilai frekuensi akan menurun karna sifat dari putaran dan frekuensi adalah berbanding lurus. [8]

    4.5 PENANGGULANGAN GANGGUAN REVERSE

    POWER UNIT GT 3.1

    4.5.1 Root Causes Failure Analysis (RCFA) ROOT CAUSES FAILURE ANALYSIS

      PROTEKSI SISTEM PENGECEKAN SETTING RELAY UNDER FREKUENSI Hz DENGAN TIME DELAY 10 s

    REVERSE POWER

    SETTING RELAY

    SETTING RELAY SETTING YANG DITERAPKAN 47.5 PENURUNAN SETTING TRIP PENAMBAHAN SETTING ALARM 8% (8MW) REVERSE POWER RELAY GT 3.1 BEKERJA MECHANICAL SISI PERFORMANCE SERVO

    PROSES PEMBAKARAN SUPPLY BAHAN BAKAR

    RUANG BAHAN BAKAR KONTAMINAN PADA

    TIDAK TERJADI PEMBERSIHAN AREA

    NAIKNYA

    VALVE TIDAK RESPONSIF

    BAKAR POSISI TERBAWAH MENDRAIN SISA BAHAN

    MENJADI 12% (12MW)

      Gambar 6. Penanggulangan gangguan dengan root cause failure analysis

      Dengan menggunakan metode RCFA (Root Cause Failure

      Analysis ) sehingga dapat ditemukan analisa dan solusi untuk

      menangani permasalahan tersebut. Penambahan setting alarm relay reverse power 8% dan setting trip relay reverse power 12%, Rekomendasi perbaikan setting relay reverse power, perbaikan dan pembersihan area supply bahan bakar.

      Budi Eko dkk, Analisis Gangguan Reverse Power, Hal 111-124

      5. PENUTUP

      Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini: 1)

      Gangguan reverse power unit GT 3.1 pada putaran 702 rpm daya balik sebesar 16% atau 16 MW, dengan E A = 1735,9 A = 5750,26 ∠31,98°V, I ∠154,78° Ampere, generator trip pada setting waktu 1s. Relay reverse power yang digunakan adalah tipe 7RM3410 dengan batasan setting trip sebesar 16% dengan nilai arus sebesar 481,11 Ampere. Untuk mengamankan generator maka setting reverse power diturunkan menjadi 8% atau 8 MW alarm dan 12% atau 12MW trip.

      2) Pada saat terjadi gangguan reverse power terjadi penurunan putaran sebesar 76,6% akibat terganggunya suplai bahan bakar. Nilai putaran sebesar 702 rpm dengan frekuensi sebesar 11,7 Hz. Setting relay under frekuensi adalah 47,5 Hz jeda waktu 10 detik. Oleh karena itu berdasarkan nilai setting time relay under frequency terlambat untuk men-tripkan CB generator pada saat terjadi gangguan, karena memiliki nilai

      setting time lebih lama dari relay reverse power dengan nilai pickup time 1 detik.

      3) Dampak gangguan reverse power adalah terjadinya peristiwa

      motoring generator unit GT 3.1 jika gangguan tersebut tidak teratasi dan daya balik melebihi 50% (menurut standar IEEE).

      Maka hal ini dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada penggerak mula atau turbin generator. Karena turbin yang awalnya berfungsi sebagai penggerak akan berubah fungsi menjadi digerakkan oleh generator sehingga dapat mengakibatkan terjadinya perubahan torsi dan perbedaan sudu-sudu pada turbin generator.

      6. DAFTAR PUSTAKA

      [1] Anonim. 2015. Siemens AG Manual Book Generator. Berlin: Siemens AG. [2] M. Titarenko and I. Noskov-Dukelsky. 2015. Protective

      Relaying in Electric Power System. Moscow: Foreign

      Languanges Publishing House [3] Saputro, Teguh Dwi. 2015. Evaluasi Setting Relay Proteksi

      Generator Pada Plan PT. Petrochina International Jabung

      123

      Jurnal ELTEK, Vol 16 No 01, April 2018 ISSN 1693-4024 Ltd. Betara Complex Development Project Menggunakan Simulasi Etap 12.6.0. Semarang: Jurnal Transient Vol. 4, No.

      4, Desember 2015. [4] Anonim. 2015. Laporan Gangguan Cause Code. Gresik. Unit Bisnis Pembangkitan Gresik.

      [5] Chapman, J.S. 2002. Electric Machinery and Power System

      Fundamentals , New York: McGraw-Hill

      [6] Kostenko, M. 1977. Electrical Machines. Moscow: Mirr Publisher. [7] Aman, M. 2012. Modeling and Simulation of Reverse Power Relay for Generator Protection.

      IEEE 2012 International Power Engineering and Optimization Conference (PEOCO2012), Melaka, Malaysia: June 2012