Ringkasan Cerita Novel Laskar Pelangi (1)

Ringkasan Cerita Novel Laskar Pelangi
SD Muhammadiyah tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolahsekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka tersudut dalam ironi yang sangat
besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah
yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa
ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak
Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin,
berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang
nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu,
terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah tak pernah
mendapatkan rapor.
Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu
miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku
seadanya, jika malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa
mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian
kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang
kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak
seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu
sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian
Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.

Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak
tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan
sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar
tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun.
Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang
sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan
Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya.
Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi
mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya
ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai
lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu
prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.
Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika
Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma
tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua
yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia.
Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah
karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin
kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya.

Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali
sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan
ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar
pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar

pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development
manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang
mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris,
Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di
Inggris.
Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu
Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari
pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.

PERJUANGAN ANAK PULAU BELITONG

Judul
Penulis
Penerbit
Kota Tempat Terbit

Tahun Terbit
Tebal halaman
Harga

: Laskar Pelangi
: Andrea Hirata
: Bentang
: Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta
: Cetakan III, Juli 2007
: 533 halaman
: Rp.69.000,-

Latar Belatang atau Tujuan Meresensi Novel
Banyak orang (teman-teman) yang telah mengatakan bahwa buku ini bagus kepada
saya, maka dari itu saya menjadi penasaran dan ingin membacanya. Setelah saya baca
ternyata buku ini tidak hanya sekedar bagus tetapi “sangat bagus”, karena di dalamnya banya
terdapat pelajaran yang dapat kita ambil tentang keagamaan, persahabatan yang luar biasa,
cinta pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita
tebak.
Sinopsis

Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan fasilitas yang
sangat terbatas bahkan minus, membuka pendaftaran untuk murid baru kelas satu. Hingga
saat2 terakhir pendaftaran hanya 9 orang anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di hari
pertama. Padahal sekolah reot ini sudah diancam untuk membubarkan diri jika murid barunya
kurang dari 10 orang.
Di kalangan bawah, menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada beban biaya yang
harus ditanggung selama bertahun2. Dan tertutupnya kesempatan untuk mempekerjakan si
anak secara penuh waktu demi membantu mengurangi beban hidup yang semakin berat.
Jika tak ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun dengan keterbelakangan mental, yang
disekolahkan oleh ibunya agar tidak cuma mengejar anak ayam di rumah, tentu tidak pernah
terjadi kisah ini. Ikal tidak akan pernah bertemu, berteman satu kelas dengan Lintang, Mahar,
Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias Samson, Sahara, Trapani, dan Harun. Tidak akan
pernah bertemu Bu Muslimah, guru penuh kasih namun penuh komitmen untuk
mencerdaskan anak didiknya. Dan tidak akan pernah ada Laskar Pelangi, yang di musim
hujan selalu melakukan ritual melihat pelangi sore hari dengan bertengger di dahan2 pohon
filicium yang ada di depan kelas mereka.
Selanjutnya dikisahkan ragam kejadian yang penuh suka dan duka dari kesepuluh anak
anggota Laskar Pelangi. Nantinya di tengah cerita Laskar Pelangi mendapat anggota
kesebelas, anggota wanita kedua, Flo.
Berkisah tentang Lintang, anak super genius didikan alam, yang rumahnya berjarak 40 km

dari sekolah dan dilaluinya dengan bersepeda setiap hari tanpa mengeluh. Bahkan ketika
suatu hari rantai sepedanya putus, dia rela berjalan kaki menuntun sepedanya ke sekolah. Dan
merasa bahagia karena masih mendapat kesempatan ikut menyanyikan Padamu Negeri di jam
pelajaran terakhir…. *merinding*… (jaman SMP aku sempat kagum dengan teman2 yang

setiap harinya mengayuh sepeda dari rumahnya yang berjarak 10 km dari sekolah, demi bisa
menuntut ilmu di SMP Negeri yang baru ada di kota kecamatan… tapi ternyata itu belum ada
apa2nya).
Berkisah tentang Mahar anak genius berikutnya, tapi yang satu ini genius dalam bakat seni.
Berkisah tentang rutinitas membeli kapur tulis di toko yang jauh dari sekolah dan berbau
busuk, menggiring ke kisah cinta pertama Ikal kepada A Ling yang berkuku indah. Tentang
keberhasilan mereka mengangkat nama SD Muhammadiyah yang selama ini selalu dianggap
remeh dalam acara karnaval 17 Agustus dan lomba cerdas-cermat. Tentang cita-cita Ikal.
Tentang hilangnya Flo. Tentang petualangan mistis ke Pulau Lanun menemui Tuk Bayan Tula
bersama Flo dan Mahar. Dan bagian pertama ini ditutup dengan kesedihan mendalam yang
sangat mengharukan saat Laskar Pelangi harus merelakan perginya seorang teman yang
kurang beruntung…
Bagian pertama itu mengambil rentang waktu dari hari pertama Laskar Pelangi masuk kelas
satu Sekolah Dasar Muhammadiyah hingga empat bulan menjelang Ebtanas SMP di gedung
sekolah yang sama dengan orang2 yang sama (tambah Flo tentunya).

Pada bagian kedua, kisah ini melompat dua belas tahun kemudian saat Laskar Pelangi telah
menjadi sosok2 dewasa yang harus berjuang menggapai peruntungannya dalam kehidupan
nyata. Masing2 menjalani suratan hidupnya yang sudah ditetapkan. Ada yang berjalan sesuai
cita2nya, ada yang tidak terduga lompatannya, ada juga yang menyerah pada nasib yang
sudah tergambar jelas sejak dahulu.
Dan akhirnya pun mereka semua dengan perjuangan yang keras dan gigih dapat mendapatkan
apa yang mereka cita-citakan
Unsur-unsur Karya sastra
Unsur Intrinsik
a. Tema
Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong,
Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara dari orang kecil yang
mempunyai cita-cita yang tinggi dengan bersekolah di pendidikan rakyat kecil Sekolah
Muhamadiyah.
b. Tokoh dan Perwatakan
Kucai
: benyak bicara.
Sahara
: keras kepala, cerdas dan baik hati.
A kiong

: baik dan sedikit aneh.
Harun
: baik.
Aku (ikal)
: tidak mudah putus asa.
Ayah Ikal
: baik hati.
Pak K.A. Harpan Noor : baik hati, ramah dan sabar.
Borek
: nakal.
N.A. muslimah Hafsari : sabar, baik.
Lintang
: pantang menyerah.
Mahar
: imajinatif dan cerdas.
Trapani
: manja dan cerdas.

c. Alur
Di dalam novel ini memakai alur maju.

d. Sudut Pandang
Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan sertaan, karena dalam
penceritaan novel penulis menggunakan kata aku.
e. Gaya Bahasa
Di sini saya tidak mengetahui gaya bahasanya, karena ada kata-kata yang sulit untuk
dipahami atau dapat kita mengerti. Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan bahasa
berdasarkan tempat yang diceritakan yaitu di Bangka Belitong, daerah terpencil yang belum
meluas bahasanya.
f. Latar (Setting)
Tempat : di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan di rumah.
Suasana : menyenangkan, menyedihkan, dan menegangkan.
Kapan : siang hari, sore hari, dan malam hari.
Unsur Ekstrinsik
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimanapun hidup yang kita jalani, kita harus
senantiasa bersyukur. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang
membelit cita-cita yang tingggi. Pada dasarnya kemiskinan tidak berkorelasi/berinteraksi
langsung dengan kebodohan atau kegeniusan. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita
teladani dari novel tersebut seperti keagamaan, moral, cinta pertama yang indah, ketegaran
hidup, bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak. Selain itu kita dapat
mencontoh tokoh-tokoh yang dapat diteladani seperti tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur,

tulus, gigih, penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, dan sebagainya.
Keunggulan Novel
a. Organisasi
Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain
harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam penceritaan isi
novel tidak berbelit-belit.
b. Isi
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan
cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku ini Ikal, akan menuntun kita
dengan semacam keanggunan dan daya tarik agar kita dapat melihat ke dalam diri sendiri
dengan penuh pengharapan, agar kita menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan kita
sendiri.
c. Bahasa
Bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit walaupun ada kata-kata yang kita tidak tahu
maknanya dan yang belum dapat kita pahami, dikarenakan cerita menyesuaikan tempat
daerah Belitong.
Kelemahan Novel

Namun ada satu kelemahan penting yang harus diwaspadai oleh para pembaca. Hal ini
agar mereka tidak terpengaruh oleh satu ide yang ada di dalamnya. Ide itu adalah ide tentang

teori kreasionisme (penciptaan). Ide teori kreasionisme (penciptaan) merupakan kebalikan
dari teori Evolusionisme. Ide itu sungguh antik karena meski demikian minim bukti tetapi
pemujanya demikian militan. mereka diamini oleh kelompok-kelompok puritan religius yang
merasa terancam oleh keberadaan teori Evolusi.
Kesimpulan
Buku ini sangatlah bagus dibaca bagi para pelajar yang mendapat kemudahan ekonomi
dalam menggapai pendidikan juga bagi para pendidik dan pemerintah yang memiliki kuasa
untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Unsur – Unsur dalam Resensi buku Nonfiksi
Setiap orang bisa membuat resensi dari suatu buku. Namun tetap dibutuhkan poin poin
tertentu agar resensi yang kita buat bisa diterima orang lain. Berikut hal-hal yang harus ada
dalam sebuah resensi buku :

Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik
juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
Identitas buku
Jika buku yang akan anda resensi adalah buku terjemahan, akan lebih baik jika kamu
menuliskan judul asli buku tersebut. Demikian juga dengan pengarang buku tersebut. Jika

buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus menyebutkan penulis buku asli dan
penerjemah.
Data buku berisi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Judul buku
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit beserta cetakannya
Ukuran buku
Harga buku
dll

Latar Belakang atau Tujuan Meresensi
Alasan mengapa ingin meresensi buku ini
Ikhtisar Isi resensi buku
Ikhtisar adalah bentuk singkat dari suatu karangan atau rangkuman. Ikhtisar merupakan
bentuk singkat karangan yang tidak mempertahankan urutan karangan atau buku asli,
sedangkan ringkasan harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya.
Kelebihan dan kekurangan buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang
disertai dengan ulasan secara objektif.
Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa
buku tersebut ditujukan, serta kritik dan saran kepada penulis

Unsur – Unsur dalam Resensi buku Fiksi

Setiap orang bisa membuat resensi dari suatu buku. Namun tetap dibutuhkan poin poin
tertentu agar resensi yang kita buat bisa diterima orang lain. Berikut hal-hal yang harus ada
dalam sebuah resensi buku :
Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik
juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
Identitas buku
Jika buku yang akan anda resensi adalah buku terjemahan, akan lebih baik jika kamu
menuliskan judul asli buku tersebut. Demikian juga dengan pengarang buku tersebut. Jika
buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus menyebutkan penulis buku asli dan
penerjemah.
Data buku berisi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Judul buku
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit beserta cetakannya
Ukuran buku
Harga buku
dll

Latar Belakang atau Tujuan Meresensi
Alasan mengapa ingin meresensi buku ini
Sinopsis buku
Sinopsis harus sesuai dengan urutan karangan atau buku aslinya.
Unsur-unsur Karya sastra
1. Unsur intrinsik
2. Unsur ekstrinsik
Kelebihan dan kekurangan buku
Penulis resensi harus memberikan penilaian mengenai kelebihan dan kelemahan buku yang
disertai dengan ulasan secara objektif.
Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa
buku tersebut ditujukan, serta kritik dan saran kepada penulis