FORUM TEMATIK bidang ekonomi
PERENCANA AN TEMATIK PEREKONO MIAN 2017
Disampaikan dalam Musrenbang Tematik Yogyakarta, 17 Maret 2016 Kabid Perekonomian Bappeda DIY
PENDAHULUAN
PENDEKATAN PEMBANGUNAN:
HOLISTIK, TEMATIK, TERINTEGRASI, DAN SPASIAL
Holistik- Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional, perlu koordinasi multi kementerian, yaitu antara lain Kementan, Kemen PUPR, Kemen ATR, dan Kemen KLH, KemenPerdagangan serta Pemerintah Daerah.
Integratif: Pencapaian Kedaulatan Pangan misalnya perlu dilakukan secara terintegrasi melalui peningkatan produktiftas lahan existing, menyetop konversi lahan produktif, reforma agraria, pencetakan sawah baru, pengembangan pertanian organik, pengendalian harga dan impor pangan, dan seterusnya (kombinasi berbagai rogram/kegiatan).
Spasial: pembangunan sawah baru misalnya, harus mempertimbangkan lokasi, berdekatan dengan irigasi, terintergrasi dengan jalan, gudang, pasar, dan lain-lain.
Kehutana n dan
Perkebuna n Kelautan dan
Perikanan Ketahana n pangan
Koperas i
Pertani an
Perinda g Pariwisat a
Investa si
“Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Yg Berkualitas dan Berkelanjutan”
Kinerja Pembangunan Daerah (1) Nilai IKRAR DIY, 62,94 dan masuk urutan ke 3 setelah DKI Jakarta (65,18) dan Bali (63,64)
3
Daya Saing Wilayah
Posisi Daya Saing Nasional DIY Masuk Urutan Ke 18
IKRAR Pada skala nasional, tingkat kemiskinan DIY menempati rangking 9 dibandingkan wilayah lain (diatas rerata nasional) pada 2014
Indeks Kemiskinan Multidimensi Nilai
2
1
2
DKI Jakarta DIY Kaltim
1
DIY Indeks Kemiskinan Multidimensi Terendah Kedua
DKI Jakarta
DIY
BaliDIY IPM Terbaik Kedua
1 68,9 Rata-rata Nasional
76,8
3 IPM
Kinerja Pembangunan Daerah (2) Nilai ICOR DIY tertinggi
Gini
ICOR ke 3 setelah DKI yang
Ratio Nasional : Gini Ratio menunjukkan
12,7
0,413 Tertinggi investasi/penanaman6,43
3 Goronta Kedua
modal di DIY kurang 5,73
Setelaj Papua lo efsien.
5,38 Meningkatnya
1
2 Konversi
0,43
DIY Ketimpangan
3 Lahan Kearah
9
4 Pendapatan Terbangun
DIY Tertinggi Papu
Kedua Setelah a
Papua NTB DKI DIY BAL Pengurangan
Isu Pergeseran Catchment
I Budaya Area
Memberikan pengaruh pada Degrada meningkatnya si permasalahan
Lingkung transportasi di an jalan termasuk kemacetan lalu lintas yang menyebabkan penurunan kecepatan, tidak optimalnya
Makro Ekonomi 2015
7
6.5
6.3
6.5
1. Pertumbuhan ekonomi DIY sebesar 4.49 % lebih baik
5.78
6 dibanding rata-rata nasional
5.5
5.32 namun merupakan yang
5.5
5.18
5.16
5.02 terendah di regional Jawa-Bali-
4.94
4.79
5 Nustra
2. Dari sisi pengeluaran,
4.5 Tahun dasar 2000
pertumbuhan ekonomi DIY Tahun dasar 2010
4 didorong oleh konsumsi
2011 2012 2013 2014 2015 pemerintah & konsumsi rumah
DIY Nasional tangga
3. Perekonomian DIY masih ditopang tiga sektor utama, Distribusi PDRB Menurut Lapangan yaitu industri pengolahan, Usaha 2015 (%) : pertanian, serta akomodasi & makan minum
Jasa Pendidikan; Jasa Keuangan ; Real Estate; 7.0 Adm Pem; 8.2
4.0 Lainnya; 6.9 ditopang oleh TIGA sektor
8.5 Perekonomian DIY masih
Infokom; 8.1 utama, yakni :
Pertanian; 10.7 Industri Pengolahan
- Pertanian (termasuk
- Akomodasi ; 10.2
kehutanan, perkebunan, dan Transportasi ; 5.7 Industri Pengln; perikanan)
- Perdagangan; 8.2 Konstruksi; 9.4
13.1 Akomodasi & Makan Minum
: menurut
PDRB DIY 2015
Distribusi PDRB Tahun 2015: atas dasar pengeluaran pengeluaran
- Postur penggunaan PDRB
67,7% Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2015masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga (67,7%)
30,5% Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)
- Pertumbuhan impor DIY sangat tinggi jauh melebihi pertumbuhan
16,7% Pengeluaran Konsumsi Pemerintah ekspor. Hal ini berdampak pada
Ekspor Luar pertumbuhan net ekspor yang 6,2%
Negeri mengalami kontraksi
- Proporsi konsumsi pemerintah 5,0% Impor Luar
Negeri hanya sebesar 16,7 % dengan pertumbuhan 3,5%
POTENSI DAN PERMASALAHAN BIDANG SEKTORAL
Geostrategis DIY :
Pusat Pertumbuhan dan Pelayanan
Jawa Bagian Tengah Selatan
JasaHub Jawa DIY memiliki DIY memiliki
Keuangan peran penting peran penting dalam dalam
Jasa mendukung mendukung
Pendidika
Kesehata
koridor ekonomi koridor ekonomi n nJawa, sebagai Jawa, sebagai pusat pusat Penerbanga pertumbuhan di pertumbuhan di
Pariwisata n bagian selatan. bagian selatan.
Sinergi antar daerah
POTENSI YANG LAIN
Lingkungan, keamanan, sosial & politik stabil
Unik Biaya hidup murah
Destinasi beragam
dan berdekatan Masyarakat yang ramah
TEMATIK PEMBANGUNAN
KONDISI SEKTORAL BIDANG PEREKONOMIAN
KONDISI PARIWISATA DIY : Perkembangan Kunjungan Wisawatan di DIY:
Meningkat pesat 3,813,720 3,091,967
2,602,074 2,013,314 1,437,629
Perkembangan kunjungan 308,485 235,888 254,213
202,518 169,565 wisatawan
2011 2012 2013 2014 2015 yang
Jumlah Wisatawan Nusantara Jumlah Wisatawan Mancanegara meningkat
Perkembangan Lama Tinggal Wisatawan: masih 256% dlm belum mencapai target 2.30 hari
2.5 kurun waktu 5 tahun terakhir
2.07
2
1.98
1.95
1.9
1.85
1.82
1.72 belum diikuti
1.59
1.58
1.56
1.5 dengan
1 peningkatan
0.5 Lama Tinggal
wisawatan 2011 2012 2013 2014 2015 yang signifkan
KONDISI INVESTASI di DIY : Sebaran Investasi PMA dan PMDN di
Investasi PMA + PMDN di DIY 2015
DIY (Rp) 11,223,403,242,07 12,000,000,000,000 9,524,400,134,638 4 10,000,000,000,000 8,067,770,000,000 8,000,000,000,000 6,423,578,020,008 7,056,066,141,759 6,000,000,000,000
4,000,000,000,000 L A N
2,000,000,000,000 UL GO RT TU MA
ID RO KA LE AN P GK S B YA B.
B. UN ON OG KA KA UL UN 2011 2012 2013 2014 2015 Y K G TA B.
B. KO KA KA Investasi PMA + PMDN (Rp)
- Nilai Investasi DIY yang tumbuh positif menunjukan DIY memiliki daya tarik investasi dan iklim usaha yang kondusif.
- Namun demikian sebaran investasi masih belum merata
NILAI TUKAR PETANI di DIY : CAPAIAN NTP SUB-SEKTOR PERTANIAN PADA 2015 : PERKEMBANGAN NTP & Unsur Pembentuknya pada 2015 : DINAMIKA capaian NTP DIY 2011-
116.57 115.66 116.22 116.61
2012 2013 2014 2015 100 101 102 103 104
102.92 102.82 103.01 103.34 Indeks Harga Diterima Petani Indeks Harga Dibayar Petani NTP
99.24 100.36 100.96 101.53
98.71
99.84
100.4 100.79
120.02 121.23
117.2 117.98 118.52 119.29 119.19 119.35
122.67 122.71 123.64 125.28
2015 : cenderung menurun Asumsi tahun dasar NTP 2012
116.3 118.41 119.66 121.11
117.03 116.57 115.62 115.1
95 100 105 110 115 120 125 130 135
90
99.12
113.52
105.43 jan feb mar apr mei jun jul ags sept okt nov des98.47
97.57
Perikanan
TP Hortikultura Peternakan Perkebunan
103.74 103.7 102.2 101.16
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
“Komunitas negara ASEAN memberlakukan
SISTEM PASAR
TUNGGAL yang TERBUKA dan BEBAS utk
perdagangan barang, jasa, investasi, modal, tenaga kerja yg
TERINTEGRASI Tantangan DIY menghadapi MEA :
- Angkatan kerja berpendidikan rendah
- Adanya ketimpangan pembangunan wilayah yang cukup tinggi
- Pembangunan infrastruktur (terkendala pembebasan lahan) : kawasan industri dan bandara
- Perubahan iklim mengganggu produktiftas lahan & kelangsungan usaha pertanian
- Bukan basis industri besar
- Masyarakat DIY cukup kreatif
ISU STRATEGIS YANG BERPENGARUH TERHADAP TEMATIK
PERENCANAAN TA 2016 OPTIMALISASI PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PRODUK KAPASITAS PELAKU LOKAL BERKUALITAS USAHA LOKAL PENINGKATA N PRODUKSI PENINGKATAN DAYA PANGAN
SAING STRATEGIS Tematik Perencanaan TA 2016 diharapkan
6 N
1 IMPLEMENTA mampu mendukung
IA
IK SWASEMBADA SI PERLIND. T
2 M pencapaian sejumlah
A A O PANGAN LHN. sasaran strategis (IKU
M T N E BERKELANJUTAN N PERTANIAN O
Pemda DIY), seperti : A T K PANGAN A E pendapatan per
IN N R BERKELANJU A E kapita, indeks
A PENINGKATAN &
S C TAN P E ketimpangan
N G PEMERATAAN D E N pendapatan, ...
R
INVESTASI A E P
ID B PENYELESAIAN PENGEMBANGAN PERCEPATAN PELABUHAN TANJUNG KAWASAN STRATEGIS KAWASAN INDUSTRI ADIKARTO PARIWISATA
KEGIATAN UNGGULAN SKPD
1. Jogja Kota Batik Dunia
2. Pengembangan Kawasan Industri Piyungan
3. Pengembangan Industri Logam Alumunium
4. Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
5. Penumbuhan dan Revitalisasi Koperasi
6. Inkubator Bisnis melalui Optimalisasi PLUT- KUMKM (Pusat Layanan Usaha Terpadu)
7. Destinasi Unggulan Pariwisata
8. Pelabuhan Tanjung Adi Karto
9. Optimalisasi Kelembagaan Nelayan (Koperasi Nelayan)
10. Penanganan Desa Rawan Pangan
11. Penanganan lahan pertanian berkelanjutan
12. Pengembangan Kawasan Ngipiksari
13. Pengembangan Tahura
14. Pengembangan model desa kakao
15. Pengembangan wana wisata budaya
PENINGKATAN DAYA SAING DAERAH
OPTIMALISASI DIVERSIFIKASI PRODUK LOKAL BERKUALITAS :
Ekonomi KreatifPengembangan Pengembangan Komoditas
Pengembangan Desa Kakao, Sentra
Horti (krisan, buah, Perikanan Budidaya
Teh, Penanganan biofarmaka) & Komoditas (Bibit) & Tangkap
Produksi Hasil Hutan Ternak Strategis
PERTANIAN PERTANIAN HUTBUN HUTBUN PERIKANAN PERIKANAN Daya Saing PRODUK Berbasis Wilayah
Produk Lokal (agropolitan, LOKAL Berkualitas Marketable (branding) minapolitan, BERKUALITAS agrowisata) Nilai Tambah
KETAHANAN KETAHANAN
IKM Destinasi Wisata Destinasi Wisata
IKM
PANGAN PANGAN
Peningkatan mutu Peningkatan produk Pengembangan produk: Standarisasi & pariwisata: pangan segar dan
Sertfkasi (SNI, SVLK, Destinasi, atraksi, event olahan lokal dst) potensial secara
B2SA
PENINGKATAN KAPASITAS PELAKU USAHA LOKAL
Faktor-Faktor yg Berpengaruh Terhadap Kinerja Pelaku Usaha Lokal Ekternal :
1. Ekonomi Makro
2. Pasar Global Internal :
1. Iptek
6. Manajerial
8. Kebijakan PELAKU
2. SDM
3. Moneter / Pemerintah USAHA
Fiscal
3. Modal
5. Mutu
4. Produksi
7. Jaringan/Network
4. Iklim Usaha
6. Iptek
5. Asosiasi bisnis Arah Kebijakan
1. Penguatan kemampuan Internal UKM: Sistem Produksi, SDM, Modal, Mutu, Manjerial
2. Penciptaan Iklim usaha yang kondusif
PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERKELANJUTAN
PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN STRATEGIS
- Perbaikan bibit tebu
- Bongkar ratoon
- Perluasan areal
- Penataan varietas
- Perbaikan kinerja rendemen
- Komitmen menuju kemandirian/kedaulatan pangan
- Fokus pada komoditas strategis : PADI, JAGUNG,
DAGING, & GULA
- Mendukung kebijakan swasembada pangan pada 2017/2018
- Perbaikan manajemen penyuluhan dengan kemitraab bersama TNI (Tindaklanjut kesepakatan KASAD dengan Kementan)
EKSTENSIFIKASI &
INTENSIFIKASI EKSTENSIFIKASI &
INTENSIFIKASI DISHUTBUN DISTAN & DISLAUTKAN
- Ketercukupan BENIH/BIBIT yang berkualitas
- Kecukupan pupuk yang berimbang
- Penanggulangan OPT pada wilayah rentan (Sleman
- Perbaikan jaringan irigasi
- Pengembangan lahan sawah (Kulon Progo ?)
- Pengembangan HMT
- Penggemukan Ternak •
Barat)
Pengembangan Perikanan (Budidaya & TANGKAP)
/peremajaan tanaman
PG
KEBIJAKAN & STRATEGI OPERASIONAL :
PADI JAGUNG DAGING/IKAN GULA
IMPLEMENTASI PERLIND. LHN. PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
- UU No 41/2009 ttg PLP2B, UU No 19 Tahun 2013 ttg Perlindungan & Pemberdayaan Petani • Perda DIY No 10 Tahun 2011 tentang PLP2B, Perda Gunungkidul Nomor 23 Tahun 2012 ttg PLP2B
- Inovesi Strategi : Corporated Farming, Integrated Farming, Pemberdayaan SDM/kelembagaan, Koordinatif Action
- Pengembangan demplot
- Pengembangan kawasan Integrated Farming (IF) pada sentra pertanian berbasis komoditas
- Memerlukan dukungan kebijakan dan komitmen politik yang kuat
Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan
Berkelanjutan
INTEGRATED FARMING CORPORATE FARMING KOMITMEN PEMKAB Pemberdayaan SDM Pertanian
KEBIJAKAN & STRATEGI OPERASIONAL :
- Pelatihan SDM Potensial Muda • Pemberian fasilitas modal lunak yang terjangkau
- Komitmen Kepala Daerah • Penyusunan PERDA PLP2B
- Review RTRW atau Penegasan dalam RDTRK
- Dukungan lembaga keuangan yang pro-petani
- Penguatan kelembagaan pertanian perdesaan (koperasi/gapoktan/KUD/...)
TEMATIK PEREKONOMIAN TAHUN 2016
PENINGKATAN & PEMERATAAN
INVESTASI
PEMERATAAN INVESTASI:
Mendorong pusat-pusat pertumbuhan di Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo yang ditopang dengan terwujudnya konektivitas antar wilayah
SISTEM TRANSPORTASI PARIWISATA BANDARA JALUR JALAN KAWASAN SERMO-
INTERNASIONAL LINTAS SELATAN
INDUSTRI MENOREH- SUROLOYO
PERIKAN KAWASAN AN
GLAGAH-TRISIK PERTANIAN KAWASAN KAWASAN
INDUSTRI KASONGAN-TEMBI
- -SENTOLO -PIYUNGAN PERTAMBANGAN KAWASAN
PASIR BESI PARANGTRITIS- DEPOK-KUWARU PELABUHAN & KAWASAN BARON- MINAPOLITAN SUNDAK KAWASAN SIUNG- WEDIOMBO- SADENG KAWASAN KARST WONOSARI PLTB
ENERGI
PENYELESAIAN PELABUHAN TANJUNG ADIKARTO
Kebijakan : Perda Nomor 16 tahun 2011 tentang RZWP3K; dan Kepmen KKP Nomor 8 Tahun 2012 ttg Pelabuhan Perikanan
SYARAT FINAL : PENGEMBANG
- Fasilitas Pelabuhan sudah
AN
memadai
PENGEMBANG KEMITRAAN/KE
- Optimalisasi jalan masuk
AN RANTAI RJASAMA
pelabuhan sudah teratasi
DINGIN PENGUATAN BREAKWATER KELEMBAGAAN
PELABUHAN PELABUHAN
BEROPERASIONAL
INSENTIF AKTIFITAS
- HAMBATAN ALAM bisa
PERIKANAN
diatasi Pelabuhan bisa
OPTIMALISASI
disinggahi kapal hingga
KAPAL 30 GT PEMBERDAYAA
30 GT
N SDM
- Aktiftas perikanan dan
PERIKANAN
pengolahan ikan mulai bermunculan
- KELEMBAGAAN
PELABUHAN sudah bisa berjalan
PARIWISATA Mengembangkan destinasi unggulan di kawasan Pantai Selatan, Perbukitan Menoreh dan Geopark Gunungsewu
KAWASA N GLAGAH- TRISIK KAWASAN PARANGTRITIS- DEPOK-KUWARU KAWASAN KARST WONOSARI KAWASAN KASONGAN-TEMBI KAWASAN BARON- SUNDAK KAWASAN SIUNG- KAWASAN SERMO- MENOREH- SUROLOYO Bandara Udara
Stasiun Borobudu r
Prambanan JJLS
Pengembang an destinasi pariwisata harus didukung dengan peningkatan akesbilitas sistem transportasi
PERCEPATAN KAWASAN INDUSTRI
Pengelola belum ada?? Lahan belum dibebaskan?? Dokumen Perencanaan: Studi Kelayakan (FS) dan
Masterplan
Pengembangan Kawasan Industri Piyungan Pengembangan Kawasan Industri Sentolo Kawasan industri Piyungan dikembangkan dalam satu hamparan kawasan industri dan dikelompokkan menjadi kawasan inti seluas 122,900 ha dan kawasan penyangga seluas 213,016 ha. Untuk pengembangan awal Kawasan Industri Sentolo adalah seluas 70,2 Ha, jenis industri yang direncanakan yaitu Aneka Industri (AI) yang bersifat low polutan
Sudah Dilaksanakan Permasalahan
Kegiatan Investasi Tetap Memperhatikan Kawasan
Lindung demi Menjamin Keberlanjutan Ekologi LingkunganSEMPADAN PANTAI: GUMUK PASIR:
Konsistensi harus telah ditetapkan sebagai ditegakkan agar tidak ada
Geoheritage bangunan tetap berada di kawasan sempadan pantai yang dapat merusak
KAWASAN KARST:
kelestarian pantai menjadi satu kesatuan dengan Geopark Gunungsewu
MANGROVE: di Pasir Mendit,
SUAKA MARGASATWA
Poncosari, PENYU : P. Bugel, P. Trisik, P.
Tirtohargo Patehan, P. Kukup, P.
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KETERPADUAN ANTAR SEKTOR DALAM SKEMA PENGEMBANGAN EKONOMI YANG
BERKUALITAS DAN BERKELANJUTAN
GUBERNUR GUBERNUR
BAPPED Support K/L sangat
A diperlukan :
APBD APBD APBD
RENAISANS
K KAB/KOT APBN APBD K K / L
PROV KAB/KOT
e E
YOGYAKARTA
APBN K / L
A PROV T P P A A Pas se E O
Perlindungan &
H Pertumbuhan EPertumbuhan M P ar A
Kelembagaan, Modal,
ja
Pemberdayaan
N ekonomi ekonomi A TN h
Pendidikan
E meningkat N
A meningkat BKPP
IM T N F
Kompens te Sapro BKPP A A A asi S A P ra di P Perluasan lap Perluasan lap A a T
DISTAN A kerja
I A & kerja N n
DISTAN N Pemberdayaan
G N M A
Petani untuk
N Pendapatan HUTBUN REVITALISASI Pendapatan aINSENTIF Kesehatan masy meningkat HUTBUN masy meningkat
PERTANIAN
sy aPERAN SERTA MASY.
LAUTKAN Disparitas Disparitas
LAUTKAN
ra Wilayah Wilayah k SKPD yg semakin semakin a menangani
Berkurang t Berkurang bidang pertanian
Kedaulatan
PENDIDIKA
PENDIDIKA PANGAN
N
N
SOSIA PERINDAGK Perguruan Tinggi,
PARIWISATA PUP DAN
SOSIA PERINDAGK
OP L
PARIWISATA
Lemlit LSM,
PUP DAN
ESDM
L OP
LSM, DLL
ESDM
DLL Pelaku Utama- Usaha
Pembangunan Sektor Pertanian
Kearifan Lokal
Kehutanan Mendukung
Kehutanan
Perikanan PENYUL UH Kebijakan Strategis Pembangunan Pertanian
Perikanan
Perkebuna n Hortikultur a
Tanaman Pangan Peternaka n
Kearifan Lokal Peningkatan Kompetensi Peningkatan Kompetensi THL- TBP P Peny uluh PERI KAN AN Peny uluh SWA DAYA Pen yulu h Swa day a Pen yul uh Per tani an Pen yulu h Pen yulu h Pen yeli a
Modal Sosial
Pelaku Utama- Usaha Pembangunan Sektor Pertanian
Modal Sosial
I N G K A T Kesej ahter aan
Permodalan A k s e s P e ni n g k a t a n Li n g k u n g a n N T P M E N
Pangan Penguatan SDM, Lembaga, &
Infrastruktur Pertanian Ketahan an
Optimalisa si Produksi Pemb.
Petani & Nelayan Pembanguna n Wil PESISIR
SWAEMBADA PANGFAN
KONSEP
KEMADIRIAN PANGAN
Program untuk pemenuhan layan SKPD dalam menyelenggarakan
PROGRAM
urusan pemerintahan daerah (termasuk program prioritas dan
PENINGKATAN
PENINGKATAN
program pendukung lainnya) PENANGANAN
PENANGANAN
DAERAH RAWAN
DAERAH RAWAN
Swasembada Pangan PANGAN
PANGAN
P Outcome : Berkelanjutan Ketahanan Pangan
PENINGKATAN
PENINGKATAN
e P
KETERSEDIAAN &
KETERSEDIAAN &
Berkelanjutan n
CADANGAN e
CADANGAN
( Mandiri & Berdaulat g
PANGAN
PANGAN
rl PENGANEKARAGA
)
PENGANEKARAGA
u u
MAN KONSUMSI & Jumla
MAN KONSUMSI &
r KEAMANAN
Peng h a
KEAMANAN
a PANGAN
Desa awas
PANGAN
s
Keters
n an & RAWA A PENINGKATAN
PENINGKATAN
a
ediaa
N Pemb g DISTRIBUSI & k
DISTRIBUSI & n &
n PANG inaan
AKSES PANGAN
a
AKSES PANGAN Cadan s
Keam AN
ngan
menu anan e PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAAN Panga
Pang run
lPENYULUH
PENYULUH n
an
Ketersediaan informasi,
e
Menin pasokan harga, & akses gkat
r
pangan
a
Peningkatan kapasitas
s
penyuluh
i
ASPEK KEWILAYAHAN TERKAIT DENGAN KEMISKINAN
Aspek Kewilayahan Fokus pada Kemiskinan d
- Mengintegrasi kan rencana pembangunan ekonomi pada kecamatan miskin dengan mengoptimalk an potensi lokal yang dapat di kembangkan melalui kreatiftas masyarakatny a
15 Kecamatan Sasaran
Kemiskinan Th 2017 GUNUNGKIDUL:
1. Gedangsari
2. Karangmojo
3. Ngawen
4. Nglipar
5. Patuk
6. Playen
7. Ponjong
8. Semin
9. Saptosari
10.Wonosari
KULON BANTUL: PROGO:
1. Dlingo
1. Kokap Titik-titik Kantong
2. Imogiri
2. Sentolo
3. Jetis Kemiskinan di DIY yang menjadi Sasaran
Pembangunan Lintas Sektor
PEWILAYAHAN KOMODITAS Kulonprogo Sleman Bawang merah
Salak Biofarmaka Sapi Perah Cabe Krisan Krisan Jamur Kambing PE Kambing PE Durian Bantul
Gunungkidul Bawang merah Ubi Kayu Biofarmaka Durian Pisang Jambu Kristal Cabe Kambing Jamur Kambing Bligon Itik
41 Bligon
POLA PENANGANAN KEMISKINAN : Keterpaduan Program PROGRAM Sektor
PROGRAM Sektor Pertanian : Ketenagakerjaan
Fasilitasi sarpras, pinjaman Pelatihan keterampilan, BLK, modal, pembangunan
Strategi RENAISANS YOGYAKARTA
perlindungan tenaga kerja, padat kawasan pertanian,
:
karya, bantuan lansia, bantuan Penanggulangan Kemiskinan melalui : pemberdayaan pesanggem, distabilitas/cacat, PNPM, TMMD, Bansos, Pemberdayaan masy & UMKM fasilitasi teknologi tepat gotongroyong guna, fasilitasi kapal,
PROGRAM Sektor fasilitasi perikanan budidaya,
Perindustrian & UKM bantuan ternak, fasilitasi
MASYARAKAT P3A, bantuan gapoktan &
Bantuan permodalan, bantuan SEJAHTERA pokdakan
PROGRAM Ketahanan koperasi, perlindungan konsumen, fasilitasi magang, pengembangan
Pangan Investasi, Penanaman Modal, Infrastruktur, sentra industri kreatif, revitaslisasi
Tenaga Kerja Produktif, Kesiapan Sosbud pasar Pengembangan desa mandiri
PROGRAM Sektor pangan, pengembangan
Infrastruktur pangan lokal yang B2SA, penguatan lumbung pangan, penanganan desa rawan
Perbaikan irigasi, penguatan jalan, Fokus di Wilayah pangan fasilitasi air bersih, lantainisasi, P2KP,
PROGRAM Sektor pengembangan kawasan strategis
Miskin Kesehatan Delapan desa percontohan PROGRAM Sektor Pendidikan pengurangan kemiskinan & Jamkesos, jamkesda, rawan pangan
BOS, Kejar-Paket, Beasiswa, Pendidikan Posyandu, jambanisasi, “ Kep Gub DIY : 434/KEP/2012 “ Kesetaraan, bursa Kerja, penanganan gizi buruk,
Pemberantasan Buta Aksara poskesdes, puskesmas
- Desa Jagalan, Banguntapan, Bantul • Desa Hargorejo, Kokap, Klnprogo PROGRAM Sektor Bud-Par
- Desa Tamantirto, Kasihan, Bantul • Desa Wukirharjo, Prambanan, Fasilitasi pokdarwis, bantuan kesenian,
- Desa Dadapayu, Semanu, Gngkidul Sleman promosi wisata, fasilitasi destinasi,
- Desa Pundungsari, Semin, Gngkidul • Desa Margoagung, Seyegan, fasilitasi cagar budaya
- Desa Pagerharjo, Samigaluh, Kln Sleman
Sekian,Terimakasih BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) Daerah Istimewa Yogyakarta