PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) St Mut Wahana Akt
tu Social Responsibility
-
SitiMut'rainah
PENGARUH K-.dRAKTERISTIK C O RPO RA TE
G O VE R]YAAI CE TERHADAP LUAS
PENGUI\GKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPO]YSIBILITY
Rizky Mutia
Siti Mutmainah
Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRACT
The abiective af this research was to analyze which characteristics
of corporate
governance that infl-uence the extent of corporate social reponsibility
(csRi disclosures
in the companies which operate in the sector ancl/or relatid to the
natlrral resourc,es itt
Indonesia. corporate governance charecteristics which were
used, namerlt size of board
of commissioner, independent commissioner, audit committee
iri'np,"r,i:i"7,'o*nrrrnrp
corccentration, managerial ownership,
foreign ownership, and gor"rn^nrt ownersh ip.
The extent of csR disclosure was measurid used coiporate
social disclosure inctex
(csDI) based on Global Reporting Initiative (GRI) rlporting stanclard
items which
were dislosed in companies' annual report. This reseirch
also used firmls size and
profitability as control variables.
The population of this research was all companies which
operate in the sector
and/or related to the natural resources that listed in Indonesian
Stock Exchattge (IDX)
in the year 2008. Used purposive sampling, total sampte of the research
bicame g6
companies. Multiple regression method wa-s used to aialyze the relationship
between
corporate governance characteristics and csR disclosure.
The results show that only government ownership has a
significant effect toward
the extent of CSR, although audit committee independince atro
ioi o significant eflbct,
but it is contrary to the hypothesis. The results aiso show that both
of cinirot variables
has significant effects toward the extent of CSR.
Keywords: corporate social responsibility, corporate governance,
board
characteristics, audit committee, ownership structure.
I. PENDAHULUAN
Praktik pengungkapan CSR
pengungkapan tanggung jawab sosial
merupakan
alat manajerial yang
memainkan peranan penting bagi
digunakan
perusahaan karena perusahaan hidup di
menghindari
lingkungan masyarakat dan aktivitasnya
lingkungan.
memiliki dampak sosial dan
lingkungan. Dengan demikian
Wahana Akuntansi Jurnal
Volume 4, No.
perusahaan
untuk
konflik sosial
dan
Pengesahan Undang-undang No,
40
Tahun 2007 tentang
perseroan
Ilmiah
l, Juli 2009
75
Jurnal WahanaAkuntansi Volume 4,
Terbatas pada tanggal
No.
1, Tahun 2009
l6 Agustus 2007,
secara otomatis menggantikan UU
Perseroan Terbatas
No.
Salah satu bentuk
IJndang-undang
I
shareholder khususnya dan stakeholder
pada umumnya.
Penelitian
Tahun 1995.
penyempurnaan
No. 40 Tahun 2007
ini
berlujuan untuk
menguji pengaruh
karakteristik
corporate governance
perusahaan
adalah pembaharuan tentang konsep
terhadap pengungkapan CSR
pengelolaan perseroan. Dalam rangka
annual report perusahaan yang
diwajibkan untuk melakukan dan
melaporkan CSR sesuai ketentuan
pemenulran kepentingan shareholder
khususnya
dan
stakeholder pada
umumnya akan informasi dan manfaat
sosial, UU No"
40 Tahun 2007 ini
mengatur praktik dan pelaporan CSR
dalam Pasal
66 Ayat (2) Bagian C dan
No. 40 Tahun
tentang Perseroan
Tujuan dikeluarkannya Undang-
No. 40 Tahun 2007
tentang
2007
Terbatas.
Karakteristik corporate governance
yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah ukuran dewan
Pasal74.
undang
Undang-undang
pada
komisaris independen,
komisaris,
independensi
komite audit, konsentrasi kepemilikan
Perseroan Terbatas, selain meregulasi
(orw
perusahaan mengenai CSR" yaitu juga
manajerial, kepemilikan asing (fbreign
untuk pemenuhan prinsip pengelolaan
ownership),
perusahaan yang baik atau biasa disebut
pemerintah.
e
rs
hip
con c en tr at
io
n),
dan
kepemi I ikan
kepemilikan
Good Corporate Governance (GCG).
Konsep GCG adalah konsep yang di
II. TELAAH PUSTAKA
dalamnya menyangkut
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
struktur
perseroan, yang terdiri dari unsur-unsur
Teori keagenan
menyediakan
Rapat Umum Pemegang Saharn
(RUPS), direksi, dan komisaris,
premis teoritis untuk memahami proses
sehingga dapat terjalin hubungan dan
perspektif
mekanisme kerja, pembagian tugas,
(Subramaniam, 2006). Teori keagenan
kewenangan, dan tanggung jawab yang
merupakan dasar yang digunakan untuk
harmonis, baik secara intern maupun
memahami corporate
ekstern dengan tujuan meningkatkan
Konflik keagenan muncul
nilai
principal tidak memiliki informasi yang
76
perusahaan
demi
kepentingan
organisasional
dan desain
dari
principal-agent
governonce.
Wahana Akuntansi Jurnal
karena
Ilmiah
Volume 4. No. l. .luli 2009
Pengaruh Karakteristik
Copo
rale GovernaneeTerhadap Luas
cukup tentang kinerja agent. Agent
memiliki lebih banyak informasi
mengenai kapasitas diri, lingkungan
kerja, kinerja, dan perusahaan
secara
CorporNe Social Responsibility - Siti Mutmainah
yang dapat mengurangi agency
problem. Corporate governance
dianggap mampu untuk mengurangi
masalah keagenan karena
dengan
keseluruhan. Karena asimetri informasi
pengawasan
menimbulkan konflik keagenan, maka
principal berusaha untuk memonitor
perilaku oportunistik manajer, asimetri
informasi, dan kecenderungan untuk
aktivitas agent.
menutup-nutupi informasi
Pengungkapan merupakan salah
yang intensif
terhadap
untuk
kepentingan mereka sendiri akan dapat
satu alat yang penting untuk mengatasi
dikurangi dan dapat mengarah
masalah keagenan arftara pemilik dan
peningkatan pengungkapan perusahaan
manajemen, karena dianggap sebagai
(Ho dan Wong, 2001
upaya untuk mengurangi asimetri
informasi (Healy dan palepu, lgg3
dalam Mahdiyah, 2008). Menurut
Matoussi dan Chakroun (200g),
voluntary disclosure dapat mengurangi
asimetri informasi, karena
apabila
terjadi asimetri informasi maka agent
bisa mengambil
keuntungan dari
informasi yang lebih mudah diakses
oleh mereka sendiri.
berupaya
Shareholders
mendorong
adanya
pengungkapan, dimana dengan adanya
pengungkapan akan
membuat
shareholders mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan
mengevaluasi manajemen
untuk
dan
untuk mengurangi agency cost
pada
dalarn
Akhtaruddin et al., 2009).
2.2 Teori Legitimasi (Legitimacy
Theory)
Menurut Ghozali dan Chariri
(20A7), yang melandasi teori legitimasi
adalah kontrak sosial yang terjadi antara
perusahaan dengan masyarakat dimana
perusahaan
beroperasi
dan
menggunakan sumber ekonomi.
Legitimasi organisasi dapat dilihat
sebagai sesuatu yang
diberikan
masyarakat kepada perusahaan dan
sesuatu yang diinginkan atau dicari
perusahaan dari masyarakat.
Apabila perusahaan
melakukan
juga
pengungkapan sosial, maka perusahaan
yang
merasa keberadaan dan aktivitasnya
dikeluarkan shareho lders.
akan mendapat "status" dari masyarakat
Corporate governance menyediakan
atau lingkungan dimana
kerangka untuk pengendalian internal
tersebut beroperasi atau dapat dikatakan
Wahana Akuntansi Jurnal
perusahaan
Ilmiah
Volume 4, No. 1, Juli 2009
77
Jumal WahanaAkuntansi Volume 4,
No.
1, Tahun 2009
terlegitimasi. Ketika manajer merasa
Tanggung jawab sosial merupakan salah
bahwa operasi perusahaan tidak sesuai
satu informasi yang perlu diungkapkan
lagi dengan kontrak sosial, maka upaya
oleh
perbaikan
perlu dilakukan
perusahaan tetap
agar
memiliki "kontrak"
perusahaan, selain kewajiban
perusahaan
untuk melaporkan
aspek
keuangan maupun operasional.
tersebut, dengan cara mengubah
persepsi dan pandangan dari
Solihin (2009), salah satu model awal
masyarakat. Pengungkapan merupakan
bagi
cara yang tepat untuk
sustainability report adalah
mengubah
Menurut Elkington (1997) dalam
perusahaan dalam menyusun
dengan
dan pandangan-pandangan
tersebut. Dengan melakukan
pengungkapan sosial, perusahaan
menggunakan konsep triple bottom line.
merasa keberadaan dan aktivitasnya
darnpak operasi perusahaan terhadap
terlegitimasi (Mahdiyah, 2008).
ekonomi, sosial, dan lingkungan.
persepsi
2.3
Tanggungiawab
Perusahaan (Corporate
Sosial
Saat ini
Social
perusahaan-perusahaan
Responsibility)
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
atau corporate social
resposibility
(CSR) adalah mekanisme bagi
suatu
untuk secara sukarela
organisasi
Konsep triple bottom line
mernperhatikan tiga aspek, yakni
mengintegrasikan perhatian terhadap
sustainability
report
hampir di
seluruh dunia disusun dengan
menggunakan standar pelaporan yang
diusulkan oleh GRI (Global Reporting
Initative). GRI dalam
standar
pelaporannya memperhatikan tiga
indikator/aspek, yaitu
indikator
dan sosial ke
dalam
dan interaksinya
dengan
performance indicators), indikator
stakeholders, yang melebihi tanggung
lingkungan (environment performance
lingkungan
operasinya
jawab organisasi
di
bidang hukum
(Darwin, 2004 dalam Anggraini, 2006).
Hendriksen
(1991:203)
(economic
ekonomi/keuangan
indicators), dan indikator sosial (social
p erform an c e indi
c
at o rs).
2.4 Corporate Governance
mendefinisi-kan pengungkapan sebagar
Corporate governance mengatur
penyajian sejumlah informasi yang
pembagian tugas agar perusahaan lebih
dibutuhkan uptuk pengoperasian secara
terarah dan terkendali dalam mencapai
optimal pasar modal yang efisien.
tujuan, pengaturan hak dan kewajiban
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
78
Volume 4, No. l, Juli 2009
Pengaruh Karakteristik Coporate Governance Tet
dalam mencapai
Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility - Siti Mutmainah
keseimbangan
kewenangan, dan pertanggungjawaban
pihak-pihak yang
berkepentingan. Komite Nasional
Kebijakan Governance (2006)
kepada
mekanisme corporate governance yang
efektif untuk mendorong
transparansi
dan pengungkapan.
Hl: Ukuran dewan
komisaris
berpengaruh positif terhadap luas
mengeluarkan Pedoman Umum GCG,
pengungkapan corporste
yang di dalamnya menyebutkan bahwa
responsibility.
salah satu tujuan pelaksanaan GCG oleh
2.5.2 Komisaris Independen dan
Pengaruhnya terhadap Luas
yaitu untuk mendorong
timbulnya kesadaran dan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap
perusahaan
masyarakat dan kelestarian lingkungan
terutama
di sekitar perusahaan. Hal ini
social
Pengungkapan CSR
Literatur empris
corporate governance
tentang
menyatakan
bahwa level independensi
dewan
menunjukkan bahwa GCG memiliki
berhubungan dengan komposisi, dan
keterkaitan dengan tanggungjawab
independensi akan
sosial perusahaan atau corporate social
efektivitas dewan tersebut. Komisaris
resposibility (CSR).
independen dilihat sebagai alat untuk
Karakteristik Corporate
Governance dan Pengaruhnya
memonitor perilaku
terhadap Luas Pengungkapan CSR
Said et al, 2009), yang
2.5
memelihara
manajemen
(Rosenstein dan Wyatt, 1990 dalam
menghasilkan
lebih
nantinya
banyak
2.5.1 Ukuran Dewan Komisaris dan
pengungkapan sukarela
Pengaruhnya terhadap
informasi perusahaan. Komisaris
Luas
Pengungkapan CSR
mengenai
independen merupakan pihak yang tidak
Menurut Akhtaruddin et
al.
terafiliasi yang dianggap
(2009), semakin besar ukuran dewan
mendorong monitoring
komisaris, maka pengalaman
dengan lebih baik.
dan
dapat
manajemen
kompetensi kolektif dewan komisaris
H'2:
akan bertambah, sehingga informasi
berpengaruh positif terhadap luas
yang diungkapkan oleh
pengungkapan CSR.
manajemen
Komisaris
independen
akan lebih luas, selain itu ukuran dewan
komisaris yang besar dipandang sebagai
Wahana Akuntansi Jurnal
Ilmiah
Volume 4, No. 1, Juli 2009
79
Jurnal WahanaAkuntansi Volume 4,
No. l, Tahun 2009
2.5.3 Independensi Komite Audit dan
Pengaruhnya terhadap
Luas
dalam penerapan rencana mereka
terhadap perusahaan.. Apabila
pemegang
Pengungkapan CSR
Wright (1996), dalam Said et al.
saham
mayorrtas
beranggapan bahwa pelaksanaan CSR
(2009) menemukan bahwa komposisi
akan mengurangi return yang
komite audit berkaitan erat
dengan
mereka peroleh, maka pemegang saham
Keberadaan
mayoritas dapat memaksa manajemen
pelaporan keuangan.
akan
komite audit berpengaruh positif dan
untuk tidak melaksanakan CSR.
signifikan terhadap luas pengungkapan
H4:
sukarela (F{o dan Wong, 2001; Bliss
berpengaruh negatif terhadap luas
dan Balachandran, 2003 dalam Said e/
pengungkapan CSR.
aL,20A9). Forker (1992) dalam Said e/
2.5.5 Kepemilikan Manajerial dan
al. (2009),
Pengaruhnya terhadap
keberadaan
menyatakan bahwa
kornite audit
dengan
Konsentrasi
kepemilikan
Luas
Pengungkapan CSR
proporsi anggota independen yang lebih
Meningkatkan
kepemilikan
besar, dapat mengurangi agency cost
manajerial dapat digunakan sebagai cara
dan meningkatkan
pengendalian
untuk mengatasi masalah keagenan dan
internal, yang nantinya akan mengarah
juga untuk menyelaraskan kepentingan
pada kualitas pengungkapan yang lebih
antara shareholders dan manajemen
baik.
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam
H3:
Huafang dan Jianguo,
Independensi komite audit
berpengaruh positif terhadap luas
Pengungkapan CSR merupakan salah
pengungkapan CSR.
satu cara untuk meningkatkan image
2.5.4 Konsentrasi Kepemilikan dan
perusahaan, semakin bagus image
Pengaruhnya terhadap
perusahaan maka harapannya adalah
Luas
Pengungkapan CSR
2007).
semakin besar laba yang diperoleh
Abdul Samad (2002) dalam Said
perusahaan, dan return yang diperoleh
et al. (2009) berpendapat bahwa
manajemen sebagai pemegang saham
konsentrasi kepemilikan yang tinggi
akan semakin besar.
mengakibatkan pernegang
H5:
saham
Kepemilikan manajerial ber-
rninoritas menjadi powerless untuk
pengaruh positif terhadap
mencegah pemegang saham mayoritas
pengungkapan CSR.
80
luas
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. l. Juli 2009
Pengaruh Karakteristik Coporate Governance Terhadap Luas
Corporate Social Responsibility - Siti Mutmai
2.5.6 Kepemilikan Asing dan
Pengaruhnya terhadaP Luas
untuk mengungkapkan lebih
Pengungkapan CSR
informasi,
memberi tekanan kepada perusahaan
banyak
pemerintah
karena
Perusahaan multinasional atau
merupakan badan yang dipercaya oleh
dengan kepemilikan asing utamanya
rakyat. Pemerintah yang juga bertindak
melihat keuntungan legitimasi berasal
sebagai regulator, apabila memiliki
dari para stakeholder-nya dimana secara
proporsi saham pada
tipikal berdasarkan atas home market
perusahaan, maka pemerintah memiliki
(pasar tempat beroperasi) yang dapat
kekuatan untuk menekan perusahaan
memberikan eksistensi yang tinggi
mematuhi peraturan
dalam jangka panjang (Suchman, 1995
mengenai CSR.
Barkemeyer,
dalam
2007).
IJ7z Kepemilikan
sebuah
pemerintah
pemerintah
Pengungkapan tanggung jawab sosial
berpengaruh positif terhadap luas
merupakan salah satu media
pengungkapan CSR.
dipilih
untuk
memPerlihatkan
kepedulian perusahaan
masyarakat
Yang
terhadaP
di sekitarnya. Dengan kata
lain, apabila Perusahaan
memiliki
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah pemsahaan-perusahaan
yang
baik dalam ownership dan trade, maka
di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam Yang
perusahaan akan lebih didukung dalam
terdaftar di Bursa Efek indonesia tahun
melakukan pengungkaPan tanggung
2008. Metode pengambilan
jawab sosial (Machmud dan Djakman,
yang akan digunakan dalam penelitian
2008).
purposive sampling dengan kriteria:
kontrak dengan foreign stakeholders
H6: Kepemilikan asing berPengaruh
positif terhadap luas pengungkapan
bergerak
Perusahaan-perusahaan
samPel
(l)
yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun
2008,
CSR.
karena pada tahun 2008 perusahaan-
2.5.7 Kepemilikan Pemerintah dan
perusahaan di Indonesia dianggap sudah
Pengaruhnya terhadaP
melaksanakan dan melaporkan kegiatan
Luas
CSR-nya semenjak diberlakukannya
Pengungkapan CSR
Intervensi Pemerintah
kepemilikan
di
Perusahaan
Wahana Akuntansi Jurnal
Volume 4. No.
l,
Ilmiah
Juli 2009
dalam
daPat
UU No, 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, (2) Perusahaan
81
Jurnal Wahana Akuntansi Volume 4,
Konsentrasi
Kepemiiikan
:
/(
i=1
t<
No. l, Tahun 2009
erniltkan
en
p erne g
ang S cthqrn M ay or ttas)2
(3.s )
(HERF)
tersebut bergerak
di
bidang dan/atau
pengungkapan CSR
di
dalam annual
berkaitan dengan sumber daya alam, (3)
report. Tema yang dicakup
Perusahaan tersebut mempublikasikan
GRI adalah lingkungan, ekonomi,
annttul report tahun 2008 yang dapat
HAM, tenaga kerja dan
diakses melalui website
kerja, produk, dan masyarakat, dengan
BEI
di
dalam
lingkungan
(www.idx.co.id).
total item yaitu sebanyak 79 item (GRI,
3.2 Variabel Penetitian dan Definisi
2006). Disclosure index digunakan
untuk mengetahui seberapa luas
0perasional
Variabel dependen
dalam
pengungkapan CSR yang dilakukan
penelitian ini adalah luas pengungkapan
perusahaan. Penghitungan indeks
dilakukan dengan formula sebagai
CSR. Metode analisis
isi
(content
analysis) digunakarr untuk mengukur
Disclosure
berikut:
Jumlah item informast C,SR yang diungkapkan
Jumlah item informasi CSR yang diwaiibkan
Index
(3. 1)
3.2.2 Y ariabel Independen
3.2,2.1 Ukuran Dewan Komisaris
ukuran dewan komisaris
merupakan
komisaris
jumlah anggota dewan
yang
diangkat'
bertugas,
bertanggungjawab
da'
untuk
dan
mengawasi
memberi nasehat kepada direksi,
seperti dalam penelitian Said
et
al.
(200e).
ukuran
Dewan:
Komisaris
3.2.2 "2
Jumlah seluruh anggota dewan komisaris
Komisaris Independen
trndependensi dewan komisaris
diukur dari prosentase jumlah anggota
Komisaris
Independen
82
(3.2)
perusahaan
komisaris independen dengan jumlah
seluruh anggota dewan komisaris yang
ada di perusahaan, seperti
dalam
penelitian Said e/ al. (2009).
,,,,
Jumlah seluruh anggorq dewan komisaris perusahaan \J'J'
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No.
l.
Juli 2009
_
Pengaruh Karakteristik Coa
__"orate GovernanceTerhadap Luas pengu
3.2.2.3 Independensi Komite Audit
Independensi komite audit diukur
dari prosentase jumlah anggota komite
Independensi
Corporate Social Responsibitiry - Siti
Mutmainah
audit
independen dengan jumlah
anggota komite audit, seperti dalam
penelitian Said er at. (2009).
Jumlah anggota komite audit independen
Jumlah anggota komite audit
Komite Audit
3.2.2.4 Konsentrasi Kepemilikan
(3.4)
Herfindahl Index (HERF) yaitu jumlah
Konsentrasi kepemilikan diukur
dari kuadrat proporsi
kepemilikan
dengan menggunakan Herfindahl Index
pemegang saham terbesar
(HERF), seperti dalam
/
dalam perusahaan,
saham yang
penelitian
Makhrja dan Panon (2004) dan Jiang
dan Habib (2009).
dari prosentase saham yang dimiliki
oleh manajemen (dalam hal ini dewan
Kepemilikan
Kepemilikan asing diukur dari
Asing
keputusan perusahaan) dengan jumlah
saham yang diterbitkan, seperti dalam
penelitian Said e/ at. (2009).
(3.6)
pihak asing dengan jumlah saham yang
3.2.2.6 Kepemilikan Asin g
=
yang terlibat langsung dalam pembuatan
Proporsi sahqm yang dimiliki oteh manajemen
Jumlah sahqm yang diterbirkan
=
Kepemilikan
publik.
komisaris, direksi, dan pihak_pihak
Kepemilikan manajerial diukur
prosentase saham yang
oleh
penghitungan
3.2.2.5 Kepemilikan Manaj erial
Manajerial
dimiliki
di luar
mayoritas
dimiliki
oleh
diterbitkan, seperti dalam penelitian
Said e/ al. (2009).
Proporsi sahqm yang dimiliki oleh pihak asing
Jumlah saham yang diterbirkan
(3.1)
,2.2.7 Kepemilikan pemerintah
diukur
dari prosentase saham yang dimiliki
Kepemilikan pemerintah
Wahana Akuntansi Jumal
Volume 4, No.
l,
oleh pemerintah dengan jumlah saham
yang diterbitkan (said et a1.,2009).
Ilmiah
Juli 2009
83
Jumal WahanaAkuntansi Volume 4, No. l. Tahun 2009
Kepemilikan
Pemerintah
(3.8)
Jumlah saham yang diterbitkan
Ukuran
3.2.3 Variabel Kontrol
:
Perusahaan
3.2.3.1 Ukuran Ferusahaan
ukuran perusahaan diukur
dengan
Log Total Aset
3'2'3'2 Profitabilitas
Profitabilitas perusahaan diukur
total aset yang dimiliki perusahaan pada
dengan Return on Asset (ROA).
tahun 2008.
Retum on
Asset
:
Earning After Tax (EAT)
(3. 10)
Total Asset
3.3 Model Penelitian
Metode regresi linier berganda memprediksi hubungan antara variabel
(multiple regression') digunakan untuk
independen dengan variabel dependen.
csDI
:
Fo
*
F, BDSIZE
+ F, IND
+
F. FRGNOS
+
B, GOVTOS
BAC+pCONCERN+B,MGROS+. F,ROA+r
Keterangan:
CSDI
g, TA
+
(3.11)
Berdasarkan data yang diperoleh
indeks pengungkapan
CSR
BDSIZE
komisaris
IND
AC
audit
CONCERN
kepemilikan
MGR OS
+
ukuran
dari Indonesia Stock Exchange (IDX)
2008 diketahui bahwa perusahaan yang
dewan
komisaris independen
independensi komite
konsentrasi
kepemilikan manajerial
FRGN OS
GOVT OS
kepemilikan asing
kepemilikan pemerintah
TA
proksi ukuran
perusahaan, /og total aset
ROA
: proksi profitabilitas,
ROA
Eb
: error item
terdaftar sebanyak 407 perusahaan. Dari
jumlah tersebut, hanya 86
perusahaan
yang memenuhi kriteria
sampel
penelitian yang telah ditetapkan (Tabel
4.r).
4.2 Statistik Deskriptif
Hasil analisis deskriptif
(Tabel
4.2) menunjukkan dari 86 responden
nilai variabel ukuran dewan komisaris
yang terkecil adalah
Z (pT.
Dharma
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Samudera Fishing Industries Tbk., pT.
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Wahana Phonix Mandiri Tbk., pT.
ATPK Resources Tbk., dan pT. Aneka
84
Wahana Akuntansi Jurnal
Ilmiah
Volume 4, No. I, Juli 2009
PengaruhKarakteristik Coporate GovernanceTerhadap Luas Pengungkapa n
Corporate Social Responsibili4r - Siti Mutmainah
Tbk.)
Kemasindo Utama
dan nilai
Pada variabel kepemilikan, nilai
variabel ukuran dewan komisaris yang
yang terkecil adalah 0 atau sebesar
terbesar adalah 10 (PT. International
(PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk.,
PT. Selamat Sempurna Tbk., pT. Inter
Nickel Indonesia Tbk., pT, Indofood
Sukses Makmur Tbk., dan
pT.
Astra
Intemational Tbk.).
komisaris
adalah
PT. Kimia Farma (persero) Tbk.) dan
nilai yang terbesar adalah gg,l4% (pT.
Nickel
Apexindo Pratama Duta Tbk.) dan nilai
Indofood
yang terkecil adalah 0% (total 7g
perusahaan, kecuali pT. Aneka
nilai yang terkecil
30% (PT. Intemational
Indonesia
Delta Tbk., PT. perdana Bangun pusaka
Tbk., PT. Indofarma (persero) Tbk., dan
Pada variabel
independen,
0Zo
Tbk. dan PT.
Sukses Makmur Tbk.) dan
nilai yang
terbesar adalah 0,8 atau sebesar 80%
Tambang (Persero) Tbk.,
(PT. Unilever Indonesia Tbk.).
pada
Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.,
variabel independensi komite audit nilai
yang
PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk,, PT. Timah (persero)
Tbk., PT. Delta Djakarta Tbk., pT.
terbesar adalah 1 atau sebesar 100% (83
Semen Gresik (Persero) Tbk., pT.
yang terkecil adalah 75% (PT. Astra
Intemational Tbk.) dan
perusahaan,
nilai
kecuali PT.
pT.
Tambang (Persero) Tbk., PT. Medco
Indofarma (Persero) Tbk., dan pT.
Kirnia Farma (Persero) Tbk.) dan nilai
Energi International Tbk., dan PT. Astra
yang terbesar sebesar 90,03yo (pT.
Intemational Tbk.)
Kimia Farma (Persero) Tbk,).
Pada variabel
Aneka
konsentrasi
Pada variabel ukuran perusahaan
kepemilikan, nilai yang terkecil adalah
(total aset) nilai yang terkecil
2,08ya (PT. Metrodata Electronics Tbk.)
9,23700 (PT. Argo pantes Tbk.) dan
dan nilai yang terbesar adalah sebesar
nilai yang terbesar adalah 13.90700
96j40A (PT. Apexindo pratama Duta
(PT. Astra International Tbk.).
Tbk.). Fada variabel kepemilikan
Pada variabel profitabilitas (ROA)
manajerial, nilai yang terkecil adalah
(Tabel 4.2 pada Lampiran), nilai yang
sebesar }Yo (total 32 perusahaan) dan
terkecil adalah -0.29000 (pT. Dharma
nilai yang terbesar 75,l2yo (pT. Bayan
Samudera Fishing Industries Tbk.) dan
Resources Tbk,).
nilai yang terbesar adalah 0.40400 (pT.
adalah
Astra Agro Lestari Tbk.). pada variabel
Wahana Akuntansi Jurnal
Ilmiah
Volume 4, No. 1, Juli 2009
85
Jumal Wahana Akuntansi Volume 4,
No. l, Tahun 2009
luas pengungkapan CSR (CSDI) (Tabel
terendah adalah kategori hak
4.2 pada Lampiran), nilai yang terkecil
manusia, yaitu atau sebesar 7,8loh.
adalah 0,06329 (PT. Perdana Bangun
Pusaka Tbk") dan
nilai yang
terbesar
Perusahaan yang
pengungkapan
memiliki indeks
tertinggi
diantara
yang
bergerak
adalah 0,67089 (PT. Holcim Indonesia
perusahaan-perusahaan
rbk.).
di
Dari pengujian yang
asasi
bidang dan/atau berkaitan dengan
telah
sumber daya alam yang terdaftar di BEI
diiakukan, diketahui bahwa rata-rata
luas pengungkapan corporate social
tahun 2008 adalah PT, Holcim
Indonesia Tbk (SMCB) dengan
responsibilit-v (CSR) pada perusahaan-
pengungkapan sebanyak 53 item
darilg
item atau dengan indeks
sebesar
perusahaan yang bergerak
di bidang
danlatau berkaitan dengan sumber daya
alam yang terdaftar
di
Bursa Efek
Indonesia tahun 2008 (Tabe|4.2) adalah
sebesar 2A,837
item (21 item)
dari
keseluruhan item pengungkapan CSR
berdasarkan
GRI yang berjumlah
item. Dengan indeks rata-rata
79
sebesar
0,67089. Perusahaan yang memiliki
indeks pengungkapan terendah adalah
PT.
Perdana Bangun Pusaka Tbk
(KONI) dengan pengungkapan
sebanyak 5 item dari 79 item atau
dengan indeks sebesar A,06329.
Tabel 4.4 pada
Lampiran
0,2637621 setiap perusahaan, maka hal
menunjukkan bahwa sektor industri
tersebut menunjukkan bahwa masih
yang memiliki pengungkapan tertinggi
rendahnya luas pengungkapan CSR
pada tahun 2008 adalah Mining and
yang dilakukan perusahaan pada annua!
Mining Seryices dengan pengungkapan
report mereka.
sebanyak 454 item dari keseluruhan
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari
item yang diwajibkan yang berjumlah
keenam kategori pengungkapan GRI,
6794 item, atau sebesar 6,68oh. Sektor
perusahaan paling banyak melakukan
industri yang memiliki pengungkapan
pengungkapan pada
kategori
terendah pada tahun 2008
31,36oh,
Apparel and Other Textile Products
kategori tenaga kerja sebesar 22,88Yo,
dengan pengungkapan sebanyak 9 item
kategori ekonomi sebesar
19,53o/o,
dari keseluruhan item yang diwajibkan
kategori produk sebesar 9,99yo, kategori
yang berjumlah 6194 item, atau sebesar
masyarakat sebesar 8,37o/o, dan yang
0,13Yo.
lingkungan,
86
yaitu sebesar
adalah
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. l. Juli 2009
Pengaruh Karakteristik Coporale Governance Tbrhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibilio - Siti
Mutnrainah
4.3 Uli Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil pengujian variabel
Berdasarkan hasil dari
uji
asumsi
ukuran dewan komisari terhadap
luas
klasik diketahui bahwa model regresi
pengungkapan CSR, dapat diketahui
yang digunakan memenuhi
bahwa variabel ukuran dewan komisaris
asumsi
positif namun
normalitas (lihat Gambar 4.1, Gambar
berpengaruh
4.2. dan Tabel 4.5) Berdasarkan Tabel
signifikan terhadap luas pengungkapan
4.6 dapat disimpulkan bahwa variabel
CSR sehingga dapat disimpulkan bahu,a
independen
yang digunakan
ini
model regresi penelitian
terbebas
tidak
(Hl) ditolak. Hasrl
dalam
hipotesis pertama
adalah
penelitian ini bertentangan dengan hasil
dari multikolinearitas.
Dari
penelitian yang dilakukan
oleh
Gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa
Sembiring (2005), Sulastini (2007).
tidak terjadi heterokedastisitas.
Akhtaruddin
4.4 Pengujian Hipotesis
Erwansyah (2009), namun konsisten
Uji F (F tesf)
dengan hasil penelitian Matoussi dan
4.4.1 Hasil
et al. (2009),
dan
uji F pada tabel4.7
Chakroun (2008). Hasrl ) ang t idak
diketahui model regresi yang digunakan
signifikan disebabkan karena ukuran
sudah fit.
dewan komisaris merupakan
4.4.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi
masalah, ukuran dewan komisaris yang
Berdasar hasil
Berdasarkan
tabel 4.8,
dilihat bahwa model
I
dapat
(menggunakan
variabel kontrol) memiliki
sebuah
besar akan menimbulkan masalah dalam
koordinasi, sedangkan
di sisi lain,
nilai
ukuran dewan komisaris yang kecil
Adjusted R2 yang lebih besar daripada
akan memudahkan masalah koordinasi,
model 2 (tanpa variabel kontrol) yang
narnun anggotanya dapat mengaiami
menunjukkan bahwa
kekurangan pengalaman
penggunaan
dan
variabel kontrol berupa ukuran
perusahaan dan profitabilitas dalam
kompetensi dalam
model regresi mampu meningkatkan
Berdasarkan hasil pengujian variabel
kelayakan model regresi.
komisaris independen (fND) terhadap
4.4.3 Hasil Uji Regresi Parsial (Uji 0
luas pengungkapan CSR (CSDI), dapat
hasil
Berdasarkan
pengujian
menjalankan
fungsinya.
diketahui bahwa variabel komisaris
statistik (Tabel 4.9), hasil pengujian
independen
hipotesis dijelaskan sebagai berikut:
signifikan terhadap luas pengungkapan
Wahana Akuntansi Jurnal
tidak
berpengarr"rh secara
Ilmiah
Volume 4, No. 1, Juli 2009
87
Jurnal Wahana Akuntansi Volume 4,
No.
1, Tahun 2009
CSR. Oleh karena itu dapat disimpulkan
Hasil pengujian variabel independensi
bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak.
ini bertentangan dengan hasil
komite audit (AC) terhadap luas
pengungkapan CSR (CSDI),' telah
penelitian yang diiakukan oleh Huafang
menunjukkan terdapat pengaruh negatif
dan Jianguo (2007) dan Akhtaruddin et
aL Qa09).
yang signifikan dari independensi
komite audit terhadap luas
Hasil penetritian ini sesuai dengan hasil
pengungkapan CSR. Oleh karena itu
penelitian yang dilakukan
oleh
dapat disimpulkan bahwa
Wijayanti (2009), yang
jugu
ketiga (H3) ditolak. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa semakin besar
berbeda dengan hasil penelitian Said er
proporsi komisaris independen yang ada
al. (2009). Faktor yang mungkin
dalam dewan komisaris tidak menjamin
berpengaruh adalah
perusahaan akan
pengungkapan CSR" yang lebih luas.
komite audit tidak didukung
kompetensi yang dimiliki
Che Ahmad et al. (2003) dalam Hashim
anggotanya.
dan Devi (2008) menjelaskan alasan
menunjukkan bahwa masih rendahnya
mengenai hasil yang tidak signifikan ini
tingkat pengungkapan CSR
kernungkinan karena
dilakukan perusahaan-perusahaan di
Hasil
melakukan
komisaris
independen tampaknya
tidak
hipotesis
independensi
oleh
para
Hasil penelitian ini
yang
Inclonesia, meskipun seluruh anggota
mempengaruhi pengambilan keputusan,
komite auditnya adalah
sebab mereka tidak terlibat dalam
independen.
pihak
operasional rutin perusahaan, atau bisa
Dari hasil pengujian variabel
juga karena komisaris independen tidak
konsentrasi kepemilikan (CONCERN)
memiliki kualifikasi yang
terhadap luas pengungkapan
Kapabilitas komisaris
memadai.
CSR
independen
(CSDI), dapat diketahui bahwa variabel
dalam rangka monitoring jngu akan
konsentrasi kepemilikan berpengaruh
terbatas apabila pihak-pihak yang
positif dan tidak signifikan terhadap
terafiliasi
luas pengungkapan CSR, oleh karena
mendominasi
(non-independen)
dan
dewan komisaris (Abdullah, 2004;
itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis
keempat (H4) ditolak. Hasil penelitian
Abdul Rahman dan Mohamed Ali
ini berbeda dengan penelitian
(2006) dalam Hashim dan Devi, 2008).
(2009) dan Huafang dan
88
mengendalikan
Satd et al.
Jianguo
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. l. Juli 2009
hKarakteristikCoporate GovernanceTerhadap Luas P.lgunglSlrn
cr? orate social Responsibitity- Siti Murmainah
(2007). Namun penelitian
menunjukkan
hasil yang
ini
konsisten
Anggraini (2006), yang menunjukkan
bahwa kepemilikan
manajerial
positif dan
signifikan
dengan hasil penelitian Ghaz ali (2007)
berpengaruh
dan Matoussi dan Chakroun (2009).
terhadap pengungkapan
Menurut Ghazali (2007), hasil
yang tidak signifikan ini kemungkinan
disebabkan karena tidak adanya
klasifikasi konsentrasi
kepemilikan.
Arah yang berlawanan
antara
kepemilikan manajerial (negatif)
dengan kepemilikan asing dan
CSR.
Sebaliknya, hasil yang tidak signifikan
ini
konsisten dengan hasil penelitian
oleh Huafang dan Jianguo (2001).
Hasil yang tidak signifikan ini ke_
mungkinan disebabkan karena dua
alasan. Pertama, karena jumlah saham
yang dimiliki oleh manajerial terlalu
pemerintah (positif), menunjukkan
rendah untuk
bahwa konsentrasi kepemilikan perlu
sebagai dorongan yang efektif bagi
manajerial. Kedua, saham yang dimiliki
diklasifikasi. Penelitian oleh Jiang dan
Habib
(200e)
mengklasifikasikan
dengan
konsentrasi
mernberika
n
rehrn
manajerial mempakan sebagai dorongan
(encouragement),
dan dorongan ini
kepemilikan dan dengan menggunakan
bukan karena perilaku yang baik, tetapi
Herfindahl Index (HERF)
pengukurannya, berhasil menunjukkan
karena kualifikasi manajer, sehingga
tidak akan memberikan dorongan yang
adanya pengaruh yang signifikan antara
efektif (Huafang dan Jianguo,
2007).
konsentrasi kepemilikan terhadap luas
Kernungkinan selanjutnya
adalah
pengungkapan sukarela.
sebagai
hasil
pengujian
variabel kepemilikan
manajer melakukan mekanisme lain
untuk memiliki saham perusahaan, yaitu
manajerial
dengan menggunakan perusahaan
(MGROS) terhadap luas pengungkapan
miliknya untuk memiliki saham, dengan
CSR (CSDI), dapat diketahui bahwa
begitu manajer secara tidak langsung
Berdasarkan
variabel kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap luas pengungkapan
dapat mengendalikan perusahaan.
Berdasarkan
hasil
pengujian
CSR
pengaruh variabel kepemilikan asing
sehingga hipotesis kelima (H5) ditolak.
dengan
(FRGNOS) terhadap variabel luas
pengungkapan CSR (CSDI), dapat
hasil penelitian Rosmasita (2001) dan
diketahui bahwa variabel kepemilikan
Hasil penelitian ini berbeda
Wahana Akuntansi Jurnal
Volume 4, No.
Ilmiah
l. Juli 2009
89
No.
Jurnal WahanaAkuntansi Volume 4,
asing
1, Tahun 2009
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap luas pengungkapan
CSR, sehingga hipotesis keenam (H6)
ditolak. Hasil penelitian
ini
konsisten
daripada annual report untuk tujuan
CSR mereka (Amran dan Devi, 2008).
Hasil penelitian oleh
(2009)
Puspitasari
menunjukkan
bahwa
dengan hasil penelitian oleh Said et al.
kepemilikan asing berpengaruh positif
(2009), Machmud dan Djakman (2008),
dan signifikan terhadap pengungkapan
serta Amran dan Devi (2008).
Sebaliknya, hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian
CSR. Hasil yang berbeda ini
tahun 2008, jumlah investor asing di
Puspitasari (2009) dan Huafang dan
Indonesia mengalami
Jianguo (2001) yang menunjukkan hasil
Penelitian oleh Puspitasari (2009)
yang positif dan signifikan.
berdasarkan pada data 2007, sedangkan
kemungkinan disebabkan karena pada
penurunan.
Machmud dan Djakman (2008)
penelitian ini menggunakan data 2008.
menjelaskan alasan mengapa adanya
Pada tahun 2008 telah terjadi penumnan
kepemilikan asing dalam perusahaan di
kepemilikan saham oleh investor asing,
Indonesia tidak meningkatkan indeks
hal ini dapat dilihat dart net purchasing
GRI sebagai ukuran CSR adalah adanya
tahun 2007 sebesar
kemungkinan jika kepemilikan asing ini
sedangkan pada tahun 2008 menjadi Rp
dikonsolidasikan dengan perusahaan
18 triliun. Penurunan net purchasing
induk
di negara asal maka presentase
Rp 32
triliun
disebabkan karena investor
asing
kepemilikan tersebut sangat kecil,
banyak menjual sahamnya.
sehingga mereka menjadi kurang
Dari hasil pengujian
memperhatikan pengungkapan CSR
kepemilikan pemerintah (GOVTOS)
sebagai suatu hal yang penting untuk
terhadap luas pengungkapan
diungkapkan kepada publik. Hasil yang
(CSDI), dapat diketahui bahwa variabel
diharapkan adalah
kepemilikan pemerintah berpengaruh
kebudayaan
pelaporan (reporting
culture)
variabel
CSR
positif dan signifikan terhadap
luas
perusahaan asing akan mempengaruhi
pengungkapan CSR, sehingga hipotesis
anak perusahaan atau
ketujuh (H7) gagal ditolak. Hasil
aftliasi,
ini
kemungkinan perusahaan asing atau
penelitian
multinasional lebih
memilih
penelitian Said er al. (2009) dan Amran
menggunakan media alternatif lain
dan Devi (2008). Sebaliknya, hasil
konsisten dengan hasil
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. l. Juli 2009
PengaruhKtrrkteristik Coporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Sociul Responsibility - Siti Murmainah
ini tidak
konsisten dengan
Lingkungan. Adanya peraturan ini
hasil penelitian Huafang dan Jianguo
mewajibkan BUMN untuk menyisihkan
(2007).
laba bersih maksimal sebesar 2o/o untuk
penelitian
Adanya hubungan yang signifikan
Program Kemitraan dan maksimal
2o/o
antara kepemilikan pemerintah terhadap
dari laba bersih untuk Program Bina
luas pengungkapan CSR mengandung
Lingkungan. Program Kemitraan dan
arti bahwa semakin besar proporsi
Bina Lingkungan (PKBL)
saham yang dimiliki pernerintah dalam
dipandang
perusahaan, maka akan memperluas
merupakan
apabila
dari perspektif
bisnis,
tingkat pengungkapan CSR. Intervensi
wujud kepedulian sosial
terhadap masyarakat dan lingkungan
pemerintah dalam kepemilikan di
sekitarnya atau lebih dikenal dengan
perusahaan, dapat memberi tekanan
corporate social responsibilir_r' (CSR).
perusahaan untuk
mengungkapkan lebih banyak
informasi, karena pemerintah
Hasil ini juga didukung dengan
pengujian statistik lebih lan;ut yang
merupakan badan yang dipercaya oleh
pengungkapan CSR antara perusahaan
rakyat (Said e/ a\.,2009).
pemerintah dan
kepada
Pemerintah yang
juga bertindak
bertujuan untuk membandingkan luas
Berdasarkan hasil
non-pemerintah.
uji beda t-lest (Tabel
sebagai regulator, apabila memiliki
4.10 pada Lampiran), terlihat
bahwa
proporsi saham yang besar pada sebuah
rata-rata luas pengungkapan
antara
perusahaan, maka pemerintah memiliki
perusahaan pemerintah dan perusahaan
kekuatan untuk menekan perusahaan
non-pemerintah berbeda
mematuhi peraturan
signifikan.
pemerintah
V. SIMPULAN,
mengenai CSR.
Hasil
menunjukkan
ml
Juga
DAN SARAN
bahwa perusahaan
5.1 Simpulan
penelitian
negara/pemerintah (BUMN) mendapat
secara
KETERBATASAN,
Berdasarkan
hasil
pengujian
treatment yang berbeda mengenai CSR,
statistik, dapat diambil kesimpulan
karena adanya Peraturan Menteri
Negara BUMN No.: Per-05l}i4.Bul2007
bahwa hanya faktor
pemerintahlah yang
tentang Program Kemitraan BUMN
signifikan terhadap luas pengungkapan
kepemilikan
berpengaruh
dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Wahana Akuntansi Jurnal
Volume 4,
Ilmiah
No. l, Juli 2009
91
Jurnal Wahana Akuntansi Volume 4,
CSR
di
No. l, Tahun 2009
antara berbagai mekanisme
Berdasarkan kesimpuian
dan
corporate governance di Indonesia.
keterbatasan penelitian ini, maka saran
5.2 Keterbatasan Penelitian
yang dapat diberikan untuk penelitian
Penelitian ini
keterbatasan yaitu periode
memiliki
selanjutnya adalah periode pengamatan
sebaiknya diperluas, dan rnengurangi
pengamatan terbatas hanya selama satu
unsur subjektivitas dalam
tahun, dan unsur subjektivitas dalam
analys is untuk mengukur pengungkapan
content anall,sis untuk
CSR dengan melibatkan peneliti lain
mengukur
content
pengungkapan CSR.
untuk melakukan penilaian ulang dalam
5.3 Saran
rangka crosscheck.
DAFTAR PUSTAKA
Aghnia, Arifatul. 2007.
"Analisis
Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan
dan Tipe Kepemilikan terhadap
Kualitas Laba dan Luas
Pengungkapan Sukarela". Skripsi
tidak dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Akhtaruddin, M., M. Hossain, dan L.
Yao. 2009. "Corporate Governance
and Voluntary Disclosure in
Corporate Annual Reports of
Malaysian Listed Firms". JAMAR.
Vol. 7 .Number l, hal. l-20.
Alsaeed, Khalid. 2006. "The
Association Between Firm-Specific
Characteristics and Disclosure: The
Case of saudi Arabia". Managerial
Atrditing .Iournal. Vol. 21, No. 5,
hal.476-496
Amran, Azlan dan S. Susela Devi. 2008.
"The Impact Of Government And
Foreign Affiliate Influence On
Corporate Social Reporting (The
Case
Of
Malaysia)". Accounting,
Auditing and Accountability
Journal. Yol. 23, No. 4, hal. 386404.
92
Anggraini, Fr.
RR.
2006
"Pengungkapan Informasi Sosial
dan
Faktor-Faktor
Mempengaruhi
yang
Pengungkapan
Infromasi Sosial dalam Laporan
Keuangan Tahunan (Studi Empiris
pada Perusahaan-Perusahaan yang
Terdaftar pada Bursa Efek
Jakarta)". Simposium Nasional
Akuntansi 9.
Barkemeyer, Ralf. 2007 . "Legitimacy as
a Key Driver and Determinant of
CSR in Developing Countries";
Sustainable DeveLopment Research
Centre. Scotland.
Deegan, Craig. 2002. "Introduction The
Legitimising Effect of Social and
Environmental
Disclosure-a
Theorotical
Foundation".
Accottnting, Auditing and
Accountability Journal. Vol. 15
No. 3, hal. 282-311.
Deegan, Craig dan M. Rankin. 1996.
"Do Australian Companies Report
Environmental News Objectively?
An
Analysis
Disclosures
of
Environmental
Prosecuted
by Firms
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. 1. Juli 2009
PengaruhKarakteristlkCoporate GsvernanceTerhadap Luas Pengungkapan Corporate Sociat Responsibility Siti Mutmainah
Successfully by the Environmental
Protection Authority''. Accounting,
Auditing and Accountability
Journal. Vol. 9, No. 2, hal. 50-67.
Erwansyah, Widy. 2009. "Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan
Informasi
Pertanggungjawaban Sosial pada
Laporan Tahunan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia". Skripsi
Tidak Dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. SPSS. Analisis
Multivariate Dengan Program
Gray, R., R. Kouhy, dan S. Lavers,
1995. "Corporate Social and
Environmental Reporting A
Review of The Literature and A
Longitudinal Study of UK
Disclosure". Accounting, Auditing
and Accountability Journal. Vol. 8,
No. 2, hal47 -77 .
Jiang, H dan A. Habib. 2009. "The
Impact
of Different types of
Ownership concentration on annual
report voluntary disclosures in New
Zealand". Accounting Research
Journal, Yrl\22 Issue 3 Page 2753A4
Hackston, D", dan M.J. Milne. 1996.
"Some determinants of social and
environmental disclosures in New
Zealand companies". Accounting,
Auditing and Accountability
Journal. Vol. 9, No. l, hal77-108.
Huafang, X dan Y. Jianguo. 2001.
"Ownership Structure, Board
Composition, and Corporate
Voluntary Disclosure Evidence
from Listed Companies in China".
Managerial Auditing Journal. yol.
22. No. 6. Hal 604-619.
Inawesnia, Kania. 2008. "Motif Dibalik
Praktik dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility: Dan Stakeholder
ke Award (Studi Kasus pada PT.
Wahana Akuntansi Jurnal
Undip:
Semarang.
Ghozali, I dan A. Chariri. 2007. Teori
Akuntansi. Badan Penerbit Undip.
Semarang.
Global Reporting Initiative. 2006. ..G3
Guidelines".
http : //www.
g lo b a
lr ep qlLin g. o rg.
diakses 22 Oktober 2009.
Gossling, T dan C Vocht. 2007.,,Social
Role Conception and CSR policy
Success". Journal of Btts iness
Ethics. Vol. 74, hal. 363-372.
Holcim Indonesia, Tbk)". Skripsi Tictak
Dipublikasikan.
Universitas
Diponegoro.
Jensen, Michael C dan W.
H Meckling.
1976. "Theory of the Firm:
Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure".
Journal of Financial Econontics.
Vol. 3. No.4. Hal. 305-360.
Machmud, Novita dan Chaerul D.
Djakman. 2008. "Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap
Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial (CSR Disclosure) pada
Laporan Tahunan Perusairaan:
Studi Empiris Pada perusahaan
Publik Yang Tercatat Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2006".
Simposium Nasional Akuntansi I l.
Mahdiyah, Fathimatul. 2008. "Analisis
Karakteristik Perusahaan
dan
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial dalam Laporan Tahunan
Perusahaan". Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
Universitas
Diponegoro.
Makhija, Anil K dan James M. Patton.
2004. "The Impact of Firm
Ownership Structure on Voluntary
Disclosure: Empirical Evidence
from Czech Annual Reports".
Ilmiah
Volume 4, No. l, JuLi 2009
E
JPSS. Badan Penerbit
93
Jumal \VahanaAkuntansi Volume 4,
No. l, Tahun 2009
Journal of Business. Vol. 77. No. 3.
Hal.457-491.
Matoussi, H dan R. Chakroun. 2008.
"Board Composition, Ownership
Structure, and Voluntary Disclosure
in Annual Reports: Evidence from
Tunisia".
Labarotoire
Interdisciplinaire de Gestion
Universite-Enterprise (LIGUE).
ISCAE
M dan S.N. Abdullah. 2004.
"Voluntary Disclosure and
Nasir,
Corporate Governance among
Financially Distressed Firms in
Malaysia". Financial Reporting,
Regulation, and Governance. Vol.
3. No. I
Nugroho, Adianto. 2008. "Pengaruh
Implementasi
Struktw
Kepemilikan, Struktur
Good
Corporate Governance, dan Rasio
Keuangan terhadap Kinerja
Perusahaan Publik di Indonesia
(Studi Kasus pada
perusahaan
Manufaktur yang Listing
di
2002-2006). Skripsi
dipublikasikan.
Diponegoro.
BEI
tidak
Universitas
Poolthong, Y dan R. Mandhachitara.
2A09. "Customer Expectations of
CSR., Perceived Service euality
and Brand Effect in Thai Retail
Banking". International Journal of
Bank Marketing.Yol.2T No. 6. Hal
408-427.
Puspitasari, Daning Apriani. 2009.
"Faktor-faktor yang Memp engaruhi
Pengungkapan Corporate Social
Responsibiitf/ (CSR) pada Laporan
Tahunan Perusahaan di Indonesia".
Slcripsi Tidak
Dipublikasikan.
Universitas Diponegoro.
Rosmasita, H. 2007. "Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan
94
Keuangan Tahunan
Manufaktur Di
perusahaan
Bursa
Efek
tidak
dipublikasikan. Universitas Islam
Jakarta". Skripsi
Indonesia.
Said, R., Y. Zainuddin, dan H. Haron.
2009. "The Relationship Between
Corporate Social responsibility
Disclosure and Corporate
Govemance Characteristics in
Malaysian
Public
Listed
Companies". Social Responsibilitv
Journal. Vol. 5, No. 2, Hal. Zl2226.
Senrbiring, Eddy Rismanda. 2005.
"Karakteristik Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung jawab
Sosial: Studi Empiris
Perusahaan yang Tercatat
pada
di Bursa
Efek Jakarta". Simposium Nasional
Akuntansi 8. Solo.
Setiawan,
Anita Carolina.
2007.
"Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance terhadap Kinerja
Perusahaan (Tobin's Q)". Skripsi
tidak dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social
Responsibility: From Charity to
Sustainabilily. Salemba 4. Jakarta
Sulastini, Sri. 2007.
Karakteristik
"Pengaruh
Perusahaan terhadap
Social Disclosure Perusahaan
Manufaktur yang Telah Go
Public".
Skripsi
tidak
dipub likasikan. Universitas Negeri
Semarang.
Wijayanti, Deshinta. 2009, "Pengaruh
Karakteristik Perusahaan terhadap
Luas Pengungkapan Perusahaan
(Studi pada Perusahaan Sektor
Keuangan dan Non Keuangan yang
Listing di BEI 2006-200i)". Skripsi
tidak dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4, No. l, Juli 2009
J
-
SitiMut'rainah
PENGARUH K-.dRAKTERISTIK C O RPO RA TE
G O VE R]YAAI CE TERHADAP LUAS
PENGUI\GKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPO]YSIBILITY
Rizky Mutia
Siti Mutmainah
Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRACT
The abiective af this research was to analyze which characteristics
of corporate
governance that infl-uence the extent of corporate social reponsibility
(csRi disclosures
in the companies which operate in the sector ancl/or relatid to the
natlrral resourc,es itt
Indonesia. corporate governance charecteristics which were
used, namerlt size of board
of commissioner, independent commissioner, audit committee
iri'np,"r,i:i"7,'o*nrrrnrp
corccentration, managerial ownership,
foreign ownership, and gor"rn^nrt ownersh ip.
The extent of csR disclosure was measurid used coiporate
social disclosure inctex
(csDI) based on Global Reporting Initiative (GRI) rlporting stanclard
items which
were dislosed in companies' annual report. This reseirch
also used firmls size and
profitability as control variables.
The population of this research was all companies which
operate in the sector
and/or related to the natural resources that listed in Indonesian
Stock Exchattge (IDX)
in the year 2008. Used purposive sampling, total sampte of the research
bicame g6
companies. Multiple regression method wa-s used to aialyze the relationship
between
corporate governance characteristics and csR disclosure.
The results show that only government ownership has a
significant effect toward
the extent of CSR, although audit committee independince atro
ioi o significant eflbct,
but it is contrary to the hypothesis. The results aiso show that both
of cinirot variables
has significant effects toward the extent of CSR.
Keywords: corporate social responsibility, corporate governance,
board
characteristics, audit committee, ownership structure.
I. PENDAHULUAN
Praktik pengungkapan CSR
pengungkapan tanggung jawab sosial
merupakan
alat manajerial yang
memainkan peranan penting bagi
digunakan
perusahaan karena perusahaan hidup di
menghindari
lingkungan masyarakat dan aktivitasnya
lingkungan.
memiliki dampak sosial dan
lingkungan. Dengan demikian
Wahana Akuntansi Jurnal
Volume 4, No.
perusahaan
untuk
konflik sosial
dan
Pengesahan Undang-undang No,
40
Tahun 2007 tentang
perseroan
Ilmiah
l, Juli 2009
75
Jurnal WahanaAkuntansi Volume 4,
Terbatas pada tanggal
No.
1, Tahun 2009
l6 Agustus 2007,
secara otomatis menggantikan UU
Perseroan Terbatas
No.
Salah satu bentuk
IJndang-undang
I
shareholder khususnya dan stakeholder
pada umumnya.
Penelitian
Tahun 1995.
penyempurnaan
No. 40 Tahun 2007
ini
berlujuan untuk
menguji pengaruh
karakteristik
corporate governance
perusahaan
adalah pembaharuan tentang konsep
terhadap pengungkapan CSR
pengelolaan perseroan. Dalam rangka
annual report perusahaan yang
diwajibkan untuk melakukan dan
melaporkan CSR sesuai ketentuan
pemenulran kepentingan shareholder
khususnya
dan
stakeholder pada
umumnya akan informasi dan manfaat
sosial, UU No"
40 Tahun 2007 ini
mengatur praktik dan pelaporan CSR
dalam Pasal
66 Ayat (2) Bagian C dan
No. 40 Tahun
tentang Perseroan
Tujuan dikeluarkannya Undang-
No. 40 Tahun 2007
tentang
2007
Terbatas.
Karakteristik corporate governance
yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah ukuran dewan
Pasal74.
undang
Undang-undang
pada
komisaris independen,
komisaris,
independensi
komite audit, konsentrasi kepemilikan
Perseroan Terbatas, selain meregulasi
(orw
perusahaan mengenai CSR" yaitu juga
manajerial, kepemilikan asing (fbreign
untuk pemenuhan prinsip pengelolaan
ownership),
perusahaan yang baik atau biasa disebut
pemerintah.
e
rs
hip
con c en tr at
io
n),
dan
kepemi I ikan
kepemilikan
Good Corporate Governance (GCG).
Konsep GCG adalah konsep yang di
II. TELAAH PUSTAKA
dalamnya menyangkut
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
struktur
perseroan, yang terdiri dari unsur-unsur
Teori keagenan
menyediakan
Rapat Umum Pemegang Saharn
(RUPS), direksi, dan komisaris,
premis teoritis untuk memahami proses
sehingga dapat terjalin hubungan dan
perspektif
mekanisme kerja, pembagian tugas,
(Subramaniam, 2006). Teori keagenan
kewenangan, dan tanggung jawab yang
merupakan dasar yang digunakan untuk
harmonis, baik secara intern maupun
memahami corporate
ekstern dengan tujuan meningkatkan
Konflik keagenan muncul
nilai
principal tidak memiliki informasi yang
76
perusahaan
demi
kepentingan
organisasional
dan desain
dari
principal-agent
governonce.
Wahana Akuntansi Jurnal
karena
Ilmiah
Volume 4. No. l. .luli 2009
Pengaruh Karakteristik
Copo
rale GovernaneeTerhadap Luas
cukup tentang kinerja agent. Agent
memiliki lebih banyak informasi
mengenai kapasitas diri, lingkungan
kerja, kinerja, dan perusahaan
secara
CorporNe Social Responsibility - Siti Mutmainah
yang dapat mengurangi agency
problem. Corporate governance
dianggap mampu untuk mengurangi
masalah keagenan karena
dengan
keseluruhan. Karena asimetri informasi
pengawasan
menimbulkan konflik keagenan, maka
principal berusaha untuk memonitor
perilaku oportunistik manajer, asimetri
informasi, dan kecenderungan untuk
aktivitas agent.
menutup-nutupi informasi
Pengungkapan merupakan salah
yang intensif
terhadap
untuk
kepentingan mereka sendiri akan dapat
satu alat yang penting untuk mengatasi
dikurangi dan dapat mengarah
masalah keagenan arftara pemilik dan
peningkatan pengungkapan perusahaan
manajemen, karena dianggap sebagai
(Ho dan Wong, 2001
upaya untuk mengurangi asimetri
informasi (Healy dan palepu, lgg3
dalam Mahdiyah, 2008). Menurut
Matoussi dan Chakroun (200g),
voluntary disclosure dapat mengurangi
asimetri informasi, karena
apabila
terjadi asimetri informasi maka agent
bisa mengambil
keuntungan dari
informasi yang lebih mudah diakses
oleh mereka sendiri.
berupaya
Shareholders
mendorong
adanya
pengungkapan, dimana dengan adanya
pengungkapan akan
membuat
shareholders mendapatkan informasi
yang mereka butuhkan
mengevaluasi manajemen
untuk
dan
untuk mengurangi agency cost
pada
dalarn
Akhtaruddin et al., 2009).
2.2 Teori Legitimasi (Legitimacy
Theory)
Menurut Ghozali dan Chariri
(20A7), yang melandasi teori legitimasi
adalah kontrak sosial yang terjadi antara
perusahaan dengan masyarakat dimana
perusahaan
beroperasi
dan
menggunakan sumber ekonomi.
Legitimasi organisasi dapat dilihat
sebagai sesuatu yang
diberikan
masyarakat kepada perusahaan dan
sesuatu yang diinginkan atau dicari
perusahaan dari masyarakat.
Apabila perusahaan
melakukan
juga
pengungkapan sosial, maka perusahaan
yang
merasa keberadaan dan aktivitasnya
dikeluarkan shareho lders.
akan mendapat "status" dari masyarakat
Corporate governance menyediakan
atau lingkungan dimana
kerangka untuk pengendalian internal
tersebut beroperasi atau dapat dikatakan
Wahana Akuntansi Jurnal
perusahaan
Ilmiah
Volume 4, No. 1, Juli 2009
77
Jumal WahanaAkuntansi Volume 4,
No.
1, Tahun 2009
terlegitimasi. Ketika manajer merasa
Tanggung jawab sosial merupakan salah
bahwa operasi perusahaan tidak sesuai
satu informasi yang perlu diungkapkan
lagi dengan kontrak sosial, maka upaya
oleh
perbaikan
perlu dilakukan
perusahaan tetap
agar
memiliki "kontrak"
perusahaan, selain kewajiban
perusahaan
untuk melaporkan
aspek
keuangan maupun operasional.
tersebut, dengan cara mengubah
persepsi dan pandangan dari
Solihin (2009), salah satu model awal
masyarakat. Pengungkapan merupakan
bagi
cara yang tepat untuk
sustainability report adalah
mengubah
Menurut Elkington (1997) dalam
perusahaan dalam menyusun
dengan
dan pandangan-pandangan
tersebut. Dengan melakukan
pengungkapan sosial, perusahaan
menggunakan konsep triple bottom line.
merasa keberadaan dan aktivitasnya
darnpak operasi perusahaan terhadap
terlegitimasi (Mahdiyah, 2008).
ekonomi, sosial, dan lingkungan.
persepsi
2.3
Tanggungiawab
Perusahaan (Corporate
Sosial
Saat ini
Social
perusahaan-perusahaan
Responsibility)
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
atau corporate social
resposibility
(CSR) adalah mekanisme bagi
suatu
untuk secara sukarela
organisasi
Konsep triple bottom line
mernperhatikan tiga aspek, yakni
mengintegrasikan perhatian terhadap
sustainability
report
hampir di
seluruh dunia disusun dengan
menggunakan standar pelaporan yang
diusulkan oleh GRI (Global Reporting
Initative). GRI dalam
standar
pelaporannya memperhatikan tiga
indikator/aspek, yaitu
indikator
dan sosial ke
dalam
dan interaksinya
dengan
performance indicators), indikator
stakeholders, yang melebihi tanggung
lingkungan (environment performance
lingkungan
operasinya
jawab organisasi
di
bidang hukum
(Darwin, 2004 dalam Anggraini, 2006).
Hendriksen
(1991:203)
(economic
ekonomi/keuangan
indicators), dan indikator sosial (social
p erform an c e indi
c
at o rs).
2.4 Corporate Governance
mendefinisi-kan pengungkapan sebagar
Corporate governance mengatur
penyajian sejumlah informasi yang
pembagian tugas agar perusahaan lebih
dibutuhkan uptuk pengoperasian secara
terarah dan terkendali dalam mencapai
optimal pasar modal yang efisien.
tujuan, pengaturan hak dan kewajiban
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
78
Volume 4, No. l, Juli 2009
Pengaruh Karakteristik Coporate Governance Tet
dalam mencapai
Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility - Siti Mutmainah
keseimbangan
kewenangan, dan pertanggungjawaban
pihak-pihak yang
berkepentingan. Komite Nasional
Kebijakan Governance (2006)
kepada
mekanisme corporate governance yang
efektif untuk mendorong
transparansi
dan pengungkapan.
Hl: Ukuran dewan
komisaris
berpengaruh positif terhadap luas
mengeluarkan Pedoman Umum GCG,
pengungkapan corporste
yang di dalamnya menyebutkan bahwa
responsibility.
salah satu tujuan pelaksanaan GCG oleh
2.5.2 Komisaris Independen dan
Pengaruhnya terhadap Luas
yaitu untuk mendorong
timbulnya kesadaran dan tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap
perusahaan
masyarakat dan kelestarian lingkungan
terutama
di sekitar perusahaan. Hal ini
social
Pengungkapan CSR
Literatur empris
corporate governance
tentang
menyatakan
bahwa level independensi
dewan
menunjukkan bahwa GCG memiliki
berhubungan dengan komposisi, dan
keterkaitan dengan tanggungjawab
independensi akan
sosial perusahaan atau corporate social
efektivitas dewan tersebut. Komisaris
resposibility (CSR).
independen dilihat sebagai alat untuk
Karakteristik Corporate
Governance dan Pengaruhnya
memonitor perilaku
terhadap Luas Pengungkapan CSR
Said et al, 2009), yang
2.5
memelihara
manajemen
(Rosenstein dan Wyatt, 1990 dalam
menghasilkan
lebih
nantinya
banyak
2.5.1 Ukuran Dewan Komisaris dan
pengungkapan sukarela
Pengaruhnya terhadap
informasi perusahaan. Komisaris
Luas
Pengungkapan CSR
mengenai
independen merupakan pihak yang tidak
Menurut Akhtaruddin et
al.
terafiliasi yang dianggap
(2009), semakin besar ukuran dewan
mendorong monitoring
komisaris, maka pengalaman
dengan lebih baik.
dan
dapat
manajemen
kompetensi kolektif dewan komisaris
H'2:
akan bertambah, sehingga informasi
berpengaruh positif terhadap luas
yang diungkapkan oleh
pengungkapan CSR.
manajemen
Komisaris
independen
akan lebih luas, selain itu ukuran dewan
komisaris yang besar dipandang sebagai
Wahana Akuntansi Jurnal
Ilmiah
Volume 4, No. 1, Juli 2009
79
Jurnal WahanaAkuntansi Volume 4,
No. l, Tahun 2009
2.5.3 Independensi Komite Audit dan
Pengaruhnya terhadap
Luas
dalam penerapan rencana mereka
terhadap perusahaan.. Apabila
pemegang
Pengungkapan CSR
Wright (1996), dalam Said et al.
saham
mayorrtas
beranggapan bahwa pelaksanaan CSR
(2009) menemukan bahwa komposisi
akan mengurangi return yang
komite audit berkaitan erat
dengan
mereka peroleh, maka pemegang saham
Keberadaan
mayoritas dapat memaksa manajemen
pelaporan keuangan.
akan
komite audit berpengaruh positif dan
untuk tidak melaksanakan CSR.
signifikan terhadap luas pengungkapan
H4:
sukarela (F{o dan Wong, 2001; Bliss
berpengaruh negatif terhadap luas
dan Balachandran, 2003 dalam Said e/
pengungkapan CSR.
aL,20A9). Forker (1992) dalam Said e/
2.5.5 Kepemilikan Manajerial dan
al. (2009),
Pengaruhnya terhadap
keberadaan
menyatakan bahwa
kornite audit
dengan
Konsentrasi
kepemilikan
Luas
Pengungkapan CSR
proporsi anggota independen yang lebih
Meningkatkan
kepemilikan
besar, dapat mengurangi agency cost
manajerial dapat digunakan sebagai cara
dan meningkatkan
pengendalian
untuk mengatasi masalah keagenan dan
internal, yang nantinya akan mengarah
juga untuk menyelaraskan kepentingan
pada kualitas pengungkapan yang lebih
antara shareholders dan manajemen
baik.
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam
H3:
Huafang dan Jianguo,
Independensi komite audit
berpengaruh positif terhadap luas
Pengungkapan CSR merupakan salah
pengungkapan CSR.
satu cara untuk meningkatkan image
2.5.4 Konsentrasi Kepemilikan dan
perusahaan, semakin bagus image
Pengaruhnya terhadap
perusahaan maka harapannya adalah
Luas
Pengungkapan CSR
2007).
semakin besar laba yang diperoleh
Abdul Samad (2002) dalam Said
perusahaan, dan return yang diperoleh
et al. (2009) berpendapat bahwa
manajemen sebagai pemegang saham
konsentrasi kepemilikan yang tinggi
akan semakin besar.
mengakibatkan pernegang
H5:
saham
Kepemilikan manajerial ber-
rninoritas menjadi powerless untuk
pengaruh positif terhadap
mencegah pemegang saham mayoritas
pengungkapan CSR.
80
luas
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. l. Juli 2009
Pengaruh Karakteristik Coporate Governance Terhadap Luas
Corporate Social Responsibility - Siti Mutmai
2.5.6 Kepemilikan Asing dan
Pengaruhnya terhadaP Luas
untuk mengungkapkan lebih
Pengungkapan CSR
informasi,
memberi tekanan kepada perusahaan
banyak
pemerintah
karena
Perusahaan multinasional atau
merupakan badan yang dipercaya oleh
dengan kepemilikan asing utamanya
rakyat. Pemerintah yang juga bertindak
melihat keuntungan legitimasi berasal
sebagai regulator, apabila memiliki
dari para stakeholder-nya dimana secara
proporsi saham pada
tipikal berdasarkan atas home market
perusahaan, maka pemerintah memiliki
(pasar tempat beroperasi) yang dapat
kekuatan untuk menekan perusahaan
memberikan eksistensi yang tinggi
mematuhi peraturan
dalam jangka panjang (Suchman, 1995
mengenai CSR.
Barkemeyer,
dalam
2007).
IJ7z Kepemilikan
sebuah
pemerintah
pemerintah
Pengungkapan tanggung jawab sosial
berpengaruh positif terhadap luas
merupakan salah satu media
pengungkapan CSR.
dipilih
untuk
memPerlihatkan
kepedulian perusahaan
masyarakat
Yang
terhadaP
di sekitarnya. Dengan kata
lain, apabila Perusahaan
memiliki
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah pemsahaan-perusahaan
yang
baik dalam ownership dan trade, maka
di bidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam Yang
perusahaan akan lebih didukung dalam
terdaftar di Bursa Efek indonesia tahun
melakukan pengungkaPan tanggung
2008. Metode pengambilan
jawab sosial (Machmud dan Djakman,
yang akan digunakan dalam penelitian
2008).
purposive sampling dengan kriteria:
kontrak dengan foreign stakeholders
H6: Kepemilikan asing berPengaruh
positif terhadap luas pengungkapan
bergerak
Perusahaan-perusahaan
samPel
(l)
yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun
2008,
CSR.
karena pada tahun 2008 perusahaan-
2.5.7 Kepemilikan Pemerintah dan
perusahaan di Indonesia dianggap sudah
Pengaruhnya terhadaP
melaksanakan dan melaporkan kegiatan
Luas
CSR-nya semenjak diberlakukannya
Pengungkapan CSR
Intervensi Pemerintah
kepemilikan
di
Perusahaan
Wahana Akuntansi Jurnal
Volume 4. No.
l,
Ilmiah
Juli 2009
dalam
daPat
UU No, 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, (2) Perusahaan
81
Jurnal Wahana Akuntansi Volume 4,
Konsentrasi
Kepemiiikan
:
/(
i=1
t<
No. l, Tahun 2009
erniltkan
en
p erne g
ang S cthqrn M ay or ttas)2
(3.s )
(HERF)
tersebut bergerak
di
bidang dan/atau
pengungkapan CSR
di
dalam annual
berkaitan dengan sumber daya alam, (3)
report. Tema yang dicakup
Perusahaan tersebut mempublikasikan
GRI adalah lingkungan, ekonomi,
annttul report tahun 2008 yang dapat
HAM, tenaga kerja dan
diakses melalui website
kerja, produk, dan masyarakat, dengan
BEI
di
dalam
lingkungan
(www.idx.co.id).
total item yaitu sebanyak 79 item (GRI,
3.2 Variabel Penetitian dan Definisi
2006). Disclosure index digunakan
untuk mengetahui seberapa luas
0perasional
Variabel dependen
dalam
pengungkapan CSR yang dilakukan
penelitian ini adalah luas pengungkapan
perusahaan. Penghitungan indeks
dilakukan dengan formula sebagai
CSR. Metode analisis
isi
(content
analysis) digunakarr untuk mengukur
Disclosure
berikut:
Jumlah item informast C,SR yang diungkapkan
Jumlah item informasi CSR yang diwaiibkan
Index
(3. 1)
3.2.2 Y ariabel Independen
3.2,2.1 Ukuran Dewan Komisaris
ukuran dewan komisaris
merupakan
komisaris
jumlah anggota dewan
yang
diangkat'
bertugas,
bertanggungjawab
da'
untuk
dan
mengawasi
memberi nasehat kepada direksi,
seperti dalam penelitian Said
et
al.
(200e).
ukuran
Dewan:
Komisaris
3.2.2 "2
Jumlah seluruh anggota dewan komisaris
Komisaris Independen
trndependensi dewan komisaris
diukur dari prosentase jumlah anggota
Komisaris
Independen
82
(3.2)
perusahaan
komisaris independen dengan jumlah
seluruh anggota dewan komisaris yang
ada di perusahaan, seperti
dalam
penelitian Said e/ al. (2009).
,,,,
Jumlah seluruh anggorq dewan komisaris perusahaan \J'J'
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No.
l.
Juli 2009
_
Pengaruh Karakteristik Coa
__"orate GovernanceTerhadap Luas pengu
3.2.2.3 Independensi Komite Audit
Independensi komite audit diukur
dari prosentase jumlah anggota komite
Independensi
Corporate Social Responsibitiry - Siti
Mutmainah
audit
independen dengan jumlah
anggota komite audit, seperti dalam
penelitian Said er at. (2009).
Jumlah anggota komite audit independen
Jumlah anggota komite audit
Komite Audit
3.2.2.4 Konsentrasi Kepemilikan
(3.4)
Herfindahl Index (HERF) yaitu jumlah
Konsentrasi kepemilikan diukur
dari kuadrat proporsi
kepemilikan
dengan menggunakan Herfindahl Index
pemegang saham terbesar
(HERF), seperti dalam
/
dalam perusahaan,
saham yang
penelitian
Makhrja dan Panon (2004) dan Jiang
dan Habib (2009).
dari prosentase saham yang dimiliki
oleh manajemen (dalam hal ini dewan
Kepemilikan
Kepemilikan asing diukur dari
Asing
keputusan perusahaan) dengan jumlah
saham yang diterbitkan, seperti dalam
penelitian Said e/ at. (2009).
(3.6)
pihak asing dengan jumlah saham yang
3.2.2.6 Kepemilikan Asin g
=
yang terlibat langsung dalam pembuatan
Proporsi sahqm yang dimiliki oteh manajemen
Jumlah sahqm yang diterbirkan
=
Kepemilikan
publik.
komisaris, direksi, dan pihak_pihak
Kepemilikan manajerial diukur
prosentase saham yang
oleh
penghitungan
3.2.2.5 Kepemilikan Manaj erial
Manajerial
dimiliki
di luar
mayoritas
dimiliki
oleh
diterbitkan, seperti dalam penelitian
Said e/ al. (2009).
Proporsi sahqm yang dimiliki oleh pihak asing
Jumlah saham yang diterbirkan
(3.1)
,2.2.7 Kepemilikan pemerintah
diukur
dari prosentase saham yang dimiliki
Kepemilikan pemerintah
Wahana Akuntansi Jumal
Volume 4, No.
l,
oleh pemerintah dengan jumlah saham
yang diterbitkan (said et a1.,2009).
Ilmiah
Juli 2009
83
Jumal WahanaAkuntansi Volume 4, No. l. Tahun 2009
Kepemilikan
Pemerintah
(3.8)
Jumlah saham yang diterbitkan
Ukuran
3.2.3 Variabel Kontrol
:
Perusahaan
3.2.3.1 Ukuran Ferusahaan
ukuran perusahaan diukur
dengan
Log Total Aset
3'2'3'2 Profitabilitas
Profitabilitas perusahaan diukur
total aset yang dimiliki perusahaan pada
dengan Return on Asset (ROA).
tahun 2008.
Retum on
Asset
:
Earning After Tax (EAT)
(3. 10)
Total Asset
3.3 Model Penelitian
Metode regresi linier berganda memprediksi hubungan antara variabel
(multiple regression') digunakan untuk
independen dengan variabel dependen.
csDI
:
Fo
*
F, BDSIZE
+ F, IND
+
F. FRGNOS
+
B, GOVTOS
BAC+pCONCERN+B,MGROS+. F,ROA+r
Keterangan:
CSDI
g, TA
+
(3.11)
Berdasarkan data yang diperoleh
indeks pengungkapan
CSR
BDSIZE
komisaris
IND
AC
audit
CONCERN
kepemilikan
MGR OS
+
ukuran
dari Indonesia Stock Exchange (IDX)
2008 diketahui bahwa perusahaan yang
dewan
komisaris independen
independensi komite
konsentrasi
kepemilikan manajerial
FRGN OS
GOVT OS
kepemilikan asing
kepemilikan pemerintah
TA
proksi ukuran
perusahaan, /og total aset
ROA
: proksi profitabilitas,
ROA
Eb
: error item
terdaftar sebanyak 407 perusahaan. Dari
jumlah tersebut, hanya 86
perusahaan
yang memenuhi kriteria
sampel
penelitian yang telah ditetapkan (Tabel
4.r).
4.2 Statistik Deskriptif
Hasil analisis deskriptif
(Tabel
4.2) menunjukkan dari 86 responden
nilai variabel ukuran dewan komisaris
yang terkecil adalah
Z (pT.
Dharma
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Samudera Fishing Industries Tbk., pT.
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Wahana Phonix Mandiri Tbk., pT.
ATPK Resources Tbk., dan pT. Aneka
84
Wahana Akuntansi Jurnal
Ilmiah
Volume 4, No. I, Juli 2009
PengaruhKarakteristik Coporate GovernanceTerhadap Luas Pengungkapa n
Corporate Social Responsibili4r - Siti Mutmainah
Tbk.)
Kemasindo Utama
dan nilai
Pada variabel kepemilikan, nilai
variabel ukuran dewan komisaris yang
yang terkecil adalah 0 atau sebesar
terbesar adalah 10 (PT. International
(PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk.,
PT. Selamat Sempurna Tbk., pT. Inter
Nickel Indonesia Tbk., pT, Indofood
Sukses Makmur Tbk., dan
pT.
Astra
Intemational Tbk.).
komisaris
adalah
PT. Kimia Farma (persero) Tbk.) dan
nilai yang terbesar adalah gg,l4% (pT.
Nickel
Apexindo Pratama Duta Tbk.) dan nilai
Indofood
yang terkecil adalah 0% (total 7g
perusahaan, kecuali pT. Aneka
nilai yang terkecil
30% (PT. Intemational
Indonesia
Delta Tbk., PT. perdana Bangun pusaka
Tbk., PT. Indofarma (persero) Tbk., dan
Pada variabel
independen,
0Zo
Tbk. dan PT.
Sukses Makmur Tbk.) dan
nilai yang
terbesar adalah 0,8 atau sebesar 80%
Tambang (Persero) Tbk.,
(PT. Unilever Indonesia Tbk.).
pada
Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.,
variabel independensi komite audit nilai
yang
PT. Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero) Tbk,, PT. Timah (persero)
Tbk., PT. Delta Djakarta Tbk., pT.
terbesar adalah 1 atau sebesar 100% (83
Semen Gresik (Persero) Tbk., pT.
yang terkecil adalah 75% (PT. Astra
Intemational Tbk.) dan
perusahaan,
nilai
kecuali PT.
pT.
Tambang (Persero) Tbk., PT. Medco
Indofarma (Persero) Tbk., dan pT.
Kirnia Farma (Persero) Tbk.) dan nilai
Energi International Tbk., dan PT. Astra
yang terbesar sebesar 90,03yo (pT.
Intemational Tbk.)
Kimia Farma (Persero) Tbk,).
Pada variabel
Aneka
konsentrasi
Pada variabel ukuran perusahaan
kepemilikan, nilai yang terkecil adalah
(total aset) nilai yang terkecil
2,08ya (PT. Metrodata Electronics Tbk.)
9,23700 (PT. Argo pantes Tbk.) dan
dan nilai yang terbesar adalah sebesar
nilai yang terbesar adalah 13.90700
96j40A (PT. Apexindo pratama Duta
(PT. Astra International Tbk.).
Tbk.). Fada variabel kepemilikan
Pada variabel profitabilitas (ROA)
manajerial, nilai yang terkecil adalah
(Tabel 4.2 pada Lampiran), nilai yang
sebesar }Yo (total 32 perusahaan) dan
terkecil adalah -0.29000 (pT. Dharma
nilai yang terbesar 75,l2yo (pT. Bayan
Samudera Fishing Industries Tbk.) dan
Resources Tbk,).
nilai yang terbesar adalah 0.40400 (pT.
adalah
Astra Agro Lestari Tbk.). pada variabel
Wahana Akuntansi Jurnal
Ilmiah
Volume 4, No. 1, Juli 2009
85
Jumal Wahana Akuntansi Volume 4,
No. l, Tahun 2009
luas pengungkapan CSR (CSDI) (Tabel
terendah adalah kategori hak
4.2 pada Lampiran), nilai yang terkecil
manusia, yaitu atau sebesar 7,8loh.
adalah 0,06329 (PT. Perdana Bangun
Pusaka Tbk") dan
nilai yang
terbesar
Perusahaan yang
pengungkapan
memiliki indeks
tertinggi
diantara
yang
bergerak
adalah 0,67089 (PT. Holcim Indonesia
perusahaan-perusahaan
rbk.).
di
Dari pengujian yang
asasi
bidang dan/atau berkaitan dengan
telah
sumber daya alam yang terdaftar di BEI
diiakukan, diketahui bahwa rata-rata
luas pengungkapan corporate social
tahun 2008 adalah PT, Holcim
Indonesia Tbk (SMCB) dengan
responsibilit-v (CSR) pada perusahaan-
pengungkapan sebanyak 53 item
darilg
item atau dengan indeks
sebesar
perusahaan yang bergerak
di bidang
danlatau berkaitan dengan sumber daya
alam yang terdaftar
di
Bursa Efek
Indonesia tahun 2008 (Tabe|4.2) adalah
sebesar 2A,837
item (21 item)
dari
keseluruhan item pengungkapan CSR
berdasarkan
GRI yang berjumlah
item. Dengan indeks rata-rata
79
sebesar
0,67089. Perusahaan yang memiliki
indeks pengungkapan terendah adalah
PT.
Perdana Bangun Pusaka Tbk
(KONI) dengan pengungkapan
sebanyak 5 item dari 79 item atau
dengan indeks sebesar A,06329.
Tabel 4.4 pada
Lampiran
0,2637621 setiap perusahaan, maka hal
menunjukkan bahwa sektor industri
tersebut menunjukkan bahwa masih
yang memiliki pengungkapan tertinggi
rendahnya luas pengungkapan CSR
pada tahun 2008 adalah Mining and
yang dilakukan perusahaan pada annua!
Mining Seryices dengan pengungkapan
report mereka.
sebanyak 454 item dari keseluruhan
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari
item yang diwajibkan yang berjumlah
keenam kategori pengungkapan GRI,
6794 item, atau sebesar 6,68oh. Sektor
perusahaan paling banyak melakukan
industri yang memiliki pengungkapan
pengungkapan pada
kategori
terendah pada tahun 2008
31,36oh,
Apparel and Other Textile Products
kategori tenaga kerja sebesar 22,88Yo,
dengan pengungkapan sebanyak 9 item
kategori ekonomi sebesar
19,53o/o,
dari keseluruhan item yang diwajibkan
kategori produk sebesar 9,99yo, kategori
yang berjumlah 6194 item, atau sebesar
masyarakat sebesar 8,37o/o, dan yang
0,13Yo.
lingkungan,
86
yaitu sebesar
adalah
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. l. Juli 2009
Pengaruh Karakteristik Coporale Governance Tbrhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibilio - Siti
Mutnrainah
4.3 Uli Asumsi Klasik
Berdasarkan hasil pengujian variabel
Berdasarkan hasil dari
uji
asumsi
ukuran dewan komisari terhadap
luas
klasik diketahui bahwa model regresi
pengungkapan CSR, dapat diketahui
yang digunakan memenuhi
bahwa variabel ukuran dewan komisaris
asumsi
positif namun
normalitas (lihat Gambar 4.1, Gambar
berpengaruh
4.2. dan Tabel 4.5) Berdasarkan Tabel
signifikan terhadap luas pengungkapan
4.6 dapat disimpulkan bahwa variabel
CSR sehingga dapat disimpulkan bahu,a
independen
yang digunakan
ini
model regresi penelitian
terbebas
tidak
(Hl) ditolak. Hasrl
dalam
hipotesis pertama
adalah
penelitian ini bertentangan dengan hasil
dari multikolinearitas.
Dari
penelitian yang dilakukan
oleh
Gambar 4.3 dapat disimpulkan bahwa
Sembiring (2005), Sulastini (2007).
tidak terjadi heterokedastisitas.
Akhtaruddin
4.4 Pengujian Hipotesis
Erwansyah (2009), namun konsisten
Uji F (F tesf)
dengan hasil penelitian Matoussi dan
4.4.1 Hasil
et al. (2009),
dan
uji F pada tabel4.7
Chakroun (2008). Hasrl ) ang t idak
diketahui model regresi yang digunakan
signifikan disebabkan karena ukuran
sudah fit.
dewan komisaris merupakan
4.4.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi
masalah, ukuran dewan komisaris yang
Berdasar hasil
Berdasarkan
tabel 4.8,
dilihat bahwa model
I
dapat
(menggunakan
variabel kontrol) memiliki
sebuah
besar akan menimbulkan masalah dalam
koordinasi, sedangkan
di sisi lain,
nilai
ukuran dewan komisaris yang kecil
Adjusted R2 yang lebih besar daripada
akan memudahkan masalah koordinasi,
model 2 (tanpa variabel kontrol) yang
narnun anggotanya dapat mengaiami
menunjukkan bahwa
kekurangan pengalaman
penggunaan
dan
variabel kontrol berupa ukuran
perusahaan dan profitabilitas dalam
kompetensi dalam
model regresi mampu meningkatkan
Berdasarkan hasil pengujian variabel
kelayakan model regresi.
komisaris independen (fND) terhadap
4.4.3 Hasil Uji Regresi Parsial (Uji 0
luas pengungkapan CSR (CSDI), dapat
hasil
Berdasarkan
pengujian
menjalankan
fungsinya.
diketahui bahwa variabel komisaris
statistik (Tabel 4.9), hasil pengujian
independen
hipotesis dijelaskan sebagai berikut:
signifikan terhadap luas pengungkapan
Wahana Akuntansi Jurnal
tidak
berpengarr"rh secara
Ilmiah
Volume 4, No. 1, Juli 2009
87
Jurnal Wahana Akuntansi Volume 4,
No.
1, Tahun 2009
CSR. Oleh karena itu dapat disimpulkan
Hasil pengujian variabel independensi
bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak.
ini bertentangan dengan hasil
komite audit (AC) terhadap luas
pengungkapan CSR (CSDI),' telah
penelitian yang diiakukan oleh Huafang
menunjukkan terdapat pengaruh negatif
dan Jianguo (2007) dan Akhtaruddin et
aL Qa09).
yang signifikan dari independensi
komite audit terhadap luas
Hasil penetritian ini sesuai dengan hasil
pengungkapan CSR. Oleh karena itu
penelitian yang dilakukan
oleh
dapat disimpulkan bahwa
Wijayanti (2009), yang
jugu
ketiga (H3) ditolak. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa semakin besar
berbeda dengan hasil penelitian Said er
proporsi komisaris independen yang ada
al. (2009). Faktor yang mungkin
dalam dewan komisaris tidak menjamin
berpengaruh adalah
perusahaan akan
pengungkapan CSR" yang lebih luas.
komite audit tidak didukung
kompetensi yang dimiliki
Che Ahmad et al. (2003) dalam Hashim
anggotanya.
dan Devi (2008) menjelaskan alasan
menunjukkan bahwa masih rendahnya
mengenai hasil yang tidak signifikan ini
tingkat pengungkapan CSR
kernungkinan karena
dilakukan perusahaan-perusahaan di
Hasil
melakukan
komisaris
independen tampaknya
tidak
hipotesis
independensi
oleh
para
Hasil penelitian ini
yang
Inclonesia, meskipun seluruh anggota
mempengaruhi pengambilan keputusan,
komite auditnya adalah
sebab mereka tidak terlibat dalam
independen.
pihak
operasional rutin perusahaan, atau bisa
Dari hasil pengujian variabel
juga karena komisaris independen tidak
konsentrasi kepemilikan (CONCERN)
memiliki kualifikasi yang
terhadap luas pengungkapan
Kapabilitas komisaris
memadai.
CSR
independen
(CSDI), dapat diketahui bahwa variabel
dalam rangka monitoring jngu akan
konsentrasi kepemilikan berpengaruh
terbatas apabila pihak-pihak yang
positif dan tidak signifikan terhadap
terafiliasi
luas pengungkapan CSR, oleh karena
mendominasi
(non-independen)
dan
dewan komisaris (Abdullah, 2004;
itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis
keempat (H4) ditolak. Hasil penelitian
Abdul Rahman dan Mohamed Ali
ini berbeda dengan penelitian
(2006) dalam Hashim dan Devi, 2008).
(2009) dan Huafang dan
88
mengendalikan
Satd et al.
Jianguo
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. l. Juli 2009
hKarakteristikCoporate GovernanceTerhadap Luas P.lgunglSlrn
cr? orate social Responsibitity- Siti Murmainah
(2007). Namun penelitian
menunjukkan
hasil yang
ini
konsisten
Anggraini (2006), yang menunjukkan
bahwa kepemilikan
manajerial
positif dan
signifikan
dengan hasil penelitian Ghaz ali (2007)
berpengaruh
dan Matoussi dan Chakroun (2009).
terhadap pengungkapan
Menurut Ghazali (2007), hasil
yang tidak signifikan ini kemungkinan
disebabkan karena tidak adanya
klasifikasi konsentrasi
kepemilikan.
Arah yang berlawanan
antara
kepemilikan manajerial (negatif)
dengan kepemilikan asing dan
CSR.
Sebaliknya, hasil yang tidak signifikan
ini
konsisten dengan hasil penelitian
oleh Huafang dan Jianguo (2001).
Hasil yang tidak signifikan ini ke_
mungkinan disebabkan karena dua
alasan. Pertama, karena jumlah saham
yang dimiliki oleh manajerial terlalu
pemerintah (positif), menunjukkan
rendah untuk
bahwa konsentrasi kepemilikan perlu
sebagai dorongan yang efektif bagi
manajerial. Kedua, saham yang dimiliki
diklasifikasi. Penelitian oleh Jiang dan
Habib
(200e)
mengklasifikasikan
dengan
konsentrasi
mernberika
n
rehrn
manajerial mempakan sebagai dorongan
(encouragement),
dan dorongan ini
kepemilikan dan dengan menggunakan
bukan karena perilaku yang baik, tetapi
Herfindahl Index (HERF)
pengukurannya, berhasil menunjukkan
karena kualifikasi manajer, sehingga
tidak akan memberikan dorongan yang
adanya pengaruh yang signifikan antara
efektif (Huafang dan Jianguo,
2007).
konsentrasi kepemilikan terhadap luas
Kernungkinan selanjutnya
adalah
pengungkapan sukarela.
sebagai
hasil
pengujian
variabel kepemilikan
manajer melakukan mekanisme lain
untuk memiliki saham perusahaan, yaitu
manajerial
dengan menggunakan perusahaan
(MGROS) terhadap luas pengungkapan
miliknya untuk memiliki saham, dengan
CSR (CSDI), dapat diketahui bahwa
begitu manajer secara tidak langsung
Berdasarkan
variabel kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap luas pengungkapan
dapat mengendalikan perusahaan.
Berdasarkan
hasil
pengujian
CSR
pengaruh variabel kepemilikan asing
sehingga hipotesis kelima (H5) ditolak.
dengan
(FRGNOS) terhadap variabel luas
pengungkapan CSR (CSDI), dapat
hasil penelitian Rosmasita (2001) dan
diketahui bahwa variabel kepemilikan
Hasil penelitian ini berbeda
Wahana Akuntansi Jurnal
Volume 4, No.
Ilmiah
l. Juli 2009
89
No.
Jurnal WahanaAkuntansi Volume 4,
asing
1, Tahun 2009
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap luas pengungkapan
CSR, sehingga hipotesis keenam (H6)
ditolak. Hasil penelitian
ini
konsisten
daripada annual report untuk tujuan
CSR mereka (Amran dan Devi, 2008).
Hasil penelitian oleh
(2009)
Puspitasari
menunjukkan
bahwa
dengan hasil penelitian oleh Said et al.
kepemilikan asing berpengaruh positif
(2009), Machmud dan Djakman (2008),
dan signifikan terhadap pengungkapan
serta Amran dan Devi (2008).
Sebaliknya, hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan hasil penelitian
CSR. Hasil yang berbeda ini
tahun 2008, jumlah investor asing di
Puspitasari (2009) dan Huafang dan
Indonesia mengalami
Jianguo (2001) yang menunjukkan hasil
Penelitian oleh Puspitasari (2009)
yang positif dan signifikan.
berdasarkan pada data 2007, sedangkan
kemungkinan disebabkan karena pada
penurunan.
Machmud dan Djakman (2008)
penelitian ini menggunakan data 2008.
menjelaskan alasan mengapa adanya
Pada tahun 2008 telah terjadi penumnan
kepemilikan asing dalam perusahaan di
kepemilikan saham oleh investor asing,
Indonesia tidak meningkatkan indeks
hal ini dapat dilihat dart net purchasing
GRI sebagai ukuran CSR adalah adanya
tahun 2007 sebesar
kemungkinan jika kepemilikan asing ini
sedangkan pada tahun 2008 menjadi Rp
dikonsolidasikan dengan perusahaan
18 triliun. Penurunan net purchasing
induk
di negara asal maka presentase
Rp 32
triliun
disebabkan karena investor
asing
kepemilikan tersebut sangat kecil,
banyak menjual sahamnya.
sehingga mereka menjadi kurang
Dari hasil pengujian
memperhatikan pengungkapan CSR
kepemilikan pemerintah (GOVTOS)
sebagai suatu hal yang penting untuk
terhadap luas pengungkapan
diungkapkan kepada publik. Hasil yang
(CSDI), dapat diketahui bahwa variabel
diharapkan adalah
kepemilikan pemerintah berpengaruh
kebudayaan
pelaporan (reporting
culture)
variabel
CSR
positif dan signifikan terhadap
luas
perusahaan asing akan mempengaruhi
pengungkapan CSR, sehingga hipotesis
anak perusahaan atau
ketujuh (H7) gagal ditolak. Hasil
aftliasi,
ini
kemungkinan perusahaan asing atau
penelitian
multinasional lebih
memilih
penelitian Said er al. (2009) dan Amran
menggunakan media alternatif lain
dan Devi (2008). Sebaliknya, hasil
konsisten dengan hasil
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. l. Juli 2009
PengaruhKtrrkteristik Coporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Sociul Responsibility - Siti Murmainah
ini tidak
konsisten dengan
Lingkungan. Adanya peraturan ini
hasil penelitian Huafang dan Jianguo
mewajibkan BUMN untuk menyisihkan
(2007).
laba bersih maksimal sebesar 2o/o untuk
penelitian
Adanya hubungan yang signifikan
Program Kemitraan dan maksimal
2o/o
antara kepemilikan pemerintah terhadap
dari laba bersih untuk Program Bina
luas pengungkapan CSR mengandung
Lingkungan. Program Kemitraan dan
arti bahwa semakin besar proporsi
Bina Lingkungan (PKBL)
saham yang dimiliki pernerintah dalam
dipandang
perusahaan, maka akan memperluas
merupakan
apabila
dari perspektif
bisnis,
tingkat pengungkapan CSR. Intervensi
wujud kepedulian sosial
terhadap masyarakat dan lingkungan
pemerintah dalam kepemilikan di
sekitarnya atau lebih dikenal dengan
perusahaan, dapat memberi tekanan
corporate social responsibilir_r' (CSR).
perusahaan untuk
mengungkapkan lebih banyak
informasi, karena pemerintah
Hasil ini juga didukung dengan
pengujian statistik lebih lan;ut yang
merupakan badan yang dipercaya oleh
pengungkapan CSR antara perusahaan
rakyat (Said e/ a\.,2009).
pemerintah dan
kepada
Pemerintah yang
juga bertindak
bertujuan untuk membandingkan luas
Berdasarkan hasil
non-pemerintah.
uji beda t-lest (Tabel
sebagai regulator, apabila memiliki
4.10 pada Lampiran), terlihat
bahwa
proporsi saham yang besar pada sebuah
rata-rata luas pengungkapan
antara
perusahaan, maka pemerintah memiliki
perusahaan pemerintah dan perusahaan
kekuatan untuk menekan perusahaan
non-pemerintah berbeda
mematuhi peraturan
signifikan.
pemerintah
V. SIMPULAN,
mengenai CSR.
Hasil
menunjukkan
ml
Juga
DAN SARAN
bahwa perusahaan
5.1 Simpulan
penelitian
negara/pemerintah (BUMN) mendapat
secara
KETERBATASAN,
Berdasarkan
hasil
pengujian
treatment yang berbeda mengenai CSR,
statistik, dapat diambil kesimpulan
karena adanya Peraturan Menteri
Negara BUMN No.: Per-05l}i4.Bul2007
bahwa hanya faktor
pemerintahlah yang
tentang Program Kemitraan BUMN
signifikan terhadap luas pengungkapan
kepemilikan
berpengaruh
dengan Usaha Kecil dan Program Bina
Wahana Akuntansi Jurnal
Volume 4,
Ilmiah
No. l, Juli 2009
91
Jurnal Wahana Akuntansi Volume 4,
CSR
di
No. l, Tahun 2009
antara berbagai mekanisme
Berdasarkan kesimpuian
dan
corporate governance di Indonesia.
keterbatasan penelitian ini, maka saran
5.2 Keterbatasan Penelitian
yang dapat diberikan untuk penelitian
Penelitian ini
keterbatasan yaitu periode
memiliki
selanjutnya adalah periode pengamatan
sebaiknya diperluas, dan rnengurangi
pengamatan terbatas hanya selama satu
unsur subjektivitas dalam
tahun, dan unsur subjektivitas dalam
analys is untuk mengukur pengungkapan
content anall,sis untuk
CSR dengan melibatkan peneliti lain
mengukur
content
pengungkapan CSR.
untuk melakukan penilaian ulang dalam
5.3 Saran
rangka crosscheck.
DAFTAR PUSTAKA
Aghnia, Arifatul. 2007.
"Analisis
Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan
dan Tipe Kepemilikan terhadap
Kualitas Laba dan Luas
Pengungkapan Sukarela". Skripsi
tidak dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Akhtaruddin, M., M. Hossain, dan L.
Yao. 2009. "Corporate Governance
and Voluntary Disclosure in
Corporate Annual Reports of
Malaysian Listed Firms". JAMAR.
Vol. 7 .Number l, hal. l-20.
Alsaeed, Khalid. 2006. "The
Association Between Firm-Specific
Characteristics and Disclosure: The
Case of saudi Arabia". Managerial
Atrditing .Iournal. Vol. 21, No. 5,
hal.476-496
Amran, Azlan dan S. Susela Devi. 2008.
"The Impact Of Government And
Foreign Affiliate Influence On
Corporate Social Reporting (The
Case
Of
Malaysia)". Accounting,
Auditing and Accountability
Journal. Yol. 23, No. 4, hal. 386404.
92
Anggraini, Fr.
RR.
2006
"Pengungkapan Informasi Sosial
dan
Faktor-Faktor
Mempengaruhi
yang
Pengungkapan
Infromasi Sosial dalam Laporan
Keuangan Tahunan (Studi Empiris
pada Perusahaan-Perusahaan yang
Terdaftar pada Bursa Efek
Jakarta)". Simposium Nasional
Akuntansi 9.
Barkemeyer, Ralf. 2007 . "Legitimacy as
a Key Driver and Determinant of
CSR in Developing Countries";
Sustainable DeveLopment Research
Centre. Scotland.
Deegan, Craig. 2002. "Introduction The
Legitimising Effect of Social and
Environmental
Disclosure-a
Theorotical
Foundation".
Accottnting, Auditing and
Accountability Journal. Vol. 15
No. 3, hal. 282-311.
Deegan, Craig dan M. Rankin. 1996.
"Do Australian Companies Report
Environmental News Objectively?
An
Analysis
Disclosures
of
Environmental
Prosecuted
by Firms
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4. No. 1. Juli 2009
PengaruhKarakteristlkCoporate GsvernanceTerhadap Luas Pengungkapan Corporate Sociat Responsibility Siti Mutmainah
Successfully by the Environmental
Protection Authority''. Accounting,
Auditing and Accountability
Journal. Vol. 9, No. 2, hal. 50-67.
Erwansyah, Widy. 2009. "Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan
Informasi
Pertanggungjawaban Sosial pada
Laporan Tahunan Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia". Skripsi
Tidak Dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. SPSS. Analisis
Multivariate Dengan Program
Gray, R., R. Kouhy, dan S. Lavers,
1995. "Corporate Social and
Environmental Reporting A
Review of The Literature and A
Longitudinal Study of UK
Disclosure". Accounting, Auditing
and Accountability Journal. Vol. 8,
No. 2, hal47 -77 .
Jiang, H dan A. Habib. 2009. "The
Impact
of Different types of
Ownership concentration on annual
report voluntary disclosures in New
Zealand". Accounting Research
Journal, Yrl\22 Issue 3 Page 2753A4
Hackston, D", dan M.J. Milne. 1996.
"Some determinants of social and
environmental disclosures in New
Zealand companies". Accounting,
Auditing and Accountability
Journal. Vol. 9, No. l, hal77-108.
Huafang, X dan Y. Jianguo. 2001.
"Ownership Structure, Board
Composition, and Corporate
Voluntary Disclosure Evidence
from Listed Companies in China".
Managerial Auditing Journal. yol.
22. No. 6. Hal 604-619.
Inawesnia, Kania. 2008. "Motif Dibalik
Praktik dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility: Dan Stakeholder
ke Award (Studi Kasus pada PT.
Wahana Akuntansi Jurnal
Undip:
Semarang.
Ghozali, I dan A. Chariri. 2007. Teori
Akuntansi. Badan Penerbit Undip.
Semarang.
Global Reporting Initiative. 2006. ..G3
Guidelines".
http : //www.
g lo b a
lr ep qlLin g. o rg.
diakses 22 Oktober 2009.
Gossling, T dan C Vocht. 2007.,,Social
Role Conception and CSR policy
Success". Journal of Btts iness
Ethics. Vol. 74, hal. 363-372.
Holcim Indonesia, Tbk)". Skripsi Tictak
Dipublikasikan.
Universitas
Diponegoro.
Jensen, Michael C dan W.
H Meckling.
1976. "Theory of the Firm:
Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure".
Journal of Financial Econontics.
Vol. 3. No.4. Hal. 305-360.
Machmud, Novita dan Chaerul D.
Djakman. 2008. "Pengaruh Struktur
Kepemilikan Terhadap
Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial (CSR Disclosure) pada
Laporan Tahunan Perusairaan:
Studi Empiris Pada perusahaan
Publik Yang Tercatat Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2006".
Simposium Nasional Akuntansi I l.
Mahdiyah, Fathimatul. 2008. "Analisis
Karakteristik Perusahaan
dan
Pengungkapan Tanggung Jawab
Sosial dalam Laporan Tahunan
Perusahaan". Skripsi Tidak
Dipublikasikan.
Universitas
Diponegoro.
Makhija, Anil K dan James M. Patton.
2004. "The Impact of Firm
Ownership Structure on Voluntary
Disclosure: Empirical Evidence
from Czech Annual Reports".
Ilmiah
Volume 4, No. l, JuLi 2009
E
JPSS. Badan Penerbit
93
Jumal \VahanaAkuntansi Volume 4,
No. l, Tahun 2009
Journal of Business. Vol. 77. No. 3.
Hal.457-491.
Matoussi, H dan R. Chakroun. 2008.
"Board Composition, Ownership
Structure, and Voluntary Disclosure
in Annual Reports: Evidence from
Tunisia".
Labarotoire
Interdisciplinaire de Gestion
Universite-Enterprise (LIGUE).
ISCAE
M dan S.N. Abdullah. 2004.
"Voluntary Disclosure and
Nasir,
Corporate Governance among
Financially Distressed Firms in
Malaysia". Financial Reporting,
Regulation, and Governance. Vol.
3. No. I
Nugroho, Adianto. 2008. "Pengaruh
Implementasi
Struktw
Kepemilikan, Struktur
Good
Corporate Governance, dan Rasio
Keuangan terhadap Kinerja
Perusahaan Publik di Indonesia
(Studi Kasus pada
perusahaan
Manufaktur yang Listing
di
2002-2006). Skripsi
dipublikasikan.
Diponegoro.
BEI
tidak
Universitas
Poolthong, Y dan R. Mandhachitara.
2A09. "Customer Expectations of
CSR., Perceived Service euality
and Brand Effect in Thai Retail
Banking". International Journal of
Bank Marketing.Yol.2T No. 6. Hal
408-427.
Puspitasari, Daning Apriani. 2009.
"Faktor-faktor yang Memp engaruhi
Pengungkapan Corporate Social
Responsibiitf/ (CSR) pada Laporan
Tahunan Perusahaan di Indonesia".
Slcripsi Tidak
Dipublikasikan.
Universitas Diponegoro.
Rosmasita, H. 2007. "Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Pengungkapan Sosial (Social
Disclosure) Dalam Laporan
94
Keuangan Tahunan
Manufaktur Di
perusahaan
Bursa
Efek
tidak
dipublikasikan. Universitas Islam
Jakarta". Skripsi
Indonesia.
Said, R., Y. Zainuddin, dan H. Haron.
2009. "The Relationship Between
Corporate Social responsibility
Disclosure and Corporate
Govemance Characteristics in
Malaysian
Public
Listed
Companies". Social Responsibilitv
Journal. Vol. 5, No. 2, Hal. Zl2226.
Senrbiring, Eddy Rismanda. 2005.
"Karakteristik Perusahaan dan
Pengungkapan Tanggung jawab
Sosial: Studi Empiris
Perusahaan yang Tercatat
pada
di Bursa
Efek Jakarta". Simposium Nasional
Akuntansi 8. Solo.
Setiawan,
Anita Carolina.
2007.
"Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance terhadap Kinerja
Perusahaan (Tobin's Q)". Skripsi
tidak dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social
Responsibility: From Charity to
Sustainabilily. Salemba 4. Jakarta
Sulastini, Sri. 2007.
Karakteristik
"Pengaruh
Perusahaan terhadap
Social Disclosure Perusahaan
Manufaktur yang Telah Go
Public".
Skripsi
tidak
dipub likasikan. Universitas Negeri
Semarang.
Wijayanti, Deshinta. 2009, "Pengaruh
Karakteristik Perusahaan terhadap
Luas Pengungkapan Perusahaan
(Studi pada Perusahaan Sektor
Keuangan dan Non Keuangan yang
Listing di BEI 2006-200i)". Skripsi
tidak dipublikasikan. Universitas
Diponegoro.
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah
Volume 4, No. l, Juli 2009
J