5. BARU DESALINASI MAKROALGA DAN POTENSINYA SEBAGAI PEMBENAH TANAH TANAH MARJINAL

Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015
DESALINASI DAN KEMAMPUAN MENYIMPAN AIR PADA MAKROALGA SERTA
POTENSINYA UNTUK DIGUNAKAN SEBAGAI PEMBENAH TANAH
*Munifatul Izzati
*Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRAK
Semakin menurunnya luas lahan produktif karena makin meluasnya lahan kritis, maka diperlukan langkah
untuk konservasi lahan tidak produktif. Salah satu strategi untuk mengatasi masalah tersebut adalah
dengan menggunakan bahan pembenah tanah. Material pembenah tanah dapat meningkatkan kemampuan
tanah menahan air. Makroalga merupakan sumber bahan pembenah yang ideal, karena menghasilkan
hidrogel yang mampu mengikat air dalam mumlah besar, sehingga diperkirakan dapat meningkatkan
kemampuan tanah untuk konservasi air. Penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi makroalga
sebagai material untuk memperbaiki kesuburan tanah pasir dan llat. Makroalga yang diujia antara lain
adalah Gracilaria verrucosa, Sargassum sp, Enteromorpha sp, Thallasia sp. dan Najas, sp. Untuk itu
diperlukan uji pendahuluan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa uji desalinasi, perbaikan bahan
organik dan kemampuan menjerap air pada tanah pasir maupun liat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setiap jenis makroalga mempunyai karakteristik yang berbeda. Salinitas awal Gracilaria adalah yang
paling tinggi, yaitu 34 ppt, berturut turut diikuti oleh Sargassum, Enteromorpha, Thallasia, dan Najas
masing masing mempunyai salinitas awal secara beruturutan adalah 30 ppt, 29 ppt, 16 ppt dan 6 ppt.
Setelah 6 hari desalinasi, salinitas Gracilaria turun hingga 3 ppt, sementara makroalga yang lain

salinitasnya dapat diturunkan hingga 2 ppt. Kemampuan menyerap air pada makroalga juga sangat
tinggi, dengan rata rata peningkatan kemampuan menjerap air yang hampir sama pada semua jenis
makroalga yang diuji. Peningkatan kemampuan menyimpan air tersebut mencapai rata rata 10 x dari
kemampuan tanah pasir dalam menyerap air.

dapat meningkatkan kemampuan tanah

PENDAHULUAN
Salah

satu

masalah

ketahanan

menahan air dan memperbaiki sifat fisik,

pangan di Indonesia saat ini adalah semakin


kimia dan biologi tanah.

menurunnya luas lahan produktif. Hal ini

Makroalga merupakan tumbuhan yang kaya

disebabkan karena terjadi alih fungsi lahan

akan hormon pertumbuhan dan pembenah

subur dan makin meluasnya lahan kritis,

tanah (Han

seperti lahan kering dan tanah pasir.

rumput

Masalah dalam bertani di lahan kering dan


pertumbuhan sayuran, buah dan hasil panen

pantai berpasir adalah kelangkaan air dan

lain (Washington dkk., 1999). Tumbuhan

rendahnya kondisi fisik, kimia, dan biologi

jenis ini banyak mengandung nutrient baik

tanah. Oleh karena itu, diperlukan langkah

unsur makro maupun mikro dan juga

untuk

hormone

konservasi


lahan,

agar

dapat

dkk.,

laut

1975).
dapat

pertumbuhan

Penggunaan
menstimulasi

seperti


auksin,

berproduksi secara berkelanjutan. Salah

giberelin dan etilen (Wu, dkk. 1997).

satu strategi untuk mengastasi masalah

Penelitian yang dilakukan oleh Pise dan

tersebut adalah dengan menggunakan bahan

Sabale (2010) menyatakan bahwa ekstrak

pembenah tanah. Material pembenah tanah

makroalga

dapat


meningkatkan

31

DESALINASI DAN KEMAMPUAN MENYIMPAN
Munifatul Izzati 31 – 37
pertumbuhan tanaman Trigonella secara

Diponegoro.

signifikan. Haq dkk (2011) juta telah

digunakan diambil dari daerah sekitar

mengolah

pantai utara Semarang, Jawa Tengah.

beberapa


makroalga

yang

Sampel

makroalga

yang

terdampar di pinggiran pantai menjadi

Spesies

kompos. Thirumaran dkk (2009) telah

kemudian dicuci dengan air tawar sehingga

meneliti aplikasi pupuk organic yang


bersih

berasal dari makroalga, dan ternyata pada

menempel.

Setelah

konsentrasi 20% dapat menghasilkan panen

kemudian

dikeringkan

yang paling tinggi. Sementara itu, dengan

matahari hingga kering. Setelah kering,

ekstrak makroalga jenis Dictyota dichotoma


sampel di kumpulkan kembali kemudian

menunjukkan

mulai dilakukan proses desalinasi. Proses

diberikan

hasil

dalam

yang
dosis

efektif
yang

jike
kecil


makroalga

dari

desalinasi

yang

partikel

diperoleh

partikel

yang

bersih,

sampel


dibawah

dilakukan

sinar

dengan

jalan

(Sasikumar dkk., 2011).

mernimbang sebanyak 5 kg sampel kering

Makroalga yang akan digunakan untuk

dalam wadah plastic yang telah diisi dengan

material pembenah tanah biasanya masih

air

mengandung kadar garam yang cukup

prendaman telah mencapai 1 jam, air

tinggi. Garam yang tersisa pada pembenah

rendaman diukur salinitasnya. Salinitas air

tanah makroalga ini akan berdampak

rendaman ini dicatat sebagai salinitas awal.

negatif terhadap pertumbuhan tanaman

Setelah 24 jam selanjutnya air rendaman

apabila tidak dilakukan proses desalinasi.

diukur

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

rendaman akhir dalam waktu 1 hari. Pada

efektifitas proses desalinasi pada beberapa

hari berikutnya sampel makroalga kembali

spesies makroalga, yang selanjutnya akan

direndam dalam air tawar dan dilakukan

diteliti potensi makroalga sebagai material

pengukuran dan pencatatan seperti pada

untuk memperbaiki kesuburan tanah pasir

hari pertama. Data yang diperoleh diolah

dan atanah liat. Makroalga yang diujia

dengan analisis varians faktor tunnggal,

antara lain adalah Gracilaria verrucosa,

berupa spesies makroalga.

tawar

sebanyak

kembali,

200

dan

liter.

dicatat

Saat

sebagai

Sargassum sp, Enteromorpha sp, Thallasia
sp. dan Najas, sp.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Desalinasi makroalga

METODOLOGI

Hasil

Penelitian ini dilakukan di laboratorium

proses desalinasi pada beberapa spesies

fisiologi tumbuhan di Jurusan Biologi,

makroalga yang akan digunakan sebagai

Fakultas Sains dan Matematika, Universitas

material pembenah tanah dalam penelitian

32

pengamatan

terhadap

efektifitas

Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015
ini

yang

dilakukan

selama

7

hari

pada tabel 1. sebagai berikut:

menghasilkan data sebagaimana tercantum

Tabel 1. Data perubahan salinitas pada proses desalinasi pada beberapa spesies makroalga
yang akan digunakan sebagai material pembenah tanah
MAKROALGA
Rata2
SD
Rata2
Sargassum
SD
Enteromorpha Rata2
SD
Rata2
Thallasia
SD
Rata2
Najas
SD
Gracilaria

1
Aw
34
5.2
30
5.2
9.6
0.5
16
1
6
0

Ak
47
7.5
47
4.3
17
3.7
18
1.5
10
1

LAMA WAKTU PERENDAMAN (hari)
2
3
4
5
6
7
Aw Ak
Aw Ak Aw Ak Aw Ak Aw Ak Aw Ak
20 21.3 19 9.3
6
8
5 6.3
5
3
3
3
2 2.5
1 0.5
0
0
0 0.5
0
0
0
0
22
22
9
9
5 5.3 3.3
4
3
2
2
2
1.5
1
1
1
0 0.5 0.5
0
0
1
0
0
7 8.6
5 5.3
4 4.6
4
3
3
2
2
2
1 0.5
0 0.5
0 0.5
0
0
0
1
0
0
7.3
7.3
4 3.6
3
3
3
3
3
2
2
2
0.5
0.5
0 0.5
0
0
0
0
0
1
0
0
5 6.3
4 4.6
3 3.3
3
3
3
2
2
2
0 0.5
0 0.5
0 0.5
0
0
0
0
0
0

Dari perolehan data yang tercantum pada

akan menurunkan kesuburan tanah, dan

tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa waktu

berdampak pada penurunan Nitrogen (N),

yang dibutuhkan untuk melakukan proses

fosfor (P) dan Potasium (K) (Lakhdar, dkk.,

desalinasi

2009). Tejada dan Gonzales (2006), telah

makroalga

berlangsung

selama

7

kurang
hari.

lebih
Proses

membuktikan

bahwa

meningkatnya

desalinasi yang dilakukan selama 7 hari

kundiktivitas elektris dalam tanah salin

tersebut dapat menghasilkan penurunan

mampu

menurunkan

salinitas yang cukup signifikan. Rata rata

tanah.

Lakhdar,

salinitas yang diperoleh selama 7 hari pada

menyatakan bahwa jumlah garam yang

semua

2,25.

berlebiha dalam tanah akan berpengaruh

Salinitas air rendaman sekitar nilai ini

terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

cukup aman jika akan digunakan sebagai

Pada penelitian ini, pemanfaatan makroalga

pembenah tanah.

Penggunaan material

yang cenderung mempunyai kadar garam

pembenah tanah yang mengandung garam

yang tinggi diberlakukan terlebih dahulu

harus hati hati dalam aplikasinya. Secara

dengan proses desalinasi. Dari proses yang

umum, sudah banyak diketahui bahwa

sudah dilakukan tersebut terjadi penurunan

tanah yang mengandung banyak garam

salinitas

jenis

makroalga

adalah

yang

stabilitas

dkk.

cukup

struktur

(2009)

signifikan

juga

dan

33

DESALINASI DAN KEMAMPUAN MENYIMPAN
Munifatul Izzati 31 – 37
diharapkan aman dapat digunakan sebagai

makroalga ini diharapkan dapat berdampak

material

pada

pembenah

tanah.

Selanjutnya

SALINITAS (ppt)

material pembenah tanah berbahan dasar

peningaktan

kesuburan

tanah,

pertumbuhan dan produktivitas tumbuhan.

40
35
30
25
20
15
10
5
0

salinitas awal
salinitas akhir

SPESIES TUMBUHAN AKUATIK

Gambar 1. Perbedaan penurunan salinitas antara beberapa spesies tumbuhan akuatik
setelah proses desalinasi

SALINITAS AIR RENDAMAN (ppt)

40
35
30

25

Gracilaria

20

Sargassum

15

Enteromorpha

10

Thallasia

5

Najas sp

0
1

2

3

4

5

6

Waktu Desalinasi (Hari)

Gambar 2. Perbedaan proses desalinasi antara beberapal spesies tumbuhan akuatik

34

Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015
Efektifitas dalam menyimpan air

Kemampuan tanah dalam menyimpan air

Salah satu parameter fisik yang perlu

akan mempengaruhi kelembaban tanah

diamati

untuk menjamin suplai nutrient

adalah

efektifitas

dalam

untuk

menyimpan air atau retensi air (Almarshadi

pertumbuhan tanaman. Kemampuan ini

dan Ismail, 2014). Hasil penelitian ini

sangat krusial dalam efisiensi penggunaan

menunjukkan bahwa dari lima tumbuhan

air (Saleth dkk., 2009). Salah satu syarat

akuatik yang diteliti mempunyai perbedaan

pemilihan

kemampuan dalam menyimpan air yang

berdasarkan pada kemampuan menyimpan

sangat signifikan (p